Oke
deh bro ... saya coba kasih pendapat yah ...
Thanks
Menurut saya, atta itu adalah "jiwa" yang sebelum Sang Buddha menemukan
kembali kebenarannya, diakui oleh para manusia sebagai sesuatu yang tunggal dan
kekal ...
Saya rasa lebih luas dari itu. Atta itu inti, essen, atau identitas. Inti atau
essen adalah hal terkecil yang tidak dapat diuraikan lagi. Identitas artinya
bukan hal yang lain. Batu misalnya, jika batu punya atta maka batu punya hal
terkecil yang tidak bisa diuraikan lagi menjadi hal lain. Tapi karena Sang
Buddha mengajarkan batu itu terdiri dari 4 elemen utama, jadi batu tidak punya
inti, atau identitas sendiri, tapi bergantung pada hal lainnya.
Sabbe dhamma anatta, dhamma di sini terdiri dari sankhara + nibbana. Sankhara
selalu anatta karena
by definition sankhara itu merupakan gabungan dari
hal-hal lainnya (
coexistence). Nibbana anatta karena nibbana tidak
dibentuk oleh apapun.
Lewat anattalakkhanasutta saya berpendapat bahwa, Sang Buddha sangat
jelas membeberkan kalau "Jiwa" yang mereka maksud tunggal dan kekal itu,
hanyalah kumpulan khanda-khanda dari nama-rupa yang dimana seiring dengan waktu,
terus mengalami perubahan tanpa bisa distop (karena tak ada yang pemilik yang
bisa menghentikan proses tersebut) ...
Saya rasa di sini yang dimaksud Jiwa itu orang, jadi tidak merujuk pada hal
seperti roh. Karena tidak melihat bahwa seseorang itu hanya pancakkhandha,
muncul pandangan bahwa seseorang itu punya inti, essen, atau identitas. Artinya
dalam seseorang kita bisa menemukan sesuatu yang bisa disebut sebagai orang dan
tidak terdiri dari hal lainnya lagi. Tapi karena orang itu hanya pancakkhandha
dan tidak satupun dari khandha-khandha ini yang bisa diidentifikasikan sebagai
orang, artinya kalau muncul sendiri khandha-khandha itu tidak sebut orang, maka
yang namanya orang hanya sebutan.