//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Kematian....  (Read 12983 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline markosprawira

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.449
  • Reputasi: 155
Re: Kematian....
« Reply #30 on: 24 June 2009, 12:28:20 PM »
Setahu saya sih, airasia baru sampai Tirucchirapalli yah, belom ke New Delhi

Mengenai Piti :

Pakinnaka cetasika 6: enam cetasika yang muncul di sebagian besar citta

- Vitakka = pengerahan kepada objek, merupakan faktor batin yang memiliki ciri khusus mengerahkan faktor batin kepada objek.

- Vicara = perenungan kepada objek, merupakan faktor batin yang memiliki ciri khusus merenungkan objek.

- Adhimokkha = keputusan, faktor batin yang memutuskan atau memilih.

- Viriya = semangat, faktor batin yang membangkitkan semangat

- Piti = kegiuran, faktor batin yang tergiur terhadap objek

- Chanda = harapan untuk melakukan

Kalau dari dhammastudygroup, berikut kutipannya :

Quote
The piti-cetasika is the reality that is blissful, the sukha-vedana increases with the blissfulness and the ekaggata, supported by the 4 jhana, would be steadfast in the arammana manifest with the pathama-jhana composed of the 5 principal factors.

Offline marcedes

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.528
  • Reputasi: 70
  • Gender: Male
  • May All Being Happinesssssssss
Re: Kematian....
« Reply #31 on: 24 June 2009, 06:03:37 PM »
jangan berpikir kematian sebagai cost, coba dipikirkan sebagai profit, misalkan menyumbang semua darah di amerika, dapat duit bisa kasih orang tua lagi atau kasih ke fakir miskin....
ini namanya mati tidak sia-sia...

dari pada hanyut di sungai gangga ^.^ yah pikir-pikir bisa kasih makan ikan...
kalau tidak mau,bisa bersedia jadi bahan tes obat-obatan, dari pada hewan jadi korban coba saja anda...sebagai tes percobaan langsung...^^

metta.
Ada penderitaan,tetapi tidak ada yang menderita
Ada jalan tetapi tidak ada yang menempuhnya
Ada Nibbana tetapi tidak ada yang mencapainya.

TALK LESS DO MOREEEEEE !!!

Offline Shining Moon

  • Sebelumnya: Yuri-chan, Yuliani Kurniawan
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.148
  • Reputasi: 131
Re: Kematian....
« Reply #32 on: 25 June 2009, 12:34:21 AM »
Ketika Kematian Itu Datang
Judul Asli : The Buddhist View of Death.
Interview dengan Bhante Gunaratana oleh Shramaneri Sudhamma dan Margot Born.



Ketika api kehidupan dan kesadaran tidak lagi eksis, maka itulah yang dinamakan kematian. Kematian dapat disebabkan oleh beberapa hal, diantaranya :

1. Ketika karma seseorang telah selesai pada kehidupan ini.
2. Ketika masa hidup seseorang telah selesai pada kehidupan ini.
3. Ketika keduanya, yaitu karma dan masa hidup seseorang telah selesain pada kehidupan ini.
4. Ketika kehidupan berakhir karena kecelakaan dan penyebab yang tidak normal.

Kematian bukanlah akhir dari suatu keberadaan, namun kematian hanyalah menutup satu bab dan membuka bab berikutnya seketika. Kematian dan kelahiran kembali, keduanya selalu terjadi pada saat yang bersamaan.

Terdapat dua macam kematian, yaitu kematian yang bersifat konvensional dan kematian akhir. Kematian konvensional sendiri mempunyai dua sisi yaitu kematian dari waktu ke waktu dan kematian yang sesungguhnya.

Kematian Waktu Ke Waktu Dan Kematian “Sesungguhnya”

Pada kematian dari waktu ke waktu, anda seakan-akan tetap ada, namun pada kenyataan pikiran dan jasmani seperti sel-sel dalam tubuh anda mati setiap saat, dan semua itu diperbaharui – terlahir kembali. Memahami kebenaran ini adalah langkah penting dalam mempersiapkan diri dari kematian sesungguhnya. Bila kita telah memahaminya, kita akan mengerti bahwa ‘kematian sesungguhnya’ hanyalah tahap berikutnya.

Kita maju selangkah untuk mempersiapkan kematian sesungguhnya dengan memandangnya secara logika. Anda hanya perlu membuka mata dan melihat sekeliling anda. Anda akan melihat pohon-pohon, tumbuhan, dan serangga mati setiap saat. Jika anda hidup selama 40 tahun misalnya dan menghitung jumlah teman, relasi, dan sanak famili yang telah meninggal, seharusnya suatu hari anda duduk dan merenung “Teman-teman saya satu persatu telah meninggal, berikutnya adalah giliran saya.” Jadi itulah cara lain dalam memandang kematian.”

Cara lain dalam memandang kematian secara logika adalah memahami bahwa kiat semua terbentuk dari unsur-unsur yang tidak kekal. Kita terbentuk dari tanah, air, api dan udara. Semua elemen-elemen yang membentuk jasmani kita merupakan objek dari ketidakkekalan dan kematian. Jadi apa yang dihasilkan dari elemen-elemen itu akan menjadi tidak kekal juga. Tidak ada yang dapat menghentikannya.

Mempersiapkan kematian yang penuh damai.

Saat kita memahami kematian sesungguhnya, kita seharusnya berpikir, “Saya akan meninggal, lalu apa yang harus saya banggakan? Saya telah berintimidasi akan kematian, saya tak mempunyai alasan apapun untuk bangga terhadap apapun. Saya tak punya alasan untuk menyimpan dendam terhadap siapapun. Cepat atau lambat saya akan mati. Saya tak punya alasan apapun untuk menggengam atau mempertahankan sesuatu. Sekuat apapun saya menggengamnya, semuanya akan terlepas juga pada waktunya. Jadi saya pun tidak perlu serakah. Dengan tidak menggengam keserakahan, kematian saya akan lebih damai.”

Langkah berikutnya adalah berpikir, “Saya sadar saya akan mati, saya pikir akan lebih baik bagi saya untuk mati dalam kedamaian, jadi biarlah saya coba mempersiapkannya. Biarkan saya merasakan damai setiap saat.” Namun bukan berarti Anda berbaring di tengah jalan dan menanti truk menggilas Anda, atau meneguk racun atau memutuskan untuk bunuh diri. Bukan itu caranya mendapatkan kedamaian. Kita harus hidup selama mungkin. Kita harus melakukan apa yang seharusnya kita lakukan.

Untuk dapat meninggal dengan tenang kita harus mempersiapkan kedamaian pikiran kita. Kematian yang damai adalah kematian yang tanpa rasa sakit. Di saat kita bermeditasi, kita mengalami sakit pada fisik, contohnya sakit pada lutut. Kita dapat menggunakan sakit ini untuk mempersiapkan diri dari rasa sakit di akhir hidup kita. Sakit pada lutut seperti rasa sakit akibat kanker. Saya rasa bila kanker menggerogoti sistem syaraf kita, kita akan selalu dalam kesakitan. Tak peduli apa yang kita coba lakukan, rasa sakit itu tetap ada.

Karena itulah kita harus mempersiapkan pikiran kita dengan melatih meditasi pada perasaan-perasaan yang muncul dan mengendalikannya. Kita harus memperhatikan apa yang kita rasakan, perasaan apapun seperti sakit gigi, sakit pada leher, dan lainnya. Jika kita merasakan rasa sakit itu, kita berkonsentrasi pada rasa sakit tersebut. Ketika rasa sakit itu datang kita fokuskan pada rasa sakit itu. Kita amati ketika rasa sakit itu muncul, memuncak, dan akhirnya berlalu.

Jadi sebelum kematian itu terjadi, kita belajar untuk menerimanya dan bertahan dalam rasa sakit, mengamati dan tidak marah pada rasa sakit itu. Semakin kita kesal pada rasa sakit itu, semakin kita merasakan sakit itu. Semakin kita rileks, rasa sakit tersebut akan semakin berkurang. Saya mengenal beberapa teman yang meninggal dengan kondisi fisik yang sangat menderita, dengan rasa sakit yang mematikan. Mereka menolak segala macam pengobatan, mereka bahkan menjelaskan penyakitnya pada para pengunjung yang datang untuk memberikan kekuatan, simpati dan belas kasih.

Namun ketika sang pasien dapat mengatasi rasa sakit itu, yang terjadi adalah sebaliknya, sang pasienlah yang akhirnya memberikan pengunjung itu simpati, belas kasih dan kekuatan. Jadi rasa sakit bukanlah penghalang buat seseorang untuk dapat meninggal dengan damai.

Namun pada orang-orang yang tidak dapat mengatasi rasa sakitnya, obat-obatan diperlukan. Namun kita sebaiknya terlebih dahulu meningatkan toleransi terhadap rasa sakit itu dengan mengkondisikan pikiran dan mempersiapkannya menerima rasa sakit fisik tersebut. Kita dapat mengkondisikan pikiran dengan baik dan secara halus mencoba menyarankan orang tersebut bermeditasi. Kita dapat melantunkan sesuatu yang damai untuk mencoba membantu mereka menenangkan pikiran. Memberi mereka instruksi dalam melakukan meditasi.

Anda ingat seorang ibu yang hendak melahirkan yang sedang merasakan kesakitan, mereka diajarkan untuk berkonsentrasi pada nafas. Mereka mempertahankan irama nafas. Saat mereka mendorong bayi untuk keluar, mereka fokus pada nafas, pada tubuh dan pada dorongan. Kita dapat menggunakan hal tersebut untuk membantu orang yang sekarang karena kesakitan. Ibu-ibu tersebut melahirkan bayinya dengan sedikit rasa sakit karena mereka telah terlatih untuk itu. Jadi kita dapat melatih pikiran untuk menerima rasa sakit itu.

Jadi demikianlah, mengapa kita harus melatih pikiran kita. Daripada mengatasi sakit pada fisik terlebih dahulu, sebaiknya kita belajar bagaimana memperlakukan pikiran kita terlebih dahulu. Saat jasmani tenang, pikiran pun tenang, demikian pula sebaliknya. Kedua hal tersebut selalu saling berhubungan satu dengan yang lainnya.

Meditasi ditemukan jauh sebelum obat-obatan ditemukan. Namun kini orang-orang tidak lagi memperhatikan cara cara spiritual, mereka langsung memilih narkotika dan obat-obat penahan sakit yang kemungkinan besar mempunyai efek samping yang sangat berbahaya pada penderita terutama bila digunakan dalam jangka panjang. Cara-cara spiritual tidak akan menimbulkan efek samping, kalaupun ada yaitu akan meningkatkan kualitas hidup Anda, memberikan citarasa yang berbeda bagi hidup Anda. Ketika Anda melewati rasa sakit itu, semua itu akan membawa efek kedamaian.

Ketika seseorang mendekati kematian, mereka seringkali merasa sangat menyesal dan bersalah. Itulah alasan lain bagi seseorang merasa takut akan kematian. Ketika ia tahu bahwa ia akan terlahir kembali, ketika ia sadar bahwa ia telah melakukan banyak kesalahan, semua yang telah ia perbuat selama ini datang bagaikan kilatan-kilatan cahaya. Untuk itulah bagi orang yang penuh cinta kasih, ketika seseorang menjelang kematian, bantulah mereka agar meninggal dengan tenang dengan mengingatkan mereka akan hal-hal yang baik yang pernah mereka lakukan. Contohnya bagi mereka yang mempunyai anak, kita dapat mengingatkan dia betapa mereka telah berbuat banyak buat sang anak dan juga hal-hal baik lainnya yang mereka lakukan untuk orang lain. Apapun yang ia lakukan, menanam pohon, membersihkan jalan dan lainnya.

Kedua kita dapat meminta mereka untuk membayangkan objek yang penuh damai, seperti sosok Buddha. Cobalah untuk menghalangi semua pikiran-pikiran negatif. Ketiga, bila Anda mengenal para Bhikkhu atu pendeta, minta mereka datang dan memberikan ceramah. Walaupun selama ini orang tersebut benci akan ceramah tersebut, namun pada saat ini mereka akan mendengarkannya, bahkan dengan sungguh-sungguh, karena sudah tidak ada lagi yang dapat mereka lakukan.

Kematian Akhir

Anda lelah akan kematian dan kelahiran, dari waktu ke waktu, satu kehidupan ke kehidupan berikutnya. Satu kehidupan dimulai, kehidupan lainnya berakhir. Kita lelah akan semua ini. Lalu kita menginginkan kematian tanpa terlahir kembali.

Kematian akan mengakibatkan kelahiran karena adanya suatu keinginan atau hasrat untuk terlahir kembali. Selama anda memiliki hasrat tersebut, Anda akan terlahir kembali. Bila hasrat tersebut musnah, anda tidak akan terlahir kembali.

Itulah yang akan membawa kita pada tahap akhir pencerahan.

Kematian akhir adalah kematian dari orang yang telah mencapai pencerahan. Mereka mempunyai pemikiran seperti ini, “Baiklah, saya telah melakukan apa yang seharusnya saya lakukan. Tidak ada lagi yang harus saya lakukan”. Dengan pikiran seperti ini mereka dapat meninggal kapan saja. Apa yang saya lakukan sekarang mungkin sebagai pekerjaan ekstra sebagai tambahan dari pekerjaan utama saya. Pekerjaan tambahan itu adalah pelayanan kepada dunia ini.

Dalam beberapa kasus, seseorang masih berhasrat untuk terlahir kembali. Mungkin mereka ingin terlahir di tempat yang lebih baik, jika dia hidup dalam ketentraman, mempunyai seorang istri yang ideal, mungkin dia akan berpikir, “Saya ingin bersama dengan istri saya bahkan dalam kehidupan berikutnya. Saya ingin terlahir kembali dan memiliki kehidupan yang sama seperti yang saya lalui, memiliki kesamaan emosinal, kepuasan spiritual yang membuat hidup ini sangat damai. Jadi, biarkan saya memiliki hidup seperti ini lagi.” Dengan demikian tak peduli betapa mulia orang tersebut, Ia akan memiliki kehidupan yang sama lagi, karena ia masih memiliki hasrat untuk terlahir kembali.

Bagi orang yang telah tercerahkan, mereka bahkan tidak memiliki hasrat. Mereka menyadari bahwa walaupun tercipta secara mental, semua itu adalah Sankhara (Corak-corak mental, terkondisi dan tidak kekal). Apapun jenis sankhara itu, tak peduli begitu sempurnanya itu muncul, tetap adalah tidak kekal. Lebih dari itu, seorang yang telah tercerahkan menyadari bahwa kematian mereka telah berakhir, mereka tidak akan mengalami kematian lagi. Jadi inilah kematian terakhir. Tidak akan ada lagi kelahiran, tidak ada lagi kematian. Tiada ada apapun yang melampaui hal ini. Jadi itulah yang dimaksud “Kematian Akhir”.


 _/\_


emang mantep deh postingannya si kittyboy ini..
+1 ah
Life is beautiful, let's rock and roll..

Offline markosprawira

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.449
  • Reputasi: 155
Re: Kematian....
« Reply #33 on: 25 June 2009, 09:17:41 AM »
Sama seperti halnya org takut pada setan krn ditakut2in, info2 yg berasal dari paham lain walau sebenarnya belum pernah melihat setan sama sekali

Demikian juga halnya org takut akan kematian krn bnyknya info2 dari paham lain dan jarang melongok ke konsep kematian secara Buddhis

Offline Mystic

  • Teman
  • **
  • Posts: 54
  • Reputasi: 2
Re: Kematian....
« Reply #34 on: 25 June 2009, 10:34:54 AM »
_/\_ _/\_ _/\_ _/\_

mgkn terliat bodoh klo nanya gini...
Tapi cuma pgn tahu z menurut pendapat teman - teman...  ;D ;D ;D
pgn tau z kalo mati tuch sakit ga ?????????
Setelah meninggal kita kemana ?????????
Ada yang bilang waktu baru - baru meninggal rohnya masih ada di sekitar kita. Setelah 7 hari kita baru tahu bahwa kita sudah meninggal. Apa benar?????????


Maaf klo da yg salah....  ^:)^ ^:)^ ^:)^ ^:)^

maaf jg cc
klo pertanyaan cc bisa aku jawab nanti setelah aku mati, klo sekarang aku gak isa jwab ^^
heemm... intinya cc jalanin yg isa kita jalanin hari ini
srg kerjaan banyak jadi kelja kelja keljaaaaa
GOD didnt promise DAYS w/o PAIN, SUn w/o RAIN, LAUGH w/o TEARS but GOD promises STRENGTH 4 d'day LIGHT 4 d'WAY n COmFORT 4 d'TEARS

Offline johan3000

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 11.552
  • Reputasi: 219
  • Gender: Male
  • Crispy Lotus Root
Re: Kematian....
« Reply #35 on: 25 June 2009, 12:20:25 PM »
Sama seperti halnya org takut pada setan krn ditakut2in, info2 yg berasal dari paham lain walau sebenarnya belum pernah melihat setan sama sekali

Demikian juga halnya org takut akan kematian krn bnyknya info2 dari paham lain dan jarang melongok ke konsep kematian secara Buddhis

Apakah bener, sebelum kematian datang,
kita dijemput sama setan bermuka kuda ?
atau dijemput org yg hitam2 begitu ?
Nagasena : salah satu dari delapan penyebab matangnya kebijaksanaan dgn seringnya bertanya

Offline markosprawira

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.449
  • Reputasi: 155
Re: Kematian....
« Reply #36 on: 25 June 2009, 12:42:08 PM »
Sama seperti halnya org takut pada setan krn ditakut2in, info2 yg berasal dari paham lain walau sebenarnya belum pernah melihat setan sama sekali

Demikian juga halnya org takut akan kematian krn bnyknya info2 dari paham lain dan jarang melongok ke konsep kematian secara Buddhis

Apakah bener, sebelum kematian datang,
kita dijemput sama setan bermuka kuda ?
atau dijemput org yg hitam2 begitu ?


Bisa aja bro....... dalam buddhism, releksi sebelum kematian itu khan beraneka macam

Bisa bayangan kamma berat yang lampau (garuka kamma)
Bisa juga ingatan mengenai kamma yang biasa dilakukan
Bisa juga ingatan pada saat itu
Bisa juga tentang alam yang akan jadi tempat kelahiran berikutnya

Kalo setan yg jemput, yah jgn heran kalo nti akan terlahir ke alam setan juga

Tapi kalo orgnya pinter set pikiran (misal udh mencapai jhana), nti dia akan jadi jhanalabhi (mahluk jhana), dan lahir di alam brahma

Kembali tergantung dari orang yg bersangkutan, bro........

Offline markosprawira

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.449
  • Reputasi: 155
Re: Kematian....
« Reply #37 on: 25 June 2009, 12:43:31 PM »
_/\_ _/\_ _/\_ _/\_

mgkn terliat bodoh klo nanya gini...
Tapi cuma pgn tahu z menurut pendapat teman - teman...  ;D ;D ;D
pgn tau z kalo mati tuch sakit ga ?????????
Setelah meninggal kita kemana ?????????
Ada yang bilang waktu baru - baru meninggal rohnya masih ada di sekitar kita. Setelah 7 hari kita baru tahu bahwa kita sudah meninggal. Apa benar?????????


Maaf klo da yg salah....  ^:)^ ^:)^ ^:)^ ^:)^

maaf jg cc
klo pertanyaan cc bisa aku jawab nanti setelah aku mati, klo sekarang aku gak isa jwab ^^
heemm... intinya cc jalanin yg isa kita jalanin hari ini
srg kerjaan banyak jadi kelja kelja keljaaaaa

kalo secara buddhism, anda sudah pernah lahir, berarti sebelumnya anda pernah mati

Offline Mystic

  • Teman
  • **
  • Posts: 54
  • Reputasi: 2
Re: Kematian....
« Reply #38 on: 25 June 2009, 01:42:54 PM »
_/\_ _/\_ _/\_ _/\_

mgkn terliat bodoh klo nanya gini...
Tapi cuma pgn tahu z menurut pendapat teman - teman...  ;D ;D ;D
pgn tau z kalo mati tuch sakit ga ?????????
Setelah meninggal kita kemana ?????????
Ada yang bilang waktu baru - baru meninggal rohnya masih ada di sekitar kita. Setelah 7 hari kita baru tahu bahwa kita sudah meninggal. Apa benar?????????


Maaf klo da yg salah....  ^:)^ ^:)^ ^:)^ ^:)^

maaf jg cc
klo pertanyaan cc bisa aku jawab nanti setelah aku mati, klo sekarang aku gak isa jwab ^^
heemm... intinya cc jalanin yg isa kita jalanin hari ini
srg kerjaan banyak jadi kelja kelja keljaaaaa

kalo secara buddhism, anda sudah pernah lahir, berarti sebelumnya anda pernah mati
ya klo dilihat di film2nya sungo kong sebagai contoh kyk tipat kai yg lahir kembali dan mati secara terus menerus, disanakan dia dikasih minum aer pelupa
ya begitu juga dengan nasib saiya setelah saya mati dan dilahirkan kembali ya saiya di kasih minum aer pelupa jadinya kgk inget aaaaaaaaa
GOD didnt promise DAYS w/o PAIN, SUn w/o RAIN, LAUGH w/o TEARS but GOD promises STRENGTH 4 d'day LIGHT 4 d'WAY n COmFORT 4 d'TEARS

 

anything