Membunuh dan MembakarJam: 2 Siang
Tanggal: 19 Desember 1992
Tempat: Gedung IMM, Singapura
Hadir:Sekitar 20 ribu orang untuk berpartisipasi dalam upacara Tantra yang diselenggarakan oleh Cetya Yuan Xue serta dibantu oleh Cetya Yuan Zhen dan Yuan Xi.
Sebuah gambar Padmakumara yang berukuran besar dipajang di panggung. Sewaktu upacara sedang berlangsung....
Seorang pria yang mencurigakan menyelinap ke belakang panggung sewaktu tak ada orang yang mengawasinya. Ia mengeluarkan beberapa lembar kertas dan membasahkannya dengan minyak tanah. Ia berusaha menyalakan api dengan korek api gas, dengan membakar gambar Padmakumara. Saya sedang duduk di depan gambar Padmakumara.
Meskipun kertas kertas yang telah dibasahkan dengan minyak tanah itu berusaha dinyalakan, tak ada yang terjadi. Untuk mencegah terjadinya sabotase semacam ini, lebih dari 50 polisi dan SATPAM berbaju awam ditempatkan di luar gedung bahkan sebelum upacara dimulai. Juga lebih dari 50 orang sendiri yang ditugaskan sebagai penjaga keamanan ditempatkan di dalam gedung. 20 orang tambahan berjaga jaga di ruang upacara. Itu sebabnya sewaktu api menyala, tim patroli keamanan dapat segera mendeteksinya.
Si kriminal, melihat 3 petugas keamanan menuju arahnya, berteriak, "Kami adalah Budhisme yang lurus!" Kemudian ia bergegas membaur dengan keramaian dan segera menghilang. Pada mulanya pemimpin patroli ingin membuat pengumuman tentang api itu, tetapi ia kemudian memutuskan untuk tidak mengumumkannya karena api berhasil segera dipadamkan. Sambil meningkatkan patroli di dalam gedung, ia menunggu sampai upacara selesai.
Sewaktu upacara berjalan, saya mendengar tentang insiden ini serta langkah langkah kaki dan suara disemprotkannya alat pemadam kebakaran. Kegemparan ini hanya berlangsung sesaat.
Bila api itu benar benar menyala dan bila kami mengumumkan berita buruk ini, angka kematian bisa sangat tinggi karena gedung penuh dengan orang, bahkan sampai ke koridor dan tempat parkir mobil. Elevator dan pintu keluar dari gedung IMM tidak akan cukup dalam kasus seperti itu. Bayangkan 20 ribu orang semuanya berusaha keluar pada saat bersamaan, saling menginjak satu sama lain. Saya rasa banyak orang akan mengalami cidera. (Di Hongkong, bencana di Lan Gui Fan memakan korban 22 orang dan banyak yang terluka karena massa yang berondongan keluar).
Insiden ini dapat dikatakan sebagai upaya membunuh dan upaya melakukan pembakaran.
Apakah motif dibelakang hal ini?Mereka menganggap diri mereka lurus dan kita sebagai sebaliknya. Seperti angin puyuh menerjang dunia, aliran Satyabudha menggoncangkan mereka yang mengaku sebagai aliran lurus Budhisme.
Mereka merobek poster poster yang disiapkan untuk publisitas.
Mereka mencoret-hitamkan pengumuman waktu dan tempat acara yang dipasang.
Mereka mencabut bendera bendera yang kami pasang.
Mereka memasang iklan negatif di suratkabar.
Mereka bahkan mendistribusikan buku buku untuk menyerang saya secara pribadi.
Dan yang terakhir adalah berusaha membunuh dan membakar. Entah mereka yang menyebut diri mereka aliran lurus dari Budhisme dapat memberitahu saya, bagian manakah yang merupakan pelanggaran karma yang paling serius?
Saya pikir yang paling serius adalah membunuh dan membakar
Adakalanya saya berguyon tentang diri sebagai jahat. Apakah yang jahat tentang saya dan Tantra Satyabudha?
Bila berpikir secara objektif, mereka yang mengaku dari aliran Budhisme yang lurus bisa menjadi sangat kejam, adakalanya tanpa hati sama sekali. Tapi kami masih menyambut mereka dengan senyum.
Kebanyakan orang mempunyai kesalah-pahaman bahwa dunia keagamaan pasti sangat damai, mereka salah dalam hal ini. Perang berkecamuk, pertumpahan darah terjadi.
Aliran Satyabudha yang saya dirikan tidak bermaksud untuk menghancurkan aliran aliran lain ataupun agama agama lain. Kami percaya akan harmoni dan kesempurnaan dan tidak akan pernah menggunakan paksaan.
Sungguh sayang bahwa yang disebut aliran Budhisme yang lurus harus menggunakan kekerasan dalam berurusan dengan aliran kami.
Apa yang harus kita lakukan sekarang?
Saya, Lu Sheng-Yen, tetap berpandangan bahwa:
Kita harus sabar terhadap mereka.
Kita harus tetap terbuka kepada mereka.
Kita harus mengubah mereka dengan berlatih tekun untuk memperoleh pencapaian rohani
kita