//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Debat  (Read 5784 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline hariyono

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 253
  • Reputasi: 17
Debat
« on: 05 November 2009, 06:52:54 PM »
Jika kita bertindak dan berbicara keras ketika kita pikir bahwa diri kita benar , masalah apa yang akan muncul ?

Ketika kita pikir bahwa diri kita benar , kita tidak berhenti berbantah sampai kita menang .
Jika kita mendesak terlalu kuat , kita merusak persahabatan kita dengan orang lain .
Ungkapan bahwa " mereka yang memegang kebenaran tidak harus mengampuni orang lain "
berati bahwa kita terus berbantah mati-matian ketika kita pikir diri kita benar ,
karena kita melekat pada prinsip kita sendiri .
Namun ,
ini keliru,
karena inilah cara makhluk hidup menciptakan karma buruk .
Semua makhluk harus kita pertimbangkan .
Ketika kita menapaki jalan pengembangan bathin ,
kita juga harus membiarkan mahkluk hidup lain mengembangkan karma baik .
Oleh karena itu ,
Ketika keadilan ada di pihak Anda , Anda harus berbicara lembut .

sadhu. sadhu. sadhu.

Offline Peacemind

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 970
  • Reputasi: 74
Re: Debat
« Reply #1 on: 05 November 2009, 07:59:41 PM »
Benar sekali... Selain itu, anggapan bahwa diri kita yang paling benar yang mana acap kali menimbulkan perdebatan muncul sesungguhnya karena kemelekatan kita terhadap pandangan tertentu. Perdebatan yang berakar pada kemelekatan ini bukan hanya menjadi penyebab bertambahnya kamma buruk, tapi juga sering memicu konflik sosial dan yang paling penting, perdebatan semacam ini menjadi batu penghalang bagi kemajuan batin kita dalam menuju pembebasan sejati.

Be happy.

Offline char101

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 237
  • Reputasi: 13
Re: Debat
« Reply #2 on: 05 November 2009, 09:00:32 PM »
When dwelling on views
   as "supreme,"
a person makes them
the utmost thing
in the world,
&, from that, calls
all others inferior
and so he's not free
from disputes.
When he sees his advantage
in what's seen, heard, sensed,
or in precepts & practices,
seizing it there
he sees all else
as inferior.

That, too, say the skilled,
is a binding knot: that
in dependence on which
you regard another as inferior.

So a monk shouldn't be dependent
   on what's seen, heard, or sensed,
   or on precepts & practices;
nor should he conjure a view in the world
   in connection with knowledge
   or precepts & practices;
shouldn't take himself
   to be "equal";
shouldn't think himself
   inferior or superlative.

Abandoning what he had embraced,
abandoning self, not clinging,
he doesn't make himself dependent
even in connection with knowledge;
doesn't follow a faction
among those who are split;
doesn't fall back
on any view whatsoever.

One who isn't inclined
toward either side
         — becoming or not-, here or beyond —
who has no entrenchment
when considering what's grasped among doctrines,
hasn't the least
preconceived perception
with regard to what's seen, heard, or sensed.
By whom, with what,
should he be pigeonholed
here in the world?
   — this brahman
   who hasn't adopted views.

They don't conjure, don't yearn,
don't adhere even to doctrines.

A brahman not led
by precepts or practices,
gone to the beyond
   — Such —
   doesn't fall back.

http://www.accesstoinsight.org/tipitaka/kn/snp/snp.4.05.than.html

Offline char101

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 237
  • Reputasi: 13
Re: Debat
« Reply #3 on: 05 November 2009, 09:05:16 PM »
Bukankah "penyektean" (ejaannya sudah diverifikasi oleh Guru Dhammasiri lho ;) ) bertentangan dengan sutta di atas - conjure a view in the world in connection with knowledge or precepts & practices.
« Last Edit: 05 November 2009, 09:13:07 PM by char101 »

Offline char101

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 237
  • Reputasi: 13
Re: Debat
« Reply #4 on: 05 November 2009, 09:09:46 PM »
"Only here is there purity"
   — that's what they say —
"No other doctrines are pure"
   — so they say.
Insisting that what they depend on is good,
they are deeply entrenched in their personal truths.

Seeking controversy, they plunge into an assembly,
regarding one another as fools.
Relying on others' authority,
they speak in debate.
Desiring praise, they claim to be skilled.

http://www.accesstoinsight.org/tipitaka/kn/snp/snp.4.08.than.html


Offline dhammasiri

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 465
  • Reputasi: 44
  • Gender: Male
Re: Debat
« Reply #5 on: 05 November 2009, 09:11:47 PM »
Bukankah pen-sekte-an (benar tidak ya ejaannya ;D) bertentangan dengan sutta di atas - conjure a view in the world in connection with knowledge or precepts & practices.
Ejaan yang benar adalah "Penyektean".
Kedamaian dunia tidak akan tercapai bila batin kita tidak damai

Offline char101

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 237
  • Reputasi: 13
Re: Debat
« Reply #6 on: 05 November 2009, 09:12:01 PM »
"Dwelling on
their own views,
quarreling,
different skilled people say:
'Whoever knows this, understands Dhamma.
Whoever rejects this, is
      imperfect.'
Thus quarreling, they dispute:
'My opponent's a fool & unskilled.'
Which of these statements is true
when all of them say they are skilled?"
"If, in not accepting
an opponent's doctrine,
one's a fool, a beast of inferior discernment,
then all are fools
of inferior discernment —
all of these
who dwell on their views.
But if, in siding with a view,
one's cleansed,
with discernment made pure,
   intelligent, skilled,
then none of them
are of inferior discernment,
for all of them
have their own views.

http://www.accesstoinsight.org/tipitaka/kn/snp/snp.4.13.than.html

Jadi kalau kita bilang orang yang tidak menerima pandangan kita bodoh maka kita juga bodoh karena tidak menerima pandangan mereka ;D

Offline Yumi

  • Sebelumnya snailLcy
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.353
  • Reputasi: 123
  • Gender: Female
  • Good morning, Sunshine..
Re: Debat
« Reply #7 on: 05 November 2009, 09:37:16 PM »
Quote
Jadi kalau kita bilang orang yang tidak menerima pandangan kita bodoh maka kita juga bodoh karena tidak menerima pandangan mereka ;D

maksudny gmn ko char?
Bs tlg terjemahin kutipan ko yg english semua di atas? Thx.
Para bhikkhu, fajar berwarna kuning keemasan adalah pertanda awal terbitnya matahari.
Demikian pula, kesempurnaan sila adalah awal timbulnya Jalan Mulia Berunsur Delapan.
~Silasampada Sutta - Suryapeyyala~

Offline ian chen

  • Teman
  • **
  • Posts: 92
  • Reputasi: 15
  • Gender: Male
Re: Debat
« Reply #8 on: 05 November 2009, 09:42:57 PM »
hueeehhhh ngak mau debat lagi ahhh..... ^^

Offline pannadevi

  • Samaneri
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.960
  • Reputasi: 103
  • Gender: Female
Re: Debat
« Reply #9 on: 05 November 2009, 09:48:41 PM »
 [at]  Bro Ian Chen yg baik,
mohon jangan ikut2an urusan orang ya...

pls...

sebaiknya anda lewat perkenalan dlu, sebelum ditegur...(sekali lagi sorryyyyy....)
mettacittena,

Offline ian chen

  • Teman
  • **
  • Posts: 92
  • Reputasi: 15
  • Gender: Male
Re: Debat
« Reply #10 on: 05 November 2009, 09:51:02 PM »
hihihihi samaneri maap yo all

Offline dhammasiri

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 465
  • Reputasi: 44
  • Gender: Male
Re: Debat
« Reply #11 on: 05 November 2009, 10:45:51 PM »
Bukankah "penyektean" (ejaannya sudah diverifikasi oleh Guru Dhammasiri lho ;) ) bertentangan dengan sutta di atas - conjure a view in the world in connection with knowledge or precepts & practices.
Wah jangan begitu dong. Kita di sini sama-sama belajar. Tidak ada yang jadi guru dan tidak ada yang jadi murid. Karena mulanya anda bertanya tentang ejaan yang benar ya, saya beritahu apa yang saya tahu.
Thanks
Kedamaian dunia tidak akan tercapai bila batin kita tidak damai

Offline char101

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 237
  • Reputasi: 13
Re: Debat
« Reply #12 on: 05 November 2009, 11:00:45 PM »
 [at] Yumi, berikut terjemahan saya, tidak dijamin 100% benar (yah 75% paling bagus, tapi saya harap tidak mengubah arti yang sebenarnya)

Ketika memegang pandangan sebagai "yang tertinggi",
seseorang membuat pandangan-pandangan itu sebagai hal terutama di dunia,
dan berdasarkan hal itu, mengatakan hal lain sebagai lebih rendah
sehingga ia tidak lepas dari sengketa.
Ketika ia melihat keuntungan,
pada apa yang dilihat, didengar, dirasakan,
atau pada aturan dan praktek,
memegang semua hal itu,
ia melihat hal lainnya sebagai lebih rendah.

Itu juga, kata orang bijaksana,
adalah simpul ikatan: bahwa bergantung pada hal itu
kau melihat orang lain sebagai lebih rendah.

Jadi seorang bhikkhu tidak boleh tergantung
  pada apa yang dilihat, didengar, atau dirasakan,
  atau pada aturan dan praktek;
juga tidak seharusnya dia membuat pandangan di dunia
  terhadap pengetahuan atau aturan atau praktek;
tidak seharusnya dia menganggap dirinya "sama";
tidak seharusnya dia menggaggap dirinya lebih rendah atau lebih tinggi/

Meninggalkan apa yang dijunjungnya,
meninggalkan diri, tidak bergantung,
ia tidak membuat dirinya tergantung
bahkan terhadap pengetahuan;
tidak mengikuti kalangan tertentu
di antara mereka yang telah terpecah;
tidak jatuh pada pandangan apapun.

Seseorang yang tidak mengarah
pada kedua pihak
    -- ada atau tidak, di sini atau di sana --
tidak memiliki celah
ketika merenungkan apa yang telah diketahui di antara ajaran-ajaran,
tidak memiliki pandangan sedikitpun
terhadap apa yang dilihat, diedengar, atau dirasakan.
Oleh siapa, dengan apa,
ia bisa dilabeli
di dunia ini?
    -- brahma ini
      yang tidak memiliki pandangan
      
Mereka tidak membuat atau menginginkan,
tidak tergantung bahkan pada ajaran.

Seorang brahma tidak dipimpin
oleh aturan atau praktek,
pergi ke seberang
    -- orang seperti itu
      tidak jatuh lagi.
      
http://www.accesstoinsight.org/tipitaka/kn/snp/snp.4.05.than.html

"Hanya di sini ada kesucian"
  -- itu yang mereka katakan --
"Tidak ada ajaran lain yang murni"
  -- demikian kata mereka.
Memaksakan bahwa apa yang mereka percayai adalah benar,
mereka sangat terperusuk pada kebenaran pribadi.

Mencari kontroversi, mereka datang ke tempat-tempat ramai,
melihat satu sama lain sebagai orang bodoh.
Bergantung pada pengetahuan orang lain,
mereka berbicara dalam debat.
Menginginkan pujian, mereka menyatakan diri sebagai ahli.

http://www.accesstoinsight.org/tipitaka/kn/snp/snp.4.08.than.html

"Berdiam dalam,
pandangannya sendiri,
bertengkar,
tiap-tiap akhi mengatakan:
'Siapa pun yang mengetahui ini, mengerti Dhamma.
 Siapa pun yang menolah ini, memiliki kesalahan.'
Bertengkar seperti itu, mereka rusuh:
'Lawan [bicaraku] bodoh dan tidak kompeten.'
Pernyataan mana yang benar jika mereka semua mengatakan
bahwa mereka semua adalah ahli?"

"Jika, dengan tidak menerima ajaran dari pihak lain,
seseorang itu bodoh, monster dengan pengetahuan yang rendah,
maka mereka semua itu bodoh
memiliki pengetahuan yang rendah --
mereka semua
yang berdiam dalam pandangannya sendiri.
Tapi jika, ketika perpihak dengan pandangan,
seseorang itu bersih,
dengan pengetahuan murni,
pintar, ahli,
maka tidak ada yang memiliki pengetahuan yang rendah,
karena mereka semua
memiliki pandangannya masing-masing.

http://www.accesstoinsight.org/tipitaka/kn/snp/snp.4.13.than.html

Offline char101

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 237
  • Reputasi: 13
Re: Debat
« Reply #13 on: 05 November 2009, 11:12:08 PM »
Bukankah "penyektean" (ejaannya sudah diverifikasi oleh Guru Dhammasiri lho ;) ) bertentangan dengan sutta di atas - conjure a view in the world in connection with knowledge or precepts & practices.
Wah jangan begitu dong. Kita di sini sama-sama belajar. Tidak ada yang jadi guru dan tidak ada yang jadi murid. Karena mulanya anda bertanya tentang ejaan yang benar ya, saya beritahu apa yang saya tahu.
Thanks

Saya tulis Guru untuk menunjukkan interest Anda terhadap ejaan :) , tapi maaf postnya tidak bisa saya ubah lagi (tidak ada link modifynya-mungkin karena sudah diquote). Maaf juga kalau Anda merasa tidak nyaman dengan label tersebut :)

Offline dhammasiri

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 465
  • Reputasi: 44
  • Gender: Male
Re: Debat
« Reply #14 on: 05 November 2009, 11:19:06 PM »
hueeehhhh ngak mau debat lagi ahhh..... ^^
Jangan kuatir untuk nimbrung di sini. Tidak ada yang perlu ditakuti. Kita sama-sama belajar, kita juga sama-sama anggota forum ini. Sepanjang kita tidak melanggar norma yang ditetapkan oleh moderator, sepanjang itu pula, kita adalah anggota yang baik, patuh pada hukum forum ini.
Kedamaian dunia tidak akan tercapai bila batin kita tidak damai