//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Kapal terbang pada jaman Buddha Kassapa?  (Read 8908 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline Peacemind

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 970
  • Reputasi: 74
Kapal terbang pada jaman Buddha Kassapa?
« on: 07 May 2010, 10:06:17 PM »
Ada kisah yang saya ambil dari kitab komentar untuk Suttanipāta khususnya bagian Pārāyānavagga yang mengindikasikan adanya mesin yang mirip kapal terbang pada jaman Buddha Kassapa!

Pada jaman Buddha Kassapa, dikisahkan ada seorang tukang kayu yang tinggal di Bārānasi. Ia merupakan satu-satunya guru tukang kayu di negara tersebut. Ia memiliki enam belas murid yang masing-masing  memiliki seribu murid. Murid-murid dan guru yang semuanya berjumlah 16.017 menggantungkan hidup mereka di Bārānasi sebagai tukang kayu. Mereka tinggal di dekat gunung dan mengambil kayu dari sana. Mereka membawa kayu-kayu tersebut ke Bārānasi. Jika sang raja membutuhkan mereka untuk membuat istana, mereka akan menggunakan kayu-kayu tersebut. Jika tidak diperlukan, mereka akan menjual kayu-kayu tersebut ke orang lain. Demikianlah, mereka menghidupi anak-anak dan istri-istri mereka dengan cara demikian.

Suatu kali, guru tukang kayu berpikir, “Tidak selamanya kita bisa hidup dengan menggantungkan mata pencaharian ini. Jika sudah tua, pekerjaan sebagai tukang kayu menjadi sangat sulit”. Ia kemudian memanggil murid-muridnya, “Murid-muridku, bawalah kemari kayu-kayu seperti udumbara, dan lain-lain”. “Baiklah”, jawab mereka. Dengan kayu tersebut, ia kemudian membuat burung kayu (kaṭṭhasakuna), memberi ruangan di dalamnya dan melengkapinya dengan mesin. Burung kayu tersebut layaknya burung garuda, terbang ke angkasa,  mengelilingi hutan, dan turun di depan murid-muridnya. Guru tukang kayu tersebut berkata kepada murid-muridnya, “Murid-muridku, dengan burung kayu ini, kita bisa menguasai kerajaan di seluruh Jambudipa. Kalian juga buat burung kayu. Kita akan mengambil sebuah kerajaan dan hidup di sana. Hidup sebagai tukang kayu adalah penderitaan”.

Kemudian mereka membuat burung kayu seperti yang diperintahkan si guru. Si guru kemudian bertanya ke murid-muridnya, “Murid-muridku, kerajaan mana yang akan kita ambil?” “Kerajaan Bārānasi, guru” jawab murid-muridnya. “Cukup murid-muridku. Jangan berpikir demikian karena meskipun kita mengambil kerajaan Bārānasi orang-orang akan memanggil kita sebutan si tukang kayu. Kita tidak akan lepas dengan sebutan si tukang kayu. Jambudipa sangat luas. Kita bisa mengambil kerajaan lain”.

Selanjutnya, mereka membawa anak-anak dan istri-istri mereka dengan burung kayu tersebut. Setelah melengkapinya dengan senjata, mereka terbang ke angkasa dan menuju Himalaya. Setelah memasuki salah satu kerajaan di Himalaya, mereka menguasai kerajaan tersebut dan membuat guru mereka menjadi raja. Sejak itu ia dikenal sebagai raja Kaṭṭhavāhana (pengendara kayu). Kerajaan yang dikuasainya dikenal sebagai kerajaan Kaṭṭhavāhana (pengendara kayu). Raja Kaṭṭhavāhana memerintah kerajaannya dengan bijak. Ia menjadikan ke enam belas muridnya sebagai menteri-menterinya. Kerajaan menjadi makmur, kaya dan bebas dari bahaya. Oleh karena itu, rakyat bergembira dan sangat memuja sang raja dan para menterinya.

Sebagai tambahan di sini bahwa pada kehidupan Buddha Gotama, raja Kaṭṭhavāhana terlahir sebagai Bavari yang kemudian mencapai kesucian anāgami, dan ke enam belas muridnya beserta 16 ribu pengikitnya yang juga terlahir sebagai murid Bavari pada awalnya kemudian menjadi bhikkhu di bawah Buddha Gotama dan kesemuanya mencapai kesucian arahat. 16 khotbah dalam Pārāyānavagga diberikan kepada 16 murid Bavari ini.

Mettacittena.

Offline pannadevi

  • Samaneri
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.960
  • Reputasi: 103
  • Gender: Female
Re: Kapal terbang pada jaman Buddha Kassapa?
« Reply #1 on: 07 May 2010, 10:37:56 PM »
berarti Buddhism termasuk pelopor tehcnologi ya ....

buktinya pesawat terbang ternyata udah ada sejak jaman Buddha ke-27(Buddha Kassapa), dan teori atom pun udah diketemukan sejak jaman Sang Buddha Gotama ....
« Last Edit: 07 May 2010, 10:39:39 PM by pannadevi »

Offline kusalaputto

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.288
  • Reputasi: 30
  • Gender: Male
  • appamadena sampadetha
Re: Kapal terbang pada jaman Buddha Kassapa?
« Reply #2 on: 08 May 2010, 03:00:43 PM »
hebat jaman buddha kassapa itu udah berapa kalpa tuh yah  :)
semoga kamma baik saya melindungi saya, semoga kamma baik saya mengkondisikan saya menemukan seseorang yang baik pada saya dan anak saya, semoga kamma baik saya mengkondisikan tujuan yang ingin saya capai, semoga saya bisa meditasi lebih lama.

Offline chubby

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 374
  • Reputasi: 29
  • ponakan tercinta.....
Re: Kapal terbang pada jaman Buddha Kassapa?
« Reply #3 on: 08 May 2010, 03:44:46 PM »
mau tanya mengambil kerajaan itu sama saja dengan berperang/menjajah kerajaan lain?
hy2 salam kenal ya semuanya

Offline seniya

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.469
  • Reputasi: 169
  • Gender: Male
  • Om muni muni mahamuni sakyamuni svaha
Re: Kapal terbang pada jaman Buddha Kassapa?
« Reply #4 on: 08 May 2010, 07:56:17 PM »
Dalam literatur Veda dan Hindu lainnya seperti Mahabharata dan Ramayana, ada sejenis kereta terbang yang disebut vimana yang digunakan oleh para dewa (lihat http://en.wikipedia.org/wiki/Vimana). Selain itu, menurut Veda, pembuatan vimana telah terjadi sejak awal mula dunia (awal kalpa) baik oleh para dewa maupun manusia yang memiliki pengetahuan tentang pembuatan vimana ini. Dikatakan bahwa vimana secara umum terdapat 3 jenis: vimana yang dibuat melalui mantra, vimana yang dibuat melalui tantra/ritual, dan vimana yang dibuat secara mekanis (lihat http://www.stephen-knapp.com/ufos_and_vimanas.htm)

Menurut teori konspirasi, teknologi dari zaman kuno seperti vimana ini sudah diketahui orang-orang India Kuno sejak zaman Raja Asoka (abad ke-3 SM). Setelah menganut agama Buddha dan mendedikasikan dirinya pada penaklukan secara Dhamma, Raja Asoka mendirikan perkumpulan rahasia yang disebut "Nine Unknown Men" yang beranggotakan 9 orang pakar yang ditugasi menjaga rahasia ilmu pengetahuan dan teknologi dari zaman kuno, termasuk pembuatan kendaraan/kereta terbang vimana, agar tidak jatuh ke tangan pihak yang salah (lihat http://xfile-enigma.blogspot.com/2009/12/nine-unknown-men-perkumpulan-rahasia.html)

Menurut kosmologi Buddhis, siklus alam semesta yang disebut sebagai mahakappa dibagi menjadi empat periode yang disebut asankheyya kappa (masa tak terhitung), yaitu:
1.    Periode kehancuran (samvatta-kappa).
2.    Periode berlangsungnya kehancuran (samvattatthayi-kappa).
3.    Periode pembentukan (vivatta-kappa).
4.    Periode berlangsungnya pembentukan (vivattatthayi-kappa).

Pada periode asankheyya yang keempat manusia muncul di bumi dan mengembangkan peradaban seperti saat ini. Masing-masing periode asankheyya kappa dalam satu siklus semesta dibagi lagi menjadi 64 periode yang disebut antara kappa (masa peralihan), yaitu periode yang berlangsung ketika usia manusia menurun dari tak terhitung (asankhyeyya) menjadi sepuluh tahun lalu naik lagi menjadi tak terhitung.

Menurut Cakkavati-sihanada Sutta, pada awal kemunculannya di bumi manusia memiliki usia yang sangat panjang yang tidak terhitung. Kemudian karena timbulnya tiga akar kejahatan (lobha, dosa, dan moha) perlahan-lahan umur rata-rata manusia berkurang menjadi 80.000 tahun pada generasi berikutnya. Ketika manusia mulai mengenal pencurian dan pembunuhan, umur rata-rata generasi berikutnya berkurang menjadi 40.000 tahun; ketika mengenal kebohongan, umur rata-rata generasi berikutnya berkurang menjadi 20.000 tahun; dst. Lama-kelamaan kejahatan akan semakin disenangi dan kebajikan akan semakin dijauhi hingga akhirnya umur manusia tinggal 10 tahun saja di mana bagi para wanita usia 5 tahun adalah usia untuk menikah.

Pada masa ketika manusia berusia 10 tahun akan terjadi kekurangan makanan dalam tujuh hari yang membinasakan semua orang jahat jika penurunan usia ini disebabkan oleh meningkatnya keserakahan. Jika penurunan ini disebabkan oleh meningkatnya kebodohan batin, akan terjadi wabah penyakit dalam tujuh hari dan semua orang jahat akan binasa. Jika penurunan ini disebabkan oleh meningkatnya kebencian, akan terjadi saling bunuh di antara sesama manusia dengan menggunakan senjata dalam masa tujuh hari dan semua orang jahat akan binasa.

Beberapa orang yang bersembunyi dan menyelamatkan diri dari bencana ini (kelaparan, wabah penyakit, atau pembunuhan besar-besaran). Setelah tujuh hari mereka akan keluar dan menyesali kejahatan mereka dengan bertekad untuk tidak melakukan pembunuhan lagi. Karena tidak melakukan pembunuhan lagi, usia manusia pada generasi berikutnya bertambah menjadi 20 tahun. Karena tidak melakukan pencurian, kebohongan, fitnah, ucapan kasar, pembicaraan tidak berguna, iri hari, permusuhan, pandangan salah, hubungan seksual sedarah, keserakahan berlebihan, hubungan seksual sesama jenis, dan menghormati orang tua, pemuka agama, dan tokoh masyarakat, usia manusia perlahan-lahan menaik menjadi 40 tahun, 80 tahun, dst hingga mencapai 80.000 tahun pada generasi-generasi berikutnya. Pada masa ketika usia manusia 80.000 tahun, usia 5.000 tahun merupakan usia pernikahan untuk para wanita. Ketika kebajikan berkembang dan kejahatan tidak dikenal sama sekali, manusia akan mencapai usia yang sangat panjang yang tidak terhitung.

Demikianlah umur kehidupan manusia naik dari sepuluh tahun hingga tidak terhingga saat mereka mengembangkan kebajikan dan turun dari tidak terhingga menjadi sepuluh tahun saat mereka dikuasai oleh kejahatan. Hal ini akan terus berulang-ulang sampai 64 kali selama masa asankheyya kappa keempat hingga akhirnya siklus berulang dan kembali ke periode kehancuran.

Pada periode antara kappa kedelapan dalam masa asankheyya kappa saat ini, ketika usia manusia menurun perlahan-lahan dari tak terhingga menjadi 40.000 tahun, Buddha Kakusandha muncul di dunia. Setelah Buddha Kakusandha wafat, usia manusia perlahan-lahan turun dari 40.000 tahun menjadi 10 tahun kemudian naik lagi menjadi tak terhingga. Setelah itu usia manusia kembali turun menjadi 30.000 tahun. Saat inilah muncul Buddha Konagamana di dunia. Setelah Buddha Konagamana wafat, usia manusia turun perlahan-lahan dari 30.000 tahun menjadi 10 tahun kemudian naik lagi menjadi tak terhingga. Saat usia manusia kembali turun menjadi 20.000 tahun, Buddha Kassapa muncul di dunia. Setelah Buddha Kassapa wafat, umur manusia turun perlahan-lahan menjadi 10 tahun lalu naik menjadi tak terhingga. Ketika umur manusia turun perlahan-lahan dari tak terhingga menjadi 100 tahun saja, Buddha Gotama yang kita kenal dalam sejarah muncul.

Dari sini jelas bahwa terdapat periode antara kappa yang menjembatani masa Buddha Kassapa dengan masa Buddha Gotama saat ini (sama seperti periode antara kappa yang menjembatani masa para Buddha sebelumnya dalam kappa saat ini). Seperti yang kita ketahui, pada periode antara kappa terdapat titik balik di mana terjadi bencana besar yang memusnahkan sebagian besar populasi manusia selama 7 hari. Pada titik balik ini karena bencana besar tersebut, peradaban dan kebudayaan manusia (termasuk pencapaian ilmu pengetahuan dan teknologi) akan musnah/lenyap dari masyarakat yang mengalami bencana tersebut. Dengan demikian, kemungkinan memang benar pada masa Buddha Kassapa dulu peradaban manusia sudah maju dan canggih sehingga dapat menciptakan teknologi seperti kendaraan terbang yang dikisahkan dalam komentar Suttanipata di atas. Namun demikian, setelah terjadinya masa bencana selama 7 hari yang menandai peralihan antara kappa di antara masa Buddha Kassapa dan masa Buddha Gotama saat ini, sebagian besar peradaban ini hancur dan terlupakan.

Namun demikian sejumlah kecil manusia yang selamat dari bencana tersebut mungkin masih menyimpan/mengingat peradaban masa sebelumnya. Dengan demikian, tidak mustahil literatur India Kuno seperti Veda masih menyimpan ilmu pengetahuan dan teknologi zaman kuno tersebut. Dan juga tidak mustahil ilmu pengetahuan dan teknologi kuno tersebut masih dipertahankan/diterapkan sampai zaman Raja Asoka. Dari kisah Raja Kaṭṭhavahana di atas kita mengetahui bahwa teknologi kendaraan terbang tersebut bisa dimanfaatkan untuk menaklukkan kerajaan/negara lain, sehingga bukan tidak mungkin Raja Asoka mengetahui dampak buruk jika teknologi tersebut jatuh ke tangan orang yang salah. Oleh sebab itu, teori konspirasi yang menyatakan tentang perkumpulan "Nine Unknown Men" yang didirikan Raja Asoka kemungkinan ada benarnya juga (walaupun tidak terbukti secara historis dan tidak ditemukan dalam literatur-literatur Buddhis tentang Raja Asoka)
"Holmes once said not to allow your judgement to be biased by personal qualities, and emotional qualities are antagonistic to clear reasoning."
~ Shinichi Kudo a.k.a Conan Edogawa

Offline Riky_dave

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.229
  • Reputasi: -14
  • Gender: Male
Re: Kapal terbang pada jaman Buddha Kassapa?
« Reply #5 on: 08 May 2010, 08:18:45 PM »
Ada kisah yang saya ambil dari kitab komentar untuk Suttanipāta khususnya bagian Pārāyānavagga yang mengindikasikan adanya mesin yang mirip kapal terbang pada jaman Buddha Kassapa!

Pada jaman Buddha Kassapa, dikisahkan ada seorang tukang kayu yang tinggal di Bārānasi. Ia merupakan satu-satunya guru tukang kayu di negara tersebut. Ia memiliki enam belas murid yang masing-masing  memiliki seribu murid. Murid-murid dan guru yang semuanya berjumlah 16.017 menggantungkan hidup mereka di Bārānasi sebagai tukang kayu. Mereka tinggal di dekat gunung dan mengambil kayu dari sana. Mereka membawa kayu-kayu tersebut ke Bārānasi. Jika sang raja membutuhkan mereka untuk membuat istana, mereka akan menggunakan kayu-kayu tersebut. Jika tidak diperlukan, mereka akan menjual kayu-kayu tersebut ke orang lain. Demikianlah, mereka menghidupi anak-anak dan istri-istri mereka dengan cara demikian.

Suatu kali, guru tukang kayu berpikir, “Tidak selamanya kita bisa hidup dengan menggantungkan mata pencaharian ini. Jika sudah tua, pekerjaan sebagai tukang kayu menjadi sangat sulit”. Ia kemudian memanggil murid-muridnya, “Murid-muridku, bawalah kemari kayu-kayu seperti udumbara, dan lain-lain”. “Baiklah”, jawab mereka. Dengan kayu tersebut, ia kemudian membuat burung kayu (kaṭṭhasakuna), memberi ruangan di dalamnya dan melengkapinya dengan mesin. Burung kayu tersebut layaknya burung garuda, terbang ke angkasa,  mengelilingi hutan, dan turun di depan murid-muridnya. Guru tukang kayu tersebut berkata kepada murid-muridnya, “Murid-muridku, dengan burung kayu ini, kita bisa menguasai kerajaan di seluruh Jambudipa. Kalian juga buat burung kayu. Kita akan mengambil sebuah kerajaan dan hidup di sana. Hidup sebagai tukang kayu adalah penderitaan”.

Kemudian mereka membuat burung kayu seperti yang diperintahkan si guru. Si guru kemudian bertanya ke murid-muridnya, “Murid-muridku, kerajaan mana yang akan kita ambil?” “Kerajaan Bārānasi, guru” jawab murid-muridnya. “Cukup murid-muridku. Jangan berpikir demikian karena meskipun kita mengambil kerajaan Bārānasi orang-orang akan memanggil kita sebutan si tukang kayu. Kita tidak akan lepas dengan sebutan si tukang kayu. Jambudipa sangat luas. Kita bisa mengambil kerajaan lain”.

Selanjutnya, mereka membawa anak-anak dan istri-istri mereka dengan burung kayu tersebut. Setelah melengkapinya dengan senjata, mereka terbang ke angkasa dan menuju Himalaya. Setelah memasuki salah satu kerajaan di Himalaya, mereka menguasai kerajaan tersebut dan membuat guru mereka menjadi raja. Sejak itu ia dikenal sebagai raja Kaṭṭhavāhana (pengendara kayu). Kerajaan yang dikuasainya dikenal sebagai kerajaan Kaṭṭhavāhana (pengendara kayu). Raja Kaṭṭhavāhana memerintah kerajaannya dengan bijak. Ia menjadikan ke enam belas muridnya sebagai menteri-menterinya. Kerajaan menjadi makmur, kaya dan bebas dari bahaya. Oleh karena itu, rakyat bergembira dan sangat memuja sang raja dan para menterinya.

Sebagai tambahan di sini bahwa pada kehidupan Buddha Gotama, raja Kaṭṭhavāhana terlahir sebagai Bavari yang kemudian mencapai kesucian anāgami, dan ke enam belas muridnya beserta 16 ribu pengikitnya yang juga terlahir sebagai murid Bavari pada awalnya kemudian menjadi bhikkhu di bawah Buddha Gotama dan kesemuanya mencapai kesucian arahat. 16 khotbah dalam Pārāyānavagga diberikan kepada 16 murid Bavari ini.

Mettacittena.


mirip sama ayat didalam Alquaran... :)
Langkah pertama adalah langkah yg terakhir...

Offline nyanadhana

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.903
  • Reputasi: 77
  • Gender: Male
  • Kebenaran melampaui batas persepsi agama...
Re: Kapal terbang pada jaman Buddha Kassapa?
« Reply #6 on: 08 May 2010, 08:41:17 PM »
UFO Piring terbang juga dari cerita Sun Go Kong pas sun go kongnya dikurung dalam cymbal dan terbang.nah lho.
Sadhana is nothing but where a disciplined one, the love, talks to one’s own soul. It is nothing but where one cleans his own mind.

Offline Riky_dave

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.229
  • Reputasi: -14
  • Gender: Male
Re: Kapal terbang pada jaman Buddha Kassapa?
« Reply #7 on: 08 May 2010, 08:43:19 PM »
UFO Piring terbang juga dari cerita Sun Go Kong pas sun go kongnya dikurung dalam cymbal dan terbang.nah lho.

ada di sutra?
Langkah pertama adalah langkah yg terakhir...

Offline nyanadhana

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.903
  • Reputasi: 77
  • Gender: Male
  • Kebenaran melampaui batas persepsi agama...
Re: Kapal terbang pada jaman Buddha Kassapa?
« Reply #8 on: 08 May 2010, 08:50:50 PM »
ntn aja filmnya hahahhaha.
yang saya tahu soal ramalan pesawat terbang itu cuman Buddha Jayanti bahwa pada masa burung burung besi terbang,agama Buddha akan berkembang keluar dari India dan menjadi pesat.
Sadhana is nothing but where a disciplined one, the love, talks to one’s own soul. It is nothing but where one cleans his own mind.

Offline Peacemind

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 970
  • Reputasi: 74
Re: Kapal terbang pada jaman Buddha Kassapa?
« Reply #9 on: 09 May 2010, 10:02:45 AM »
mau tanya mengambil kerajaan itu sama saja dengan berperang/menjajah kerajaan lain?

Ya iya lah...
Dalam literatur Veda dan Hindu lainnya seperti Mahabharata dan Ramayana, ada sejenis kereta terbang yang disebut vimana yang digunakan oleh para dewa (lihat http://en.wikipedia.org/wiki/Vimana). Selain itu, menurut Veda, pembuatan vimana telah terjadi sejak awal mula dunia (awal kalpa) baik oleh para dewa maupun manusia yang memiliki pengetahuan tentang pembuatan vimana ini. Dikatakan bahwa vimana secara umum terdapat 3 jenis: vimana yang dibuat melalui mantra, vimana yang dibuat melalui tantra/ritual, dan vimana yang dibuat secara mekanis (lihat http://www.stephen-knapp.com/ufos_and_vimanas.htm)

Menurut teori konspirasi, teknologi dari zaman kuno seperti vimana ini sudah diketahui orang-orang India Kuno sejak zaman Raja Asoka (abad ke-3 SM). Setelah menganut agama Buddha dan mendedikasikan dirinya pada penaklukan secara Dhamma, Raja Asoka mendirikan perkumpulan rahasia yang disebut "Nine Unknown Men" yang beranggotakan 9 orang pakar yang ditugasi menjaga rahasia ilmu pengetahuan dan teknologi dari zaman kuno, termasuk pembuatan kendaraan/kereta terbang vimana, agar tidak jatuh ke tangan pihak yang salah (lihat http://xfile-enigma.blogspot.com/2009/12/nine-unknown-men-perkumpulan-rahasia.html)

Menurut kosmologi Buddhis, siklus alam semesta yang disebut sebagai mahakappa dibagi menjadi empat periode yang disebut asankheyya kappa (masa tak terhitung), yaitu:
1.    Periode kehancuran (samvatta-kappa).
2.    Periode berlangsungnya kehancuran (samvattatthayi-kappa).
3.    Periode pembentukan (vivatta-kappa).
4.    Periode berlangsungnya pembentukan (vivattatthayi-kappa).

Pada periode asankheyya yang keempat manusia muncul di bumi dan mengembangkan peradaban seperti saat ini. Masing-masing periode asankheyya kappa dalam satu siklus semesta dibagi lagi menjadi 64 periode yang disebut antara kappa (masa peralihan), yaitu periode yang berlangsung ketika usia manusia menurun dari tak terhitung (asankhyeyya) menjadi sepuluh tahun lalu naik lagi menjadi tak terhitung.

Menurut Cakkavati-sihanada Sutta, pada awal kemunculannya di bumi manusia memiliki usia yang sangat panjang yang tidak terhitung. Kemudian karena timbulnya tiga akar kejahatan (lobha, dosa, dan moha) perlahan-lahan umur rata-rata manusia berkurang menjadi 80.000 tahun pada generasi berikutnya. Ketika manusia mulai mengenal pencurian dan pembunuhan, umur rata-rata generasi berikutnya berkurang menjadi 40.000 tahun; ketika mengenal kebohongan, umur rata-rata generasi berikutnya berkurang menjadi 20.000 tahun; dst. Lama-kelamaan kejahatan akan semakin disenangi dan kebajikan akan semakin dijauhi hingga akhirnya umur manusia tinggal 10 tahun saja di mana bagi para wanita usia 5 tahun adalah usia untuk menikah.

Pada masa ketika manusia berusia 10 tahun akan terjadi kekurangan makanan dalam tujuh hari yang membinasakan semua orang jahat jika penurunan usia ini disebabkan oleh meningkatnya keserakahan. Jika penurunan ini disebabkan oleh meningkatnya kebodohan batin, akan terjadi wabah penyakit dalam tujuh hari dan semua orang jahat akan binasa. Jika penurunan ini disebabkan oleh meningkatnya kebencian, akan terjadi saling bunuh di antara sesama manusia dengan menggunakan senjata dalam masa tujuh hari dan semua orang jahat akan binasa.

Beberapa orang yang bersembunyi dan menyelamatkan diri dari bencana ini (kelaparan, wabah penyakit, atau pembunuhan besar-besaran). Setelah tujuh hari mereka akan keluar dan menyesali kejahatan mereka dengan bertekad untuk tidak melakukan pembunuhan lagi. Karena tidak melakukan pembunuhan lagi, usia manusia pada generasi berikutnya bertambah menjadi 20 tahun. Karena tidak melakukan pencurian, kebohongan, fitnah, ucapan kasar, pembicaraan tidak berguna, iri hari, permusuhan, pandangan salah, hubungan seksual sedarah, keserakahan berlebihan, hubungan seksual sesama jenis, dan menghormati orang tua, pemuka agama, dan tokoh masyarakat, usia manusia perlahan-lahan menaik menjadi 40 tahun, 80 tahun, dst hingga mencapai 80.000 tahun pada generasi-generasi berikutnya. Pada masa ketika usia manusia 80.000 tahun, usia 5.000 tahun merupakan usia pernikahan untuk para wanita. Ketika kebajikan berkembang dan kejahatan tidak dikenal sama sekali, manusia akan mencapai usia yang sangat panjang yang tidak terhitung.

Demikianlah umur kehidupan manusia naik dari sepuluh tahun hingga tidak terhingga saat mereka mengembangkan kebajikan dan turun dari tidak terhingga menjadi sepuluh tahun saat mereka dikuasai oleh kejahatan. Hal ini akan terus berulang-ulang sampai 64 kali selama masa asankheyya kappa keempat hingga akhirnya siklus berulang dan kembali ke periode kehancuran.

Pada periode antara kappa kedelapan dalam masa asankheyya kappa saat ini, ketika usia manusia menurun perlahan-lahan dari tak terhingga menjadi 40.000 tahun, Buddha Kakusandha muncul di dunia. Setelah Buddha Kakusandha wafat, usia manusia perlahan-lahan turun dari 40.000 tahun menjadi 10 tahun kemudian naik lagi menjadi tak terhingga. Setelah itu usia manusia kembali turun menjadi 30.000 tahun. Saat inilah muncul Buddha Konagamana di dunia. Setelah Buddha Konagamana wafat, usia manusia turun perlahan-lahan dari 30.000 tahun menjadi 10 tahun kemudian naik lagi menjadi tak terhingga. Saat usia manusia kembali turun menjadi 20.000 tahun, Buddha Kassapa muncul di dunia. Setelah Buddha Kassapa wafat, umur manusia turun perlahan-lahan menjadi 10 tahun lalu naik menjadi tak terhingga. Ketika umur manusia turun perlahan-lahan dari tak terhingga menjadi 100 tahun saja, Buddha Gotama yang kita kenal dalam sejarah muncul.

Dari sini jelas bahwa terdapat periode antara kappa yang menjembatani masa Buddha Kassapa dengan masa Buddha Gotama saat ini (sama seperti periode antara kappa yang menjembatani masa para Buddha sebelumnya dalam kappa saat ini). Seperti yang kita ketahui, pada periode antara kappa terdapat titik balik di mana terjadi bencana besar yang memusnahkan sebagian besar populasi manusia selama 7 hari. Pada titik balik ini karena bencana besar tersebut, peradaban dan kebudayaan manusia (termasuk pencapaian ilmu pengetahuan dan teknologi) akan musnah/lenyap dari masyarakat yang mengalami bencana tersebut. Dengan demikian, kemungkinan memang benar pada masa Buddha Kassapa dulu peradaban manusia sudah maju dan canggih sehingga dapat menciptakan teknologi seperti kendaraan terbang yang dikisahkan dalam komentar Suttanipata di atas. Namun demikian, setelah terjadinya masa bencana selama 7 hari yang menandai peralihan antara kappa di antara masa Buddha Kassapa dan masa Buddha Gotama saat ini, sebagian besar peradaban ini hancur dan terlupakan.

Namun demikian sejumlah kecil manusia yang selamat dari bencana tersebut mungkin masih menyimpan/mengingat peradaban masa sebelumnya. Dengan demikian, tidak mustahil literatur India Kuno seperti Veda masih menyimpan ilmu pengetahuan dan teknologi zaman kuno tersebut. Dan juga tidak mustahil ilmu pengetahuan dan teknologi kuno tersebut masih dipertahankan/diterapkan sampai zaman Raja Asoka. Dari kisah Raja Kaṭṭhavahana di atas kita mengetahui bahwa teknologi kendaraan terbang tersebut bisa dimanfaatkan untuk menaklukkan kerajaan/negara lain, sehingga bukan tidak mungkin Raja Asoka mengetahui dampak buruk jika teknologi tersebut jatuh ke tangan orang yang salah. Oleh sebab itu, teori konspirasi yang menyatakan tentang perkumpulan "Nine Unknown Men" yang didirikan Raja Asoka kemungkinan ada benarnya juga (walaupun tidak terbukti secara historis dan tidak ditemukan dalam literatur-literatur Buddhis tentang Raja Asoka)

Keren ya... :D

 [at] Ricky: Emang di Al-qur'an, cerita yang mirip di kitab komentar di atas ada? Bisa dikasih linknya kalau ada? Thanks.

Offline Riky_dave

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.229
  • Reputasi: -14
  • Gender: Male
Re: Kapal terbang pada jaman Buddha Kassapa?
« Reply #10 on: 09 May 2010, 10:33:44 AM »
Memang ada ,itu adalah salah 1 dari cerita di Arab,timur tengah sono...Saya mengatakan bahwa ceritanya "mirip",saya tidak mengatakan bahwa ceritanya "sama"..

_/\_
Langkah pertama adalah langkah yg terakhir...

Offline Lex Chan

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.437
  • Reputasi: 134
  • Gender: Male
  • Love everybody, not every body...
Re: Kapal terbang pada jaman Buddha Kassapa?
« Reply #11 on: 16 March 2021, 11:01:27 AM »
Ikutan nimbrung ah...

Menurut saya kemungkinan itu ada kalau melihat fakta bahwa hidup itu merupakan siklus. Mulai dari nol, menanjak sampai klimaks, lalu turun lagi ke titik nol. Begitu berulang terus.

Jadi yah mungkin saja ada satu masa di mana muncul seorang Sammasabuddha pada saat teknologi sudah maju di sekitar puncak klimaks...  :D

“Give the world the best you have and you may get hurt. Give the world your best anyway”
-Mother Teresa-