kalo melihat-lihat lagi, bagaimana kita bertindak dengan nafsu, kemudian melihat juga bagaimana kita bisa bertindak penuh perhatian, maka akan terlihat hal yang berbeda-beda dengan jelas
.
di mana, bertindak dengan nafsu itu adalah bertindak sesuai dengan yang kita inginkan, sedangkan bertindak dengan perhatian itu adalah bertindak sesuai dengan keadaan
.
dalam bertindak dengan nafsu, kita akan memerlukan usaha yang berlebih untuk dapat menikmati hasilnya
, sedangkan bila kita berperhatian, kita dapat menikmati setiap momennya untuk segala sesuatu yang sedang kita kerjakan
.
contohnya dalam memelihara taman atau kebun
. ketika kita melakukan dengan sepenuh nafsu, maka kegiatan merawat atau memelihara kebun itu tidak akan pernah memuaskan kita, kita selalu merasa ada yang kurang hingga akhirnya kita tidak pernah benar-benar menikmati kebun atau taman tersebut
.
sedangkan kalo kita melakukan dengan perhatian, kita akan berjalan beriringan dengan tumbuhnya kebun atau taman itu
. kita membiarkan taman atau kebun itu tumbuh sealami mungkin, dan merawat dan memeliharanya bila memang mereka butuh perawatan dan pemeliharaan
.
ini jauh berbeda bila merawat dan memelihara dengan nafsu, kita akan melakukan secara berlebihan, sehingga taman atau kebun itu kehilangan sifat alami mereka
. karena sifat berlebihan ini, lama kelamaan taman atau kebun itu akan bergantung pada kita sebagai perawat dan pemeliharanya
.
nah.. kalo sudah begitu, kegiatan berkebun bukan lagi suatu kegiatan yang mengasikkan, walau terkadang kita tidak menyadarinya kalo kegiatan itu sudah menjadi beban kita
.
begitu juga dalam melatih batin ini, bila kita melakukannya dengan nafsu, maka kotoran-kotoran batin yang seharusnya diluruhkan akan semakin melekat pada kondisi-kondisi yang kita paksakan untuk meluruhkan mereka
. memang akan luruh sih, tapi untuk sementara saja, setelah kondisi-kondisi yang kita buat itu hilang maka kotoran-kotoran batin itu akan kembali menyebar bahkan mungkin sudah bermutasi menjadi kotoran batin level 2
.
hal itu pernah saya alami, ketika dulu saya dengan semangat menjalani ajaran buddha ini
. yang sayangnya saya jalankan dengan nafsu
. hingga akhirnya semangat itu menjadi luntur karena kotoran batin itu yang kelihatannya sama, tapi nyatanya sudah bermutasi
. iya, cara-cara yang saya lakukan dulu, sudah tidak dapat lagi digunakan untuk meluruhkan kotoran-kotoran batin ini
.
hal itu berbeda jauh kalo kita menjalankan hidup dengan penuh perhatian
. dengan penuh perhatian kita akan terbiasa melihat bagaimana karakteristik dari segala sesuatu dan juga memahaminya hingga kita dapat dengan mudah mengarahkan kondisi-kondisi itu kepada kondisi-kondisi yang bermanfaat
.
contohnya yah seperti merawat taman atau kebun itu
. ketika kita bernafsu, maka kita akan membeli pohon-pohon terbaik, obat-obatan terbaik, pupuk terbaik, alat-alat yang bagus, lahan yang sempurna dan lain-lain, tapi akhirnya taman atau kebunnya hanya seperti lukisan saja, semuanya terlihat seperti buatan dan baunya tidak alami, baunya seperti bau rumah sakit
.
beda kalo kita merawat dengan penuh perhatian, kita akan tahu bahwa alam itu dapat menyesuaikan dirinya sendiri, maka kita akan memanfaatkan itu, membiarkan mereka tumbuh alami dengan sesekali dirawat dan dipelihara, biar pertumbuhannya bisa lebih sempurna, menata daun-daun yang berguguran agar terlihat rapih dan segaligus sebagai pelindung tanah, pupuk dan tempat hidup dari berbagai hewan-hewan lainnya serta hal-hal lainnya yang dilakukan secara alami hingga menciptakan suasana alami sesungguhnya dan juga bau-bauan alam yang sesungguhnya juga
.
point yang saya ingin sampaikan sih sebenarnya bukan melakukan segala sesuatu tanpa usaha, tapi kita harus melakukan usaha dengan benar yang akan memberikan manfaat kepada kita maupun yang lainnya
.