1. Sepertinya saat melihat tertutup. Tapi saat mendengar suara aneh itu, mata sudah dalam keadaan terbuka.
2. Samatha dengan mengamati nafas.
Okey, terimakasih atas jawabannya.
jika anda melihat hantu dalam kondisi mata tertutup, mungkin saja itu memang bagian dari manifestasi pikiran. Itulah sebabnya ketika mata anda terbuka, maka obyek gangguannya beralih ke pendengaran. Besar kemungkinan penampakan hantu yang anda maksud adalah hasil dari rangsangan internal, yang tidak berasal dari rangsangan obyek nyata di luar.
Namun, dikarenakan kedua pengalaman yang anda ceritakan di atas tampaknya adalah dua kejadian yang berbeda, maka saya akan membahasnya satu per satu.
Pada pengalaman pertama, yakni tiba-tiba tidak bisa bergerak sewaktu berbaring, saya setuju dengan teman2 yang lain kalau itu adalah fenomena
Sleep Paralysis. Jika memang demikian, saran saya adalah hindarilah meditasi dalam kondisi berbaring. Hal ini dikarenakan jika menggunakan obyek pernafasan dalam meditasi namun dilakukan dengan berbaring, pada tahap tertentu, seseorang bisa tanpa sengaja menjadi tertidur (atau bahkan tidak sadar kalau dirinya sebenarnya telah tertidur). Dalam kondisi seperti ini banyak sekali pengalaman "tak wajar" (saya beri tanda kutip karena sebenarnya pengalaman demikian wajar2 saja, tapi kita biasanya menjadi over-reaktif karena hal tersebut baru pertama kita alami
).
Jika anda mengalami hal demikian lagi, maka kuncinya hanya satu untuk mengatasinya, yaitu jangan panik. Saya sendiri dulu sering mengalami
sleep paralysis. Yang umum saya rasakan adalah seperti mimpi yang tidak bisa berakhir2 (seperti mimpi, kemudian terbangun yang ternyata mimpi, terbangun, yang ternyata mimpi dan seterusnya), kadang2 seperti ditarik ke dunia asing yang berbeda, atapun sekadar dalam kondisi setengar sadar menyadari tubuhnya tidak bisa digerakan. Pengalamannya pun bisa beragam, meski semuanya memilki ciri sama: yaitu sulit menggerakkan tubuh. Biasanya saya hanya menenangkan diri terlebih dahulu, baru kemudian berlahan-lahan menyalurkan tekad untuk bangun. Kalau gagal, coba lagi, dan coba lagi. Kuncinya jangan panik dan terus menerus berusaha untuk menguasai keadaan. Biasanya lama kelamaan sensasinya akan hialng dengan sendirinya. Dalam pengalaman saya (berpuluh2 kali) tidak pernah satu kali pun saya gagal bangun, meski kadang-kadang rasanya sangat lama sekali harus berbaring dalam kondisi tidak bisa bergerak.
Apabila anda tetap merasa yakin kalau ada makhluk halus yang menindih anda, dan merasa ketakutan. Maka anda bisa mencoba cara lain. Pertama-tama, anda meski tetap berusaha untuk tidak panik dan tenang. Kemudian baru cobalah berkonsentrasi, pusatkan perhatian Anda pada satu titik di ulu hati anda. Kemudian bayangkanlah sebuah api kecil pada titik tersebut. Rasakan sensasi hangat/panas pada api tersebut yang terasa di ulu hati (atau dada anda). Setelah mulai terasa kuat, lambat laun bayangkan api itu semakin lama semakin membesar, sehingga sensasi hangat/panas tersebut semakin lama semakin menjalar secara berlahan-lahan dari ulu hati ke seluruh tubuh. Lambat-laun, suhu tubuh anda biasanya akan terus menerus meninggi. Biasanya, ketika anda berhasil mencapai keadaan ini, anda akan lepas dari kondisi paralysis tersebut --ini berdasarkan pengalaman saya pribadi. Dalam mempraktikkan metode ini, kuncinya berada pada sensasi rasa hangat/panasnya,
bukan sekadar visualisasi api itu sendiri. Visualisasi api hanyalah alat bantu. Namun untuk membangkitkan sensasi panas/hangat itu kamu harus berusaha melakukan visualisasi, yang dengan demikian anda
harus berusaha untuk berkonsentrasi. Akan tetapi, kadang-kadang saat kita sedang meditasi dalam postur duduk pun, pengalaman sulit menggerakkan badan juga bisa terjadi, terutama saat kita akan mengakhiri meditasi. Tubuh seperti terasa tercekat dan kaku, agak sulit digerakkan. Biasanya ini dikarenakan tubuh kita menjadi sangat rileks saat meditasi, sehingga terasa membeku. Yang ini pun tidak perlu dikhawatirkan. Mulailah dengan berfokus pada jari-jari tangan anda terlebih dahulu, lalu mulailah menggerakkannya terlebh dahulu. Biasanya jari-jari tangan adalah bagian yang paling mudah digerakkan dulu, ketimbang anggota tubuh yang lain. Baru setelah itu, goyang-goyangkan tubuh secara berlahan-lahan. Biasanya kebekuan tubuh selama meditasi akan hilang pelan-pelan. Baru setelah itu mulailah gerakan tubuh anda secara lebih melebar.
Untuk kejadian yang kedua, yaitu saat anda duduk. Saya pernah mengalami pengalaman yang hampir persis sama, kecuali penampakan hantunya. saya mencermati kalimat anda yang ini: "Saya membayangkan seandainya saya mati dan harus melepas pergi segalanya." Saya pernah mencoba memulai meditasi dengan bayangan yang sama, hasilnya adalah tiba-tiba gelap sesaat dan diikuti dengan rasa panik luar biasa yang muncul mendadak kemudian disertai rasa takut yang amat besar (lebih mirip rasa terancam bahaya). Saat itu saya terdorong oleh ketakutan sangat kuat, sehingga melepaskan diri dari posisi duduk, meski setelah itu tetap dihantui oleh rasa takut. Apalagi jika tempat bermeditasinya gelap dan sepi, maka bayangan akan makhluk halus semakin kuat. Persoalannya sebenarnya terletak pada bayangan anda akan kematian anda sendiri dan harus pergi melepaskan segalanya. Hal ini yang dengan tanpa sadar memicu rasa takut terpendam dalam diri anda. Di dalam alam bawah sadar kita, pada dasarnya kita semuanya takut untuk mati (musnah). Ketakutan akan kematian itu yang memicu reaksi pertahanan diri kita, sehingga kemudian merangsang ingatan-ingatan kita akan hal-hal yang membuat kita takut. Hantu yang anda lihat dalam mata tertutup itu , menurut saya, adalah manifestasi dari rasa takut anda.
Mungkin juga pengalaman anda yang pertama ikut memicu 'penampakan' pada pengalaman yang kedua ini. Dalam hal ini juga, anda perlu mengingat-ingat, khususnya juga untuk pengalaman yang pertama (yaitu saat anda berbaring), sebelumnya ada kejadian atau rangsangan apa yang membangkitkan rasa takut anda.
Oleh karena itu, untuk mengatasi agar hal ini tidak terulang lagi, maka hindari bayangan-bayangan negatif selama anda akan bermeditasi. Hindarilah meditasi dengan obyek pernafasan dalam posisi terbaring. Ambillah posisi yang memungkinkan anda tetap tersadar dan waspada. Cukup rilekskan seluruh tubuh dan batin anda dan alamilah obyek nafas secara wajar tanpa memaksakan diri. Setiap pengalaman apapun yang berada di luar obyek nafas, kenalilah dan kemudian abaikan saja. Selalu kembali ke satu titik secara sadar.
Demikianlah pendapat saya. Mohon maaf jika ada yang kurang berkenaan bagi anda.