Login with username, password and session length
0 Members and 1 Guest are viewing this topic.
Bicara tentang asli atau palsunya sebuah sutra atau sutta, saya sangat tertarik dengan sebuah artikel yang ditulis oleh Leigh Brasington tentang cara menyikapi hal demikian jika membaca berbagai kejangalan dalam sutta2 Buddhis. Ia berkata:"Read lots of suttas looking for practices the Buddha repeatedly says you should do - and then go do them. Don't worry too much about the stories, contradictions, mythology, etc. Remember the Buddha was only concerned about showing the way to end dukkha - find his instructions concerning this and follow them"Sumber: http://www.leighb.com/palisuttas.htm atau http://dhammacitta.org/forum/index.php?topic=20313.msg347717;topicseen#msg347717Menurut saya, umat Mahayanis dapat mencontoh sikap ini: Jangan ambil pusing dengan berbagai pertanyaan asli atau palsunya sebuah sutra, apalagi telah diakui secara luas oleh para master dalam Mahayana sebagai sutra yang berisi petunjuk yang benar. Jadi ikuti saja instruksinya dan jalani praktik Anda. Biarkan saja diskusi semacam ini berlangsung, keraguan dan pertanyaan demikian adalah hal yang natural, pertahankan praktik kita.
Setuju, jangan berkutat pada asli dan palsu
Kalo asli & palsu ga bole dibedakan, yg AsPal pun jd SSBS
Sometime, bahkan sy sendiri tidak memahami apa yg sy pikirkan (mungkin ini efek kosong berisi isi=kosong) Jd sy jg bingung jwbn terbaik tuk pertanyaan Bro Wang Mohon dimaklumi, logika sy tlh membingunkan sy sndr SSBS
jika kita memang tidak tau jawaban itu kita lebih memilih diam .dalam arti tidak asal memberikan jawaban yang OOT dan dapat di salah artikan oleh orang lain.
semua orang pasti memahami, tidak ada jawaban yang terbaik , bagi saya mungkin bagi member lain semua jawaban adalah baik , namun alangkah lebih baiknya , jika kita memang tidak tau jawaban itu kita lebih memilih diam .dalam arti tidak asal memberikan jawaban yang OOT dan dapat di salah artikan oleh orang lain.mari kita belajar bersama walau kita tidak bisa memberikan masukan atau apapun , tapi setidaknya akan lebih mudah bagi kita untuk memahami.
saya juga refleksi diri... kalau tidak tahu, mending diam-diam aja... daripada buat bahasa klise... buat apa ribut-in asli atau palsu...** piss bro-bro dan sis-sis
jadi maksudnya, orang yg suka mengatakan "buat apa ribut-in asli atau palsu", sebenarnya tidak tahu dan sebaiknya diam saja?
Sayang tidak semua orang mengerti dan bersikap seperti yang dianjurkan/dikatakan Bro Wang.Buta kali yah, tetapi tidak buta juga. Mungkin bukan buta pisik, tetapi buta batin, atau mata dan batin banyak kotornyanya.
kalau tidak tau ajukan pertanyaan tapi tidak asal memberikan comment. kalau ragu ya mending ikut membaca apa yang di sampaikan di sini.