Maaf bro, kali ini kayaknya anda sudah kebablasan, membawa2 sekte, suku, dan kebencian sepihak.
Sudahkah anda mendengar versi dari kedua belah pihak ? Jangan hanya mendengar pernyataan sepihak yang penuh dendam.
Teringat akan masa lalu kalau ingat orang ini.Karma kayaknya bisa berbuah dalam satu kehidupan. Saya sedikit membuka masa lalu,disini hanya ingin mengingatkan orang agar jangan sembarangan bertindak dan merasa yang paling benar kalau menguasai suatu kitab dengan fasih.Orang yang menguasai kitab tidak serta merta membuat orang jadi berwatak baik dan suci.Cerita bermula dari seorang Bhikhu Ashin jinarakita yang mempunyai satu murid bali yang theravadist.
Jangan bawa2 suku bro, tak baik. Juga penyebutan sekte yg nadanya negatif.
Murid ini sangat menguasai sutta dan mungkin dialah orang indonesia pertama yang berceramah dengan sering mengutip sutta.Pulang dari thailand,dia mengkhianati gurunya dengan mengajak beberapa orang untuk mendirikan STI.Dia selalu meremehkan gurunya dengan mengutip sutta,bahwa Bhikhu Ashin adalah penganut sesat,bukan buddhist sejati.
Mengkhianati bagaimana ? Kalau guru anda saat itu bhikkhu theravada namun tidak menjalankan vinaya dan ajaran theravada dari gurunya di Burma(?), sementara anda sendiri juga bhikkhu theravada yg berusaha menjalankan dhamma-vinaya theravada dengan sebaik2nya, apa yg anda lakukan?
Justru keluar dan membentuk sangha theravada di Indonesia adalah pilihan yg bijak, daripada terjadi pertentangan di dalam sanghanya si guru dengan murid2nya.
Coba anda baca bukunya Romo Erman S.Endro (sekarang bhikkhu Jayamedho), di sana ada dituturkan alasan mengapa STI berdiri terpisah. Ditulis dengan bahasa yang santun dan tidak menyakiti kedua belah pihak.
Anda bilang "selalu meremehkan", apa anda punya bukti ?
Dengan bantuan pengusaha wanita ini sebagai pendukungnya,maka makin jadilah. Bahkan Sangha agung indonesia hampir dibekukan oleh pemerintah oleh permaianan mereka dengan tujuan hanya STI saja yang ada di indo.
Apa ini bukan buah karma sendiri karena mengatakan Theravada = 'komunis', tidak mengakui tuhan? Hal ini diadukan kepada pemerintah Orba waktu itu.
Di jaman itu kalau sudah dicap komunis artinya akan dihabisi, minimal dibubarkan.
Tuduhan anda ke STI hanya fitnah belaka.
Setelah bhikhu Ashin Jinarakita mengangkat guru pada Sai Baba,makin jadilah hujatan yang diterima bhante Ashin.Tapi apa kata Bhante Ashin. "Bersabar dengan orang demikian adalah kesabaran yang sebenarnya".
Bhikkhu (yg mengaku) murid Sang Buddha koq mengangkat pertapa lain sebagai guru?
Bhante G ini meninggal duluan,abunya hanya abu orang biasa yang abu-abu.Akhirnya semua berakhir setelah Meninggalnya Bhante Ashin,anggota sangha T yang tadinya ikut menghujat,diam semua setelah mengetahui bukti spiritual Bhante Ashin Jinarakita.Ini hanya satu cerita sangat pendek untuk mengingatkan orang yang sok dan sombong.Bhante Ashin sama sekali tidak hafal sutta juga tidak baca sutra,ajarannya sederhana saja,katanya"Bila anda merasakan ada niat buruk dan pikiran buruk yang timbul,itulah latihanmu yang sebenarnya". Kalau menghafal sutta dan memperlajari sutta bisa membuat seseorang jadi orang baik dan suci,sudah banyak yang suci dan baik.
Soal abu bhante Girirakkhito, orang2 Theravada dan STI punya versi sendiri. Apa anda punya bukti soal abu biasa ini.
Begitu juga soal bhiksu A. Jinarakkhita, mengenai abunya pernah dibahas di thread sendiri. Begitu juga soal meninggalnya setelah koma (artinya tidak sadar) beberapa hari. Apa orang yg dikatakan suci meninggal dalam keadaan koma tidak sadar?