//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Kamma/karma dalam kehidupan sehari-hari  (Read 13089 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline Reenzia

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.199
  • Reputasi: 50
  • Gender: Female
  • The Wisdom ~
Kamma/karma dalam kehidupan sehari-hari
« on: 26 November 2008, 04:48:25 PM »
halo teman-teman DC.........

saia membuka thread ini dengan harapan teman-teman yang lebih "senior" dalam pemahaman mengenai dhamma dan karma-nya bisa membantu saia yang masih banyak moha ini dalam mengerti bagaimana "cara kerja" kamma/karma


thread ini akan saia mulai dengan pertanyaan:
apakah penggunaan antibiotik, obat nyamuk, alkohol [bukan minuman keras yaa :hammer:] itu tidak sesuai dhamma?


 _/\_

Offline markosprawira

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.449
  • Reputasi: 155
Re: Kamma/karma dalam kehidupan sehari-hari
« Reply #1 on: 26 November 2008, 05:14:40 PM »
anti biotik : udah jelas..... itu akan membunuh biotik/mahluk hidup

obat nyamuk : kalo yg semprot/cairan, udah jelas itu membunuh nyamuk. Katanya sih kalo obat nyamuk bakar itu mengusir nyamuk

alkohol : benernya sih udah pernah dibahas. Diperkenankan untuk penggunaan sebagai obat, namun jika dikonsumsi utk teler2an (melemahkan kesadaran), maka itu sudah termasuk pelanggaran pancasila sila ke-5

semoga bisa dimnegerti

Offline Reenzia

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.199
  • Reputasi: 50
  • Gender: Female
  • The Wisdom ~
Re: Kamma/karma dalam kehidupan sehari-hari
« Reply #2 on: 26 November 2008, 05:19:49 PM »
hemm begitu yaa....

kalo antibiotik itu perlu dipake untuk penyembuhan tetap gak dibenarkan? kan ada tuh penyakit yg harus minum antibiotik
jadi lebih baik kita minum untuk kesembuhan atau biarin aja penyakitnya?

alkohol kan juga digunakan untuk membunuh kuman...gimana tuh?

Offline hatRed

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 7.400
  • Reputasi: 138
  • step at the right place to be light
Re: Kamma/karma dalam kehidupan sehari-hari
« Reply #3 on: 26 November 2008, 05:24:28 PM »
boleh nebeng nanya gak reen

aye mo nanya, aye suka minum alkohol buat senang2, ngumpul2, dan bersosialisasi. tetapi gak ampe mabok.

gak kenapa kan?
i'm just a mammal with troubled soul



Offline Reenzia

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.199
  • Reputasi: 50
  • Gender: Female
  • The Wisdom ~
Re: Kamma/karma dalam kehidupan sehari-hari
« Reply #4 on: 26 November 2008, 05:38:54 PM »
kyknya ngga deh, itu kan menyebabkan kemelekatan?

Offline Nevada

  • Sebelumnya: Upasaka
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.445
  • Reputasi: 234
Re: Kamma/karma dalam kehidupan sehari-hari
« Reply #5 on: 26 November 2008, 09:22:50 PM »
boleh nebeng nanya gak reen

aye mo nanya, aye suka minum alkohol buat senang2, ngumpul2, dan bersosialisasi. tetapi gak ampe mabok.

gak kenapa kan?

Gpp kok bro..
Tapi lama-kelamaan kesehatan akan memburuk...
Cuma mempercepat proses pelapukan aja..  :whistle:

Offline Riky_dave

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.229
  • Reputasi: -14
  • Gender: Male
Re: Kamma/karma dalam kehidupan sehari-hari
« Reply #6 on: 26 November 2008, 09:28:34 PM »
halo teman-teman DC.........

saia membuka thread ini dengan harapan teman-teman yang lebih "senior" dalam pemahaman mengenai dhamma dan karma-nya bisa membantu saia yang masih banyak moha ini dalam mengerti bagaimana "cara kerja" kamma/karma


thread ini akan saia mulai dengan pertanyaan:
apakah penggunaan antibiotik, obat nyamuk, alkohol [bukan minuman keras yaa :hammer:] itu tidak sesuai dhamma?


 _/\_
wow...walau banyak senior disini,tapi keknya saya rasa tidak ada yang bisa menjelaskan cara kerja kamma deh,walau dia seorang arahatta sekalipun...SammaSambuddha aja kgk bisa...hehehe...walaupun bisa,emang anda bisa "memahaminya?"

Salam hangat,
Riky
Langkah pertama adalah langkah yg terakhir...

Offline Nevada

  • Sebelumnya: Upasaka
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.445
  • Reputasi: 234
Re: Kamma/karma dalam kehidupan sehari-hari
« Reply #7 on: 26 November 2008, 11:29:17 PM »
[at] reenzia

semoga bisa jadi referensi yg baik :


Hukum Kamma

Kamma artinya adalah “perbuatan”, meliputi semua jenis perbuatan berkehendak, yang baik maupun yang buruk, jasmani atau batin, pikiran, perkataan maupun tindakan. Sang Buddha bersabda :

   “Kehendak untuk berbuat (cetana) itulah yang Ku-namakan kamma. Sesudah berkehendak, orang lantas berbuat dengan badan jasmani, perkataan maupun pikiran.”

   Semua perbuatan pada umumnya menimbulkan akibat, dan akibat ini merupakan sebab lain yang menghasilkan akibat yang lain, dan begitu seterusnya. Oleh karena itu Hukum Kamma juga disebut sebagai Hukum Sebab-Akibat. Semua yang terjadi di Alam Semesta ini tidak terlepas dari Hukum Sebab-Akibat. Segala sesuatu yang ada di dunia ini muncul karena ada sebab yang mengakibatkan keberadaannya, tidak ada yang muncul karena faktor kebetulan semata. Semua hal yang ada di dunia ini, baik yang konvensional maupun yang janggal, tentunya dapat dijelaskan secara ilmiah. Banyak di antara kita yang mempelajari dan mendalami bebagai ilmu pengetahuan, namun ketika satu kejadian yang tidak dapat kita mengerti terjadi pada kita maupun di sekitar kita, kebanyakan kita melupakan semua ilmu pengetahuan yang telah kita pelajari. Kita menganggap hal itu sebagai misteri, dan mungkin juga menciptakan ide-ide sendiri sesuai imajinasi kita yang bertentangan dengan fakta ilmiah di ilmu pengetahuan. Hukum Kamma yang dibabarkan Sang Buddha dapat dibuktikan dengan pasti oleh ilmu pengetahuan. Namun Hukum Kamma merupakan salah satu dari Hukum Kebenaran Alam, yang keadaannya jauh melebihi pembuktian ilmu pengetahuan yang baru ditemukan oleh manusia saat ini. Untuk menyelami semua kebenaran, kita dapat melakukannya melalui analisis intensif dengan jalan meditasi.

   Segala sesuatu yang ada dan menimpa diri kita adalah satu bentuk dari keseimbangan alam. Tidak ada yang tidak adil di dunia ini. Bilamana kita memperoleh kebahagiaan, yakinlah bahwa kamma yang telah kita lakukan adalah benar. Sebaliknya bila sesuatu yang menimpa kita membuat kita tidak berbahagia, maka kita telah melakukan kamma yang salah. Hukum Kamma tidak pilih-kasih. Ia bukanlah makhluk, seseorang ataupun bentuk “person” lainnya. Ia adalah satu kebenaran di Jagad Raya. Hukum Kamma dapat mengakibatkan hal yang baik, maupun hal yang tidak baik. Sama seperti api. Bagi orang yang menggunakannya dengan baik, api dapat digunakan sebagai alat penerang, untuk memasak, penghangat suhu, dan lain-lain. Namun bagi orang yang salah menggunakannya, api dapat menjadi musuh dan membakar semua miliknya termasuk juga dirinya. Semua keadaan yang menimpa pada makhluk juga disebabkan oleh Hukum Kamma. Ada yang terlahir sebagai manusia, hewan, makhluk halus, dewa, dan sebagainya. Ada manusia yang terlahir cacat, terlahir dalam keluarga miskin, ada yang cantik, ada yang pintar, ada berbagai macam ras dan suku, serta ada wanita dan ada pria. Semuanya itu ditentukan oleh kamma yang dilakukan pada kehidupannya yang lampau. Tidak ada bentuk “person” apa pun atau “satu kekuasaan di luar makhluk” yang membuat semua hal itu terjadi. Hukum Kamma ini termasuk dalam salah satu 5 Hukum Tertib Kosmis. Kelima hukum itu adalah sebagai berikut :

1.  Utu Niyama
     Disebut  juga sebagai  “Hukum Tertib Physical Inorganic”, misalnya gejala  timbulnya angin dan hujan yang
     mencakup pula tertib silih-bergantinya musim dan perubahan iklim.  Termasuk juga perubahan wujud seperti
     perubahan wujud air menjadi gas saat terjadi pemanasan terus-menerus.
2.  Bija Niyama
     Hukum Tertib Benih, yang meliputi munculnya tumbuh-tumbuhan. Seperti padi berasal dari benih padi, gula
     berasal dari batang tebu,  termasuk juga beberapa hal dan kejadian yang menjadi keistimewaan dari berbagai
     macam tumbuhan.
3.  Kamma Niyama
     Hukum Kamma  (Hukum Sebab-Akibat),  hukum yang menyeimbangkan semua perbuatan dengan efek yang
     muncul  selanjutnya. Hukum ini juga yang mengakibatkan adanya  tumimbal lahir atau penerusan kehidupan
     Hukum ini  dapat diumpamakan seperti gelombang permukaan air di kolam.  Gelombang  ini  akan  bergerak
     menjauh   dari   titik  sumber  asal   gelombang   itu  (misalnya letak jatuhnya batu),   namun   pada  akhirnya
     gelombang    ini  akan  dipantulkan   oleh   dinding   kolam   dan   kembali   bergerak   mendekati   titik   asal
     gelombang itu bermula.
4.  Dhamma Niyama
     Hukum tertib yang mengakibatkan  terjadinya  persamaan dari satu gejala yang khas,  misalnya  gempa bumi
     yang  terjadi  pada  saat  Boddhisatta  (calon Sammasambuddha) dilahirkan.   Hukum  Gravitasi  dan  hukum
     alam sejenisnya juga termasuk dalam Dhamma Niyama.
5.  Citta Niyama
     Hukum tertib yang mengakibatkan jalannya alam pikiran  atau  Hukum Batiniah,  misalnya proses kesadaran
     timbul dan tenggelamnya kesadaran, sifat-sifat kesadaran, kekuatan pikiran (batin),  dan sebagainya.  Hukum
     ini  juga yang menyebabkan  kesadaran penerus dapat masuk  ke dalam embrio maupun terlahir di  alam lain,
     juga berbagai kemampuan batin seperti telepati, kemampuan untuk mengingat kehidupan-kehidupan lampau,
     kemampuan untuk membaca pikiran orang lain, dan juga semua gejala batiniah yang belum terpecahkan oleh
     ilmu pengetahuan modern.

   Kelima Hukum Tertib Kosmis ini sudah ada sejak dahulu kala dan merupakan hukum yang memiliki sifatnya sendiri, serta saling bekerja bersama-sama di Jagad Raya tanpa diatur oleh siapa pun juga. Hukum Kamma dapat dibedakan menjadi empat golongan besar, yaitu :

1.  Menurut Jangka Waktu
     Golongan Hukum Kamma ini dapat dibagi lagi dalam empat jenis, yaitu :
     a. Kamma yang berbuah dalam jangka waktu satu kehidupan (ditthadhamma-vedaniya-kamma)
     b. Kamma yang berbuah dalam jangka waktu kehidupan berikutnya (upajja-vedaniya-kamma)
     c. Kamma yang berbuah pada kehidupan-kehidupan berikutnya (aparapariya-vedaniya-kamma)
     d. Kamma yang tidak berbuah karena tertimbun kamma yang lainnya (ahosi-kamma)
   Ketiga jenis kamma yang pertama adalah kamma yang dapat mengakibatkan  (berbuah) pada suatu hari.
     Agar  kamma-kamma itu dapat berbuah,  diperlukan beberapa syarat untuk menyokong pertumbuhan “buah”
     tersebut. Jika syarat yang dibutuhkan tidak terpenuhi, maka kamma itu akan tidak berbuah (ahosi-kamma).

2.  Menurut Sifat Bekerjanya
     Golongan Hukum Kamma ini dapat dibagi lagi dalam empat jenis, yaitu :
     a. Janaka Kamma
         Adalah hukum yang menyebabkan timbulnya syarat untuk terlahirnya kembali suatu makhluk
     b. Upatthambaka Kamma
         Adalah hukum yang mendorong terjaganya satu akibat daripada sebab (perbuatan) yang telah terjadi
     c. Upapilaka Kamma
         Adalah hukum yang menekan, pula mengolah dan menyelaraskan satu akibat dari satu sebab
     d. Upaghataka Kamma
         Adalah kamma  yang  meniadakan kekuatan  dan  akibat dari satu sebab  yang  telah terjadi dan sebaliknya
         Menyuburkan untuk berkembangnya kamma baru

3.  Menurut Sifat dari Akibatnya
     Golongan Hukum Kamma ini dapat dibagi lagi dalam empat jenis, yaitu :
     a. Garuka Kamma
         Adalah  kamma  yang  digolongkan  dalam  jenis  yang  berat. Akibatnya  dapat  timbul  dalam  waktu satu
         kehidupan atatu kehidupan berikutnya.  Tingkatan-tingkatan dalam Samadhi  (jhana) juga termasuk dalam
         jenis kamma ini dan akibatnya lebih cepat daripada tingkatan batin lainnya. Termasuk pula dalam jenis ini
         lima perbuatan durhaka yang akibat buruknya sangat berat, yaitu :
         1. Membunuh Ibu
         2. Membunuh Ayah
         3. Membunuh pertapa atau orang suci
         4. Memecah-belah sangha (perkumpulan bhikkhu)
         5. Melukai Sang Buddha
         Kelima perbuatan ini disebut juga sebagai anantarika kamma, yaitu kamma yang menyebabkan penerusan
         kehidupan selanjutnya di Alam Niraya (Neraka).
     b. Asanna Kamma
         Adalah perbuatan yang dilakukan oleh seseorang (makhluk) sebelum saat ajalnya dengan jasmani maupun
         batin. Dengan jasmani misalnya berbicara,  bergerak  maupun  bertindak.  Dengan batin misalnya berpikir,
         merasakan,  mengenang,  mengingat-ingat perbuatan baik maupun perbuatan jahat yang pernah dilakukan,
         dan  lain-lain.  Kamma inilah yang akan menentukan keadaan kelahiran setiap makhluk yang akan datang.
     c. Acinna Kamma (Bahula Kamma)
         Bila seseorang (makhluk) tidak berbuat apa pun pada saat ajalnya, dengan demikian tidak terdapat Asanna
         Kamma.  Maka yang menentukan keadaan kelahiran yang berikutnya adalah  Acinna Kamma atau kamma
         kebiasaan.  Kamma  ini  adalah  perbuatan-perbuatan  yang  menjadi  kebiasaan bagi seseorang  (makhluk)
         sehingga seolah-olah merupakan watak baru.
     d. Kattata Kamma
         Sebagai  syarat  yang  merupakan  penentuan  kelahiran  seseorang  (makhluk),  bila Acinna Kamma  tidak
         terdapat  padanya. Kattata  Kamma  ini  adalah  kamma  yang  tidak begitu berat dirasakan  akibatnya  dari
         perbuatan-perbuatan yang lampau,  sehingga kamma ini  yang akan  menentukan keadaan  dari  kehidupan
         selanjutnya.


Offline Nevada

  • Sebelumnya: Upasaka
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.445
  • Reputasi: 234
Re: Kamma/karma dalam kehidupan sehari-hari
« Reply #8 on: 26 November 2008, 11:29:33 PM »
4.  Menurut Tempat dan Keadaan di mana Kamma akan Berbuah (Berakibat)
     Golongan Hukum Kamma ini dapat dibagi lagi dalam empat jenis, yaitu :
     A. Kamma Buruk (tidak baik atau tidak bermoral)
         Kamma (perbuatan)  buruk ini akan berbuah dan mengakibatkan malapetaka maupun bertumimbal lahir di
         alam sengsara yang menderita. Semua perbuatan jahat ini berakar pada :
         1. Lobha, yaitu terikatnya keinginan pada sesuatu sehingga menimbulkan keserakahan.
         2. Dosa, yaitu ketidaksukaan atau penolakan yang sangat pada sesuatu sehingga menimbulkan kebencian.
         3. Moha, yaitu pandangan keliru terhadap dunia sehingga menimbulkan kegelapan batin (kebodohan).
         Kamma buruk ini terdiri atas sepuluh jenis yang terbagi melalui 3 golongan, yaitu :

         1. Dilakukan dengan badan jasmani
             a. Pembunuhan
       Syarat-syarat yang melandasi satu tindakan pembunuhan adalah :
       – adanya makhluk lain (objek)
       – kesadaran makhluk yang bersangkutan (subjek) akan adanya adanya hal ini
       – niat untuk membunuh
       – langkah-langkah perbuatan
       – kematian makhluk lain tersebut (objek) sebagai akibat tindakannya
    Akibat dari pembunuhan yaitu datangnya malapetaka, banyak musuh, pendek umur, menderita berbagai penyakit, senantiasa berada dalam kesedihan, hidup di bawah tekanan dan kecemasan, terlahir kembali di lingkungan yang penuh kekerasan, terlahir kembali dalam keadaan cacat, terlahir kembali dengan menderita penyakit bawaan, hidup dengan mengalami berbagai penyiksaan, terlahir kembali di Alam Tiracchana (binatang), terlahir kembali di Alam Asura (makhluk halus atau jin), terlahir kembali di Alam Peta (setan), terlahir kembali di Alam Niraya (neraka), atau setidaknya munculnya masalah baru.

   b. Pencurian
       Syarat-syarat yang melandasi satu tindakan pencurian adalah :
       – adanya sesuatu yang merupakan milik makhluk lain (objek)
       – kesadaran makhluk yang bersangkutan (subjek) akan hal ini
       – niat untuk mencuri
       – langkah-langkah perbuatan
       – peralihan benda ke makhluk yang bertindak sebagai akibatnya
    Akibat dari pencurian yaitu datangnya malapetaka, banyak musuh, kehilangan teman, terlahir kembali sebagai manusia yang miskin, dihina dan diremehkan, dirangsang oleh keinginan-keinginan yang selalu tidak tercapai, tidak dapat hidup mandiri, terlahir kembali dalam keadaan cacat, terlahir kembali dengan menderita penyakit bawaan, terlahir kembali di Alam Tiracchana, terlahir kembali di Alam Asura, terlahir kembali di Alam Peta, terlahir kembali di Alam Niraya, atau setidaknya munculnya masalah baru.

   c. Berzinah
       Syarat-syarat yang melandasi satu tindakan perzinahan adalah :
       – adanya makhluk lain (objek)
       – kesadaran makhluk yang bersangkutan (subjek) akan hal ini
       – niat untuk berhubungan
       – langkah-langkah perbuatan
       – tercapainya perbuatan tersebut
   Akibat dari berzinah yaitu hamil (bagi makhluk berjenis kelamin betina atau wanita), pudarnya keindahan dari bentuk tubuh, datangnya malapetaka, banyak musuh, memiliki pasangan hidup yang tidak disenangi, menderita berbagai penyakit dan gangguan kelamin, dirangsang oleh nafsu yang tidak habis-habisnya, terlahir kembali sebagai orang yang mempunyai perasaan seks tidak normal (hyperseks, homoseksual, lesbian maupun sebagai banci atau tomboy), terlahir kembali dengan menderita penyakit bawaan, terlahir kembali di Alam Tiracchana, terlahir kembali di Alam Asura, terlahir kembali di Alam Peta, terlahir kembali di Alam Niraya, atau setidaknya munculnya masalah baru.

         2. Dilakukan dengan kata-kata
   a. Berdusta
       Syarat-syarat yang melandasi satu tindakan berdusta adalah :
       – kemampuan berbicara oleh makhluk yang bersangkutan (subjek)
       – ide akan sesuatu hal yang merupakan kedustaan
       – niat untuk berdusta kepada makhluk lain
       – usaha untuk berdusta kepada makhluk lain yang mampu mendengar dan memahami penyampaian
       – terhasutnya makhluk lain (objek) akibat dari penyampaian dusta tersebut
Akibat dari berdusta yaitu datangnya malapetaka, banyak musuh, kehilangan teman, menjadi objek pembicaraan yang tidak baik oleh makhluk-makhluk lain, dihina dan dicela, tidak dipercayai oleh khalayak ramai, menderita berbagai gangguan kesehatan, terlahir kembali dengan paras yang buruk, terlahir kembali dengan suara yang tidak bagus, atau setidaknya munculnya masalah baru.

   b. Berbicara kasar dan atau menghina
       Syarat-syarat yang melandasi satu tindakan berbicara kasar atau menghina adalah :
       – kemampuan berbicara oleh makhluk yang bersangkutan (subjek)
       – ide akan sesuatu hal yang merupakan perkataan kasar dan atau penghinaan
       – niat untuk berkata kasar dan atau menghina
       – usaha untuk berkata kasar dan atau menghina
       – tersampaikannya kata kasar dan atau hinaan kepada makhluk lain (objek)
    Akibat dari berbicara kasar dan atau menghina yaitu datangnya malapetaka, banyak musuh, sering dituduh berbuat yang tidak baik oleh makhluk lain, menjadi pembicaraan yang tidak baik oleh makhluk lain, menderita berbagai gangguan kesehatan, terlahir kembali dengan paras yang buruk, atau setidaknya munculnya masalah baru.

   c. Berbicara tentang keburukan makhluk lain dan atau memfitnah
       Syarat-syarat yang melandasi satu tindakan menggosip dan atau memfitnah adalah :
       – kemampuan berbicara oleh makhluk yang bersangkutan (subjek)
       – ide akan sesuatu hal yang merupakan pembicaraan tentang keburukan makhluk lain dan atau fitnah
       – niat untuk berbicara tentang keburukan makhluk lain dan atau memfitnah
       – usaha untuk berbicara tentang keburukan makhluk lain dan atau memfitnah
       – tersampainya info tentang keburukan makhluk lain dan atau fitnahan kepada makhluk lain (objek)
    Akibat dari berbicara tentang keburukan orang lain dan atau memfitnah yaitu datangnya malapetaka, banyak musuh, tidak dipercayai oleh khalayak ramai, menderita berbagai macam penyakit, mendapati keburukan dan atau fitnahan yang sama seperti yang telah diucapkan, terlahir kembali dengan paras yang buruk, terlahir kembali sebagai makhluk yang sedikit sekali berpengaruh, atau setidaknya munculnya masalah baru.

   d. Berbicara tentang hal-hal yang tidak perlu (omong kosong) atau membual   
       Syarat-syarat yang melandasi satu tindakan membual adalah :
       – kemampuan berbicara oleh makhluk yang bersangkutan (subjek)
       – ide akan sesuatu hal yang merupakan omong kosong atau bualan
       – niat untuk berkata omong kosong (omong besar) atau membual
       – usaha untuk berbicara tentang hal yang merupakan omong kosong dan bualan
       – tersampainya perkataan yang bersifat omong kosong dan bualan
    Akibat dari berbicara tentang perkataan yang bersifat omong kosong dan bualan yaitu datangnya malapetaka, tidak dipercayai oleh khalayak ramai, menderita berbagai gangguan kesehatan, dirangsang oleh keinginan yang selalu tidak tercapai, terlahir kembali dengan paras yang buruk, terlahir kembali dengan kondisi yang penuh kekurangan, atau setidaknya munculnya masalah baru.

         3. Dilakukan dengan pikiran
   a. Keserakahan
       Syarat-syarat yang melandasi satu bentuk pikiran akan keserakahan adalah :
       – sesuatu yang belum atau tidak dimiliki (dicapai) oleh makhluk yang bersangkutan (subjek)
       – keinginan untuk memilikinya atau mencapainya sehingga menciptakan kemelekatan
       – tekad yang kuat untuk meraihnya sebagai buah dari kemelekatan tersebut
    Akibat dari keserakahan yaitu datangnya malapetaka, kehilangan teman, menderita berbagai gangguan kesehatan, dirangsang oleh keinginan yang tidak tercapai, kurang bisa berprestasi, terlahir kembali dengan kondisi yang serba kekurangan, terlahir kembali dengan menderita penyakit bawaan, terlahir kembali ke alam-alam rendah lainnya, atau setidaknya munculnya kegelisahan.

   b. Kemauan ataupun pikiran tidak baik (jahat)
       Syarat-syarat yang melandasi satu bentuk pikiran tidak baik (jahat) adalah :
       – ide akan sesuatu hal yang dapat merugikan objek (makhluk lain) bila sudah terlaksana
       – keinginan agar hal tersebut dapat terjadi
       – langkah-langkah imajinasi dan atau disertai tekad yang kuat agar hal tersebut dapat terjadi
    Akibat dari berpikir jahat (tidak baik) adalah datangnya malapetaka, kehilangan teman, menderita berbagai gangguan kesehatan, terlahir kembali dengan kondisi yang tidak baik, terlahir kembali dengan menderita penyakit bawaan, terlahir kembali ke alam-alam rendah lainnya, atau setidaknya munculnya kegelisahan.

   c. Kekeliruan pandangan hidup
       Syarat-syarat yang melandasi satu bentuk pikiran keliru akan kehidupan adalah :
        – ide akan pandangan hidup yang kurang bijaksana
        – keinginan untuk menjalankan gaya hidup sesuai dengan pandangannya tersebut
        – ketidakpedulian dan tidak menerima pendapat lain sebagai buah dari kebodohan dan keras kepala
    Akibat dari memiliki kekeliruan pandangan hidup adalah datangnya malapetaka, kehilangan teman, menderita berbagai gangguan kesehatan, terlahir kembali dengan menderita penyakit bawaan, terlahir kembali dengan keadaan yang tak terpuaskan, terlahir kembali ke alam-alam rendah lainnya, atau setidaknya munculnya ketidaknyamanan hidup dan ketidakpuasan diri.

     B. Kamma Baik yang Berakibat Hanya Sampai di Kehidupan di Alam Dunia ini
          Kamma (perbuatan) baik ini akan berbuah dan mengakibatan datangnya kebahagiaan dan kenyamanan dalam menjalankan hidup. Adapun 10 jenis perbuatan yang termasuk dalam kamma baik ini, yaitu :
          1.   Dana → beramal harta, perbuatan, maupun ucapan dan juga murah hati
          2.   Sila → hidup bersusila
          3.   Bhavana → bermeditasi dan menenangkan batin
          4.   Apacayana → berendah hati dan menghormat
          5.   Veyyavacca  → berbakti
          6.   Pattidana → berkecenderungan untuk membagi kebahagiaannya kepada makhluk-makhluk lain
          7.   Pattanumodana → turut berbahagia merasakan kebahagiaan makhluk-makhluk lain
          8.   Dhammasavana → mempelajari dan sering mendengarkan Dhamma (ajaran kebaikan)
          9.   Dhammadesana → menerangkan dan menyebarkan Dhamma (ajaran kebaikan)
          10. Ditthijukamma → berpandangan hidup yang benar

          Akibat dari melakukan perbuatan-perbuatan tersebut adalah :
          1.   Memperoleh kekayaan pada kehidupan ini dan kehidupan selanjutnya
          2.   Memiliki paras yang baik dan dihargai banyak orang karena kepribadian yang luhur
          3.   Mencapai kesucian dan memperoleh kemampuan gaib serta bertumimbal lahir di Alam Deva
          4.   Disenangi banyak orang dan terlahir kembali dalam keluarga yang luhur budi pekertinya
          5.   Dihargai banyak orang dan dapat meraih banyak cita-citanya yang luhur dan mulia
          6.   Hidup berbahagia dan terlahir kembali dengan berbagai bakat dan kepandaian
          7.   Hidup sehat berbahagia dan terlahir kembali dalam keluarga yang sejahtera
          8.   Hidup penuh kedamaian dan bijaksana serta terlahir kembali di alam-alam yang menyenangkan
          9.   Dihargai banyak orang, terlahir kembali sebagai orang besar atau bertumimbal lahir di Alam Deva
          10. Dihargai banyak orang, hidup sejahtera dan bertumimbal lahir di alam-alam yang menyenangkan

     C. Kamma Baik yang Berakibat Sampai di Kehidupan Alam Halus yang Masih Berwujud
          Kamma (perbuatan) baik ini terdiri atas 5 tingkat kebatinan (mental) yang hanya dapat dicapai oleh latihan-latihan meditasi, yaitu :
          1. Jhana (Dhyana) Pertama
       Keadaan batin ini terdiri dari 5 tahap, yaitu :
       a. vittaka → usaha dalam tingkat permulaan untuk memegang objek meditasi
       b. vicara → keadaan batin yang sudah berhasil memegang objek meditasi dengan kuat
       c. piti → kegiuran karena telah mencapai kondisi mental (batin) tersebut
       d. sukha → kebahagiaan yang dirasakan akibat dari ketenangan pada keadaan mental (batin) tersebut
       e. ekaggata → pemusatan pikiran yang kuat hingga tidak menyadari lagi semua keadaan lingkungan
          2. Jhana (Dhyana) Kedua
       Keadaan batin ini sudah berhasil menyingkirkan vittaka, sehingga hanya memiliki 4 tahap, yaitu vicara, piti,sukha dan ekaggata.
          3. Jhana (Dhyana) Ketiga
    Keadaan batin ini sudah berhasil menyingkirkan vittaka dan vicara, sehingga hanya memiliki 3 tahap, yaitu piti, sukha dan ekaggata.
          4. Jhana (Dhyana) Keempat
    Keadaan batin ini sudah berhasil menyingkirkan vittaka, vicara dan piti, sehingga hanya memliki 2 tahap yaitu sukha dan ekaggata.
          5. Jhana (Dhyana) Kelima
    Keadaan batin ini sudah berhasil menyingkirkan vittaka, vicara, piti, dan sukha, sehingga hanya memiliki 1 tahap yaitu ekaggata dan muncul juga upekkha (keseimbangan batin).

     D. Kamma Baik yang Berakibat Sampai di Kehidupan Alam Halus yang Sudah Tidak Berwujud
          Kamma baik ini terdiri dari 4 tingkat kebatinan (mental) yang hanya dapat dicapai melalui latihan-latihan meditasi tinggi, yaitu :
   1. Akasanancayatana → batin berada dalam ruang yang tak terbatas
         2. Vinnancayatana → batin berada dalam kesadaran yang tak terbatas
         3. Akincannayatana → batin berada dalam keadaan kosong
         4. Neva-sanna-nasannayatana → batin    berada    dalam    keadaan    "bukan-pencerapan"   ataupun "bukan bukan-pencerapan"

   Sang Buddha bersabda :
   “Segala sesuatu timbul, bergerak dan lenyap kembali sesuai dengan hukum-hukum yang bersangkutan karena syarat-syarat dan sebab-sebab tertentu yang saling berpadu. Seorang yang tidak dapat menguasai lahir dan batinnya, tidak dapat menguasai nafsu keinginan-keinginannya, akan sedikit sekali memiliki sifat kebaikan dan kebijaksanaan dan lemah dalam tekadnya. Orang yang demikian akan mudah sekali menderita disebabkan oleh hal-hal yang kecil (sepele). Kita adalah pembuat kamma baik dan kamma buruk kita sendiri. Tidak ada seseorang atau makhluk (bentuk “person”) apa pun yang dapat membersihkan kamma buruk yang pernah kita lakukan. Hanya dengan kesadaran dan pengertian akan hal tersebutlah dan dengan disertai tekad yang kuat, maka seseorang dapat membersihkan dirinya dari segala perbuatan tidak baik dan menuju ke penyucian diri.”

Offline Gunawan

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 374
  • Reputasi: 28
  • Gender: Male
  • Siswa Berbaju Putih
Re: Kamma/karma dalam kehidupan sehari-hari
« Reply #9 on: 26 November 2008, 11:55:00 PM »
boleh nebeng nanya gak reen

aye mo nanya, aye suka minum alkohol buat senang2, ngumpul2, dan bersosialisasi. tetapi gak ampe mabok.

gak kenapa kan?

Gpp kok bro..
Tapi lama-kelamaan kesehatan akan memburuk...
Cuma mempercepat proses pelapukan aja..  :whistle:

Pada Butir Sila 5 Pancasila Buddhist berisi bahwa Aku bertekad akan melatih diri MENGHINDARI SEGALA MINUMAN KERAS yang dapat menyebabkan lemahnya kewaspadaan. jumlah minuman yang di konsumsi tidak dipermasalahkan melainkan aktivitas saat meminumnya itulah yg di tekankan. walaupun hanya sedikit dan tidak mabuk bukan berarti tidak melanggar sila ke 5......lho.... :(

 _/\_
Thanks & Best Regards
Gunawan S S
Yo kho Vakkali dhamma? passati so ma? passati; yo ma? passati so dhamma? passati.
Dhammañhi, vakkali, passanto ma? passati; ma? passanto dhamma? passati"

Offline Nevada

  • Sebelumnya: Upasaka
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.445
  • Reputasi: 234
Re: Kamma/karma dalam kehidupan sehari-hari
« Reply #10 on: 27 November 2008, 12:01:32 AM »

Pada Butir Sila 5 Pancasila Buddhist berisi bahwa Aku bertekad akan melatih diri MENGHINDARI SEGALA MINUMAN KERAS yang dapat menyebabkan lemahnya kewaspadaan. jumlah minuman yang di konsumsi tidak dipermasalahkan melainkan aktivitas saat meminumnya itulah yg di tekankan. walaupun hanya sedikit dan tidak mabuk bukan berarti tidak melanggar sila ke 5......lho.... :(

 _/\_
Thanks & Best Regards
Gunawan S S

[at] Bro Gunawan...

"Aku bertekad untuk melatih diri menghindari segala minuman yg dapat menyebabkan lemahnya kesadaran"

Itu artinya sebisa mungkin untuk tidak mengkonsumsi minuman tersebut, bukan masalah kadar atau efeknya setelah dikonsumsi. Lagipula peraturan ini jelas sekali bagi para Bhikkhu, yakni DILARANG.

Namun bagi umat awam kan tidak ada larangan, hanya anjuran saja. Jadi kalau masih mengkonsumsi namun tidak sampai mabuk, ya bagus. Tapi sebenarnya tidak baik untuk kesehatan. That's it...

 _/\_

Offline 7 Tails

  • Sebelumnya RAIN
  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 864
  • Reputasi: 24
  • Gender: Male
Re: Kamma/karma dalam kehidupan sehari-hari
« Reply #11 on: 27 November 2008, 12:11:16 AM »
klau merokok katanya dari kotoran manusia ya?  ^:)^
korban keganasan

Offline Gunawan

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 374
  • Reputasi: 28
  • Gender: Male
  • Siswa Berbaju Putih
Re: Kamma/karma dalam kehidupan sehari-hari
« Reply #12 on: 27 November 2008, 12:17:45 AM »
 [at] Bro Upasaka

Ada beberapa faktor untuk dapat di sebut mabuk-mabukan ;
1.Ada sesuatu yang membuat nekat,mabuk,tak sadarkan diri yg menjadi kelengahan dan kecerobohan.
2.Mempunyai Keinginan untuk Meminumnya.
3.Meminumnya
4.Timbul Gejala mabuk setelah meminumnya hingga masuk melalui tenggorokan.

Ada beberapa objek yang menyebabkan pelanggaran sila ke 5 ;
1. Segala Jenis Minuman Keras yang memabukan.
2. Barang yang bila dimasukan ke dalam tubuh bisa membuat kita tidak sadar atau ketagihan.

Semoga dapat di mengerti..... :)

 _/\_
Thanks & Best Regards
Gunawan S S
« Last Edit: 27 November 2008, 12:19:44 AM by Gunawan »
Yo kho Vakkali dhamma? passati so ma? passati; yo ma? passati so dhamma? passati.
Dhammañhi, vakkali, passanto ma? passati; ma? passanto dhamma? passati"

Offline Gunawan

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 374
  • Reputasi: 28
  • Gender: Male
  • Siswa Berbaju Putih
Re: Kamma/karma dalam kehidupan sehari-hari
« Reply #13 on: 27 November 2008, 12:23:35 AM »
klau merokok katanya dari kotoran manusia ya?  ^:)^

Huss.....Rokok terbuat dari tembakau.....masa dari TOKAI...... :))
Awas ketahuan sama Perusahaan Rokok , nanti di sangka Isu Spekulan lho..... :))

 _/\_
Thanks & Best Regards
Gunawan S S
Yo kho Vakkali dhamma? passati so ma? passati; yo ma? passati so dhamma? passati.
Dhammañhi, vakkali, passanto ma? passati; ma? passanto dhamma? passati"

Offline Reenzia

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.199
  • Reputasi: 50
  • Gender: Female
  • The Wisdom ~
Re: Kamma/karma dalam kehidupan sehari-hari
« Reply #14 on: 27 November 2008, 12:31:49 AM »

wow...walau banyak senior disini,tapi keknya saya rasa tidak ada yang bisa menjelaskan cara kerja kamma deh,walau dia seorang arahatta sekalipun...SammaSambuddha aja kgk bisa...hehehe...walaupun bisa,emang anda bisa "memahaminya?"

Salam hangat,
Riky

nah ini dia masalahnya, saia baru menyadari bahwa dari dlu saia belum begitu mengerti mengenai kamma
tidak ada patokan jelas..........gitu loh........

soalnya tadi saia baru diberi penerangan oleh senior kaiyn mengenai kamma

yg intinya:
apapun modusnya, kamma akan berbuah sama

contohnya seperti yg diutarakan senior kaiyn:

2 org minum racun

yg 1 mengira racun adalah syrup dan meminumnya
yg 1 lg mengetahui secara jelas itu adalah racun dan juga meminumnya

tentu saja kedua orang tersebut akan mengalami keracunan yg sama

masalahnya yg 1 tau itu racun, lain kali bisa menghentikan perbuatannya itu karena ia tahu itu racun
yg 1 nya lagi akan terus mengulangi minum racun karena ia tidak tahu [diliputi moha]

seperti itu......

saia mendapat penerangan dari penjelasan kaiyn...terimakasih _/\_

terima kasih banyak juga buat sodara-ku upasaka yang telah melampirkan keterangan mengenai kamma, sangat membantu saia dalam mendapat pencerahan _/\_
« Last Edit: 27 November 2008, 12:35:09 AM by Reenzia »