[ASK] Fangzhen atau pelepasan..

[DhammaChando]

 
Saya mohon saran dari rekan2 semua.. bagaimana cara fangzhen atau pelepasan yang benar??
Apakah benar dengan membeli binatang di pasar/toko lalu dilepaskan maka sudah melakukan fangzhen?

Saya pernah lihat di TV (saya lupa kapan tepatnya, sudah agak lama juga), pada waktu itu terjadi tanya jawab antara seorang umat dan Banthe.. sang umat bertanya kepada Banthe.. "kalo beli burung di pasar (untuk fangzhen) boleh nawar ga?", lalu Sang Banthe menjawab "Cara Fangzhen seperti itu salah, karena dengan membeli di pasar maka habitat si burung bisa lebih terancam karena si penjual akan berburu burung lebih banyak lagi karena laku dijual".. lalu Banthe itu berkata "kalo mau fangzhen yang benar, lakukanlah secara spontan, contoh : kalo lihat binatang mau dibunuh maka jangan biarkan hal itu terjadi, beli binatang itu lalu lepaskan di habitatnya"....

Mohon saran dan tanggapan dari rekan2 semua....
 

[markosprawira]

Spontannya itu yg bener bro......

soal objeknya sih terserah, mau binatang yg dijual di pasar misal burung, ikan lele atau apa aja, begitu diliat, spontan dibeli untuk dilepas
Bisa juga liat binatang yg mau dibunuh, lalu anda beli untuk dilepas

Yang sebaiknya tidak dilakukan adalah :
1. Memesan binatang kepada pedagang di pasar.
2. Beli di pedagang di depan vihara
3. Mengambil hewan peliharaan tetangga, lalu dilepas.... bisa ribut, bro 

[nyanadhana]

Lingkaran yang tiada berhenti bisa dilihat dari avijja manusia terhadap Fangshen

1. Penjual menangkap burung dan menjualnya
2. Pembeli membeli burung dan melepasnya.
3. Penjual melihat potensi pasar disini.
4. Pembeli beragumen bahwa dia ga peduli soal binatang itu mau ditangkap lagi yang penting dari batin dia sudah melihat burung itu klepas maka batinnya juga senang.
5. Penjual menangkap pernyataan pembeli dan kemudian menangkap lebih banyak burung lagi.

Lingkaran tiada berhenti ini akan sampai pada proses tumimbal lahir dari ketidaktahuan ini yaitu lakon peran PEMBELI,PENJUAL dan BURUNG.proses reinkarnasi yang ga akan keluar lagi.

Apa yang sama dari pembicaraan ini adalah TOPIK Menjadi Vegetarian atau tidak.bisa dilihat argumen penjual dan pembeli daging yang berputar2.

Fangshen di vihara saat ini telah menjadi salah praktek dari arti cinta kasih itu sendiri. Ego manusia menciptakan kondisi dimana yang penting saya puas ,saya tidak peduli binatang itu mau diterusin apa lagi nantinya yah lihat karma binatang itu jago melarikan diri atau tertangkap lagi. ini adalah pernyataan ego dan sekali lagi pihak vihara jarang meluruskan hal ini melainkan sengaja memuat acara2 Fangshen (yang berkedok cinta kasih) memasuki kantong2 dana vihara.

Praktek yang lari dari Buddhisme ini sangat meresahkan dan menjerumus ke avijja. Saya sering melihat teman saya yang kecanduan Fangshen suatu hari menangis keras karena selama ini binatang yang dia Fangshen berujung pada kematian binatang itu sendiri baik ditangkap kembali, dimakan oleh binatang yang lebih besar atau mendapat penganiayaan dari manusia kembali. dan ketika itu Bhante memberikan masukan bahwa tindakan telah menjerumus kepada tidak bijaksananya sebuah tindakan.

Lakukan secara spontan adalah hal terbaik dan tidak mengindikasikan penjual untuk merasa bahwa ada lahan bisnis baru lagi.contoh, Kamu ke Carrefour lihat ada ikan aquarium,sesuai dompet kamu ,kamu bisa membeli ikan itu dan melepasnya di danau. tindakan spontan itu adalah tindakan welas asih. sedangkan tindakan beli burung di vihara adalah tindakan terencana/pura-pura yang tidak membawa manfaat selain menambah kebatilan ego.

saya kasih contoh, ada penjual dan peternak lobster ,selama 40tahun ia hidup,ia meneruskan bisnis keluarga ini,ketika ia mendengar Dhamma,ia mengetahui bahwa makluk lain adalah juga sama menderitanya dengan dia,maka ia menutup usaha menjual lobster dan lobster itu dia buatkan danau dan dilepas disana serta ia menjaga danau itu agar tidak ada campur tangan manusia yang akan mengambil lobster dan kemudian dijadikan prospek bisnis.
Jadi lingkaran setan itu berakhir di dirinya sebgai tindakan welas asih.

So,liaht kembali praktek welas asih anda apakah sebuah kepuasan ego atau welas asih sesungguhnya tanpa noda.

Semoga membantu.

[nyanadhana]

Tujuan berbuat baik dalam Buddhisme adalah
1.  Kamu mengembangkan niat kebajikan
2. Setelah kamu mengembangkan niat,kamu berbuat kebajikan
3. Setelah kamu berbuat kebajikan, kamu merasa sukha(bahagia) dalam kebajikan
4. Dan ketika kamu merasa sukha dalam kebajikan,kamu menyalurkan kebajikan kepada semua makhluk.
5. dan ketika kebajikan ada pada semua makhluk maka tidak adalagi penyesalan di kemudian hari.

[nyanadhana]

Seorang teman saya yang melekat dengan upacara Fangshen menemui Bhante Bodhi dan menyesali perbuatan bajik dia.dia berkata "Bhante,kenapa binatang yang saya lepas kemudian ditangkap lagi oleh orang dan dijual kembali,ada juga yang akhirnya mati dimakan oleh binatang yang lebih besar darinya dan ada juga yang menderita kelaparan karena lingkungannya?"

Lalu Bhante menjawab sebuah pertanyaan "Kalau saya lepaskan kamu di kandang singa,apakah kamu mau?"

Binatang Fangshen ini ibaratnya adalah kamu,dan kandang singa adalah tempat dimana kamu akan melepas dan singa sendiri adalah kejadian yang mengikuti setelah kamu melepasnya.apakah kamu akan berbuat hal sebodoh itu lagi?

"Tentu tidak bhante,lalu apakah yang dikatakan selama ini kita hanya perlu niat untuk Fangshen - welas asih saja Bhante?"

Lalu Bhante menjawab ,"Kalau saya berniat memberi kamu makan namun makanan yang saya suguhkan adalah makanan busuk,maukah kamu memakannya?"

Tentu tidak Bhante,karena bhante memang baik memberi saya makan pada saat kelaparan namun makanan itu tidak bisa saya makan karena adalah makanan busuk.

"Nah seperti itulah niat kamu tidak dibarengi kebijaksanaan didalamnya"tindakan itu adalah bodoh dan tidak membawa manfaat karena makhluk lain yang kamu tolong bukannya semakin baik malah semakin sengsara.

"Lalu Bhante ,apakah tindakan fanghsen yang baik itu?"

Bhante mengacungkan jari dan menunjuk teman saya."Dirimu,saat itu,spontan dan membawa kebahagiaan pada makhluk yang ingin kamu lepas."

[markosprawira]

nice postingan bro nyana....

memang perbuatan baik spontan, yang disertai dengan kebijaksanaan, akan membuahkan vipaka yang sempurna

anumodana........

GRP Sent!!!!!

[DhammaChando]

Thank a lot atas penjelasannya bro nyana dan bro markos...
sangat membantu sekali...
 

[Heruka]

Saya tahu sedikit dengan praktek Fang Shen , dan dasar2 sebelum melakukan praktek ini telah disebutkan dengan jelas oleh rekan2 diatas. Soal binatang yg dilepaskan tersebut terlepas apakah satu hari nanti akan tertangkap kembali ataupun dimangsa oleh hewan lainnya... saya kira ini adalah satu fenomena alam yg lumrah. Namun, itu tidak bearti lantas kita mengecilkan manfaat dari praktek mulia ini. Praktek Fang Shen yg saya tahu, selain dibebaskan di alam bebas sesuai habitat mereka masing2 (dan tentunya juga secara spontan) juga turut membantu mereka bersarana kepada Tri Ratna. Saya pikir, setidaknya niat kita adalah bajik dan baik adanya.... setidaknya mereka kita bantu untuk mengikat jodoh dengan Tri Ratna.. dengan harapan semoga di kelahiran kelak akan terjauhkan dari alam2 rendah. 

[nyanadhana]

Soal binatang yg dilepaskan tersebut terlepas apakah satu hari nanti akan tertangkap kembali ataupun dimangsa oleh hewan lainnya... saya kira ini adalah satu fenomena alam yg lumrah

apakah idiologi ini sama dengan makan daging,biarlah kita tidak usah berpikir si hewan itu akan diapakan kelak yang penting jadi daging,karena ini adalah fenomena alam yang lumrah dan kita tidak mengganggu rantai makanan biologis dan keseimbangan alam.

Saya lebih melihat pada Master Cheng Yen yang menyerukan perbuatan baik bukan dilakukan pada titik poin ini dan sudah...tidak lagi melihat ke depannya bagaimana makhluk yang kita bantu akan mendapat kebahagiaan melainkan kebaikan itu dilakukan terhadap satu makhluk dan memberikan dia jaminan dimanapun dia setelah dibantu akan mendapat kebahagiaan dan menemukan Dhamma.

Apakah anda adalah tipikal pelepas makhluk di kandang singa? atau anda tipikal pelepas makhluk menuju Jalan Pencerahan. Ingat kebajikan tidak dilakukan sekali dan ya sudah melainkan setelah dibantu,selalu diperhatikan kesejahteraannya dan inilah Jalan Bodhisatva. kalo tindakan fangshen anda hanya melepas dan tidak peduli apa yang terjadi kemudian terhadap makhluk hidup itu bukankah anda hanya memuaskan nafsu anda dalam berbuat bajik? Pikirkan!

[sobat-dharma]

Perlu diperhatikan juga apakah hewan yang akan dilepas terbiasa hidup di kandang atau memang masih liar. Kalau melepas seekor anjing yang sejak kecilnya dipelihara manusia hanya akan membiarkannya mati di jalan. Begitu juga kalau melepas burung yang dibesarkan di kandang dan setiap hari menerima makanan dari tuannya hanya sia-sia. Sebab, hewan yang terbiasa di kandang dan terbiasa dengan servis dari manusia sulit untuk dilepas lagi di alam bebas.

[markosprawira]

Saya tahu sedikit dengan praktek Fang Shen , dan dasar2 sebelum melakukan praktek ini telah disebutkan dengan jelas oleh rekan2 diatas. Soal binatang yg dilepaskan tersebut terlepas apakah satu hari nanti akan tertangkap kembali ataupun dimangsa oleh hewan lainnya... saya kira ini adalah satu fenomena alam yg lumrah. Namun, itu tidak bearti lantas kita mengecilkan manfaat dari praktek mulia ini. Praktek Fang Shen yg saya tahu, selain dibebaskan di alam bebas sesuai habitat mereka masing2 (dan tentunya juga secara spontan) juga turut membantu mereka bersarana kepada Tri Ratna. Saya pikir, setidaknya niat kita adalah bajik dan baik adanya.... setidaknya mereka kita bantu untuk mengikat jodoh dengan Tri Ratna.. dengan harapan semoga di kelahiran kelak akan terjauhkan dari alam2 rendah. 

Dear Heruka,

Dalam setiap tindakan kita, hendaknya berpatokan pada B3 (bukan Bahan Beracun Berbahaya loh), melainkan :

• Baik
• Benar
• Bijaksana

Baik disini berkaitan dengan niat untuk melakukan perbuatan baik. Disini kita setuju bahwa niat untuk melakukan fangshen adalah niat yg baik

Benar disini adalah Tindakan yang benar.... tentunya fangshen adalah tindakan yang benar.

Bijaksana adalah pikiran dalam melakukan perbuatan itu.

Nah mari dilihat, apakah benar merencanakan fangshen tapi dengan memesan pada pedagang burung?
Atau lebih bijaksana mana, melepas burung di Monas, ataukah di daerah Jonggol??
Atau mana yang lebih baik, membiarkan hewan itu apa adanya ataukah kita mencarikan tempat yang lebih "aman" bagi mereka?

Jika kita melakukan perbuatan selaras dengan B3 maka perbuatan baik itu dapat dikatakan "sempurna".
Indah di awal, indah di pertengahan dan indah di akhirnya 

Jadi tolong ini jgn dilihat sebagai upaya untuk mengecilkan FangShen loh..... namun hendaknya justru dilihat sebagai upaya untuk melakukan FangShen yang lebih baik agar manfaat dari perbuatan baik itu juga dapat menjadi "sempurna"

Semoga bermanfaat bagi kita semua yah 

[Anestan]

saya juga mau berusaha... buat 3b...
saya biasanya fangshen 2 minggu sekali... melepas lele... tanpa pembacaan parita terlebih dahulu.. paling2 saya sebut dalam hati... semoga berbahagia.. udah de saya lepas...
gimana kalau begitu?
mohon pencerahannya ...

[markosprawira]

mudita citta untuk usaha anda, sis.......

ga masalah ama baca paritta kok....... yg penting itu dilakukan dgn spontan.

Beli lele di sembarang penjual....

Terus cari tempat yg relatif lebih aman utk "beliau2"

Dan ..... LEPAS.......... 

Anda sudah bener.... yg diharapkan adalah semoga mereka bisa lebih berbahagia, semoga mereka bisa mendapat hidup yg lebih baik.....

Rasakan itu sebagai suatu kebahagiaan... itu cara utk melatih mudita juga loh.....

Selain itu, hendaknya kebahagiaan itu, anda renungkan berulang kali (jgn perbuatan atau objeknya yg diingat2 yah, itu jd melekat)...... ini sebagai upaya untuk menambah metta dalam diri anda.......

Semoga bisa bermanfaat bagi kita semua yah 

[mushroom_kick]

ap melepas org jg termasuk fangsen?..

 

[nyanadhana]

saya juga mau berusaha... buat 3b...
saya biasanya fangshen 2 minggu sekali... melepas lele... tanpa pembacaan parita terlebih dahulu.. paling2 saya sebut dalam hati... semoga berbahagia.. udah de saya lepas...
gimana kalau begitu?
mohon pencerahannya ...

Jokes dari Bhante...kalo kamumau fangshen trus ngadain upacara yang lamanya sejem atau baca paritta paling komplit nyam nyam nyam sana sini...dijamin hewan yang ingin lepas udah keburu mati karena cuaca panas,kelaparan ataupun sudah mati kebosanan. tujuan fangshen kamu adalah semoga makhluk itu berbahagia,cukup dengan berkata "semoga berbahagia" atau "semoga berjodoh dengan Buddha Dhamma kelak" sudah merupakan satu tindakan terbaik. dan saya yakin yang kamu lakukan adalah yang terbaik. Good job Anestan.

ap melepas org jg termasuk fangsen?..
ya kalo kamu lepas orangnya di hutan,itu bukan fangshen tapi bunuh pelan pelan.prinsip fangshen(melepas dan hidup) adalah kebahagiaan.tapi ga pernah ada kasus fangshen tuh kecuali kalo kamu seorang teroris yang sedang menyekap tawanan trus kamu merasa yang kamu lakukan adalah salah,trus kamu lepas dan tawanan selamat sampai keluarganya,itu adalah fangshen.

[Heruka]

Soal binatang yg dilepaskan tersebut terlepas apakah satu hari nanti akan tertangkap kembali ataupun dimangsa oleh hewan lainnya... saya kira ini adalah satu fenomena alam yg lumrah

apakah idiologi ini sama dengan makan daging,biarlah kita tidak usah berpikir si hewan itu akan diapakan kelak yang penting jadi daging,karena ini adalah fenomena alam yang lumrah dan kita tidak mengganggu rantai makanan biologis dan keseimbangan alam.

Saya lebih melihat pada Master Cheng Yen yang menyerukan perbuatan baik bukan dilakukan pada titik poin ini dan sudah...tidak lagi melihat ke depannya bagaimana makhluk yang kita bantu akan mendapat kebahagiaan melainkan kebaikan itu dilakukan terhadap satu makhluk dan memberikan dia jaminan dimanapun dia setelah dibantu akan mendapat kebahagiaan dan menemukan Dhamma.

Apakah anda adalah tipikal pelepas makhluk di kandang singa? atau anda tipikal pelepas makhluk menuju Jalan Pencerahan. Ingat kebajikan tidak dilakukan sekali dan ya sudah melainkan setelah dibantu,selalu diperhatikan kesejahteraannya dan inilah Jalan Bodhisatva. kalo tindakan fangshen anda hanya melepas dan tidak peduli apa yang terjadi kemudian terhadap makhluk hidup itu bukankah anda hanya memuaskan nafsu anda dalam berbuat bajik? Pikirkan!

  nampaknya ada kesalahpahaman disini dan bisa jadi dikarenakan penyampaian pendapat saya yg kurang jelas. Komentar saya sebelumnya ada menitikberatkan kepada prosesi fang shen ini hendaknya sesuai habitat mereka masing2 dan tentunya harus spontan. Spontan dalam pengertian disini adalah tentunya tidak dipesan terlebih dahulu melainkan spontan dibeli ketika mereka masih berada dalam kurungan. Jadi dalam dua point ini saya merasa satu pikiran dengan Sdr Nyanadhana dan Markosprawira.
Yg hendak saya sampaikan itu, janganlah prosesi fang shen ini kita kecilkan dan kesampingkan dengan hanya melihat kemungkinan satu sisi saja bahwa : bisa jadi hewan2 tersebut dikemudian hari akan tertangkap kembali. Kemungkinan itu tetaplah ada... saya rasa, tidak mungkin kita bisa menjamin hewan2 yg kita lepaskan tersebut dikemudian hari tidak akan tertangkap kembali dalam jala manusia walaupun pada awalnya kita membebaskan mereka dengan prinsip sehati2 mungkin dan sedapat mungkin sesuai habitat mereka. Diluar tertangkap kembali atau tidak.. prosesi fang shen masih tetap merupakan sebuah perbuatan yg bajik adanya dan perlu kita laksanakan. Dikarenakan hal ini sama memberikan manfaat kepada diri sendiri dan kepada hewan pelepasan juga. Ini yg hendak saya sampaikan. 

[dilbert]

saya setuju dengan respon spontan.

Kalau saya fangshen, yang saya lihat adalah kondisi makhluk yang sedang dikurung. Pikiran saya tidak kepada apakah penjualnya nanti akan kembali lagi jualan, apakah makhluk yang dilepas akan kembali ditangkap, apakah mereka akan bisa selamat di dunia luar nantinya.

Jadi pikiran saya adalah PADA SAAT ITU JUGA. Apakah makhluk tersebut bisa saya selamatkan atau tidak ?? itu saja.

[Heruka]

 [at] dilbert :

Saya menyukai penekanan anda tentang : PADA SAAT ITU JUGA. 

 

[Anestan]

mudita citta untuk usaha anda, sis.......

ga masalah ama baca paritta kok....... yg penting itu dilakukan dgn spontan.

Beli lele di sembarang penjual....

Terus cari tempat yg relatif lebih aman utk "beliau2"

Dan ..... LEPAS.......... 

Anda sudah bener.... yg diharapkan adalah semoga mereka bisa lebih berbahagia, semoga mereka bisa mendapat hidup yg lebih baik.....

Rasakan itu sebagai suatu kebahagiaan... itu cara utk melatih mudita juga loh.....

Selain itu, hendaknya kebahagiaan itu, anda renungkan berulang kali (jgn perbuatan atau objeknya yg diingat2 yah, itu jd melekat)...... ini sebagai upaya untuk menambah metta dalam diri anda.......

Semoga bisa bermanfaat bagi kita semua yah 

ya ni, saya juga rencananya kalau duitnya cukup, mau fangshen 1 minggu sekali... tapi saat ini masih 2 minggu sekali... itu juga baru mulai.. ....
oh ya.. tapi saya biasanya beli di tempat yang sama.... di pasar gitu sih.. gimana ya? soalnya dia suka kasih lebih.... jadi kan fangshen bisa lebih banyak... gimana ya?

saya juga mau berusaha... buat 3b...
saya biasanya fangshen 2 minggu sekali... melepas lele... tanpa pembacaan parita terlebih dahulu.. paling2 saya sebut dalam hati... semoga berbahagia.. udah de saya lepas...
gimana kalau begitu?
mohon pencerahannya ...

Jokes dari Bhante...kalo kamumau fangshen trus ngadain upacara yang lamanya sejem atau baca paritta paling komplit nyam nyam nyam sana sini...dijamin hewan yang ingin lepas udah keburu mati karena cuaca panas,kelaparan ataupun sudah mati kebosanan. tujuan fangshen kamu adalah semoga makhluk itu berbahagia,cukup dengan berkata "semoga berbahagia" atau "semoga berjodoh dengan Buddha Dhamma kelak" sudah merupakan satu tindakan terbaik. dan saya yakin yang kamu lakukan adalah yang terbaik. Good job Anestan.

mari kita giatkan fangshen..

[markosprawira]

ya ni, saya juga rencananya kalau duitnya cukup, mau fangshen 1 minggu sekali... tapi saat ini masih 2 minggu sekali... itu juga baru mulai.. ....
oh ya.. tapi saya biasanya beli di tempat yang sama.... di pasar gitu sih.. gimana ya? soalnya dia suka kasih lebih.... jadi kan fangshen bisa lebih banyak... gimana ya?

dear sis,

disini kadang kita sering terpeleset......

mari kita kembali ke tujuan semula fang shen.... ini adalah salah satu bentuk dana yaitu abhaya dana
Dan tujuan dari berdana adalah membantu mengikis kemelekatan/lobha
Dan efek samping/bonus dari berdana adalah menjadi mahluk dengan fisik yg bagus, kekayaan, bnyk  rejeki

Mirip dgn bonus burung yg anda dapat, kemarin sabtu, ada temen yg juga tanya masalah dana seperti ini
Ada temannya yg selama bulan Kathina ini, bertekad utk berdana sebanyak2nya.
Jadi dia datang ke vihara2, biasanya pas2an dgn akan mempersembahkan dana, terus abis itu, langsung pergi lagi ke vihara berikutnya

Nah disini, bnyk dari kita yg terjerumus melakukan dana tapi tujuannya adalah "bonus"nya itu
dan justru melupakan tujuan utama, yaitu mengikis kemelekatan

Fenomena ini saya sebut "mau mengikis kemelekatan tp justru menambah kemelekatan" 

Kalau saya boleh saran :

1. jgn liat dana dari "sering" atau "banyak"nya, namun lebih ke bagaimana perbuatan itu dapat mengikis kemelekatan kita
Org bisa saja berdana milyaran rupiah, tapi batinnya datar2 saja. Dan bisa juga anak kecil berdana Rp 100 tp dengan batin yg penuh kebahagiaan krn bisa mendanakan seluruh uang jajannya.
Ini akan berdampak org yg dana milyaran, pada waktu vipakanya berbuah, tidak akan merasa "bahagia"
Sementara si anak kecil, justru akan merasa bahagia pada waktu vipakanya berbuah

2. Selaras dgn no. 1, hendaknya perbuatan dana itu direnungkan.
Yg direnungkan adalah rasa bahagia pada waktu berdana itu, bukan perbuatan atau objeknya.
Kalau perbuatan atau objek yg diingat2, akan membuat jd melekat, smeentara jika rasa bahagia yg direnungkan, akan membuat batin semakin terkondisi untuk terus berdana
Logikanya mudah : apakah anda akan meneruskan perbuatan, yg tidak membuat anda bahagia?? 

Semoga diskusi ini bisa membawa manfaat yah 

[Anestan]

ya ni, saya juga rencananya kalau duitnya cukup, mau fangshen 1 minggu sekali... tapi saat ini masih 2 minggu sekali... itu juga baru mulai.. ....
oh ya.. tapi saya biasanya beli di tempat yang sama.... di pasar gitu sih.. gimana ya? soalnya dia suka kasih lebih.... jadi kan fangshen bisa lebih banyak... gimana ya?

dear sis,

disini kadang kita sering terpeleset......

mari kita kembali ke tujuan semula fang shen.... ini adalah salah satu bentuk dana yaitu abhaya dana
Dan tujuan dari berdana adalah membantu mengikis kemelekatan/lobha
Dan efek samping/bonus dari berdana adalah menjadi mahluk dengan fisik yg bagus, kekayaan, bnyk  rejeki

Mirip dgn bonus burung yg anda dapat, kemarin sabtu, ada temen yg juga tanya masalah dana seperti ini
Ada temannya yg selama bulan Kathina ini, bertekad utk berdana sebanyak2nya.
Jadi dia datang ke vihara2, biasanya pas2an dgn akan mempersembahkan dana, terus abis itu, langsung pergi lagi ke vihara berikutnya

Nah disini, bnyk dari kita yg terjerumus melakukan dana tapi tujuannya adalah "bonus"nya itu
dan justru melupakan tujuan utama, yaitu mengikis kemelekatan

Fenomena ini saya sebut "mau mengikis kemelekatan tp justru menambah kemelekatan" 

Kalau saya boleh saran :

1. jgn liat dana dari "sering" atau "banyak"nya, namun lebih ke bagaimana perbuatan itu dapat mengikis kemelekatan kita
Org bisa saja berdana milyaran rupiah, tapi batinnya datar2 saja. Dan bisa juga anak kecil berdana Rp 100 tp dengan batin yg penuh kebahagiaan krn bisa mendanakan seluruh uang jajannya.
Ini akan berdampak org yg dana milyaran, pada waktu vipakanya berbuah, tidak akan merasa "bahagia"
Sementara si anak kecil, justru akan merasa bahagia pada waktu vipakanya berbuah

2. Selaras dgn no. 1, hendaknya perbuatan dana itu direnungkan.
Yg direnungkan adalah rasa bahagia pada waktu berdana itu, bukan perbuatan atau objeknya.
Kalau perbuatan atau objek yg diingat2, akan membuat jd melekat, smeentara jika rasa bahagia yg direnungkan, akan membuat batin semakin terkondisi untuk terus berdana
Logikanya mudah : apakah anda akan meneruskan perbuatan, yg tidak membuat anda bahagia?? 

Semoga diskusi ini bisa membawa manfaat yah 

terima kasih ya pencerahannya ...
saya harus banyak belajar nih..

[iwakbelido]

mungkin ini agak OOT ya tapi ini cukup membuat saya berpikir.
Kalo kita pergi memancing, tetapi ikan hasil pancingan tersebut tidak untuk dimasak tetapi untuk dipelihara di kolam kita sendiri di rumah.

di kolam tersebut ikan2 hasil pancingan dipelihara dengan sebaik2nya, dikasi makan, malahan pas mancing ikannya kecil sekarang uda gede... dan tetap ga ada niat untuk dimasak.

apakah ini bertentangan dengan Dharma?
sori kalo OOT

[Anestan]

in my opinion...
saya ga tau sih, bertentangan atau ga...
cuma saya ga suka mancing...hehehe...
menurut saya kan mancing..merusak ketenangan ikan2 disana... trus kalau kena kailnya kan sakit... biarlah mereka di habitatnya..
lalu kita pelihara untuk apa? untuk kesenangan kita sendiri... saya rasa itu egois... tapi kita ga tau.. apakah dia menderita..atau jadi merasa terkekang...
jadi makanya saya ga suka mancing...
oh ya.. kalau kita pelihara terus mati.. duh..jadi rasanya bersalah banget kan? dulu soalnya pernah punya arwana, koi, ikan mas,,, semuanya akhirnya mati.. jadi ga tega.. mendingan di habitat mereka masing2 d..
in my opinion lho...

[nyanadhana]

Pertama,kamu lihat kegiatan pancing memancing itu sendiri adalah tindakan ego yang menginginkan sesuatu hal namun mebuat makhluk lain menderita. lihatlah tidak pada umpan yang anda beri tapi kail yang anda tancapkan di mulut ikan. contoh,jika saya ajak Iwakbelido untuk makan di rumah saya,makanan yang saya sajikan begitu enak tapi saya tabur dengan paku,jarum atau potongan silet,apakah iwak mau memakannya,dan kalo saya diam2 saja tidak memberi tahu iwak soal makanan yang ada jarumnya,setelah makan,apakah kamu akan merasa enak?

dan setelahnya kamu menolong dan membawa ke kolam dipelihara,saya ibaratkan setelah saya meracuni kamu lalu saya membwa kamu ke rumah sakit dan merawat kamu sebaik2nya hingga kamu sembuh dan bisa berjalan,pokoknya bebas,apakah tujuan awal dan tujuan akhir saya menjadi tidak sinkron lagi.
atau lebih baik saya tidak mengajak kamu makan dan tidak usah membawa kamu ke rumah sakit,jadi antara kamu dan saya tidak ada jodoh dendam dan jodoh baik?

[iwakbelido]

ooo begitu.. jadi alangkah baiknya kalo semua ikan yang di kolam dibebaskan lagi ke habitatnya (bisa disebut fangzhen??) ? tapi akhirnya mereka akan ditangkap oleh orang lain dan dijadikan makanan buat penangkap (apakah itu termasuk karma baik yang dilakukan si ikan dengan mengorbankan dirinya buat dimakan).. sedangkan di kolam mereka tetap bisa hidup walaupun mereka ngga bebas..

[Heruka]

dear sis,

disini kadang kita sering terpeleset......

mari kita kembali ke tujuan semula fang shen.... ini adalah salah satu bentuk dana yaitu abhaya dana
Dan tujuan dari berdana adalah membantu mengikis kemelekatan/lobha
Dan efek samping/bonus dari berdana adalah menjadi mahluk dengan fisik yg bagus, kekayaan, bnyk  rejeki

Mirip dgn bonus burung yg anda dapat, kemarin sabtu, ada temen yg juga tanya masalah dana seperti ini
Ada temannya yg selama bulan Kathina ini, bertekad utk berdana sebanyak2nya.
Jadi dia datang ke vihara2, biasanya pas2an dgn akan mempersembahkan dana, terus abis itu, langsung pergi lagi ke vihara berikutnya

Nah disini, bnyk dari kita yg terjerumus melakukan dana tapi tujuannya adalah "bonus"nya itu
dan justru melupakan tujuan utama, yaitu mengikis kemelekatan

Fenomena ini saya sebut "mau mengikis kemelekatan tp justru menambah kemelekatan"   

Kalau saya boleh saran :

1. jgn liat dana dari "sering" atau "banyak"nya, namun lebih ke bagaimana perbuatan itu dapat mengikis kemelekatan kita
Org bisa saja berdana milyaran rupiah, tapi batinnya datar2 saja. Dan bisa juga anak kecil berdana Rp 100 tp dengan batin yg penuh kebahagiaan krn bisa mendanakan seluruh uang jajannya.
Ini akan berdampak org yg dana milyaran, pada waktu vipakanya berbuah, tidak akan merasa "bahagia"
Sementara si anak kecil, justru akan merasa bahagia pada waktu vipakanya berbuah

2. Selaras dgn no. 1, hendaknya perbuatan dana itu direnungkan.
Yg direnungkan adalah rasa bahagia pada waktu berdana itu, bukan perbuatan atau objeknya.
Kalau perbuatan atau objek yg diingat2, akan membuat jd melekat, smeentara jika rasa bahagia yg direnungkan, akan membuat batin semakin terkondisi untuk terus berdana
Logikanya mudah : apakah anda akan meneruskan perbuatan, yg tidak membuat anda bahagia??   
Semoga diskusi ini bisa membawa manfaat yah   

Penjelasan bro Markosprawira yg bener bagus.. Thanks alot.. tadinya mau kasi GRP tapi kebentur postingan blm nyampe.
 

[markosprawira]

dear iwak,

kalau untuk dipelihara, itu berarti untuk dimiliki khan bro??? udah jelas, itu adalah "kemelekatan", bro

saya di kelas juga sharing mengenai pengalaman pribadi.
dulu saya berpikir "lebih baik ikan saya beli, utk dipelihara di rumah. Daripada dibeli org laen yg ga ketauan mo ngerawat atau ngga".....

Tapi begitu belajar dhamma, saya jadi "sadar" bahwa saya hanyalah beralasan saja dimana yg sebenarnya adalah agar bisa melihat ikan2 berenang biar ga stres (sampe saya beli akuarium kaca cembung yg mirip TV   )

Pun disini kita sebenarnya selain membuat alasan utk dipelihara yg baik, banyak melakukan "masturbation brain" bhw kita berpikir si ikan mau ini dan itu, yg benernya sih kita sendiri ga pernah tau apa kemauan si ikan itu  

sedikit sharing aja, saya dulu sering iseng... mungut barang yg terjatuh, misal duit atau barang....  
Namun semenjak mengingat pengertian "mengambil barang yg tidak diberikan", keisengan itu saya hentikan

semoga bisa bermanfaat bagi kita semua  

[Anestan]

sedikit sharing aja, saya dulu sering iseng... mungut barang yg terjatuh, misal duit atau barang....  
Namun semenjak mengingat pengertian "mengambil barang yg tidak diberikan", keisengan itu saya hentikan

semoga bisa bermanfaat bagi kita semua  

hahah... isengnya ada2 aja...

[markosprawira]

in my opinion...
saya ga tau sih, bertentangan atau ga...
cuma saya ga suka mancing...hehehe...
menurut saya kan mancing..merusak ketenangan ikan2 disana... trus kalau kena kailnya kan sakit... biarlah mereka di habitatnya..
lalu kita pelihara untuk apa? untuk kesenangan kita sendiri... saya rasa itu egois... tapi kita ga tau.. apakah dia menderita..atau jadi merasa terkekang...
jadi makanya saya ga suka mancing...
oh ya.. kalau kita pelihara terus mati.. duh..jadi rasanya bersalah banget kan? dulu soalnya pernah punya arwana, koi, ikan mas,,, semuanya akhirnya mati.. jadi ga tega.. mendingan di habitat mereka masing2 d..
in my opinion lho...

dear sis,

kalau saya boleh bilang, "rasa bersalah" itu sebenarnya "dosa mula citta".... bhw kita menolak kenyataan "hewan peliharaan kita" mati semua.....
namun silih berganti dengan "karuna", dimana karuna ini yg membuat anda jadi ga pelihara ikan lagi...

mudita citta atas munculnya karuna anda, karena jika dosa lebih dominan, biasanya akan muncul lobha baru, misal akan belajar dari buku2 ttg cara memelihara hewan  

Kira2 seperti itulah cetasika/faktor2 batin yg muncul silih berganti........

semoga bisa bermanfaat yah  

[markosprawira]

sedikit sharing aja, saya dulu sering iseng... mungut barang yg terjatuh, misal duit atau barang....  
Namun semenjak mengingat pengertian "mengambil barang yg tidak diberikan", keisengan itu saya hentikan

semoga bisa bermanfaat bagi kita semua  

hahah... isengnya ada2 aja...

nah "iseng" itulah tanda "kekurang bijaksanaan" saya, sis........

dan kadang2 muncul menyesal knp dulu sy berbuat spt itu.......... namun "menyesal" ini, sebenarnya adalah dosa mula citta juga
Karena itu, biasanya saya netralisir dan pikiran dialihkan ke hal2 yg baik.....

semoga bisa bermanfaat yah.......

[Anestan]

sedikit sharing aja, saya dulu sering iseng... mungut barang yg terjatuh, misal duit atau barang....  
Namun semenjak mengingat pengertian "mengambil barang yg tidak diberikan", keisengan itu saya hentikan

semoga bisa bermanfaat bagi kita semua  

hahah... isengnya ada2 aja...

nah "iseng" itulah tanda "kekurang bijaksanaan" saya, sis........

dan kadang2 muncul menyesal knp dulu sy berbuat spt itu.......... namun "menyesal" ini, sebenarnya adalah dosa mula citta juga
Karena itu, biasanya saya netralisir dan pikiran dialihkan ke hal2 yg baik.....

semoga bisa bermanfaat yah.......

haha... makasih ya.. ko, OOT dikit
ko2 ngajar dimana sih?
mau dong ikut?
pengen banyak belajar nih...
ko punya buku abhidhamma atthakattha?
ada yang punya copynya ga ya?

[nyanadhana]

Bukunya dijual secara bebas kok...kamu bisa mengunjungi Gramedia bagian Agama,atau ke Buddhist Shop yang ada di ITc Roxy Mas , Toko Media Chandra,kalo ga salah inget lantai 1.disana dijual pustaka Tipitaka yang telah diterjemahkan.

[Anestan]

Bukunya dijual secara bebas kok...kamu bisa mengunjungi Gramedia bagian Agama,atau ke Buddhist Shop yang ada di ITc Roxy Mas , Toko Media Chandra,kalo ga salah inget lantai 1.disana dijual pustaka Tipitaka yang telah diterjemahkan.

oh ada ya...
harganya kira2 berapa ya ko?

[nyanadhana]

ooo begitu.. jadi alangkah baiknya kalo semua ikan yang di kolam dibebaskan lagi ke habitatnya (bisa disebut fangzhen??) ? tapi akhirnya mereka akan ditangkap oleh orang lain dan dijadikan makanan buat penangkap (apakah itu termasuk karma baik yang dilakukan si ikan dengan mengorbankan dirinya buat dimakan).. sedangkan di kolam mereka tetap bisa hidup walaupun mereka ngga bebas..

maka daripada itu,aku menyebutkan alangkah baiknya setiap perbuatan cinta kasih memiliki kebijaksanaan. kalo iwak dah menangkap ikan dan memeliharanya dengan baik,ya sudah berarti ikannya sendiri sudah terbiasa dengan habitat barunya sehingga ia bisa tumbuh dewasa,kalau iwak lepasin ikannya lagi,saya sih ga jamin di habitat barunya dia akan beradaptasi dengan baik.

apapun perbuatan yang telah diperbuat,ketika disadari adalah salah maka berusaha untuk memberikan kebajikan,dan dari awal titik menangkap itu kalo batin iwak merasa salah,maka sebaiknya perbuatan itu tidak dilakukan,namun bila yakin itu adalah bajik,maka lakukan.it's a simple idea.namun saya tidak mengatakan,tangkaplah semua ikan di samudra lalu peliharalah mereka di kolam karena takut mereka akan mati di tangan orang lain.ingat semua bekerja dibawah hukum alam dan Niyama.

[nyanadhana]

oh ada ya...
harganya kira2 berapa ya ko?

kalo ga salah inget sekitar 55rb atau 65rb,aku kurang tahu harga sekarang.soalnya itu beli udah sekitar satu setengah tahun yang lalu.

[Anestan]

itu ttg abhidhamma ya?
soalnya denger dari temen sih bagus... 
di ITC Roxy mas ya...
nanti dateng ah... makasih ya

 [at]  ko markos... ko ngajar dimana?

[nyanadhana]

Dhammapada Atthakata adalah kitab komentari dari Dhammapada(Kumpulan Bait yang dibabarkan oleh Buddha)
kalo di Dhammapada kan cuma ada baitnya aja,kalo di Atthakatanya lengkap kenapa bait itu diucapkan oleh Buddha,kejadiannya apa,ceritanya apa,semua dah lengkap,jadi lebih mengerti kenapa Buddha mengucapkan syair seperti itu.Sangat bagus untuk Buddhist pemula,dan Dhammapada merupakan kitab yang awal muncul,jadi disana kamu bisa belajar banyak soal Buddhisme tanpa dogma

[Anestan]

bukan dhammapada atthakata tapi abhidhamma atthakata...

[iwakbelido]

ooo begitu.. jadi alangkah baiknya kalo semua ikan yang di kolam dibebaskan lagi ke habitatnya (bisa disebut fangzhen??) ? tapi akhirnya mereka akan ditangkap oleh orang lain dan dijadikan makanan buat penangkap (apakah itu termasuk karma baik yang dilakukan si ikan dengan mengorbankan dirinya buat dimakan).. sedangkan di kolam mereka tetap bisa hidup walaupun mereka ngga bebas..

maka daripada itu,aku menyebutkan alangkah baiknya setiap perbuatan cinta kasih memiliki kebijaksanaan. kalo iwak dah menangkap ikan dan memeliharanya dengan baik,ya sudah berarti ikannya sendiri sudah terbiasa dengan habitat barunya sehingga ia bisa tumbuh dewasa,kalau iwak lepasin ikannya lagi,saya sih ga jamin di habitat barunya dia akan beradaptasi dengan baik.

apapun perbuatan yang telah diperbuat,ketika disadari adalah salah maka berusaha untuk memberikan kebajikan,dan dari awal titik menangkap itu kalo batin iwak merasa salah,maka sebaiknya perbuatan itu tidak dilakukan,namun bila yakin itu adalah bajik,maka lakukan.it's a simple idea.namun saya tidak mengatakan,tangkaplah semua ikan di samudra lalu peliharalah mereka di kolam karena takut mereka akan mati di tangan orang lain.ingat semua bekerja dibawah hukum alam dan Niyama.

saya setuju dgn pendapat sodara Nyana kalo semua bekerja dibawah hukum alam, karma dan Niyama (Niyama apa ya?).. Semuanya berawal dari niat dan keyakinan kita saat mau, sedang, sesudah melakukan perbuatan tersebut.. dan saya percaya ikan2 yang saya pancing di kolam itu merupakan buah karma antara saya dan ikan2 tersebut. bukan begitu?

Apakah melepaskan tikus yang telah terperangkap dalam perangkap tikus juga disebut fangzhen? maaf kl pertanyaannya keliatannya ga penting

[markosprawira]

saya setuju dgn pendapat sodara Nyana kalo semua bekerja dibawah hukum alam, karma dan Niyama (Niyama apa ya?).. Semuanya berawal dari niat dan keyakinan kita saat mau, sedang, sesudah melakukan perbuatan tersebut.. dan saya percaya ikan2 yang saya pancing di kolam itu merupakan buah karma antara saya dan ikan2 tersebut. bukan begitu?

ehm ga juga bro....... utk si ikan, betul itu adalah kamma vipaka/buah kamma.... sementara bagi kamu, itu adalah action baru....
Hubungannya hanyalah kesesuaian kondisi aja.....

Itu kenapa Niyama disebut sebagai Hukum Kesesuaian....

Apakah melepaskan tikus yang telah terperangkap dalam perangkap tikus juga disebut fangzhen? maaf kl pertanyaannya keliatannya ga penting

Bisa bro...... karena memberikan dia "kebebasan"... asal jgn niat baik itu didomplengi lobha yah, alias ngarep2 pahala baik di masa mendatang yah..... he3....

sayang jika perbuatan baik anda itu menjadi "cacat"........

semoga bisa dimengerti

[nyanadhana]

saya setuju dgn pendapat sodara Nyana kalo semua bekerja dibawah hukum alam, karma dan Niyama (Niyama apa ya?).. Semuanya berawal dari niat dan keyakinan kita saat mau, sedang, sesudah melakukan perbuatan tersebut.. dan saya percaya ikan2 yang saya pancing di kolam itu merupakan buah karma antara saya dan ikan2 tersebut. bukan begitu?

bisa saja dahulu iwak adalah belidonya trus dipancing oleh kelahiran sebelumnya si ikan = manusia,lalu mereka merawat iwak dengan baik,tapi iwak udah tahu bahwa pada saat dipancing adalah dikail,so kehidupan sekarang ini,rulenya berubah,iwak jadi manusianya,dan si manusia jadi ikan,kamma berbalas.

Apakah melepaskan tikus yang telah terperangkap dalam perangkap tikus juga disebut fangzhen? maaf kl pertanyaannya keliatannya ga penting

suatu hari cie cie aku menangkap tikus dan dimasukkan dalam perangkap,ada 2 tikus,karena selama ini di toko,tikus2 sangat banyak dan menggerogoti kardus,lalu suaminya muncul menyiram mereka dengan minyak tanah dan hendak membakarnya. aku mencegahnya dan aku bawa perangkap itu menjauh dari mereka dan aku lepaskan,aku berkata kepada mereka,mungkin kamma baik kita bisa bertemu,namun akan sangat tidak baik kembali ke rumah kami karena tentunya selain kami terganggu,kehidupan kalian juga terancam.

Sejak saat itu,toko tidak ada tikus lagi,aku tidak tahu apa yang terjadi tapi semoga itu menjadi kebajikan bagi kedua belah pihak.

[markosprawira]

bukan dhammapada atthakata tapi abhidhamma atthakata...

weleh...weleh.... abhidhamma pitaka aja jarang yg punya sis.... apalagi kitab komentarnya? 

[iwakbelido]

....aku mencegahnya dan aku bawa perangkap itu menjauh dari mereka dan aku lepaskan,aku berkata kepada mereka,mungkin kamma baik kita bisa bertemu,namun akan sangat tidak baik kembali ke rumah kami karena tentunya selain kami terganggu,kehidupan kalian juga terancam.

Sejak saat itu,toko tidak ada tikus lagi,aku tidak tahu apa yang terjadi tapi semoga itu menjadi kebajikan bagi kedua belah pihak.

ada kemungkinan hewan2 bisa mengerti apa yang kita ucapkan selama kita tulus berbicara kepada mereka. indah ya kalo semua bisa saling mengasihi dan menghormati

[Sunkmanitu Tanka Ob'waci]

weleh...weleh.... abhidhamma pitaka aja jarang yg punya sis.... apalagi kitab komentarnya? 

Ringkasan Abhidhamma banyak tuh... Romo Cunda aja buat.

[Anestan]

bukan dhammapada atthakata tapi abhidhamma atthakata...

weleh...weleh.... abhidhamma pitaka aja jarang yg punya sis.... apalagi kitab komentarnya? 

sip2... nanti saya cari ya... maaf OOT

[markosprawira]

Kalo ringkasan itu abhidhammatasangaha bro....... itu sih pandit kaharudin udah lama bikin

kalo kitab komentarnya itu beda bro.... isinya ada 3 yaitu :
1. Atthasalini
2. Sammohavinodani
3. Pañcappakaranatthakatha

kalo ga salah, dari buddhaghosa......

[nyanadhana]

ow Abhidhamma Atthakata...dulu kayaknya di dC ada PDFnya deh,coba cek bagian librarynya. kalo mau versi English...di www.buddhanet.net

itu ada Abhiddhama : the Ultimate Science dan buku2 yang relevan.

di Media Chandra Roxy Mas ada satu buku juga,doh rajin shopping yah gw.

[nyanadhana]

bukannya dari dr Mentimohn juga ada?

[Anestan]

ow Abhidhamma Atthakata...dulu kayaknya di dC ada PDFnya deh,coba cek bagian librarynya. kalo mau versi English...di www.buddhanet.net

itu ada Abhiddhama : the Ultimate Science dan buku2 yang relevan.

di Media Chandra Roxy Mas ada satu buku juga,doh rajin shopping yah gw.

di dc ada ya... kontak ko medho ah...

di buddhanet bahasa inggris... susah ngertinya.. and takut salah artiin...

hahah... masih bagus dong..shoppingnya buku dhamma... bukan baju atau lainnya...