mengingat sangha Sxx gak merespon surat dari pemilik sah vihara, gimana kalo dikirim dutiyampi dan tatiyampi?
kalo udah tatiyampi, suratnya dibikin terbuka aja
Wah, segini aja, saya sudah merasa kebablasan, bro.
Padahal yg lebih keras (isinya fakta sikap bhante yg membuat kami merasa belum siap) sudah saya keep.
Surat aslinya semua nama asli, lengkap (kalau pakai inisial, biasa2 surat kami dibilang mengada-ada atau sekedar praduga belaka).
Tapi di sini saya gunakan inisial, krn tujuannya untuk membahas materinya, bukan SIAPA nya.
Point lainnya, kami pada prinsipnya siap taati apapun aturan Sangha. Tapi mohon transparans.
Kalau umat perumah tangga dianggap tercela, buruk, tidak pantas mendirikan yayasan satu vihara, no problem. Kami siap taati, Tapi mohon dimasyarakatkan, agar sikap kami yg keliru tidak diulang umat yg lain. Sederhana.
Bukan bagaimana, surat kami banyak berisi pendapat2 pribadi oknum yg sesungguhnya bukan aturan Sangha. Pendapat pribadi oknum tsb. faktanya membuat pengurus vihara pro kontra, debat, tegang, ribut. karena pendapat pribadi tsb diberikan di kuti pada sebagian umat/pengurus. yang tidak mendengar langsung, merasa aturan tsb. aneh, tidak wajar. Semua ngotot, ribut.
satu contoh, kami (pengurus vihara) pernah ribut, krn sebagian teman KONON mendapat info bhikkhu Non anggota Sangha SSS DILARANG MAKAN di vihara kami. Sangat aneh bin janggal, tapi itu fakta, dan kami tulis di surat. memang akhirnya diluruskan, tapi dengan kearogansian. Di surat, lengkap kami tulis.
Itu sebabnya saran2 oknum yg pada intinya meminta yys kami, kami coba minta konfirmasi ke Sangha. Apa memang itu aturan sangha atau sekedar pendapat oknum. Kalau memang itu aturan sangha, kami sangat amat siap mentaati. Sederhana sesungguhnya. Ini menjadi rumit karena kearogansian oknum.