//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Kematian....  (Read 12987 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline vivianisun

  • Teman
  • **
  • Posts: 69
  • Reputasi: 5
  • Gender: Female
Kematian....
« on: 18 June 2009, 09:48:48 AM »
 _/\_ _/\_ _/\_ _/\_

mgkn terliat bodoh klo nanya gini...
Tapi cuma pgn tahu z menurut pendapat teman - teman...  ;D ;D ;D
pgn tau z kalo mati tuch sakit ga ?????????
Setelah meninggal kita kemana ?????????
Ada yang bilang waktu baru - baru meninggal rohnya masih ada di sekitar kita. Setelah 7 hari kita baru tahu bahwa kita sudah meninggal. Apa benar?????????


Maaf klo da yg salah....  ^:)^ ^:)^ ^:)^ ^:)^
Do whatever you want to do
Don't  waste your time until you can't do it

Offline kiman

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 348
  • Reputasi: 13
  • Gender: Female
  • HUM !
Re: Kematian....
« Reply #1 on: 18 June 2009, 10:04:59 AM »
orang mati, ga langsung mati. arwah masih di badan. kan tubuh manusia ini terdiri dari unsur tanah, api, air, n udara. arwah keluar begitu unsur uda habis terurai...

makanya, ada yg bilang, kalo mau mandiin mayat, jgn di rumah duka. mayat diperlakukan kek barang rusak, grusak grusuk, kasar pula. arwah yg di dalam kan kesakitan...
U CAN GET DHARMA WITHOUT MONEY

Offline Sunkmanitu Tanka Ob'waci

  • Sebelumnya: Karuna, Wolverine, gachapin
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 5.806
  • Reputasi: 239
  • Gender: Male
  • 会いたい。
Re: Kematian....
« Reply #2 on: 18 June 2009, 10:14:20 AM »
Heh, ajaran apa itu?
Setahu saya Buddhisme Tibetan yang ada kepercayaan bardo thodol juga menganut anatta.
Gak ada namanya arwah atau roh.
Apalagi Theravada yang tidak mempercayai antara bhava, yang mengatakan makhluk-makhluk langsung tumimbal lahir.
HANYA MENERIMA UCAPAN TERIMA KASIH DALAM BENTUK GRP
Fake friends are like shadows never around on your darkest days

Offline indera_9

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 206
  • Reputasi: 24
  • Gender: Male
  • ......
Re: Kematian....
« Reply #3 on: 18 June 2009, 11:29:52 AM »
Quote
orang mati, ga langsung mati. arwah masih di badan. kan tubuh manusia ini terdiri dari unsur tanah, api, air, n udara. arwah keluar begitu unsur uda habis terurai...

makanya, ada yg bilang, kalo mau mandiin mayat, jgn di rumah duka. mayat diperlakukan kek barang rusak, grusak grusuk, kasar pula. arwah yg di dalam kan kesakitan...

Menurut saya pribadi sebagai umat Buddhist, kematian itu hanyalah sebuah proses menuju kelahiran kembali. Dan dalam Buddhisme, tidak dikenal adanya 'arwah' / 'roh'. Sang Buddha bersabda 'Sabbe Sankhara Dukkha, Sabbe Sankhara Annicca, dan Sabbe Sankhara Annatta'.

Setelah meninggal kita kemana ?

Sesuai Ajaran Sang Buddha, setelah kita meninggal kita akan terlahir lagi sesuai dengan kamma yang telah kita kumpulkan atau sesuai dengan kamma yang kita miliki. Adapun pikiran orang yang hendak meninggal juga akan mempengaruhi ke mana kah dia terlahir. Demikianlah adanya yang saya ketahui. Salam metta  _/\_
Hatred doesn't cease through hatred at anytime. Hatred ceases through love. This is the unalterable law

Offline kiman

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 348
  • Reputasi: 13
  • Gender: Female
  • HUM !
Re: Kematian....
« Reply #4 on: 18 June 2009, 11:56:18 PM »
sebenarnya sih konsep arwah ato roh gw disini berbeda dg umumnya... kalo umumnya kan melayang2 kek di pilem2... tapi bukan itu... mgkn lebih tepatnya kesadaran... karena kesadaran itu yg ada di alam bardo... waktu mati itu kan gelap... nanti muncul yg aneh2... yaa itu uda tibetan version laa... ga enak, ini kan umum hehehe...
U CAN GET DHARMA WITHOUT MONEY

Offline Sunce™

  • Sebelumnya: Nanda
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.350
  • Reputasi: 66
  • Gender: Male
  • Nibbana adalah yang Tertinggi
Re: Kematian....
« Reply #5 on: 19 June 2009, 12:38:56 AM »
Quote
mgkn terliat bodoh klo nanya gini...
Tapi cuma pgn tahu z menurut pendapat teman - teman...   
pgn tau z kalo mati tuch sakit ga
Setelah meninggal kita kemana
Ada yang bilang waktu baru - baru meninggal rohnya masih ada di sekitar kita. Setelah 7 hari kita baru tahu bahwa kita sudah meninggal. Apa benar???

Setelah kita mati, kita akan langsung terlahir kembali tidak ada jeda, hal ini dikarenankan adanya karma yng mengkondisikan kelahiran itu sendiri/janaka kamma.
Jadi Menurut dhamma urutannya seperti ini : Cuti Citta/ pikiran sebelum meninggal/pikiran terakhir - janaka kamma/Karma Yng mengkondisikan kelahiran itu - patisandhi vinnana/Kesadaraan penyambung kelahiran yng berikutnya.

Tidak benar, ada 7 hari ato 49 hari dsb. ;D
Salam.

Offline wen78

  • Sebelumnya: osin
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.014
  • Reputasi: 57
  • Gender: Male
Re: Kematian....
« Reply #6 on: 19 June 2009, 01:49:20 AM »
pgn tau z kalo mati tuch sakit ga ?????????
Setelah meninggal kita kemana ?????????
Ada yang bilang waktu baru - baru meninggal rohnya masih ada di sekitar kita. Setelah 7 hari kita baru tahu bahwa kita sudah meninggal. Apa benar?????????

saya gak tau, soalnya saya belum mati ;D

Yesterday is history,
Tomorrow is a mystery,
Today is a gift.

Kungfu Panda
segala post saya yg tidak berdasarkan sumber yg otentik yaitu Tripitaka, adalah post yg tidak sah yg dapat mengakibatkan kesalahanpahaman dalam memahami Buddhism. dengan demikian, mohon abaikan semua statement saya di forum ini, karena saya tidak menyertakan sumber yg otentik yaitu Tripitaka.

Offline dipasena

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.612
  • Reputasi: 99
  • Gender: Male
  • Sudah Meninggal
Re: Kematian....
« Reply #7 on: 19 June 2009, 08:20:15 AM »
sy sdh pernah mati tp sy ga inget kapan dan bagaimana rasa kematian itu, blom sy gali... dr beberapa literatur yg sy baca (ada beberapa buku yg menarik tentang hipnotherapi) setelah kematian, kita keluar dr dalam diri kita, seakan itu adalah roh dalam pandangan umum, dr beberapa sumber dinyatakan yg keluar dr tubuh kita seperti energi (merujuk pd bathin versi buddhism tanpa fisik) yg tidak berbentuk seperti tubuh kita, melesat ke langit dan langsung tertarik lagi setelah itu tiba2 sudah berada didalam kandungan.

kemungkinan kondisi ini menyatakan bahwa setelah kematian seseorang langsung terlahir kembali di alam manusia/binatang karena kondisi kamma dia sehingga ia seakan tertarik kembali ke dalam kandungan seorang ibu/induk

namun ada beberapa catatan menyatakan setelah ia meninggal, ada tubuh lain yg terbang diatas tubuh nya atau berdiri disamping tubuhnya, tp tubuh lainnya berbeda dengan tubuh aslinya, ada yg memiliki bentuk yg buruk ada yg memiliki tubuh yg sangat bagus dan bercahaya... ada beberapa pernyataan yg menyatakan bahwa setelah kematian, ada tubuh lain yg keluar dr tubuh kita melayang-layang diatas tubuh kita atau berdiri disamping tubuh kita, setelah itu ada mahluk yg bercahaya datang menjemput dan membawa kita terbang ke atas...

kondisi seperti ini kemungkinan seseorang tidak terlahir dialam manusia/binatang tp terlahir dialam lain, dimana jika memiliki bentuk fisik yg buruk maka ia terlahir dialam yg rendah, tp jika seseorang memiliki fisik yg bagus dan bercahaya setelah kematian, maka ia telah terlahir dialam yg menyenangkan/alam kebahagiaan

semua catatan yg ada mendekati dengan keterangan kematian versi buddhism... blom ada catatan yg menuliskan bahwa dia bertemu malaikat dan kemudian ketemu dengan tuhan atau pergi ke kerajaan tuhan atau berkumpul ditaman eden atau diadili setelah di jemput malaikat...

apakah semua itu terlihat seperti dongeng ?? krn semua cerita2 yg ada dibuat menjadi dongeng n film jd yg masuk kedalam pandangan orang, jd cerita2 yg baru diketahui seseorang (sdh pernah mendengar dongeng n melihat film) memvonis bahwa cerita kematian seperti diatas yg merupakan buat-buatan dan penuh kebohongan layaknya dogeng n film... tp orang2 tersebut jg ga bs menyatakan cerita kematian yg sesungguhnya selain menyatakan kematian versi agama dia yaitu ada nya roh yg keluar dr tubuh dan terbang ke angkasa kemudian dijemput malaikat trus menuju ke kerajaan tuhan dan berkumpul di sisi nya... ehm... ehm... itu versi agama dia, benar ato tidak itu urusan pribadi seseorang...

mengenai pengalaman setelah kematian, kita paling byk mendapat bukti sementara dan catatan yg paling lengkap dan akurat melalui hipnotherapi, apakah pengalaman hidup yg muncul dr proses hipnotis itu adalah khayalan ? tp mengapa keterangan yg didapat jika di cross check ternyata benar sesuai dengan informasi yg didapat ? tertarik mengetahui lebih dalam ? cari lah master hipnotherapi di kota anda...

Offline Shining Moon

  • Sebelumnya: Yuri-chan, Yuliani Kurniawan
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.148
  • Reputasi: 131
Re: Kematian....
« Reply #8 on: 19 June 2009, 08:56:54 AM »
Setahu saya dari literatur yang saya baca,
tidak ada yang namanya jeda. Langsung terproses kelahiran kembali. Mungkin dalam beberapa kasus yang namanya jeda adalah kelahiran kembali (hanya sebentar) dalam wujud makhluk lain yang tak kasat mata.
kematian hanyalah suatu proses, istilah gampang yang saya pakai untuk ajarin anak2 adalah proses penggantian tubuh yang sudah rusak menjadi tubuh baru..
Life is beautiful, let's rock and roll..

Offline johan3000

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 11.552
  • Reputasi: 219
  • Gender: Male
  • Crispy Lotus Root
Re: Kematian....
« Reply #9 on: 19 June 2009, 08:57:27 AM »
Boleh tau cara termudah, murah, praktis...
   utk kematian di Indonesia ?

(kalau pakai tanama & beli peti kan mahal sekali)
Nagasena : salah satu dari delapan penyebab matangnya kebijaksanaan dgn seringnya bertanya

Offline Shining Moon

  • Sebelumnya: Yuri-chan, Yuliani Kurniawan
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.148
  • Reputasi: 131
Re: Kematian....
« Reply #10 on: 19 June 2009, 09:03:35 AM »
Hm...kalo nanti ada yang jawab pertanyaannya si sahceng, emangnya u mau pake praktekkin sahceng?
Life is beautiful, let's rock and roll..

Offline dipasena

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.612
  • Reputasi: 99
  • Gender: Male
  • Sudah Meninggal
Re: Kematian....
« Reply #11 on: 19 June 2009, 10:51:28 AM »
Boleh tau cara termudah, murah, praktis...
   utk kematian di Indonesia ?

(kalau pakai tanama & beli peti kan mahal sekali)

bawa ketempat sy aja mayatnya, ntar sy masukkan ke oven panggangan pizzahut... bentar aja itu... dah mateng... ga perlu pake kain n peti... aman... cepat...

Offline dipasena

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.612
  • Reputasi: 99
  • Gender: Male
  • Sudah Meninggal
Re: Kematian....
« Reply #12 on: 19 June 2009, 10:58:24 AM »
Setahu saya dari literatur yang saya baca,
tidak ada yang namanya jeda. Langsung terproses kelahiran kembali. Mungkin dalam beberapa kasus yang namanya jeda adalah kelahiran kembali (hanya sebentar) dalam wujud makhluk lain yang tak kasat mata.
kematian hanyalah suatu proses, istilah gampang yang saya pakai untuk ajarin anak2 adalah proses penggantian tubuh yang sudah rusak menjadi tubuh baru..

betul dr literatur yg ada memang tidak ada jeda, dr buku yg sy baca, jika seseorang meninggal dan secara tiba2 ia sudah memiliki tubuh lain yg kasat mata melayang diatas tubuhnya sendiri ato berdiri disamping tubuhnya ato tiba2 ada disuatu tempat yg baru dengan situasi kehidupan yg baru, maka tandanya saat itu juga ia telah terlahir dialam yg baru, hanya tempatnya berbeda, jika memiliki fisik yg bagus, berarti terlahir dialam kebahagiaan/sugati, jika memiliki fisik yg buruk, berarti ia terlahir dialam rendah...

mengenai seseorang melayang ke angkasa berupa energi tanpa fisik/roh namun seara tiba2 tertarik kembali sy rasa itu juga tanpa jeda tp proses perpindahan bathin yg berlangsung sangat cepat tp mereka yg kesadaran nya masih kuat, mereka dapat mengingat proses tersebut, melayang ke angkasa dan tertarik kembali... tertarik kembali ini menyatakan bahwa individu tersebut terlahir kembali ke alam manusia/binatang...

itu kira2 penafsiran sy terhadap cerita kehidupan sebelum kehidupan sekarang dr beberapa literatur... kesan2 akhir biasanya sangat kuat, misalkan kita seakan merasakan adanya lantunan syair2 yg seperti nya kita pernah dengar, bs jd pd saat menjelang kematian ada seseorang yg membisikan ayat2/pesan2 ditelinga yg terbawa dalam pikiran... ada yg takut akan air, yg kemungkinan sebelumnya meninggalk karena tenggelam... dan lainnya, yg bisa menjelaskan lebih detail dan jelas hanya mereka yg dapat menembus batasan manusia biasa...

mungkin ada rekan2 yg mempunyai kemampuan seperti itu bisa sharing disini... tp khusus untuk kalangan terbatas saja... ;D

Offline markosprawira

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.449
  • Reputasi: 155
Re: Kematian....
« Reply #13 on: 19 June 2009, 04:23:06 PM »
_/\_ _/\_ _/\_ _/\_

mgkn terliat bodoh klo nanya gini...
Tapi cuma pgn tahu z menurut pendapat teman - teman...  ;D ;D ;D
pgn tau z kalo mati tuch sakit ga ?????????
Setelah meninggal kita kemana ?????????
Ada yang bilang waktu baru - baru meninggal rohnya masih ada di sekitar kita. Setelah 7 hari kita baru tahu bahwa kita sudah meninggal. Apa benar?????????


Maaf klo da yg salah....  ^:)^ ^:)^ ^:)^ ^:)^

dear vivi,

berdasar mazhab theravada, setelah meniggal (cuti citta) maka A akan langsung terlahir kembali sebagai mahluk baru (patisandhi citta)

berdasar cerita di buku "Many Lives Many Master", mati itu seperti melangkah melewati pintu. Sebelum lewat, anda mahluk A. Setelah lewat jadi mahluk B.

Setelah meninggal, mayat sudah tidak mempunyai batin, hanya punya rupa/fisik saja
Jadi tidak bisa merasakan sakit apapun lagi krn yg MERASA adalah faktor batin yg disebut vedana/perasaan

Jadi menurut mazahab Theravada, kematian bukanlah sesuatu yg menakutkan krn sesungguhnya setiap saat pun, kita mengalami mati dan hidup kembali secara batin (kesadaran yg timbul dan tenggelam)

semoga bermanfaat

metta

Offline vivianisun

  • Teman
  • **
  • Posts: 69
  • Reputasi: 5
  • Gender: Female
Re: Kematian....
« Reply #14 on: 22 June 2009, 08:07:53 PM »
Tq buat smuany..
Jd bisakah roh kita meninggalkan tubuh kita dengan sendirinya maksudnya waktu kita belum sampai pada hari kematian tapi kita sendiri ingin meninggal terlebih dahulu.. (tanpa dengan bunuh diri)
Do whatever you want to do
Don't  waste your time until you can't do it

Offline Shining Moon

  • Sebelumnya: Yuri-chan, Yuliani Kurniawan
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.148
  • Reputasi: 131
Re: Kematian....
« Reply #15 on: 22 June 2009, 09:17:06 PM »
Maksudnya apa yah?
Apa seperti meditasi gitu?
Life is beautiful, let's rock and roll..

Offline Sunkmanitu Tanka Ob'waci

  • Sebelumnya: Karuna, Wolverine, gachapin
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 5.806
  • Reputasi: 239
  • Gender: Male
  • 会いたい。
Re: Kematian....
« Reply #16 on: 22 June 2009, 10:17:26 PM »
Vivi, sudah dikatakan bahwa pengikut Buddha tidak memegang paham roh.
Pengalaman keluar tubuh mungkin terjadi bila pikiran bisa melihat tubuh dari persepsi yang berbeda.
Jadi kagak ada rohnya kayak di filem-filem.
HANYA MENERIMA UCAPAN TERIMA KASIH DALAM BENTUK GRP
Fake friends are like shadows never around on your darkest days

Offline Mr.Jhonz

  • Sebelumnya: Chikennn
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.164
  • Reputasi: 148
  • Gender: Male
  • simple life
Re: Kematian....
« Reply #17 on: 22 June 2009, 10:47:49 PM »
_/\_ _/\_ _/\_ _/\_

mgkn terliat bodoh klo nanya gini...
Tapi cuma pgn tahu z menurut pendapat teman - teman...  ;D ;D ;D
pgn tau z kalo mati tuch sakit ga ?????????
Setelah meninggal kita kemana ?????????
Ada yang bilang waktu baru - baru meninggal rohnya masih ada di sekitar kita. Setelah 7 hari kita baru tahu bahwa kita sudah meninggal. Apa benar?????????


Maaf klo da yg salah....  ^:)^ ^:)^ ^:)^ ^:)^
pgn tau z kalo mati tuch sakit ga ?????????
maaf,sy akan menceritakan pengalaman orang terdekatku..
Si I sepanjang hari menderita kesakitan(sakit perut),dan si I ini menolak untuk dibawa kerumah sakit lg,karena si I sudah lelah dengan usaha kesembuhannya dan sudah mengeluarkan banyak materi,walaupun dibujuk2 seluruh angota keluarga,di saat si I mau meninggal,tiba2 si I tidak lg mengeluh kesakitan,dan mukanya memancarkan tampang yg lega(seakan melepaskan beban berat)
dan si I berbicara,"sudah,jangan ganggu aku lagi,aku mau isthirahat.."(dgn mimik muka yg seolah melepaskan beban berat)..dan si I pun meninggal dunia.
jadi menurutku saat meninggal itu tidak sakit,tapi relatif juga tergantung perbuatan seseorang juga...

Dan pengalaman ku sendiri,saat jatuh dari motor sampai pingsan(hilang kesadaran),saat pingsan itu sy ga sadar telah mengalami kecelakaan dan bermimpi seakan  dipadang rumput yg indah,pas bangunnya tahu2 udah didalam mobil menuju rumah sakit..lima menit kemudian..sakit terasa diseluruh badan,maklum tanganku patah tulang..dada terbentur,dan sekujur tubuh luka lecet..
Itu ku jadikan Pengalaman mati sesaat walaupun cuma pingsan ;D
buddha; "berjuanglah dengan tekun dan perhatian murni"

Offline Mr.Jhonz

  • Sebelumnya: Chikennn
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.164
  • Reputasi: 148
  • Gender: Male
  • simple life
Re: Kematian....
« Reply #18 on: 22 June 2009, 11:21:56 PM »
Sy Pernah mendengar cerita2 dari keluarga ku..
Si B ini udah seangkatan dgn nenekku,kisah ini diceritakan oleh tanteku sendiri,
si B ini menderti tumor/kanker dikepala(otak??)
udah pernah operasi,saat2 sekaratnya si B menderita kesakitan(sakit kepala)..
Saat2 terakhirnya si B ngomong ama orang yg menjaga siB(tanteku)
"usir,hantu2 itu,mereka ingin membawaku pergi.."
kata2 itu sering diucapkan hampir setiap hari pada saat hari mendekati ajalnya..

Kisah lain,kisah nenekku sendiri,usia nenekku sudah cukup tua..sudah diatas 80 tahun..jadi ga jelas penyakitnya...
Tiba2 ga bisa bangun dan sekarat..
Pada saat terakhirnya,nenekku ngomong ama anak2 yg menjaganya disaat malam.."aku tidak mau tidur dikamar ini,disini banyak setan mengangguku..aku tidur di luar saja.."*dgn nada bicara yg ga jelas

uuh..jadi takut ni..
Ini adalah kisah nyata..tidak dibuat2

btw,pernah baca artikel bhante uttamo,katanya pola pikir kita disaat ajal(sekarat)akan menentukan kita terlahir dialam mana..
Maksudnya begini,jika pada saat sekarat,kita berpikir positif maka saat meninggal kita akan terlahir dialam bahagia(*sesuai dgn timbunan karma juga)
berpikir positif disini,maksudnya mengingat jasa2 yg telah kita perbuat,mengingat buddha,dhama dan sangha..jadi orang yg bajik(baik) saat mau meninggal cenderung akan berfikir postif..sehingga mengkondisikan batinnya menjadi tenang dan damai..
-jika pada saat sekarat kita berpikir negatif maka akan terlahir dialam menderita(sesuai dgn timbunan karma juga)
nah..penjahat disaat sekarat otomatis akan menyesal dgn perbuatannya yg lalu..sesalnya itu akan mengkondisikan pikiran menjadi takut,kalut..(keingat hutang yg belum dibayar,telah menipu,membunuh...)
jadi langsung dhe menuju alam derita..

^ benar ga senior2??
buddha; "berjuanglah dengan tekun dan perhatian murni"

Offline William_phang

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.101
  • Reputasi: 62
Re: Kematian....
« Reply #19 on: 23 June 2009, 10:19:50 AM »
Boleh tau cara termudah, murah, praktis...
   utk kematian di Indonesia ?

(kalau pakai tanama & beli peti kan mahal sekali)

bakar aja ..hahhahahaha....kl ga ada biaya bro saceng cari aja orang yang suka bikin kelapa kopra....nah biasanya mereka membakar bisa belasan jam...nah tinggal buang aja kedalam api sana beres kan....gratis....hahhahaha

Offline savana_zhang

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 253
  • Reputasi: 6
  • Gender: Male
  • om mani padme hum
Re: Kematian....
« Reply #20 on: 23 June 2009, 12:57:36 PM »
sebenarnya klo mau mendiskusikan tentang proses kematian harusnya kita harus mampu mengingat kematian kita sebelumnya baru bagus
karena klo hanya berdasarkan dg apa yg kita baca rasanya kurang sreegg aja.
apa benar ada 7+7=49 atau tidak ada.
saya dengar kata orang yg ingat kematiannya katanya sih 7+7=49 hari itu sebetulnya adalah sudah dihitung tumimbal lahir di alam PETA.biasanya untuk orang2 yg pd waktu matinya kebingungan.

Offline JH sugathadasa

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 293
  • Reputasi: 9
  • Gender: Male
Re: Kematian....
« Reply #21 on: 23 June 2009, 01:05:51 PM »
Sewaktu Popo (nenek) saya sakit, beberapa hari/minggu menjelang kematian.
Popo saya sering berbicara sesuatu yg keluarga anggap agak ngawur.
Popo saya sering bilang (di kamarnya itu) ada si A/si B entah siapa yg dimaksudnya...

Biasanya ini jadi pertanda sudah dekat waktunya..

Offline savana_zhang

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 253
  • Reputasi: 6
  • Gender: Male
  • om mani padme hum
Re: Kematian....
« Reply #22 on: 23 June 2009, 02:18:43 PM »
Sewaktu Popo (nenek) saya sakit, beberapa hari/minggu menjelang kematian.
Popo saya sering berbicara sesuatu yg keluarga anggap agak ngawur.
Popo saya sering bilang (di kamarnya itu) ada si A/si B entah siapa yg dimaksudnya...

Biasanya ini jadi pertanda sudah dekat waktunya..
mama saya juga bgt
katanya dia melihat padang rumput yg luas
jd penasaran ya dg pa yg mereka lihat.

Offline Adhitthana

  • Sebelumnya: Virya
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.508
  • Reputasi: 239
  • Gender: Male
Re: Kematian....
« Reply #23 on: 24 June 2009, 12:57:11 AM »
Ketika Kematian Itu Datang
Judul Asli : The Buddhist View of Death.
Interview dengan Bhante Gunaratana oleh Shramaneri Sudhamma dan Margot Born.



Ketika api kehidupan dan kesadaran tidak lagi eksis, maka itulah yang dinamakan kematian. Kematian dapat disebabkan oleh beberapa hal, diantaranya :

1. Ketika karma seseorang telah selesai pada kehidupan ini.
2. Ketika masa hidup seseorang telah selesai pada kehidupan ini.
3. Ketika keduanya, yaitu karma dan masa hidup seseorang telah selesain pada kehidupan ini.
4. Ketika kehidupan berakhir karena kecelakaan dan penyebab yang tidak normal.

Kematian bukanlah akhir dari suatu keberadaan, namun kematian hanyalah menutup satu bab dan membuka bab berikutnya seketika. Kematian dan kelahiran kembali, keduanya selalu terjadi pada saat yang bersamaan.

Terdapat dua macam kematian, yaitu kematian yang bersifat konvensional dan kematian akhir. Kematian konvensional sendiri mempunyai dua sisi yaitu kematian dari waktu ke waktu dan kematian yang sesungguhnya.

Kematian Waktu Ke Waktu Dan Kematian “Sesungguhnya”

Pada kematian dari waktu ke waktu, anda seakan-akan tetap ada, namun pada kenyataan pikiran dan jasmani seperti sel-sel dalam tubuh anda mati setiap saat, dan semua itu diperbaharui – terlahir kembali. Memahami kebenaran ini adalah langkah penting dalam mempersiapkan diri dari kematian sesungguhnya. Bila kita telah memahaminya, kita akan mengerti bahwa ‘kematian sesungguhnya’ hanyalah tahap berikutnya.

Kita maju selangkah untuk mempersiapkan kematian sesungguhnya dengan memandangnya secara logika. Anda hanya perlu membuka mata dan melihat sekeliling anda. Anda akan melihat pohon-pohon, tumbuhan, dan serangga mati setiap saat. Jika anda hidup selama 40 tahun misalnya dan menghitung jumlah teman, relasi, dan sanak famili yang telah meninggal, seharusnya suatu hari anda duduk dan merenung “Teman-teman saya satu persatu telah meninggal, berikutnya adalah giliran saya.” Jadi itulah cara lain dalam memandang kematian.”

Cara lain dalam memandang kematian secara logika adalah memahami bahwa kiat semua terbentuk dari unsur-unsur yang tidak kekal. Kita terbentuk dari tanah, air, api dan udara. Semua elemen-elemen yang membentuk jasmani kita merupakan objek dari ketidakkekalan dan kematian. Jadi apa yang dihasilkan dari elemen-elemen itu akan menjadi tidak kekal juga. Tidak ada yang dapat menghentikannya.

Mempersiapkan kematian yang penuh damai.

Saat kita memahami kematian sesungguhnya, kita seharusnya berpikir, “Saya akan meninggal, lalu apa yang harus saya banggakan? Saya telah berintimidasi akan kematian, saya tak mempunyai alasan apapun untuk bangga terhadap apapun. Saya tak punya alasan untuk menyimpan dendam terhadap siapapun. Cepat atau lambat saya akan mati. Saya tak punya alasan apapun untuk menggengam atau mempertahankan sesuatu. Sekuat apapun saya menggengamnya, semuanya akan terlepas juga pada waktunya. Jadi saya pun tidak perlu serakah. Dengan tidak menggengam keserakahan, kematian saya akan lebih damai.”

Langkah berikutnya adalah berpikir, “Saya sadar saya akan mati, saya pikir akan lebih baik bagi saya untuk mati dalam kedamaian, jadi biarlah saya coba mempersiapkannya. Biarkan saya merasakan damai setiap saat.” Namun bukan berarti Anda berbaring di tengah jalan dan menanti truk menggilas Anda, atau meneguk racun atau memutuskan untuk bunuh diri. Bukan itu caranya mendapatkan kedamaian. Kita harus hidup selama mungkin. Kita harus melakukan apa yang seharusnya kita lakukan.

Untuk dapat meninggal dengan tenang kita harus mempersiapkan kedamaian pikiran kita. Kematian yang damai adalah kematian yang tanpa rasa sakit. Di saat kita bermeditasi, kita mengalami sakit pada fisik, contohnya sakit pada lutut. Kita dapat menggunakan sakit ini untuk mempersiapkan diri dari rasa sakit di akhir hidup kita. Sakit pada lutut seperti rasa sakit akibat kanker. Saya rasa bila kanker menggerogoti sistem syaraf kita, kita akan selalu dalam kesakitan. Tak peduli apa yang kita coba lakukan, rasa sakit itu tetap ada.

Karena itulah kita harus mempersiapkan pikiran kita dengan melatih meditasi pada perasaan-perasaan yang muncul dan mengendalikannya. Kita harus memperhatikan apa yang kita rasakan, perasaan apapun seperti sakit gigi, sakit pada leher, dan lainnya. Jika kita merasakan rasa sakit itu, kita berkonsentrasi pada rasa sakit tersebut. Ketika rasa sakit itu datang kita fokuskan pada rasa sakit itu. Kita amati ketika rasa sakit itu muncul, memuncak, dan akhirnya berlalu.

Jadi sebelum kematian itu terjadi, kita belajar untuk menerimanya dan bertahan dalam rasa sakit, mengamati dan tidak marah pada rasa sakit itu. Semakin kita kesal pada rasa sakit itu, semakin kita merasakan sakit itu. Semakin kita rileks, rasa sakit tersebut akan semakin berkurang. Saya mengenal beberapa teman yang meninggal dengan kondisi fisik yang sangat menderita, dengan rasa sakit yang mematikan. Mereka menolak segala macam pengobatan, mereka bahkan menjelaskan penyakitnya pada para pengunjung yang datang untuk memberikan kekuatan, simpati dan belas kasih.

Namun ketika sang pasien dapat mengatasi rasa sakit itu, yang terjadi adalah sebaliknya, sang pasienlah yang akhirnya memberikan pengunjung itu simpati, belas kasih dan kekuatan. Jadi rasa sakit bukanlah penghalang buat seseorang untuk dapat meninggal dengan damai.

Namun pada orang-orang yang tidak dapat mengatasi rasa sakitnya, obat-obatan diperlukan. Namun kita sebaiknya terlebih dahulu meningatkan toleransi terhadap rasa sakit itu dengan mengkondisikan pikiran dan mempersiapkannya menerima rasa sakit fisik tersebut. Kita dapat mengkondisikan pikiran dengan baik dan secara halus mencoba menyarankan orang tersebut bermeditasi. Kita dapat melantunkan sesuatu yang damai untuk mencoba membantu mereka menenangkan pikiran. Memberi mereka instruksi dalam melakukan meditasi.

Anda ingat seorang ibu yang hendak melahirkan yang sedang merasakan kesakitan, mereka diajarkan untuk berkonsentrasi pada nafas. Mereka mempertahankan irama nafas. Saat mereka mendorong bayi untuk keluar, mereka fokus pada nafas, pada tubuh dan pada dorongan. Kita dapat menggunakan hal tersebut untuk membantu orang yang sekarang karena kesakitan. Ibu-ibu tersebut melahirkan bayinya dengan sedikit rasa sakit karena mereka telah terlatih untuk itu. Jadi kita dapat melatih pikiran untuk menerima rasa sakit itu.

Jadi demikianlah, mengapa kita harus melatih pikiran kita. Daripada mengatasi sakit pada fisik terlebih dahulu, sebaiknya kita belajar bagaimana memperlakukan pikiran kita terlebih dahulu. Saat jasmani tenang, pikiran pun tenang, demikian pula sebaliknya. Kedua hal tersebut selalu saling berhubungan satu dengan yang lainnya.

Meditasi ditemukan jauh sebelum obat-obatan ditemukan. Namun kini orang-orang tidak lagi memperhatikan cara cara spiritual, mereka langsung memilih narkotika dan obat-obat penahan sakit yang kemungkinan besar mempunyai efek samping yang sangat berbahaya pada penderita terutama bila digunakan dalam jangka panjang. Cara-cara spiritual tidak akan menimbulkan efek samping, kalaupun ada yaitu akan meningkatkan kualitas hidup Anda, memberikan citarasa yang berbeda bagi hidup Anda. Ketika Anda melewati rasa sakit itu, semua itu akan membawa efek kedamaian.

Ketika seseorang mendekati kematian, mereka seringkali merasa sangat menyesal dan bersalah. Itulah alasan lain bagi seseorang merasa takut akan kematian. Ketika ia tahu bahwa ia akan terlahir kembali, ketika ia sadar bahwa ia telah melakukan banyak kesalahan, semua yang telah ia perbuat selama ini datang bagaikan kilatan-kilatan cahaya. Untuk itulah bagi orang yang penuh cinta kasih, ketika seseorang menjelang kematian, bantulah mereka agar meninggal dengan tenang dengan mengingatkan mereka akan hal-hal yang baik yang pernah mereka lakukan. Contohnya bagi mereka yang mempunyai anak, kita dapat mengingatkan dia betapa mereka telah berbuat banyak buat sang anak dan juga hal-hal baik lainnya yang mereka lakukan untuk orang lain. Apapun yang ia lakukan, menanam pohon, membersihkan jalan dan lainnya.

Kedua kita dapat meminta mereka untuk membayangkan objek yang penuh damai, seperti sosok Buddha. Cobalah untuk menghalangi semua pikiran-pikiran negatif. Ketiga, bila Anda mengenal para Bhikkhu atu pendeta, minta mereka datang dan memberikan ceramah. Walaupun selama ini orang tersebut benci akan ceramah tersebut, namun pada saat ini mereka akan mendengarkannya, bahkan dengan sungguh-sungguh, karena sudah tidak ada lagi yang dapat mereka lakukan.

Kematian Akhir

Anda lelah akan kematian dan kelahiran, dari waktu ke waktu, satu kehidupan ke kehidupan berikutnya. Satu kehidupan dimulai, kehidupan lainnya berakhir. Kita lelah akan semua ini. Lalu kita menginginkan kematian tanpa terlahir kembali.

Kematian akan mengakibatkan kelahiran karena adanya suatu keinginan atau hasrat untuk terlahir kembali. Selama anda memiliki hasrat tersebut, Anda akan terlahir kembali. Bila hasrat tersebut musnah, anda tidak akan terlahir kembali.

Itulah yang akan membawa kita pada tahap akhir pencerahan.

Kematian akhir adalah kematian dari orang yang telah mencapai pencerahan. Mereka mempunyai pemikiran seperti ini, “Baiklah, saya telah melakukan apa yang seharusnya saya lakukan. Tidak ada lagi yang harus saya lakukan”. Dengan pikiran seperti ini mereka dapat meninggal kapan saja. Apa yang saya lakukan sekarang mungkin sebagai pekerjaan ekstra sebagai tambahan dari pekerjaan utama saya. Pekerjaan tambahan itu adalah pelayanan kepada dunia ini.

Dalam beberapa kasus, seseorang masih berhasrat untuk terlahir kembali. Mungkin mereka ingin terlahir di tempat yang lebih baik, jika dia hidup dalam ketentraman, mempunyai seorang istri yang ideal, mungkin dia akan berpikir, “Saya ingin bersama dengan istri saya bahkan dalam kehidupan berikutnya. Saya ingin terlahir kembali dan memiliki kehidupan yang sama seperti yang saya lalui, memiliki kesamaan emosinal, kepuasan spiritual yang membuat hidup ini sangat damai. Jadi, biarkan saya memiliki hidup seperti ini lagi.” Dengan demikian tak peduli betapa mulia orang tersebut, Ia akan memiliki kehidupan yang sama lagi, karena ia masih memiliki hasrat untuk terlahir kembali.

Bagi orang yang telah tercerahkan, mereka bahkan tidak memiliki hasrat. Mereka menyadari bahwa walaupun tercipta secara mental, semua itu adalah Sankhara (Corak-corak mental, terkondisi dan tidak kekal). Apapun jenis sankhara itu, tak peduli begitu sempurnanya itu muncul, tetap adalah tidak kekal. Lebih dari itu, seorang yang telah tercerahkan menyadari bahwa kematian mereka telah berakhir, mereka tidak akan mengalami kematian lagi. Jadi inilah kematian terakhir. Tidak akan ada lagi kelahiran, tidak ada lagi kematian. Tiada ada apapun yang melampaui hal ini. Jadi itulah yang dimaksud “Kematian Akhir”.


 _/\_
  Aku akan mengalami Usia tua, aku akan menderita penyakit, aku akan mengalami kematian. Segala yang ku Cintai, ku miliki, dan ku senangi akan Berubah dan terpisah dariku ....

Offline johan3000

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 11.552
  • Reputasi: 219
  • Gender: Male
  • Crispy Lotus Root
Re: Kematian....
« Reply #24 on: 24 June 2009, 08:07:57 AM »
Boleh tau cara termudah, murah, praktis...
   utk kematian di Indonesia ?

(kalau pakai tanama & beli peti kan mahal sekali)

bakar aja ..hahhahahaha....kl ga ada biaya bro saceng cari aja orang yang suka bikin kelapa kopra....nah biasanya mereka membakar bisa belasan jam...nah tinggal buang aja kedalam api sana beres kan....gratis....hahhahaha

Saya yakin masalah kematian, bukan masalah yg simple,...
pabrik kopra akan kwatir karna mau ngirit sedikit bahan bakar,
   malah bisa tersangkut masalah kriminal
   (pemusnahan jasat tidak pada tempatnya).
   nanti bisa berurusan sama kepolisian...

mohon dicarikan solusi yg lebih feasible dan zero cost deh!...

didunia ini kan semua duit, duit, duit...
nah utk topik kematian ini, mohon dilihat dari sisi duitnya juga...

_/\_
Nagasena : salah satu dari delapan penyebab matangnya kebijaksanaan dgn seringnya bertanya

Offline hatRed

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 7.400
  • Reputasi: 138
  • step at the right place to be light
Re: Kematian....
« Reply #25 on: 24 June 2009, 08:58:10 AM »
bila masih ada bagian tubuh yg dapat di danakan... sebaiknya didanakans saja.. baru abis itu dikremasi....
i'm just a mammal with troubled soul



Offline markosprawira

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.449
  • Reputasi: 155
Re: Kematian....
« Reply #26 on: 24 June 2009, 09:49:49 AM »
Boleh tau cara termudah, murah, praktis...
   utk kematian di Indonesia ?

(kalau pakai tanama & beli peti kan mahal sekali)

bakar aja ..hahhahahaha....kl ga ada biaya bro saceng cari aja orang yang suka bikin kelapa kopra....nah biasanya mereka membakar bisa belasan jam...nah tinggal buang aja kedalam api sana beres kan....gratis....hahhahaha

Saya yakin masalah kematian, bukan masalah yg simple,...
pabrik kopra akan kwatir karna mau ngirit sedikit bahan bakar,
   malah bisa tersangkut masalah kriminal
   (pemusnahan jasat tidak pada tempatnya).
   nanti bisa berurusan sama kepolisian...

mohon dicarikan solusi yg lebih feasible dan zero cost deh!...

didunia ini kan semua duit, duit, duit...
nah utk topik kematian ini, mohon dilihat dari sisi duitnya juga...

_/\_

zero cost? ada tuh di india......... dihanyutin aja di sungai gangga....  :whistle:

Offline markosprawira

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.449
  • Reputasi: 155
Re: Kematian....
« Reply #27 on: 24 June 2009, 09:52:32 AM »
Tq buat smuany..
Jd bisakah roh kita meninggalkan tubuh kita dengan sendirinya maksudnya waktu kita belum sampai pada hari kematian tapi kita sendiri ingin meninggal terlebih dahulu.. (tanpa dengan bunuh diri)

singkat aja : Ga bisa.....

yang bisa adalah membuat tubuh lain dengan kekuatan batin yang disebut Nimitta

Offline William_phang

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.101
  • Reputasi: 62
Re: Kematian....
« Reply #28 on: 24 June 2009, 10:23:03 AM »
Tq buat smuany..
Jd bisakah roh kita meninggalkan tubuh kita dengan sendirinya maksudnya waktu kita belum sampai pada hari kematian tapi kita sendiri ingin meninggal terlebih dahulu.. (tanpa dengan bunuh diri)

singkat aja : Ga bisa.....

yang bisa adalah membuat tubuh lain dengan kekuatan batin yang disebut Nimitta

Waktu ikut kelas Visudhi-magga, fenomena biasanya orang mengatakan bahwa "roh"nya  melayang keluar dari tubuh fisik itu sebenarnya adalah piti....

Offline johan3000

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 11.552
  • Reputasi: 219
  • Gender: Male
  • Crispy Lotus Root
Re: Kematian....
« Reply #29 on: 24 June 2009, 10:48:58 AM »
Boleh tau cara termudah, murah, praktis...
   utk kematian di Indonesia ?

(kalau pakai tanama & beli peti kan mahal sekali)

bakar aja ..hahhahahaha....kl ga ada biaya bro saceng cari aja orang yang suka bikin kelapa kopra....nah biasanya mereka membakar bisa belasan jam...nah tinggal buang aja kedalam api sana beres kan....gratis....hahhahaha

Saya yakin masalah kematian, bukan masalah yg simple,...
pabrik kopra akan kwatir karna mau ngirit sedikit bahan bakar,
   malah bisa tersangkut masalah kriminal
   (pemusnahan jasat tidak pada tempatnya).
   nanti bisa berurusan sama kepolisian...

mohon dicarikan solusi yg lebih feasible dan zero cost deh!...

didunia ini kan semua duit, duit, duit...
nah utk topik kematian ini, mohon dilihat dari sisi duitnya juga...

_/\_

zero cost? ada tuh di india......... dihanyutin aja di sungai gangga....  :whistle:

OK bos,... gw lagi cheking ASIA air... tarif ke New Delphi.. kira2 mahal gak...

PITI itu apa ya ?
« Last Edit: 24 June 2009, 10:50:46 AM by johan3000 »
Nagasena : salah satu dari delapan penyebab matangnya kebijaksanaan dgn seringnya bertanya

Offline markosprawira

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.449
  • Reputasi: 155
Re: Kematian....
« Reply #30 on: 24 June 2009, 12:28:20 PM »
Setahu saya sih, airasia baru sampai Tirucchirapalli yah, belom ke New Delhi

Mengenai Piti :

Pakinnaka cetasika 6: enam cetasika yang muncul di sebagian besar citta

- Vitakka = pengerahan kepada objek, merupakan faktor batin yang memiliki ciri khusus mengerahkan faktor batin kepada objek.

- Vicara = perenungan kepada objek, merupakan faktor batin yang memiliki ciri khusus merenungkan objek.

- Adhimokkha = keputusan, faktor batin yang memutuskan atau memilih.

- Viriya = semangat, faktor batin yang membangkitkan semangat

- Piti = kegiuran, faktor batin yang tergiur terhadap objek

- Chanda = harapan untuk melakukan

Kalau dari dhammastudygroup, berikut kutipannya :

Quote
The piti-cetasika is the reality that is blissful, the sukha-vedana increases with the blissfulness and the ekaggata, supported by the 4 jhana, would be steadfast in the arammana manifest with the pathama-jhana composed of the 5 principal factors.

Offline marcedes

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.528
  • Reputasi: 70
  • Gender: Male
  • May All Being Happinesssssssss
Re: Kematian....
« Reply #31 on: 24 June 2009, 06:03:37 PM »
jangan berpikir kematian sebagai cost, coba dipikirkan sebagai profit, misalkan menyumbang semua darah di amerika, dapat duit bisa kasih orang tua lagi atau kasih ke fakir miskin....
ini namanya mati tidak sia-sia...

dari pada hanyut di sungai gangga ^.^ yah pikir-pikir bisa kasih makan ikan...
kalau tidak mau,bisa bersedia jadi bahan tes obat-obatan, dari pada hewan jadi korban coba saja anda...sebagai tes percobaan langsung...^^

metta.
Ada penderitaan,tetapi tidak ada yang menderita
Ada jalan tetapi tidak ada yang menempuhnya
Ada Nibbana tetapi tidak ada yang mencapainya.

TALK LESS DO MOREEEEEE !!!

Offline Shining Moon

  • Sebelumnya: Yuri-chan, Yuliani Kurniawan
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.148
  • Reputasi: 131
Re: Kematian....
« Reply #32 on: 25 June 2009, 12:34:21 AM »
Ketika Kematian Itu Datang
Judul Asli : The Buddhist View of Death.
Interview dengan Bhante Gunaratana oleh Shramaneri Sudhamma dan Margot Born.



Ketika api kehidupan dan kesadaran tidak lagi eksis, maka itulah yang dinamakan kematian. Kematian dapat disebabkan oleh beberapa hal, diantaranya :

1. Ketika karma seseorang telah selesai pada kehidupan ini.
2. Ketika masa hidup seseorang telah selesai pada kehidupan ini.
3. Ketika keduanya, yaitu karma dan masa hidup seseorang telah selesain pada kehidupan ini.
4. Ketika kehidupan berakhir karena kecelakaan dan penyebab yang tidak normal.

Kematian bukanlah akhir dari suatu keberadaan, namun kematian hanyalah menutup satu bab dan membuka bab berikutnya seketika. Kematian dan kelahiran kembali, keduanya selalu terjadi pada saat yang bersamaan.

Terdapat dua macam kematian, yaitu kematian yang bersifat konvensional dan kematian akhir. Kematian konvensional sendiri mempunyai dua sisi yaitu kematian dari waktu ke waktu dan kematian yang sesungguhnya.

Kematian Waktu Ke Waktu Dan Kematian “Sesungguhnya”

Pada kematian dari waktu ke waktu, anda seakan-akan tetap ada, namun pada kenyataan pikiran dan jasmani seperti sel-sel dalam tubuh anda mati setiap saat, dan semua itu diperbaharui – terlahir kembali. Memahami kebenaran ini adalah langkah penting dalam mempersiapkan diri dari kematian sesungguhnya. Bila kita telah memahaminya, kita akan mengerti bahwa ‘kematian sesungguhnya’ hanyalah tahap berikutnya.

Kita maju selangkah untuk mempersiapkan kematian sesungguhnya dengan memandangnya secara logika. Anda hanya perlu membuka mata dan melihat sekeliling anda. Anda akan melihat pohon-pohon, tumbuhan, dan serangga mati setiap saat. Jika anda hidup selama 40 tahun misalnya dan menghitung jumlah teman, relasi, dan sanak famili yang telah meninggal, seharusnya suatu hari anda duduk dan merenung “Teman-teman saya satu persatu telah meninggal, berikutnya adalah giliran saya.” Jadi itulah cara lain dalam memandang kematian.”

Cara lain dalam memandang kematian secara logika adalah memahami bahwa kiat semua terbentuk dari unsur-unsur yang tidak kekal. Kita terbentuk dari tanah, air, api dan udara. Semua elemen-elemen yang membentuk jasmani kita merupakan objek dari ketidakkekalan dan kematian. Jadi apa yang dihasilkan dari elemen-elemen itu akan menjadi tidak kekal juga. Tidak ada yang dapat menghentikannya.

Mempersiapkan kematian yang penuh damai.

Saat kita memahami kematian sesungguhnya, kita seharusnya berpikir, “Saya akan meninggal, lalu apa yang harus saya banggakan? Saya telah berintimidasi akan kematian, saya tak mempunyai alasan apapun untuk bangga terhadap apapun. Saya tak punya alasan untuk menyimpan dendam terhadap siapapun. Cepat atau lambat saya akan mati. Saya tak punya alasan apapun untuk menggengam atau mempertahankan sesuatu. Sekuat apapun saya menggengamnya, semuanya akan terlepas juga pada waktunya. Jadi saya pun tidak perlu serakah. Dengan tidak menggengam keserakahan, kematian saya akan lebih damai.”

Langkah berikutnya adalah berpikir, “Saya sadar saya akan mati, saya pikir akan lebih baik bagi saya untuk mati dalam kedamaian, jadi biarlah saya coba mempersiapkannya. Biarkan saya merasakan damai setiap saat.” Namun bukan berarti Anda berbaring di tengah jalan dan menanti truk menggilas Anda, atau meneguk racun atau memutuskan untuk bunuh diri. Bukan itu caranya mendapatkan kedamaian. Kita harus hidup selama mungkin. Kita harus melakukan apa yang seharusnya kita lakukan.

Untuk dapat meninggal dengan tenang kita harus mempersiapkan kedamaian pikiran kita. Kematian yang damai adalah kematian yang tanpa rasa sakit. Di saat kita bermeditasi, kita mengalami sakit pada fisik, contohnya sakit pada lutut. Kita dapat menggunakan sakit ini untuk mempersiapkan diri dari rasa sakit di akhir hidup kita. Sakit pada lutut seperti rasa sakit akibat kanker. Saya rasa bila kanker menggerogoti sistem syaraf kita, kita akan selalu dalam kesakitan. Tak peduli apa yang kita coba lakukan, rasa sakit itu tetap ada.

Karena itulah kita harus mempersiapkan pikiran kita dengan melatih meditasi pada perasaan-perasaan yang muncul dan mengendalikannya. Kita harus memperhatikan apa yang kita rasakan, perasaan apapun seperti sakit gigi, sakit pada leher, dan lainnya. Jika kita merasakan rasa sakit itu, kita berkonsentrasi pada rasa sakit tersebut. Ketika rasa sakit itu datang kita fokuskan pada rasa sakit itu. Kita amati ketika rasa sakit itu muncul, memuncak, dan akhirnya berlalu.

Jadi sebelum kematian itu terjadi, kita belajar untuk menerimanya dan bertahan dalam rasa sakit, mengamati dan tidak marah pada rasa sakit itu. Semakin kita kesal pada rasa sakit itu, semakin kita merasakan sakit itu. Semakin kita rileks, rasa sakit tersebut akan semakin berkurang. Saya mengenal beberapa teman yang meninggal dengan kondisi fisik yang sangat menderita, dengan rasa sakit yang mematikan. Mereka menolak segala macam pengobatan, mereka bahkan menjelaskan penyakitnya pada para pengunjung yang datang untuk memberikan kekuatan, simpati dan belas kasih.

Namun ketika sang pasien dapat mengatasi rasa sakit itu, yang terjadi adalah sebaliknya, sang pasienlah yang akhirnya memberikan pengunjung itu simpati, belas kasih dan kekuatan. Jadi rasa sakit bukanlah penghalang buat seseorang untuk dapat meninggal dengan damai.

Namun pada orang-orang yang tidak dapat mengatasi rasa sakitnya, obat-obatan diperlukan. Namun kita sebaiknya terlebih dahulu meningatkan toleransi terhadap rasa sakit itu dengan mengkondisikan pikiran dan mempersiapkannya menerima rasa sakit fisik tersebut. Kita dapat mengkondisikan pikiran dengan baik dan secara halus mencoba menyarankan orang tersebut bermeditasi. Kita dapat melantunkan sesuatu yang damai untuk mencoba membantu mereka menenangkan pikiran. Memberi mereka instruksi dalam melakukan meditasi.

Anda ingat seorang ibu yang hendak melahirkan yang sedang merasakan kesakitan, mereka diajarkan untuk berkonsentrasi pada nafas. Mereka mempertahankan irama nafas. Saat mereka mendorong bayi untuk keluar, mereka fokus pada nafas, pada tubuh dan pada dorongan. Kita dapat menggunakan hal tersebut untuk membantu orang yang sekarang karena kesakitan. Ibu-ibu tersebut melahirkan bayinya dengan sedikit rasa sakit karena mereka telah terlatih untuk itu. Jadi kita dapat melatih pikiran untuk menerima rasa sakit itu.

Jadi demikianlah, mengapa kita harus melatih pikiran kita. Daripada mengatasi sakit pada fisik terlebih dahulu, sebaiknya kita belajar bagaimana memperlakukan pikiran kita terlebih dahulu. Saat jasmani tenang, pikiran pun tenang, demikian pula sebaliknya. Kedua hal tersebut selalu saling berhubungan satu dengan yang lainnya.

Meditasi ditemukan jauh sebelum obat-obatan ditemukan. Namun kini orang-orang tidak lagi memperhatikan cara cara spiritual, mereka langsung memilih narkotika dan obat-obat penahan sakit yang kemungkinan besar mempunyai efek samping yang sangat berbahaya pada penderita terutama bila digunakan dalam jangka panjang. Cara-cara spiritual tidak akan menimbulkan efek samping, kalaupun ada yaitu akan meningkatkan kualitas hidup Anda, memberikan citarasa yang berbeda bagi hidup Anda. Ketika Anda melewati rasa sakit itu, semua itu akan membawa efek kedamaian.

Ketika seseorang mendekati kematian, mereka seringkali merasa sangat menyesal dan bersalah. Itulah alasan lain bagi seseorang merasa takut akan kematian. Ketika ia tahu bahwa ia akan terlahir kembali, ketika ia sadar bahwa ia telah melakukan banyak kesalahan, semua yang telah ia perbuat selama ini datang bagaikan kilatan-kilatan cahaya. Untuk itulah bagi orang yang penuh cinta kasih, ketika seseorang menjelang kematian, bantulah mereka agar meninggal dengan tenang dengan mengingatkan mereka akan hal-hal yang baik yang pernah mereka lakukan. Contohnya bagi mereka yang mempunyai anak, kita dapat mengingatkan dia betapa mereka telah berbuat banyak buat sang anak dan juga hal-hal baik lainnya yang mereka lakukan untuk orang lain. Apapun yang ia lakukan, menanam pohon, membersihkan jalan dan lainnya.

Kedua kita dapat meminta mereka untuk membayangkan objek yang penuh damai, seperti sosok Buddha. Cobalah untuk menghalangi semua pikiran-pikiran negatif. Ketiga, bila Anda mengenal para Bhikkhu atu pendeta, minta mereka datang dan memberikan ceramah. Walaupun selama ini orang tersebut benci akan ceramah tersebut, namun pada saat ini mereka akan mendengarkannya, bahkan dengan sungguh-sungguh, karena sudah tidak ada lagi yang dapat mereka lakukan.

Kematian Akhir

Anda lelah akan kematian dan kelahiran, dari waktu ke waktu, satu kehidupan ke kehidupan berikutnya. Satu kehidupan dimulai, kehidupan lainnya berakhir. Kita lelah akan semua ini. Lalu kita menginginkan kematian tanpa terlahir kembali.

Kematian akan mengakibatkan kelahiran karena adanya suatu keinginan atau hasrat untuk terlahir kembali. Selama anda memiliki hasrat tersebut, Anda akan terlahir kembali. Bila hasrat tersebut musnah, anda tidak akan terlahir kembali.

Itulah yang akan membawa kita pada tahap akhir pencerahan.

Kematian akhir adalah kematian dari orang yang telah mencapai pencerahan. Mereka mempunyai pemikiran seperti ini, “Baiklah, saya telah melakukan apa yang seharusnya saya lakukan. Tidak ada lagi yang harus saya lakukan”. Dengan pikiran seperti ini mereka dapat meninggal kapan saja. Apa yang saya lakukan sekarang mungkin sebagai pekerjaan ekstra sebagai tambahan dari pekerjaan utama saya. Pekerjaan tambahan itu adalah pelayanan kepada dunia ini.

Dalam beberapa kasus, seseorang masih berhasrat untuk terlahir kembali. Mungkin mereka ingin terlahir di tempat yang lebih baik, jika dia hidup dalam ketentraman, mempunyai seorang istri yang ideal, mungkin dia akan berpikir, “Saya ingin bersama dengan istri saya bahkan dalam kehidupan berikutnya. Saya ingin terlahir kembali dan memiliki kehidupan yang sama seperti yang saya lalui, memiliki kesamaan emosinal, kepuasan spiritual yang membuat hidup ini sangat damai. Jadi, biarkan saya memiliki hidup seperti ini lagi.” Dengan demikian tak peduli betapa mulia orang tersebut, Ia akan memiliki kehidupan yang sama lagi, karena ia masih memiliki hasrat untuk terlahir kembali.

Bagi orang yang telah tercerahkan, mereka bahkan tidak memiliki hasrat. Mereka menyadari bahwa walaupun tercipta secara mental, semua itu adalah Sankhara (Corak-corak mental, terkondisi dan tidak kekal). Apapun jenis sankhara itu, tak peduli begitu sempurnanya itu muncul, tetap adalah tidak kekal. Lebih dari itu, seorang yang telah tercerahkan menyadari bahwa kematian mereka telah berakhir, mereka tidak akan mengalami kematian lagi. Jadi inilah kematian terakhir. Tidak akan ada lagi kelahiran, tidak ada lagi kematian. Tiada ada apapun yang melampaui hal ini. Jadi itulah yang dimaksud “Kematian Akhir”.


 _/\_


emang mantep deh postingannya si kittyboy ini..
+1 ah
Life is beautiful, let's rock and roll..

Offline markosprawira

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.449
  • Reputasi: 155
Re: Kematian....
« Reply #33 on: 25 June 2009, 09:17:41 AM »
Sama seperti halnya org takut pada setan krn ditakut2in, info2 yg berasal dari paham lain walau sebenarnya belum pernah melihat setan sama sekali

Demikian juga halnya org takut akan kematian krn bnyknya info2 dari paham lain dan jarang melongok ke konsep kematian secara Buddhis

Offline Mystic

  • Teman
  • **
  • Posts: 54
  • Reputasi: 2
Re: Kematian....
« Reply #34 on: 25 June 2009, 10:34:54 AM »
_/\_ _/\_ _/\_ _/\_

mgkn terliat bodoh klo nanya gini...
Tapi cuma pgn tahu z menurut pendapat teman - teman...  ;D ;D ;D
pgn tau z kalo mati tuch sakit ga ?????????
Setelah meninggal kita kemana ?????????
Ada yang bilang waktu baru - baru meninggal rohnya masih ada di sekitar kita. Setelah 7 hari kita baru tahu bahwa kita sudah meninggal. Apa benar?????????


Maaf klo da yg salah....  ^:)^ ^:)^ ^:)^ ^:)^

maaf jg cc
klo pertanyaan cc bisa aku jawab nanti setelah aku mati, klo sekarang aku gak isa jwab ^^
heemm... intinya cc jalanin yg isa kita jalanin hari ini
srg kerjaan banyak jadi kelja kelja keljaaaaa
GOD didnt promise DAYS w/o PAIN, SUn w/o RAIN, LAUGH w/o TEARS but GOD promises STRENGTH 4 d'day LIGHT 4 d'WAY n COmFORT 4 d'TEARS

Offline johan3000

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 11.552
  • Reputasi: 219
  • Gender: Male
  • Crispy Lotus Root
Re: Kematian....
« Reply #35 on: 25 June 2009, 12:20:25 PM »
Sama seperti halnya org takut pada setan krn ditakut2in, info2 yg berasal dari paham lain walau sebenarnya belum pernah melihat setan sama sekali

Demikian juga halnya org takut akan kematian krn bnyknya info2 dari paham lain dan jarang melongok ke konsep kematian secara Buddhis

Apakah bener, sebelum kematian datang,
kita dijemput sama setan bermuka kuda ?
atau dijemput org yg hitam2 begitu ?
Nagasena : salah satu dari delapan penyebab matangnya kebijaksanaan dgn seringnya bertanya

Offline markosprawira

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.449
  • Reputasi: 155
Re: Kematian....
« Reply #36 on: 25 June 2009, 12:42:08 PM »
Sama seperti halnya org takut pada setan krn ditakut2in, info2 yg berasal dari paham lain walau sebenarnya belum pernah melihat setan sama sekali

Demikian juga halnya org takut akan kematian krn bnyknya info2 dari paham lain dan jarang melongok ke konsep kematian secara Buddhis

Apakah bener, sebelum kematian datang,
kita dijemput sama setan bermuka kuda ?
atau dijemput org yg hitam2 begitu ?


Bisa aja bro....... dalam buddhism, releksi sebelum kematian itu khan beraneka macam

Bisa bayangan kamma berat yang lampau (garuka kamma)
Bisa juga ingatan mengenai kamma yang biasa dilakukan
Bisa juga ingatan pada saat itu
Bisa juga tentang alam yang akan jadi tempat kelahiran berikutnya

Kalo setan yg jemput, yah jgn heran kalo nti akan terlahir ke alam setan juga

Tapi kalo orgnya pinter set pikiran (misal udh mencapai jhana), nti dia akan jadi jhanalabhi (mahluk jhana), dan lahir di alam brahma

Kembali tergantung dari orang yg bersangkutan, bro........

Offline markosprawira

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.449
  • Reputasi: 155
Re: Kematian....
« Reply #37 on: 25 June 2009, 12:43:31 PM »
_/\_ _/\_ _/\_ _/\_

mgkn terliat bodoh klo nanya gini...
Tapi cuma pgn tahu z menurut pendapat teman - teman...  ;D ;D ;D
pgn tau z kalo mati tuch sakit ga ?????????
Setelah meninggal kita kemana ?????????
Ada yang bilang waktu baru - baru meninggal rohnya masih ada di sekitar kita. Setelah 7 hari kita baru tahu bahwa kita sudah meninggal. Apa benar?????????


Maaf klo da yg salah....  ^:)^ ^:)^ ^:)^ ^:)^

maaf jg cc
klo pertanyaan cc bisa aku jawab nanti setelah aku mati, klo sekarang aku gak isa jwab ^^
heemm... intinya cc jalanin yg isa kita jalanin hari ini
srg kerjaan banyak jadi kelja kelja keljaaaaa

kalo secara buddhism, anda sudah pernah lahir, berarti sebelumnya anda pernah mati

Offline Mystic

  • Teman
  • **
  • Posts: 54
  • Reputasi: 2
Re: Kematian....
« Reply #38 on: 25 June 2009, 01:42:54 PM »
_/\_ _/\_ _/\_ _/\_

mgkn terliat bodoh klo nanya gini...
Tapi cuma pgn tahu z menurut pendapat teman - teman...  ;D ;D ;D
pgn tau z kalo mati tuch sakit ga ?????????
Setelah meninggal kita kemana ?????????
Ada yang bilang waktu baru - baru meninggal rohnya masih ada di sekitar kita. Setelah 7 hari kita baru tahu bahwa kita sudah meninggal. Apa benar?????????


Maaf klo da yg salah....  ^:)^ ^:)^ ^:)^ ^:)^

maaf jg cc
klo pertanyaan cc bisa aku jawab nanti setelah aku mati, klo sekarang aku gak isa jwab ^^
heemm... intinya cc jalanin yg isa kita jalanin hari ini
srg kerjaan banyak jadi kelja kelja keljaaaaa

kalo secara buddhism, anda sudah pernah lahir, berarti sebelumnya anda pernah mati
ya klo dilihat di film2nya sungo kong sebagai contoh kyk tipat kai yg lahir kembali dan mati secara terus menerus, disanakan dia dikasih minum aer pelupa
ya begitu juga dengan nasib saiya setelah saya mati dan dilahirkan kembali ya saiya di kasih minum aer pelupa jadinya kgk inget aaaaaaaaa
GOD didnt promise DAYS w/o PAIN, SUn w/o RAIN, LAUGH w/o TEARS but GOD promises STRENGTH 4 d'day LIGHT 4 d'WAY n COmFORT 4 d'TEARS