Adakah yang berlatih meditasi pernapasan? Hampir semua meditator. Tetapi adakah yang mencapai jhana dengan meditasi ini? Hampir dipastikan jawabannya senyap.
Mari kita kunjungi MN 10. Adakah di akhir atau di awal atau dipertengah sutta itu (MN 10) membahas jhana? Dengan cukup terasing ..... hingga jhana ke empat? Tidak ada! Adakah sutta lain tentang meditasi pernapasan juga jhana mengikuti dalam penjelasan? Saya pikir tidak ada. Adakah komentar di sutta menyatakan meditasi pernapasan menghasilkan jhana? Kita kesampingkan hal ini dulu karena Buddhaghosa mengatakan ada sekitar 20 meditasi dapat menghasilkan jhana.
Jika kita baca MN 10, kita akan melihat di sana dibahas
Perhatian Benar dan Pandangan Terang. Apa itu Perhatian Benar? Ada 4 yaitu: berdiam merenungkan 1. jasmani sebagai jasmani, 2. perasaan sebagai perasaan, 3. pikiran sebagai pikiran, 4. objek-objek pikiran sebagai objek-objek pikiran, tekun, penuh perhatian dan kewaspadaan setelah meninggalkan kerinduan akan dunia. Ini disebut Perhatian Benar. Dan apakah Konsentrasi benar? jhana 1 hingga 4. Ini disebut konsentrasi benar. Adakah ini dibahas di sana? di MN 10?
Tidak ada! Yang dibahas pandangan Terang.
Perenungan Jasmani
1. Perhatian pada Pernafasan
“Dan bagaimanakah, para bhikkhu, seorang bhikkhu berdiam merenungkan jasmani sebagai jasmani? Di sini, seorang bhikkhu, pergi ke hutan atau ke bawah pohon atau ke sebuah gubuk kosong, duduk; setelah duduk bersila, menegakkan tubuhnya, dan menegakkan perhatian di depannya, penuh perhatian ia menarik nafas, penuh perhatian ia mengembuskan nafas. Menarik nafas panjang, ia memahami: ‘Aku menarik nafas panjang’; atau mengembuskan nafas panjang, ia memahami: ‘Aku mengembuskan nafas panjang.’ Menarik nafas pendek, ia memahami: ‘Aku menarik nafas pendek’; atau mengembuskan nafas pendek, ia memahami: ‘Aku mengembuskan nafas pendek.’ Ia berlatih sebagai berikut: ‘Aku akan menarik nafas dengan mengalami keseluruhan tubuh’; ia berlatih sebagai berikut: ‘Aku akan mengembuskan nafas dengan mengalami keseluruhan tubuh.’ Ia berlatih sebagai berikut: ‘Aku akan menarik nafas dengan menenangkan bentukan jasmani’; Ia berlatih sebagai berikut: ‘Aku akan mengembuskan nafas dengan menenangkan bentukan jasmani.’ Bagaikan seorang pekerja bubut yang terampil atau muridnya, ketika melakukan putaran panjang, memahami: ‘Aku melakukan putaran panjang’; atau ketika melakukan putaran pendek, memahami: ‘Aku melakukan putaran pendek’; demikian pula, menarik nafas panjang, seorang bhikkhu memahami: ‘Aku menarik nafas panjang’ … ia berlatih sebagai berikut: ‘Aku akan mengembuskan nafas dengan menenangkan bentukan jasmani.’
Pandangan Terang
“Dengan cara ini ia berdiam merenungkan jasmani sebagai jasmani secara internal, atau ia berdiam merenungkan jasmani sebagai jasmani secara eksternal, atau ia berdiam merenungkan jasmani sebagai jasmani secara internal dan eksternal. Atau ia berdiam merenungkan sifat munculnya dalam jasmani, atau ia berdiam merenungkan sifat lenyapnya dalam jasmani, atau ia berdiam merenungkan sifat muncul dan lenyapnya dalam jasmani. Atau penuh perhatian bahwa ‘ada jasmani’ muncul dalam dirinya hanya sejauh yang diperlukan bagi pengetahuan dan perhatian. Dan ia berdiam tanpa bergantung, tidak melekat pada apapun di dunia ini. Itu adalah bagaimana seorang bhikkhu berdiam merenungkan jasmani sebagai jasmani. https://suttacentral.net/id/mn10Adakah dibahas jhana? Tidak. Yang ada dibahas Perhatian Benar dan pandangan Terang.
Kesimpulan saya:
1. pembahasan ini diberikan kepada mereka yang tidak mampu mencapai 4 jhana atau lebih, atau biasanya yang hanya memiliki 1-3 jhana
2. Dengan perhatian benar dam pandangan teranglah mereka mencapai anagami atau arahat, bagi mereka yang sudah lulus jhana namun tidak bisa maju hingga 8 pencapaian.
3. Jika mencapai Arahat maka mereka akan melatih ini dan muncullah istilah Arahat tanpa jhana. Ketika menjadi Arahat, ia akan meninggalkan jhananya, dengan hanya fokus pada pernapasan.
Pertanyaan: dikatakan bodhisatta Gotama mencapai jhana dengan anapanasati saat berusia sekitar 7 tahun, duduk di bawah pohon jambu?
Coba kita gali lebih dalam, selama 6 tahun bodhisatta Gotama melakukan praktek ekstrim, ia memiliki 8 pencapaian namun tidak menggunakan satu jhana pun! Apa yang beliau gunakan selama 6 tahun? Saya berasumsi, beliau menggunakan meditasi pernapasan! Tidak menghasilkan jhana, hanya berupa ketenangan.
Di MN 36 tentang Saccaka, Beliau mengatakan saat praktik ekstrim beliau ttetap tidak tergoyahkan oleh praktik ekstrim itu, sementar beliau tidak menggunakan satu jhana pun. Dengan begitu, memungkinkan jika beliau menggunakan anapanasati sebagai meditasi tanpa jhana. Atau bisa juga dikatakan sebagai jhana kering.
Mengenai pencapaian jhana di bawah pohon jambu itu, saya berasumsi seperti judul di atas: anapanasati = vayo kasina (unsur udara). Artinya anapanasati yang dipakai adalah udara nafas. Coba kita pertimbangkan meditasi kasina udara: meditator duduk di bawah pohon merasakan angin yang datang, menuju tubuhnya atau pohon. Tetapi, kadang angin tidak datang, bagaimana ia melanjutkan meditasinya? Saya berasumsi ia menggunakan udara nafas masuk-keluar itu sembari menunggu angin.
Seperti halnya 32 organ tubuh, itu menurut saya tidaklah menghasilkan jhana, karena objeknya hingga 32. Menurut saya di sana meditator mengembangkan salah satu dari kasina warna atau unsur. Misalnya: kulit sebagai warna kuning; tulang sebagai warna putih, biru untuk rambut (rambut = biru kehitaman); merah: daging dan darah. 32 organ tubuh itu adalah Pandangan Terangnya.
Yang bisa menghasilkan jhana hanyalah 10 kasina. Selebihnya adalah untuk pandangan Terang. Kalau kita lihat, anapanasati masuk kategori perenungan, yaitu subjek perenungan, bukan objek. Objek yang tepat adalah 10 kasina
Bagaimana tanggapan teman-teman? Ini hanya asumsi saya mengatakan anapanasati sebenarnya adalah pandangan terang dan jika udara yang digunakan maka adalah vayo kasina (kasina angin).