Di postingan-postingan yang sebelumnya, Saudara Tan menyatakan bahwa "2.Orang yang telah bebas tentunya dapat pergi ke mana saja, bukan? Karena itu, bagi saya sangat masuk akal pandangan bahwa seorang Buddha masih dapat "pergi" atau "masuk" lagi ke dunia samsara. Hanya saja "masuk" atau "menjelma"nya Beliau ke dalam samsara itu bukan didasari oleh lobha, dosa, dan moha."...
Jadi saya yang ingin bertanya; "Apakah yang dimaksud dengan 'orang' di statement itu? Apakah orang dalam arti fisik atau bagaimana?"
Orang yang telah merealisasi Nirvana berada dapat berada di mana-mana namun tidak ada di mana-mana pada saat bersamaan? Apakah Nirvana masih mengenal konsep dualistis ada dan tiada; hadir dan absen; muncul dan tidak muncul? Statement sobat-dharma ini juga seudah jelas menyatakan secara implisit bahwa orang yang telah merealisasi Nirvana 'masih hadir', 'masih eksis', 'masih berkehendak', dan dengan kata lain seharusnya masih tunduk pada Hukum Alam Semesta.
Dalam hal ini, tentu kita dibatasi bahasa dalam menyampaikan apa yang dimaksudkan. Seringkali kita menggunakan analogi untuk menyebutkan misalnya 'orang yang merealisasi nibbana', namun jelas-jelas ini cuma analogi belaka. Begitu juga nama "Buddha", jelas hanyalah metafora untuk menyampaikan sesuatu yang lebih tinggi. Kata "Buddha" berarti "Yang Mengetahui" atau "Yang Sadar", jika kata ini digunakan kita pun seharusnya bertanya siapa yang sadar? siapa yang mengetahui? Kalau pada dasarnya "tidak ada diri" saat seseorang merealisasi nibbana.
Karena itu walaupun digunakan bahasa yang seolah-olah menyebutkan tentang 'diri', memang tidak ada 'diri' yang merealisasi. Artinya tidak ada diri-ego yang sebagaimana kita alami sebagai manusia awam. Begitu juga juga soal 'keluar' dan 'masuk', karena sejak semula tidak ada yang keluar ataupun masuk, karena nibbana/nirvana itu identik dengan samsara, sekaligus bukan identik
Lebih jauh lagi sobat, nirvana itu berada di luar hukum alam semesta, karena bagaimana pun hukum alam semesta (sebatas pengetahuan manusia) adalah bagian dari dunia samsara yang dikenali oleh ego-diri (pikiran). Namun bagi seorang yang merealisasi nibbana, tidaklah berbeda antara alam semesta dan nibbana/nirvana itu sendiri.