CMIIW:
kalau ga salah sekolah ka****k De Brito Yogya justru berpandangan lebih terbuka soal penampilan ini, boleh gondrong yg penting santun dan prestasi...
*gw juga berpandangan soal gondrong, piercing, tattoo, nge-jeans, t-shirt dll, adalah pilihan seseorang... tidak boleh dikaitkan dengan moralitas dan intelektual seseorang.. justru orang2 yg berpenampilan begitu adalah orang2 yg jujur dengan jati dirinya. Umumnya orang2 yg nekad berpenampilan sesuai kemauannya tsb adalah idealis, dan biasanya orang idealis lbh sukar untuk diajak neko-neko...
Sy mempunyai bbrp pengamatan soal ini, termasuk di kantor saya... (di kantor kami penampilan bebas... ). <--- terkait hal ini, sering tejadi kejadian lucu.. pada awalnya karyawan yg masuk penampilannya formal banget: kemeja lengan panjang, dimasukkin ke celana flanel hitam, sepatu kasual lancip kilat... ternyata dia sendiri yg berpenampilan tsb, bbrp hari kemudian 'gaya'nya sudah berubah, ada yg berubah drastis, ada yg berubah dikit2.. mulai pakai jeans, mulai pakai kemeja lengan pendek.. sampai akhirnya semuanya bebas memakai pakaian yg paling nyaman untuk dirinya...
Ada mungkin yg berpendapat bahwa pakaian yg rapi dan formal untuk mendidik kedisiplinan, menurut saya tidak juga: kantor kami sangat ketat untuk urusan disiplin lainnya, misalnya: absensi, administratif, tanggung jawab kerja, dll...
.. dan masih dalam pengamatan sy juga, kebebasan berpakaian di kantor begini, malah meningkatkan semangat dan inovasi bekerja... rata2 merasa enjoy, nyaman, tidak kaku...
::