//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Yuganaddhakath? (Penjelasan Tentang Berpasangan)  (Read 2004 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

cunda

  • Guest
Yuganaddhakath? (Penjelasan Tentang Berpasangan)
« on: 20 January 2009, 04:26:04 PM »
Namaste suvatthi hotu

Dengan ini aku kutipan Yuganaddhakathā (Penjelasan berpasangan) tentang Vipassana (meditasi Pencerahan) dan Samatha (meditasi Ketenangan), seperti tertera dalam:

Khuddakanikāye; Paṭisambhidāmaggapāḷi; 2. Yuganaddhavaggo; 1. Yuganaddhakathā


Evaṃ me sutaṃ –
ekaṃ samayaṃ āyasmā ānando kosambiyaṃ viharati ghositārāme.


Demikianlah aku dengar:
Pada suatu ketika Āyasmā Ānanda bermukim di Taman Ghosita di Kosambi. 
 

Tatra kho āyasmā ānando bhikkhū āmantesi –
‘‘āvuso bhikkhavo’’ti.
‘‘Āvuso’’ti kho te bhikkhū āyasmato ānandassa paccassosuṃ.


Di sana Āyasmā Ānanda menyapa kepada para Bhikkhu:
”Saudara-saudara para Bhikkhu semua”.
”Saudara” mereka menjawab sapaan Āyasmā Ānanda. 


Āyasmā ānando etadavoca –
 ‘‘Yo hi koci, āvuso, bhikkhu vā bhikkhunī vā mama santike arahattapattaṃ byākaroti, sabbaso catūhi maggehi etesaṃ vā aññatarena.
Katamehi catūhi?


Āyasmā Ānanda berkata begini:
”Saudara, siapapun dia, baik bhikkhu ataupun bhikkhunī yang menyatakan pencapaian ke-arahat-an di hadapan saya, semuanya melalui salah satu dari empat jalan ini”.
Apakah yang empat itu? 


‘‘Idhāvuso, bhikkhu samathapubbaṅgamaṃ vipassanaṃ bhāveti. Tassa samathapubbaṅgamaṃ vipassanaṃ bhāvayato maggo sañjāyati.
So taṃ maggaṃ āsevati bhāveti bahulīkaroti.
Tassa taṃ maggaṃ āsevato bhāvayato bahulīkaroto saññojanāni pahīyanti, anusayā byantīhonti.


Di sini saudara, seorang bhikkhu mengembangkan Vipassana yang didahului oleh Samatha, Padanya Jalan (magga) dicapai dari pengembangan Vipassana yang didahului oleh Samatha.
Ia akrab pada Jalan tersebut, mengembangkan dan banyak melakukannya.
Padanya yang akrab pada Jalan tersebut, mengembangkan dan banyak melakukannya akan menanggalkan belenggu dan melenyapkan noda laten. 


‘‘Puna caparaṃ, āvuso, bhikkhu vipassanāpubbaṅgamaṃ samathaṃ bhāveti. Tassa vipassanāpubbaṅgamaṃ samathaṃ bhāvayato maggo sañjāyati.
So taṃ maggaṃ āsevati bhāveti bahulīkaroti.
Tassa taṃ maggaṃ āsevato bhāvayato bahulīkaroto saññojanāni pahīyanti, anusayā byantīhonti.


Kemudian saudara, seorang bhikkhu mengembangkan Samatha yang didahului oleh Vipassana. Padanya Jalan (magga) dicapai dari pengembangan Samatha yang didahului oleh Vipassana.
Ia akrab pada Jalan tersebut, mengembangkan dan banyak melakukannya.
Padanya yang akrab pada Jalan tersebut, mengembangkan dan banyak melakukannya akan menanggalkan belenggu dan melenyapkan noda laten. 


‘‘Puna caparaṃ, āvuso, bhikkhu samathavipassanaṃ yuganaddhaṃ bhāveti. Tassa samathavipassanaṃ yuganaddhaṃ bhāvayato maggo sañjāyati.
So taṃ maggaṃ āsevati bhāveti bahulīkaroti.
Tassa taṃ maggaṃ āsevato bhāvayato bahulīkaroto saññojanāni pahīyanti, anusayā byantīhonti.


Kemudian saudara, seorang bhikkhu mengembangkan gabungan Samatha dan Vipassana. Padanya Jalan (magga) yang dicapai dari pengembangan gabungan Samatha dan Vipassana.
Ia akrab pada Jalan tersebut, mengembangkan dan banyak melakukannya.
Padanya yang akrab pada Jalan tersebut, mengembangkan dan banyak melakukannya akan menanggalkan belenggu dan melenyapkan noda laten. 


‘‘Puna caparaṃ, āvuso, bhikkhuno dhammuddhaccaviggahitaṃ mānasaṃ hoti. So, āvuso, samayo yaṃ taṃ cittaṃ ajjhattameva santiṭṭhati sannisīdati ekodi hoti samādhiyati.
Tassa maggo sañjāyati.
So taṃ maggaṃ āsevati bhāveti bahulīkaroti. Tassa taṃ maggaṃ āsevato bhāvayato bahulīkaroto saññojanāni pahīyanti, anusayā byantīhonti.


Kemudian saudara, Pikiran para bhikkhu menjadi terkendali akan kegelisahan terhadap Dhamma. Dia o saudara, pada suatu saat di sebelah dalam, batin menjadi kokoh berdiri, tenang, menunggal dan terpusat.
Padanya Jalan telah tercapai. 
Ia akrab pada Jalan tersebut, mengembangkan dan banyak melakukannya.
Padanya yang akrab pada Jalan tersebut, mengembangkan dan banyak melakukannya akan menanggalkan belenggu dan melenyapkan noda laten.   


‘‘Yo hi koci, āvuso, bhikkhu vā bhikkhunī vā mama santike arahattapattaṃ byākaroti, sabbaso imehi catūhi maggehi, etesaṃ vā aññatarenā’’ti.

”Saudara, siapapun dia, baik bhikkhu ataupun bhikkhunī yang menyatakan pencapaian kearahatan di hadapan saya, semuanya melalui salah satu dari empat jalan ini”.   


Sādhu sādhu sādhu


thuti

cunda

  • Guest
Re: Yuganaddhakath? (Penjelasan Tentang Berpasangan)
« Reply #1 on: 20 January 2009, 04:52:35 PM »
namaste suvatthi hotu


maaf ternyata sudah pernah dimuat

lock aja deh mod Indra

thuti

Offline akuilusi

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 37
  • Reputasi: 1
  • Gender: Male
Re: Yuganaddhakath? (Penjelasan Tentang Berpasangan)
« Reply #2 on: 11 February 2010, 12:26:57 PM »
Namo Yuganaddhakatha _/\_

 

anything