//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Pindapata Masal  (Read 6286 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline Mas Tidar

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.262
  • Reputasi: 82
  • Gender: Male
Pindapata Masal
« on: 03 May 2012, 01:44:33 PM »
big picture 1: ShowHide



big picture 2: ShowHide



big picture 3: ShowHide



big picture 4: ShowHide







nb: mendadak-photograper.com
Saccena me samo natthi, Esa me saccaparamiti

"One who sees the Dhamma sees me. One who sees me sees the Dhamma." Buddha

Offline adi lim

  • Sebelumnya: adiharto
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.993
  • Reputasi: 108
  • Gender: Male
  • Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta
Re: Pindapata Masal
« Reply #1 on: 04 May 2012, 05:23:48 AM »
mangkoknya berubah fungsi dari seharusnya terima dana makanan jadi terima dana angpao.
Seringlah PancaKhanda direnungkan sebagai Ini Bukan MILIKKU, Ini Bukan AKU, Ini Bukan DIRIKU, bermanfaat mengurangi keSERAKAHan, mengurangi keSOMBONGan, Semoga dapat menjauhi Pandangan SALAH.

Offline Mas Tidar

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.262
  • Reputasi: 82
  • Gender: Male
Ratusan Biksu Gelar Ritual Pindapata
« Reply #2 on: 04 May 2012, 09:58:02 AM »

big Picture !!!: ShowHide


Magelang, CyberNews. Ratusan biksu Dewan Sangha Perwakilan Umat Buddha Indonesia (Walubi) bersama umat menjalani prosesi "pindapata", di pusat Kota Magelang, Jawa Tengah, "Pecinan", Senin (16/5), menjelang puncak Tri Suci Waisak 2011.
Prosesi berupa penyerahan sedekah oleh umat Buddha Kota Magelang kepada para biksu itu, dimulai dengan pembacaan doa dan lantunan parita suci dipimpin Ketua Dewan Pimpinan Pusat Walubi, Bante Dutavira Mahastavira, di Keleteng Liong Hok Bio, di kawasan alun-alun setempat.

Para biksu telah berkumpul di kompleks kelenteng itu sejak sekitar pukul 07.30 WIB. Mereka kemudian memasuki tempat ibadah tersebut untuk berdoa dan membaca parita. Beberapa kali, mereka yang masing-masing membawa wadah berwarna kuning emas dan perak berjalan mengelilingi altar utama hingga teras kelenteng setempat yang dibangun pada 1864 itu.

Umat Buddha berdiri di depan rumah toko masing-masing di sepanjang satu kilometer trotoar Jalan Pemuda, kawasan "Pecinan" itu untuk memberikan sedekah, baik berupa uang maupun kebutuhan pokok sehari-hari para biksu.

Ratusan biksu dengan mengenakan jubah khas didominasi warna kuning keemasan mulai sekitar pukul 08.30 WIB berjalan beriringan keluar dari kelenteng setempat secara takzim menyusuri sepanjang trotoar jalan itu, untuk menerima sedekah dari para umat.

Ketua Yayasan Tri Bhakti Kelenteng Liong Hok Bio Kota Magelang, Paul Candra Wesi Aji mengatakan, sekitar 140 biksu menjalani prosesi pindapata sebagai refleksi atas kesediaan umat untuk berbuat kebajikan.

"Bagi umat Buddha melakukan kebijakan sebagai kewajiban, setiap saat umat harus siap membantu siapa saja yang membutuhkan pertolongan," ucapnya.



ref:
- http://www.suaramerdeka.com/v1/index.php/read/news/2011/05/16/85771/Ratusan-Biksu-Gelar-Ritual-Pindapata
- http://mcetak.suaramerdeka.com/PUBLICATIONS/SM/SM/2012/05/04/index.shtml
Saccena me samo natthi, Esa me saccaparamiti

"One who sees the Dhamma sees me. One who sees me sees the Dhamma." Buddha

Offline Mas Tidar

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.262
  • Reputasi: 82
  • Gender: Male
Re: Pindapata Masal
« Reply #3 on: 04 May 2012, 09:58:58 AM »

"Maha Biksu"-nya memberikan contoh.


mangkoknya berubah fungsi dari seharusnya terima dana makanan jadi terima dana angpao.
Saccena me samo natthi, Esa me saccaparamiti

"One who sees the Dhamma sees me. One who sees me sees the Dhamma." Buddha

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Pindapata Masal
« Reply #4 on: 04 May 2012, 10:15:24 AM »
Ada juga yang tidak terima angpau tapi punya perwakilan menerima angpau, tidak punya uang (kontan) tapi punya rekening, dll. Tidak terima uang bukan berarti pasti lebih baik daripada yang terima uang, semua tergantung pada pribadi orang itu sendiri dan kepatuhan pada vinaya yang berlaku. Jika secara vinaya tidak dilarang, maka hal itu boleh2 saja.

Offline Mas Tidar

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.262
  • Reputasi: 82
  • Gender: Male
Re: Pindapata Masal
« Reply #5 on: 04 May 2012, 11:41:42 AM »
pada kasus ini, menurut kami ada beberapa hal yang tidak tepat dan kurang diperhatian
1. Senior biksu tidak memberitahukan kepada EO ttg "barang" yang pantas dimasukkan ke pata
2. EO tidak mengabarkan ke khalayak ramai tentang "barang" yang pantas masuk ke pata
3. masing2 samana (baik itu biksu dan samanera-nya) tidak didampingi dayaka untuk menerima dana yang bukan selayaknya masuk ke pata
Saccena me samo natthi, Esa me saccaparamiti

"One who sees the Dhamma sees me. One who sees me sees the Dhamma." Buddha

Offline adi lim

  • Sebelumnya: adiharto
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.993
  • Reputasi: 108
  • Gender: Male
  • Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta
Re: Pindapata Masal
« Reply #6 on: 04 May 2012, 09:05:39 PM »
pada kasus ini, menurut kami ada beberapa hal yang tidak tepat dan kurang diperhatian
1. Senior biksu tidak memberitahukan kepada EO ttg "barang" yang pantas dimasukkan ke pata
2. EO tidak mengabarkan ke khalayak ramai tentang "barang" yang pantas masuk ke pata
3. masing2 samana (baik itu biksu dan samanera-nya) tidak didampingi dayaka untuk menerima dana yang bukan selayaknya masuk ke pata


jadi salah siapa ?
Seringlah PancaKhanda direnungkan sebagai Ini Bukan MILIKKU, Ini Bukan AKU, Ini Bukan DIRIKU, bermanfaat mengurangi keSERAKAHan, mengurangi keSOMBONGan, Semoga dapat menjauhi Pandangan SALAH.

Offline Mas Tidar

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.262
  • Reputasi: 82
  • Gender: Male
Re: Pindapata Masal
« Reply #7 on: 04 May 2012, 10:43:27 PM »

seyogyanya, pertanyaannya: jadi apa yang salah ?
jawabannya, bisa ditelusuri dari 3 poin yg telah ditulis pada Reply: #5

menurut om AL, bgmn ?

jadi salah siapa ?
Saccena me samo natthi, Esa me saccaparamiti

"One who sees the Dhamma sees me. One who sees me sees the Dhamma." Buddha

Offline dipasena

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.612
  • Reputasi: 99
  • Gender: Male
  • Sudah Meninggal
Re: Pindapata Masal
« Reply #8 on: 05 May 2012, 08:16:24 AM »
pada kasus ini, menurut kami ada beberapa hal yang tidak tepat dan kurang diperhatian
1. Senior biksu tidak memberitahukan kepada EO ttg "barang" yang pantas dimasukkan ke pata
2. EO tidak mengabarkan ke khalayak ramai tentang "barang" yang pantas masuk ke pata
3. masing2 samana (baik itu biksu dan samanera-nya) tidak didampingi dayaka untuk menerima dana yang bukan selayaknya masuk ke pata


sumber permasalahan nya adalah karena kebanyakan umat buddhist di indonesia dari kalangan chinese yg mempunyai kebiasaan bahwa pemberian uang lebih baik dan mereka umum nya tidak memiliki pengetahuan yg benar tentang cara berdana yg baik (kepada anggota sangha) sehingga menyebabkan bhikkhu2 di indonesia jd terbiasa dengan kondisi tersebut, menerima pemberian uang sebagai hal yg biasa, bahkan ada pula bhikkhu yg merasa lebih nyaman jk dana yg diberikan kepada nya adalah uang, hal ini lahan perlahan akan menimbulkan sikap materialistis dikalangan bhikkhu, bahkan ada bhikkhu yg memasang tarif/patok harga untuk pembacaan sutta dalam suatu even.

seharusnya dari awal dayaka lebih giat mengingatkan dan memberikan pemahaman yg benar tentang berdana kepada anggota sangha. jika pindapatta, lebih baik memberikan dana makanan, bkn hp/uang-angpao/emas dan lain nya...

ada umat yg berkomentar, bhikkhu saja tidak pernah ngomong ga bole kasih hp/uang-angpao/emas dan lain nya, napa koq malah umat sok ngatur ? masalah nya adalah bhikkhu tidak bole meminta kepada umat untuk memberikan materi kepada nya sebagai bentuk dana, bhikkhu juga tidak di bole menolak pemberian uang yg memberikan materi kepada nya. namun karena ada nya peluang, maka memberikan cela untuk terjadi nya pelanggaran demi pelanggaran terhadap aturan yg ada dengan pembenaran yg bersifat pribadi untuk menghalal kan hal yg tidak benar itu.

sekarang, kembali ke umat, apakah mau menjaga keutuhan dan kelangsungan sangha atau mau semakin merusak nya...

Offline kullatiro

  • Sebelumnya: Daimond
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.155
  • Reputasi: 97
  • Gender: Male
  • Ehmm, Selamat mencapai Nibbana
Re: Pindapata Masal
« Reply #9 on: 05 May 2012, 08:28:55 AM »
Bila kita merujuk pada attha silla; maka yang tidak boleh diterima adalah emas dan perak; dalam hal ini tentu nya kekayaan atau harta benda kemudian berubah menjadi uang pada saat ini. padahal pada saat ini uang dollar U$ sudah melepaskan diri dari patokan emas.

Vihara saat ini tidak seperti pada jaman sang Buddha, ada bayar listrik, pam, dan macam macam kebutuhan lain nya, sebaiknya ketika memberi sangha dana ini berpikir untuk memenuhi kebutuhan bhikku hingga mampu memplajari, melindungi dan mewariskan dhamma dengan baik.

Dan memang sebaiknya di samping para bhikku ada para dhayaka baik yang permanent atau sementara hingga tidak menggangu latihan sila para anggota sangha ketika menerima dana dari umat awam.

Pada gema waisak kemarin ada satu bhikku yang menerima dana (aku tidak menyebut dana tersebut adalah uang tapi brg lain selain makanan agak lupa brg yang didanakan) dari umat dengan tutup patta nya hingga tidak masuk ke dalam patta sang bhante tersebut, sedang untuk dana uang ada dhayaka yang biasa  dengan kantong kuning di belakang sang bhante.
« Last Edit: 05 May 2012, 08:44:40 AM by daimond »

Offline Mas Tidar

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.262
  • Reputasi: 82
  • Gender: Male
Re: Pindapata Masal
« Reply #10 on: 05 May 2012, 02:17:57 PM »
sebelum dibahas lebih jauh, ada pertanyaan dasar yang ingin kami ajukan:
- apakah di tradisi mahayana, memiliki kosa kata pindapata untuk dilakukan oleh praktisinya (biksu & samanera) ? ataukah dipaksakan menurut tradisi ? (tetangga sebelah, Theravada, memiliki suatu kegiatan yang bernama pindapata)
- apakah di tradisi mahayana, mengenai sila, ada tertulis, tidak menerima uang & emas ?
Saccena me samo natthi, Esa me saccaparamiti

"One who sees the Dhamma sees me. One who sees me sees the Dhamma." Buddha

Offline Mas Tidar

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.262
  • Reputasi: 82
  • Gender: Male
Re: Pindapata Masal
« Reply #11 on: 05 May 2012, 02:23:31 PM »

setuju sekali pendapat Nabi A'a, terutama pada kalimat paling akhir.
ndak semua umat mau menelusuri dan memahami aturan2 tsb
(bhikkhu saja tidak pernah ngomong ga bole kasih hp/uang-angpao/emas dan lain nya, napa koq malah umat sok ngatur ?).

sumber permasalahan nya adalah karena kebanyakan umat buddhist di indonesia dari kalangan chinese yg mempunyai kebiasaan bahwa pemberian uang lebih baik dan mereka umum nya tidak memiliki pengetahuan yg benar tentang cara berdana yg baik (kepada anggota sangha) sehingga menyebabkan bhikkhu2 di indonesia jd terbiasa dengan kondisi tersebut, menerima pemberian uang sebagai hal yg biasa, bahkan ada pula bhikkhu yg merasa lebih nyaman jk dana yg diberikan kepada nya adalah uang, hal ini lahan perlahan akan menimbulkan sikap materialistis dikalangan bhikkhu, bahkan ada bhikkhu yg memasang tarif/patok harga untuk pembacaan sutta dalam suatu even.

seharusnya dari awal dayaka lebih giat mengingatkan dan memberikan pemahaman yg benar tentang berdana kepada anggota sangha. jika pindapatta, lebih baik memberikan dana makanan, bkn hp/uang-angpao/emas dan lain nya...

ada umat yg berkomentar, bhikkhu saja tidak pernah ngomong ga bole kasih hp/uang-angpao/emas dan lain nya, napa koq malah umat sok ngatur ? masalah nya adalah bhikkhu tidak bole meminta kepada umat untuk memberikan materi kepada nya sebagai bentuk dana, bhikkhu juga tidak di bole menolak pemberian uang yg memberikan materi kepada nya. namun karena ada nya peluang, maka memberikan cela untuk terjadi nya pelanggaran demi pelanggaran terhadap aturan yg ada dengan pembenaran yg bersifat pribadi untuk menghalal kan hal yg tidak benar itu.

sekarang, kembali ke umat, apakah mau menjaga keutuhan dan kelangsungan sangha atau mau semakin merusak nya...
Saccena me samo natthi, Esa me saccaparamiti

"One who sees the Dhamma sees me. One who sees me sees the Dhamma." Buddha

Offline Mas Tidar

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.262
  • Reputasi: 82
  • Gender: Male
Re: Pindapata Masal
« Reply #12 on: 05 May 2012, 02:30:55 PM »
Bila kita merujuk pada attha dasa silla; maka yang tidak boleh diterima adalah emas dan perak; dalam hal ini tentu nya kekayaan atau harta benda kemudian berubah menjadi uang pada saat ini. padahal pada saat ini uang dollar U$ sudah melepaskan diri dari patokan emas.

Vihara saat ini tidak seperti pada jaman sang Buddha, ada bayar listrik, pam, dan macam macam kebutuhan lain nya, sebaiknya ketika memberi sangha dana ini berpikir untuk memenuhi kebutuhan bhikku hingga mampu memplajari, melindungi dan mewariskan dhamma dengan baik.

Dan memang sebaiknya di samping para bhikku ada para dhayaka baik yang permanent atau sementara hingga tidak menggangu latihan sila para anggota sangha ketika menerima dana dari umat awam.

Pada gema waisak kemarin ada satu bhikku yang menerima dana (aku tidak menyebut dana tersebut adalah uang tapi brg lain selain makanan agak lupa brg yang didanakan) dari umat dengan tutup patta nya hingga tidak masuk ke dalam patta sang bhante tersebut, sedang untuk dana uang ada dhayaka yang biasa  dengan kantong kuning di belakang sang bhante.
Saccena me samo natthi, Esa me saccaparamiti

"One who sees the Dhamma sees me. One who sees me sees the Dhamma." Buddha

 

anything