[at] Liem
saya akan menceritakan pengalaman yang mungkin bisa bermanfaat bagi sdr. Liem
dulu, saya seorang guru Penjaskes di salah satu SD di Bandung.
guru wali kelas satu menceritakan kepada saya, bahwa ada salah satu siswa kelas satu, umur 7 tahun, hampir setiap hari kerasukan di dalam kelas, namanya Rio. waktu terjadinya selalu sama, yaitu pukul 9 pagi. beberapa rekan guru meminta saya untuk memeriksa dan mengobati anak tersebut.
saya mencoba memeriksa tubuh dan batin anak tersebut. tapi, saya tidak menemukan sesuatu yang janggal dari padanya, tidak pula menemukan sesuatu semacam makhluk halus. maka saya mencoba hadir setiap hari di sekolah, agar dapat melihat anak tersebut ketika sedang kerasukan. tapi anehnya, jika saya ada di sekolah, anak tersebut tidak pernah kerasukan. akhirnya, sehubung dengan kesibukan saya sendiri, masalah itu terlupakan.
ternyata kebiasaan anak tersebut kesurupan terus berlangsung hingga kelas 3. padahal, orang tuanya telah mencoba mengobati Rio ke banyak tabib, termasuk ke psikolog. proses belajar seringkali terganggu, karena Rio ngamuk-ngamuk di kelas. wali kelas 3 melaporkan hal itu kepada saya.
selama ini, saya tak benar-benar serius menangani anak tersebut, karena sepertinya pihak orang tuanya tidak begitu menginginkan anaknya sembuh. buktinya, kawan saya memberi tahu orang tuanya agar mereka minta bantuan kepada saya, tapi setelah tiga tahun berlalu orang tuanya tak pernah datang kepada saya untuk sekedar sharing tentang masalah anaknya.
tapi,...karena saya kasihan terhadap anak-anak lain yang seringkali terganggu proses belajarnya oleh Rio, maka saya mencari akal, bagaimana agar saya bisa menemukan Rio ketika dia sedang kerasukan.
jadual mengajar saya di kelas 3 adalah hari rabu. suatu ketika, pada hari selama saya mengatakan pada anak-anak kelas 3 bahwa saya tidak akan datang mengajar esok hari, karena harus mengikuti suatu acara. tapi, karena saya batal mengikuti acara tersebut, sayapun datang ke sekolah. pada waktu itulah saya menemukan Rio sedang kerasukan. semua orang ketakutan. Rio ngamuk. anak sekecil itu mampu melempar-lemparkan bangku dan kursi sekolah hingga pada terbalik.
saya segera masuk untuk melihat. dan Rio langsung mentap mata saya. itu sebagai usaha mengukur kekuatan dan menyebarkan pengaruhnya kepada saya. maka sayapun memandang matanya. dari mata saya mupun rio keluar energi yang saling mendorong. akhirnya energi dari mata rio itu terdesak, dan akhirnya energi dari saya menembus mata Rio. tunduklah si makhluk halus itu pada saya. ketika saya memanggilnya, dia nurut. dia mengikuti kemana saya pergi, walaupun berjalan merangkak dan menggeram seperti harimau.
saya melangkah menuju ke ruang kantor guru. Rio yang sedang kerasukan mengikuti saya dari belakang. dan saya memberi isyarat kepada guru wali kelas, agar melanjutkan proses belajar. di ruang guru tersebut, saya melakukan analisa terhadap Rio. saya tidak segera mengusir makhluk halus tersebut, melainkan mencoba menggali informasi sebanyak-banyak dengan cara bertanya. selain dengan bertanya, sayapun menggali informasi dengan cara deteksi energi, dan lain-lainnya.
akhirnya, saya simpulkan bahwa masalah Rio sangat kompleks. masalah utamanya tidak terletak pada Rio itu sendiri, melainkan pada ayahnya. Ayah Rio sendirilah yang telah menanamkan "siluman harimau" pada diri Rio, sebagai penjaga bagi Rio sendiri dari bahaya tindak kekerasan orang lain. Ini cukup membingungkan bagi saya. Jika saya mencabut siluman Harimau yang sudah menyatu dengan diri Rio itu, maka tentu ayahnya tidak akan suka dan bisa menuntut kepada saya. tapi kalau Rio di biarkan, tentu sangat menganggu proses belajar.
pihak sekolahpun memanggil ayah Rio terkait kasus yang dialami Rio. tapi, ayahnya tak pernah datang untuk memenuhi panggilan tersebut. akhirnya, saya membuat perjanjian dengan siluman Harimau tersebut, bahwa saya tidak akan mengusirnya, selama dia tidak merasuki Rio di dalam kelas, ngamuk-ngamuk dan mengganggu proses belajar. Jika janji tersebut dilanggar, maka saya akan mengusirnya secara paksa atau memasukannya ke dalam botol. makhluk tersebut ketakutan, dan sejak saat itu tidak berani lagi merasuk ke tubuh Rio di sekolah. tapi di rumahnya masih sering terjadi.
pernah suatu ketika, Rio keraskan lagi. tapi saya tidak melihat ada makhluk halus di dalamnya alias si Rio pura-pura kerasukan. inilah masalah kedua dari Rio. dia sudah ketagihan dengan sensasi kerasukan tersebut akibat kebiasaan yang bertahun-tahun. jadi, walaupun sudah tidak ada makhluk yang merasuk, tapi dirinya menginginkan hal itu terjadi. hal ini memang dapat dimaklumi. seperti orang yang biasa mengkonsumi narkoba, tentu akan ketagihan bila dihentikan. kerasukanpun merupakan candu yang menyebabkan seseorang ketagihan. untuk penanganan masalah yang kedua ini, diperlukan usaha psikologis dan dukungan dari lingkungan.
maka saya menyarankan kepada guru wali kelas agar tidak takut lagi kalau melihat Rio kerasukan. lanjutkan saja proses belajar, dan jangan ditanggapi. semakin ditanggapi semakin menjadi-jadi. bahkan saya membolehkan guru kelasnya untuk memarahi Rio, apabila terlihat kerasukan lagi. misalnya, "apa-apaan sih Rio, bertingkah kayak gitu? apa gak malu?" demikian pula teman-teman Rio, saya ajari untuk tidak panik dan mengabaikan saja perilaku Rio yang pura-pura kerasukan.
proses penyembuhan psikologis tersebut menampakan hasil yang luar biasa. bila Rio sudah mulai termenung, menandangkan dia hendak kerasukan (pura-pura), gurunya segera memberi bertanya jawab dengan Rio, atau mnyuruh Rio untuk tampil di depan kelas untuk mengerjakan soal-soal. terapi ini sangat berhasil.
jadi, menurut saya, banyak faktor yang menyebabkan seorang kerasukan. semua permasalahan itu harus dilihat, dan diatasi semuanya. jangan hanya menangani persoalan gaibanya saja, tapi juga perlu penganganan persoalan fisik dan psikologisnya. dan jangan pula hanya melihat persoalan psikologisnya saja. jika itu benar-benar gangguan makhluk gaib, maka seringkali upaya konsultasi dengan psikolog tidak membuahkan hasil yang memuaskan. misalnya seperti pada kasus Rio, sudah sering dibawa ke psikolog, tapi karena akar masalahnya tidak dicabut, ya Rio tidak bisa sembuh. dan terapi psikologi baru efektif setelah akar permasalahannya, yaitu hantu dari tubuh Rio dapat di taklukan.