//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: BERKELANA  (Read 1890 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline Lily W

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 5.119
  • Reputasi: 241
  • Gender: Female
BERKELANA
« on: 30 August 2007, 04:56:31 PM »
BERKELANA

   Suatu sore yang cerah, di bawah sebuah pohon yang rindang, seorang kelana duduk bersandar sambil merenungkan tiga buah mustika. Agak jauh di kiri-kanannya dan belakangnya terpancang beberapa pohon yang besar dan kecil serta rumput-rumputan dan alang-alang. Di depannya, dengan tak berdaya tergolek sebuah kolam yang sarat dengan bunga teratai. Air kolam beriak, bergelombang tiada hentinya.
   Tertampak olehnya, di dasar kolam itu penuh dengan lumpur, berbagai kuncup teratai yang baru mulai tumbuh, sebagian sedang dimakan dan digigit oleh kura-kura dan ikan; teratai yang cukup kuat, bahkan untuk tumbuh ke permukaan air kolam menikmati cahaya mentari, bahkan ada satu di antaranya, teratai yang putih besar yang telah mekar dengan sempurna.
   Pikiran orang pengelana itu lebih tergerak lagi, ia merenungkan lebih mendalam bahwa kolam tersebut ibarat bumi yang dihuni oleh kita semua, di dalam lumpur kebodohan kita tumbuh, dan dibanjiri oleh air hawa nafsu. Di dunia ini, beberapa di antara kita telah cukup kritis akibat gigitan kura-kura kegelapan batin dan oleh gigitan ikan-ikan hawa nafsu. Namun, memang, tak perlu kita pungkiri, beberapa cukup ‘beruntung’ dapat ‘muncul’ dan hidup mendapat penerangan cahaya Dhamma.
   Diliputi oleh kegelapan batin dan hawa nafsu kita semua tak henti-hentinya pontang-panting di dalam roda kelahiran dan kematian. Demikian ibarat air kolam yang tak hentinya bergelombang terus.
   Orang kelana itu semakin asyik dalam renungannya, lebih lanjut ia berkata dalam batinnya:...
   Aku telah lama mengembara melintasi gurun-gurun nan tandus, hujan lebat berduridan berbatu cadas, gunung yang tinggi dan dingin pun pernah kujelajah serta samudra yang luas kusebrangi, bahkan istana kerajaan bersama dewi-dewi dan kebun serta ladangnya yang menyenangkan pernah kualami. Karena kebutaanku akan ilmu tanaman dan bingung di dalam membedakan mana benih yang baik dan buruk di dalam pengembaraanku , telah kusebar benih-benih itu dan di dalam pengembaraanku itu pula telah kupetik sebagian hasilnya…
   Ibarat roda, ketika sedang di atas kita Berjaya, namun ketika sedang di bawah kita runtuh; nama baik dan nama buruk, pujian dan celaan, keuntungan dan kerugian serta suka dan duka akan di tuai/panen sesuai dengan benih-benih yang telah kutanam. Aku yakin bahwa hal ini bukanlah teori kemungkinan atau teori peluang, namun karena aku telah membuat Sebab yaitu menanam benih maka akulah yang menuai hasilnya…
   Akhirnya setelah berjuta gurun kulalui, berjuta gunung dan hutan kutempati dan kuterobos, berbagai kebun indah kunikmati, kini … aku tiba dikebun yang sejuk ini. Aku mengerti sungguh sulit untuk tiba di kebun ini … ibarat kura-kura buta di tengah samudra yang muncul ke permukaan hanya untuk memasukkan kepalanya ke sebuah lubang di kayu yang terombang-ambing ombak.
   Telah beratus gunung muncul dan lenyap, telah beribu hari datang dan pergi, telah berapapun mentari timbul dan tenggelam, telah bertahun-tahun waktu bergulir dan di tahun yang baru saja berlalu, benih yang kusemai telah tumbuh sebagian, sementara itu akupun menanam benih-benih baru…
   Tampak olehku … di kebun yang indah ini, kebunku ini telah banyak alang-alang yang tumbuh, menggerogoti keindahan pohon bunga yang semerbak, pohon mangga yang buahnya ranum, dan pohon kelapa serta pohon salak.
   Alang-alang yang bodoh tumbuh semau gue, alang-alang yang serakah menyerap makanan di sekitarnya, alang-alang yang tidak senang akan pertumbuhan pohon di sekitarnya telah demikian banyak tersebar di kebunku, mungkin dalam tahun yang baru lalu pun demikian, aku perlu siap sedia melihat hasil aksi alang-alang itu…
   Pengembaraanku sungguh masih jauh dan masih berliku-liku untuk mencapai tujuanku yaitu terlepas dari pengembaraan, Agar di dalam pengembaraan ini tidak merana, aku perlu mempersiapkan bekal yang baik. Perlu kuhancurkan pula alang-alang di kebunku. Dan aku bertekad akan menyebar dan menanam benih-benih yang baik, yang indah, indah di awal, indah di pengembaraan dan indah di akhirnya…
Akan kugapai dan kucapai teratai putih besar yang sedang mekar di kolam berlumpur di mukaku itu…


DHAMMA STUDY GROUP, BOGOR
1 Januari 1989

 _/\_  :lotus:
~ Kakek Guru : "Pikiran adalah Raja Kehidupan"... bahagia dan derita berasal dari Pikiran.
~ Mak Kebo (film BABE) : The Only way you'll find happiness is to accept that the way things are. Is the way things are