//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Omnibus dubitandum , dubito ergo sum, cogito ergo sum  (Read 9999 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Omnibus dubitandum , dubito ergo sum, cogito ergo sum
« Reply #15 on: 11 June 2011, 11:09:27 AM »
 [at]  djoe

Bahkan anda tidak bisa membedakan kalimat dan posting secara keseluruhan. Yang saya katakan kalimatnya yang salah, anda malah memberi posting secara keseluruhan. Demi kebaikan anda, hentikanlah mempermalukan diri sendiri.

Offline Nevada

  • Sebelumnya: Upasaka
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.445
  • Reputasi: 234
Re: Omnibus dubitandum , dubito ergo sum, cogito ergo sum
« Reply #16 on: 11 June 2011, 11:15:37 AM »
Mendingan bahas belalai aja, master.

Offline hendrako

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.244
  • Reputasi: 60
  • Gender: Male
Re: Omnibus dubitandum , dubito ergo sum, cogito ergo sum
« Reply #17 on: 11 June 2011, 11:29:06 AM »
Gaya intellektual membaca, menganalisa dan menginterpretasikan dan mengambil kesimpulan. Orang beginikah yang dikatakan mengerti sutta?. Tidak membaca secara keseluruhan dan hanya melihat sepenggal kalimat dan mengambil kesimpulan.


Bukannya ane mau mengambil kesimpulan pada penggalan, tapi sebagai alinea pembuka saja telah menunjukkan kengawuran, gimane alinea selanjutnya............

Sekali lagi ane nanya....
Kapan Buddha mengatakan atau mengajarkan sesuatu yang mengindikasikan bahwa, "Aku berpikir maka aku ada.", sebagaimana yang dimaksud oleh R. Descartes?

Apabila pada bagian ini, yang mana merupakan alinea pembuka ternyata salah, maka penjelasan berikutnya hanyalah sampah.
Ini mah bukan intelektual namanya, menggunakan rujukan yang salah malah jadi :

    in-TELE'   -to-all.

yaa... gitu deh

Offline djoe

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 892
  • Reputasi: -13
  • Gender: Male
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Omnibus dubitandum , dubito ergo sum, cogito ergo sum
« Reply #18 on: 11 June 2011, 11:32:07 AM »
[at]  djoe

Bahkan anda tidak bisa membedakan kalimat dan posting secara keseluruhan. Yang saya katakan kalimatnya yang salah, anda malah memberi posting secara keseluruhan. Demi kebaikan anda, hentikanlah mempermalukan diri sendiri.

at Kainyn_Kutho :
;D Master jangan kehilangan kendali begitu, nanti kelihatan dungunya lho.
:)

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: Omnibus dubitandum , dubito ergo sum, cogito ergo sum
« Reply #19 on: 11 June 2011, 11:47:25 AM »
[satria]
sepertinya master tidak mampu mengikuti diskusi ini, bagaimana jika kita menurunkan level diskusi ini agar master dapat mengikuti
[/satria]

Offline Nevada

  • Sebelumnya: Upasaka
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.445
  • Reputasi: 234
Re: Omnibus dubitandum , dubito ergo sum, cogito ergo sum
« Reply #20 on: 11 June 2011, 11:49:33 AM »
Bukannya ane mau mengambil kesimpulan pada penggalan, tapi sebagai alinea pembuka saja telah menunjukkan kengawuran, gimane alinea selanjutnya............

Sekali lagi ane nanya....
Kapan Buddha mengatakan atau mengajarkan sesuatu yang mengindikasikan bahwa, "Aku berpikir maka aku ada.", sebagaimana yang dimaksud oleh R. Descartes?

Apabila pada bagian ini, yang mana merupakan alinea pembuka ternyata salah, maka penjelasan berikutnya hanyalah sampah.
Ini mah bukan intelektual namanya, menggunakan rujukan yang salah malah jadi :

    in-TELE'   -to-all.

Pernyataan tentang R. Descarter itu menggunakan taktik Argumentum ad verecundiam. Argumentum ad verecundiam adalah Argument from Authority; menggunakan kata-kata "para ahli" atau membawa-bawa otoritas sebagai dasar dari argumen daripada menggunakan kesimpulan logis dan fakta untuk men-support argumen itu.

Spoiler: ShowHide
Bila pernyataan tentang R. Descartes itu memberikan sebuah testimoni dari seorang ahli (Sang Buddha), lihat apakah dilengkapi dengan alasan yang logis dan masuk akal, serta hati-hati terhadap keotentikan sumber dan evidence di belakangnya.

Courtesy

Offline wang ai lie

  • Sebelumnya: anggia.gunawan
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.204
  • Reputasi: 72
  • Gender: Male
  • Terpujilah Sang Bhagava,Guru para Dewa dan Manusia
Re: Omnibus dubitandum , dubito ergo sum, cogito ergo sum
« Reply #21 on: 11 June 2011, 11:55:19 AM »
[jiplak]jawaban akan saya beri setelah sumber memberikan jawaban kepada saya (master) , ingat praktek, tinta di atas kertas dan bla bla [/jiplak]
Namo Mahakarunikaya Avalokitesvaraya, Semoga dengan cepat saya mengetahui semua ajaran Dharma,berada dalam perahu Prajna,mencapai Sila, Samadhi, dan Prajna,berada dalam kediaman tanpa perbuatan,bersatu dengan Tubuh Agung Dharma

Offline hendrako

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.244
  • Reputasi: 60
  • Gender: Male
Re: Omnibus dubitandum , dubito ergo sum, cogito ergo sum
« Reply #22 on: 11 June 2011, 11:58:17 AM »
Pernyataan tentang R. Descarter itu menggunakan taktik Argumentum ad verecundiam. Argumentum ad verecundiam adalah Argument from Authority; menggunakan kata-kata "para ahli" atau membawa-bawa otoritas sebagai dasar dari argumen daripada menggunakan kesimpulan logis dan fakta untuk men-support argumen itu.

Spoiler: ShowHide
Bila pernyataan tentang R. Descartes itu memberikan sebuah testimoni dari seorang ahli (Sang Buddha), lihat apakah dilengkapi dengan alasan yang logis dan masuk akal, serta hati-hati terhadap keotentikan sumber dan evidence di belakangnya.

Courtesy


Pada kasus ini, pendapat ane si penulis tidak belajar Buddhism secara serius, tapi hanya menggunakan kedok Buddhism dengan harapan orang yg beragama Buddha bisa menerima pemikirannya. Ane ga tau apakah penulisnya ada hubungan dengan mmd, karena ada benang merah antara keduanya, minimal ada 2 poin yaitu:

1. menerima konsep "cogito ergo sum" sebagai kebenaran. (Rene Descartes)
2. anti institusi keagamaan, kitab suci dan tradisi. (gema J. krisnamurti)
yaa... gitu deh

Offline Nevada

  • Sebelumnya: Upasaka
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.445
  • Reputasi: 234
Re: Omnibus dubitandum , dubito ergo sum, cogito ergo sum
« Reply #23 on: 11 June 2011, 12:03:37 PM »
Pada kasus ini, pendapat ane si penulis tidak belajar Buddhism secara serius, tapi hanya menggunakan kedok Buddhism dengan harapan orang yg beragama Buddha bisa menerima pemikirannya. Ane ga tau apakah penulisnya ada hubungan dengan mmd, karena ada benang merah antara keduanya, minimal ada 2 poin yaitu:

1. menerima konsep "cogito ergo sum" sebagai kebenaran. (Rene Descartes)
2. anti institusi keagamaan, kitab suci dan tradisi. (gema J. krisnamurti)

Kalau saya justru melihat penulis sebagai seseorang yang sedang mabuk agama dan filsafat; kemudian menuangkan falsafahnya dengan mengutip beberapa referensi untuk melahirkan pandangannya sendiri.

Offline hendrako

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.244
  • Reputasi: 60
  • Gender: Male
Re: Omnibus dubitandum , dubito ergo sum, cogito ergo sum
« Reply #24 on: 11 June 2011, 12:19:49 PM »
Kalau saya justru melihat penulis sebagai seseorang yang sedang mabuk agama dan filsafat; kemudian menuangkan falsafahnya dengan mengutip beberapa referensi untuk melahirkan pandangannya sendiri.

Ane juga (semoga hanya dulu) begitu...... :hammer:
yaa... gitu deh

Offline Nevada

  • Sebelumnya: Upasaka
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.445
  • Reputasi: 234
Re: Omnibus dubitandum , dubito ergo sum, cogito ergo sum
« Reply #25 on: 11 June 2011, 12:24:38 PM »
Ane juga (semoga hanya dulu) begitu...... :hammer:

It's OK, Bro. Yang penting jangan mabuk lagi. ;D

Offline hendrako

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.244
  • Reputasi: 60
  • Gender: Male
Re: Omnibus dubitandum , dubito ergo sum, cogito ergo sum
« Reply #26 on: 11 June 2011, 12:38:33 PM »
It's OK, Bro. Yang penting jangan mabuk lagi. ;D

Mabok si nggak, malah ane anti-agama waktu itu, terpengaruh ama F. Nietszche, bahwa tidak ada kebenaran. (will to power)...  :))
yaa... gitu deh

Offline icykalimu

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 121
  • Reputasi: 4
  • Gender: Male
  • from zero to hero
Re: Omnibus dubitandum , dubito ergo sum, cogito ergo sum
« Reply #27 on: 01 July 2011, 06:42:48 PM »
Mungkin maksudnya ini:

1. (1) Pikiran adalah pelopor dari segala sesuatu, pikiran adalah pemimpin, pikiran adalah pembentuk. Bila seseorang berbicara atau berbuat dengan pikiran jahat, maka penderitaan akan mengikutinya, bagaikan roda pedati mengikuti langkah kaki lembu yang menariknya.

2. (2) Pikiran adalah pelopor dari segala sesuatu, pikiran adalah pemimpin, pikiran adalah pembentuk. Bila seseorang berbicara atau berbuat dengan pikiran murni, maka kebahagiaan akan mengikutinya, bagaikan bayang-bayang yang tak pernah meninggalkan bendanya.

tapi artinya beda
...

Offline hendrako

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.244
  • Reputasi: 60
  • Gender: Male
Re: Omnibus dubitandum , dubito ergo sum, cogito ergo sum
« Reply #28 on: 02 July 2011, 11:38:17 AM »
Mungkin maksudnya ini:

1. (1) Pikiran adalah pelopor dari segala sesuatu, pikiran adalah pemimpin, pikiran adalah pembentuk. Bila seseorang berbicara atau berbuat dengan pikiran jahat, maka penderitaan akan mengikutinya, bagaikan roda pedati mengikuti langkah kaki lembu yang menariknya.

2. (2) Pikiran adalah pelopor dari segala sesuatu, pikiran adalah pemimpin, pikiran adalah pembentuk. Bila seseorang berbicara atau berbuat dengan pikiran murni, maka kebahagiaan akan mengikutinya, bagaikan bayang-bayang yang tak pernah meninggalkan bendanya.

tapi artinya beda

Arti bedanya gimana bro? bisa dijelaskan? thanks sebelumnya.
yaa... gitu deh