[at] candra
jsutru itu, kita belum membenarkan nibbana, maka itu tidak dapat menggunakan nibbana sebagai bagian dari proposisi. karena kebenarannya/kesalahannya saja belum ada.
ya. untuk jelaskan kebenaran nibbana tersebut dapat melalui 2 cara :
pertama : dengn pengetahuan langsung (pengalaman spiritual)
kedua : dengan logika
mungkin anda masih akan terlalu lama untuk mencapai pengetahuan langsung tentang nibbana
tapi, anda akan dapat lebih cepat mencapai pengetahuan nibbana secara logic. dan ini sudah berarti jelas benar salahnya. misalnya si A tidak pernah melihat nibbana, tapi dia dapat memastikan "mustahil nibbana itu merupakan suatu bilangan, mustahi nibbana itu sesuatu yang terkondisi."
ini disebut kepastian logic