iya pada awalnya harus ngapal kitab dulu, terus baru memahami, setelah memahami mengendapkan lalu praktek..
kalo gak salah ini namanya: citta --> shruti --> bhavana
betul kata bro menyan, Tripitaka tidak perlu dihapal [ayo apakah ada yg bisa menghapal, kecuali penjaga Dhamma dari sri lanka, jumlah Tripitaka versi Theravada sebanyak 1 lemari penuh] Dhamma tidak menuntut kita menghapal tapi memahami dan mewujudkan dalam praktek nyata, jika kita merasa cocok dengan Dhamma
justru kalo membawa bhavana disitu tidak diperlukan teori" apalagi dihapalkan step by step, itu justru menjadi penghambat [tapi jika mau memilih jalan itu juga tidak masalah, fleksible] karena ketika kita masuk dalam latihan bhavana pikiran kita akan terpaku pada teori" tersebut, bukannya ketenangan yg diperoleh tapi malah kegelisahan/kebingungan karena pikiran sibuk bekerja sendiri mencari-cari hal yg sesuai dengan teori yg dihapal.
apakah berarti jika tidak menghapal teori" tersebut berarti kita tidak dapat mempraktekan dhamma maupun bhavana ? Buddhism tidak menuntut umatnya untuk percaya dan menghapal Dhamma ajarannya, tapi pemahaman atas Dhamma jauh lebih berguna dari pada sekedar menghapal