//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Ketenangan Sebagai Suatu Masalah  (Read 55177 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline Riky_dave

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.229
  • Reputasi: -14
  • Gender: Male
Re: Ketenangan Sebagai Suatu Masalah
« Reply #60 on: 20 March 2010, 10:00:11 AM »
Deva oh Deva kenapa perkataan engkau tidak selaras ???Apakah ini ciri seseorang yang telah menembus 4jhana yang terdiri dari 8 pencapaian??

Sungguh aneh bagi saya... :)
Langkah pertama adalah langkah yg terakhir...

Offline Riky_dave

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.229
  • Reputasi: -14
  • Gender: Male
Re: Ketenangan Sebagai Suatu Masalah
« Reply #61 on: 20 March 2010, 10:23:24 AM »
Deva oh Deva kenapa perkataan engkau tidak selaras ???Apakah ini ciri seseorang yang telah menembus 4jhana yang terdiri dari 8 pencapaian??

Sungguh aneh bagi saya... :)

alasan saya menulis itu adalah berdasarkan tulisan anda berikut ini :


Quote from: Roky
justru saya sangat mengharapkan banyak pertentangan diantara kita,kalau semuanya sama itu kurang ada manfaatnya,justru mau sama mau tidak sama,keluarkan semua pendapat dan pengalaman anda,itu baru berguna dan sharing namanya..jangan mau enaknya aja,tidak enaknya hajar aja.

ya, lalu ujung-ujungnya saya akan ditegur oleh moderator dan diban.ah, tak perlu dibahas terlalu jauh. intinya, silahkan anda gunakan metoda diskusi yang anda bisa, dan saya akan menggunakan metoda diskusi yang sya bisa, sesuai dengan pengetahuan dan kterampilan yang kita miliki masing-masing. betul enggak?

 [at] Global Moderator,Moderator,Sumedho
Yang dibold itu,tolong dijelaskan buat kalian yang berwenang disini..Emangnya benar ya,kalau diskusi saja bisa di ban?apalagi diskusi soal "pengalaman" pribadi?Biar kita disini semuanya jelas,dan tidak ada kesalahan dalam penggunaan wewenang...Terima Kasih..


Quote
jika anda ingin mengangkat lebih banyak perbedaan dan lebih banyak menggunakan fallacy-falalcy dalam diskusi, ok silahkan. itu pilhan anda. ya kan? jika saya ingin mengangkat persamaan-persamaan, ketika terasa oleh saya anda mulai bnayak menggunakan fallacy sebagai bentuk dari "ktidak sukaan terahdap saya", maka itu juga merupakan metoda diskusi pilihan saya. tul gak? jadi, saya berusaha menajga agar suasana diskusi tetap sehat, tidak terlalu panas dan tidak terlalu dingin. ok?
Anda mau bersikap "menghakimi" ya?atas dasar apa anda menulis seperti itu?ketidaksukaan saya terhadap anda?yang benar saya perbaiki adalah "kesukaan" saya terhadap anda,dan kekritisan saya terhadap anda.. :)

Tolong jangan lupakan kata2 anda sendiri berikut ini[boleh saja orang percaya anda telah mencapai Jhana,tetapi untuk saya tidak.. :)] :


Quote
bila anda dapat menjelaskan kebenaran-kebenaran dengna jelas, tanpa spekulasi, tanpa menduga-duga dan tanpa prasangka, itu namanya membantu saya dengan baik.

saya tidak tahu, apakah anda sedang bertanya, ataukah anda sedang menuduh. tapi, anggaplah anda bertanya, karena itu yang lebih baik.

bagaimana anda dapat memilih spekulasi dalam diskusi, sedangkan saya telah belajar dari agama budha bahwa kita seharusnya meninggalkan spekulasi. ini adalah bagian dari ajaran sang budha.

jika anda mengutip kata-kata dari sebuah buku dan anda menyebutkan bahwa itu adlaah dari sebuah buku, bukan kebenaran yang anda lihat secara langsung, dan itu adalah kebenaran yang harus digali secara langsung (ehipasiko), tidak menganggap benar sesuatu sebagai benar hanya karena sesuatu itu tertulis di dalam buku, maka anda tidak sedang berspekulasi.

anda disebut berspekulasi bila anda menyatakan suatu pendapat, tanpa suatu kejelasan asal-usulnya, sehingga tidak jelas apakah itu kebenaran yang dilihat langsung atau yang dikatakan orang. jadi, silahkan di sharing apa yang anda baca dan apa yang anda dengar dari para ahli meditasi tsb.

janganlah kita terkurung di dalam kata-kata. tetapi, kita harus melihat kepada makna dibalik kata-kata tersebut. bisa jadi, kita membuat pernyataan yang bertentangan pada lahirnya, tetapi hakikatnya tidak bertentangan. sang budha mengatakan bahwa yang menjadi sumber dari perselisihan para cendikian adalah "keterikatan pada konsepsi". jadi, sesuatu tidak harus dikatakan dengan cara yang sama.

Quote from: Riky
"meninggalkan spekulasi" saya mengartikannya melihat sebagaimana adanya..

tepat, itulah yang dsebut meninggalkan spekulasi. jadi, masihkah anda tidak sanggup meninggalkan spekulasi dalam diskusi?

asumsi bukanlah spekulasi, jika asumsi tersebut dipandang sebagai asumsi saja, berati orang itu melihat apa adanya, tul enggak.

jadi kesimpulan saya,sudahkah anda sendiri meninggalkan "spekulasi" anda terhadap diri saya dan menganggap diri saya tidak suka kepada anda? :)

Anumodana _/\_
Langkah pertama adalah langkah yg terakhir...

Offline Kelana

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.225
  • Reputasi: 142
Re: Ketenangan Sebagai Suatu Masalah
« Reply #62 on: 20 March 2010, 10:40:16 AM »
Jika kisah yang Sdr. Deva19 utarakan adalah benar, dan pertanyaannya mengapa demikian, maka jawabannya simple yaitu anda kurang berlatih Sila (kemoralan) dan mungkin tujuan anda untuk bermeditasi adalah salah (sebagai pelarian, seperti Sdr. hatred sampaikan). Sila, Samadhi (meditasi), dan Panna adalah 3 hal yang saling menunjang.

Tetapi jika pertanyaannya adalah apakah yang anda alami adalah jhana, maka jawabannya ada 2, yaitu menurut pengalaman dan menurut teori.

Menurut pengalaman, saya menunggu jawaban anda terhadap pertanyaan Sdr. Fabian. Dan saya bukan ahlinya.

Menurut teori, saya yakin anda belum menembus jhana (apalagi ke-4), baik itu berdasarkan teori yang ada dalam Buddhism, ataupun berdasarkan teori yang anda buat sendiri.

Menurut Buddhistik, mereka yang menembus jhana ke-4 memiliki moral yang tinggi. Byapada, yaitu keinginan jahat atau itikad jahat / dendam sudah teratasi. Masih adakah keinginan atau itikad jahat dalam diri anda? Silahkan diobservasi sendiri secara jujur dimulai misalnya dari tujuan anda membuat posting ini, dari tujuan anda masuk ke forum ini, dari tujuan anda bekerja, dari tujuan anda bermeditasi, dst.

Menurut teori Anda (teori “Cahaya”), anda mengatakan kekuatan jhana disebut dengan “cahaya”. Jika anda sudah menembus jhana ke-4 seharusnya anda sudah sekaliber para nabi dan para orang bijaksana yang memiliki “cahaya” yang salah satu kemampuannya adalah “bahasa cahaya”. Namun dari kisah yang anda sampaikan dimana anda justru berani melakukan perbuatan buruk dan tidak takut terhadap akibat perbuatan buruk, ini menandakan anda belum memiliki sifat para nabi dan para bijaksana, anda belum memiliki apa yang anda sebut “cahaya”. Ini dari teori yang anda ciptakan sendiri untuk menggambarkan apa itu jhana, kecuali konsentrasi anda tidak kuat sehingga lupa dengan teori anda sendiri.

Demikianlah Sdr. Deva19, dari kedua teori inilah saya katakan , anda belum mencapai jhana ke-4.
« Last Edit: 20 March 2010, 10:43:01 AM by Kelana »
GKBU
 
_/\_ suvatthi hotu


- finire -

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Ketenangan Sebagai Suatu Masalah
« Reply #63 on: 20 March 2010, 11:06:26 AM »
Deva oh Deva kenapa perkataan engkau tidak selaras ???Apakah ini ciri seseorang yang telah menembus 4jhana yang terdiri dari 8 pencapaian??

Sungguh aneh bagi saya... :)

alasan saya menulis itu adalah berdasarkan tulisan anda berikut ini :


Quote from: Roky
justru saya sangat mengharapkan banyak pertentangan diantara kita,kalau semuanya sama itu kurang ada manfaatnya,justru mau sama mau tidak sama,keluarkan semua pendapat dan pengalaman anda,itu baru berguna dan sharing namanya..jangan mau enaknya aja,tidak enaknya hajar aja.

ya, lalu ujung-ujungnya saya akan ditegur oleh moderator dan diban.ah, tak perlu dibahas terlalu jauh. intinya, silahkan anda gunakan metoda diskusi yang anda bisa, dan saya akan menggunakan metoda diskusi yang sya bisa, sesuai dengan pengetahuan dan kterampilan yang kita miliki masing-masing. betul enggak?

 [at] Global Moderator,Moderator,Sumedho
Yang dibold itu,tolong dijelaskan buat kalian yang berwenang disini..Emangnya benar ya,kalau diskusi saja bisa di ban?apalagi diskusi soal "pengalaman" pribadi?Biar kita disini semuanya jelas,dan tidak ada kesalahan dalam penggunaan wewenang...Terima Kasih..
Saya rasa bisa di-banned kalau:
1. Dalam diskusi berusaha menggantikan ajaran Buddha Gotama. e.g.:
-Buddha Gotama: pembunuhan tidak boleh
-Banned "Buddha": menurut Para Buddha, pembunuhan ada yang boleh, ada yang tidak
Alasan di-banned: cukup 1 Ajaran Buddha saja

2. Pengalaman pribadinya terlalu pribadi (=tidak ada yang mengerti) dan dibawa pada inverse ad hominem. e.g.: menggunakan kalimat seperti "Kalian bodoh maka tidak mengerti logika saya yang sudah menembus 15 jhana dan berstatus profesor Honoris Causa di bidang logika!" ketika memang tidak ada seorang pun yang mengerti.
Alasan di-banned: terlalu pintar. Lebih baik cari level universitas, jangan level SD seperti di DC.



Menurut Buddhistik, mereka yang menembus jhana ke-4 memiliki moral yang tinggi. Byapada, yaitu keinginan jahat atau itikad jahat / dendam sudah teratasi. Masih adakah keinginan atau itikad jahat dalam diri anda? Silahkan diobservasi sendiri secara jujur dimulai misalnya dari tujuan anda membuat posting ini, dari tujuan anda masuk ke forum ini, dari tujuan anda bekerja, dari tujuan anda bermeditasi, dst.

Tambahan saja, byapada sudah hilang pada jhana I dengan munculnya Piti, apalagi di Jhana IV.

Offline Riky_dave

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.229
  • Reputasi: -14
  • Gender: Male
Re: Ketenangan Sebagai Suatu Masalah
« Reply #64 on: 20 March 2010, 11:14:47 AM »
Quote
Saya rasa bisa di-banned kalau:
1. Dalam diskusi berusaha menggantikan ajaran Buddha Gotama. e.g.:
-Buddha Gotama: pembunuhan tidak boleh
-Banned "Buddha": menurut Para Buddha, pembunuhan ada yang boleh, ada yang tidak
Alasan di-banned: cukup 1 Ajaran Buddha saja

Saya tidak paham maksudnya apa yang ini?

Quote
2. Pengalaman pribadinya terlalu pribadi (=tidak ada yang mengerti) dan dibawa pada inverse ad hominem. e.g.: menggunakan kalimat seperti "Kalian bodoh maka tidak mengerti logika saya yang sudah menembus 15 jhana dan berstatus profesor Honoris Causa di bidang logika!" ketika memang tidak ada seorang pun yang mengerti.
Alasan di-banned: terlalu pintar. Lebih baik cari level universitas, jangan level SD seperti di DC.

yang ini juga kurang jelas..multitafisir.. :)

Anumodana _/\_
Langkah pertama adalah langkah yg terakhir...

Offline hendrako

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.244
  • Reputasi: 60
  • Gender: Male
Re: Ketenangan Sebagai Suatu Masalah
« Reply #65 on: 20 March 2010, 12:02:08 PM »
Quote from: peace
Jika memang anda benar2 tahu bahwa sila mendukung pencapaian jhana, pertanyaannya adalh mengapa anda justru merasa berani berbuat jahat dan tidak takut akan perbuatan jahat. Setelah jhana didapat melalui praktik moralitas, apakah kemudian jhana justru menimbulkn hancurnya moralitas karena seperti apa yang anda alami bahwa anda justru berani berbuat jahat? Mungkin ini bukan pertanyaan saya saja, tapi akan menjadi pertanyaan para pembaca juga.

begini....
moralitas mendukung jhana. tanpa moralitas jhana sangat sulit untuk dicapai, karena konsentrasi tidak memiliki landasannya. tetapi moralitas bukan satu-satunya landasan bagi konsentrasi. dan sang budha tidak pernah mengatakan bahwa moralitas merupakan satu-satunya landasan dari jhana. orang-orang jhanat dengan berlandasakan kepada viriya dapat mengembangkan kekuatan konsentrasi hingga mencapai jhana-jhana.

pada saat jhana tercapai, tentu saja di situ tidak ada kekotoran di dalam batin. bukan dalam arti benar-benar tidak ada, tetapi kekotran hanya mengendap karena tertekan oleh kkeuatan konsntrasi. tetapi, jhana itu bukanlah ssuatu yang kekal, dan batin sseorang tidak dapat terus menerus berada di dalamnya. ketika dia keluar dari jhana, kekotoran yang tadi mengendap di dalam batinnya dapat muncul lagi kepermukaan. dengan demikian, dia menempuh jalan yang menurun, bukan naik ke tingkat jhana selanjutnya. pada saat penurunan inilah kejahatan dapat muncul disertai dengan pengaruh dari kekuata-kekuatan jhana yang masih berbekas di dalam dirinya.

seandianya, dulu, ia menjalankan praktik moralitas dan menjadikan moralitas tersebut landasan bagi jhana yang dicapainya, maka karena kehendak bebas yang dimilikinya, stelah pencapaian jhana sseorang dapat berbalik arah dengan meninggalkan moralitas dan berbuat jahat, serta menggunakan kkuatan jhana-jhana untuk mendukung kejahatannya.

Kelihatannya TS sudah mengetahui jawaban atas kebingungannya sendiri, bahwa...

Pencapaian Jhana (saja) tidak dapat membebaskan atau mengikis kekotoran batin.
Ajahn Chah mengilustrasikannya dengan batu yang menutupi rumput. Selama batu menutupi rumput (saat berdiam di dalam ketenangan), rumput tidak dapat tumbuh. Namun apabila batu yang menutupi rumput diangkat (keluar dari ketenangan) maka rumput (kekotoran batin) akan tumbuh kembali.

Seseorang yg telah mencapai tingkat konsentrasi tinggi masih sangat mungkin melakukan perbuatan buruk.
Saya teringat suatu kisah pada saat Bodhisatva merupakan seorang pertapa dengan kemampuan konsentrasi yang tinggi hingga mempunyai kesaktian seperti dapat terbang di angkasa. Namun sang pertapa masih tidak dapat mengontrol hawa nafsunya. Pada suatu kesempatan beliau tidak dapat menahan diri untuk melakukan hasratnya dengan seorang permaisuri yg secara tidak sengaja pakaiannya tersingkap oleh kebasan angin dari jubah pertapa pada saat mendarat dari angkasa untuk menerima dana makanan dari sang permaisuri di istananya.

Menjadi berani melakukan perbuatan buruk ...... saya rasa bukan efek dari ketenangan....melainkan kegelapan/kebodohan batin (termasuk keserakahan dan kebencian di dalamnya). Bisa jadi seseorang mendapatkan kesaktian akibat pencapai konsentrasi yang tinggi. Namun dikarenakan kurangnya kebijaksanaan, dan kuatnya kekotoran batin serta lingkungan yg mendukung hal tersebut akibat kamma lampau maka akan dapat membawa akibat yang sangat merugikan.

Inilah salah satu bahaya berlatih meditasi ketenangan tanpa landasan kebijaksanaan, kehadiran seorang guru yang baik adalah salah satu jalan agar tidak tersesat. Karena forum ini ada dalam lingkup Buddhis, saya sarankan untuk meminta nasehat dan petunjuk pada Bhikku yang ada di sekitar anda tinggal (tanpa maksud mengecilkan saran dan petunjuk dari para member disini tentunya).


yaa... gitu deh

Offline johan3000

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 11.552
  • Reputasi: 219
  • Gender: Male
  • Crispy Lotus Root
Re: Ketenangan Sebagai Suatu Masalah
« Reply #66 on: 20 March 2010, 01:44:17 PM »
Quote from: peace
Jika memang anda benar2 tahu bahwa sila mendukung pencapaian jhana, pertanyaannya adalh mengapa anda justru merasa berani berbuat jahat dan tidak takut akan perbuatan jahat. Setelah jhana didapat melalui praktik moralitas, apakah kemudian jhana justru menimbulkn hancurnya moralitas karena seperti apa yang anda alami bahwa anda justru berani berbuat jahat? Mungkin ini bukan pertanyaan saya saja, tapi akan menjadi pertanyaan para pembaca juga.

begini....
moralitas mendukung jhana. tanpa moralitas jhana sangat sulit untuk dicapai, karena konsentrasi tidak memiliki landasannya. tetapi moralitas bukan satu-satunya landasan bagi konsentrasi. dan sang budha tidak pernah mengatakan bahwa moralitas merupakan satu-satunya landasan dari jhana. orang-orang jhanat dengan berlandasakan kepada viriya dapat mengembangkan kekuatan konsentrasi hingga mencapai jhana-jhana.

pada saat jhana tercapai, tentu saja di situ tidak ada kekotoran di dalam batin. bukan dalam arti benar-benar tidak ada, tetapi kekotran hanya mengendap karena tertekan oleh kkeuatan konsntrasi. tetapi, jhana itu bukanlah ssuatu yang kekal, dan batin sseorang tidak dapat terus menerus berada di dalamnya. ketika dia keluar dari jhana, kekotoran yang tadi mengendap di dalam batinnya dapat muncul lagi kepermukaan. dengan demikian, dia menempuh jalan yang menurun, bukan naik ke tingkat jhana selanjutnya. pada saat penurunan inilah kejahatan dapat muncul disertai dengan pengaruh dari kekuata-kekuatan jhana yang masih berbekas di dalam dirinya.

seandianya, dulu, ia menjalankan praktik moralitas dan menjadikan moralitas tersebut landasan bagi jhana yang dicapainya, maka karena kehendak bebas yang dimilikinya, stelah pencapaian jhana sseorang dapat berbalik arah dengan meninggalkan moralitas dan berbuat jahat, serta menggunakan kkuatan jhana-jhana untuk mendukung kejahatannya.

Kelihatannya TS sudah mengetahui jawaban atas kebingungannya sendiri, bahwa...

Pencapaian Jhana (saja) tidak dapat membebaskan atau mengikis kekotoran batin.
Ajahn Chah mengilustrasikannya dengan batu yang menutupi rumput. Selama batu menutupi rumput (saat berdiam di dalam ketenangan), rumput tidak dapat tumbuh. Namun apabila batu yang menutupi rumput diangkat (keluar dari ketenangan) maka rumput (kekotoran batin) akan tumbuh kembali.

Seseorang yg telah mencapai tingkat konsentrasi tinggi masih sangat mungkin melakukan perbuatan buruk.
Saya teringat suatu kisah pada saat Bodhisatva merupakan seorang pertapa dengan kemampuan konsentrasi yang tinggi hingga mempunyai kesaktian seperti dapat terbang di angkasa. Namun sang pertapa masih tidak dapat mengontrol hawa nafsunya. Pada suatu kesempatan beliau tidak dapat menahan diri untuk melakukan hasratnya dengan seorang permaisuri yg secara tidak sengaja pakaiannya tersingkap oleh kebasan angin dari jubah pertapa pada saat mendarat dari angkasa untuk menerima dana makanan dari sang permaisuri di istananya.

Menjadi berani melakukan perbuatan buruk ...... saya rasa bukan efek dari ketenangan....melainkan kegelapan/kebodohan batin (termasuk keserakahan dan kebencian di dalamnya). Bisa jadi seseorang mendapatkan kesaktian akibat pencapai konsentrasi yang tinggi. Namun dikarenakan kurangnya kebijaksanaan, dan kuatnya kekotoran batin serta lingkungan yg mendukung hal tersebut akibat kamma lampau maka akan dapat membawa akibat yang sangat merugikan.

Inilah salah satu bahaya berlatih meditasi ketenangan tanpa landasan kebijaksanaan, kehadiran seorang guru yang baik adalah salah satu jalan agar tidak tersesat. Karena forum ini ada dalam lingkup Buddhis, saya sarankan untuk meminta nasehat dan petunjuk pada Bhikku yang ada di sekitar anda tinggal (tanpa maksud mengecilkan saran dan petunjuk dari para member disini tentunya).


Saya teringat suatu kisah pada saat Bodhisatva merupakan seorang pertapa dengan kemampuan konsentrasi yang tinggi hingga mempunyai kesaktian seperti dapat terbang di angkasa. Namun sang pertapa masih tidak dapat mengontrol hawa nafsunya. Pada suatu kesempatan beliau tidak dapat menahan diri untuk melakukan hasratnya dengan seorang permaisuri yg secara tidak sengaja pakaiannya tersingkap

Boleh tanya, kalau "kesempatan" tsb terjadi pada diri gw, dan bisa cuma lirik2 sambil senyum aja... apakah gw itu udah gak jauh dari Bodhisatva (maksudnya tingkat kesujuan lho) ?

Boleh tau kenapa dia gak bisa mengontrol dirinya? ya?...

 _/\_ :))
Nagasena : salah satu dari delapan penyebab matangnya kebijaksanaan dgn seringnya bertanya

Offline Deva19

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 821
  • Reputasi: 1
Re: Ketenangan Sebagai Suatu Masalah
« Reply #67 on: 20 March 2010, 05:43:45 PM »
maaf teman-teman,

saya kira diskusinya harus diluruskan.

saya tidak membuka diskusi ini untuk mengidentifikasi apakah saya telah dapat menembus jhana ke 4 ataukah tidak, apakah saya seorang arahat ataukah seroang iblis, apakah saya seorang pengkhayal ataukah seorang yang realistis

dan saya juga tidak bermaksud untuk mengarahkan anda untuk mempercayai bahwa saya seorang arahat, seorang yang telah tembus hingga jhana ke 4. tentu saja, anda semua boleh menyatakan ketidak percayaan anda akan pernyataan-pernyataan saya yang menyatakan diri saya telah tembus ke jhana ke 4. tapi cukuplah sampai di situ, tidak usah diperpanjang lagi, supaya tidak menyimpang jauh dari maksud thread.

sekali lagi, saya rumuskan permasalahannya.

"ketenangan bisa merupakan sebuah masalah dalam kehidupan". benarkah ini? kemudian kemukakan argumen-argumen anda.

jika benar ketenangan bisa menjadi sebuah masalah, maka yang perlu didiskusikan selanjutnya adalah "ketenangan seerti apa yang bisa menjadi masalah". dan "bagaimana cara mengatasinya".

mengomentrasi pribadi saya terlalu jauh, tidaklah relevan. itu namanya personal attack. cukuplah komentarsi pribadi saya seperlunya saja, tapi kalau anda au menyelidiki dan membuktikan kebenaran bahwa diri saya belumlah seorang yang tembus ke jhana ke 4, maka ada baiknya anda buat tread tersendiri mengenai itu, misalnya dengan judul "analisis pengalaman spiritual deva19", dll. lalu anda undang saya ke situ, nanti saya akan mendiskusikannya di sana.

bagaimana tuan-tuan?

Offline johan3000

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 11.552
  • Reputasi: 219
  • Gender: Male
  • Crispy Lotus Root
Re: Ketenangan Sebagai Suatu Masalah
« Reply #68 on: 20 March 2010, 06:00:36 PM »
IMHO, ketenangan bisa menjadi masalah dalam kehidupan...

kalau cewek cantik tsb (rambut panjang) tapi tidak bisa bersuara,
ketawa, ataupun cekikikan....

tentu itu bermasalah besar.... sory bukan mau OOT, tapi itulah kenyataan
tergantung sudut pandang mana yg dilihat....

Pompa air listrik didepan rumahku bila sewaktu dioperasikan TIDAK BERISIK (baca ketenangan),
maka sulit bagi saya untuk mengetahui bahwa orang rumah sedang pakai air,
ataupun ada keran air yg belum ditutup sehingga pompa air tsb ter jalan (bersuara)....

jadi sebagian hidupku pun bermasalah dengan KETENGANGAN....

(bagaiman mana menikmatin suara manja seseorang bila itu KETENANGAN ?)

mohon dikoreksi kalau pemikiran gw salah....
Nagasena : salah satu dari delapan penyebab matangnya kebijaksanaan dgn seringnya bertanya

Offline g.citra

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.372
  • Reputasi: 31
  • Gender: Male
  • Hidup adalah Belajar, Belajar adalah Hidup
Re: Ketenangan Sebagai Suatu Masalah
« Reply #69 on: 20 March 2010, 06:48:31 PM »
Ikut kasih pendapat ...

Quote
"ketenangan bisa merupakan sebuah masalah dalam kehidupan". benarkah ini? kemudian kemukakan argumen-argumen anda.

Penilaian tentang hal ini sangat bergantung dan tidak mutlak, karena 'ketenangan' hanya sebuah kondisi yang masih akan terkondisi oleh faktor-faktor lain ...

Kalau ketenangan itu dialami oleh 'diri' sendiri, sepanjang ketenangan itu 'tidak terganggu' oleh bentuk pikiran lain yang timbul (misal: penilaian benar/salah dari kondisi itu serta akibat-akibatnya), itu tak jadi masalah ... Sebaliknya, kalau sudah muncul bentuk-bentuk pikiran lain (seperti contoh diatas), maka itu akan menjadi masalah ...

Sekedar saran, kalau ketenangan itu telah 'berubah bentuk' menjadi sebuah kegelisahan, itu harus dipahami, bahwa segala sesuatu yang berkondisi tidak akan pernah tetap (kekal) bersifat berubah-ubah (anicca) ... Ketenangan itu hanyalah kondisi yang dipertahankan dan akan berubah seiring dengan timbulnya bentuk-bentuk pikiran lain ...

Dengan demikian, akan ada kemungkinan untuk keluar dari ketenangan itu (tidak melekat pada kondisi) dengan mengerti secara jelas perubahan-perubahan ini dengan apa adanya ...

Quote
jika benar ketenangan bisa menjadi sebuah masalah, maka yang perlu didiskusikan selanjutnya adalah "ketenangan seerti apa yang bisa menjadi masalah". dan "bagaimana cara mengatasinya".

Kalau ketenangan yang anda maksud bukan sebatas internal (hanya sebatas berkata-kata), memang ketenangan bisa menimbulkan penilaian 'ganjil' seperti ketenangan yang 'tidak berada pada tempatnya'  ... Sebagai contoh: Bagaimana kalau ketenangan (suasana tenang) itu terjadi dipasar tradisional ...

salam,

Offline kullatiro

  • Sebelumnya: Daimond
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.155
  • Reputasi: 97
  • Gender: Male
  • Ehmm, Selamat mencapai Nibbana
Re: Ketenangan Sebagai Suatu Masalah
« Reply #70 on: 20 March 2010, 07:11:07 PM »
ketenangan macam apa? mungkin pertanyaan yang lebih tepat. banyak kondisi ketenangan dalam pikiran.

semestinya lebih tepat mungkin kejernihan melihat sesuatu dan tidak terguncang ketika mengalaminya dan mampu mengerjakan atau memperbaiki  satu persatu permasalahan yang ada dengan tehnik tehnik yang telah anda pelajari dan kembangkan kemudian dalam diri anda. dan hal ini kadang tergantung kamma baik anda.

kondisi ketenangan hanya lah sebuah tangga yang harus dipijak oleh kaki anda menujuk tangga berikutnya.

Offline wen78

  • Sebelumnya: osin
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.014
  • Reputasi: 57
  • Gender: Male
Re: Ketenangan Sebagai Suatu Masalah
« Reply #71 on: 20 March 2010, 07:38:32 PM »
"ketenangan bisa merupakan sebuah masalah dalam kehidupan". benarkah ini?

sebelumnya, mo tanya dulu.
ketenangan apa yg dimaksud disini? ketenangan batin seutuhnya atau ketenangan dimana saya(anda) merasa tenang.
segala post saya yg tidak berdasarkan sumber yg otentik yaitu Tripitaka, adalah post yg tidak sah yg dapat mengakibatkan kesalahanpahaman dalam memahami Buddhism. dengan demikian, mohon abaikan semua statement saya di forum ini, karena saya tidak menyertakan sumber yg otentik yaitu Tripitaka.

Offline Adhitthana

  • Sebelumnya: Virya
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.508
  • Reputasi: 239
  • Gender: Male
Re: Ketenangan Sebagai Suatu Masalah
« Reply #72 on: 20 March 2010, 11:01:24 PM »
bro Deva 19 dan teman-teman adakah yang bisa memberitahu dimana link tulisan bro 19 "tuhan menjaga aku" ?

terima kasih.
link ini juga gw cari-cari, tapi belum ketemu .....
apa Bro deva 19 bisa bantu menemukan kembali link ini di mana?

Thanks .....
  Aku akan mengalami Usia tua, aku akan menderita penyakit, aku akan mengalami kematian. Segala yang ku Cintai, ku miliki, dan ku senangi akan Berubah dan terpisah dariku ....

Offline Deva19

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 821
  • Reputasi: 1
Re: Ketenangan Sebagai Suatu Masalah
« Reply #73 on: 21 March 2010, 01:41:16 PM »
Quote from: virya
link ini juga gw cari-cari, tapi belum ketemu .....
apa Bro deva 19 bisa bantu menemukan kembali link ini di mana?

Thanks .....



saya mempostingnya di sini :

Quote
Tapi aku cukup terampil dalam meditasi ketenangan. Aku pun segera menuju perbukitan untuk bermeditasi di sana. Dalam setengah jam batinku telah mencapai ketenangan. Tidak ada lagi rasa takut, khawatir, gelisah, ragu dan bingung. Benar-benar tenang.

Tak lama usai meditasi, sms datang dari Yanti, “gimana A, jadi enggak?”

“tentu saja!” jawab saya.

selengkapnya di  : /yang-indah-dan-nikmat-t37905/#p588602

judul asli artikel itu adalah Tuhan Menjaga Aku. tapi di situ, saya memposting untuk reply thread Yang Indah dan Nikmat.

Offline Riky_dave

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.229
  • Reputasi: -14
  • Gender: Male
Re: Ketenangan Sebagai Suatu Masalah
« Reply #74 on: 21 March 2010, 01:45:33 PM »
maaf teman-teman,

saya kira diskusinya harus diluruskan.

saya tidak membuka diskusi ini untuk mengidentifikasi apakah saya telah dapat menembus jhana ke 4 ataukah tidak, apakah saya seorang arahat ataukah seroang iblis, apakah saya seorang pengkhayal ataukah seorang yang realistis

dan saya juga tidak bermaksud untuk mengarahkan anda untuk mempercayai bahwa saya seorang arahat, seorang yang telah tembus hingga jhana ke 4. tentu saja, anda semua boleh menyatakan ketidak percayaan anda akan pernyataan-pernyataan saya yang menyatakan diri saya telah tembus ke jhana ke 4. tapi cukuplah sampai di situ, tidak usah diperpanjang lagi, supaya tidak menyimpang jauh dari maksud thread.

sekali lagi, saya rumuskan permasalahannya.

"ketenangan bisa merupakan sebuah masalah dalam kehidupan". benarkah ini? kemudian kemukakan argumen-argumen anda.

jika benar ketenangan bisa menjadi sebuah masalah, maka yang perlu didiskusikan selanjutnya adalah "ketenangan seerti apa yang bisa menjadi masalah". dan "bagaimana cara mengatasinya".

mengomentrasi pribadi saya terlalu jauh, tidaklah relevan. itu namanya personal attack. cukuplah komentarsi pribadi saya seperlunya saja, tapi kalau anda au menyelidiki dan membuktikan kebenaran bahwa diri saya belumlah seorang yang tembus ke jhana ke 4, maka ada baiknya anda buat tread tersendiri mengenai itu, misalnya dengan judul "analisis pengalaman spiritual deva19", dll. lalu anda undang saya ke situ, nanti saya akan mendiskusikannya di sana.

bagaimana tuan-tuan?

yang membaca bukan saya,anda,dan member yang membalas postingan anda saja..banyak orang yang membaca,dan kalimat anda meresahkan orang lain..apalagi kalimat "anda sudah mencapai jhana ke 4" tanpa pembuktian apapun atau tak bisa dibuktikan sama sekali.. :)

Anumodana _/\_
Langkah pertama adalah langkah yg terakhir...