//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Show Posts

This section allows you to view all posts made by this member. Note that you can only see posts made in areas you currently have access to.


Messages - djoe

Pages: 1 2 3 4 5 6 7 [8] 9 10 11 12 13 14 15 ... 60
106
Pengalaman Pribadi / Re: "Kosong = Isi, Isi = Kosong"
« on: 22 December 2012, 08:27:14 AM »
ini bahasa tingkat rendah, dikatakan rendah karena tidak dipahami orang tingkat tinggi. =))

 _/\_

107
Pengalaman Pribadi / Re: "Kosong = Isi, Isi = Kosong"
« on: 21 December 2012, 04:33:41 PM »
 _/\_
Segala sesuatu adalah proyeksi dari kosong

108
Gadget dan Toys / Re: Tablet Android 7" Rp 500.000,- (boxchip).
« on: 20 December 2012, 03:05:57 PM »
iya.. biasanya gw trik nya.. baca di forum sebelah dulu.. apakah ada lounge nya.. jika lounge nya ada.. dan rame.. gw pertimbangkan untuk beli.. tapi misal kalau lounge nya sepi.. (contoh tablet cina gw : onda vi40) jadi gak bisa oprek2 deh.. mana baterenya cepat abis kayak orang minum air..

bisa di pm forumnya?

109
Pengalaman Pribadi / Re: "Kosong = Isi, Isi = Kosong"
« on: 20 December 2012, 11:11:44 AM »
Wujud adalah kosong.

Wujud dikatakan kosong bukannya mengatakan karena mereka kosong dari objek lain. Misalnya gelas. Gelas dikatakan kosong bukan karena gelas kosong dari air, tetapi gelas itu sendiri adalah kekosongan, karena gelas tidak bisa muncul sendiri tetapi bergantung pada kondisi dan sebab.

Karena itu dikatakan :
gelas /wujud adalah dependent arsing karena itu mereka kosong dari independent self existence entity =
gelas/wujud adalah kosong.

Karena :
Karena gelas / wujud adalah kosong maka dikatakan kosong adalah gelas / wujud
karena gelas / wujud adalah dependent arsing maka ada wujud
karena gelas / wujud adalah dependent arsing maka segela sesuatu dikatakan muncul dan lenyap, bertambah dan berkurang,
Jadi fenomena seperti muncul dan lenyap, dsbnya yg berkaitan dengan wujud dimungkinkan karena nature mereka yang dependent arising, dikarenakan nature mreka yang kosong, dikarenakan mereka tidak memiliki self power entitas yang berdiri sendiri.

Jadi karena wujud adalah kosong, maka muncul fenomena, memungkinkan kemunculan wujud. karena itu dikatakan kosong adalah wujud. Sebuah lingkaran /siklus wujud adalah kosong  adalah wujud

Jadi bahwa wujud merefleksikan /mencerminkan kekosongan
wujud merupakan bayang/pantulan  di cermin dari kekosongan itu sendiri

Karena itu untuk melihat kekosongan/true nature, lihatlah pada wujud/rupa/skandha, karena kekosongan ada belakang layar dari wujud.
Ke duanya tidak terpisahkan.

Karena itu dikatakan di dalam pandangan kita ada kekosongan/penglihatan/nature dan wujud /objek yang kita lihat.
Di dalam pendengaran ada pendengaran dan objek suara yang di dengar
Seeing is not separate from the object, but seeing is not the object
Hearing is not separate from the object, but hearing is not the object

Jadi wujud menjadi terintegrasi (menjadi wujud) dan disintegrasi (lenyap) disebabkan adanya kondisi yaitu sifat segala sesuatu yang muncul saling bergantungan, yang tanpa /kosong dri self inherent existensi yg bebas.
Karena sifat nature ini maka ada muncul dan lenyap, bertambah dan berkurang. Segala sesuatu muncul kemudian lenyap.
Jika tidak, maka tidak mungkin ada sesuatu yg bisa muncul dan lenyap.

110
Gadget dan Toys / Re: Tablet Android 7" Rp 500.000,- (boxchip).
« on: 20 December 2012, 10:38:48 AM »
ni wa ada bbrp pilihan tablet yang wa py....
pixcom voiz core 3D+++ (banyak bonusnya termasuk kacamata 3 D, LC, jam tangan) processor ICS
pixcom Andronote 5 ich (ICS, bisa nonton film +main game 3 D)
Cross Andromeda A7 (tapi ini masih gingerbread ya om)

Semuanya gag sampai 1,7 and modem internal external sama2 bisa dipake...  ;D
Maksudnya bro jual yah?
Ada gak yang punya semacam pena gitu?
Jadi bisa nulis atau gambar gambar gitu

111
Pengalaman Pribadi / Re: "Kosong = Isi, Isi = Kosong"
« on: 20 December 2012, 10:37:03 AM »
Wujud adalah kosong.

Wujud dikatakan kosong bukannya mengatakan karena mereka kosong dari objek lain. Misalnya gelas. Gelas dikatakan kosong bukan karena gelas kosong dari air, tetapi gelas itu sendiri adalah kekosongan, karena gelas tidak bisa muncul sendiri tetapi bergantung pada kondisi dan sebab.

Karena itu dikatakan :
gelas /wujud adalah dependent arsing karena itu mereka kosong dari independent self existence entity =
gelas/wujud adalah kosong.

Karena :
Karena gelas / wujud adalah kosong maka dikatakan kosong adalah gelas / wujud
karena gelas / wujud adalah dependent arsing maka ada wujud
karena gelas / wujud adalah dependent arsing maka segela sesuatu dikatakan muncul dan lenyap, bertambah dan berkurang,
Jadi fenomena seperti muncul dan lenyap, dsbnya yg berkaitan dengan wujud dimungkinkan karena nature mereka yang dependent arising, dikarenakan nature mreka yang kosong, dikarenakan mereka tidak memiliki self power entitas yang berdiri sendiri.

Jadi karena wujud adalah kosong, maka muncul fenomena, memungkinkan kemunculan wujud. karena itu dikatakan kosong adalah wujud. Sebuah lingkaran /siklus wujud adalah kosong  adalah wujud

Jadi bahwa wujud merefleksikan /mencerminkan kekosongan
wujud merupakan bayang/pantulan  di cermin dari kekosongan itu sendiri

Karena itu untuk melihat kekosongan/true nature, lihatlah pada wujud/rupa/skandha, karena kekosongan ada belakang layar dari wujud.
Ke duanya tidak terpisahkan.

Karena itu dikatakan di dalam pandangan kita ada kekosongan/penglihatan/nature dan wujud /objek yang kita lihat.
Di dalam pendengaran ada pendengaran dan objek suara yang di dengar
Seeing is not separate from the object, but seeing is not the object
Hearing is not separate from the object, but hearing is not the object

112
Gadget dan Toys / Re: Tablet Android 7" Rp 500.000,- (boxchip).
« on: 19 December 2012, 02:00:02 PM »
Kalau mau beli tablet yang dibawah 2 juta< bagusnya merk dan type apa yah?

Ada yang bisa kasih rekomendasi tablet dibawah 2 juta?

Tblet andromeda yg terbaru gimana?

113
Pengalaman Pribadi / Re: "Kosong = Isi, Isi = Kosong"
« on: 19 December 2012, 01:55:22 PM »
Someone asked how and why did the Bodhisattva attain the Tao and became enlightened by observing the ebb tide? The Bodhisattva, while practicing by the sea, contemplated the sound as it increased, decreased and then came to full stop, occurring simultaneously with the ebb tide. He pondered the root of causes and finally attained enlightenment by understanding that all existence is subject to birth and death and, therefore, is impermanent. Yet the hearing is timeless, hence beyond birth and death. Those without practice can hear, but do not listen. While hearing the sounds they only think of "outside"; the sound of the tide has birth and death, but the nature of hearing does not. Why? Because even when the sound of the tide stops, our capacity or nature for hearing does not. We can still hear the wind in the branches of a tree, the songs of birds and the shrill sound of the cicadas. Had our capacity for hearing vanished with the sound, we should not be able to hear ever again. Even when all is quiet late at night, we are aware of silence or non-sound, because of our capacity for hearing. There are two kinds of hearing: One comes and goes in response to stimulation, the other functions independently of it. Thus we can safely say that although sounds have birth and death, the hearing capacity does not. It actually never vanishes. All existence, including dharmas, is impermanent and therefore subject to birth and death - just like magic, like bubbles or like shadows. The nature of hearing, on the other hand, can never be destroyed.

In that manner we come to know the bright and accomplished nature of hearing. Our mind accords with whatever we observe: If we observe birth and death, there is birth and death. If we observe non-birth and non-death, there is no birth and no death. All things are produced by the mind; they are completed through contemplation. Everyone has a mind and consequently a potential to formulate the world according to own intentions, but without effort he/she will not succeed. Nature is the substance, mind, the function. The function never separates from the substance, nor the substance from the function. Function and substance, though separate, are causally connected. Nature governs the mind and the mind is the nature's function; they mesh. Although both retain their own character, they are inseparable. Dharma practice can start right at this point. One needs to understand one's mind, see one's True Nature and following that, attain the Tao.

Kosong itu substansi
Wujud itu fungsi

kosng dan wujud tidak terpisahkan, sama halnya substansi dan fungsi tidak terpisahkan

Demikian juga True nature kita adalah kosong dan merupakan eksistensi sejati dan eksis tetapi kekosongan sejati

114
Pengalaman Pribadi / Re: "Kosong = Isi, Isi = Kosong"
« on: 12 December 2012, 04:40:21 PM »
 [at] bro ariyakumara,

Jika kita membahas kosong yang dimaksud dalam hal ini sunya maka dari sisi pengertian sunya maka kita bisa mengatakan
Wujud  adalah sunya
Untuk menunjukkan ultimate reality dari conventional reality
Untuk menunjukkan ultimate reality /sunya dari segala sesuatu

Sunya adalah Wujud
Dan Ultimate reality itu sendiri tidak lain dari pada adalah conventional reality
Untuk menunjukkan bahwa sunya itu sendiri adalah sunya.

Dan jika kita membahasa kosong dari pengertian ada dan tidak ada eksistensi, dalam pengertian ketika tidak ada wujud/rupa maka itu adalah kosong maka kita juga bisa mengatakan

Wujud  adalah kosong
Wujud  adalh rupa

Kita tahu bahwa setiap wujud pasti menempati ruang kosong bahkan satu partikel debu pun tidak bisa terlepas dari ruang kosong.
Wujud berada dalam (is within) kosong
dan kosong berada dalam (is within)  wujud

wujud berisi kosong dan
Kosong berisi wujud (jangan melihat ruang kosong ini sebagai kosong, karena ruang kosong tidak pernah kosong, bahkan satu partikel debu terkecil pun ada)

Setiap ada kosong pasti ada wujud dan setiap ada wujud pasti ada kosong.
Keduanya tidak terpisahkan
wujud tidak terpisahkan kosong
dan kosong tidak terpisahkan wujud

jika mereka terpisahkan maka wujud dan kosong tidak bisa bermanifestasi
Jadi  wujud tidak berbeda dengan kosong dan kosong tidak lah berbeda dengan wujud

Kosong adalah eksistensi, karena kosong tidaklah kosong
Dan eksistensi adalah kosong, karena eksistensinya adalah kosong juga.

Dari mana munculnya kosong? Kosong muncul ditempat yg ada wujud
Dari mana munculnya wujud? WUjud muncul ditempat yang ada kosong

Misalkan sebuah gunung, Jika kamu meratakan gunung, maka kosong muncul. Sebelum gunung tersebut rata, apakah kosong itu ada atau tidak ada?
Ya, ada. Maka ketika ada kosong apakah wujud juga ada? Wujud juga ada. Karena kosong tidak pernah berhenti exist ketika ada wujud dan wujud tidak pernah berhenti ketika ada kosong.
Jadi kita bisa lihat ketika ada kosong maka wujud juga ada
Karena wujud dan kosong adalah satu.

Jadi wujud adalah rupa yang padat, karena ada gaya tekanan dan penarikan
dan Kosong adalah rupa yang longgar, ketika gaya tekangan dan penarikan tidak begitu kuat.

Jadi wujud dan kosong adalah nondual, bukan dua hal yang berbeda

115
Mahayana / Re: Hubungan Antara Sunyata dan Paticcasamuppada
« on: 04 December 2012, 04:08:37 PM »
Sebaliknya, justru saya melihat TS membahas 'kosong' yang berbeda dengan yang anda bahas.

Anda memang luar biasa. Sudah jelas anda yang duluan membahas ruang kosong.


Wah, berarti yang namanya sunya adalah karena relativitas, tergantung 'kosong dari apa' gitu? ;D

Berarti boleh atau tidak saya katakan rupa itu tidak sunya? Yah, misalnya karena rupa itu bukan tanpa atom, jadi tidak kosong 'kan?

Anda itu makin ngawur dan tidak paham apa yang sedang dibicarakan.
Anda berbicara ruang kosong, makanya saya tunjukkan ruang kosong sesuai dengan artikel di TS, tetapi kemudian anda balik ke sunya
Sepertinya anda tidak mengerti perbedaan ruang kosong dan sunya.
 :'( :'( :'( :'(
Saya rasa cukup dari saya sampai disini sebelum makin oot saja
 _/\_

116
Mahayana / Re: Hubungan Antara Sunyata dan Paticcasamuppada
« on: 04 December 2012, 11:50:53 AM »
Nah loh, anda sekarang mengatakan bahwa tidak terdapat satu entitas tunggal yang berdiri sendiri, segalanya adalah perpaduan (kecuali Nibbana). Ini berarti ada perbedaan antara Nibbana dengan skhandha yang merupakan perpaduan unsur, dengan kata lain Nibbana tidak sama dengan samsara, atau Sunyata bukanlah samsara. Jadi pernyataan Sunyata adalah samsara atau Nirvana adalah samsara adalah salah.

Saya mengindikasikan anda telah salah memahami apa yang sedang dibicarakan. Cobalah anda melihat duduk persoalannya. Saya juga mengindikasikan kemungkinan bahwa anda tidak tahu bahwa Nibbana itu adalah (=) Sunya. Jika tahu maka anda tentu tidak sependapat dengan anggapan Nibbana adalah samsara atau Sunya=Isi / Kosong=isi atau turunannya, karena seperti yang anda sampaikan bahwa kecuali Nibbana, segalanya adalah perpaduan, ini berarti samsara pun adalah perpaduan. Oleh karena ada pengecualian maka Nibbana/Nirvana/Sunya/Kosong tidak sama dengan skhandha.

Ketika seseorang melekat pada gelas setengah berisi, maka diajarkan bahwa gelas itu setengah kosong
Dan pada orang yg melekat pada gelas setengah kosong, maka diajarkan bahwa gelas itu sentengah berisi.

Masalahnya setelah diajarkan, seseorang tetap melekat pada ajaran dan mengatakan bahwa sesuatu yang tidak ada itu eksis

Karena pada dasarnya ultimate truth bukanlah berdasarkan pada metapisik(supranatural) tetapi berdasarkan pada conventional. Ultimate muncul bergntung pada conventional.
Ultimate diajarkan karena manusia cenderung "mengkonkretkan" segala sesuatu, karena itu diajarkan sunya.
Maka dikatakan sunya itu sendiri adalah sunya, keberadaanya tida inheren dan bergantung pada conventional. Jika tidak ada conventional maka tidak ada yang namanya sunya.

Dan celakanya sekarang manusia melekat pada sunya, tidak melihat bahwa dharma adalah rakit/alat yang digunakan untuk membantu kita melihat sesuatu sesuai apa adanya bukan untuk mengkonkretkan sunya

117
Mahayana / Re: Hubungan Antara Sunyata dan Paticcasamuppada
« on: 04 December 2012, 11:17:08 AM »
Lalu kalau kita lihat luar angkasa, ruang kosong itu, eksis ditopang wujud apa?


Sepertinya anda masih tidak memahami arti  kosong walau TS sudah menunjukkan nya melalui artikel.

Sekarang anda berbalik kepada ruang kosong. Seperti pada artikel TS ruang kosong itu bukanlah benar kosong. Ia dikatakan kosong relatif, karena kosong dari apa? Karena ruang kosong di luar angkasa bisa dikatakan kosong dari udara, tapi ia tidak kosong dari sinar, radiasi, partikel.
Dan juga ruang kosong itu sendiri adalah eksistensi/wujud/rupa. Dan ruang kosong ini sendiri adalah fenomena dan karena itu ia tidak terlepas dari sunya, tidak terlepas dari kemunculan yang bergantungan.

Sepertinya pernyataan anda mengatakan ruang kosong eksis tidak ditopang dengan wujud.
Berarti kemunculan ruang kosong adalah berdiri sendiri tanpa bergantung, Benarkah demikian?


118
Mahayana / Re: Hubungan Antara Sunyata dan Paticcasamuppada
« on: 03 December 2012, 05:01:04 PM »
Bukit dan lembah bukanlah dua hal yang berbeda
Sesuatu hal yang tidak terpisahkan bukanlah dua hal yang berbeda
Karena mereka tidak bisa eksis sendiri
Karena mereka tidak punya keberadaan diri yang hakiki yang terpisah berdiri sendiri
Dalam hal ini Bukti dan lembah dikatakan sama.
Bahkan segala sesuatu tidak bisa dikatkan berbeda, karena segala sesuatu tidak punya keberadaan diri yang hakiki yang dapat disebut sebagai diri yg terpisah yang bisa eksis sendiri.

Dengan pengertian ini segala sesuatu tidaklah berbeda artinya bukan hal yang terpisah, yg mempunya keberadaa diri yang hakiki

Sama seperti ruang kosong tidak bisa eksis tanpa wujud
dan wujud tidak bisa eksis tanpa kosong.

Jadi tidak ada yang mengatakan telanjang = berpakaian , karena itu analogi yang bodoh menunjukkan tingkat pemahaman seseorang. Paling tidak buatlah analogi yang masuk akal dan sesuai dengan yang berkaitan sedang dibahas.

Dan tidak ada yang menggunakan tanda "=" dalam penjelasan saya

Jadi silahkan baca
http://dhammacitta.org/forum/index.php/topic,23460.0/message,426286.html untuk lebih jelasnya

119
Mahayana / Re: Hubungan Antara Sunyata dan Paticcasamuppada
« on: 03 December 2012, 04:37:33 PM »
sudah jelas jelas yang menyamakan kosong=isi adalah diri sendiri. Diri sendiri berdebat dengan pemikiran diri sendiri. Tidak menyadari hal tersebut.

Dan diri sendiri yang menyamakan telanjang=berpakaian. Tidak menyadari sedang mendebatkan pikiran sendiri

120
Mahayana / Re: Hubungan Antara Sunyata dan Paticcasamuppada
« on: 03 December 2012, 04:33:24 PM »
Wah, lagi-lagi berkelit. Lalat memang lincah.

Waktu anda menyetujui soal degradasi, memangnya berdasarkan yang anda lihat atau melihat pikiran saya?

Berkacalah, berkacalah!

Karena degradasi yang saya lihat ada pada tulisan dan bukan pada orangnya.
Sedangkan bro menunjuk pada orang
 :)) :)) :))

Pages: 1 2 3 4 5 6 7 [8] 9 10 11 12 13 14 15 ... 60
anything