//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: TIROKUDDA SUTTA  (Read 17710 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline markosprawira

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.449
  • Reputasi: 155
TIROKUDDA SUTTA
« on: 16 July 2007, 01:01:33 PM »
1 Di luar dinding mereka berdiri dan menanti,
dan di persimpangan-persimpangan jalan,
mereka kembali ke rumah yang dulu dihuninya dan menanti di muka pintu.
2 Tetapi bila diadakan pesta yang meriah
dengan makanan dan minuman beraneka ragam
Ternyata, tidak seorangpun yang ingat kepada
makhluk-mahkluk itu yang merupakan leluhur mereka
3 Hanya mereka yang hatinya penuh welas asih
memberikan sesajen kepada sanak keluarganya
berupa makanan dan minuman yang lezat,
dan disukai pada waktu itu
4/5 "Semoga buah dari jasa-jasa baik kita
melimpah kepada sanak keluarga yang telah meninggal.
Semoga mereka berbahagia."
Arwah sanak keluarga kita yang sedang berkumpul di tempat ini,
dengan gembira akan memberikan doa restu mereka
karena diberi makanan dan minuman yang berlimpah.
"Semoga sanakku berusia panjang,
sebab karena merekalah kami memperoleh sesajen yang lezat ini."
6/7 "Karena kami diberi penghormatan yang tulus,
maka yang memberinya pasti akan memperoleh buah jasa yang setimpal.
Karena di sana tidak ada pertanian,
dan juga tidak ada peternakan,
juga tidak ada perdagangan,
juga tidak ada lalu lintas uang dan emas."
Arwah dari sanak keluarga yang telah meninggal, hidup di sana dari pemberian kita di sini.
8 Bagaikan air mengalir dari atas bukit
terjun ke bawah untuk mencapai lembah yang kosong
Demikianpun sesajen yang diberikan dapat menolong
arwah dari sanak keluarga yang telah meninggal dunia.
9 Bagaikan sungai, bila airnya penuh
dapat mengalirkan airnya ke laut.
Demikianpun sesajen yang diberikan dapat menolong
arwah dari sanak keluarga yang telah meninggal dunia.
10/11 "Ia memberikan kepadaku, bekerja untukku,
ia sanakku, sahabatku, kerabatku,"
Memberikan sesajen kepada mereka yang telah meninggal dunia
dan mengingatkan kembali kepada apa yang mereka biasa lakukan.
Bukan ratap tangis, bukan kesedihan hati,
bukan perkabungan dengan cara apapun juga dapat menolong
mereka yang telah meninggal dunia
yang dilakukan sanak keluarga yang telah ditinggalkan
(karena perbuatan-perbuatan di atas tidak bermanfaat).
12 Tetapi bila persembahan ini dengan penuh bakti
diberikan kepada Sangha atas nama mereka,
dapat menolong mereka untuk waktu yang lama,
di kemudian hari maupun pada saat ini.
13 Tetapi diperlihatkan hakekat sesungguhnya dari sesajen bagi arwah sanak keluarga,
dan bagaimana penghormatan yang lebih bernilai dapat diberikan,
dan bagaimana para bhikkhu dapat diberikan kekuatan
dan bagaimana Anda sendiri dapat menimbun buah-buah karma yang baik.

(Sumber: Aneka Sutta, Penyusun : Maha Pandita Sumedha Widyadharma,
Diterbitkan oleh Yayasan Dana Pendidikan Buddhis Nalanda 1992)

Offline El Sol

  • Sebelumnya: El Sol
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.752
  • Reputasi: 6
  • Gender: Male
Re: TIROKUDDA SUTTA
« Reply #1 on: 16 July 2007, 01:26:05 PM »
Sutta tentang Peta yak?

Offline markosprawira

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.449
  • Reputasi: 155
Re: TIROKUDDA SUTTA
« Reply #2 on: 16 July 2007, 03:05:14 PM »
yup, PETA.....

pelimpahan jasa bagi mahluk lain, sangat bermanfaat bagi mereka yang hidup di alam menyedihkan (baca: Peta), namun tidak bagi manusia atau mahluk lain seperti dewa

Offline El Sol

  • Sebelumnya: El Sol
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.752
  • Reputasi: 6
  • Gender: Male
Re: TIROKUDDA SUTTA
« Reply #3 on: 16 July 2007, 03:52:09 PM »
nice one.... _/\_

thx.... :))

Offline Tan

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 510
  • Reputasi: 31
Re: TIROKUDDA SUTTA
« Reply #4 on: 16 July 2007, 04:19:49 PM »
nice one.... _/\_

thx.... :))

TAN:

Hai Bang! Ketemu lagi di sini. Gimana tuh logikanya kok sesajen dari dunia ini bisa clinggg.... muncul di alam peta? Fedexx ma Tiki atau DHL aja ga bisa tuh! Kok kayak tahayul sih Bang?

Tan

Offline El Sol

  • Sebelumnya: El Sol
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.752
  • Reputasi: 6
  • Gender: Male
Re: TIROKUDDA SUTTA
« Reply #5 on: 16 July 2007, 04:39:34 PM »
yg peting bukan boddhisatva berhenti nolongin orang karena beol di toilet umum...

sekale lage...bukan karena sesajen..tapi karena niat baek kita membuat makhluk2 alam peta bisa merasakan kebahagian dan menlaksanakan Kamma baek melalui pikiran..

jangan bawa ini kluar dari thread itu..gw gk mao diban..
« Last Edit: 16 July 2007, 04:41:41 PM by El Sol »

Offline Tan

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 510
  • Reputasi: 31
Re: TIROKUDDA SUTTA
« Reply #6 on: 16 July 2007, 06:49:26 PM »
yg peting bukan boddhisatva berhenti nolongin orang karena beol di toilet umum...

sekale lage...bukan karena sesajen..tapi karena niat baek kita membuat makhluk2 alam peta bisa merasakan kebahagian dan menlaksanakan Kamma baek melalui pikiran..

jangan bawa ini kluar dari thread itu..gw gk mao diban..

TAN:

Hehehehehe... Mana bisa Bang El Sol, coba liat kalimat ini: ""Semoga sanakku berusia panjang, sebab karena merekalah kami MEMPEROLEH  sesajen yang lezat ini." Mari kita fokus pada kata "memperoleh," artinya mereka mendapatkan sesajen tersebut. Bagaimana cara ngirimnya? Pake DHL atau Fedexx?
Terus apa kalo kita bacain sutta itu dengan "niat baek" seperti yang abang katakan, sesajennya bisa "cling" hilang lalu muncul di alam peta? Hebat ya bang? David Coperfield aja kalah. Mohon pencerahannya.

Ente bilang Mahayana tahayul. Coba liat yang kayak di atas itu, meskipun pake dalih "niat baek" sekalipun bukan tahayul?

Tan

Offline Forte

  • Sebelumnya FoxRockman
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 16.577
  • Reputasi: 458
  • Gender: Male
  • not mine - not me - not myself
Re: TIROKUDDA SUTTA
« Reply #7 on: 16 July 2007, 07:26:42 PM »
 [at]  Sdr. El Sol dan Sdr. Tan.

Saya rasa ini semua akan berakhir, bila salah satu dari rekan2 sedhamma bersedia mengalah.
Mengalah untuk menang.. ;D
Ini bukan milikku, ini bukan aku, ini bukan diriku
6 kelompok 6 - Chachakka Sutta MN 148

Offline Sumedho

  • Kebetulan
  • Administrator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 12.406
  • Reputasi: 423
  • Gender: Male
  • not self
Re: TIROKUDDA SUTTA
« Reply #8 on: 16 July 2007, 08:36:18 PM »
:) saatnya berlatih kesabaran nih.
Yah beda pendapat tapi jangan sampe masuk ke dalam hati loh. Hidup udah susah, jangan bikin tambah susah dengan membenci lagi   ^-^
There is no place like 127.0.0.1

Offline Tan

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 510
  • Reputasi: 31
Re: TIROKUDDA SUTTA
« Reply #9 on: 16 July 2007, 09:49:45 PM »
[at]  Sdr. El Sol dan Sdr. Tan.

Saya rasa ini semua akan berakhir, bila salah satu dari rekan2 sedhamma bersedia mengalah.
Mengalah untuk menang.. ;D


TAN:

Kalau saya mengalah, Mahayana akan tetap dianggap sesat dan umatnya akan dianggap bodoh-bodoh. Mohon maaf dah sekali waktu saya harus debat habis-habisan. Tetapi yakinlah sesungguhnya saya tetap hormat dengan ajaran Theravada.

Metta,

Tan

Offline Forte

  • Sebelumnya FoxRockman
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 16.577
  • Reputasi: 458
  • Gender: Male
  • not mine - not me - not myself
Re: TIROKUDDA SUTTA
« Reply #10 on: 16 July 2007, 09:57:03 PM »
Quote from: KALAMA SUTTA
Klik di sini untuk Link

Demikianlah telah kudengar:

1. Suatu ketika Yang Dirahmati (Sang Buddha) mengembara di negara Kosala dengan rombongan besar bhikkhu dan memasuki kota Kesaputta.
Suku Kalama, yang menjadi penduduk kota Kesaputta mendengar bahwa Pertapa Gotama, seorang putra dari suku Sakya yang pergi bertapa, sekarang telah tiba di Kesaputta.
Berita yang tersiar luas tentang Pertapa Gotama yang sekarang menjadi Buddha, mengatakan:
"Beliau adalah Arahat, Yang memperoleh Penerangan Agung, Sempurna Dalam Pengetahuan dan Pelaksanaannya, Yang Terbahagia, Pembimbing Manusia Yang Tiada Taranya, Guru Para Dewa dan Manusia, Sang Buddha, Yang Dirahmati. Beliau memberitahukan dunia ini, bersama-sama dengan alam para dewa, mara, dan brahma, disertai para pertapa, brahmana, para dewa, dan manusia, sesuatu yang Beliau sendiri telah mengerti melalui pengetahuan yang luar biasa. Beliau mengajarkan Dhamma yang indah pada awalnya, indah pada pertengahannya, dan indah pada akhirnya, baik dalam teori maupun dalam pelaksanaannya. Secara sempurna Beliau menerangkan tentang penghidupan suci yang benar-benar bersih. Sungguh berharga sekali dapat melihat Arahat tersebut!"
Karena itu, maka suku Kalama dari Kesaputta datang mengunjungi Sang Buddha. Tiba di sana, ada yang memberi hormat dengan merangkapkan kedua tangan di depan dada dan kemudian duduk di satu sisi; ada juga yang memberi hormat dengan berlutut, ada yang memberi hormat hanya dengan ucapan; ada yang menyembah; ada yang memberitahukan nama dan nama keluarganya; dan ada juga yang terus duduk tanpa mengucapkan kata apa pun.

2. Setelah mereka semua duduk, kemudian seorang berkata, "Yang Mulia, banyak pertapa dan brahmana yang berkunjung ke Kesaputta. Mereka menerangkan dan membahas dengan panjang lebar ajaran mereka sendiri, tetapi mencaci maki, menghina, merendahkan, dan mencela habis-habisan ajaran orang lain. Lalu datang pula pertapa dan brahmana lain ke Kesaputta. Dan mereka ini juga menerangkan dan membahas dengan panjang lebar ajaran mereka sendiri, dan mencaci-maki, menghina, merendahkan, dan mencela habis-habisan ajaran orang lain. Kami yang mendengar merasa ragu-ragu dan bingung, siapa diantara para pertapa dan brahmana yang berbicara benar dan siapa yang berdusta."

3. "Benar, warga suku Kalama, sudah sewajarnyalah kamu ragu-ragu, sudah sewajarnyalah kamu bingung. Dalam hal yang meragukan memang akan menimbulkan kebingungan. Oleh karena itu, warga suku Kalama, janganlah percaya begitu saja berita yang disampaikan kepadamu, atau oleh karena sesuatu yang sudah merupakan tradisi, atau sesuatu yang didesas-desuskan. Janganlah percaya begitu saja apa yang tertulis di dalam kitab-kitab suci; juga apa yang dikatakan sesuai dengan logika atau kesimpulan belaka; juga apa yang katanya telah direnungkan dengan seksama; juga apa yang kelihatannya cocok dengan pandanganmu; atau karena ingin menghormat seorang pertapa yang menjadi gurumu.
Tetapi, warga suku Kalama, kalau setelah diselidiki sendiri, kamu mengetahui, 'Hal ini tidak berguna, hal ini tercela, hal ini tidak dibenarkan oleh para Bijaksana, hal ini kalau terus dilakukan akan mengakibatkan kerugian dan penderitaan, maka sudah selayaknya kamu menolak hal-hal tersebut."

4. "Sekarang, bagaimana pendapatmu, warga suku Kalama? Kalau keserakahan (lobha) timbul dalam diri seorang manusia, apakah itu membawa keuntungan atau kerugian?"
"Akan membawa kerugian, Yang Mulia."
"Sekarang, warga suku Kalama, seseorang yang serakah dicengkeram oleh keserakahan dan tidak dapat mengendalikan dirinya lagi; apakah orang itu tidak mungkin akan membunuh makhluk hidup, mengambil sesuatu yang tidak diberikan, melakukan perzinahan, mengucapkan kata-kata yang tidak benar, dan juga menyebabkan orang lain berbuat demikian; bukankah hal itu akan mengakibatkan kerugian dan penderitaan baginya untuk waktu yang lama?"
"Memang demikian, Yang Mulia."

5. "Sekarang, bagaimana pendapatmu, warga suku Kalama? Kalau kebencian (dosa) timbul dalam diri seorang manusia, apakah itu akan membawa keuntungan atau kerugian?"
"Akan membawa kerugian, Yang Mulia."
"Sekarang, warga suku Kalama, seseorang yang membenci, dicengkeram oleh kebencian dan tidak dapat mengendalikan dirinya lagi; apakah orang itu tidak mungkin akan membunuh makhluk hidup, mengambil sesuatu yang tidak diberikan, melakukan perzinahan, mengucapkan kata-kata yang tidak benar, dan juga menyebabkan orang lain berbuat demikian; bukankah hal itu akan mengakibatkan kerugian dan penderitaan baginya untuk waktu yang lama?"
"Memang demikian, Yang Mulia."

6. "Sekarang, bagaimana pendapatmu, warga suku Kalama? Kalau kegelapan batin (moha) timbul dalam diri seorang manusia, apakah itu akan membawa keuntungan atau kerugian?"
"Akan membawa kerugian, Yang Mulia."
"Sekarang, warga suku Kalama, seseorang yang diliputi kegelapan batin (moha), dicengkeram oleh kegelapan batin dan tidak dapat mengendalikan dirinya lagi; apakah orang itu tidak mungkin akan membunuh makhluk hidup, mengambil sesuatu yang tidak diberikan, melakukan perzinahan, mengucapkan kata-kata yang tidak benar, dan juga menyebabkan orang lain berbuat demikian; bukankah hal itu akan mengakibatkan kerugian dan penderitaan baginya untuk waktu yang lama?"
"Memang demikian, Yang Mulia."

7. "Kalau begitu, warga suku Kalama, bagaimana pendapatmu? Apakah hal-hal tersebut baik atau tidak baik?"
"Tidak baik, Yang Mulia."
"Apakah hal-hal tersebut tercela atau tidak tercela?"
"Tercela, Yang Mulia."
"Apakah hal-hal tersebut dibenarkan atau tidak dibenarkan oleh para Bijaksana?"
"Tidak dibenarkan, Yang Mulia."
"Kalau terus dilakukan, apakah itu akan mengakibatkan kerugian dan penderitaan?"
"Akan mengakibatkan kerugian dan penderitaan, Yang Mulia. Demikianlah pendapat kami."

8. "Karena itu, warga suku Kalama, itulah yang Kumaksud dengan mengatakan, 'Janganlah percaya begitu saja berita yang disampaikan kepadamu; atau oleh karena sesuatu yang merupakan tradisi; atau sesuatu yang didesas-desuskan. Janganlah percaya begitu saja apa yang dikatakan di dalam kitab-kitab suci; juga apa yang katanya sesuai dengan logika atau kesimpulan belaka; juga apa yang katanya merupakan hasil dari suatu penelitian; juga apa yang katanya telah direnungkan dengan seksama; juga apa yang terlihat cocok dengan pandanganmu; atau karena ingin menghormat seorang pertapa yang menjadi gurumu.'
Tetapi, warga suku Kalama, kalau setelah diselidiki sendiri, kamu mengetahui, 'Hal ini tidak berguna, hal ini tercela, hal ini tidak dibenarkan oleh para Bijaksana; hal ini kalau terus dilakukan akan mengakibatkan kerugian dan penderitaan,' maka sudah selayaknya kamu menolak hal-hal tersebut."

9. "Kesimpulannya, warga suku Kalama, 'Janganlah percaya begitu saja berita yang disampaikan kepadamu; atau oleh karena sesuatu yang merupakan tradisi; atau sesuatu yang didesas-desuskan. Janganlah percaya begitu saja apa yang dikatakan di dalam kitab-kitab suci; juga apa yang katanya sesuai dengan logika atau kesimpulan belaka; juga apa yang katanya merupakan hasil dari suatu penelitian; juga apa yang katanya telah direnungkan dengan seksama; juga apa yang terlihat cocok dengan pandanganmu; atau karena ingin menghormat seorang pertapa yang menjadi gurumu.' Tetapi, setelah diselidiki sendiri, kamu mengetahui, 'Hal ini berguna; hal ini tidak tercela; hal ini dibenarkan oleh para Bijaksana; hal ini kalau terus dilakukan akan membawa keberuntungan dan kebahagiaan,' maka sudah selayaknya kamu menerima dan hidup sesuai dengan hal-hal tersebut."

10. "Bagaimana pendapatmu, warga suku Kalama? Apabila seseorang telah terbebas dari keserakahan (lobha), apakah hal ini merupakan keuntungan atau kerugian?"
"Keuntungan, Yang Mulia."
"Bukankah orang ini, yang telah terbebas dari keserakahan dan tidak lagi dicengkeram oleh keserakahan, dan oleh karena ia dapat mengendalikan dirinya dengan baik, akan berhenti membunuh makhluk hidup, berhenti mengambil sesuatu yang tidak diberikan (mencuri), berhenti melakukan perzinahan berhenti mengucapkan kata-kata yang tidak benar, berhenti menjadi penyebab yang menyesatkan orang lain, tidak akan mendapatkan kerugian dan penderitaan untuk waktu yang lama?"
"Memang demikian halnya, Yang Mulia."

11. "Sekarang, bagaimana pendapatmu, warga suku Kalama? Apabila seseorang telah terbebas dari kebencian (dosa), apakah hal ini merupakan keuntungan atau kerugian?"
"Keuntungan, Yang Mulia."
"Bukankah orang ini, yang telah terbebas dari kebencian tidak lagi dicengkeram oleh kebencian….., berhenti menjadi penyebab yang menyesatkan orang lain, tidak akan mendapatkan kerugian dan penderitaan untuk waktu yang lama?"
"Memang demikian halnya, Yang Mulia."

12. "Sekarang, bagaimana pendapatmu, warga suku Kalama? Apabila seseorang telah terbebas dari kegelapan batin (moha), apakah hal ini merupakan keuntungan atau kerugian?"
"Keuntungan, Yang Mulia."
"Bukankah orang ini, yang telah terbebas dari kegelapan batin dan tidak lagi dicengkeram oleh kegelapan batin ….., berhenti menjadi penyebab yang menyesatkan orang lain, tidak akan mendapat kerugian dan penderitaan untuk waktu yang lama?"
"Memang demikian halnya, Yang Mulia."

13. "Kalau begitu, warga suku Kalama, bagaimana pendapatmu? Apakah hal-hal tersebut menguntungkan atau tidak menguntungkan?"
"Menguntungkan, Yang Mulia."
"Apakah hal-hal tersebut tercela atau tidak tercela?"
"Tidak tercela, Yang Mulia."
"Apakah hal-hal tersebut dibenarkan atau tidak dibenarkan oleh para Bijaksana?"
"Dibenarkan, Yang Mulia."
"Kalau terus dilakukan, apakah akan membawa kebahagiaan atau tidak?"
"Tentu akan membawa kebahagiaan. Demikianlah pendapat kami."

14. "Demikianlah, warga suku Kalama, itulah yang Kumaksud dengan mengatakan, 'Janganlah percaya begitu saja….., Tetapi apabila setelah diselidiki sendiri, kamu mengetahui hal ini berguna; hal ini tidak tercela; hal ini dibenarkan oleh para Bijaksana; hal ini kalau terus dilakukan akan membawa keberuntungan dan kebahagiaan, maka sudah selayaknya kamu menerima dan hidup sesuai dengan hal-hal tersebut.' Itulah sebabnya, mengapa Aku mengucapkan kata-kata tersebut."

15. "Sekarang, warga suku Kalama, seorang siswa Yang Ariya telah terbebas dari keserakahan dan kebencian, dan tidak lagi bingung tetapi dapat mengendalikan dirinya dengan baik dan pikirannya terpusat, sedangkan batinnya dipenuhi oleh kasih, belas kasih, simpati, dan keseimbangan batin yang berkembang terus tanpa batas, terbebas dari permusuhan dan perasaan tertekan; orang itu diumpamakan seperti diam di seperempat alam, kemudian di setengah alam, kemudian di tiga per empat alam dan akhirnya di seluruh alam. Dan dengan cara yang sama ke atas, ke bawah, ke samping, ke segenap penjuru, kepada semua makhluk, ia diam dengan batin penuh cinta kasih, belas kasih, simpati, dan keseimbangan batin yang ditujukan ke segenap penjuru alam, berkembang terus tanpa batas, terbebas dari permusuhan dan perasaan tertekan. Siswa yang demikian itu, yang hatinya terbebas dari permusuhan, terbebas dari perasaan tertekan, tidak ternoda dan beersih, orang itu dalam kehidupan ini juga akan memperoleh berkah yang menyenangkan, yaitu :

16. Kalau sekiranya ada alam lain setelah meninggal dunia, ada akibat dari perbuatan baik dan jahat; saat badan jasmaninya hancur setelah mati, ia akan bertumimbal lahir di alam surga. Ini adalah berkah pertama yang diperolehnya. Kalau sekiranya tidak ada alam lain setelah meninggal dunia, tidak ada akibat dari perbuatan baik dan jahat; namun kehidupan ini ia telah terbebas dari perasaan bermusuhan dan tertekan. Ini adalah berkah kedua yang diperolehnya.
Kalau sekiranya bencana menimpa yang berbuat jahat; namun aku sama sekali tidak bermaksud berbuat jahat terhadap siapa pun juga. Mana mungkin bencana dapat menimpa diriku yang tidak berbuat jahat? Ini adalah berkah ketiga yang diperolehnya. Kalau sekiranya tidak ada bencana menimpa yang berbuat jahat, maka aku tahu bahwa diriku bersih dari kedua segi. Ini adalah berkah keempat yang diperolehnya.
Dengan demikian, warga suku Kalama, siswa Ariya tersebut yang hatinya terbebas dari permusuhan dan perasaan tertekan, tak ternoda dan bersih, maka dalam kehidupan ini memperoleh empat berkah."

17. "Memang demikianlah halnya, Yang Dirahmati. Memang demikianlah, Yang Terbahagia. Siswa Ariya tersebut dalam kehidupan ini akan memperoleh empat berkah (dengan mengulang apa yang diucapkan Sang Buddha).
Sungguh indah, Yang Mulia! Dengan ini kami menyatakan kami berlindung kepada Sang Buddha, Dhamma, dan Sangha. Semoga Yang Mulia berkenan menerima kami sebagai upasaka dan upasika, mulai hari ini sampai seumur hidup kami."

 _/\_
Ini bukan milikku, ini bukan aku, ini bukan diriku
6 kelompok 6 - Chachakka Sutta MN 148

Offline El Sol

  • Sebelumnya: El Sol
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.752
  • Reputasi: 6
  • Gender: Male
Re: TIROKUDDA SUTTA
« Reply #11 on: 17 July 2007, 03:26:17 PM »
yg peting bukan boddhisatva berhenti nolongin orang karena beol di toilet umum...

sekale lage...bukan karena sesajen..tapi karena niat baek kita membuat makhluk2 alam peta bisa merasakan kebahagian dan menlaksanakan Kamma baek melalui pikiran..

jangan bawa ini kluar dari thread itu..gw gk mao diban..

TAN:

Hehehehehe... Mana bisa Bang El Sol, coba liat kalimat ini: ""Semoga sanakku berusia panjang, sebab karena merekalah kami MEMPEROLEH  sesajen yang lezat ini." Mari kita fokus pada kata "memperoleh," artinya mereka mendapatkan sesajen tersebut. Bagaimana cara ngirimnya? Pake DHL atau Fedexx?
Terus apa kalo kita bacain sutta itu dengan "niat baek" seperti yang abang katakan, sesajennya bisa "cling" hilang lalu muncul di alam peta? Hebat ya bang? David Coperfield aja kalah. Mohon pencerahannya.

Ente bilang Mahayana tahayul. Coba liat yang kayak di atas itu, meskipun pake dalih "niat baek" sekalipun bukan tahayul?

Tan

loe tao gk? kadang itu capeeeee banget kalo debat ama orang yg IQnya pendek... =))

^^ kalo loe mati..trus anak loe kasi loe sesajen..apakah loe bisa makan? gk donk..trus loe bakal ngomong apa?

"anakku thx yah dah kasi gw makanan yg lezat ini...semoga loe berbahagia" ato

kalo loe hantu bejad mungkin loe bakal ngomong ini..

"eh, anak bejad..loe tao gw dah jadi hantu masi ajah kasi makanan..ikutan mati donk"

paham Tante? kalo masi gk paham..cebur diri di got ajah.. :))

MAhayana bukan cuma Takhyul tapi jg penuh dengan rubbish yg intinya cuma ngulang2 mantra ama minta2 kayak pengemis..puas?

Offline Sumedho

  • Kebetulan
  • Administrator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 12.406
  • Reputasi: 423
  • Gender: Male
  • not self
Re: TIROKUDDA SUTTA
« Reply #12 on: 17 July 2007, 03:47:16 PM »
no menghina pribadi pls :D
Inga inga, kamma menunggu untuk berbuah......
There is no place like 127.0.0.1

Offline langitbiru

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 547
  • Reputasi: 23
Re: TIROKUDDA SUTTA
« Reply #13 on: 17 July 2007, 06:42:35 PM »
 :-t el sol.. please deh
argumen mana?

kl km memang salah, gentle dunk
oni... kao titi bobo... gigi...

Offline Kokuzo

  • Sebelumnya 7th
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.090
  • Reputasi: 30
  • Gender: Male
  • ... running in karma ...
Re: TIROKUDDA SUTTA
« Reply #14 on: 18 July 2007, 12:07:33 AM »
woi, ni bedua.... uda dibilangin jangan bawa" ke luar topik kalian disana... jadi ga nyaman kalo dimana" kalian ribut gini....

melihat disini, yang salah sdr Tan yang memulai konfrontasi... selayaknyalah mengalah DISINI

Quote
TAN:

Hai Bang! Ketemu lagi di sini. Gimana tuh logikanya kok sesajen dari dunia ini bisa clinggg.... muncul di alam peta? Fedexx ma Tiki atau DHL aja ga bisa tuh! Kok kayak tahayul sih Bang?

Tan

Quote
El Sol
yg peting bukan boddhisatva berhenti nolongin orang karena beol di toilet umum...

sekale lage...bukan karena sesajen..tapi karena niat baek kita membuat makhluk2 alam peta bisa merasakan kebahagian dan menlaksanakan Kamma baek melalui pikiran..

jangan bawa ini kluar dari thread itu..gw gk mao diban..

El Sol udah mencoba ga mau perpanjang masalah ini... but.... silahkan berdamai disini... mau tarung cari tempat yang pantas....
 _/\_
« Last Edit: 18 July 2007, 12:09:09 AM by 7th »

Offline andry

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.117
  • Reputasi: 128
Re: TIROKUDDA SUTTA
« Reply #15 on: 30 October 2007, 04:37:48 PM »
btw ini tan yg mana yah??
Samma Vayama

Offline williamhalim

  • Sebelumnya: willibordus
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.869
  • Reputasi: 134
  • Gender: Male
Re: TIROKUDDA SUTTA
« Reply #16 on: 30 October 2007, 05:11:36 PM »
Dari kitab Petavatthu-Atthakata,
terdapat kelompok2 makhluk Peta (total 37 pengelompokan peta, CMIIW) salah satunya:
Paradattupajivika-Peta, yaitu:
~ setan yg memelihara hidupnya dengan memakan makanan yg disuguhkan orang dalam upacara sembahyang / kiriman jasa dari keluarga.

Para Boddhisatva, jika terlahir menjadi setan, akan menjadi Peta yg ini dan tidak akan menjadi peta yg lain.

::
Walaupun seseorang dapat menaklukkan beribu-ribu musuh dalam beribu kali pertempuran, namun sesungguhnya penakluk terbesar adalah orang yang dapat menaklukkan dirinya sendiri (Dhammapada 103)

Offline andry

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.117
  • Reputasi: 128
Re: TIROKUDDA SUTTA
« Reply #17 on: 01 November 2007, 03:39:35 PM »
jika memang makanan atau minuman itu bisa dinikmati oleh mahluk2 tsb, so perasaan di bagian bawahnya.. ada tertulis
"alangkah baiknya jika di danakan ke sangha"
pertanyaan saya:jika kita danakan ke sangha maka mahluk siapa saja yg berbahgaia?? sedangkan peta tsb baru bahagia jika ada persembahan makanan..
jika dana ke mahluk peta yg makan dr pesembahan kan otomatis dia bahagia.
Samma Vayama

Offline asbak

  • Teman
  • **
  • Posts: 83
  • Reputasi: 2
  • asbak & rokok
Re: TIROKUDDA SUTTA
« Reply #18 on: 15 February 2008, 11:05:55 AM »
gw kok jd sangsi yah...
kok sesama agama buddha saling menghina
jd aneh gw....apa gw salah belajar ..???
Ashtray & Cigarrete differ Gun & Roses

Offline williamhalim

  • Sebelumnya: willibordus
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.869
  • Reputasi: 134
  • Gender: Male
Re: TIROKUDDA SUTTA
« Reply #19 on: 15 February 2008, 11:28:26 AM »
gw kok jd sangsi yah...
kok sesama agama buddha saling menghina
jd aneh gw....apa gw salah belajar ..???

Nggak ada hal yg nggak diributin didunia ini...
Begitu pula ajaran dari Gotama...

Jadi yah, santai ajaaaa

"Jangan percaya suatu ajaran karna semata-mata dikatakan alim ulama, atau kitab sucimu, atau turun temurun, atau bla.. bla... bla..., namun buktikanlah pada dirimu sendiri. Jika terbukti benar, maka jadikanlah kebenaran bagimu dan jadikanlah pegangan hidupmu..."

Buddhism is de best!  ;D

::
Walaupun seseorang dapat menaklukkan beribu-ribu musuh dalam beribu kali pertempuran, namun sesungguhnya penakluk terbesar adalah orang yang dapat menaklukkan dirinya sendiri (Dhammapada 103)

Offline tesla

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.426
  • Reputasi: 125
  • Gender: Male
  • bukan di surga atau neraka, hanya di sini
Re: TIROKUDDA SUTTA
« Reply #20 on: 15 February 2008, 11:28:57 AM »
gw kok jd sangsi yah...
kok sesama agama buddha saling menghina
jd aneh gw....apa gw salah belajar ..???

tiap individu ada egonya hehehe...
tentu saja dalam mempertahankan ego saling caci maki dapat terjadi :)

ini adalah salah satu yg membuat kita berputar2 dalam samsara

walau disini sama2 belajar ajaran Buddha, dalam prakteknya tiap individu berbeda-beda juga :)

apa sdr. asbak, setelah mempelajari Buddhism dapat langsung mengendalikan ego? tentu tidak yah... semua ada prosesnya dan tahapannya.
Lepaskan keserakahan akan kesenangan. Lihatlah bahwa melepaskan dunia adalah kedamaian. Tidak ada sesuatu pun yang perlu kau raup, dan tidak ada satu pun yang perlu kau dorong pergi. ~ Buddha ~

Offline F.T

  • Sebelumnya: Felix Thioris, MarFel, Ocean Heart
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 7.134
  • Reputasi: 205
  • Gender: Male
  • • Save the Children & Join with - Kasih Dharma Peduli • We Care About Their Future • There Are Our Next Generation.
Re: TIROKUDDA SUTTA
« Reply #21 on: 15 February 2008, 11:35:01 AM »
gw kok jd sangsi yah...
kok sesama agama buddha saling menghina
jd aneh gw....apa gw salah belajar ..???

Nggak ada hal yg nggak diributin didunia ini...
Begitu pula ajaran dari Gotama...

Jadi yah, santai ajaaaa

"Jangan percaya suatu ajaran karna semata-mata dikatakan alim ulama, atau kitab sucimu, atau turun temurun, atau bla.. bla... bla..., namun buktikanlah pada dirimu sendiri. Jika terbukti benar, maka jadikanlah kebenaran bagimu dan jadikanlah pegangan hidupmu..."

Buddhism is de best!  ;D

::

Setujuuuuuu ... :))

Dengarkan kata hatimu, bro asbak. _/\_


Save the Children & Join With :
Kasih Dharma Peduli ~ Anak Asuh
May all Beings Be Happy


Contact Info : Kasihdharmapeduli [at] yahoo.com

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: TIROKUDDA SUTTA
« Reply #22 on: 18 April 2008, 05:31:21 PM »
Jangan salah mengerti bahwa patidana seolah-olah mengirim sesuatu ke alam lain. Dalam Dhamma bukan seperti itu. Namun ketika kita berbuat kebajikan atas nama orang yang telah meninggal, maka orang itu ikut melakukan kebaikan dengan mudita (sympathetic joy). Dan tidak semua mahluk dapat 'menerima' pelimpahan jasa itu, namun hanya peta jenis paradattu pajivika (yang masih punya kemampuan ber-muditacitta).

Juga perlu diingat bahwa Mahayana BUKANLAH aliran Tahayul ato omong kosong. Mahayana hanya menggunakan pendekatan yang berbeda aja karena pengaruh tradisi tempat aliran itu berkembang. Tentu saja perbedaan ini tidak perlu dibesar-besarkan. Jika tidak mengerti kepercayaan orang lain, ada baiknya belajar dulu, jangan saling menjelekkan.


 

anything