Bisnis/usaha berkembang atau menurun adalah akibat dari berbagai sebab, misalnya kegigihan, kepandaian, kamma, dsb.
Dhamma sama sekali tidak menjamin usaha seseorang berkembang, tetapi membuat bathin seseorang yang berkembang (jika dilaksanakan dengan benar). Jadi sebetulnya tidak ada hubungan langsung antara menerapkan prinsip2 dhamma, kemudian bisnis bisa bertahan, dan semua kembali ke diri kita yang memutuskan, "maukah tetap menerapkan prinsip dhamma, walaupun usaha menurun?".
Hubungan tidak langsungnya adalah dengan menerapkan prinsip dhamma, maka kita tetap memilih perbuatan2 yang bermanfaat yang tentu saja akan membuahkan kebahagiaan di masa depan (yang belum tentu juga berupa bisnis berkembang, bisa saja berkembangnya sifat 'merelakan' atau bahkan kesucian).