maksudnya gini bro... bagi saya rupang itu merupakan simbol dari wujud Buddha pada masa lalu, so ketika melihat rupang yang ada dibaktisala, maka rasa hormat muncul, maka tindakan namaskara juga dilakukan. bagi saya gt, namun kadang kalah, ketika kita menghormati Buddha pada saat membaca paritta, maka namaskara pada saat membaca paritta jg sebagai penghormatan, itu jg termasuk penghormatan menurut saya, namun penghormatan terbaik kepada Buddha adalah, menjalan kan sila, seperti apa yg telah diajarkan, menjalankan meditasi, dan perbanyak kabaikan. gt dhe kira kira menurut saya. mungkin beda org beda pemikiran
yg saya bold, point menarik
saya ada mau tanya.
1. Apakah harus sebuah rupang untuk menunjukan rasa hormat( yg sepertinya kepada Buddha yah?)
2. Apakah harus di bhaktisala?
3. Rasa hormat seperti apa yg dimunculkan?
karena topik yg saya pertanyakan Sejauh mana Simbolisme dalam Theravada, salah satunya adalah patung/rupang.
apakah rupang tersebut, apa yg menjadikan rupang tersebut sesuai dalam simbol Buddha di masa lalu?