//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Apa yg patut Umat lakukan terhadap sikap sangha yg DIRASA kurang wajar?  (Read 41770 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline will_i_am

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 5.163
  • Reputasi: 155
  • Gender: Male
Re: Apa yg patut Umat lakukan terhadap sikap sangha yg DIRASA kurang wajar?
« Reply #90 on: 03 December 2011, 10:15:10 PM »
to : TS

kalau menurut anda ragu lebih baik tidak di hibahkan
bukankah seorang bhikku tidak boleh meminta "sesuatu" kepada umat awam ? bukankah itu melanggar vinaya ?
bukannya meminta, tapi menyarankan untuk memberi...
meskipun artinya secara tersirat memang "meminta", tapi tidak secara langsung..
hiduplah hanya pada hari ini, jangan mengkhawatirkan masa depan ataupun terpuruk dalam masa lalu.
berbahagialah akan apa yang anda miliki, jangan mengejar keinginan akan memiliki
_/\_

Offline inJulia

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 256
  • Reputasi: 6
  • Gender: Male
Re: Apa yg patut Umat lakukan terhadap sikap sangha yg DIRASA kurang wajar?
« Reply #91 on: 04 December 2011, 12:36:44 PM »
to : TS

kalau menurut anda ragu lebih baik tidak di hibahkan
bukankah seorang bhikku tidak boleh meminta "sesuatu" kepada umat awam ? bukankah itu melanggar vinaya ?
Ini jg pertanyaan kami, bro.


(Saya replace dg ini saja, ya bro:)

Borobudur telah membuahi pikiran pata maestro dalam menciptakan karya-
karya yang beragam dan tak terhitung jumlahnya. Bahkan, seorang Pujangga
Besar dari Bangladesh, Rabindranath Tagore (1861 -1941) pernah menulis
syair indah tentang Borobudur. Pujangga ini yang juga pemenang Nobel
pertama di luar orang Eropa, menuliskan bait akhir syairnya sebagai berikut
(terjemahan bebas) :   
 “ Manusia kini tak punya damai, hatinya kering akan kebanggaan
selalu mendambakan percepatan dalam hingar bingar mengejar 
benda-benda yang tiada henti berlari dan tanpa punya makna
Hingga nanti pada suatu saat, ia membutuhkan keheningan yang 
berdiri tegar di tengah abad-abad bergolak kebisingan
sampai akhirnya ia yakin, di dalam lautan cinta yang tak terukur 
ada makna terdalam kebebasan 
yang doanya : Biarlah Budha menjadi pelindungku

Syair ini ditulis ketika Rabindranath Tagore mengunjungi Borobudur pada
tanggal 23 September 1927.

(Sumber: http://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=tagore%20borobudur&source=web&cd=1&ved=0CBwQFjAA&url=http%3A%2F%2Farkeologi.ugm.ac.id%2Fdownload%2F1179813599JOGGAL_Diskusi_Daudpaper.pdf&ei=0fTaToDbD4HQrQeR07XPAQ&usg=AFQjCNHZpQcGvv0AuXtqvxlJBVAfBHLAxQ  )
« Last Edit: 04 December 2011, 12:53:25 PM by inJulia »

Offline inJulia

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 256
  • Reputasi: 6
  • Gender: Male
Re: Apa yg patut Umat lakukan terhadap sikap sangha yg DIRASA kurang wajar?
« Reply #92 on: 04 December 2011, 12:42:49 PM »
bukannya meminta, tapi menyarankan untuk memberi...
meskipun artinya secara tersirat memang "meminta", tapi tidak secara langsung..
Thanks, bro.

Offline inJulia

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 256
  • Reputasi: 6
  • Gender: Male
Re: Apa yg patut Umat lakukan terhadap sikap sangha yg DIRASA kurang wajar?
« Reply #93 on: 04 December 2011, 01:28:48 PM »
Biarlah Buddha menjadi pelindungku....

 ^:)^

Offline morpheus

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.750
  • Reputasi: 110
  • Ragu pangkal cerah!
Re: Apa yg patut Umat lakukan terhadap sikap sangha yg DIRASA kurang wajar?
« Reply #94 on: 05 December 2011, 09:57:13 AM »
mengingat sangha Sxx gak merespon surat dari pemilik sah vihara, gimana kalo dikirim dutiyampi dan tatiyampi?
kalo udah tatiyampi, suratnya dibikin terbuka aja  ;D
* I'm trying to free your mind, Neo. But I can only show you the door. You're the one that has to walk through it
* Neo, sooner or later you're going to realize just as I did that there's a difference between knowing the path and walking the path

Offline inJulia

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 256
  • Reputasi: 6
  • Gender: Male
Re: Apa yg patut Umat lakukan terhadap sikap sangha yg DIRASA kurang wajar?
« Reply #95 on: 05 December 2011, 01:32:33 PM »
mengingat sangha Sxx gak merespon surat dari pemilik sah vihara, gimana kalo dikirim dutiyampi dan tatiyampi?
kalo udah tatiyampi, suratnya dibikin terbuka aja  ;D
Wah, segini aja, saya sudah merasa kebablasan, bro. :D
Padahal yg lebih keras (isinya fakta sikap bhante yg membuat kami merasa belum siap) sudah saya keep.

Surat aslinya semua nama asli, lengkap (kalau pakai inisial, biasa2 surat kami dibilang mengada-ada atau sekedar praduga belaka).
Tapi di sini saya gunakan inisial, krn tujuannya untuk membahas materinya, bukan SIAPA nya.


Point lainnya, kami pada prinsipnya siap taati apapun aturan Sangha. Tapi mohon transparans.
Kalau umat perumah tangga dianggap tercela, buruk, tidak pantas mendirikan yayasan satu vihara, no problem. Kami siap taati, Tapi mohon dimasyarakatkan, agar sikap kami yg keliru tidak diulang umat yg lain. Sederhana.

Bukan bagaimana, surat kami banyak berisi pendapat2 pribadi oknum yg sesungguhnya bukan aturan Sangha. Pendapat pribadi oknum tsb. faktanya membuat pengurus vihara pro kontra, debat, tegang, ribut. karena pendapat pribadi tsb diberikan di kuti pada sebagian umat/pengurus. yang tidak mendengar langsung, merasa aturan tsb. aneh, tidak wajar. Semua ngotot, ribut.

satu contoh, kami (pengurus vihara) pernah ribut, krn sebagian teman KONON mendapat info bhikkhu Non anggota Sangha SSS DILARANG MAKAN di vihara kami. Sangat aneh bin janggal, tapi itu fakta, dan kami tulis di surat. memang akhirnya diluruskan, tapi dengan kearogansian. Di surat, lengkap kami tulis.

Itu sebabnya saran2 oknum yg pada intinya meminta yys kami, kami coba minta konfirmasi ke Sangha. Apa memang itu aturan sangha atau sekedar pendapat oknum. Kalau memang itu aturan sangha, kami sangat amat siap mentaati. Sederhana sesungguhnya. Ini menjadi rumit karena kearogansian oknum.

 _/\_

Offline inJulia

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 256
  • Reputasi: 6
  • Gender: Male
Re: Apa yg patut Umat lakukan terhadap sikap sangha yg DIRASA kurang wajar?
« Reply #96 on: 05 December 2011, 01:41:01 PM »
Satu masalah di daerah, bila sudah sampai ditangani pusat, maka segala tanggung jawab akan menjadi tanggung jawab dan kebijaksanaan Pusat. Jadi kalau surat kami kesannya mempertanyakan Pusat, yah mau bagaimana lagi, karena yang keluar memang kebijakan Pusat. Sudah tidak bicara kebijakan oknum, individu di daerah lagi. Padahal, yang ngotot mungkin pribadi yg ada di daerah.

Offline wang ai lie

  • Sebelumnya: anggia.gunawan
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.204
  • Reputasi: 72
  • Gender: Male
  • Terpujilah Sang Bhagava,Guru para Dewa dan Manusia
Re: Apa yg patut Umat lakukan terhadap sikap sangha yg DIRASA kurang wajar?
« Reply #97 on: 05 December 2011, 03:35:11 PM »
bukannya meminta, tapi menyarankan untuk memberi...
meskipun artinya secara tersirat memang "meminta", tapi tidak secara langsung..

antara meminta dan menyarankan memberi jika dilakukan seorang bhikku tetap saja bro . itu kalau menurut saya  :)

jika menyarankan memberi tanpa ada embel2 pemaksaan secara halus itu bisa di benarkan , tapi kalau sampai ujungnya keributan bukankah justru hanya menimbulkan kamma buruk bagi yang bersangkutan
Namo Mahakarunikaya Avalokitesvaraya, Semoga dengan cepat saya mengetahui semua ajaran Dharma,berada dalam perahu Prajna,mencapai Sila, Samadhi, dan Prajna,berada dalam kediaman tanpa perbuatan,bersatu dengan Tubuh Agung Dharma

Offline inJulia

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 256
  • Reputasi: 6
  • Gender: Male
Re: Apa yg patut Umat lakukan terhadap sikap sangha yg DIRASA kurang wajar?
« Reply #98 on: 07 December 2011, 08:00:26 PM »
antara meminta dan menyarankan memberi jika dilakukan seorang bhikku tetap saja bro . itu kalau menurut saya  :)

jika menyarankan memberi tanpa ada embel2 pemaksaan secara halus itu bisa di benarkan , tapi kalau sampai ujungnya keributan bukankah justru hanya menimbulkan kamma buruk bagi yang bersangkutan
jabatan, wewenang, "kepemilikan" satu yys  adalah keduniawian. Bagi Umat awam pun (menurut pemahaman kami) kurang etis dan sungkan mengejar keduniawian dalam organisasi sosial keagamaan. 

Menurut kami, yg patut dibahas mestinya adalah mana yg patut dan mana yg tidak. kalau ini jelas, maka masalah siapa yg mesti menjd B. pendiri otomatis lenyap, tidak perlu dibahas. artinya, kalau umat perumah tangga ditegaskan tidak etis, tidak pantas menjd B. Pendiri dan hanya bhikkhu yg patut, PASTI sbg murid akan kami taati. Azas KETERBUKAAN. Azas Transparansi. Memberikan PEMAHAMAN, bukan Pemaksaan.

***
Praduga teman: kalau yg jadi kepala vihara bijak, bagus. tapi kalau tidak, kita akan SERBA SALAH, nanti.

Dan itu memang terbukti.

Offline johan3000

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 11.552
  • Reputasi: 219
  • Gender: Male
  • Crispy Lotus Root
apa itu upper cut ?
« Reply #99 on: 07 December 2011, 08:24:32 PM »
apakah sejak awal, vihara lagi "baru/awal" dan perlu bantuan...
maka GELOMBANG #1 inilah yg dimintain tolong.. dan dibaikin....

setelah "pondasi" udah kuat....

ehhh GELOMBANG #1 tsb digeser begitu aja, tanpa
"thank you", tanpa pemberitahuan, tanpa ba be bu.....
dan udah tentu tanpa penjelasan dehhh

malah teman yg ngomong.... Ehhhh rupanya sekarang
udah ada gelombang baru lho... GELOMBANG #2...

padahal kemarin malamnya org2 gelombang #1 masih
berpikir, bermimpi... bagaimana bisa lebih memajukan wihara tsb... :o :o

Apakah begitu yg terjadi.... (yg disebut UPPER CUT),... sampai org2 berkunang-kunang ?
 :)) :))
Nagasena : salah satu dari delapan penyebab matangnya kebijaksanaan dgn seringnya bertanya

Offline inJulia

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 256
  • Reputasi: 6
  • Gender: Male
Re: apa itu upper cut ?
« Reply #100 on: 04 January 2012, 03:27:16 PM »
apakah sejak awal, vihara lagi "baru/awal" dan perlu bantuan...
maka GELOMBANG #1 inilah yg dimintain tolong.. dan dibaikin....

setelah "pondasi" udah kuat....

ehhh GELOMBANG #1 tsb digeser begitu aja, tanpa
"thank you", tanpa pemberitahuan, tanpa ba be bu.....
dan udah tentu tanpa penjelasan dehhh

malah teman yg ngomong.... Ehhhh rupanya sekarang
udah ada gelombang baru lho... GELOMBANG #2...

padahal kemarin malamnya org2 gelombang #1 masih
berpikir, bermimpi... bagaimana bisa lebih memajukan wihara tsb... :o :o

Apakah begitu yg terjadi.... (yg disebut UPPER CUT),... sampai org2 berkunang-kunang ?
 :)) :))
Maaf, baru sempat saya respon, bro.
Barusan baca posting di forum tetangga( soal bisnis) :

kebenaran adalah kebenaran ...
tahan uji ...
jadi kalo emang niat anda baik, serta berada di jalur kebenaran, ga perlu ditutup2i ...

Kita belajar Dhamma untuk bisa membedakan mana benar, mana keliru, agar apa yg keliru tidak diulang lagi dan lagi oleh siapapun.
Jadi, saya langsung kemari. :)

Ini faktanya (versi kami):

l
5.   Anggapan Ibu SM bahwa Badan Pendiri YYY asal comot.
Kami terpaksa meneliti sesuatu yang mestinya tidak patut kami permasalahkan, namun terpaksa kami sampaikan agar SSS memahami apa fakta sebenarnya. Utamanya buat feedback dan pembelajaran bersama, agar yg keliru tidak terulang kembali dimanapun. Sejarah situasinya saat itu (awal kami bergabung) adalah:
A.   Bpk. PA, (Alm) Bpk. Han adalah pengurus Walubi Kab. BBB.

B.   Sdr. Sim, Wih, Putra G, Ind, Adi P. adalah pengurus Gemabudhi Kab. BBB. Yang melakukan puja bhakti rutin setiap minggu di Cetiya-nya Sdr. Wih. Pernah mengkoordinir teman2, (sensor)

C.   Bpk. Ibu PS, tidak menjadi pengurus organisasi resmi Buddhis manapun. Tidak ikut aktif dalam kegiatan Vihara (BVV), tapi selalu siap berpartisipasi dalam bentuk dana materi.

Kelompok A & B (aktivis di BVV, B) bergabung, yang bersama-sama mengadakan Pattidana di Gudangnya Bapak CCC tahun 1993, Dana yang terkumpul menjadi saldo awal dan membentuk Panitia Pembangunan Vihara Di Kota SSS.

Setelah proses waktu, ada anggota yang masuk dan ada yang keluar, hanya beberapa gelintir Umat di Kota inilah yang masih tersisa dan bertahan serta tetap mau aktive dan bersemangat. Karena kesamaan tujuan, Panitia Pembangunan Vihara di Kota SSS dengan Bpk. & Ibu PS/GSK, maka dengan keluguan tanpa syakwasangka apapun, bukan mencari nama, jabatan atau apapun, semata-mata kesamaan tujuan membangun vihara, kami bersatu, bergabung. Saling membutuhkan, saling mengisi kekurangan pihak lain.

Awalnya Bapak PS hanya menyumbangkan 2 bidang tanah. Langsung sertifikat di atas namakan Bpk. PA. [Dugaan kami, ini dilakukan untuk meyakinkan para donatur bahwa ini adalah BUKAN vihara Pribadi. Tujuannya untuk meyakinkan dan MENARIK DONATUR. Bijak, arif dan pintar. Belakangan memang akhirnya terdengar,”Buat apa nyumbang viharanya orang kaya?”Saat itu semua bersatu mampu membantah tudingan tersebut.] Tapi dalam satu pertemuan (kami masih ingat sekali), Bpk. GSK bertanya pada kami,”Apa itu cukup?” Saat itu juga beliau berunding dengan Ibu SM, dan saat itu juga akhirnya mereka berdua sepakat menyumbangkan 2 bidang tanah lagi, total 4 bidang. Tambahan 2 bidang ini masih atas nama donatur, belum dibalik nama. Sampai di moment pertemuan itu, Bhikkhu Thy belum pernah ikut bergabung dalam rapat-rapat atau pertemuan2 kami. (Pembuktiannya: dengan bertanya pada Romo Thy, apakah ia tahu dan saksikan sendiri kejadian di atas.) Tidak berapa lama baru beliau ikut bergabung, dengan melakukan puja bhakti rutin setiap Jumat di Rumah kosong Bpk PS di Jl. Imam Bonjol. Tidak sampai sepuluh kali, setelah lahan (calon) vihara YY kami bersihkan secara bergotong-royong dengan bantuan Umat Vihara dan cetiya se Kab. BBB, dan dibangun cetiya sederhana, puja bhakti rutin pindah ke Cetiya YY. Motivatornya adalah Bhikkhu Thy, harus diakui.

Persetujuan masyarakat sekitar diperoleh karena kedekatan Sdr. B.S dan Putra G dengan tokoh masyarakat sekitar lokasi vihara. Tanpa kedekatan ini, persetujuan masyarakat MUSTAHIL diberikan, karena lokasi ini bukan lingkungan Buddhist. Pelajaran yang kami terima, jangan pernah kita melupakan jasa orang lain, apalagi punya NIAT MENDEPAKNYA SETELAH TIDAK DIBUTUHKAN LAGI. Ini sikap dan tindakan yang sangat tercela, apalagi dalam lingkup organisasi spiritual, itu semakin tercela. Tidak patut dicontoh apalagi didukung. Apalagi kita semua dalam konteks PEMBINAAN Dhamma-Vinaya, sikap apa yang patut dan sewajarnya mesti kita berikan kepada mereka, SSS tentu lebih memahami.Yang pasti bukan MENGUSIR atau MENDEPAKNYA.

Dengan akal sehat sederhanapun, dengan posisi A, B dan C di atas, sangat jelas dan gamblang siapa yang sesungguhnya ikut siapa. Apakah logis pihak kami yang aktivis dan pengurus organisasi Buddhis yang ASAL DICOMOT oleh Ibu SM, ikut bergabung, “mengekor”, menjadi kacung tanpa gajih yang harus mengikuti segala perintah Bapak Ibu GSK?

Menurut kami, penggabungan kelompok A, B dan C di atas tersebut tanpa kecuali kedudukannya SETARA. Tidak ada Boss atau pegawai, atasan atau bawahan. Tidak ada PENGKOTAK-KOTAKAN. Ini organisasi sosial keagamaan, yang tidak mengenal pembedaan demikian. Tapi apa makna kebersamaan, organisasi kami itu bagi Bapak Ibu PS? Dari komentar Ibu SM, “Anggota Badan Pendiri itu asal comot” (ini diucapkan di depan Bhante TTT, di Ppn, malam-malam saat kami menghadap bersama, untuk berkonsultasi) adalah sikap arogansi seorang donatur, yang MERASA punya hak untuk mencomot anggota Badan Pendiri YYY. Sikap yang sungguh sangat arogan.

Untuk mendukung kehendak, kemauan Ibu SM, tentunya Bhante ZZZ, Bhante TTT dan Bhante AAA serta SSS mesti meneliti dulu CARA dan MAKNA berorganisasi yang Ibu SM miliki, dan STATUS tanah yang ia serahkan, serta STATUS BANGUNAN di atasnya. Bahwa SSS TIDAK ASAL SETUJU & ASAL DUKUNG, demi menjaga kemuliaan nama harum SSS. Ini pilihan, dan ada konsekuensi di mata masyarakat Buddhist serta Umum. Hiri dan Otappa.



Pemahaman saya,
kalau anak kecil bersikap dan bertindak kekanak-kanakan, kita semua tentu bisa memaklumi. namanya juga anak kecil.
Tapi kalau yg dewasa bersedia mengikuti, menyetujui, mendukung sikap anak kecil tersebut, ini sangat sulit dipahami. Karena yg dewasa, apalagi Guru, mestinya menegur dan meluruskan sikap dan tindakan murid atau anak kecil yg tidak selaras Dhamma.

Demikian jelasnya, bro Johan...
 :)


Offline dilbert

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.935
  • Reputasi: 90
  • Gender: Male
  • "vayadhamma sankhara appamadena sampadetha"
Re: Apa yg patut Umat lakukan terhadap sikap sangha yg DIRASA kurang wajar?
« Reply #101 on: 04 January 2012, 05:18:07 PM »
 [at] inJulia, no offence nih... tapi saya bingung baca "kisah" kasus ini karena terlalu banyak inisial-nya. gak tahu member yang lain ngerti kagak ya...

VAYADHAMMA SANKHARA APPAMADENA SAMPADETHA
Semua yang berkondisi tdak kekal adanya, berjuanglah dengan penuh kewaspadaan

Offline cumi polos

  • Sebelumnya: Teko
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 5.130
  • Reputasi: 82
  • Gender: Male
  • mohon transparansinya
Re: Apa yg patut Umat lakukan terhadap sikap sangha yg DIRASA kurang wajar?
« Reply #102 on: 05 January 2012, 02:57:03 AM »
[at] inJulia, no offence nih... tapi saya bingung baca "kisah" kasus ini karena terlalu banyak inisial-nya. gak tahu member yang lain ngerti kagak ya...
bagaimanakah proses pengangkatan pengurus dalam suatu yayasan/wihara ?
bagaimanakah porsi kekuasaan, besarnya hak voting utk penyumbang besar (spt kapling tanah) ?
bagaimanakah peranan umat dlm voting tsb ?

thx atas ceritanya..
 _/\_ :P
merryXmas n happyNewYYYY 2018

Offline kullatiro

  • Sebelumnya: Daimond
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.155
  • Reputasi: 97
  • Gender: Male
  • Ehmm, Selamat mencapai Nibbana
Re: Apa yg patut Umat lakukan terhadap sikap sangha yg DIRASA kurang wajar?
« Reply #103 on: 05 January 2012, 04:43:50 AM »
 agak.membingungkan ribut ribut ini soal apa sebenarnya?

Soal tanah 2 kapling yang kemudian tidak jadi di serahkan? yang mana?

Bila memang orang yang memberi kemudian tidak rela, kembalikan saja beres toh bila sudah ada bangunan diatas nya relakan saja,  kita menggunakan azas upheka semua terhubung dengan kamma masing masing baik atau buruk.


Offline kullatiro

  • Sebelumnya: Daimond
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.155
  • Reputasi: 97
  • Gender: Male
  • Ehmm, Selamat mencapai Nibbana
Re: Apa yg patut Umat lakukan terhadap sikap sangha yg DIRASA kurang wajar?
« Reply #104 on: 05 January 2012, 05:08:35 AM »
Bila tetjadi keributan karena sangha tertentu tidak boleh hadir memberi dhammadesana di vihara tersebut orang tersebut boleh di persilahkan untuk mengundang YA Maha Kassapa pemimpin sangha pertama setelah buddha pari nibbana untuk bisa menentukan apakah sangha tersebut tidak layak bagi vihara tersebut bila tidak dapat menghadirkan YA Maha Kassapa secara fisik, maka semua sangha tentunya yang berasal dari Sang Buddha dan tentu nya boleh memberi dhamma desana atau menerima undangan dari umat untuk mengajarkan dhamma.

 

anything