Pengembangan Buddhisme > Penerjemahan dan penulisan Teks Buddhisme

Pengindonesiaan Pali, setujukah anda?

<< < (2/6) > >>

jhendrik:
Saya tidak setuju pengindonesiaan kata-kata Pali. Akan membingungkan. Kalau mau berbahasa Indonesia sekalian saja diterjemahin jangan diindonesiakan.  _/\_

luis:
Kalau dalam bahasa Inggris, istilah Sanserkerta lebih digunakan dibandingkan istilah Pali. Dan istilah2 Sansekerta ini kemudian dibakukan menjadi bahasa Inggris. Misalnya, istilah2 seperti "bhiksu" dan "nirvana" yang berasal dari bahasa sansekerta sekarang dapat ditemukan di kamus2 bahasa Inggris. Jadi dalam penerjemahan Sutta/Sutra dan teks2 Buddhis lainnya, atau dalam karya tulis tentang Buddhisme, cukup lazim menggunakan istilah2 Sansekerta ini karena sudah dianggap baku dalam bahasa Inggris. Meskipun begitu, ada juga kelompok yang mempertahankan penggunaan bahasa Pali, misalnya dalam terjemahan Sutta ke dalam bahasa Inggris oleh Bhikkhu Bodhi.

Saya kurang tau tentang sejarah pembakuan bahasa Indonesia, apakah setiap istilah Sansekerta disepakati untuk diganti penulisannya sesuai dengan pengucapannya dalam bahasa Indonesia, yaitu wihara (untuk mengucapkan vihara) dan biksu (untuk mengucapkan bhiksu). Soalnya banyak juga istilah2 dalam bahasa Indonesia yang berakar dari bahasa Sansekerta, misalnya Pancasila dan Dharma. Bila memang kesepakatannya seperti itu dalam mekanisme pembakuan istilah bahasa Indonesia, saya rasa memang wajar apabila pembakuan istilah2 ini yang dicantumkan di Kamus Besar Bahasa Indonesia.

Saya tidak tahu apakah aturan yang sama berlaku untuk istilah2 Pali. Buat saya pribadi, saya lebih suka mengikuti konteks penerjemahan Kanon Pali ke bahasa Inggris oleh Bhikkhu Bodhi, yaitu istilah2 dibiarkan apa adanya. Alternatifnya, gunakan istilah2 Sansekerta yang sudah di-Indonesia-kan dan tetap diberikan istilah Pali nya dalam kurung. Misalnya: Nirwana (Nibbana).

Demikian pendapat saya :)

Mettacittena,
Luis

khemawati:
ga setuju ah , jadi aneh karena sudah biasa dengan tulisan pali

Lex Chan:
yang manakah tulisan Pali yang asli?

bukankah tulisan Pali asli itu kayak sandi rumput? ;D

jhendrik:
Pengindonesiaan istilah asing bermula saat Bapak Harmoko menjadi menteri penerangan. Saat itu beliau melarang penggunaan istilah asing untuk nama toko dan perusahaan sehingga ada toko roti terkenal yaitu Holland Bakery mengubah namanya menjadi Holand Bakeri. Aneh kan jadinya? Lalu apa yang terjadi dengan kemampuan berbahasa Inggris masyarakat kita?
Bagaimana dengan komunitas yang sudah terbiasa dengan istilah Pali maupun Sanskrit yang kemudian membaca istilah "Sanggha" atau "Wihara"? Pasti merasa aneh. Apa yang akan terjadi dengan kemampuan generasi muda Buddhist dalam mengenal istilah Pali atau Sanskrit yang benar? Jangan sampai mereka kira yang benar adalah Wihara bukan Vihara seperti mereka kira yang benar adalah Bakeri bukan Bakery. :'(

Navigation

[0] Message Index

[#] Next page

[*] Previous page

Go to full version