Kalau menurut Jainisme, hewan diklasifikasikan dalam 4 Jiva yang berbeda:
(1) Two sensed beings (Beindriya Jiva): Two sensed beings have the senses of touch, and taste. e.g. shells, worms, insects, microbes in stale food, termites, etc.
(2) Three sensed beings (Treindriya Jiva): Three sensed beings have the senses of touch, taste, and smell, e.g. bugs, lice, white ants, moths and insects in wheat and other grains, centipedes, etc.
(3) Four sensed beings (Chaurindriya Jiva): Four sensed beings have the senses of touch, taste, smell and sight, e.g. scorpions, crickets, spiders, beetles, locusts, flies, etc.
(4) Five sensed beings (Panchendriya Jiva): Five sensed beings have all the five senses of touch, taste, smell, sight and hearing e.g. human beings, cow, lions, fish, birds, etc.Dalam pengertian Jainisme, membunuh cacing dan kumbang karma buruknya lebih kecil daripada membunuh macan, karena semakin sedikit Jiva, semakin sedikit karma buruknya. Dilihat secara etika orang awam, klasifikasi Janisme di atas cukup logis.
Sedangkan menurut Buddhis, selain faktor cetana, ada faktor besar objek hewan yang dibunuh. Jika dipadankan dengan klasifikasi Jain di atas, maka dapat dilihat bahwa umumnya antara Jiva 2,3,4 memiliki ukuran tubuh yang lebih kecil daripada Jiva 5. Tapi kalau mau dirunut ya ada juga laba-laba yang lebih besar daripada ikan teri misalnya.
Menurut bhiksu Mahayana Ven. Hsuan Hua, kesadaran 1 orang manusia sebanding dengan 84.000 kesadaran nyamuk.