//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Tertarikkah anda untuk mencapai nibb?na?  (Read 106753 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: Tertarikkah anda untuk mencapai nibb?na?
« Reply #120 on: 07 November 2009, 11:01:30 PM »
tapi hidup gue buktinya happy kok? apakah nibbana lebih happy dari hidup gue sekarang?

tapi gimana kalo nanti masuk neraka? siapa yg masuk neraka?

lho, nibbana itu kan kebahagiaan tertinggi . ...nibbanam paranam sukkham...

kalo merasa lebih bahagia dari nibbana, ibarat lalat yang merasa happy di atas tumpukan kotoran. hehe..



bisa share pengalaman anda mengenai kabahagiaan tertinggi bro?

tak bisa diungkapkan dengan kata-kata.. ;D
 

paling tidak anda tentu bisa share mengenai usaha anda dalam mencapai "yg tak bisa diungkapkan dengan kata-kata" itu

Offline g.citra

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.372
  • Reputasi: 31
  • Gender: Male
  • Hidup adalah Belajar, Belajar adalah Hidup
Re: Tertarikkah anda untuk mencapai nibb?na?
« Reply #121 on: 07 November 2009, 11:55:59 PM »
Pandangan salah tidak dilakukan oleh sesuatu. Pandangan salah muncul dikondisikan oleh avijja. Salah karena tidak sesuai dengan kenyataan.

Lalu yang terkondisi itu apa ?
Juga, yang menilai salah itu apa bro ? :)

Ada tapi tidak punya entitas (atta). Nama-rupa ada tapi gabungannya (sankhara) tidak membentuk sesuatu yang baru dari nama-rupa itu sendiri. Sedangkan nama-rupa juga bukan atta karena nama-rupa tidak bisa muncul sendiri-sendiri tapi harus muncul bersama nama-rupa lainnya. Yang bisa muncul sendiri tanpa berkolaborasi dengan hal lainnya hanya nibbana.

Hehehe ... mgkn saya gak tau arti sebenarnya dari atta ... Bisa dijelaskan apakah atta itu ? :)

Offline g.citra

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.372
  • Reputasi: 31
  • Gender: Male
  • Hidup adalah Belajar, Belajar adalah Hidup
Re: Tertarikkah anda untuk mencapai nibb?na?
« Reply #122 on: 08 November 2009, 12:03:00 AM »
Dengan kilesa, makhluk awam menilai dan menghadapi "kenyataan" ini. Jadi yang mereka lihat adalah diri, aku
Dengan panna, makhluk suci menilai dan menghadapi kenyataan ini. Jadi yang mereka lihat adalah tanpa diri, tanpa aku  

Nah lho ... koq bisa juga yah makhluk suci menilai dan menghadapi ... apanya makhluk suci yang menilai dan menghadapi bro ?
Bukankah hal yang sebenarnya adalah pandangan mereka (para ariya) muncul tidak berdasarkan aku ?
Sementara, mereka masih 'memelihara' khanda-khandanya (walau tidak didasari LDM)
contohnya: para ariya masih makan dan berbuat ...

Offline char101

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 237
  • Reputasi: 13
Re: Tertarikkah anda untuk mencapai nibb?na?
« Reply #123 on: 08 November 2009, 12:05:14 AM »
Pandangan salah tidak dilakukan oleh sesuatu. Pandangan salah muncul dikondisikan oleh avijja. Salah karena tidak sesuai dengan kenyataan.

Lalu yang terkondisi itu apa ?
Juga, yang menilai salah itu apa bro ? :)

Ada tapi tidak punya entitas (atta). Nama-rupa ada tapi gabungannya (sankhara) tidak membentuk sesuatu yang baru dari nama-rupa itu sendiri. Sedangkan nama-rupa juga bukan atta karena nama-rupa tidak bisa muncul sendiri-sendiri tapi harus muncul bersama nama-rupa lainnya. Yang bisa muncul sendiri tanpa berkolaborasi dengan hal lainnya hanya nibbana.

Hehehe ... mgkn saya gak tau arti sebenarnya dari atta ... Bisa dijelaskan apakah atta itu ? :)


Sorry bro, bukan diskusi namanya kalau tiap orang jawab dibalas dengan pertanyaan lagi. Sorry ;D

Offline chingik

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 924
  • Reputasi: 44
Re: Tertarikkah anda untuk mencapai nibb?na?
« Reply #124 on: 08 November 2009, 12:09:16 AM »
tapi hidup gue buktinya happy kok? apakah nibbana lebih happy dari hidup gue sekarang?

tapi gimana kalo nanti masuk neraka? siapa yg masuk neraka?

lho, nibbana itu kan kebahagiaan tertinggi . ...nibbanam paranam sukkham...

kalo merasa lebih bahagia dari nibbana, ibarat lalat yang merasa happy di atas tumpukan kotoran. hehe..



bisa share pengalaman anda mengenai kabahagiaan tertinggi bro?

tak bisa diungkapkan dengan kata-kata.. ;D
 

paling tidak anda tentu bisa share mengenai usaha anda dalam mencapai "yg tak bisa diungkapkan dengan kata-kata" itu

tanpa usaha

Offline g.citra

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.372
  • Reputasi: 31
  • Gender: Male
  • Hidup adalah Belajar, Belajar adalah Hidup
Re: Tertarikkah anda untuk mencapai nibb?na?
« Reply #125 on: 08 November 2009, 12:31:28 AM »
   ...      Perlu diingat di sini bahwa kecenderungan laten akan adanya ‘diri’ sesungguhnya hanya ciptaan pikiran (a creation of mind). Kecenderugan ini dibuat oleh pikiran kita. Dalam praktik Dhamma, kita dilatih untuk melenyapkan kecenderungan laten ini. Latihan yang membawa lenyapnya kecenderungan ini telah dijelaskan dalam Bāhiyasutta dari Udana sebagai berikut:
-   diṭṭhe diṭṭhamattaṃ bhavissati – ketika melihat ini hanya sekedar melihat.
-   sute sutamattaṃ bhavissati – ketika mendengar ini hanya sekedar mendengar.
-   mute mutamattaṃ bhavissati – ketika merasa ini hanya sekedar merasa.
-   viññāte viññātamattaṃ bhavissatī – ketika mengenal (melalui pikiran) ini hanya sekedar mengenal.
Latihan di atas mengajak seseorang untuk melihat segala sesuatu sebagai mana adanya (yathabhūñānadassanaṃ) bahwa segala fenomena sesungguhnya tidak lebih hanya sekedar fenomena yang bebas dari intervensi diri atau entitas tertentu.


Be happy.


Nah lho ... mengenai yang di bold itu, "kita" yang mana bro ? Yang hanya panca khanda inikah ?
Lalu mengenai "Bahiyasutta" :
Melihat sekedar melihat dan mendengar sekedar mendengar, setelah terjadi kontak antara rupa dengan indera dan landasannya, tanpa melanjutnya kepada vedanakah ?
Merasa sekedar merasa, setelah timbul vedana, tanpa melanjutnya kepada sanna kah ?
Mengenal sekedar mengenal, setelah timbul sanna, tanpa melanjutnya kepada sankhara kah ?

Dengan demikian, harus selalu ada 'sati' buat mencegah proses-proses itu berjalankah ? :)

Offline chingik

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 924
  • Reputasi: 44
Re: Tertarikkah anda untuk mencapai nibb?na?
« Reply #126 on: 08 November 2009, 12:35:54 AM »
Dengan kilesa, makhluk awam menilai dan menghadapi "kenyataan" ini. Jadi yang mereka lihat adalah diri, aku
Dengan panna, makhluk suci menilai dan menghadapi kenyataan ini. Jadi yang mereka lihat adalah tanpa diri, tanpa aku  

Nah lho ... koq bisa juga yah makhluk suci menilai dan menghadapi ... apanya makhluk suci yang menilai dan menghadapi bro ?
Bukankah hal yang sebenarnya adalah pandangan mereka (para ariya) muncul tidak berdasarkan aku ?
Sementara, mereka masih 'memelihara' khanda-khandanya (walau tidak didasari LDM)
contohnya: para ariya masih makan dan berbuat ...

jika makhluk suci tidak bisa menilai, mengapa mereka bisa mengatakan apa yang baik dan apa yang tidak baik, apa yang merupakan jalan mulia apa yang bukan jalan mulia. Yang menilai adalah panna-nya
Karena pandangan mereka muncul tidak berdasarkan Aku itu lah maka mereka sanggup mengklasifikasikan apa yang dhamma apa yang bukan dhamma, begitulah cara2 para ariya menilai.
Mereka terlihat seperti memelihara khanda2, tetapi mereka telah mematahkan akar bagi tumbuhnya kesinambungan hukum interdepensi, sehingga khanda2 nya sudah seperti pohon yang bersisa batang dan ranting di mana akarnya telah dipotong.  

Offline g.citra

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.372
  • Reputasi: 31
  • Gender: Male
  • Hidup adalah Belajar, Belajar adalah Hidup
Re: Tertarikkah anda untuk mencapai nibb?na?
« Reply #127 on: 08 November 2009, 12:57:04 AM »
Sorry bro, bukan diskusi namanya kalau tiap orang jawab dibalas dengan pertanyaan lagi. Sorry ;D

Oke deh bro ... saya coba kasih pendapat yah ... :)

Menurut saya, atta itu adalah "jiwa" yang sebelum Sang Buddha menemukan kembali kebenarannya, diakui oleh para manusia sebagai sesuatu yang tunggal dan kekal ... :)

Lewat anattalakkhanasutta saya berpendapat bahwa, Sang Buddha sangat jelas membeberkan kalau "Jiwa" yang mereka maksud tunggal dan kekal itu, hanyalah kumpulan khanda-khanda dari nama-rupa yang dimana seiring dengan waktu, terus mengalami perubahan tanpa bisa distop (karena tak ada yang pemilik yang bisa menghentikan proses tersebut) ...

Adapun terlihat seolah-olah ada yang memilikinya, hanyalah karena adanya proses dari hubungan  rangkaian khanda-khanda tersebut dalam melakukan kontak dengan obyek ...

Namun, apakah memang benar-benar bisa di stop ? Bisa ... Dengan terputusnya rangkaian khanda-khanda tersebut, maka akan terputus pula proses rangkaiannnya ... :)

Diluar dari rupa khanda dan seperti yang saya ketahui, dalam citta (vinnana), ada vedana, sanna dan sankhara yang timbul mengiringi dalam setiap prosesnya ... cetasika inilah "penyakit sekaligus obatnya" ...

Cetasika ini yang selalu mengalami proses timbul tenggelam dengan waktu yang sangat singkat sehingga proses anicca tersebut, menimbulkan bentuk citta yang berbeda-beda dari saat demi saat ...

Oleh karenanya kalau sudah bertekad untuk "tidak menenun", "penyakit" ini mesti ditangulangi dengan "obat" yang adanya juga bersamaan ... Caranya ...yah gak lain dan nggak bukan melatih dan terus berlatih ...

Saya gak pandai menulis jadi kalau tulisan diatas belepotan, harap maklum aja yah ... :)
Kalau memang pendapat saya diatas salah, tolong dikoreksi aja bro, biar gak semakin ngawur ... :))


Offline suyantsai

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 5
  • Reputasi: 1
Re: Tertarikkah anda untuk mencapai nibb?na?
« Reply #128 on: 08 November 2009, 01:43:37 AM »
     Sekitar tiga tahun yang lalu, saya bertemu dengan salah seorang teman saya. Kami berdiskusi kesana kemari hingga pada suatu kesempatan, saya bertanya, "Apa sih yang menjadi tujuan akhir umat Buddha?" Ia pun dengan cepat menjawab, "Tentu nibbāna". Kemudian saya melanjutkan pertanyaan, "Setelah mengetahui nibbāna sebagai tujuan akhir, apakah anda benar-benar tertarik dengan pencapaian tersebut?" Ia berdiam sejenak dan akhirnya menjawab, "Tidak".
     Sekitar tiga hari yang lalu saya dan seorang teman saya mengunjungi seorang guru meditasi di hutan. Pada kesempatan itu, guru meditasi tersebut mengatakan bahwa saat ini meskipun banyak orang yang mempelajari Dhamma, namun sedikit dari mereka yang benar-benar tertarik untuk mencapai nibbāna. Karena inilah, saya ingin teman-teman di DC ini untuk berbagi pengalaman  mengenai hal ini. Ada dua pertanyaan yang ingin saya tanyakan, dan saya berharap anda menjawab dengan sejujurnya:

1. Apakah anda benar-benar tertarik untuk mencapai nibbāna?
2. Jika tertarik, apa yang menjadi penyebabnya?

     Pertanyaan di atas terdengar simple, namun akan sangat berarti khususnya untuk membangunkan kesadaran kita terhadap tujuan terakhir kita sebagai penganut ajaran Buddha.

                                                 May you all be happy
ya saya sangat tertarik klo Nibbana adalah keadaan dimana kita tlah terlepas dari semua kekotoran batin.Tapi klo nibbana berarti tak ada yg bisa kulakukan lagi untuk dunia ini Seperti Sang gautama, saya tidak tertarik untuk saat ini.

Offline Jerry

  • Sebelumnya xuvie
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.212
  • Reputasi: 124
  • Gender: Male
  • Suffering is optional.. Pain is inevitable..
Re: Tertarikkah anda untuk mencapai nibb?na?
« Reply #129 on: 08 November 2009, 02:03:20 AM »
Sang Gautama masih bisa beraktifitas koq.. Melakukan dalam konteks bagaimana? :D
appamadena sampadetha

Offline char101

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 237
  • Reputasi: 13
Re: Tertarikkah anda untuk mencapai nibb?na?
« Reply #130 on: 08 November 2009, 07:57:13 AM »
Oke
deh bro ... saya coba kasih pendapat yah ... :)

Thanks ;D

Quote
Menurut saya, atta itu adalah "jiwa" yang sebelum Sang Buddha menemukan
kembali kebenarannya, diakui oleh para manusia sebagai sesuatu yang tunggal dan
kekal ... :)

Saya rasa lebih luas dari itu. Atta itu inti, essen, atau identitas. Inti atau
essen adalah hal terkecil yang tidak dapat diuraikan lagi. Identitas artinya
bukan hal yang lain. Batu misalnya, jika batu punya atta maka batu punya hal
terkecil yang tidak bisa diuraikan lagi menjadi hal lain. Tapi karena Sang
Buddha mengajarkan batu itu terdiri dari 4 elemen utama, jadi batu tidak punya
inti, atau identitas sendiri, tapi bergantung pada hal lainnya.

Sabbe dhamma anatta, dhamma di sini terdiri dari sankhara + nibbana. Sankhara
selalu anatta karena by definition sankhara itu merupakan gabungan dari
hal-hal lainnya (coexistence). Nibbana anatta karena nibbana tidak
dibentuk oleh apapun.

Quote
Lewat anattalakkhanasutta saya berpendapat bahwa, Sang Buddha sangat
jelas membeberkan kalau "Jiwa" yang mereka maksud tunggal dan kekal itu,
hanyalah kumpulan khanda-khanda dari nama-rupa yang dimana seiring dengan waktu,
terus mengalami perubahan tanpa bisa distop (karena tak ada yang pemilik yang
bisa menghentikan proses tersebut) ... 

Saya rasa di sini yang dimaksud Jiwa itu orang, jadi tidak merujuk pada hal
seperti roh. Karena tidak melihat bahwa seseorang itu hanya pancakkhandha,
muncul pandangan bahwa seseorang itu punya inti, essen, atau identitas. Artinya
dalam seseorang kita bisa menemukan sesuatu yang bisa disebut sebagai orang dan
tidak terdiri dari hal lainnya lagi. Tapi karena orang itu hanya pancakkhandha
dan tidak satupun dari khandha-khandha ini yang bisa diidentifikasikan sebagai
orang, artinya kalau muncul sendiri khandha-khandha itu tidak sebut orang, maka
yang namanya orang hanya sebutan.

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: Tertarikkah anda untuk mencapai nibb?na?
« Reply #131 on: 08 November 2009, 08:45:00 AM »
tapi hidup gue buktinya happy kok? apakah nibbana lebih happy dari hidup gue sekarang?

tapi gimana kalo nanti masuk neraka? siapa yg masuk neraka?

lho, nibbana itu kan kebahagiaan tertinggi . ...nibbanam paranam sukkham...

kalo merasa lebih bahagia dari nibbana, ibarat lalat yang merasa happy di atas tumpukan kotoran. hehe..



bisa share pengalaman anda mengenai kabahagiaan tertinggi bro?

tak bisa diungkapkan dengan kata-kata.. ;D
 

paling tidak anda tentu bisa share mengenai usaha anda dalam mencapai "yg tak bisa diungkapkan dengan kata-kata" itu

tanpa usaha


hmmm.. menarik, apakah ini sama dengan ajaran yg mengatakan JMB8 tidak perlu?

Offline chingik

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 924
  • Reputasi: 44
Re: Tertarikkah anda untuk mencapai nibb?na?
« Reply #132 on: 08 November 2009, 10:16:07 AM »
tapi hidup gue buktinya happy kok? apakah nibbana lebih happy dari hidup gue sekarang?

tapi gimana kalo nanti masuk neraka? siapa yg masuk neraka?

lho, nibbana itu kan kebahagiaan tertinggi . ...nibbanam paranam sukkham...

kalo merasa lebih bahagia dari nibbana, ibarat lalat yang merasa happy di atas tumpukan kotoran. hehe..



bisa share pengalaman anda mengenai kabahagiaan tertinggi bro?

tak bisa diungkapkan dengan kata-kata.. ;D
 

paling tidak anda tentu bisa share mengenai usaha anda dalam mencapai "yg tak bisa diungkapkan dengan kata-kata" itu

tanpa usaha


hmmm.. menarik, apakah ini sama dengan ajaran yg mengatakan JMB8 tidak perlu?
tergantung,
karena JMB di sini perlu sekaligus tidak
perlu karena tanpa JMB8 tidak mungkin dapat tercerahkan
tidak karena perbuatan ucapan dan pikirannya telah selaras dengan JMB8
« Last Edit: 08 November 2009, 10:18:24 AM by chingik »

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: Tertarikkah anda untuk mencapai nibb?na?
« Reply #133 on: 08 November 2009, 10:21:18 AM »
tapi hidup gue buktinya happy kok? apakah nibbana lebih happy dari hidup gue sekarang?

tapi gimana kalo nanti masuk neraka? siapa yg masuk neraka?

lho, nibbana itu kan kebahagiaan tertinggi . ...nibbanam paranam sukkham...

kalo merasa lebih bahagia dari nibbana, ibarat lalat yang merasa happy di atas tumpukan kotoran. hehe..



bisa share pengalaman anda mengenai kabahagiaan tertinggi bro?

tak bisa diungkapkan dengan kata-kata.. ;D
 

paling tidak anda tentu bisa share mengenai usaha anda dalam mencapai "yg tak bisa diungkapkan dengan kata-kata" itu

tanpa usaha


hmmm.. menarik, apakah ini sama dengan ajaran yg mengatakan JMB8 tidak perlu?
tergantung,
karena JMB di sini perlu sekaligus tidak
perlu karena tanpa JMB8 tidak mungkin dapat tercerahkan
tidak karena perbuatan ucapan dan pikirannya telah selaras dengan JMB8

meskipun menggunakan kata ganti -nya, tapi kita di sini sedang membicarakan praktik anda yg tanpa usaha, jadi apakah anda mengonfirmasi bahwa perbuatan ucapan dan pikiran anda selaras dengan JMB8? maaf, tidak perlu dijawab kalo bersifat pribadi

Offline chingik

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 924
  • Reputasi: 44
Re: Tertarikkah anda untuk mencapai nibb?na?
« Reply #134 on: 08 November 2009, 11:12:26 AM »
tapi hidup gue buktinya happy kok? apakah nibbana lebih happy dari hidup gue sekarang?

tapi gimana kalo nanti masuk neraka? siapa yg masuk neraka?

lho, nibbana itu kan kebahagiaan tertinggi . ...nibbanam paranam sukkham...

kalo merasa lebih bahagia dari nibbana, ibarat lalat yang merasa happy di atas tumpukan kotoran. hehe..



bisa share pengalaman anda mengenai kabahagiaan tertinggi bro?

tak bisa diungkapkan dengan kata-kata.. ;D
 

paling tidak anda tentu bisa share mengenai usaha anda dalam mencapai "yg tak bisa diungkapkan dengan kata-kata" itu

tanpa usaha


hmmm.. menarik, apakah ini sama dengan ajaran yg mengatakan JMB8 tidak perlu?
tergantung,
karena JMB di sini perlu sekaligus tidak
perlu karena tanpa JMB8 tidak mungkin dapat tercerahkan
tidak karena perbuatan ucapan dan pikirannya telah selaras dengan JMB8

meskipun menggunakan kata ganti -nya, tapi kita di sini sedang membicarakan praktik anda yg tanpa usaha, jadi apakah anda mengonfirmasi bahwa perbuatan ucapan dan pikiran anda selaras dengan JMB8? maaf, tidak perlu dijawab kalo bersifat pribadi
saya tidak sedang mengkonfirmasi tentang perbuatan ucapan dan pikiran saya.
Tanpa usaha-> karena saya blm berusaha
tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata -> karena blm usaha, bgm bisa saya ungkapkan?
kebahagiaan tertinggi Nibbana--> Karena makhluk yang diliputi oleh kilesa adalah dukkha, maka dengan lenyapnya kilesa, tidak mungkin ada dukkha lagi, karena tidak ada dukkha, maka disebut sukkham. Jadi walaupun belum mengalami nibbana paranam sukkham, kita sudah mendapat gambaran bahwa dengan berakhirnya dukkha tentu adalah sukkham.

Maka kebahagiaan yang apabila masih terdapat kilesa tidak dapat disebut kebahagiaan, tetapi hanya sebagai sensasi-sensasi senang belaka yang selalu muncul dan lenyap, yang tetap masih dalam lingkup dukkha (penderitaan), Karena masih merupakan dukkha ,bagaimana bisa disebut sukkha?     ;D



 ;D

 

anything