//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Kematian....  (Read 13105 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline Shining Moon

  • Sebelumnya: Yuri-chan, Yuliani Kurniawan
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.148
  • Reputasi: 131
Re: Kematian....
« Reply #15 on: 22 June 2009, 09:17:06 PM »
Maksudnya apa yah?
Apa seperti meditasi gitu?
Life is beautiful, let's rock and roll..

Offline Sunkmanitu Tanka Ob'waci

  • Sebelumnya: Karuna, Wolverine, gachapin
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 5.806
  • Reputasi: 239
  • Gender: Male
  • 会いたい。
Re: Kematian....
« Reply #16 on: 22 June 2009, 10:17:26 PM »
Vivi, sudah dikatakan bahwa pengikut Buddha tidak memegang paham roh.
Pengalaman keluar tubuh mungkin terjadi bila pikiran bisa melihat tubuh dari persepsi yang berbeda.
Jadi kagak ada rohnya kayak di filem-filem.
HANYA MENERIMA UCAPAN TERIMA KASIH DALAM BENTUK GRP
Fake friends are like shadows never around on your darkest days

Offline Mr.Jhonz

  • Sebelumnya: Chikennn
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.164
  • Reputasi: 148
  • Gender: Male
  • simple life
Re: Kematian....
« Reply #17 on: 22 June 2009, 10:47:49 PM »
_/\_ _/\_ _/\_ _/\_

mgkn terliat bodoh klo nanya gini...
Tapi cuma pgn tahu z menurut pendapat teman - teman...  ;D ;D ;D
pgn tau z kalo mati tuch sakit ga ?????????
Setelah meninggal kita kemana ?????????
Ada yang bilang waktu baru - baru meninggal rohnya masih ada di sekitar kita. Setelah 7 hari kita baru tahu bahwa kita sudah meninggal. Apa benar?????????


Maaf klo da yg salah....  ^:)^ ^:)^ ^:)^ ^:)^
pgn tau z kalo mati tuch sakit ga ?????????
maaf,sy akan menceritakan pengalaman orang terdekatku..
Si I sepanjang hari menderita kesakitan(sakit perut),dan si I ini menolak untuk dibawa kerumah sakit lg,karena si I sudah lelah dengan usaha kesembuhannya dan sudah mengeluarkan banyak materi,walaupun dibujuk2 seluruh angota keluarga,di saat si I mau meninggal,tiba2 si I tidak lg mengeluh kesakitan,dan mukanya memancarkan tampang yg lega(seakan melepaskan beban berat)
dan si I berbicara,"sudah,jangan ganggu aku lagi,aku mau isthirahat.."(dgn mimik muka yg seolah melepaskan beban berat)..dan si I pun meninggal dunia.
jadi menurutku saat meninggal itu tidak sakit,tapi relatif juga tergantung perbuatan seseorang juga...

Dan pengalaman ku sendiri,saat jatuh dari motor sampai pingsan(hilang kesadaran),saat pingsan itu sy ga sadar telah mengalami kecelakaan dan bermimpi seakan  dipadang rumput yg indah,pas bangunnya tahu2 udah didalam mobil menuju rumah sakit..lima menit kemudian..sakit terasa diseluruh badan,maklum tanganku patah tulang..dada terbentur,dan sekujur tubuh luka lecet..
Itu ku jadikan Pengalaman mati sesaat walaupun cuma pingsan ;D
buddha; "berjuanglah dengan tekun dan perhatian murni"

Offline Mr.Jhonz

  • Sebelumnya: Chikennn
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.164
  • Reputasi: 148
  • Gender: Male
  • simple life
Re: Kematian....
« Reply #18 on: 22 June 2009, 11:21:56 PM »
Sy Pernah mendengar cerita2 dari keluarga ku..
Si B ini udah seangkatan dgn nenekku,kisah ini diceritakan oleh tanteku sendiri,
si B ini menderti tumor/kanker dikepala(otak??)
udah pernah operasi,saat2 sekaratnya si B menderita kesakitan(sakit kepala)..
Saat2 terakhirnya si B ngomong ama orang yg menjaga siB(tanteku)
"usir,hantu2 itu,mereka ingin membawaku pergi.."
kata2 itu sering diucapkan hampir setiap hari pada saat hari mendekati ajalnya..

Kisah lain,kisah nenekku sendiri,usia nenekku sudah cukup tua..sudah diatas 80 tahun..jadi ga jelas penyakitnya...
Tiba2 ga bisa bangun dan sekarat..
Pada saat terakhirnya,nenekku ngomong ama anak2 yg menjaganya disaat malam.."aku tidak mau tidur dikamar ini,disini banyak setan mengangguku..aku tidur di luar saja.."*dgn nada bicara yg ga jelas

uuh..jadi takut ni..
Ini adalah kisah nyata..tidak dibuat2

btw,pernah baca artikel bhante uttamo,katanya pola pikir kita disaat ajal(sekarat)akan menentukan kita terlahir dialam mana..
Maksudnya begini,jika pada saat sekarat,kita berpikir positif maka saat meninggal kita akan terlahir dialam bahagia(*sesuai dgn timbunan karma juga)
berpikir positif disini,maksudnya mengingat jasa2 yg telah kita perbuat,mengingat buddha,dhama dan sangha..jadi orang yg bajik(baik) saat mau meninggal cenderung akan berfikir postif..sehingga mengkondisikan batinnya menjadi tenang dan damai..
-jika pada saat sekarat kita berpikir negatif maka akan terlahir dialam menderita(sesuai dgn timbunan karma juga)
nah..penjahat disaat sekarat otomatis akan menyesal dgn perbuatannya yg lalu..sesalnya itu akan mengkondisikan pikiran menjadi takut,kalut..(keingat hutang yg belum dibayar,telah menipu,membunuh...)
jadi langsung dhe menuju alam derita..

^ benar ga senior2??
buddha; "berjuanglah dengan tekun dan perhatian murni"

Offline William_phang

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.101
  • Reputasi: 62
Re: Kematian....
« Reply #19 on: 23 June 2009, 10:19:50 AM »
Boleh tau cara termudah, murah, praktis...
   utk kematian di Indonesia ?

(kalau pakai tanama & beli peti kan mahal sekali)

bakar aja ..hahhahahaha....kl ga ada biaya bro saceng cari aja orang yang suka bikin kelapa kopra....nah biasanya mereka membakar bisa belasan jam...nah tinggal buang aja kedalam api sana beres kan....gratis....hahhahaha

Offline savana_zhang

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 253
  • Reputasi: 6
  • Gender: Male
  • om mani padme hum
Re: Kematian....
« Reply #20 on: 23 June 2009, 12:57:36 PM »
sebenarnya klo mau mendiskusikan tentang proses kematian harusnya kita harus mampu mengingat kematian kita sebelumnya baru bagus
karena klo hanya berdasarkan dg apa yg kita baca rasanya kurang sreegg aja.
apa benar ada 7+7=49 atau tidak ada.
saya dengar kata orang yg ingat kematiannya katanya sih 7+7=49 hari itu sebetulnya adalah sudah dihitung tumimbal lahir di alam PETA.biasanya untuk orang2 yg pd waktu matinya kebingungan.

Offline JH sugathadasa

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 293
  • Reputasi: 9
  • Gender: Male
Re: Kematian....
« Reply #21 on: 23 June 2009, 01:05:51 PM »
Sewaktu Popo (nenek) saya sakit, beberapa hari/minggu menjelang kematian.
Popo saya sering berbicara sesuatu yg keluarga anggap agak ngawur.
Popo saya sering bilang (di kamarnya itu) ada si A/si B entah siapa yg dimaksudnya...

Biasanya ini jadi pertanda sudah dekat waktunya..

Offline savana_zhang

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 253
  • Reputasi: 6
  • Gender: Male
  • om mani padme hum
Re: Kematian....
« Reply #22 on: 23 June 2009, 02:18:43 PM »
Sewaktu Popo (nenek) saya sakit, beberapa hari/minggu menjelang kematian.
Popo saya sering berbicara sesuatu yg keluarga anggap agak ngawur.
Popo saya sering bilang (di kamarnya itu) ada si A/si B entah siapa yg dimaksudnya...

Biasanya ini jadi pertanda sudah dekat waktunya..
mama saya juga bgt
katanya dia melihat padang rumput yg luas
jd penasaran ya dg pa yg mereka lihat.

Offline Adhitthana

  • Sebelumnya: Virya
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.508
  • Reputasi: 239
  • Gender: Male
Re: Kematian....
« Reply #23 on: 24 June 2009, 12:57:11 AM »
Ketika Kematian Itu Datang
Judul Asli : The Buddhist View of Death.
Interview dengan Bhante Gunaratana oleh Shramaneri Sudhamma dan Margot Born.



Ketika api kehidupan dan kesadaran tidak lagi eksis, maka itulah yang dinamakan kematian. Kematian dapat disebabkan oleh beberapa hal, diantaranya :

1. Ketika karma seseorang telah selesai pada kehidupan ini.
2. Ketika masa hidup seseorang telah selesai pada kehidupan ini.
3. Ketika keduanya, yaitu karma dan masa hidup seseorang telah selesain pada kehidupan ini.
4. Ketika kehidupan berakhir karena kecelakaan dan penyebab yang tidak normal.

Kematian bukanlah akhir dari suatu keberadaan, namun kematian hanyalah menutup satu bab dan membuka bab berikutnya seketika. Kematian dan kelahiran kembali, keduanya selalu terjadi pada saat yang bersamaan.

Terdapat dua macam kematian, yaitu kematian yang bersifat konvensional dan kematian akhir. Kematian konvensional sendiri mempunyai dua sisi yaitu kematian dari waktu ke waktu dan kematian yang sesungguhnya.

Kematian Waktu Ke Waktu Dan Kematian “Sesungguhnya”

Pada kematian dari waktu ke waktu, anda seakan-akan tetap ada, namun pada kenyataan pikiran dan jasmani seperti sel-sel dalam tubuh anda mati setiap saat, dan semua itu diperbaharui – terlahir kembali. Memahami kebenaran ini adalah langkah penting dalam mempersiapkan diri dari kematian sesungguhnya. Bila kita telah memahaminya, kita akan mengerti bahwa ‘kematian sesungguhnya’ hanyalah tahap berikutnya.

Kita maju selangkah untuk mempersiapkan kematian sesungguhnya dengan memandangnya secara logika. Anda hanya perlu membuka mata dan melihat sekeliling anda. Anda akan melihat pohon-pohon, tumbuhan, dan serangga mati setiap saat. Jika anda hidup selama 40 tahun misalnya dan menghitung jumlah teman, relasi, dan sanak famili yang telah meninggal, seharusnya suatu hari anda duduk dan merenung “Teman-teman saya satu persatu telah meninggal, berikutnya adalah giliran saya.” Jadi itulah cara lain dalam memandang kematian.”

Cara lain dalam memandang kematian secara logika adalah memahami bahwa kiat semua terbentuk dari unsur-unsur yang tidak kekal. Kita terbentuk dari tanah, air, api dan udara. Semua elemen-elemen yang membentuk jasmani kita merupakan objek dari ketidakkekalan dan kematian. Jadi apa yang dihasilkan dari elemen-elemen itu akan menjadi tidak kekal juga. Tidak ada yang dapat menghentikannya.

Mempersiapkan kematian yang penuh damai.

Saat kita memahami kematian sesungguhnya, kita seharusnya berpikir, “Saya akan meninggal, lalu apa yang harus saya banggakan? Saya telah berintimidasi akan kematian, saya tak mempunyai alasan apapun untuk bangga terhadap apapun. Saya tak punya alasan untuk menyimpan dendam terhadap siapapun. Cepat atau lambat saya akan mati. Saya tak punya alasan apapun untuk menggengam atau mempertahankan sesuatu. Sekuat apapun saya menggengamnya, semuanya akan terlepas juga pada waktunya. Jadi saya pun tidak perlu serakah. Dengan tidak menggengam keserakahan, kematian saya akan lebih damai.”

Langkah berikutnya adalah berpikir, “Saya sadar saya akan mati, saya pikir akan lebih baik bagi saya untuk mati dalam kedamaian, jadi biarlah saya coba mempersiapkannya. Biarkan saya merasakan damai setiap saat.” Namun bukan berarti Anda berbaring di tengah jalan dan menanti truk menggilas Anda, atau meneguk racun atau memutuskan untuk bunuh diri. Bukan itu caranya mendapatkan kedamaian. Kita harus hidup selama mungkin. Kita harus melakukan apa yang seharusnya kita lakukan.

Untuk dapat meninggal dengan tenang kita harus mempersiapkan kedamaian pikiran kita. Kematian yang damai adalah kematian yang tanpa rasa sakit. Di saat kita bermeditasi, kita mengalami sakit pada fisik, contohnya sakit pada lutut. Kita dapat menggunakan sakit ini untuk mempersiapkan diri dari rasa sakit di akhir hidup kita. Sakit pada lutut seperti rasa sakit akibat kanker. Saya rasa bila kanker menggerogoti sistem syaraf kita, kita akan selalu dalam kesakitan. Tak peduli apa yang kita coba lakukan, rasa sakit itu tetap ada.

Karena itulah kita harus mempersiapkan pikiran kita dengan melatih meditasi pada perasaan-perasaan yang muncul dan mengendalikannya. Kita harus memperhatikan apa yang kita rasakan, perasaan apapun seperti sakit gigi, sakit pada leher, dan lainnya. Jika kita merasakan rasa sakit itu, kita berkonsentrasi pada rasa sakit tersebut. Ketika rasa sakit itu datang kita fokuskan pada rasa sakit itu. Kita amati ketika rasa sakit itu muncul, memuncak, dan akhirnya berlalu.

Jadi sebelum kematian itu terjadi, kita belajar untuk menerimanya dan bertahan dalam rasa sakit, mengamati dan tidak marah pada rasa sakit itu. Semakin kita kesal pada rasa sakit itu, semakin kita merasakan sakit itu. Semakin kita rileks, rasa sakit tersebut akan semakin berkurang. Saya mengenal beberapa teman yang meninggal dengan kondisi fisik yang sangat menderita, dengan rasa sakit yang mematikan. Mereka menolak segala macam pengobatan, mereka bahkan menjelaskan penyakitnya pada para pengunjung yang datang untuk memberikan kekuatan, simpati dan belas kasih.

Namun ketika sang pasien dapat mengatasi rasa sakit itu, yang terjadi adalah sebaliknya, sang pasienlah yang akhirnya memberikan pengunjung itu simpati, belas kasih dan kekuatan. Jadi rasa sakit bukanlah penghalang buat seseorang untuk dapat meninggal dengan damai.

Namun pada orang-orang yang tidak dapat mengatasi rasa sakitnya, obat-obatan diperlukan. Namun kita sebaiknya terlebih dahulu meningatkan toleransi terhadap rasa sakit itu dengan mengkondisikan pikiran dan mempersiapkannya menerima rasa sakit fisik tersebut. Kita dapat mengkondisikan pikiran dengan baik dan secara halus mencoba menyarankan orang tersebut bermeditasi. Kita dapat melantunkan sesuatu yang damai untuk mencoba membantu mereka menenangkan pikiran. Memberi mereka instruksi dalam melakukan meditasi.

Anda ingat seorang ibu yang hendak melahirkan yang sedang merasakan kesakitan, mereka diajarkan untuk berkonsentrasi pada nafas. Mereka mempertahankan irama nafas. Saat mereka mendorong bayi untuk keluar, mereka fokus pada nafas, pada tubuh dan pada dorongan. Kita dapat menggunakan hal tersebut untuk membantu orang yang sekarang karena kesakitan. Ibu-ibu tersebut melahirkan bayinya dengan sedikit rasa sakit karena mereka telah terlatih untuk itu. Jadi kita dapat melatih pikiran untuk menerima rasa sakit itu.

Jadi demikianlah, mengapa kita harus melatih pikiran kita. Daripada mengatasi sakit pada fisik terlebih dahulu, sebaiknya kita belajar bagaimana memperlakukan pikiran kita terlebih dahulu. Saat jasmani tenang, pikiran pun tenang, demikian pula sebaliknya. Kedua hal tersebut selalu saling berhubungan satu dengan yang lainnya.

Meditasi ditemukan jauh sebelum obat-obatan ditemukan. Namun kini orang-orang tidak lagi memperhatikan cara cara spiritual, mereka langsung memilih narkotika dan obat-obat penahan sakit yang kemungkinan besar mempunyai efek samping yang sangat berbahaya pada penderita terutama bila digunakan dalam jangka panjang. Cara-cara spiritual tidak akan menimbulkan efek samping, kalaupun ada yaitu akan meningkatkan kualitas hidup Anda, memberikan citarasa yang berbeda bagi hidup Anda. Ketika Anda melewati rasa sakit itu, semua itu akan membawa efek kedamaian.

Ketika seseorang mendekati kematian, mereka seringkali merasa sangat menyesal dan bersalah. Itulah alasan lain bagi seseorang merasa takut akan kematian. Ketika ia tahu bahwa ia akan terlahir kembali, ketika ia sadar bahwa ia telah melakukan banyak kesalahan, semua yang telah ia perbuat selama ini datang bagaikan kilatan-kilatan cahaya. Untuk itulah bagi orang yang penuh cinta kasih, ketika seseorang menjelang kematian, bantulah mereka agar meninggal dengan tenang dengan mengingatkan mereka akan hal-hal yang baik yang pernah mereka lakukan. Contohnya bagi mereka yang mempunyai anak, kita dapat mengingatkan dia betapa mereka telah berbuat banyak buat sang anak dan juga hal-hal baik lainnya yang mereka lakukan untuk orang lain. Apapun yang ia lakukan, menanam pohon, membersihkan jalan dan lainnya.

Kedua kita dapat meminta mereka untuk membayangkan objek yang penuh damai, seperti sosok Buddha. Cobalah untuk menghalangi semua pikiran-pikiran negatif. Ketiga, bila Anda mengenal para Bhikkhu atu pendeta, minta mereka datang dan memberikan ceramah. Walaupun selama ini orang tersebut benci akan ceramah tersebut, namun pada saat ini mereka akan mendengarkannya, bahkan dengan sungguh-sungguh, karena sudah tidak ada lagi yang dapat mereka lakukan.

Kematian Akhir

Anda lelah akan kematian dan kelahiran, dari waktu ke waktu, satu kehidupan ke kehidupan berikutnya. Satu kehidupan dimulai, kehidupan lainnya berakhir. Kita lelah akan semua ini. Lalu kita menginginkan kematian tanpa terlahir kembali.

Kematian akan mengakibatkan kelahiran karena adanya suatu keinginan atau hasrat untuk terlahir kembali. Selama anda memiliki hasrat tersebut, Anda akan terlahir kembali. Bila hasrat tersebut musnah, anda tidak akan terlahir kembali.

Itulah yang akan membawa kita pada tahap akhir pencerahan.

Kematian akhir adalah kematian dari orang yang telah mencapai pencerahan. Mereka mempunyai pemikiran seperti ini, “Baiklah, saya telah melakukan apa yang seharusnya saya lakukan. Tidak ada lagi yang harus saya lakukan”. Dengan pikiran seperti ini mereka dapat meninggal kapan saja. Apa yang saya lakukan sekarang mungkin sebagai pekerjaan ekstra sebagai tambahan dari pekerjaan utama saya. Pekerjaan tambahan itu adalah pelayanan kepada dunia ini.

Dalam beberapa kasus, seseorang masih berhasrat untuk terlahir kembali. Mungkin mereka ingin terlahir di tempat yang lebih baik, jika dia hidup dalam ketentraman, mempunyai seorang istri yang ideal, mungkin dia akan berpikir, “Saya ingin bersama dengan istri saya bahkan dalam kehidupan berikutnya. Saya ingin terlahir kembali dan memiliki kehidupan yang sama seperti yang saya lalui, memiliki kesamaan emosinal, kepuasan spiritual yang membuat hidup ini sangat damai. Jadi, biarkan saya memiliki hidup seperti ini lagi.” Dengan demikian tak peduli betapa mulia orang tersebut, Ia akan memiliki kehidupan yang sama lagi, karena ia masih memiliki hasrat untuk terlahir kembali.

Bagi orang yang telah tercerahkan, mereka bahkan tidak memiliki hasrat. Mereka menyadari bahwa walaupun tercipta secara mental, semua itu adalah Sankhara (Corak-corak mental, terkondisi dan tidak kekal). Apapun jenis sankhara itu, tak peduli begitu sempurnanya itu muncul, tetap adalah tidak kekal. Lebih dari itu, seorang yang telah tercerahkan menyadari bahwa kematian mereka telah berakhir, mereka tidak akan mengalami kematian lagi. Jadi inilah kematian terakhir. Tidak akan ada lagi kelahiran, tidak ada lagi kematian. Tiada ada apapun yang melampaui hal ini. Jadi itulah yang dimaksud “Kematian Akhir”.


 _/\_
  Aku akan mengalami Usia tua, aku akan menderita penyakit, aku akan mengalami kematian. Segala yang ku Cintai, ku miliki, dan ku senangi akan Berubah dan terpisah dariku ....

Offline johan3000

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 11.552
  • Reputasi: 219
  • Gender: Male
  • Crispy Lotus Root
Re: Kematian....
« Reply #24 on: 24 June 2009, 08:07:57 AM »
Boleh tau cara termudah, murah, praktis...
   utk kematian di Indonesia ?

(kalau pakai tanama & beli peti kan mahal sekali)

bakar aja ..hahhahahaha....kl ga ada biaya bro saceng cari aja orang yang suka bikin kelapa kopra....nah biasanya mereka membakar bisa belasan jam...nah tinggal buang aja kedalam api sana beres kan....gratis....hahhahaha

Saya yakin masalah kematian, bukan masalah yg simple,...
pabrik kopra akan kwatir karna mau ngirit sedikit bahan bakar,
   malah bisa tersangkut masalah kriminal
   (pemusnahan jasat tidak pada tempatnya).
   nanti bisa berurusan sama kepolisian...

mohon dicarikan solusi yg lebih feasible dan zero cost deh!...

didunia ini kan semua duit, duit, duit...
nah utk topik kematian ini, mohon dilihat dari sisi duitnya juga...

_/\_
Nagasena : salah satu dari delapan penyebab matangnya kebijaksanaan dgn seringnya bertanya

Offline hatRed

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 7.400
  • Reputasi: 138
  • step at the right place to be light
Re: Kematian....
« Reply #25 on: 24 June 2009, 08:58:10 AM »
bila masih ada bagian tubuh yg dapat di danakan... sebaiknya didanakans saja.. baru abis itu dikremasi....
i'm just a mammal with troubled soul



Offline markosprawira

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.449
  • Reputasi: 155
Re: Kematian....
« Reply #26 on: 24 June 2009, 09:49:49 AM »
Boleh tau cara termudah, murah, praktis...
   utk kematian di Indonesia ?

(kalau pakai tanama & beli peti kan mahal sekali)

bakar aja ..hahhahahaha....kl ga ada biaya bro saceng cari aja orang yang suka bikin kelapa kopra....nah biasanya mereka membakar bisa belasan jam...nah tinggal buang aja kedalam api sana beres kan....gratis....hahhahaha

Saya yakin masalah kematian, bukan masalah yg simple,...
pabrik kopra akan kwatir karna mau ngirit sedikit bahan bakar,
   malah bisa tersangkut masalah kriminal
   (pemusnahan jasat tidak pada tempatnya).
   nanti bisa berurusan sama kepolisian...

mohon dicarikan solusi yg lebih feasible dan zero cost deh!...

didunia ini kan semua duit, duit, duit...
nah utk topik kematian ini, mohon dilihat dari sisi duitnya juga...

_/\_

zero cost? ada tuh di india......... dihanyutin aja di sungai gangga....  :whistle:

Offline markosprawira

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.449
  • Reputasi: 155
Re: Kematian....
« Reply #27 on: 24 June 2009, 09:52:32 AM »
Tq buat smuany..
Jd bisakah roh kita meninggalkan tubuh kita dengan sendirinya maksudnya waktu kita belum sampai pada hari kematian tapi kita sendiri ingin meninggal terlebih dahulu.. (tanpa dengan bunuh diri)

singkat aja : Ga bisa.....

yang bisa adalah membuat tubuh lain dengan kekuatan batin yang disebut Nimitta

Offline William_phang

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.101
  • Reputasi: 62
Re: Kematian....
« Reply #28 on: 24 June 2009, 10:23:03 AM »
Tq buat smuany..
Jd bisakah roh kita meninggalkan tubuh kita dengan sendirinya maksudnya waktu kita belum sampai pada hari kematian tapi kita sendiri ingin meninggal terlebih dahulu.. (tanpa dengan bunuh diri)

singkat aja : Ga bisa.....

yang bisa adalah membuat tubuh lain dengan kekuatan batin yang disebut Nimitta

Waktu ikut kelas Visudhi-magga, fenomena biasanya orang mengatakan bahwa "roh"nya  melayang keluar dari tubuh fisik itu sebenarnya adalah piti....

Offline johan3000

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 11.552
  • Reputasi: 219
  • Gender: Male
  • Crispy Lotus Root
Re: Kematian....
« Reply #29 on: 24 June 2009, 10:48:58 AM »
Boleh tau cara termudah, murah, praktis...
   utk kematian di Indonesia ?

(kalau pakai tanama & beli peti kan mahal sekali)

bakar aja ..hahhahahaha....kl ga ada biaya bro saceng cari aja orang yang suka bikin kelapa kopra....nah biasanya mereka membakar bisa belasan jam...nah tinggal buang aja kedalam api sana beres kan....gratis....hahhahaha

Saya yakin masalah kematian, bukan masalah yg simple,...
pabrik kopra akan kwatir karna mau ngirit sedikit bahan bakar,
   malah bisa tersangkut masalah kriminal
   (pemusnahan jasat tidak pada tempatnya).
   nanti bisa berurusan sama kepolisian...

mohon dicarikan solusi yg lebih feasible dan zero cost deh!...

didunia ini kan semua duit, duit, duit...
nah utk topik kematian ini, mohon dilihat dari sisi duitnya juga...

_/\_

zero cost? ada tuh di india......... dihanyutin aja di sungai gangga....  :whistle:

OK bos,... gw lagi cheking ASIA air... tarif ke New Delphi.. kira2 mahal gak...

PITI itu apa ya ?
« Last Edit: 24 June 2009, 10:50:46 AM by johan3000 »
Nagasena : salah satu dari delapan penyebab matangnya kebijaksanaan dgn seringnya bertanya

 

anything