Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Topik Buddhisme => Studi Sutta/Sutra => Topic started by: El Sol on 10 October 2007, 09:50:16 PM

Title: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: El Sol on 10 October 2007, 09:50:16 PM
lage di bas..gk ada kerjaan...kluarin 1 buku kecil yg isine Diamond Sutra dan Prajna Paramita Sutra...Iseng ajah pengen tao isine ape....trus bukane ngacak...kebuka halaman 13...liat sesuatu yg meng-kagetkan...

Inilah yg gw baca di Halaman Tersebut :

"Subhuti, To Sum up, the merits resulting from this Sutra are inconceivable, inestimable and without limit. The Tathagata expounds it to those initiated into the Mahayana and the Supreme Yana. If they are able to receive, hold (in mind), read and recite it and expound it widely to others, the Tathagata will know and will see that they will achieve inexpressible and inconceivable merits that are without measure or limit. They will bear (responsibility for) the Tathagata's supreme Enlightenment (Anuttara-samyak-sambodhi) Why? Because, Subhuti, those who take delight in the Hinayana and hold the view of an ego, a personality, a being and a life, cannot listen to, receive, hold (in mind), read and recite this Sutra and explain it to others."

dari halaman ke-13(my lucky number)

Liat yg di bold boss??? pada zaman sang Buddha jelas2 belum ada yg namanya perpecahan Sangha...

silahkan leave comments....^^

 
Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: El Sol on 10 October 2007, 09:54:27 PM
oh iyah...silahkan Ehipassiko dulu...
Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: JackDaniel on 10 October 2007, 10:19:05 PM
Artikan ke Indonesia Dunk... ga ngerti...
_/\_
Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: El Sol on 12 October 2007, 08:23:50 AM
apakah tidak ada Mahayanist yg bisa menjelaskan kepada ku?

inget loh~~ Diamond Sutra itu akarne Hearth Sutra...salah satu Sutra terpenting...



Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: Sukma Kemenyan on 12 October 2007, 10:27:12 AM
1. Apakah itu isi Sutra ?
2. Looks like commentaries for me
Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: El Sol on 12 October 2007, 11:20:16 AM
1. Apakah itu isi Sutra ?
2. Looks like commentaries for me
wah commentnya kok ndak bermutu gitu? kayak  :o) ajah..

ayo donk buktikan kalo yg gw tulis disini salah...buktikan kalo Diamond Sutra itu asle...
Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: Sukma Kemenyan on 12 October 2007, 11:45:55 AM
Buktikan kalau Kalama Sutta itu asli.
Biji mana cara buktiinya coba ? :hammer:
Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: El Sol on 12 October 2007, 11:48:31 AM
Buktikan kalau Kalama Sutta itu asli.
Biji mana cara buktiinya coba ? :hammer:
kalo kamu bisa buktikan KALAMA SUTTA itu palsu...baru kita cari defense dengan bukti2 untuk membuktikan kalo Kalama sutta itu asle..

skarang lage bahas Diamond Sutra jangan OOT...
Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: Sukma Kemenyan on 12 October 2007, 11:49:38 AM
Ya sutra... kalao gitu sebaliknya,
Buktikan kalau Diamond Sutra itu Palsu  8)

oh iya... jgn mengambil yg commentaries ...
Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: El Sol on 12 October 2007, 11:54:58 AM
Ya sutra... kalao gitu sebaliknya,
Buktikan kalau Diamond Sutra itu Palsu  8)

oh iya... jgn mengambil yg commentaries ...
itu yg diatas gk cukup apa?

itu jelas2 dari Diamond sutranya,,,itu kesalahan penulis..karena kurangne pengetahuan tentang History...

dan karena berkembangnya zaman dan otak...maka sekarang kita bisa tahu kalo perpecahan Sangha itu setelah sang Buddha Parinibbana...dan tidak mungkin Sutra itu dikhotbahkan semasa sang Buddha masi di dunia ini...

Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: Sukma Kemenyan on 12 October 2007, 11:56:15 AM
Yang diatas khan commentaries,
seperti gua mengkomentari tulisan elo...

Ada kemungkinan komentar gua salah,
dan juga ada kemungkinan komentar gua benar;

Maka dari itu,
Sebaiknya jangan memperdebatkan Commentaries


Quote
dan karena berkembangnya zaman dan otak...
maka sekarang kita bisa tahu kalo perpecahan Sangha itu setelah sang Buddha Parinibbana...
dan tidak mungkin Sutra itu dikhotbahkan semasa sang Buddha masi di dunia ini...
Sejak kapan sutra asli Mahayana diturunkan/dikotbahkan sewaktu Siddartha masih Hidup ?
Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: El Sol on 12 October 2007, 12:02:17 PM
Yang diatas khan commentaries,
seperti gua mengkomentari tulisan elo...

Ada kemungkinan komentar gua salah,
dan juga ada kemungkinan komentar gua benar;

Maka dari itu,
Sebaiknya jangan memperdebatkan Commentaries


Quote
dan karena berkembangnya zaman dan otak...
maka sekarang kita bisa tahu kalo perpecahan Sangha itu setelah sang Buddha Parinibbana...
dan tidak mungkin Sutra itu dikhotbahkan semasa sang Buddha masi di dunia ini...
Sejak kapan sutra asli Mahayana diturunkan/dikotbahkan sewaktu Siddartha masih Hidup ?
yg diatas itu dikutip langsung dari Diamond sutra...apanya yg commentaries?

"The Diamond Sutra, like many sutras, begins with the famous phrase "Thus have I heard" (एवं मया श्रुतम्, evaṃ mayā śrutam)."

ini pengakuan kalo Sutra itu dikhotbahkan sewaktu sang Buddha hidup...
Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: Sukma Kemenyan on 12 October 2007, 12:04:38 PM
"Thus have I heard" (एवं मया श्रुतम्, evaṃ mayā śrutam)."

ini pengakuan kalo Sutra itu dikhotbahkan sewaktu sang Buddha hidup...
Yang bisa mendengarkan bukan hanya Telinga  ;D
Dan yg bisa mengucapkan kata bukan hanya Mulut

Demikianlah yang telah kurasakan 8)
Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: El Sol on 12 October 2007, 12:13:55 PM
jadi apakah gk ada yg bisa membuktikan kalo Diamond Sutra itu asli dengan FAKTA dan STATEMENT YG BERMUTU?  :))
Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: Sukma Kemenyan on 12 October 2007, 12:23:48 PM
Silahkan buktikan dulu kalau Itu palsu  8)
and according to the stories,
Sutra Mahayana memang diturunkan/ditulis jauh sesudah Siddartha parinibbanna
Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: El Sol on 12 October 2007, 12:26:40 PM
"This is what I heard one time when the Buddha was staying in the monastery in Anathapindika's park in the Jeta Grove near Shravasti with a community of 1,250 Bhikshus, fully ordained monks." (paragraf pertama Diamond Sutra)

ini pengakuan kalo Sutra ini dikhotbahkan sang Buddha pada saat beliau di Vihara Anathanpidika di taman Jeta di Shravasti dengan 1250 Bhikkhu...

dan palsunya dimana?

"Subhuti, To Sum up, the merits resulting from this Sutra are inconceivable, inestimable and without limit. The Tathagata expounds it to those initiated into the Mahayana and the Supreme Yana. If they are able to receive, hold (in mind), read and recite it and expound it widely to others, the Tathagata will know and will see that they will achieve inexpressible and inconceivable merits that are without measure or limit. They will bear (responsibility for) the Tathagata's supreme Enlightenment (Anuttara-samyak-sambodhi) Why? Because, Subhuti, those who take delight in the Hinayana and hold the view of an ego, a personality, a being and a life, cannot listen to, receive, hold (in mind), read and recite this Sutra and explain it to others."


palsunya diatas ini..karena menurut SEJARAH...pada masa Buddha masih idup..gk ada perpecahan Sangha dan gk ada yg namane Hinayana or Mahayana...
Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: Kelana on 12 October 2007, 12:38:29 PM
 :)) Teringat bahas waktu membahas Saddharmapundarika, belum mengungkapkan semuanya sudah di hus..hus... ^-^ :))
Saya ingin ikut membahas topik ini tapi ingin lihat dulu apa sudah pada obyektif atau masih antipati. 8)
Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: williamhalim on 12 October 2007, 12:43:43 PM
Sori, mo ikutan nih.

bukan kasih pendapat, tapi cuma mo nanya:
~ apakah sutra2 diamond, lotus dsbnya ada bahasa pali-nya?
~ apakah ada konsili-nya, seperti layaknya tipitaka pali?
~ bagaimana sejarah penemuan sutra ini?

anumodana,

 _/\_
Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: El Sol on 12 October 2007, 12:54:00 PM
Quote
Api tu khalu punah Subhute 'cintyo' tulyo 'yam dharmaparyayah. Ayam ca Subhute dharmaparyayas Tathagatena bhasito'gra-yana-samprasthitanam sattvanam arthaya srestha-yana-samprasthitanam sattvanam arthaya, ya imam dharma-paryayam udgrahisyanti dharayisyanti vacayisyanti paryavapsyanti parebhyas ca vistarena samprakasayisyanti, jnatas te Subhute Tathagatena buddha-jnanena, drstas te Subhute Tathagatena buddha-caksusa, buddhas te Tathagatena. Sarve te Subhute sattva aprameyena punya-skandhena samanvagata bhavisyanti, acintyena-atulyena-amapyena-aparimanena punya-skandhena samanvagata bhavisyanti. Sarve te Subhute sattvah samamsena bodhim dharayisyanti. Tat kasya hetoh? Na hi sakyam Subhute 'yam dharmaparyayo hina-adhimuktikaih sattvaih srotum na-atma-drstikair na sattvadrstikair na jiva-drstikair na pudgala-drstikaih. Na-abodhisattva-pratijnaih sattvaih sakyam ayam dharma-paryayah srotum vodgrahitum va dharayitum va vacayitum va paryavaptum va. Nedam sthanam vidyate.
Moreover, Subhuti, (1) unthinkable and (2) incomparable is this discourse on Dharma. (3) The Tathagata has taught it for the weal of beings who have set out in the best, in the most excellent vehicle. Those who will take up this discourse on Dharma, bear it in mind, recite, study and illuminate it in full detail for others, the Tathagata has known them with his Buddha-cognition, the Tathagata has seen them with his Buddha-eye, the Tathagata has fully known them. All these beings, Subhuti, will be blest with an immeasurable heap of merit, they will be blest with a heap of merit unthinkable, incomparable, measureless and illimitable. All these beings, Subhuti, will carry along an equal share of enlightenment. And why? (4) Because it is not possible, Subhuti, that this discourse on Dharma could be heard by beings of inferior resolve, nor by such as have a self in view, a being, a soul, or a person. Nor can beings who have not taken the pledge of Bodhi-beings either hear this discourse on Dharma, or take it up, bear it in mind, recite or study it. That cannot be.

yg versi Sansekerta...ada yg bisa artiin yg di bold?
Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: El Sol on 12 October 2007, 01:03:04 PM
Sori, mo ikutan nih.

bukan kasih pendapat, tapi cuma mo nanya:
~ apakah sutra2 diamond, lotus dsbnya ada bahasa pali-nya?
~ apakah ada konsili-nya, seperti layaknya tipitaka pali?
~ bagaimana sejarah penemuan sutra ini?

anumodana,

 _/\_
WE WE WE titik GOOGLE dot Kom  ;D karena gw juga gk gitu tao..haha
Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: Sukma Kemenyan on 12 October 2007, 01:07:55 PM
Quote
api tu khalu punaḥ subhūte acintyo'tulyo'yaṁ dharmaparyāyaḥ| ayaṁ ca subhūte dharmaparyāyastathāgatena bhāṣito'grayānasaṁprasthitānāṁ sattvānāmarthāya, śreṣṭhayānasaṁprasthitānāṁ sattvānāmarthāya| ye imaṁ dharmaparyāyamudgrahīṣyanti dhārayiṣyanti vācayiṣyanti paryavāpsyanti, parebhyaśca vistareṇa saṁprakāśayiṣyanti, jñātāste subhūte tathāgatena buddhajñānena, dṛṣṭāste subhūte tathāgatena buddhacakṣuṣā, buddhāste tathāgatena| sarve te subhūte sattvā aprameyeṇa puṇyaskandhenāṁ samanvāgatā bhaviṣyanti| acintyenātulyenāmāpyenāparimāṇena puṇyaskandhena samanvāgatā bhaviṣyanti| sarve te subhūte sattvāḥ samāṁśena bodhiṁ dhārayiṣyanti vacayiṣyanti paryavāpsyanti| tatkasya hetoḥ  ? na hi śakyaṁ subhūte ayaṁ dharmaparyāyo hīnādhimuktiakaiḥ sattvaiḥ śrotum, nātmadṛṣṭikairna sattvadṛṣṭikairna jīvadṛṣṭikairna pudgaladṛṣṭikaiḥ| nābodhisattvapratijñai sattvaiḥ śakyamayaṁ dharmaparyāyaḥ śrotuṁ vā udgrahītuṁ vā dhārayituṁ vā vācayituṁ vā paryavāptuṁ vā| nedaṁ sthānaṁ vidyate||
http://www.uwest.edu/sanskritcanon/Sutra/roman/Sutra51.html
Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: El Sol on 12 October 2007, 01:14:13 PM
Quote
api tu khalu punaḥ subhūte acintyo'tulyo'yaṁ dharmaparyāyaḥ| ayaṁ ca subhūte dharmaparyāyastathāgatena bhāṣito'grayānasaṁprasthitānāṁ sattvānāmarthāya, śreṣṭhayānasaṁprasthitānāṁ sattvānāmarthāya| ye imaṁ dharmaparyāyamudgrahīṣyanti dhārayiṣyanti vācayiṣyanti paryavāpsyanti, parebhyaśca vistareṇa saṁprakāśayiṣyanti, jñātāste subhūte tathāgatena buddhajñānena, dṛṣṭāste subhūte tathāgatena buddhacakṣuṣā, buddhāste tathāgatena| sarve te subhūte sattvā aprameyeṇa puṇyaskandhenāṁ samanvāgatā bhaviṣyanti| acintyenātulyenāmāpyenāparimāṇena puṇyaskandhena samanvāgatā bhaviṣyanti| sarve te subhūte sattvāḥ samāṁśena bodhiṁ dhārayiṣyanti vacayiṣyanti paryavāpsyanti| tatkasya hetoḥ  ? na hi śakyaṁ subhūte ayaṁ dharmaparyāyo hīnādhimuktiakaiḥ sattvaiḥ śrotum, nātmadṛṣṭikairna sattvadṛṣṭikairna jīvadṛṣṭikairna pudgaladṛṣṭikaiḥ| nābodhisattvapratijñai sattvaiḥ śakyamayaṁ dharmaparyāyaḥ śrotuṁ vā udgrahītuṁ vā dhārayituṁ vā vācayituṁ vā paryavāptuṁ vā| nedaṁ sthānaṁ vidyate||

apa arti yg di bold? masih menjadi misteri...><"
Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: Sukma Kemenyan on 12 October 2007, 01:18:53 PM
Quote
"Subhūti, it can be summarized like this: this scripture carries inconceivable, immeasurable, limitless merit, and the Tathāgata teaches it to those who have entered into the great vehicle, and to those who have entered into the supreme vehicle. Any person who is able to memorize, recite, and teach this scripture to others is perceived by the Tathāgata, and is seen by the Tathāgata, and all attain innumerable, immeasurable, limitless, inconceivable merit. These people are the carriers of the Tathāgata's peerless perfect enlightenment. And why? Subhūti, those who are contented with inferior teachings are attached to the view of self, the view of person, the view of sentient being, and the view of life span. Such a person is not able to hear, understand, recite, and teach this scripture to others. Subhūti, any place where this scripture is present, all the gods, humans, and titans in all the worlds will come and make offerings. You should know that such a place is equivalent to a shrine, where all should venerate, pay obeisance, and circumambulate while scattering flowers and incense around the place."
Another Translation http://www.hm.tyg.jp/~acmuller/bud-canon/diamond_sutra.html
Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: Lex Chan on 12 October 2007, 01:33:36 PM
Sori, mo ikutan nih.

bukan kasih pendapat, tapi cuma mo nanya:
~ apakah sutra2 diamond, lotus dsbnya ada bahasa pali-nya?
~ apakah ada konsili-nya, seperti layaknya tipitaka pali?
~ bagaimana sejarah penemuan sutra ini?

anumodana,

 _/\_

Sutra menggunakan bahasa sanskrit / sansekerta (tradisi mahayana)
Sutta menggunakan bahasa pali (tradisi theravada)

Setahu saya, diamond sutra hanya ada di tripitaka sanskrit. Namun tidak ada di tipitaka pali.
Jadi tidak akan ditemukan sutta-nya di dalam bahasa pali.
Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: morpheus on 12 October 2007, 04:09:14 PM
pertama2, musti didefinisikan dulu apa yg dimaksud ts sebagai asli dan palsu...

1. kalo yg anda maksudkan asli adalah merupakan sabda buddha kata demi kata awal sampe akhir, jelas udah jawabannya: sutra ini tidak asli! gak perlu muter kiri kanan, belok, naik turun tanjakan.

2. kalo yg dimaksudkan asli itu adalah selaras dengan ajaran sang buddha, maka bisa saja sutra ini dibilang asli kalo memang isinya memang dhamma...

----

nah, kalo anda memilih definisi 1, masalahnya adalah mungkin besar persentasenya (kalo tidak bisa dikatakan semua) bahwa sutta2 yg ada di tipitaka pali pun bisa dikatakan palsu karena sudah umum sekali ditilik dari gaya penulisan dan bahasanya, penelitian scholar2 (dari theravada sendiri) yg menjelaskan bahwa tipitaka pali pun memiliki perkembangan2 dan penambahan2 tersendiri seperti yg disebutkan bhikkhu piyasilo di thread sebelah...

mungkin ada baiknya asli palsunya dibahas dari content sutranya secara keseluruhan, apakah selaras dengan dhamma ajaran sang buddha atau tidak?

 ;D

Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: Sumedho on 12 October 2007, 07:04:31 PM
Sesuai dengan misi board ini, "Diskusi tentang Sutta/Sutra secara objektif terlepas pandangan sebuah tradisi.", harap tetap objektif yah, neutral zone here  _/\_
Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: Kelana on 12 October 2007, 11:24:27 PM
Suhu Medho sudah bertitah, jadi saya tidak perlu khawatir lagi. ^-^

Pertama, untuk memastikan apakah ada kata mahayana dan hinayana, kita memerlukan sutra dalam bahasa sanskerta sebagai sumber awal. Hal ini mempermudah kita dibanding melihat pada teks terjemahan karena teks terjemahan rawan akan kesalahan menerjemahkan.

Kedua, perlu kita ingkat (cmiiw) bahwa kadang kala dalam bahasa Pali atau Sanskerta, sebuah kata jika digunakan dalam rangkaian kalimat akan terjadi sedikit perubahan dalam hurufnya khususnya huruf terakhir, baik ditambah, dikurangi atau berubah. Misalnya dari huruf a jadi i atau jadi e. Dan juga perlu diperhatikan adalah tanda bacanya.

Ketiga. Sekarang kita cari kata mahāyānā dan hīnayāna dalam teks sanskerta dari sutra tsb, bukan hanya kata ”hīna” saja atau ”mahā” yang kita cari tapi harus ada ”yana” yang mengikutinya. Kata mahāyānā bisa saja berubah menjadi kata mahāyānika atau mahāyānāni atau mahāyānena atau mahāyāne. Begitu juga hīnayāna bisa dalam bentuk hīnayānena atau hīnayānika.

Mengapa kedua kata ini penting dalam membahas topik ini? Karena seperti yang Sdr. El Sol sampaikan bahwa kedua kata ini mengacu pada school atau aliran Buddhisme yang muncul setelah parinirvana Sang Buddha. Dan jika terdapat salah satu kata atau keduanya, maka ada 2 kemungkinan, yaitu sutra tersebut tidak asli atau aspal (tempaan).

Katakanlah kita menganggap bahwa sutra ataupun sutta dalam Buddhisme tidak dijamin keasliannya atau tidak ada yang asli (pure), maka dengan ditemukannya kedua kata ini dalam sutta atau sutra maka memperparah, menambah indikasi ketidakasliannya sutra yang bersangkutan. Katakanlah jika tanpa dua kata tersebut memiliki nilai -1 maka dengan adanya dua kata tersebut menjadi -2.

Sampai sekarang saya tidak menemukan kata-kata tersebut dalam Sutra Intan. Kata śreṣṭhayāna dan hīnādhimuktiakaiḥ yang di ajukan oleh Sdr. El Sol bukan mengacu pada mahāyānā ataupun hīnayāna, keduanya beda arti.

Demikian.
Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: El Sol on 12 October 2007, 11:52:20 PM
kalo memang śreṣṭhayāna dan hīnādhimuktiakaiḥ seperti yg Ko Kelana tulis...maka dengan pastinya hanyalah kesalahan terjemahan..

jadi apakah arti dari...śreṣṭhayāna dan hīnādhimuktiakaiḥ? kenapa mereka bisa terjemahkan sampai ke Mahayana dan Hinayana? apakah mungkin kedua kata diatas adalah sinonim dari kata Mahayana dan Hinayana?

Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: Kelana on 13 October 2007, 07:36:06 AM
jadi apakah arti dari...śreṣṭhayāna dan hīnādhimuktiakaiḥ? apakah mungkin kedua kata diatas adalah sinonim dari kata Mahayana dan Hinayana?

El, saya coba terjemahkan secara bodoh alias lihat kamus (cmiiw):

śreṣṭhayāna = śreṣṭha (terbaik) + yana (jalan/ajaran/kendaraan)
śreṣṭhayāna berarti jalan/kendaraan terbaik

hīnādhimuktiakaiḥ = hīnā (a-moral, buruk*) + adhimukti (= kecondongan , cenderung , mempercayai pada, ketetapan)
hīnādhimuktiakaiḥ berarti kecondongan diri atau mempercayai pada, ketetapan (batin) terhadap hal-hal yang a-moral.

Jadi śreṣṭhayāna tidak sinonim dengan mahāyānā (jalan, kendaraan agung/besar) dan hīnādhimuktiakaiḥ juga tidak sinonim dengan hīnayāna (jalan, kendaraan a-moral/kecil).

Quote
kenapa mereka bisa terjemahkan sampai ke Mahayana dan Hinayana?

Pertama, bisa kita lihat bahwa tidak semua teks terjemahan Inggris menggunakan kata Mahayana dan Hinayana. Biasanya, yang menerjemahkan langsung dari bahasa Sanskertanya tidak menggunakannya, karena tidak ada kedua kata tersebut.

Kedua, saya sendiri tidak tahu pasti kenapa bisa demikian, banyak kemungkinan. Kalau teks terjemahan yang ada kedua kata tsb merupakan teks hasil terjemahan langsung dari teks Sanskertanya, orang barat (kalau ia orang barat) yang menerjemahkannya ke dalam bahasa Inggris bisa dikatakan sebagai orang yang sangat iseng karena merubah atau menambahkan kata yang tidak ada.

Kemungkinan teks terjemahan Inggris tsb, bukan hasil langsung menerjemahkan dari bahasa Sanskerta, tapi dari bahasa lain, mungkin Mandarin, mungkin juga Tibet. Dan kemungkinan dalam teks Mandarin atau Tibet nya pun terdapat distorsi arti kata, sehingga terjemahan Inggrisnya juga . Jika kita ingin memperdalam lagi, maka kita perlu melihat teks Mandarin atau Tibet nya.


*= kadang orang menerjemahkan hīnā menjadi kata kecil, small yang sepertinya kurang tepat.
Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: El Sol on 14 October 2007, 02:56:50 PM
Ko Kelana

buku gw ada 2 versi, yg satu English yg satunya Mandarin...menurut buku gw ini..yg Translate dari Sansekerta ke Chinese itu Kumarajiva(hxxp://en.wikipedia.org/wiki/Kumarajiva)

isinya yg versi Mandarin ada menulis Kata "Mahayana" (大乘) dan merujuk kepada śreṣṭhayāna...

apakah Kumarajiva telah melakukan Translation yg salah selama ini?



Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: Kelana on 15 October 2007, 08:11:42 PM
Kemungkinan itu selalu ada , El. Siapa yang bisa menjamin bahwa Kumarajiva tidak pernah melakukan kesalahan dalam pekerjaannya menerjemahkan.

Tapi sebelumnya, perlu dicatat bahwa śreṣṭha = terbaik (paling baik), super bukan sekedar  ”baik” . Dan jika kita lihat sebelum kalimat tersebut juga ada kalimat yang menggunakan kata ”–yana” yaitu ”gra-yana”. Nampaknya yang diterjemahkan oleh Kumarajiva sebagai  大乘 (dà shèng) adalah gra-yana, bukan śreṣṭha-yana.

gra-yana juga bukan berarti aliran mahayana. Gra dari kata agra, berarti utama.

Coba kita analisa kalimat dalam bahasa Chinese-nya:

如来为发大乘者说,为发最上乘者说
Jika memang 大乘 (dà shèng)/ gra-yana = mahayana dalam arti suatu aliran, lalu mengacu pada aliran apa 上乘 (shang shèng)/ śreṣṭha -yana?
Menurut saya kedua kalimat tersebut adalah bentuk pengulangan yang di dalamnya terdapat penekanan dan peningkatan makna kata. Misalnya: ia berusaha mengerti, ia berusaha memahami pelajaran tersebut. Ini adalah 2 kalimat yang sama yang digabung menggunakan ”,”(koma) dan kata ”mengerti” ditingkatkan menjadi”memahami”. Kalau dalam sutra dari ”utama” menjadi ”terbaik”, ”gra” menjadi ”śreṣṭha”.

Mengapa Kumarajiva menerjemahkan gra-yana (utama) sebagai  大乘 (dà shèng)? Mungkin  Kumarajiva hanya menemukan padanan kata yang tepat untuk  kata ”gra-yana” hanya pada kata dà(大) yang memiliki pengertian yang luas juga, tidak hanya berarti ”besar”atau mungkin ia salah mengartikannya. Kemudian 大乘 diterjemahkan dalam dipahami oleh generasi berikutnya sebagai Mahayana, dimana kata untuk aliran Mahayana juga 大乘 (dà shèng).

Bukan bermaksud OOT, tapi sebagai perbandingan, masalah keberadaan kata mahayana dan hinayana (aliran) dalam Sutra Intan memiliki indikasi yang lemah bahkan tidak ada, jika dibanding dengan Sutra Teratai (Saddharmapundarika Sutra).

Demikian.
Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: Tan on 24 December 2007, 12:42:16 AM
Pendapat Saudara Kelana sangat baik sekali,

Saya kira sudah menjelaskan mengenai masalah Jinggangjing di atas. Memang dalam skolastik Mahayana ada beberapa kriteria bahwa sebuah sutra dapat dikatakan asli atau palsu. Yaitu berdasarkan kaidah isinya. Apakah bertentangan dengan Buddhadharma atau tidak. Kriteria ini sangat penting, karena "isi" jauh lebih penting dibandingkan segalanya. Vajracchedika Prajnaparamitasutra (Jinggangjing) mengandung filosofi yang luhur dan dalam. Kendati sutra itu adalah sutra "palsu" sekalipun, isinya tetap bernilai untuk dipelajari. Meskipun hukum tentang gravitasi tidak diajarkan oleh Sang Buddha, tetapi mempelajari hukum gravitasi dan hukum fisika lainnya tetap bermanfaat, karena dapat membuat dunia ini jadi lebih baik dan indah.
Dalam mempelajari Dharma juga saya kira demikian, alangkah baiknya bila Dharma yang kita pelajari dapat membuat dunia ini lebih baik dan indah. Jadi bukannya alat untuk berdebat atau membuktikan saya "asli" dan kamu "palsu." Saya kira perkembangan pengajaran Dharma sudah harus diarahkan ke sana, sehingga umat Buddha akan semakin maju, bukan hanya dalam intelektual maupun pengetahuan semata, melainkan juga kelakuan dan tindak tanduk sehari - hari.
Kalau kita merasa bahwa ajaran dari Sang Bhagava adalah baik dan benar, mari kita wujudkan Dharma itu dalam perilaku keseharian kita.
Demikian sedikit urun rembug dari saya. Mohon maaf kalau ada kata yang salah.

Metta,

Tan
Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: El Sol on 01 January 2008, 10:30:41 PM
^
iyah patut dicontohi..apalage mengajarkan untuk merendahkan Hinayana... ;D

 _/\_
Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: chingik on 03 January 2008, 10:43:28 PM
^
iyah patut dicontohi..apalage mengajarkan untuk merendahkan Hinayana... ;D

 _/\_


Konteks Mahayana dan Hinayana dalam Sutra Intan bukan merujuk ke sebuah aliran. Tapi merujuk ke 'orang yang memiliki aspirasi luhur" dan "orang yang memiliki aspirasi rendah". 

Tidak ada hubungannya dengan aliran manapun.
Ingat, Theravada bukanlah Hinayana. Atau anda sendiri merasa sebagai bagian dari Hinayana? ;D, mudah2an tidak.

 Anggapan Theravada sebagai Hinayana hanya pendapat dari segelintir orang, walaupun ada Mahayanis yang menganggap Theraravada sebagai Hinayana, tidak berarti ucapan dia mewakili Mahayana. Padahal Theravada mengajarkan Mahayana (baca: Aspirasi agung), itulah sebabnya ada Kisah Jataka yang meluhurkan praktik 10 Parami, dan kisah Buddhavamsa yang meluhurkan silsilah para Buddha. SEmua ini adalah bagian dari aspirasi agung.

 


Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: Hikoza83 on 05 January 2008, 12:48:23 AM
^
iyah patut dicontohi..apalage mengajarkan untuk merendahkan Hinayana... ;D

 _/\_


Konteks Mahayana dan Hinayana dalam Sutra Intan bukan merujuk ke sebuah aliran. Tapi merujuk ke 'orang yang memiliki aspirasi luhur" dan "orang yang memiliki aspirasi rendah". 

Tidak ada hubungannya dengan aliran manapun.
Ingat, Theravada bukanlah Hinayana. Atau anda sendiri merasa sebagai bagian dari Hinayana? ;D, mudah2an tidak.

 Anggapan Theravada sebagai Hinayana hanya pendapat dari segelintir orang, walaupun ada Mahayanis yang menganggap Theraravada sebagai Hinayana, tidak berarti ucapan dia mewakili Mahayana. Padahal Theravada mengajarkan Mahayana (baca: Aspirasi agung), itulah sebabnya ada Kisah Jataka yang meluhurkan praktik 10 Parami, dan kisah Buddhavamsa yang meluhurkan silsilah para Buddha. SEmua ini adalah bagian dari aspirasi agung.


_/\_ bro Chingik.

Perbuatanlah yang membuat orang menjadi hina,
Perbuatan pula yang membuat orang menjadi mulia.


By : Zen
Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: chingik on 05 January 2008, 02:52:17 PM
 

Quote

_/\_ bro Chingik.

Perbuatanlah yang membuat orang menjadi hina,
Perbuatan pula yang membuat orang menjadi mulia.


By : Zen


 _/\_Hikoza,

Betul bro, jadi perbuatan itu dilandasi oleh pikiran. Jika mengembangkan pikiran untuk kepentingan semua makhluk, maka landasan pikiran ini disebut aspirasi Mahayana. Bila hanya mementingkan diri sendiri maka disebut aspirasi hinayana.  Karena aliran Mahayana berpedoman pada konsep sperti di atas, maka menyebutkan diri sebagai aliran Mahayana.

Namun dalam tubuh aliran Mahayana tidak sedikit juga yang berpikiran hinayana. Ini harus diakui. Saya pribadi masih malu jika menyebut diri seorang Mahayana, karena tingkat kerelaan memberi masih rendah.  :P apalagi berkorban demi kepentingan makhluk lain seperti yang dipraktikkan pertapa Sumedha (Buddha Gotama pada kehidupan lalu). 

Saya pribadi tidak melihat Theravada sebagai hinayana. Dan tentu dalam Sutra Mahayana, istilah hinayana bukan ditujukan pada aliran Theravada. Ini yg perlu dipahami.
Theravada pun memiliki aspirasi agung.
Jadi semua memang berpulang pada perbuatan masing masing.
   
Itulah yang termaktub dalam Sutra Intan, jadi terlalu picik jika mengatakan Sutra Intan itu palsu hanya karena ada sebutan Mahayana dan HInayana.

 
Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: Kembara on 05 January 2008, 05:13:23 PM
Quote from: Hikoza83
Perbuatanlah yang membuat orang menjadi hina,
Perbuatan pula yang membuat orang menjadi mulia.

 _/\_
 ^:)^ ^:)^ ^:)^
Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: El Sol on 05 January 2008, 11:18:39 PM
^
iyah patut dicontohi..apalage mengajarkan untuk merendahkan Hinayana... ;D

 _/\_


Konteks Mahayana dan Hinayana dalam Sutra Intan bukan merujuk ke sebuah aliran. Tapi merujuk ke 'orang yang memiliki aspirasi luhur" dan "orang yang memiliki aspirasi rendah". 

Tidak ada hubungannya dengan aliran manapun.
Ingat, Theravada bukanlah Hinayana. Atau anda sendiri merasa sebagai bagian dari Hinayana? ;D, mudah2an tidak.

 Anggapan Theravada sebagai Hinayana hanya pendapat dari segelintir orang, walaupun ada Mahayanis yang menganggap Theraravada sebagai Hinayana, tidak berarti ucapan dia mewakili Mahayana. Padahal Theravada mengajarkan Mahayana (baca: Aspirasi agung), itulah sebabnya ada Kisah Jataka yang meluhurkan praktik 10 Parami, dan kisah Buddhavamsa yang meluhurkan silsilah para Buddha. SEmua ini adalah bagian dari aspirasi agung.

 



karena kalian yg mahayana mengaggap bahwa orang2 Theravada/Hinayana/calon Arahat..

adalah egois/orang yang memiliki aspirasi rendah

sekale lage...dalam Theravada gk ada Mahayana..karena kalian adalah pecahan dari Theravada..taok?
Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: chingik on 06 January 2008, 12:16:36 PM
Quote
karena kalian yg mahayana mengaggap bahwa orang2 Theravada/Hinayana/calon Arahat..

adalah egois/orang yang memiliki aspirasi rendah

sekale lage...dalam Theravada gk ada Mahayana..karena kalian adalah pecahan dari Theravada..taok?

Lho, padahal tulisan saya memuji bahwa Theravada juga mengajarkan aspirasi agung, yakni 10 paramita dan kisah Jataka. Kok malah ditanggapi dengan seolah2 saya merendahkan?? :o
Saya bilang dalam Theravada juga terdapat mahayana, maksud dari istilah mahayana di sini adalah aspirasi agung. Bukan mahayana dalam arti "aliran mahayana". Mohon dibaca dengan teliti.
 
 
Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: El Sol on 07 January 2008, 10:49:52 AM
Quote
karena kalian yg mahayana mengaggap bahwa orang2 Theravada/Hinayana/calon Arahat..

adalah egois/orang yang memiliki aspirasi rendah

sekale lage...dalam Theravada gk ada Mahayana..karena kalian adalah pecahan dari Theravada..taok?

Lho, padahal tulisan saya memuji bahwa Theravada juga mengajarkan aspirasi agung, yakni 10 paramita dan kisah Jataka. Kok malah ditanggapi dengan seolah2 saya merendahkan?? :o
Saya bilang dalam Theravada juga terdapat mahayana, maksud dari istilah mahayana di sini adalah aspirasi agung. Bukan mahayana dalam arti "aliran mahayana". Mohon dibaca dengan teliti.
 
 
jataka dan paramita itu emank dari dulu milik Theravada..dan bukannya milik Mahayana...

hanya saja Mahayana telah merubah2 dan tambah2 bumbu2 gk jelas ke dalam ajaran asle Theravada...
Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: Forte on 07 January 2008, 11:45:24 AM
sabar2.. upekkha2.. panna2..

 _/\_
Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: tesla on 07 January 2008, 12:04:00 PM
Quote
jataka dan paramita itu emank dari dulu milik Theravada..dan bukannya milik Mahayana...

A milik saya, B milik dia, C milik kamu...
memperdebatkan kepemilikan malah menjauhkan kita dari pemahaman anatta.

apasih manfaat memperdebatkan kepemilikan sol? anggaplah benar, mahayana adalah pecahan theravada, apakah membawa kita ke pencerahan? ataupun sebaliknya theravada adalah pecahan dari mahayana, apakah menjauhkan kita dari pencerahan?
Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: Fei Lun Hai on 07 January 2008, 12:54:07 PM
Ko Tesla:  ^:)^  ^:)^  ^:)^  _/\_
Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: El Sol on 07 January 2008, 01:39:56 PM
Quote
jataka dan paramita itu emank dari dulu milik Theravada..dan bukannya milik Mahayana...

A milik saya, B milik dia, C milik kamu...
memperdebatkan kepemilikan malah menjauhkan kita dari pemahaman anatta.

apasih manfaat memperdebatkan kepemilikan sol? anggaplah benar, mahayana adalah pecahan theravada, apakah membawa kita ke pencerahan? ataupun sebaliknya theravada adalah pecahan dari mahayana, apakah menjauhkan kita dari pencerahan?
kok malah suruh yg stop..sharusne suruh dia yg stop..
Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: tesla on 07 January 2008, 02:23:17 PM
Quote
Padahal Theravada mengajarkan Mahayana (baca: Aspirasi agung), itulah sebabnya ada Kisah Jataka yang meluhurkan praktik 10 Parami, dan kisah Buddhavamsa yang meluhurkan silsilah para Buddha. SEmua ini adalah bagian dari aspirasi agung.

maksud kalimat di sini adalah bahwa dalam tradisi Theravada jg ada kisah yg sama dengan Mahayana, Sol. Dari yg saya baca jg tidak ada kesan bahwa sdr. Ching Ik men-claim bahwa 'Jataka' itu awalnya adalah milik Mahayana.
Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: chingik on 07 January 2008, 08:21:10 PM
Quote
Padahal Theravada mengajarkan Mahayana (baca: Aspirasi agung), itulah sebabnya ada Kisah Jataka yang meluhurkan praktik 10 Parami, dan kisah Buddhavamsa yang meluhurkan silsilah para Buddha. SEmua ini adalah bagian dari aspirasi agung.

maksud kalimat di sini adalah bahwa dalam tradisi Theravada jg ada kisah yg sama dengan Mahayana, Sol. Dari yg saya baca jg tidak ada kesan bahwa sdr. Ching Ik men-claim bahwa 'Jataka' itu awalnya adalah milik Mahayana.

Terima kasih Tesla telah memahami point yang saya maksudkan.
Untuk Sol, maaf ya sol, saya tidak menganggap Jataka dan 10 parami milik Mahayana. Mohon dibaca tulisan saya dengan lebih teliti lagi. Atau anda dapat meminta pendapat dari semua pembaca forum ini untuk menilai apakah maksud tulisan saya seperti yang anda perkirakan..., dan jika pun ternyata pernyataan saya yang salah, maka saya mohon maaf atas kebodohan saya.  ^:)^




 
Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: Kelana on 08 January 2008, 04:13:59 PM
OOT nih
Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: Pitu Kecil on 08 January 2008, 05:06:20 PM
udah benar OOT, bangsa2 virus berdatangan dimohon untuk di closed saja.
Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: tesla on 15 January 2008, 10:57:28 AM
saya kutip dari buku Keyakinan Umat Buddha:

Quote
Para pelajar secara universal menerima bahwa istilah Hinayana dan Mahayana merupakan temuan pada kemudian hari. Berbicara secara sejarah, Theravada telah ada lama sebelum istilah ini muncul. Theravada yg dianggap sebagai ajaran 'asli' Sang Buddha, diperkenalkan ke Sri Langka dan berdiri di sana pada abad ke-3 SM, selama masa Kaisar Asoka dari India. Pada masa itu tidak ada yg disebut Mahayana. Mahayana semacam itu muncul belakangan, sekitar awal era kr****n. Ajaran Buddha yang diperkenalkan di Sri Langka, dengan Tipitaka dan komentarnya, tetap ada di sana utuh sebagai Theravada dan tidak terlibat perbantahan Hinayana-Mahayana yg berkembang kemudian di India. Karena ini agaknya tidak sah untuk memasukkan Theravada ke dalam salah satu kategori ini.

kutipan ini saya post bukan bertujuan utk menjatuhkan salah satu aliran. saya berharap apabila dikemudian hari ada yg menemukan tulisan 'Hinayana' di manapun itu, janganlah diartikan dengan Theravada. Terutama umat Theravada sendiri, jgn sering merasa bahwa kata 'Hinayana' tsb merujuk ke Theravada.

Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: tesla on 15 January 2008, 11:04:25 AM
lanjutan...

Quote
Bagaimanapun, setelah pengukuhan Persahabatan Umat Buddha Sedunia pada tahun 1950, orang yg tahu baik, di Timur maupun di Barat, menggunakan istilah Theravada, bukan istilah Hinayana, untuk merujuk umat Buddha yg tinggal di negara-negara Asia Tenggara. ... Kenyataannya, Samadhi-Nirmorcana Sutra (suatu Sutta Mahayana) dengan jelas berkata bahwa 'Sravakayan-Theravada' dan Mahayana mengandung satu Yana dan bahwa mereka bukanlah dua kendaraan yg berbeda.
Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: asbak on 13 February 2008, 03:13:09 PM
ayo diskusi utk mendapatkan pengetahuan bukan utk mencari kemenangan  ^:)^ ^:)^ ^:)^
Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: Sunkmanitu Tanka Ob'waci on 14 February 2008, 10:08:51 AM
Ajahn Brahm :
Q. Kalau ada Mahayana dan Hinayana, Theravada masuk aliran mana?
A. Hahayana
Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: El Sol on 14 February 2008, 11:05:31 PM
yg penting...

ketiga aliran besar akan hancur suatu hari ini... :))

dan...

selamat datang Sammasambuddha Metteya..

Namo tassa bhagavato arahato sammasambuddhasa...

 _/\_
Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: Hendra Susanto on 15 February 2008, 12:29:24 AM
yg penting...

ketiga aliran besar akan hancur suatu hari ini... :))

dan...

selamat datang Sammasambuddha Metteya..

Namo tassa bhagavato arahato sammasambuddhasa...

 _/\_
finally....
 _/\_
Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: whitepadma on 14 July 2008, 12:04:44 PM
lage di bas..gk ada kerjaan...kluarin 1 buku kecil yg isine Diamond Sutra dan Prajna Paramita Sutra...Iseng ajah pengen tao isine ape....trus bukane ngacak...kebuka halaman 13...liat sesuatu yg meng-kagetkan...

Inilah yg gw baca di Halaman Tersebut :

"Subhuti, To Sum up, the merits resulting from this Sutra are inconceivable, inestimable and without limit. The Tathagata expounds it to those initiated into the Mahayana and the Supreme Yana. If they are able to receive, hold (in mind), read and recite it and expound it widely to others, the Tathagata will know and will see that they will achieve inexpressible and inconceivable merits that are without measure or limit. They will bear (responsibility for) the Tathagata's supreme Enlightenment (Anuttara-samyak-sambodhi) Why? Because, Subhuti, those who take delight in the Hinayana and hold the view of an ego, a personality, a being and a life, cannot listen to, receive, hold (in mind), read and recite this Sutra and explain it to others."

dari halaman ke-13(my lucky number)

Liat yg di bold boss??? pada zaman sang Buddha jelas2 belum ada yg namanya perpecahan Sangha...

silahkan leave comments....^^

 

Jgn mudah mengatakan sutra ini palsu. Krn beberapa pengalaman bahasa tulisan implementasikan berbeda dengan maksud asli. Sumber yang anda maksud ada kemungkinan salah dalam menterjemahkan...
Karena itu Bodhidharma dalam menyebarkan Zen tidak mau menggunakan bahasa tulisan karena persesi tiap orang berbeda beda.
Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: Sumedho on 14 July 2008, 12:30:48 PM
ini terjemahan versi lainnya

chapter 15
Quote
"Subhuti, we can summarize by saying that the merit and virtue of this Sutra is inconceivable, incalculable and boundless. The Buddha has declared this teaching for the benefit of initiates on the path to Enlightenment; he has declared it for the benefit of initiates on the path to Nirvana. If there is someone capable of receiving, practicing, reciting, and sharing this Sutra with others, the Buddha will see and know that person, and he or she will receive immeasurable, incalculable, and boundless merit and virtue. Such a person is known to be carrying the Supreme Enlightenment attained by the Buddha. Why? Subhuti, if a person is satisfied with lesser teachings than those I present here, if he or she is still caught up in the idea of a self, a person, a living being, or a universal self, then that person would not be able to listen to, receive, recite, or explain this Sutra to others."

mungkin harus kita cek jg yg versi bahasa sanskrit utk melihat kata2x apa yg digunakan sebenarnya
Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: Riky_dave on 14 July 2008, 09:10:19 PM
yg penting...

ketiga aliran besar akan hancur suatu hari ini... :))

dan...

selamat datang Sammasambuddha Metteya..

Namo tassa bhagavato arahato sammasambuddhasa...

 _/\_
Saya rasa tidak butuh untuk menunggu munculnya Sammasambuddha Metteya untuk meruntuhkan ke3 aliran besar tsb...:)
Karena 3aliran besar tersebut muncul dari "aku" masing2...
Runtuhkan lah "aku" masing2 maka mereka juga akan runtuh dengan sendirinya :)

Salam,
Riky
Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: dilbert on 20 July 2008, 01:27:08 PM
lage di bas..gk ada kerjaan...kluarin 1 buku kecil yg isine Diamond Sutra dan Prajna Paramita Sutra...Iseng ajah pengen tao isine ape....trus bukane ngacak...kebuka halaman 13...liat sesuatu yg meng-kagetkan...

Inilah yg gw baca di Halaman Tersebut :

"Subhuti, To Sum up, the merits resulting from this Sutra are inconceivable, inestimable and without limit. The Tathagata expounds it to those initiated into the Mahayana and the Supreme Yana. If they are able to receive, hold (in mind), read and recite it and expound it widely to others, the Tathagata will know and will see that they will achieve inexpressible and inconceivable merits that are without measure or limit. They will bear (responsibility for) the Tathagata's supreme Enlightenment (Anuttara-samyak-sambodhi) Why? Because, Subhuti, those who take delight in the Hinayana and hold the view of an ego, a personality, a being and a life, cannot listen to, receive, hold (in mind), read and recite this Sutra and explain it to others."

dari halaman ke-13(my lucky number)

Liat yg di bold boss??? pada zaman sang Buddha jelas2 belum ada yg namanya perpecahan Sangha...

silahkan leave comments....^^

 

Pertanyaan pertama...

Apakah Vajracheddika PrajnaParamita Sutra disusun pada konsili Sangha I (karena ada anggapan bahwa apa yang dicatat sebagai pitaka dalam konsili Sangha I merupakan produk asli jaman Buddha Sakyamuni, kecuali bahwa Abhidharma baru disusun pada konsili Sangha III karena selama itu Abhidharma diingat secara luar kepala.) ???

Karena Vajracheddika PrajnaParamita Sutra kalau tidak salah merupakan produk dari Nagarjuna (salah satu guru besar MAhayana) yang "katanya" kitab kitab dan ajaran Mahayana diambil dari Alam Naga... CMIIW (Correct Me If Iam Wrong)
Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: sobat-dharma on 02 October 2008, 03:13:15 PM
Dalam kajian teks kuno. Tidak heran jika suatu teks disalin berulang-ulang, karena pada masa lampau tidak ada yang namanya percetakan. Karena meliputi rentang waktu yang panjang, diwariskan dari satu generasi ke generasi selama berabad-abad, tidak jarang sebuah teks sudah mengalami salinan ulang berkali-kali. Dalam hal ini, jika ada sekelompok penyalin yang berkepentingan tertentu ia dapat saja menyelipkan satu dua kalimat atau beberapa bagian yang mewakili kepentingannya atau menghapus bagian-bagian yang dianggap tidak sesuai dengan pandangan pribadinya. Parahnya, di jaman lalu tidak ada yang namanya penyebutan nama penulis atau berapa kali suatu teks mengalami salin ulang.

Konon, nasib semua teks kuno tidak lah berbeda. Misalnya, untuk sutra yang usianya lebih muda dari Vajracheddika PrajnaParamita Sutra, seperti T'an Ching (Sutra Altar) ditemukan ada beberapa versi. Yang saya ingat ada dua versi. Versi pertama, adalah sutra altar yang disalin pada masa dinasti Song; dikenal dan beredar secara umum. Sedangkan versi kedua, ditemukan akhir-akhir ini di situs Tun Huang yang diperkirakan disalin pada jaman Dinasti Tang. Kedua versi tersebut menunjukkan ada beberapa perbedaan. Namun, hingga kini tidak ada yang tahu versi asli dari Sutra Altar, karena versi Tun Huang juga adalah versi salinan.

Nah, hal ini tidak berlaku untuk sutra-sutra Mahayana belaka. Beberapa ahli meyakini salinan versi Tipitaka yang tersimpan dalam Sri Lanka yang menjadi prototipe bagi teks Theravada modern tidak luput dari modifikasi. Tipitaka Sri Lanka disalin pada masa Raja Ashoka, yang berarti telah terjadi perpecahan sangha pula. Beberapa ahli memperkirakan bahwa penyalin Tipitaka Pali menghapus bagian-bagian yang berkaitan dengan Mahasanghika meski tidak terlalu berhasil. Misalnya seperti yang disebutkan di diskusi di atas, dalam Jataka muncul tentang 10 parami. Selain itu, istilah Bodhisatta juga dikenal dalam Theravada, meski ditafsir ulang dengan cara yang berbeda. 

Di luar semuanya, kondisi di mana semua teks kuno mengalami banyak perubahan akibat proses salin ulang bukan hanya pada teks-teks Buddhis belaka. Alkitab, Al Quran, Taoisme, bahkan hingga teks-teks lain yang kurang penting. Oleh karena itu, jika menemukan kejanggalan dalam teks kuno yang kita baca jangan tergesa-gesa mengasumsikan sebuah teks adalah palsu terlebih dahulu. Memang tidak tertutup kemungkinan terjadi pemalsuan sebuah teks dengan mengkreasi sebuah dokumen yang sama sekali baru untuk mencapai suatu tujuan, meski hal tersebut sangat sulit diungkap kebenarannya. Dengan demikian, dalam mempelajari suatu teks kuno setiap orang memang harus berhati-hati. Ia perlu mencari tahu beberapa hal untuk melengkapi pengetahuannya, antara lain:
1. Apakah teks yang ada di tangannya adalah Bahasa Asli atau terjemahan. Jika terjemahan, perlu ditanya lagi, sudah berapa kali teks tersebut mengalami penerjemahan?
2. Adakah versi lain dari teks yang ada di tangan Anda? Bagaimana sejarah penemuan teks kuno yang ada di tangan ada? Biasanya teks yang diterima sebagai model generik seringkali disalin berulang-ulang dan berpindah dari satu tangan ke tangan lain sehingga tingkat modifikasinya lebih tinggi ketimbang teks yang ditemukan dalam suatu reruntuhan kuno. Meski tidak ada jaminan mana teks yang lebih asli dari yang lain, adanya perbandingan  beberapa versi membantu kita mengenali bagian-bagian yang konsisten dan berubah dari teks dalam suatu periode.
3. Bersikap kritis dalam mengenali isi teks. Jika tidak isi yang menyimpang atau menyesatkan secara umum, meski ada beberapa bagian yang janggal atau tidak sesuai dengan jamannya, bukanlah alasan untuk mengganggap seluruh teks tidak bermanfaat. Dalam hal ini pembaca harus mampu memilah mana pesan yang benar dan mana pesan yang salah. Jika yang penting bagi bagi seseorang adalah mempelajari Buddha Dharma misalnya, yang penting adalah isi pesan yang ingin disampaikan oleh teks tersebut, bukan tingkat keasliannya.
Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: phrabuddha01 on 31 January 2011, 06:40:45 PM
 _/\_mnurut saya,prajnaparamita itw mrupakan sutra palsu,apakah ada disebut nama Sang Buddha Gotama disitu???cek aja ndiri
Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: Ttone on 31 March 2011, 08:57:48 PM
Hai halo kawan2x dan saudara2x sekalian! Pertama tama saya ingin mengucapkan Salam bahagia n salam damai! Saya menganggap diri saya sebagai umat Budha, tapi tidak mengklasifikasi diri saya ke salah satu denominasi. Menurut saya agama Budha ya Buddha. Gak ada embel2x lagi dibelakangnya. Menurut saya pembahasan Sutra ini maaf tidaklah penting bagi kemajuan batin kita, malah merujuk ke timbulnya rasa kebencian dan permusuhan, yang malah memundurukan spiritualitas kita.
Kalau saya boleh bilang dari pengetahuan saya yang maaf mungkin juga salah dan terbatas, Sutra maupun sutta apapun di dalam Buddha, yang terpenting adalah intisari dari sutra tersebut. Ada yang rasa cocok, dan merasa maju batinnya dengan sutra tersebut ya bagus, kalau tidak cocok ya silahkan boleh cari sutra/sutta yang lain yang cocok dengan kondisi batin n ruang kita masing masing.
Karena saya merasa kita semua itu berada di dunia "manusia" ini penuh dengan kemajemukan, ada yag rambut pirang, ada yang rambut hitam, etc etc. SEsuatu yang menurut kita asli dan paling benar mungkin dibelahan ujung dunia sana menjadi sesuatu yang tabu dan salah bahkan palsu. Lagian apalah artinya sebuah nama, dan kata kata asli palsu, yang terpenting menurut saya ialah kalau kita bisa memgembangkan cinta kasih kita dan kebahagiaan kita kepada sekeliling kita.
Maaf kalau ada kata2x saya yang salah atau tidak berkenan di hati. Namun hati kecil saya yakin, bahwa tujuan para buddha ialah cinta kasih dan jauh dari serakah, benci, dan ignorant. Akhir kata Semoga semua mahluk hidup, apapun agama dan kepercayaan mereka, besar kecil, tampak maupun kasat mata, semoga semuaaanya bahagia lahir dan batin.
Terima kasih!
Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: kullatiro on 31 March 2011, 09:31:37 PM
salah penerjemahan tuh wajar loh wong jataka atahakata yang di terjemahkan ke indonesia saja tidak luput dari kesalahan penerjemahan malah jalan cerita bila di urai kan malah menjadi tidak sesuai dengan vinaya para bhikku gitu lohh ( cerita no 5 yang rice jadi beras itu lohh semestinya kan yang tepat nasi).

Quote
TAṆḌULANĀLI-JĀTAKA
“Berapakah kiranya nilai satu takaran beras?” dan
seterusnya. Kisah ini diceritakan Sang Guru ketika berada di
Jetawana, tentang Thera Udāyi, yang dipanggil si Dungu.

Pada masa itu, seorang bhikkhu bernama Dabba, dari suku Malla, bertugas mengatur pembagian persediaan bahan makanan untuk Sanggha21. Di pagi hari Dabba sedang menentukan beras untuk dibagikan, kadang-kadang beras pilihan dan kadang-kadang beras yang mutunya lebih rendah, yang diberikan kepada Bhikkhu Udāyi. Biasanya saat menerima beras yang mutunya lebih rendah, ia membuat kericuhan di ruang penyimpanan dengan berkata, “Apakah Dabba satu-satunya orang yang mengetahui cara menentukan beras? Bukankah kita semua juga bisa?” Suatu hari, saat ia ricuh, mereka menyerahkan keranjang periksa kepadanya dan berkata, “Ambillah! Mulai hari ini, engkau yang menentukan pembagian beras!” Sejak itu, Udāyi bertugas menentukan pembagian beras kepada bhikkhu Sanggha. Namun, dalam pembagian yang dilakukannya, ia tidak mengetahui perbedaan beras yang mutunya bagus dan beras yang mutunya lebih rendah; ia juga tidak tahu bhikkhu senior22 dengan kedudukan apa berhak mendapatkan beras dengan kualitas baik maupun beras dengan mutu yang lebih rendah. Karena itu, saat menyusun daftar nama, ia tidak mengetahui kesenioran kedudukan para bhikkhu. Akhirnya, saat para bhikkhu mengambil tempat, ia menandai lantai maupun dinding untuk menunjukkan pemisahan siapa yang berdiri di sini dan siapa yang berdiri di sana. Di kemudian hari, lebih sedikit bhikkhu pada tingkatan tertentu dan lebih banyak bhikkhu tingkatan yang lain; dimana dengan jumlah yang semakin sedikit, tanda itu semakin menurun, dan untuk jumlah yang bertambah banyak, tandanya juga mengalami kenaikan. Namun Udāyi yang tidak mengetahui tentang pemisahan itu, membagikan penentuan beras hanya menurut tanda lama yang ia buat.

Karena itu, para bhikkhu berkata kepadanya, “Awuso Udāyi, tanda yang engkau buat terlalu tinggi atau terlalu rendah; beras yang mutunya baik, diberikan kepada bhikkhu berkedudukan demikian dan beras yang mutunya lebih rendah diberikan kepada bhikkhu dengan kedudukan yang lain.” Namun ia menyanggah dengan alasan, “Tanda itu berada di tempat seharusnya ia berada. Jika bukan tempatmu, mengapa engkau berdiri di sana? Mengapa saya harus percaya padamu? Saya hanya percaya pada tanda yang saya buat.”

 Para bhikkhu dan samanera [124] mendorongnya keluar dari tempat penyimpanan itu dan berteriak, “Temanku Udāyi yang dungu, karena pembagian yang kamu lakukan, para bhikkhu tidak mendapat apa yang seharusnya menjadi bagian mereka; kamu tidak cocok untuk melakukan tugas ini; pergilah dari sini!” Kegaduhan pun terjadi di ruang penyimpanan tersebut.

Mendengar keributan itu, Sang Guru bertanya pada Ānanda, “Ānanda, ada kegaduhan di ruang penyimpanan. Keributan apakah itu?”

Thera Ānanda menjelaskan kejadian tersebut pada Buddha. “Ānanda,” kata Beliau, “ini bukan pertama kalinya kebodohan Udāyi membuat ia merampas apa yang menjadi milik orang lain; ia juga melakukan hal yang sama di masa lampau.”

Ānanda meminta Bhagawan menjelaskan, kemudian Beliau menceritakan hal yang selama ini tidak Ananda ketahui dikarenakan kelahiran kembali.

http://www.scribd.com/doc/31483424/Jataka-Vol-1 (http://www.scribd.com/doc/31483424/Jataka-Vol-1)

coba berapa banyak dari kalian yang telah membaca jataka athakata, adakah yang menyadari penggunaan kata beras disini tidak tepat?
Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: djoe on 05 May 2011, 08:15:16 AM
Baca terjemahan yang ini:

http://www.buddhanet.net/pdf_file/prajparagen2.pdf
Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: djoe on 05 May 2011, 08:29:50 AM
ini terjemahan versi lainnya

chapter 15mungkin harus kita cek jg yg versi bahasa sanskrit utk melihat kata2x apa yg digunakan sebenarnya


Setuju, Yang ngomong Mahayana atau Hinayana itu Penterjemahnya atau Buddha?
Kalau yang ngomong itu penterjemahnya trus anda mengatakan sutra ini palsu, Neraka akibatnya

Ini terjemahan yang lain berikut komentarnya. Kalau cuma bisa baca tapi gak tau arti sutranya jadinya tong kosong nyaring bunyinya

Chapter 15
The Merit & Virtue of Holding the Såtra
“Subhåti, a good man, or good woman, might in the morning give up as many bodies as there are grains of
sand in the Ganges River, and again at noon might give up as many bodies as there are grains of sand in the Ganges River, and again in the evening might give up as many bodies as there are grains of sand in the Ganges River, giving up bodies in that way throughout measureless millions of kalpas. But if someone else were to hear, this Såtra and believe it with no reservations, his blessings would surpass the former ones. How much the more so if people can write out, receive, hold, read, recite, and explain it for others. Subhåti, the merit and virtue of this Såtra are inexpressible, inconceivable, boundless, and beyond all praise. It is spoken by the Tathàgata for those who have set out on the Great Vehicle, those who have set out on the Supreme Vehicle. If people can receive, hold, read, recite, and speak it for others, they are completely known by the Tathàgata; they are completely seen by the Tathàgata. Such people accomplish immeasurable, inexpressible, boundless, inconceivable merit and virtue and thus sustain the Tathàgata’s Anuttarasaüyaksaübodhi.[/b]

Commentary :
Sàkyamuni Buddha again called to Empty Born, “Subhåti, if a man or a woman who cultivates the five precepts and the ten good acts, were to give up his body as many times as there are grains of sand in the Ganges River in the morning, at noon, and in the evening…Ÿ The Buddha had previously spoken of giving one’s body as a gift. Now he speaks of giving one’s body repeatedly, as many times as there are grains of sand in the Ganges River. Not only does the person give up that many bodies in the morning, he also does so at noon. Furthermore, he gives up his body as many times as there are grains of sand in the Ganges River in the evening. Nor is the offering for one day only, but for measureless millions of kalpas. Yet the blessings and virtue derived when a person merely hears the Såtra and believes it with no reservations surpass those of the person who gives up bodies as many as there are grains of sand in the Ganges River each morning, noon, and evening for measureless millions of kalpas.
With no reservations means that the listener has no certainty but believes wholeheartedly. When one uses life and body as a gift, one is merely practicing the giving of wealth. When one hears the Såtra he receives the gift of Dharma through which wisdom is obtained. In order to open enlightenment and realize Buddhahood, one requires proper wisdom. If one only, has the reward of blessings and lacks true wisdom, he cannot open enlightenment. Therefore the one who hears the Såtra and is blessed with wisdom receives greater blessings than the former. How much the more is that true when one uses pen and ink to write out the Vajra Såtra or receives, holds, reads, recites, and speaks it for others. Subhåti, the merit and virtue of the Såtra cannot be conceived of, spoken of, adequately praised or calculated. The principles of the Såtra are truly
boundless.
It is spoken by the Tathàgata for those who have set out on the Great Vehicle. The Tathàgata did not speak the Såtra for small fruit Sound-Hearers. It was for the sake of people who were initially Great Vehicle Bodhisattvas that the Såtra was spoken.
Those who have set out in the Supreme Vehicle. The Såtra was not only delivered for those who have set out in the Bodhisattva Way, but also for those who aim straight for the Buddha Way and want to take across the multitudes of living beings — that is for those of the very highest, unsurpassed Buddha Vehicle.
If a person receives, holds, reads, recites, and lectures the Såtra for others, the Tathàgata sees and knows such a person through the power of the heavenly eye. Such a person obtains inexpressible merit and virtue and sustains the work of a Buddha. He can obtain Anuttarasaüyaksaübodhi, the Unsurpassed, Proper and Equal, Right Enlightenment.

“And why? Subhåti, one who delights in lesser Dharmas is attached to a view of self, a view of others, a view of
living beings, and a view of a life. He cannot hear, receive, hold, read, or recite the Såtra or explain it for others.

“Subhåti. The gods, the men, and the asuras of the world make offerings at any place where this Såtra is found. You should know such a place is a ståpa where everyone should respectfully bow, circumambulate, and
scatter incense and flowers.


A person who takes on the responsibility of the Buddha’s work is not one who enjoys Small Vehicle dharmas. Those who study the dharmas of the Small Vehicle are attached to a view of self, which is a kind of greed. They are attached to a view of others, which is a kind of hostility. They are attached to a view of living beings and a life, which is a kind of stupidity. Such people cannot hear, receive or recite the contents of the Vajra Såtra. Because they are only fond of Small Vehicle dharmas, they are unable to receive the wonderful principles of the Great Vehicle, the Dharma of real mark which has no marks. Such people cannot believe the Vajra Såtra them-
selves nor can they explain it for others. Their hearts are too small, and their state of mind too narrow to understand Great Vehicle Dharma.
All the worldly and world-transcending living beings of the Dharmarealm, the gods, the men, and the asuras, the
latter of which are beings with the blessings of the heavens who lack the virtuous qualities of gods, should make offerings to the Såtra wherever they encounter it.
There are ten kinds of offerings:
1. Incense. The finest, most expensive incense should be offered to the Buddha. If you were to buy old incense
which shopkeepers were about to discard and bring it as an offering to the Buddha, your heart would be lacking in sincerity. On the other hand, if you were to offer Go÷ãrùa-candana,

“Ox-head SandlewoodŸ incense, your gift, involving considerable sacrifice on your part, could be considered sincere.Ox-head incense is often mentioned in the Buddha’s teachings.The øåraï gama Såtra explains that this incense was so fragrant that it could be detected within a radius of thirteen miles when it was being burned in the city of øràvastã during the Buddha’s Dharma assemblies. The Brahman woman in the Earth Store Bodhisattva Såtra sold her house and sacrificed her wealth in order to make a great offering to Enlightenment
Flower Samàdhi Self-Existent King Tathàgata. Her sincerity was so great that she sold the very roof over her head in order to make the very best offerings to the Buddha.
The reward for offering incense to the Buddha is that in the future your body will be fragrant. A rare scent con-
stantly issued from øàkyamuni Buddha’s mouth and from every pore on his body. An ordinary person’s body has such a foul odor it can be detected for miles. If you don’t believe that, just consider how a police dog is able to trace a human scent at a distance of three to five miles. However if you make offerings of incense to the Buddha with the hope of gaining a fragrant body, then you have missed the point. You should not seek for it. When your merit and virtue are sufficient your body will quite naturally be fragrant. The gods, for example, have fragrant bodies because they made offerings of incense to the Buddha in former lives. Until your merit and virtue are sufficient, you will continue to have a common stinking body no matter how much you strive to attain a fragrant odor.

2. Flowers. The finer the flowers that you offer to the Buddha, the greater the merit and virtue you receive from the offering. Do not spend all your money for good things to eat; save a little for an offering to the Buddha. The reward for offerings of flowers is that you will have perfect features and be very beautiful or extremely handsome in your next life. People will fall in love with you at first sight. Women will be strongly attracted to you if you are a man, and men will be unable to resist your beauty if you are a woman. “That is too much trouble,
you may say. “I don’t want to get involved with that. If you don’t want that kind of trouble, so much the better. øàkyamuni Buddha had perfect features as a result of offering incense and flowers to Buddhas in former lives. If
you fear the trouble a perfect appearance might bring, you can imitate Patriarch Bodhidharma who had a ragged beard and ugly features! It is up to you. However you like it, you can have it that way.
3. Lamps. If you light lamps before the Buddha, next life your eyes will be bright. You will be able to see the things other people cannot see and know the things other people cannot know. You will be able to attain the penetration of the Five Eyes, the heavenly eye, the Buddha eye, the dharma eye, the wisdom eye, and the flesh eye.
“So-and-so has the Buddha eye, you may complain.“Why don’t I have one? Of course you do not have the five
eyes; in the past you never bought one lamp to offer to the Buddha. If you want the five eyes you should quickly bring in the very finest incense and oil and light lamps before the Buddha as an offering. The merit and virtue of this kind of offering is so wonderful that as a result you can obtain the five eyes and six spiritual penetrations.
4. Necklaces. Rare jewels and gems may be placed before the Buddha as offerings.
5. Jewelled Parasols. Items used in adornment of the Buddha hall are also an acceptable offering.
6. Banners and canopies. Banners made of cloth which has been painted or stitched with adornments, or wooden plaques which have been carved with inscriptions, are offerings appropriate to place before the Buddha. You may also hang canopies like the Great Brahmà Heaven King’s net canopy which is circular and adorned with jewels.
7. Clothes. When you make or buy fine clothes you may place them on the altar before the Buddha prior
to wearing them. Only upper garments should be offered. Although the Buddha cannot wear the clothes, the offering is a gesture to express the sincerity of your heart.
8. Fruit and food. Food should be placed before the Buddha prior to being eaten. This offering as well is a gesture of respect.
9. Music. Making temple includes beating the wooden fish, playing the drum and bell, ringing the small bells, striking the gong, and singing praises. Music such as this is an offering to the Buddha.
10. Joined Palms. The tenth kind of offering is simple and does not expend any energy. This is merely placing your
palms together as an offering. You should make offerings wherever this Såtra is found. You should know such a place is a ståpa. It is a place where the Tathàgata’s true body resides, the Tathàgata’s ÷arãra.
Everyone should respectfully bow and circumambulate. Circumambulation refers to circling to the right around the
Buddha while reciting the Great Compassion Mantra or reciting the Buddha’s name. And all kinds of incense and flowers should be scattered as offerings.
Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: Indra on 05 May 2011, 08:36:54 AM
9. Music. Making temple includes beating the wooden fish, playing the drum and bell, ringing the small bells, striking the gong, and singing praises. Music such as this is an offering to the Buddha.

Sang Buddha menganjurkan musik dan nyanyian di Mahayana sedangkan musik tidak dianjurkan dalam Theravada, tidak mungkin dua hal yg bertentangan dapat benar keduanya, pasti salah satunya salah
Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: ryu on 05 May 2011, 12:52:56 PM
^^ mungkin ditambahkan oleh biksu pemusik belakangan =))
Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: blood_demon on 05 May 2011, 01:39:20 PM
LOl. tulisan yg di bold elsol haha,sama kyk saya dulu sebenarnya lebih ke mahayana, tp begitu baca soal Bhaisajya Guru Sutra, kalo nga salah di dalam iklarnya ada sebut tentang mahayana dan hinayana. saya jd bingung. apakah pada saat itu ada mahayana dan hinayana. tp ya positif thinking aja, mungkin itu penambahan oleh penerjemah belakangan gt yg menambah nambahkan gt . hanya kemungkinan gt. hahaha  :))
Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: djoe on 05 May 2011, 01:41:45 PM

“And why? Subhåti, one who delights in lesser Dharmas is attached to a view of self, a view of others, a view of
living beings, and a view of a life. He cannot hear, receive, hold, read, or recite the Såtra or explain it for others.

“Subhåti. The gods, the men, and the asuras of the world make offerings at any place where this Såtra is found. You should know such a place is a ståpa where everyone should respectfully bow, circumambulate, and
scatter incense and flowers.[/color]


A person who takes on the responsibility of the Buddha’s work is not one who enjoys Small Vehicle dharmas.

Those who study the dharmas of the Small Vehicle are attached to a view of self, which is a kind of greed. They are attached to a view of others, which is a kind of hostility.
They are attached to a view of living beings and a life, which is a kind of stupidity.

Such people cannot hear, receive or recite the contents of the Vajra Såtra. Because they are only fond of Small Vehicle dharmas, they are unable to receive the wonderful principles of the Great Vehicle, the Dharma of real mark which has no marks.
Such people cannot believe the Vajra Såtra themselves nor can they explain it for others. Their hearts are too small, and their state of mind too narrow to understand Great Vehicle Dharma.

All the worldly and world-transcending living beings of the Dharmarealm, the gods, the men, and the asuras, the
latter of which are beings with the blessings of the heavens who lack the virtuous qualities of gods, should make offerings to the Såtra wherever they encounter it.



Yang mengatakan Vajracchedika Prajna Paramita Sutra palsu adalah orang yang termasuk kutipan diatas.
Apakah Ryu salah satunya juga?
Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: dilbert on 05 May 2011, 01:51:50 PM
Yang mengatakan Vajracchedika Prajna Paramita Sutra palsu adalah orang yang termasuk kutipan diatas.
Apakah Ryu salah satunya juga?

Kalau Vajracheddika = Sutra Mahayana... pernah-kah membanding-kan isi dan konsep Saddharmapundarika Sutra = Sutra Mahayana juga ? yang menurut saya ada "kontradiksi"-nya
Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: Kelana on 05 May 2011, 01:53:36 PM
^^ mungkin ditambahkan oleh biksu pemusik belakangan =))

Saya rasa mungkin perkiraan Sdr. Ryu ada benarnya.

Coba kita perhatikan terjemahan :
9. Music. Making temple includes beating the wooden fish, playing the drum and bell, ringing the small bells, striking the gong, and singing praises. Music such as this is an offering to the Buddha.

Jika terjemahan dari Sdr. djoe itu benar maka berdasarkan pada terjemahan itu bisa dikatakan ada indikasi penambahan. Indikasinya terletak pada kata "wooden fish" (mu yu). Sepencarian saya, (CMIIW), mu yu yang biasanya disebut kentungan ini hanya ada di China. Di India, tidak ditemukan instrumen seperti ini.

(http://www.chinancient.com/wp-content/uploads/2010/07/wooden-fish-02.jpg)
Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: djoe on 05 May 2011, 01:57:21 PM
Kalau Vajracheddika = Sutra Mahayana... pernah-kah membanding-kan isi dan konsep Saddharmapundarika Sutra = Sutra Mahayana juga ? yang menurut saya ada "kontradiksi"-nya

Saya tidak menyebut aliran, saya hanya ingin mengatakan termasuk yang manakah anda/org yg menganggap sutra tsbt palsu?
Tidakkah anda bisa melihat kebenaran yang dibabarkan tanpa melihat aliran?
Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: djoe on 05 May 2011, 01:59:33 PM
Saya rasa mungkin perkiraan Sdr. Ryu ada benarnya.

Coba kita perhatikan terjemahan :
9. Music. Making temple includes beating the wooden fish, playing the drum and bell, ringing the small bells, striking the gong, and singing praises. Music such as this is an offering to the Buddha.

Jika terjemahan dari Sdr. djoe itu benar maka berdasarkan pada terjemahan itu bisa dikatakan ada indikasi penambahan. Indikasinya terletak pada kata "wooden fish" (mu yu). Sepencarian saya, (CMIIW), mu yu yang biasanya disebut kentungan ini hanya ada di China. Di India, tidak ditemukan instrumen seperti ini.

(http://www.chinancient.com/wp-content/uploads/2010/07/wooden-fish-02.jpg)

Tidak bisakah anda membedakan antara commentary dan sutra?
Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: Indra on 05 May 2011, 02:00:04 PM
Saya tidak menyebut aliran, saya hanya ingin mengatakan termasuk yang manakah anda/org yg menganggap sutra tsbt palsu?
Tidakkah anda bisa melihat kebenaran yang dibabarkan tanpa melihat aliran?

tahukah anda bahwa mahayana sama sekali bukan aliran, mahayana adalah sejenis kendaraan
Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: dilbert on 05 May 2011, 02:00:58 PM
Saya tidak menyebut aliran, saya hanya ingin mengatakan termasuk yang manakah anda/org yg menganggap sutra tsbt palsu?
Tidakkah anda bisa melihat kebenaran yang dibabarkan tanpa melihat aliran?

Kalau membandingkan Kitab Theravada dan Mahayana tentu-nya tidak akan Apple to Apple... menurut logis saya, kalau suatu ajaran (baik Theravada maupun Mahayana) yang baik, tentu-nya konsep / doktrin-nya harus sealur, tidak cross reference, nyambung dari depan sampai belakang, tidak kontradiksi satu sama lain.

Nah... mau melihat "kekacauan" Kitab-Kitab Mahayana, Coba pelajari Vajracheddika Sutra (Sutra Intan) dan Saddharmapundarika sutra (Sutra Teratai), 2 kitab utama aliran Mahayana...
Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: Kelana on 05 May 2011, 02:01:48 PM
Tidak bisakah anda membedakan antara commentary dan sutra?

Apakah saya sedang mengomentari sutra?
Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: dilbert on 05 May 2011, 02:03:45 PM
Apakah saya sedang mengomentari sutra?

Anda sedang mengomentari Sutra... jadi bisa saja nanti-nya komentar anda di forum DC ini bisa di-rekap dan dijilid menjadi Kitab Komentar... wkwkwkwkwkww
Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: djoe on 05 May 2011, 02:05:03 PM
tahukah anda bahwa mahayana sama sekali bukan aliran, mahayana adalah sejenis kendaraan

Sorry,
Maksud saya itu Great Vechicle
Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: Kelana on 05 May 2011, 02:05:17 PM
Anda sedang mengomentari Sutra... jadi bisa saja nanti-nya komentar anda di forum DC ini bisa di-rekap dan dijilid menjadi Kitab Komentar... wkwkwkwkwkww
:hammer:
Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: Indra on 05 May 2011, 02:07:36 PM
Sorry,
Maksud saya itu Great Vechicle

nah bener kan, mahayana= Great Vehicle = Kendaraan besar = tronton
Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: djoe on 05 May 2011, 02:14:18 PM
nah bener kan, mahayana= Great Vehicle = Kendaraan besar = tronton

Anda makin bingung aja, tidak bisa membedakan Great Dharma dengan tronton
Greate Vehicle= Great Dharma

Makanya komentar ini pas banget:

“And why? Subhåti, one who delights in lesser Dharmas is attached to a view of self, a view of others, a view of living beings, and a view of a life. He cannot hear, receive, hold, read, or recite the Såtra or explain it for others.

A person who takes on the responsibility of the Buddha’s work is not one who enjoys Small Vehicle dharmas. Those who study the dharmas of the Small Vehicle are attached to a view of self, which is a kind of greed. They are attached to a view of others, which is a kind of hostility. They are attached to a view of living beings and a life, which is a kind of stupidity. Such people cannot hear, receive or recite the contents of the Vajra Såtra. Because they are only fond of Small Vehicle dharmas, they are unable to receive the wonderful principles of the Great Vehicle, the Dharma of real mark which has no marks.

Such people cannot believe the Vajra Såtra themselves nor can they explain it for others. Their hearts are too small, and their state of mind too narrow to understand Great Vehicle Dharma.
Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: Indra on 05 May 2011, 02:19:34 PM
Greate Vehicle= Great Dharma

sepertinya anda yg sedang berhalusinasi

bisakah anda memberikan referensi atas Vehicle=Dharma? kamus atau ensiklopedi apa yg anda gunakan.

ve·hi·cle  (v-kl)
n.
1.
a. A device or structure for transporting persons or things; a conveyance: a space vehicle.
b. A self-propelled conveyance that runs on tires; a motor vehicle.
2. A medium through which something is transmitted, expressed, or accomplished: His novels are a vehicle for his political views.
3. The concrete or specific word or phrase that is applied to the tenor of a metaphor and gives the metaphor its figurative power, as walking shadow in "Life's but a walking shadow" (Shakespeare).
4. A play, role, or piece of music used to display the special talents of one performer or company.
5. A substance of no therapeutic value used to convey an active medicine for administration.
6. A substance, such as oil, in which paint pigments are mixed for application.
Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: djoe on 05 May 2011, 02:20:39 PM
Kalau membandingkan Kitab Theravada dan Mahayana tentu-nya tidak akan Apple to Apple... menurut logis saya, kalau suatu ajaran (baik Theravada maupun Mahayana) yang baik, tentu-nya konsep / doktrin-nya harus sealur, tidak cross reference, nyambung dari depan sampai belakang, tidak kontradiksi satu sama lain.

Nah... mau melihat "kekacauan" Kitab-Kitab Mahayana, Coba pelajari Vajracheddika Sutra (Sutra Intan) dan Saddharmapundarika sutra (Sutra Teratai), 2 kitab utama aliran Mahayana...

Saya tidak membandingkan. Saya hanya bilang tidak bisakah melihat kebenaran dari dharma tersebut?
Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: djoe on 05 May 2011, 02:23:06 PM
sepertinya anda yg sedang berhalusinasi

bisakah anda memberikan referensi atas Vehicle=Dharma? kamus atau ensiklopedi apa yg anda gunakan.

ve·hi·cle  (v-kl)
n.
1.
a. A device or structure for transporting persons or things; a conveyance: a space vehicle.
b. A self-propelled conveyance that runs on tires; a motor vehicle.
2. A medium through which something is transmitted, expressed, or accomplished: His novels are a vehicle for his political views.
3. The concrete or specific word or phrase that is applied to the tenor of a metaphor and gives the metaphor its figurative power, as walking shadow in "Life's but a walking shadow" (Shakespeare).
4. A play, role, or piece of music used to display the special talents of one performer or company.
5. A substance of no therapeutic value used to convey an active medicine for administration.
6. A substance, such as oil, in which paint pigments are mixed for application.

Kebanyakan pengetahuan, Hanya melihat kata - kata tanpa bisa melihat inti sebenarnya.
Kalau gitu apa artinya nibbana dalam kamus?Apakah bisa dijelaskan dalam kamus

anda seperti yg dijelaskan dalam sutra:
“And why? Subhåti, one who delights in lesser Dharmas is attached to a view of self, a view of others, a view of living beings, and a view of a life. He cannot hear, receive, hold, read, or recite the Såtra or explain it for others.
Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: Sunkmanitu Tanka Ob'waci on 05 May 2011, 02:24:16 PM
kalau memang begitu, bagaimana anda menjelaskan nibanna di forum? 
apakah dengan masing-masing mengangguk-anggukkan kepala dan gak perlu diskusi lagi? 
toh memang gak bisa dijelaskan.
Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: djoe on 05 May 2011, 02:29:52 PM
kalau memang begitu, bagaimana anda menjelaskan nibanna di forum? 
apakah dengan masing-masing mengangguk-anggukkan kepala dan gak perlu diskusi lagi? 
toh memang gak bisa dijelaskan.

Saya tidak bilang saya tahu arti nibbana dan saya tidak tahu itu. Yang saya tahu saya nibbana tidak bisa dijelaskan dengan kata - kata.
Tidak ada kamus yg bisa menjelaskan itu

Anda kan orang terpelajar. Apa - apa selalu berdasarkan kamus seperti saudara Indra yang pintar dengan kamus nya dan lupa dengan yang intinya.
Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: djoe on 05 May 2011, 02:32:47 PM
Kebanyakan belajar jadi racun di pikiran.
Tidak bisa melihat inti sari dan kebenaranya.
Hanya menggunakan kata - kata.
Hanya melihat kata - kata
Lupa dengan inti
Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: Indra on 05 May 2011, 02:35:02 PM
Saya tidak bilang saya tahu arti nibbana dan saya tidak tahu itu. Yang saya tahu saya nibbana tidak bisa dijelaskan dengan kata - kata.
Tidak ada kamus yg bisa menjelaskan itu

Anda kan orang terpelajar. Apa - apa selalu berdasarkan kamus seperti saudara Indra yang pintar dengan kamus nya dan lupa dengan yang intinya.

jadi apakah yg anda pelajari dari ilmu mahayana adalah mencela orang lain? anggaplah kami di sini memang tidak bisa melihat kebenaran dharma anda itu, bukankah anda yg sudah melihat kebenaran dharma itu seharusnya menjelaskan? dan bagaimanakah penjelasan anda? atau anda lebih suka bersembunyi di balik ketidak-terpalajaran anda?
Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: Indra on 05 May 2011, 02:37:40 PM
Kebanyakan belajar jadi racun di pikiran.
Tidak bisa melihat inti sari dan kebenaranya.
Hanya menggunakan kata - kata.
Hanya melihat kata - kata
Lupa dengan inti


jadi anda tau intinya? jelaskanlah jika anda mampu.
Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: Indra on 05 May 2011, 02:38:43 PM
Saya tidak bilang saya tahu arti nibbana dan saya tidak tahu itu. Yang saya tahu saya nibbana tidak bisa dijelaskan dengan kata - kata.
Tidak ada kamus yg bisa menjelaskan itu

Anda kan orang terpelajar. Apa - apa selalu berdasarkan kamus seperti saudara Indra yang pintar dengan kamus nya dan lupa dengan yang intinya.

jadi maksud anda yg saya coba pahami bukan dari kata2, tapi inti yg anda katakan adalah bahwa anda adalah seorang buta yg sedang menuntun gajah buta, benarkah?
Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: djoe on 05 May 2011, 02:39:43 PM
jadi apakah yg anda pelajari dari ilmu mahayana adalah mencela orang lain? anggaplah kami di sini memang tidak bisa melihat kebenaran dharma anda itu, bukankah anda yg sudah melihat kebenaran dharma itu seharusnya menjelaskan? dan bagaimanakah penjelasan anda? atau anda lebih suka bersembunyi di balik ketidak-terpalajaran anda?

Anda lupa, bukan saya yg mengatakan ini palsu, ini asli.
Saya hanya mengajak agar kita berpikir bijaksana dari pada mengatakan suatu sutra asli atau palsu.
Saya tidak berilmu dan orang bodoh. Tidak tahu mana yg asli, mana yg palsu.
Yang saya tahu jika ada kebenaran yang diucapkan dan berguna untuk pelatihan, why not?cubalah gali lebih dalam lagi.
Setahu saya, Dharma itu tidak ada batasnya.
Dari yang kotor kita bisa belajar menjadi bersih
Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: djoe on 05 May 2011, 02:43:47 PM
jadi anda tau intinya? jelaskanlah jika anda mampu.

Saya tidak tahu inti itu apa.
Saya ini orang bodoh
Yang saya tahu saya mencuba untuk tidak melekat dengan melihat kata - katanya saja.
Yang saya tahu saya mencuba untuk melihat dan menggali lebih dalam arti sebenarnya dari - kata - kata tersebut.
Karena kebenaran itu ada didalam diri kita sendiri.

Kata - kata antara satu orang beda dengan orang lain pengertiannya.
Saya cuma tahu sebatas itu saja
Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: Indra on 05 May 2011, 02:46:04 PM
Anda lupa, bukan saya yg mengatakan ini palsu, ini asli.
saya tidak lupa mengenai hal itu, tapi bukan itu yg saya minta anda jelaskan. jika ada orang yg mengatakan sesuatu sebagai palsu, dan anda membantahnya, maka anda harus memberikan argumen/alasan atas bantahan anda itu.
Quote
Saya hanya mengajak agar kita berpikir bijaksana dari pada mengatakan suatu sutra asli atau palsu.
Saya tidak berilmu dan orang bodoh. Tidak tahu mana yg asli, mana yg palsu.

cara yg mengajak yg aneh dan lucu.
anda tidak tahu mana yg asli, mana yg palsu, tapi anda membantah ketika ada orang yg mengatakan palsu. bukankah seharusnya karena anda tidak tahu maka anda seharusnya diam?

Quote
Yang saya tahu jika ada kebenaran yang diucapkan dan berguna untuk pelatihan, why not?cubalah gali lebih dalam lagi.
Setahu saya, Dharma itu tidak ada batasnya.
Dari yang kotor kita bisa belajar menjadi bersih

jadi kalau begitu, apa masalahnya dengan "The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*"? mungkin saja orang yg mengatakan hal ini adalah orang yg sedang belajar menjadi bersih. so what's your problem?
Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: djoe on 05 May 2011, 02:49:57 PM
jadi maksud anda yg saya coba pahami bukan dari kata2, tapi inti yg anda katakan adalah bahwa anda adalah seorang buta yg sedang menuntun gajah buta, benarkah?


Tenang saudara Indra.
Saya hanya ingin mengajak rekan - rekan untuk lebih bijaksana menilai sesuatu yang kita sendiri tidak tahu yang sebenarnya.
Dari pada mengatakan asli palsu, bukankah lebih baik mencerna dan menggali lebih dalam lagi?

Kita belajar dharma, bukan hanya dari guru dharma.
Kita belajar dharma bisa saja dari seorang penjahat, bahkan dari seorang yang terhina kita bisa mengambil manfaat atau hikmahnya
Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: Indra on 05 May 2011, 02:53:26 PM

Tenang saudara Indra.
Saya hanya ingin mengajak rekan - rekan untuk lebih bijaksana menilai sesuatu yang kita sendiri tidak tahu yang sebenarnya.
Dari pada mengatakan asli palsu, bukankah lebih baik mencerna dan menggali lebih dalam lagi?
maksud anda, siapa yg tidak tahu? anda atau kita?

Quote
Kita belajar dharma, bukan hanya dari guru dharma.
Kita belajar dharma bisa saja dari seorang penjahat, bahkan dari seorang yang terhina kita bisa mengambil manfaat atau hikmahnya
sepertinya saya sudah paham dimana perbedaan kita. anda belajar dharma dari penjahat. pantesss ...
Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: djoe on 05 May 2011, 02:57:26 PM
saya tidak lupa mengenai hal itu, tapi bukan itu yg saya minta anda jelaskan. jika ada orang yg mengatakan sesuatu sebagai palsu, dan anda membantahnya, maka anda harus memberikan argumen/alasan atas bantahan anda itu.cara yg mengajak yg aneh dan lucu.
anda tidak tahu mana yg asli, mana yg palsu, tapi anda membantah ketika ada orang yg mengatakan palsu. bukankah seharusnya karena anda tidak tahu maka anda seharusnya diam?

jadi kalau begitu, apa masalahnya dengan "The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*"? mungkin saja orang yg mengatakan hal ini adalah orang yg sedang belajar menjadi bersih. so what's your problem?

Kenapa saudara Indra jadi kesal gitu?
Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: blood_demon on 05 May 2011, 03:00:26 PM
sudah sudah. topicnya kan tentang sutra, kenapa make mahayana dan hinayana, padahal menurut keyakinan Mahayana, itu kan dari Buddha juga.
So bahas itu, tidak perlu lah saling mengomentari pribadi.  ^:)^ ^:)^ ^:)^
Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: djoe on 05 May 2011, 03:02:06 PM
maksud anda, siapa yg tidak tahu? anda atau kita?
sepertinya saya sudah paham dimana perbedaan kita. anda belajar dharma dari penjahat. pantesss ...
Bukanya kita harus bercermin dari yg baik maupun yang buruk?
Bukanya kita harus bercermin dari yang lebih muda atau lebih tua dari kita?
Bukanya kita harus bercermin dari yang bijaksana atau yang kurang bijaksana?
Bukanya kita harus bercermin dari seorang penjahat?


Pengetahuan membuat anda menjadi buta akan dharma sehingga tidak bisa melihat disekeliling kita baik yang kotor maupun yang bersih bisa menjadi guru kita?
Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: djoe on 05 May 2011, 03:03:50 PM
Sebagai tambahan memang saya belajar dari seorang yang kotor bahkan seorang yang terhinapun saya bisa mengambil hikmahnya dan bisa bersyurkur dan menyadari kekurangan diri saya
Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: dilbert on 05 May 2011, 03:04:52 PM
Saya tidak membandingkan. Saya hanya bilang tidak bisakah melihat kebenaran dari dharma tersebut?

Kebenaran dalam Dhamma (Mahayana) saya bahas dari 2 kitab utama, yaitu Vajracheddika sUtra dan Saddharmapundarika Sutra...
Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: Indra on 05 May 2011, 03:05:43 PM
Kenapa saudara Indra jadi kesal gitu?


bagaimana anda begitu yakin kalau saya kesal? apakah anda tiba2 dari tidak tahu menjadi MAHA TAHU?
Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: Indra on 05 May 2011, 03:07:31 PM
Bukanya kita harus bercermin dari yg baik maupun yang buruk?
Bukanya kita harus bercermin dari yang lebih muda atau lebih tua dari kita?
Bukanya kita harus bercermin dari yang bijaksana atau yang kurang bijaksana?
Bukanya kita harus bercermin dari seorang penjahat?


Pengetahuan membuat anda menjadi buta akan dharma sehingga tidak bisa melihat disekeliling kita baik yang kotor maupun yang bersih bisa menjadi guru kita?

justru sebaliknya Pak, saya merasa bahkan dari orang pintar pun saya tidak berhasil belajar, apalagi dari penjahat, saya akui anda memang luar biasa, mampu belajar dari penjahat. ilmu apa yg sudah anda pelajari? ilmu ngebom? ilmu merampok? ilmu membajak?
Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: djoe on 05 May 2011, 03:08:14 PM
maksud anda, siapa yg tidak tahu? anda atau kita?
sepertinya saya sudah paham dimana perbedaan kita. anda belajar dharma dari penjahat. pantesss ...

Santai bro. nothing personal
Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: Indra on 05 May 2011, 03:08:30 PM
Sebagai tambahan memang saya belajar dari seorang yang kotor bahkan seorang yang terhinapun saya bisa mengambil hikmahnya dan bisa bersyurkur dan menyadari kekurangan diri saya

benarkah begitu? jadi anda setuju dengan TS bahwa sutra ini PALSU?
Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: djoe on 05 May 2011, 03:10:30 PM
Semoga semua makhluk berbahagia selalu. _/\_
Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: K.K. on 05 May 2011, 03:56:29 PM
Saya tidak menyebut aliran, saya hanya ingin mengatakan termasuk yang manakah anda/org yg menganggap sutra tsbt palsu?
Tidakkah anda bisa melihat kebenaran yang dibabarkan tanpa melihat aliran?
Tepat sekali. Bagi mereka yang konsisten mengantu kebenaran hanyalah kebenaran, tanpa aliran, tanpa embel-embel mazhab, maka otomatis tidak akan menganut kebenaran besar - kebenaran kecil, kendaraan besar (tronton) - kendaraan kecil (ojek). Karena terbebas dari pikiran mengkotak-kotakan demikian, maka tidak cocok dengan dengan sutra yang isinya mengkotak-kotakan sekte. Tinggal kembali pada diri sendiri menilai apakah sutra ini bicara tentang kebenaran apa adanya atau kebenaran besar vs kebenaran kecil; apakah universal atau pakai pembagian sekte (tronton/ojek).

Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: dilbert on 05 May 2011, 04:04:44 PM
Tepat sekali. Bagi mereka yang konsisten mengantu kebenaran hanyalah kebenaran, tanpa aliran, tanpa embel-embel mazhab, maka otomatis tidak akan menganut kebenaran besar - kebenaran kecil, kendaraan besar (tronton) - kendaraan kecil (ojek). Karena terbebas dari pikiran mengkotak-kotakan demikian, maka tidak cocok dengan dengan sutra yang isinya mengkotak-kotakan sekte. Tinggal kembali pada diri sendiri menilai apakah sutra ini bicara tentang kebenaran apa adanya atau kebenaran besar vs kebenaran kecil; apakah universal atau pakai pembagian sekte (tronton/ojek).

masalahnya "banyak" ajaran yang diakui sebagai ajaran BUDDHA...dan berlain-an pula secara "prinsipil"
Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: ryu on 05 May 2011, 04:07:10 PM
Yang mengatakan Vajracchedika Prajna Paramita Sutra palsu adalah orang yang termasuk kutipan diatas.
Apakah Ryu salah satunya juga?
oh enggak kok, aye percaya asli kok, sutra mahayana memang penuh ancaman, penuh penghinaan bagi yang tidak mempercayai sutra nya, kalau tidak mempercayainya maka masuk neraka, ya memang harus begitulah isi sutra mahayana, kalau tidak begitu isinya maka bukan sutra mahayana lah pastinya, kalau sutra yang berisi kebaikan dan tidak ada ancaman dll nah itu baru boleh di bilang sutra palsu mahayana, karena mahayana tidak mungkin isinya gitu

 =)) =)) =)) =)) =)) =)) =)) =)) =)) =)) =)) =)) =)) =)) =)) =)) =)) =)) =)) =)) =)) =)) =)) =)) =)) =)) =)) =)) =)) =)) =)) =)) =)) =)) =)) =)) =)) =)) =)) =)) =)) =)) =)) =)) =)) =)) =)) =)) =)) =)) =)) =)) =)) =)) =)) =)) =)) =)) =)) =)) =)) =)) =)) =)) =)) =)) =)) =)) =)) =)) =)) =)) =)) =)) =)) =)) =)) =)) =)) =)) =)) =)) =)) =)) =)) =)) =)) =)) =)) =)) =)) =)) =)) =)) =)) =)) =)) =)) =)) =)) =)) =)) =)) =)) =)) =)) =)) =)) =)) =)) =)) =)) =)) =))
Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: djoe on 05 May 2011, 04:23:00 PM
Tepat sekali. Bagi mereka yang konsisten mengantu kebenaran hanyalah kebenaran, tanpa aliran, tanpa embel-embel mazhab, maka otomatis tidak akan menganut kebenaran besar - kebenaran kecil, kendaraan besar (tronton) - kendaraan kecil (ojek). Karena terbebas dari pikiran mengkotak-kotakan demikian, maka tidak cocok dengan dengan sutra yang isinya mengkotak-kotakan sekte. Tinggal kembali pada diri sendiri menilai apakah sutra ini bicara tentang kebenaran apa adanya atau kebenaran besar vs kebenaran kecil; apakah universal atau pakai pembagian sekte (tronton/ojek).
Benar sekali.
Mengkotak - kotaki artinya membatasi dharma itu sendiri sehingga hasil yang didapat hanyalah dharma kecil. Padahal dharma itu tiada batasnya meliputi besar dan kecil.
Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: K.K. on 05 May 2011, 04:23:26 PM
masalahnya "banyak" ajaran yang diakui sebagai ajaran BUDDHA...dan berlain-an pula secara "prinsipil"
Kalau terlihat berlainan, mungkin bisa dicek apakah maknanya betul-betul demikian, mungkin masing-masing membahas dari sudut pandang tertentu. Kalau memang betul-betul berbeda, pilihlah yang sesuai dengan kita. Ke umat lain saya pernah bilang 1000 orang, 1000 gambaran Tuhan. Sama juga dengan Buddhis, 1000 orang, 1000 gambaran Buddha. Hanya saja, tidak mungkin 1000 tersebut semuanya benar.

Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: K.K. on 05 May 2011, 04:23:50 PM
Benar sekali.
Mengkotak - kotaki artinya membatasi dharma itu sendiri sehingga hasil yang didapat hanyalah dharma kecil. Padahal dharma itu tiada batasnya meliputi besar dan kecil.

Bisa dijelaskan apa itu dharma kecil & dharma besar?
Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: djoe on 05 May 2011, 04:25:30 PM
Bisa dijelaskan apa itu dharma kecil & dharma besar?

Small Vehicle dharmas
Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: K.K. on 05 May 2011, 04:27:06 PM
Small Vehicle dharmas
Bukan merknya, tapi penjelasannya.
Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: Sunkmanitu Tanka Ob'waci on 05 May 2011, 04:41:51 PM
Small Vehicle dharmas

wrong translation, it should be bad dharmas. why do you keep on insisting wrong translation?
Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: djoe on 05 May 2011, 04:42:15 PM
Bukan merknya, tapi penjelasannya.

Sesuatu yang dibatasi/dikotak - kotaki punya batas dan bisa diukur. Jika bisa diukur, maka bisa dikatakan besar atau kecil.
Dharma yang tidak terbatas, tidak bisa diukur dan tidak bisa dikatakan besar atau kecil. makanya dikatakan Anuttarasaüyaksaübodhi, the Unsurpassed, Proper and Equal, Right Enlightenment.

Lihat Commentary :
A General Explanation of the Vajra Prajña Paramita Sutra by Dhyana Master Hsüan Hua

Subhåti said, “Very big, World Honored One. And why? It is said by the Buddha to be no body. Therefore it is called a big body.

Having shown, by example of the previously mentioned fruits of the Small Vehicle, that there is no attachment to anything, the Buddha next used himself as an example. He anticipated people who would think that a Buddha or Bodhisattva is different from sages of the Small Vehicle.
“Was there any Dharma which the Tathàgata obtained while with Burning Lamp BuddhaŸ øàkyamuni Buddha referred to himself at that point. Burning Lamp Buddha had bestowed a prediction of Buddhahood on øàkyamuni Buddha, which means he gave him a name, saying, “In the future you will become a Buddha named øàkyamuni.
Burning Lamp Buddha gave øàkyamuni Buddha the prediction of Buddhahood at a time when both of them were bhikùus. The bhikùu who would become øàkyamuni Buddha had not yet realized Buddhahood, but Burning Lamp Buddha had done so. On that occasion, øàkyamuni Buddha was walking on the road and saw in the distance the bhikùu Burning Lamp Buddha walking toward him. øàkyamuni Buddha also saw that on the road between them was a largepuddle of muddy water. Because he cultivated as a Bodhisattva and dedicated himself to helping everyone, he realized that the bhikùu coming toward him would be hampered by the puddle; and lay down in the muddy water to serve as a bridge for the bhikùu. But the puddle was large and his body did not entirely span it. Therefore he unwrapped his
hair, which he kept long in accord with the ascetic practices he cultivated, and spread it over the remainder of the puddle.

When the bhikùu who was Burning Lamp Buddha reached the spot, øàkyamuni Buddha asked him to walk across his body. Burning Lamp Buddha complied. When he had crossed he said to the bhikùu, “You are thus. I also am thus.Ÿ He meant, “Your heart is like this, and my heart is also like this. You forget yourself for the sake of the Dharma, and I also forget myself for the sake of the Dharma. Thus we are both cultivating the Bodhisattva Way.Ÿ He then rubbed the top of the bhikùu’s head and said, “In the future you will become a Buddha named øàkyamuni.Ÿ After Dãpa¤kara Buddha had given øàkyamuni that prediction, the two bhikùus separated and each continued to practice the Way.

So then øàkyamuni Buddha asked Subhåti, “When I received my prediction, did I obtain any Dharma? Subhåti replied, “No.Again øàkyamuni Buddha asked for Subhåti’s opinion.
“Does a Bodhisattva adorn Buddhalands? “Does a Bodhisattva use the merit and virtue of cultivating the six pàramitàs and the ten thousand practices to adorn Buddhalands? Again Subhåti answered, “No. He does not adorn Buddhalands. If he had one thought of adorning Buddhalands, then he would have a mark of self, of others, of living beings, and of a life; he would have an attachment. The
principle is the same as it was for the first, second, third, and fourth fruits of Arhatship. Although they adorn Buddhalands, there is no adornment. Why? If they had the thought “I adorn BuddhalandsŸ they would not have realized the emptiness of people and dharmas.
When dharmas are not empty there is attachment to Dharma. When people are not empty there is
attachment to self. A Bodhisattva who adorns Buddhalands does not think that he is adorning Buddhalands. The adornment of Buddhalands is merely a name and nothing more. It has no real substance. Therefore a Bodhisattva, Mahàsattva,should produce a pure heart. A pure heart is free of attachment. That means you do not broadcast your good deeds to insure that whatever merit and virtue may have accrued be properly credited. Such a heart is impure. It is dirty. If you have the thought of self and others when you do virtuous acts to adorn Buddhalands, then there are no virtuous acts and
there is no adornment. A Bodhisattva’s heart should be pure, without self or others, and without right or wrong. Thoughts which delineate self, others, living beings, and a life are not pure. A heart which is attached to the six dusts is not pure,and is devoid of true and proper merit and virtue.

He should produce that heart without dwelling anywhere.
He should, without having any attachment, produce that heart. He should have no thought. If you can have no thought, you are not attached anywhere. If you can have no thought, you can produce that heart without dwelling anywhere.
The Buddha used another example. “Suppose a person had a
body like Sumeru, King of Mountains… . Would that body be big?
Subhåti said, “Very big, but afterwards added, “It is said by the Buddha to be no body, therefore it is called a big body.
Mt. Sumeru, although big, nonetheless has a measure. If you have Mt. Sumeru you still have a measure. If you manage to have no body, nothing can compare to it, and so it is called a big body. If there is a measure for it, then the body is not really big. No body, a body without measure, is
truly a big body.
Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: K.K. on 05 May 2011, 04:45:59 PM
Sesuatu yang dibatasi/dikotak - kotaki punya batas dan bisa diukur. Jika bisa diukur, maka bisa dikatakan besar atau kecil.
Dharma yang tidak terbatas, tidak bisa diukur dan tidak bisa dikatakan besar atau kecil. makanya dikatakan Anuttarasaüyaksaübodhi, the Unsurpassed, Proper and Equal, Right Enlightenment.

Lihat Commentary :
Subhåti said, “Very big, World Honored One. And why? It is said by the Buddha to be no body. Therefore it is called a big body.

Having shown, by example of the previously mentioned fruits of the Small Vehicle, that there is no attachment to anything, the Buddha next used himself as an example. He anticipated people who would think that a Buddha or Bodhisattva is different from sages of the Small Vehicle.
“Was there any Dharma which the Tathàgata obtained while with Burning Lamp BuddhaŸ øàkyamuni Buddha referred to himself at that point. Burning Lamp Buddha had bestowed a prediction of Buddhahood on øàkyamuni Buddha, which means he gave him a name, saying, “In the future you will become a Buddha named øàkyamuni.
Burning Lamp Buddha gave øàkyamuni Buddha the prediction of Buddhahood at a time when both of them were bhikùus. The bhikùu who would become øàkyamuni Buddha had not yet realized Buddhahood, but Burning Lamp Buddha had done so. On that occasion, øàkyamuni Buddha was walking on the road and saw in the distance the bhikùu Burning Lamp Buddha walking toward him. øàkyamuni Buddha also saw that on the road between them was a largepuddle of muddy water. Because he cultivated as a Bodhisattva and dedicated himself to helping everyone, he realized that the bhikùu coming toward him would be hampered by the puddle; and lay down in the muddy water to serve as a bridge for the bhikùu. But the puddle was large and his body did not entirely span it. Therefore he unwrapped his
hair, which he kept long in accord with the ascetic practices he cultivated, and spread it over the remainder of the puddle.

When the bhikùu who was Burning Lamp Buddha reached the spot, øàkyamuni Buddha asked him to walk across his body. Burning Lamp Buddha complied. When he had crossed he said to the bhikùu, “You are thus. I also am thus.Ÿ He meant, “Your heart is like this, and my heart is also like this. You forget yourself for the sake of the Dharma, and I also forget myself for the sake of the Dharma. Thus we are both cultivating the Bodhisattva Way.Ÿ He then rubbed the top of the bhikùu’s head and said, “In the future you will become a Buddha named øàkyamuni.Ÿ After Dãpa¤kara Buddha had given øàkyamuni that prediction, the two bhikùus separated and each continued to practice the Way.

So then øàkyamuni Buddha asked Subhåti, “When I received my prediction, did I obtain any Dharma? Subhåti replied, “No.Again øàkyamuni Buddha asked for Subhåti’s opinion.
“Does a Bodhisattva adorn Buddhalands? “Does a Bodhisattva use the merit and virtue of cultivating the six pàramitàs and the ten thousand practices to adorn Buddhalands? Again Subhåti answered, “No. He does not adorn Buddhalands. If he had one thought of adorning Buddhalands, then he would have a mark of self, of others, of living beings, and of a life; he would have an attachment. The
principle is the same as it was for the first, second, third, and fourth fruits of Arhatship. Although they adorn Buddhalands, there is no adornment. Why? If they had the thought “I adorn BuddhalandsŸ they would not have realized the emptiness of people and dharmas.
When dharmas are not empty there is attachment to Dharma. When people are not empty there is
attachment to self. A Bodhisattva who adorns Buddhalands does not think that he is adorning Buddhalands. The adornment of Buddhalands is merely a name and nothing more. It has no real substance. Therefore a Bodhisattva, Mahàsattva,should produce a pure heart. A pure heart is free of attachment. That means you do not broadcast your good deeds to insure that whatever merit and virtue may have accrued be properly credited. Such a heart is impure. It is dirty. If you have the thought of self and others when you do virtuous acts to adorn Buddhalands, then there are no virtuous acts and
there is no adornment. A Bodhisattva’s heart should be pure, without self or others, and without right or wrong. Thoughts which delineate self, others, living beings, and a life are not pure. A heart which is attached to the six dusts is not pure,and is devoid of true and proper merit and virtue.

He should produce that heart without dwelling anywhere.
He should, without having any attachment, produce that heart. He should have no thought. If you can have no thought, you are not attached anywhere. If you can have no thought, you can produce that heart without dwelling anywhere.
The Buddha used another example. “Suppose a person had a
body like Sumeru, King of Mountains… . Would that body be big?
Subhåti said, “Very big, but afterwards added, “It is said by the Buddha to be no body, therefore it is called a big body.
Mt. Sumeru, although big, nonetheless has a measure. If you have Mt. Sumeru you still have a measure. If you manage to have no body, nothing can compare to it, and so it is called a big body. If there is a measure for it, then the body is not really big. No body, a body without measure, is
truly a big body.
Saya kurang mengerti. Awalnya ada dharma kecil dan dharma besar. Dharma kecil ini dikatakan tidak benar. Lalu saya tanya definisi dharma kecil dan dharma besar, sekarang kok jawabnya 'tidak terukur'? Jangan jauh-jauh dulu, nanti susah bahasnya.
Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: Predator on 05 May 2011, 04:51:45 PM
Saya kurang mengerti. Awalnya ada dharma kecil dan dharma besar. Dharma kecil ini dikatakan tidak benar. Lalu saya tanya definisi dharma kecil dan dharma besar, sekarang kok jawabnya 'tidak terukur'? Jangan jauh-jauh dulu, nanti susah bahasnya.

menurut Ronald Epstein, Ph.D, Former Professor of Buddhism at San Francisco State University :
http://www.nalanda-university.com/buddhist-ayurveda-encylopedia/mahayana_hinayana_compared_maha-yana_hina_great-vehicle_small-lesser-theravada_ta-cheng-syau-cheng.htm

Mahayana and Hinayana Compared

"Maha" means great, "yana" means "vehicle", hence "Great Vehicle"; "Hinayana" means "Small Vehicle" or "Lesser Vehicle".

The modern representatives of the Hinayana belong to the Theravada School of Buddhism, which is found in Sri Lanka and most of Southeast Asia such as Burma (Myanmar) and Cambodia. Because Hinayana is a pejorative term, it is sometimes referred to as Southern Buddhism, while Mahayana is called Northern Buddhism because it came to be found in China, Vietnam, Korea, Japan, and Tibet.

Mahayana and Hinayana began not as separate schools but as alternative goals which were a matter of personal choice. The adherents of each lived and practiced together. Over the centuries they developed into different schools and eventually spread into different geographic areas.

What then are the different goals? The goal of the Hinayana is that of ending attachment to self and, thereby, becoming an Arhat, who undergoes no further rebirth. The Mahayana teaches that Arhatship is not an ultimate goal; its adherents follow the Path of the  Bodhisattva, which leads to Buddhahood. The Bodhisattva is reborn voluntarily in order to aid all living beings to become  enlightened. The realization of Buddhahood includes not only realization of the  emptiness of self but also of the emptiness of dharmas, that is, of the entire psycho-physical world. (See  emptiness.)

The Mahayana accepts all of the teachings of the Hinayana; however, the Hinayana rejects the Mahayana Sutras and does not recognize the "expansive" teachings of the Mahayana about Bodhisattvas and about the Buddhas of the other directions.

"In Buddhism we find an attachment to the Great and Small Vehicles, and much opposition between them. Those of the Small Vehicle won't admit there is a Great Vehicle. And in the Great Vehicle, the attitude toward the Small Vehicle is condescending.

"Within the Buddhadharma itself this difficulty arises. You say I'm false, and I say you're false; as a result, it's become the case that both are false; neither is true. That's because the Buddha's disciples didn't listen to the Buddha's instructions and made the divisions of Great and Small.

"An expression says that one must enter as the master and come out as the servant. If you are a Great Vehicle person, then the Great Vehicle is the master, the lord, and the Small Vehicle is the servant. If you're of the Small Vehicle, then you say the Small Vehicle is the master and the Great Vehicle is the servant. All this struggle occurs right in the basic substance of the Buddhadharma. . . .

"Those of the Small Vehicle should take a step forward and not be so attached. And those of the Great Vehicle should take a step backward and not be so attached. When the two, those of both the Great and the Small Vehicles, don't have any attachments, they can become one. When they become one, then they can benefit one another and not indulge in mutual slander.

"In the Dharma-ending Age all the Buddha's disciples work on a superficial level. They don't apply their effort on the real, fundamental level. It is a very painful situation. . . .

"Is it not strange that people nowadays make discriminations and say there are only Arhats, that there aren't any Bodhisattvas or any Buddhas in the ten directions. They still argue ceaselessly, and that's really too bad. . . . In Buddhism there shouldn't be any Great Vehicle and Small Vehicle; there is only the Buddha Vehicle. There is no other vehicle. If you look at it this way, you won't be able to be so attached. Also, for the sake of the Dharma you should forget yourself. For the sake of seeking the Buddhadharma, you should spare neither body nor life. It is said that to the ends of space throughout the Dharma Realm, there isn't a place as small as a mote of dust which is not a place where all the Buddhas and Bodhisattvas of the past, the present, and the future have given up their lives.

"All Buddhas and Bodhisattvas have renounced their lives for the sake of the Buddhadharma in order to seek true principle, to seek the unsurpassed Way.

"Nowadays people not only don't seek true principle; they also indulge in slander of one another. Those of the Small Vehicle slander the Great Vehicle; those of the Great Vehicle slander the Small Vehicle. Evolving in this way Buddhism has developed a lot of discriminations: right and wrong, us and them, mine and yours. Such Buddhists don't understand in the least that the practices which the Buddhas of the past cultivated were without self and others, were beyond right and wrong. They concentrated on cultivating many Dharma doors and did not criticize the Dharma doors cultivated by others as being wrong." (LY I 146-150)

(Source:  Epstein, 2003: pp. 133 - 134)
Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: djoe on 05 May 2011, 04:52:35 PM
Baca yang di kasih warna merah.
Untuk pengertian Besar dan Kecil dan di luar Besar dan Kecil
Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: djoe on 05 May 2011, 04:54:57 PM
Saya kurang mengerti. Awalnya ada dharma kecil dan dharma besar. Dharma kecil ini dikatakan tidak benar. Lalu saya tanya definisi dharma kecil dan dharma besar, sekarang kok jawabnya 'tidak terukur'? Jangan jauh-jauh dulu, nanti susah bahasnya.

Bukan dalam artian benar atau salah.
Coba baca kutipan tersebut dengan sabar dan cuba untuk mencernanya. Bahasanya sederhana dan tidak susah dicerna
Karena jika di artikan atau dibicarakan, bisa jadi rancu.
Title: VII. Munculnya Mah?y?na sebagai kendaraan bodhisattva.
Post by: Indra on 05 May 2011, 04:57:12 PM
Pada suatu titik pada periode ini, interpretasi altruistic dari pencerahan Sang Buddha yang memuncak pada konsep jalan bodhisattva berbalik pada komunitas Buddhis dan, minimal pada beberapa anggotanya, menggunakan paksaan. Ketika mereka merenungkan secara mendalam tentang apa yang dimaksudkan sebagai pengikut ideal dari Sang Buddha, siswa Buddhis demimkian berkesimpulan bahwa jejak langkah Sang Buddha dalam makna tertinggi, tidaklah cukup hanya dengan mengikuti jalan mulia berunsur delapan yang ditujukan untuk mencapai nirvāṇa. Ini masih terlihat sebagai suatu pilihan yang benar, suatu pilihan yang memuncak dalam kebebasan diri sendiri dan mereka yang terpengaruh oleh ajaran dan teladan; tetapi, mereka meyakini, Sang Buddha sendiri telah bertujuan untuk mencapai suatu kondisi yang memungkinkanNya untuk memajukan kesejahteraan dan kebahagiaan para deva dan manusia. Dengan demikian, para pemikir ini merasa, pilihan yang lebih tinggi, cara yang lebih tinggi untuk mengikuti Sang Buddha, adalah melakukan pencarian yang sama seperti yang telah dilakukan oleh Sang Buddha: dengan mengambil sumpah bodhisattva dan mengikuti jalan bodhisattva. Hal ini menandai munculnya bodhisattva-yāna sebagai konsep gaya hidup ideal Buddhis, jalan yang menyatukan pengikut sejati dari Yang Tercerahkan.

Sosok ideal ini muncul dari titik awal yang berbeda dari Buddhisme awal, dari latar belakang yang berbeda. Sedangkan Buddhisme awal mengambil (seperti yang kita lihat di atas) kondisi manusia biasa sebagai titik awalnya, dan bahkan melihat Sang Buddha sebagai seorang manusia yang tunduk pada segala kelemahan manusia, Buddhisme Mahāyāna periode awal mengambil titik awal yaitu latar belakang kosmis yang panjang hingga Sang Buddha mencapai Kebudhaan. Buddhisme Mahāyāna awal melihat kembali pada konsepsi awalnya yaitu bodhicitta, tekad awalnya, dan praktik oāramitā selama kehidupan yang tidak terhitung banyaknya, dan memperlakukan hal ini sebagai paradigma praktik. Yaitu, melihat proses ini, bukan sekadar sebagai gambaran sang jalan yang diikuti oleh seorang Buddha, melainkan sebagai jalan yang direkomendasikan yang harus dijalani oleh para siswa sejatiNya; beberapa versi Mahāyāna belakangan melihat hal ini sebagai aktualisasi potensi Kebuddhaan, tathāgatagarbha atau “embrio dari yang datang-demikian,” yang telah ada dalam diri kita.

Kita dapat membayangkan suatu periode ketika bodhisattva-yāna telah dengan sadar diterima oleh semakin banyak Buddhis, mungkin pertama dalam lingkaran kecil para bhikkhu, yang mencari tuntunan dari sūtra-sūtra dari Nikāya-nikāya atau Āgama dan kisah-kisah Jātaka yang menceritakan kehidupan-kehidupan lampau Sang Buddha. Mereka masih anggota dari komunitas Buddhis awal dan mungkin bahkan tidak sadar bahwa mereka telah berbelok dan membentuk tradisi baru. Mereka tidak menganggap diri mereka sebagai “Buddhis Mahāyāna,” seperti yang kita pahami sekarang ini, melainkan hanya sebagai komunitas Buddhis yang bertekad untuk mengikuti bodhisattva-yāna, yang mungkin mereka sebut mahāyāna hanya dalam makna bahwa hal tersebut merupakan “jalan besar” menuju pencerahan. Akan tetapi, walaupun selama beberapa saat mereka telah berusaha untuk tetap berada dalam lingkungan Buddhisme mainstream, begitu mereka mulai seecara terbuka menyebarkan sosok ideal bodhisattva, maka mereka terlibat dalam konfrontasi terbuka dengan mereka yang terikat lebih kuat pada gagasan dan sosok ideal dari sūtra-sūtra yang lebih tua dan kokoh. Konfrontasi ini memperkuat makna perbedaan dan dengan demikian mengarahkan gabungan kesadaran mereka kepada komunitas yang berputar di sekitar visi baru dari jalan dan tujuan Buddhis.

Pada titik ini mereka mungkin telah menemukan bahwa ajaran-ajaran dari Nikāya-nikāya dan sūtra-sūtra Āgama, yang menjelaskan praktik yang diperlukan untuk mencapai kebebasan dari lingkaran kelahiran dan kematian, tidak lagi sesuai dengan kebutuhan mereka. Tentu saja, mereka masih menerima ajaran-ajaran ini sebagai benar, karena ajaran tersebut juga berasal langsung dari Sang Buddha, tetapi mereka juga merasakan perlunya naskah-naskah yang berasal dari otoritas yang sama yang memberikan ajaran rinci tentang praktik dan tahap-tahapan jalan bodhisattva, yang bertujuan untuk mencapai tingkat yang tidak lebih rendah dari Kebudhaan. Adalah untuk mengisi keperluan ini, diduga, maka sūtra-sūtra Mahāyāna mulai muncul di pentas Buddhis India. Persisnya bagaimana sūtra-sūtra ini disusun pertama kali dan kemunculannya adalah suatu hal yang masih diliputi kegelapan bagi para terpelajar masa kini; [5] karena apa yang kita miliki sebagai penyelesaian hanyalah sūtra-sūtra Mahāyāna yang sudah agak berkembang dan mewakili Buddhisme Mahāyāna pada tahap yang dapat kita sebut “tahap dua” atau bahkan “tahap tiga” dari perkembangannya. Sayangnya, kita tidak dapat menggunakannya untuk melacak kembali ke tahap paling awal Mahāyāna, ketika sūtra-sūtra ini baru mulai terbentuk, atau bahkan setelah periode tersebut, ketika gagasan-gagasan Mahāyanis masih dalam tahap persiapan, mencari kata-kata belum sampai menjadi ungkapan dalam dokumen-dokumen literatur.

Ada dua sikap yang dapat dilihat dalam sūtra-suṭra Mahāyāna awal sehubungan dengan paradigma kuno berdasarkan sosok ideal Arahant. Salah satunya adalah untuk menegaskannya sebagai benar bagi khas pengikut Buddhis, sambil memuji jalan bodhisattva sebagai kendaraan yang tepat bagi orang yang memiliki cita-cita luhur. Sikap ini memperlakukan sosok ideal Arahant, atau paradigma srāvaka, dengan hormat dan penghargaan, sambil secara berlebihan memuji sosok ideal bodhisattva. Ketika sikap ini diterima, kedua jalan – bersama-sama dengan jalan menuju pencerahan dari pratyekabuddha – menjadi tiga kendaraan yang benar, yang pemilihannya diserahkan kepada siswa. Sikap lain yang terlihat dalam sūtra-sūtra Mahāyāna adalah merendahkan dan mencemarkan. Hal ini melibatkan bukan hanya membandingkan jalan menuju Kearahatan secara tidak baik terhadap jalan bodhisattva (karena semua aliran Buddhis mengenali superioritas jalan bodhisattva menuju Kebuddhaan), tetapi merendahkan dan mengolok-olok sosok ideal dari Buddhisme kuno, kadang-kadang dengan memperlakukannya nyaris dengan hina. Sikap pertama terlihat dalam teks-teks Mahāyāna awal seperti Ugrapariprcchā Sūtra.[6] Akan tetapi, dengan berjalannya waktu, sikap ke dua menjadi lebih menonjol hingga kita menemukan teks-teks seperti Vimalakīrti Sūtra, yang mengolok-olok para siswa besar Sang Buddha seperti Sāriputta, Upāli, dan Puṇṇa Mantāniputta; atau Asokadattā Sūtra, yang mana seorang gadis bodhisattva muda menolak memberi hormat kepada paara siswa besar Arahant; atau Saddharmapuṇḍarīka Sūtra, yang membandingkan nirvāṇa para Arahant dengan upah dari pekerja bayaran. Dalam beberapa sūtra, bahkan dikatakan bahwa para Arahant merasa malu dan mencela diri mereka sendiri karena mencapai Kearahatan, atau para Arahant itu angkuh dan terperdaya. Tidak diragukan bahwa sūtra-sūtra Mahāyāna sering kali memiliki bagian-bagian yang mendalam dan indah. Akan tetapi, saya percaya, bahwa sikap yang lebih berdamai terhadap bentuk Buddhisme yang lebih tua akan membuat tugas mencapai keharmonisan antara aliran-aliran Buddhis yang berbeda-beda pada masa sekarang ini, menjadi lebih mudah daripada yang seharusnya. Di dalam aliran Theravada, ajaran-ajaran Mahāyāna tentang sosok ideal bodhisattva dan praktik pāramitā dimasukkan ke dalam komentar-komentar belakangan, tetapi tidak pernah dalam cara-cara yang merendahkan, tujuan Buddhis Kearahatan yang lebih tua dan lebih histories.
Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: djoe on 05 May 2011, 04:59:00 PM
menurut Ronald Epstein, Ph.D, Former Professor of Buddhism at San Francisco State University :
http://www.nalanda-university.com/buddhist-ayurveda-encylopedia/mahayana_hinayana_compared_maha-yana_hina_great-vehicle_small-lesser-theravada_ta-cheng-syau-cheng.htm

Mahayana and Hinayana Compared

"Maha" means great, "yana" means "vehicle", hence "Great Vehicle"; "Hinayana" means "Small Vehicle" or "Lesser Vehicle".

The modern representatives of the Hinayana belong to the Theravada School of Buddhism, which is found in Sri Lanka and most of Southeast Asia such as Burma (Myanmar) and Cambodia. Because Hinayana is a pejorative term, it is sometimes referred to as Southern Buddhism, while Mahayana is called Northern Buddhism because it came to be found in China, Vietnam, Korea, Japan, and Tibet.

Mahayana and Hinayana began not as separate schools but as alternative goals which were a matter of personal choice. The adherents of each lived and practiced together. Over the centuries they developed into different schools and eventually spread into different geographic areas.

What then are the different goals? The goal of the Hinayana is that of ending attachment to self and, thereby, becoming an Arhat, who undergoes no further rebirth. The Mahayana teaches that Arhatship is not an ultimate goal; its adherents follow the Path of the  Bodhisattva, which leads to Buddhahood. The Bodhisattva is reborn voluntarily in order to aid all living beings to become  enlightened. The realization of Buddhahood includes not only realization of the  emptiness of self but also of the emptiness of dharmas, that is, of the entire psycho-physical world. (See  emptiness.)

The Mahayana accepts all of the teachings of the Hinayana; however, the Hinayana rejects the Mahayana Sutras and does not recognize the "expansive" teachings of the Mahayana about Bodhisattvas and about the Buddhas of the other directions.

"In Buddhism we find an attachment to the Great and Small Vehicles, and much opposition between them. Those of the Small Vehicle won't admit there is a Great Vehicle. And in the Great Vehicle, the attitude toward the Small Vehicle is condescending.

"Within the Buddhadharma itself this difficulty arises. You say I'm false, and I say you're false; as a result, it's become the case that both are false; neither is true. That's because the Buddha's disciples didn't listen to the Buddha's instructions and made the divisions of Great and Small.

"An expression says that one must enter as the master and come out as the servant. If you are a Great Vehicle person, then the Great Vehicle is the master, the lord, and the Small Vehicle is the servant. If you're of the Small Vehicle, then you say the Small Vehicle is the master and the Great Vehicle is the servant. All this struggle occurs right in the basic substance of the Buddhadharma. . . .

"Those of the Small Vehicle should take a step forward and not be so attached. And those of the Great Vehicle should take a step backward and not be so attached. When the two, those of both the Great and the Small Vehicles, don't have any attachments, they can become one. When they become one, then they can benefit one another and not indulge in mutual slander.

"In the Dharma-ending Age all the Buddha's disciples work on a superficial level. They don't apply their effort on the real, fundamental level. It is a very painful situation. . . .

"Is it not strange that people nowadays make discriminations and say there are only Arhats, that there aren't any Bodhisattvas or any Buddhas in the ten directions. They still argue ceaselessly, and that's really too bad. . . . In Buddhism there shouldn't be any Great Vehicle and Small Vehicle; there is only the Buddha Vehicle. There is no other vehicle. If you look at it this way, you won't be able to be so attached. Also, for the sake of the Dharma you should forget yourself. For the sake of seeking the Buddhadharma, you should spare neither body nor life. It is said that to the ends of space throughout the Dharma Realm, there isn't a place as small as a mote of dust which is not a place where all the Buddhas and Bodhisattvas of the past, the present, and the future have given up their lives.

"All Buddhas and Bodhisattvas have renounced their lives for the sake of the Buddhadharma in order to seek true principle, to seek the unsurpassed Way.

"Nowadays people not only don't seek true principle; they also indulge in slander of one another. Those of the Small Vehicle slander the Great Vehicle; those of the Great Vehicle slander the Small Vehicle. Evolving in this way Buddhism has developed a lot of discriminations: right and wrong, us and them, mine and yours. Such Buddhists don't understand in the least that the practices which the Buddhas of the past cultivated were without self and others, were beyond right and wrong. They concentrated on cultivating many Dharma doors and did not criticize the Dharma doors cultivated by others as being wrong." (LY I 146-150)

(Source:  Epstein, 2003: pp. 133 - 134)

Menurut saya Great Vechicle, Small Vehicle bukan aliran tetapi bersifat personal dan individu.
Jika anda membatasi dharma maka anda masuk small Vehicle, membatasi diri anda terhadap dharma.

Akan lebih baik jika kita memakai kata Greate Vehicle atau Small Vehicle, karena ada konotasi negatif yang melekat pada kata Hina.
Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: djoe on 05 May 2011, 05:11:52 PM
oh enggak kok, aye percaya asli kok, sutra mahayana memang penuh ancaman, penuh penghinaan bagi yang tidak mempercayai sutra nya, kalau tidak mempercayainya maka masuk neraka, ya memang harus begitulah isi sutra mahayana, kalau tidak begitu isinya maka bukan sutra mahayana lah pastinya, kalau sutra yang berisi kebaikan dan tidak ada ancaman dll nah itu baru boleh di bilang sutra palsu mahayana, karena mahayana tidak mungkin isinya gitu

 =)) =)) =)) =)) =)) =)) =)) =)) =)) =)) =)) =)) =)) =)) =)) =)) =)) =)) =)) =)) =)) =)) =)) =)) =)) =)) =)) =)) =)) =)) =)) =)) =)) =)) =)) =)) =)) =)) =)) =)) =)) =)) =)) =)) =)) =)) =)) =)) =)) =)) =)) =)) =)) =)) =)) =)) =)) =)) =)) =)) =)) =)) =)) =)) =)) =)) =)) =)) =)) =)) =)) =)) =)) =)) =)) =)) =)) =)) =)) =)) =)) =)) =)) =)) =)) =)) =)) =)) =)) =)) =)) =)) =)) =)) =)) =)) =)) =)) =)) =)) =)) =)) =)) =)) =)) =)) =)) =)) =)) =)) =)) =)) =)) =))

Contoh sikap yang tidak mendukung keharmonisan antar umat Buddha.
Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: Predator on 05 May 2011, 05:12:50 PM
Menurut saya Great Vechicle, Small Vehicle bukan aliran tetapi bersifat personal dan individu.
Jika anda membatasi dharma maka anda masuk small Vehicle, membatasi diri anda terhadap dharma.

Akan lebih baik jika kita memakai kata Greate Vehicle atau Small Vehicle, karena ada konotasi negatif yang melekat pada kata Hina.

kalau saya pribadi sih jika dalam berdiskusi hina atau kecil Hina atau ter-Hina tidak terlalu masalah, sebab menggunakan great and small juga tetap dapat menimbulkan konotasi negatif (seperti membandingkan mana yg besar dan mana yg kecil) :)
Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: K.K. on 05 May 2011, 05:17:15 PM
Baca yang di kasih warna merah.
Untuk pengertian Besar dan Kecil dan di luar Besar dan Kecil
Ya, saya mengerti kok. Yang saya bingung kalau memang hanya ada dharma sejati yang tak terbatas, maka besar ataupun kecil adalah keliru, karena tetap terbatas.


Bukan dalam artian benar atau salah.
Coba baca kutipan tersebut dengan sabar dan cuba untuk mencernanya. Bahasanya sederhana dan tidak susah dicerna
Karena jika di artikan atau dibicarakan, bisa jadi rancu.
Justru susah sekali dicerna. Ini kutipan dari bab 15 :
Because they are only fond of Small Vehicle dharmas, they are unable to receive the wonderful principles of the Great Vehicle, the Dharma of real mark which has no marks.

Yang ini dari komentar:
Mt. Sumeru, although big, nonetheless has a measure. If you have Mt. Sumeru you still have a measure. If you manage to have no body, nothing can compare to it, and so it is called a big body. If there is a measure for it, then the body is not really big. No body, a body without measure, is
truly a big body.


1. Ada Dharma kecil dan dharma besar, di mana orang senang dharma kecil tidak paham dharma besar. 
2. Dharma tidak ada batas, maka tidak bisa dibilang besar atau kecil.
Kesimpulan: ???

Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: Indra on 05 May 2011, 05:18:54 PM
udah boleh pake belut?
Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: Predator on 05 May 2011, 05:20:55 PM
udah boleh pake belut?

belut ? yg licin atau yg nyetrum ?
Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: K.K. on 05 May 2011, 05:21:12 PM
udah boleh pake belut?
Tidak boleh, itu jurus terlarang. ;D
Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: Indra on 05 May 2011, 05:26:15 PM
belut ? yg licin atau yg nyetrum ?
tentu saja yg licin, tidak boleh nyetrum karena melanggar bodhicitta.
Tidak boleh, itu jurus terlarang. ;D

wah jadi gak acik deh
Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: K.K. on 05 May 2011, 05:36:15 PM
wah jadi gak acik deh

Ya udah, khusus bro Indra boleh deh. Silahkan keluarkan jurus belut sakti.
Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: Indra on 05 May 2011, 05:38:08 PM
Ya udah, khusus bro Indra boleh deh. Silahkan keluarkan jurus belut sakti.

gue mau keluarin jurus super sakti "upaya", tapi keknya memang blm waktunya deh, nanti aja deh
Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: Forte on 05 May 2011, 06:12:32 PM
gue mau keluarin jurus super sakti "upaya", tapi keknya memang blm waktunya deh, nanti aja deh
(http://iplaywinner.com/storage/move_images/lp.png?__SQUARESPACE_CACHEVERSION=1224565328094) (http://iplaywinner.com/storage/move_images/lp.png?__SQUARESPACE_CACHEVERSION=1224565352976) (http://iplaywinner.com/storage/move_images/f.png?__SQUARESPACE_CACHEVERSION=1224565378445) (http://iplaywinner.com/storage/move_images/lk.png?__SQUARESPACE_CACHEVERSION=1224565406337) (http://iplaywinner.com/storage/move_images/hp.png?__SQUARESPACE_CACHEVERSION=1224565435304)
Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: ryu on 05 May 2011, 07:26:35 PM
Contoh sikap yang tidak mendukung keharmonisan antar umat Buddha.
contoh sikap umat HINAyana =))
Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: adi lim on 06 May 2011, 05:46:23 AM
udah boleh pake belut?

sabar  !
pemangsanya baru nongol sedikit, ntar kabur  :))
Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: adi lim on 06 May 2011, 05:51:46 AM
nah bener kan, mahayana= Great Vehicle = Kendaraan besar = tronton

kesimpulannya, mahayana = kendaraan yang paling besar di jagad ini, karena penumpangnya jutaan makhluk
 :)) :)) :)) :))
Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: K.K. on 06 May 2011, 08:55:33 AM
(http://iplaywinner.com/storage/move_images/lp.png?__SQUARESPACE_CACHEVERSION=1224565328094) (http://iplaywinner.com/storage/move_images/lp.png?__SQUARESPACE_CACHEVERSION=1224565352976) (http://iplaywinner.com/storage/move_images/f.png?__SQUARESPACE_CACHEVERSION=1224565378445) (http://iplaywinner.com/storage/move_images/lk.png?__SQUARESPACE_CACHEVERSION=1224565406337) (http://iplaywinner.com/storage/move_images/hp.png?__SQUARESPACE_CACHEVERSION=1224565435304)
Wah, Shun Goku Satsu (瞬獄殺)... sangat terlarang...
Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: Indra on 06 May 2011, 09:02:32 AM
Wah, Shun Goku Satsu (瞬獄殺)... sangat terlarang...

gimana cara bacanya?
Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: M14ka on 06 May 2011, 09:19:04 AM
gimana cara bacanya?
kamehameha....haha...jk....
瞬   shùn   to wink
狱   yù   prison
杀   shā   to kill; to murder; to fight; to weaken or reduce; to smart (topolect); to counteract; (used after a verb) extremely
Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: K.K. on 06 May 2011, 09:28:29 AM
gimana cara bacanya?
:D Ga bisa, cuma dari perguruan tertentu yang tahu.


Spoiler: ShowHide
Itu command dari game Street Fighter buat karakter Gouki/Evil Ryu pakai jurus 瞬獄殺 itu.




kamehameha....haha...jk....
瞬   shùn   to wink
狱   yù   prison
杀   shā   to kill; to murder; to fight; to weaken or reduce; to smart (topolect); to counteract; (used after a verb) extremely
Maksudnya
瞬 dari 瞬時 = sekejap
獄 dari 地獄 = neraka
殺 = pembunuhan.
Secara literal: pembunuhan (a la) neraka yang instant.

Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: djoe on 06 May 2011, 09:39:48 AM
Ya, saya mengerti kok. Yang saya bingung kalau memang hanya ada dharma sejati yang tak terbatas, maka besar ataupun kecil adalah keliru, karena tetap terbatas.

Justru susah sekali dicerna. Ini kutipan dari bab 15 :
Because they are only fond of Small Vehicle dharmas, they are unable to receive the wonderful principles of the Great Vehicle, the Dharma of real mark which has no marks.

Yang ini dari komentar:
Mt. Sumeru, although big, nonetheless has a measure. If you have Mt. Sumeru you still have a measure. If you manage to have no body, nothing can compare to it, and so it is called a big body. If there is a measure for it, then the body is not really big. No body, a body without measure, is
truly a big body.



1. Ada Dharma kecil dan dharma besar, di mana orang senang dharma kecil tidak paham dharma besar. 
2. Dharma tidak ada batas, maka tidak bisa dibilang besar atau kecil.
Kesimpulan: ???

Jika seseorang mempunyai pandangan dualistic yang membeda - bedakan, seperti besar dan kecil, maka orang tsbt tidak akan pernah mengerti yang tidak terbatas meliputi kecil dan besar.

.........
Although Bodhisattvas take numberless beings to extinction, there are actually no living beings taken across.
That is the manifestation of the perfect substance and the great function of praj¤à. The substance of real mark praj¤à is without the slightest inequality. As is said later in the Såtra, “This dharma is level and equal with no high or low.Ÿ The function of contemplative praj¤à originally is without a mark; as the text later says, “Those who have relinquished all marksare called Buddhas.Ÿ

If a Bodhisattva crosses living beings over and yet attaches to a self who takes them across, the four marks are not yet empty, and the false heart is not yet subdued. Such a person turns his back on praj¤à and becomes involved in the four marks that unite to form a self.
The mark of self is the root of all marks. If one can turn the illusion of self around, then he can take living beings across to nirvàõa. He can separate himself from the four marks, subdue his heart, and thereby become a true Bodhisattva.
.......
.....

In other words he should not be attached when he gives. If he is able to free him self from attachment, he has understood that the Substance of the Three Wheels, composed of
1) one who gives,
2) one who receives, and
3) that which is given, is empty.

If your act of giving carries with it the thought, “I practice giving and have done many meritorious and virtuous deeds,or if you are aware of the receiver, or of the goods given, then you have not left the mark of giving. You should give and be as if you had not given. If you attach to the marks of the six sense objects, forms, sounds, smells, tastes, tangible objects, and mental dharmas when giving, your merit and virtue are
limited. If you fall victim to the thought, “I contributed a million dollars to a certain temple,Ÿ then all you have is a million dollars’ worth of merit. When the money runs out, so do your merit and virtue.

If you are not attached to the mark of giving, you accrue limitless merit and virtue, even by giving as little as a single cent. If you fail to practice the proper method of giving, then although you may give gifts throughout as many great kalpas as there are motes of dust, you will still have accomplished nothing. It still has been just like boiling sand to make rice; no matter how long you cook it, it never becomes rice.
................
....

All with marks is false and empty.
If you see all marks
As no marks
Then you see the Tathàgata.
Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: The Ronald on 06 May 2011, 09:58:20 AM
Jika seseorang mempunyai pandangan dualistic yang membeda - bedakan, seperti besar dan kecil, maka orang tsbt tidak akan pernah mengerti yang tidak terbatas meliputi kecil dan besar.

dualitas...?
bermanfaat dan tidak bermanfaat
baik dan buruk
bijak dan tidak bijak

kurasa bahkan Buddha sendiri bisa membedakan... mana pandangan benar mana pandangan salah, mana yg patut mana yg tak patut
mana yg bermanfaat mana yg tidak bermanfaat
bahkan.. mana yg merupakan peraturan minor, mana yg bukan (hanya saja YM Ananda tidak menanyakan lebih detail)

jujur..terlalu sering aku melihat org2 mengecam "dualitas" tp sepertinya tdk masalah... apa aku salah ya??
Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: Indra on 06 May 2011, 10:11:43 AM
dan siapa yg menciptakan dualitas Mahayana dan Hinayana?
Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: djoe on 06 May 2011, 10:14:45 AM
Siapa yang mengatakan asli atau palsu?
Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: Indra on 06 May 2011, 10:22:35 AM
Siapa yang mengatakan asli atau palsu?

kalau saya perhatikan selain TS adalah anda sendiri yang mengatakan spt quote di atas
Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: djoe on 06 May 2011, 10:23:02 AM
dualitas...?
bermanfaat dan tidak bermanfaat
baik dan buruk
bijak dan tidak bijak

kurasa bahkan Buddha sendiri bisa membedakan... mana pandangan benar mana pandangan salah, mana yg patut mana yg tak patut
mana yg bermanfaat mana yg tidak bermanfaat
bahkan.. mana yg merupakan peraturan minor, mana yg bukan (hanya saja YM Ananda tidak menanyakan lebih detail)

jujur..terlalu sering aku melihat org2 mengecam "dualitas" tp sepertinya tdk masalah... apa aku salah ya??

'mengecam "dualitas" '
Anda tidak melihat konteksnya, anda hanya melihat kulit.

Walaupun Buddha bisa melihat pandangan benar dan salah, Apakah pandangan Buddha terhadap benar dan salah sama seperti orang yg belum mencapai pencerahan melihatnya?

Apakkah anda menyamakannya? Kenapa anda mengambil contoh Buddha? Kenapa anda tidak mengambil contoh anda sendiri?

Yang dibicarakan dalam konteks awam, cara pandang manusia
Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: djoe on 06 May 2011, 10:24:38 AM
kalau saya perhatikan selain TS adalah anda sendiri yang mengatakan spt quote di atas

Silahkan Baca tulisan anda sendiri.
Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: Indra on 06 May 2011, 10:32:47 AM
Silahkan Baca tulisan anda sendiri.

sepertinya anda ada masalah dengan membaca, apakah saya pernah mengatakan sesuatu yg palsu di sini? mungkin anda perlu memeriksakan mata dan kepala anda (terutama isinya), Bro.
Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: Indra on 06 May 2011, 10:33:42 AM
'mengecam "dualitas" '
Anda tidak melihat konteksnya, anda hanya melihat kulit.

Walaupun Buddha bisa melihat pandangan benar dan salah, Apakah pandangan Buddha terhadap benar dan salah sama seperti orang yg belum mencapai pencerahan melihatnya?


jadi bagaimanakah pandangan Buddha terhadap benar dan salah itu? mohon petunjuk anda
Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: djoe on 06 May 2011, 10:34:53 AM
benarkah begitu? jadi anda setuju dengan TS bahwa sutra ini PALSU?

Anda tidak menyimak tulisan saya. Kenapa anda masih mempertanyakan itu dan mencuba mengarahkan.
Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: Indra on 06 May 2011, 10:36:17 AM
Anda tidak menyimak tulisan saya. Kenapa anda masih mempertanyakan itu dan mencuba mengarahkan.

itu adalah pertanyaan yg dapat dijawab dengan YA dan TIDAK yang tampaknya sulit sekali anda jawab, pergilah ke dokter yg tepat, Bro.
Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: dilbert on 06 May 2011, 10:36:32 AM
dan siapa yg menciptakan dualitas Mahayana dan Hinayana?

Sekedar mengingat-kan... Istilah Hinayana muncul di kitab-kitab Mahayana untuk membedakan Mahayana (Great Vehicle) yang beraspirasi mencapai annutara samyamsambuddha, dan mengatakan para Hinayana hanya puas dengan jalan sravaka.
Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: djoe on 06 May 2011, 10:36:58 AM
jadi bagaimanakah pandangan Buddha terhadap benar dan salah itu? mohon petunjuk anda

Jangan bertambah bingung. Sabar
Wrong question, Anda bertanya pada orang yang salah.

Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: K.K. on 06 May 2011, 10:37:47 AM
Benar-benar membuat pening.

A: Hinayana adalah pandangan salah, Mahayana yang benar.
B: Bagaimana ciri seseorang disebut Hinayana?
A: Sebetulnya tidak ada yang besar/kecil karena dharma tanpa batas.
B: Kalau ga ada batas, kenapa dibedakan Mahayana & Hinayana bukan dharma secara global?
A: Karena sebetulnya pandangan dualitaslah yang membedakan
B: Bukannya Mahayana yang membedakan?
A: Karena konteksnya Buddha yang menilai, beda dengan orang awam.
B: !$#%&*

Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: Indra on 06 May 2011, 10:39:38 AM
Jangan bertambah bingung. Sabar
Wrong question, Anda bertanya pada orang yang salah.



saya bertanya kepada anda karena pada postingan sebelumnya anda menyiratkan bahwa pandangan benar/salah awam berbeda dengan pandangan benar/salah Buddha. utk pandangan awam saya bisa belajar dari diri saya sendiri, sedangkan untuk Buddha, karena anda berani mencetuskannya saya anggap anda punya kemampuan untuk menjelaskannya. maafkan jika saya telah overestimate terhadap anda.
Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: djoe on 06 May 2011, 10:43:09 AM
saya bertanya kepada anda karena pada postingan sebelumnya anda menyiratkan bahwa pandangan benar/salah awam berbeda dengan pandangan benar/salah Buddha. utk pandangan awam saya bisa belajar dari diri saya sendiri, sedangkan untuk Buddha, karena anda berani mencetuskannya saya anggap anda punya kemampuan untuk menjelaskannya. maafkan jika saya telah overestimate terhadap anda.

Tanyakan pada Ronald
Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: djoe on 06 May 2011, 10:44:17 AM
'mengecam "dualitas" '
Anda tidak melihat konteksnya, anda hanya melihat kulit.

Walaupun Buddha bisa melihat pandangan benar dan salah, Apakah pandangan Buddha terhadap benar dan salah sama seperti orang yg belum mencapai pencerahan melihatnya?

Apakkah anda menyamakannya? Kenapa anda mengambil contoh Buddha? Kenapa anda tidak mengambil contoh anda sendiri?

Yang dibicarakan dalam konteks awam, cara pandang manusia

Baca yang benar saudara indra dengan kepala dingin. Jangan menjadi Maha Tahu langsung menyimpulkan

Ini merupakan jawaban saya terhadap postingan Ronald yg merespon duliatas
Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: The Ronald on 06 May 2011, 10:45:50 AM
'mengecam "dualitas" '
Anda tidak melihat konteksnya, anda hanya melihat kulit.

Walaupun Buddha bisa melihat pandangan benar dan salah, Apakah pandangan Buddha terhadap benar dan salah sama seperti orang yg belum mencapai pencerahan melihatnya

Apakkah anda menyamakannya? Kenapa anda mengambil contoh Buddha? Kenapa anda tidak mengambil contoh anda sendiri?

Yang dibicarakan dalam konteks awam, cara pandang manusia

kurasa sama pandangan seorg yg tercerahkan .. dgn org awam...thdp pandangan benar dan salah.. klo menurut anda sama atau beda?
klo beda... dimana letak berbedaannya??

knp aku bilang sama.. setelah si A tau itu salah..yah dia pasti tetap bilang itu salah (kalo jujur)
klo seorg arahat mengetahui pandangan itu salah..dia juga mengatakan itu salah

di situ kesamaannya...
kita tidak ngomong masalah tindakan... apa yg dilakukan umat awam setelah tau itu benar dan salah, apa yg dilakukan arahat setelah tau itu benar atau salah...
krn diskusi hanya sebatas dualitas.. alias membedakan....2-2 nya mampu membedakan

knp aku mengambil contoh Buddha..klo aku mengambil contoh diri saya.. gak terlalu ngefek buat anda....
anda mungkin akan bilang bahwa arahat tidak memiliki dualitas

dan statment anda "Jika seseorang mempunyai pandangan dualistic yang membeda - bedakan, seperti besar dan kecil, maka orang tsbt tidak akan pernah mengerti yang tidak terbatas meliputi kecil dan besar."

sebabnya aku mengambil contoh Buddha..biar tembak langsung bahwa Buddha masih memiliki pandangan membeda2kan... apakah Buddha tdk akan pernah mengerti yg tdk terbatas meleputi kecil dan besar? seperti statment anda di atas

soalnya sekan2 hanya anda saja di forum ini yg tampaknya tidak memiliki pandagan dualitas tsb, dan mengerti yg tdk terbatas meliputi kecil dan besar
Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: ryu on 06 May 2011, 10:45:57 AM
sudah2, mari kita sepakati sutra ini asli, karena memang isinya menggambarkan sifat Mahayana itu sendiri.

ayo coba cari bulu deket pantat bebek mandarin (http://dhammacitta.org/forum/index.php?topic=15498.msg249707) biar harmonis semua =))
Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: Indra on 06 May 2011, 10:47:33 AM
Baca yang benar saudara indra dengan kepala dingin. Jangan menjadi Maha Tahu langsung menyimpulkan


ini adalah postingan dari Bro Ronald,

dualitas...?
bermanfaat dan tidak bermanfaat
baik dan buruk
bijak dan tidak bijak

kurasa bahkan Buddha sendiri bisa membedakan... mana pandangan benar mana pandangan salah, mana yg patut mana yg tak patut
mana yg bermanfaat mana yg tidak bermanfaat
bahkan.. mana yg merupakan peraturan minor, mana yg bukan (hanya saja YM Ananda tidak menanyakan lebih detail)

jujur..terlalu sering aku melihat org2 mengecam "dualitas" tp sepertinya tdk masalah... apa aku salah ya??

saya tidak melihat bahwa Bro Ronald membedakan pandangan benar/salah Sang Buddha vs awam, andalah yg mengatakan berbeda, jika anda mengatakan berbeda, saya bertanya kepada anda bagaimana pandangan Buddha.

baca yang benar dengan dengkul dingin saudara Djoe. jangan menjadi SOK maha tahu dengan menuduh orang lain
Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: djoe on 06 May 2011, 10:48:21 AM
sudah2, mari kita sepakati sutra ini asli, karena memang isinya menggambarkan sifat Mahayana itu sendiri.

ayo coba cari bulu deket pantat bebek mandarin (http://dhammacitta.org/forum/index.php?topic=15498.msg249707) biar harmonis semua =))

Sarkatis
Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: djoe on 06 May 2011, 10:49:39 AM

ini adalah postingan dari Bro Ronald,

saya tidak melihat bahwa Bro Ronald membedakan pandangan benar/salah Sang Buddha vs awam, andalah yg mengatakan berbeda, jika anda mengatakan berbeda, saya bertanya kepada anda bagaimana pandangan Buddha.

baca yang benar dengan dengkul dingin saudara Djoe. jangan menjadi SOK maha tahu dengan menuduh orang lain

Baca lagi dengan kepala dingin
Yang saya bicarakan dualitas di postingan sebelumnya dalam  konteks awam bukan Buddha, makanya saya menanyakan ke saudara Ronald mengenai respon dia terhadap dualitas yang saya bicarakan di postingan sebelumnya
Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: djoe on 06 May 2011, 10:52:29 AM
kurasa sama pandangan seorg yg tercerahkan .. dgn org awam...thdp pandangan benar dan salah.. klo menurut anda sama atau beda?
klo beda... dimana letak berbedaannya??

knp aku bilang sama.. setelah si A tau itu salah..yah dia pasti tetap bilang itu salah (kalo jujur)
klo seorg arahat mengetahui pandangan itu salah..dia juga mengatakan itu salah

di situ kesamaannya...
kita tidak ngomong masalah tindakan... apa yg dilakukan umat awam setelah tau itu benar dan salah, apa yg dilakukan arahat setelah tau itu benar atau salah...
krn diskusi hanya sebatas dualitas.. alias membedakan....2-2 nya mampu membedakan

knp aku mengambil contoh Buddha..klo aku mengambil contoh diri saya.. gak terlalu ngefek buat anda....
anda mungkin akan bilang bahwa arahat tidak memiliki dualitas

dan statment anda "Jika seseorang mempunyai pandangan dualistic yang membeda - bedakan, seperti besar dan kecil, maka orang tsbt tidak akan pernah mengerti yang tidak terbatas meliputi kecil dan besar."

sebabnya aku mengambil contoh Buddha..biar tembak langsung bahwa Buddha masih memiliki pandangan membeda2kan... apakah Buddha tdk akan pernah mengerti yg tdk terbatas meleputi kecil dan besar? seperti statment anda di atas

soalnya sekan2 hanya anda saja di forum ini yg tampaknya tidak memiliki pandagan dualitas tsb, dan mengerti yg tdk terbatas meliputi kecil dan besar

Baca ini saudara Indra
Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: Indra on 06 May 2011, 10:53:37 AM
Baca lagi dengan kepala dingin
Yang saya bicarakan dualitas di postingan sebelumnya dalam  konteks awam bukan Buddha, makanya saya menanyakan ke saudara Ronald.


kalau begitu mari kita tuntaskan, apakah anda mengatakan pernyataan berikut ini?

Apakah pandangan Buddha terhadap benar dan salah sama seperti orang yg belum mencapai pencerahan melihatnya?

ini hanya perlu dijawab dengan YA atau TIDAK, dan ingat ada banyak penonton menjadi saksi, mungkin anda perlu merendam dengkul anda ke dalam air es dulu, silakan gunakan waktu anda, tidak perlu terburu2
Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: djoe on 06 May 2011, 10:53:57 AM

ini adalah postingan dari Bro Ronald,

saya tidak melihat bahwa Bro Ronald membedakan pandangan benar/salah Sang Buddha vs awam, andalah yg mengatakan berbeda, jika anda mengatakan berbeda, saya bertanya kepada anda bagaimana pandangan Buddha.

baca yang benar dengan dengkul dingin saudara Djoe. jangan menjadi SOK maha tahu dengan menuduh orang lain

Jadi menurut anda pandangan Sang Buddha Vs Awam sama??

Jika sama , dalam seketika semua awam menjadi Buddha
Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: djoe on 06 May 2011, 10:55:12 AM
kalau begitu mari kita tuntaskan, apakah anda mengatakan pernyataan berikut ini?

ini hanya perlu dijawab dengan YA atau TIDAK, dan ingat ada banyak penonton menjadi saksi, mungkin anda perlu merendam dengkul anda ke dalam air es dulu, silakan gunakan waktu anda, tidak perlu terburu2

Jika emosi sudah menguasai, kata - kata kasar pun muncul

Semoga semua makhluk berbahagia selalu
 _/\_
Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: Indra on 06 May 2011, 10:55:18 AM
Jadi menurut anda pandangan Sang Buddha Vs Awam sama??

apakah menurut anda berbeda?

kita bisa terus saling bertanya sampai kiamat tahun depan, dan tetap tidak akan selesai
Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: Indra on 06 May 2011, 10:55:51 AM
Jika emosi sudah menguasai, kata - kata kasar pun muncul

Semoga semua makhluk berbahagia selalu
 _/\_

heran, apakah ini jurus pamungkas lain dari ilmu Mahayana? saya cuma mengatakan kata "dengkul", apakah ini kasar? apa bedanya dengan kata "kepala"?
Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: djoe on 06 May 2011, 10:58:40 AM
heran, apakah ini jurus pamungkas lain dari ilmu Mahayana? saya cuma mengatakan kata "dengkul", apakah ini kasar? apa bedanya dengan kata "kepala"?

Bertanyalah kepada diri sendiri.
Buddha nature anda tidak berbohong
Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: K.K. on 06 May 2011, 10:58:59 AM
Betul-betul komedi.

A: Anda cewek ato cowok?
B: Baca postingan saya
A: Ga ada tentang jenis kelamin
B: Baca yang bener, coba lihat postingan si C
A: Tinggal jawab aja cewek ato cowok kok susah?
B: Wah, emosi. Semoga semua makhluk berbahagia.

:))
Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: blood_demon on 06 May 2011, 11:00:54 AM
=)) . sudah sudah. kasihan si djoe. salut dengan kegigihan beliau
Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: ryu on 06 May 2011, 11:01:31 AM
ada jurus belut yang lain :

 hinayana bisanya main keroyokan aja =))
Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: djoe on 06 May 2011, 11:01:55 AM
Betul-betul komedi.

A: Anda cewek ato cowok?
B: Baca postingan saya
A: Ga ada tentang jenis kelamin
B: Baca yang bener, coba lihat postingan si C
A: Tinggal jawab aja cewek ato cowok kok susah?
B: Wah, emosi. Semoga semua makhluk berbahagia.

:))

Tidak tahu latar belakang permasalahan
Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: Indra on 06 May 2011, 11:02:11 AM
Bertanyalah kepada diri sendiri.
Buddha nature anda tidak berbohong

ya saya tidak berbohong dan saya juga tidak memiliki Buddha nature, tapi tentu saja anda akan mengatakan sebaliknya, karena bukankah anda adalah seorang SOK MAHA TAHU?
Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: djoe on 06 May 2011, 11:02:55 AM
ada jurus belut yang lain :

 hinayana bisanya main keroyokan aja =))

Akhirnya ada sang pahlawan pembela kebenaran
Thanks
Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: blood_demon on 06 May 2011, 11:03:08 AM
ada jurus belut yang lain :

 hinayana bisanya main keroyokan aja =))

Lol =)).
Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: Predator on 06 May 2011, 11:03:27 AM
ada jurus belut yang lain :

 hinayana bisanya main keroyokan aja =))

keroyokan ? dengkulmu kapuran :P itu yg di sebut kebersamaan ;D
Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: djoe on 06 May 2011, 11:04:35 AM
=)) . sudah sudah. kasihan si djoe. salut dengan kegigihan beliau

Tujuan saya bukan untuk menang atau kalah. Makanya saya bertahan
Dikatakan bertahan saya tidak bertahan, makanya dikatakan bertahan
Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: Indra on 06 May 2011, 11:05:20 AM
Tidak tahu latar belakang permasalahan

hati2 Bro, anda boleh saja berdebat dengan saya dan tetap aman, tapi hati2 dengan Bro Kainyn, kalau saya walaupun terlihat kasar dan sadis, tapi sebenarnya saya adalah orang yg sangat baik. tapi Bro kainyn, walupun tampaknya baik, tapi sebenarnya ..... [tidak berani melanjutkan, karena saya juga takut]
Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: djoe on 06 May 2011, 11:05:46 AM
keroyokan ? dengkulmu kapuran :P itu yg di sebut kebersamaan ;D

Tidak bisa membedakan Kebersamaan dan Keroyokan
Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: Indra on 06 May 2011, 11:06:23 AM
keroyokan ? dengkulmu kapuran :P itu yg di sebut kebersamaan ;D

dengkul kapuran? bukankah itu berarti geger otak?
Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: djoe on 06 May 2011, 11:06:53 AM


Bagaikan air yang menghanyutkan? Kelihatan dari postingannya
Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: Indra on 06 May 2011, 11:07:16 AM
rasanya sudah lama sekali tidak ada yg spt ini
Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: blood_demon on 06 May 2011, 11:09:25 AM
Tujuan saya bukan untuk menang atau kalah. Makanya saya bertahan
Dikatakan bertahan saya tidak bertahan, makanya dikatakan bertahan

wih hebat, udh kyk kosong adalah hampa dan hampa adalah kosong  ;D
Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: djoe on 06 May 2011, 11:11:07 AM
wih hebat, udh kyk kosong adalah hampa dan hampa adalah kosong  ;D
_/\_
Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: Predator on 06 May 2011, 11:12:00 AM
Tidak bisa membedakan Kebersamaan dan Keroyokan

tidak ada kroyokan maupun sendiri-sendiri yg anda kebersamaan dalam membahas sesuatu ;D
jika masih ada dualitas maka akan muncul persepsi kubu-kubuan >:D bukan begitu ?
Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: djoe on 06 May 2011, 11:13:09 AM
tidak ada kroyokan maupun sendiri-sendiri yg anda kebersamaan dalam membahas sesuatu ;D
jika masih ada dualitas maka akan muncul persepsi kubu-kubuan >:D bukan begitu ?

Setuju bangettt
 _/\_
Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: The Ronald on 06 May 2011, 11:15:21 AM
Jadi menurut anda pandangan Sang Buddha Vs Awam sama??

Jika sama , dalam seketika semua awam menjadi Buddha

menurut anda sama gak??

ga jawab mulu...

aku kasih pertanyaan ttg dualitas deh..ke anda sebagai umat awam

apakah menurut anda membunuh mahluk hidup krn kebencian... itu perbuatan bermanfaat atau gak?

silakan di jawab...
Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: Indra on 06 May 2011, 11:18:22 AM
tidak ada kroyokan maupun sendiri-sendiri yg anda kebersamaan dalam membahas sesuatu ;D
jika masih ada dualitas maka akan muncul persepsi kubu-kubuan >:D bukan begitu ?

Setuju bangettt
 _/\_

jadi anda setuju dengan Bro Radi_muliawan bahwa tidak ada keroyokan di sini?

jadi bisakah anda menjelaskan apa maksud dari postingan anda yg ini:?


ada jurus belut yang lain :

 hinayana bisanya main keroyokan aja =))


Akhirnya ada sang pahlawan pembela kebenaran
Thanks

apakah pada postingan  di atas anda juga setuju dengan Bro Ryu, bahwa ada keroyokan di sini?

Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: M14ka on 06 May 2011, 11:18:42 AM
dengkul kapuran? bukankah itu berarti geger otak?
dengkul itu lutut kk....wkwkwk..... :))
Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: K.K. on 06 May 2011, 11:19:53 AM
hati2 Bro, anda boleh saja berdebat dengan saya dan tetap aman, tapi hati2 dengan Bro Kainyn, kalau saya walaupun terlihat kasar dan sadis, tapi sebenarnya saya adalah orang yg sangat baik. tapi Bro kainyn, walupun tampaknya baik, tapi sebenarnya ..... [tidak berani melanjutkan, karena saya juga takut]
Saya lanjutkan
"... bukan kasar bukan lembut, bukan sadis bukan baik. Semua hanyalah dualitas. Tampak baik hanyalah tanda, dan ketika kalian melihat tanda sebagai tanpa tanda, maka kalian melihat Tathagata."
Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: Indra on 06 May 2011, 11:19:55 AM
dengkul itu lutut kk....wkwkwk..... :))

benar aku tau itu, tapi otak kan letaknya di situ juga
Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: djoe on 06 May 2011, 11:22:08 AM
menurut anda sama gak??

ga jawab mulu...

aku kasih pertanyaan ttg dualitas deh..ke anda sebagai umat awam

apakah menurut anda membunuh mahluk hidup krn kebencian... itu perbuatan bermanfaat atau gak?

silakan di jawab...

Sebelumnya anda mengecam dualitas, lalu anda mengatakan pandangan dualitas itu juga ada pada Buddha.
Saya tidak berani menjawab pandangan Buddha.
Tetapi berdasarkan yang saya baca, jika masih mempunyai pandangan dualitas dan membeda - bedakan dan melekat kepadanya maka ada penderitaan, maka dikatakan Buddha adalah manusia.

Membunuh adalah tetap membunuh. Membunuh makhluk hidup artinya anda membunuh Buddha.
Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: djoe on 06 May 2011, 11:24:28 AM
Saya lanjutkan
"... bukan kasar bukan lembut, bukan sadis bukan baik. Semua hanyalah dualitas. Tampak baik hanyalah tanda, dan ketika kalian melihat tanda sebagai tanpa tanda, maka kalian melihat Tathagata."


Setuju.
Jika anda melihat kebaikan orang lain, cara kita bersikap menjadi beda
Jika kita melihat keburukan orang lain, cara kita bersikap juga beda
Tidak melihat kedua - keduanya dikatakan middle way
Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: K.K. on 06 May 2011, 11:25:23 AM
Membunuh adalah tetap membunuh. Membunuh makhluk hidup artinya anda membunuh Buddha.
Makhluk hidup = Buddha?
Berarti kalau ada si A membunuh si B = Buddha bunuh Buddha.
Menarik sekali.

Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: M14ka on 06 May 2011, 11:28:30 AM

Setuju.
Jika anda melihat kebaikan orang lain, cara kita bersikap menjadi beda
Jika kita melihat keburukan orang lain, cara kita bersikap juga beda
Tidak melihat kedua - keduanya dikatakan middle way
kenapa mahayana membagi2 jadi kendaraan besar dan kecil ya kalo middle way?
Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: The Ronald on 06 May 2011, 11:31:09 AM
Sebelumnya anda mengecam dualitas, lalu anda mengatakan pandangan dualitas itu juga ada pada Buddha.
Saya tidak berani menjawab pandangan Buddha.
Tetapi berdasarkan yang saya baca, jika masih mempunyai pandangan dualitas dan membeda - bedakan dan melekat kepadanya maka ada penderitaan, maka dikatakan Buddha adalah manusia.

Membunuh adalah tetap membunuh. Membunuh makhluk hidup artinya anda membunuh Buddha.

aku bukan mengecam dualitas... aku mengecam org yg suka dlm debat or diskusi.. dikit2 nyinggung dualitas..seakan2 ada yg salah dgn dualitas... (coba baca lagi)

pertanyaan ku belom terjawab.. cukupa menjawab .. apakah membunuh mahluk hidup krn benci merupaka perbuatan bermanfaat atau tidak bermanfaat?
jawabnya  hanya
1. bermanfaat
2. tidak bermanfaat
tidak perlu nambah kata2 laen...

ntar kita cocokan... apakahn jawaban umat awam seperti anda, sama atau beda dgn jawaban Buddha...
krn sebelumnya anda mengatakan :

"Walaupun Buddha bisa melihat pandangan benar dan salah, Apakah pandangan Buddha terhadap benar dan salah sama seperti orang yg belum mencapai pencerahan melihatnya?"

dari pada debat ga jelas..aku kasih contoh pertanyaan... biar anda bisa melihat..kalau itu SAMA
Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: kakao on 06 May 2011, 11:33:00 AM
Sebelumnya anda mengecam dualitas, lalu anda mengatakan pandangan dualitas itu juga ada pada Buddha.
Saya tidak berani menjawab pandangan Buddha.
Tetapi berdasarkan yang saya baca, jika masih mempunyai pandangan dualitas dan membeda - bedakan dan melekat kepadanya maka ada penderitaan, maka dikatakan Buddha adalah manusia.

Membunuh adalah tetap membunuh. Membunuh makhluk hidup artinya anda membunuh Buddha.
buddha adalah kesadaran,.karena kebodohan2 bathin kita aja yang merasa mendualiskan perbedaan, hinayana,mahayana,apapun bentukkan sebuatan manusia itu untuk apa diperdebatkan, cuma bedanya bajunya doank,peraturannya,orangnya sama, manusia. saya heran kalian jika merasa sebagai umat buddha kenapa masih tidak bahagia dan mempertanyakan hal ini?? umat buddha adalah umat yang humanis, melihat perbedaan merupakan suatu keindahan, melihat kebencian timbul berubah menjadi kesabaran, saudara sedhamma,..cut the crap,..we are brother and sister  _/\_
Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: djoe on 06 May 2011, 11:33:27 AM
Makhluk hidup = Buddha?
Berarti kalau ada si A membunuh si B = Buddha bunuh Buddha.
Menarik sekali.


Jika ujung - ujungnya ke vegatarian, rileks saya tidak vegetarian. Saya hanya berusaha sedapat mungkin tidak membunuh bahkan terhadap semut. Tidak tahu kalau keinjak.  ;D
Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: K.K. on 06 May 2011, 11:33:33 AM

Setuju.
Jika anda melihat kebaikan orang lain, cara kita bersikap menjadi beda
Jika kita melihat keburukan orang lain, cara kita bersikap juga beda
Tidak melihat kedua - keduanya dikatakan middle way
Jika demikian definisinya, maka middle way saya katakan adalah cara hidup paling tidak bermanfaat dan berisiko tinggi.

Spoiler: ShowHide
Idealnya kita mendekati dan bergaul dengan orang baik, menjauhi orang jahat. Jika middle way mengabaikan apa yang baik dan jahat, bersikap semua sama saja, maka tidak mencari apa yang bermanfaat dan menghindari apa yang tidak bermanfaat. Cara seperti itu adalah paling tidak berguna.





Jika ujung - ujungnya ke vegatarian, rileks saya tidak vegetarian. Saya hanya berusaha sedapat mungkin tidak membunuh bahkan terhadap semut. Tidak tahu kalau keinjak.  ;D
Vegetarian? Saya tidak pikir ke sana sama sekali, hanya merespon saja jika semua makhluk hidup disebut Buddha, berarti pembunuh, penzinah, perampok, tukang mabuk juga adalah Buddha.
Saya lihat banyak Buddha membunuh, jajan PSK, nyolong dan menipu. Maka saya katakan, "menarik sekali."
Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: Indra on 06 May 2011, 11:35:24 AM
Makhluk hidup = Buddha?
Berarti kalau ada si A membunuh si B = Buddha bunuh Buddha.
Menarik sekali.



hanya jika anda bisa menyebutkan no. KTP si A dan si B, jika tidak maka tidak benar
Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: Indra on 06 May 2011, 11:37:23 AM

Jika ujung - ujungnya ke vegatarian, rileks saya tidak vegetarian. Saya hanya berusaha sedapat mungkin tidak membunuh bahkan terhadap semut. Tidak tahu kalau keinjak.  ;D

jurus "membelokkan topik" ini sudah tidak berlaku lagi di forum ini, sudah out of date, mendingan anda menggunakan jurus yg lebih baru, ie. jurus "belut", walaupun sama2 jurus rendah, tapi belut masih relatif lebih baru
Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: K.K. on 06 May 2011, 11:38:19 AM
hanya jika anda bisa menyebutkan no. KTP si A dan si B, jika tidak maka tidak benar
Sorry, penduduk gelap tidak punya KTP. Atau bro Indra berani mengatakan penduduk gelap bukan Buddha? Nanti saya lapor ke stasiun tronton baru tahu rasa.
Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: djoe on 06 May 2011, 11:39:07 AM
buddha adalah kesadaran,.karena kebodohan2 bathin kita aja yang merasa mendualiskan perbedaan, hinayana,mahayana,apapun bentukkan sebuatan manusia itu untuk apa diperdebatkan, cuma bedanya bajunya doank,peraturannya,orangnya sama, manusia. saya heran kalian jika merasa sebagai umat buddha kenapa masih tidak bahagia dan mempertanyakan hal ini?? umat buddha adalah umat yang humanis, melihat perbedaan merupakan suatu keindahan, melihat kebencian timbul berubah menjadi kesabaran, saudara sedhamma,..cut the crap,..we are brother and sister  _/\_

Therefore the Tathàgata says that although there is no dharma which can be attained, all dharmas are Buddhadharmas. There is nothing outside the Buddhadharma.
 Therefore all teachings are Buddhist. They do not go beyond the Buddha’s teaching, because the Buddha’s teaching contains all things.

 Buddhadharma is the totality of all dharmas.
 Buddhism is the totality of all other teachings.

 All schools and teachings are born from within the Buddha’s teaching. Since they are all born from Buddhism, in the future they will again return to Buddhism. Therefore it is unnecessary to ask to what religion a person belongs. No matter what school, or sect, or teaching, or religion one believes — none goes beyond Buddhism. The essential point is to have faith in something. Then although you may believe various teachings, switching back and forth from this one to that one, in the end you will certainly return to Buddhism. The Buddhadharma is that great. Although it says there is no dharma which can be attained, nonetheless there is not one dharma which is not Buddhadharma. And since the Buddhadharma is ultimately unattainable, how could a single dharma be attained?
Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: Indra on 06 May 2011, 11:39:36 AM
kenapa mahayana membagi2 jadi kendaraan besar dan kecil ya kalo middle way?

karena mahayana adalah tentang kendaraan, sedangkan middle way adalah tentang jalan.
Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: Indra on 06 May 2011, 11:40:54 AM
Sorry, penduduk gelap tidak punya KTP. Atau bro Indra berani mengatakan penduduk gelap bukan Buddha? Nanti saya lapor ke stasiun tronton baru tahu rasa.

kalau tanpa identitas yg sah, bagaimana anda dapat mengidentifikasi bahwa si A atau B adalah Buddha? tanpa KTP, bukti lain yg dianggap sah adalah test DNA, sudahkah anda melakukan test ini?
Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: Indra on 06 May 2011, 11:42:20 AM
Therefore the Tathàgata says that although there is no dharma which can be attained, all dharmas are Buddhadharmas. There is nothing outside the Buddhadharma.
 Therefore all teachings are Buddhist. They do not go beyond the Buddha’s teaching, because the Buddha’s teaching contains all things.

 Buddhadharma is the totality of all dharmas.
 Buddhism is the totality of all other teachings.

 All schools and teachings are born from within the Buddha’s teaching. Since they are all born from Buddhism, in the future they will again return to Buddhism. Therefore it is unnecessary to ask to what religion a person belongs. No matter what school, or sect, or teaching, or religion one believes — none goes beyond Buddhism. The essential point is to have faith in something. Then although you may believe various teachings, switching back and forth from this one to that one, in the end you will certainly return to Buddhism. The Buddhadharma is that great. Although it says there is no dharma which can be attained, nonetheless there is not one dharma which is not Buddhadharma. And since the Buddhadharma is ultimately unattainable, how could a single dharma be attained?

jadi kegiatan membantai sapi dan kambing di hari idul adha juga adalah buddhadharma?
Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: K.K. on 06 May 2011, 11:46:29 AM
kalau tanpa identitas yg sah, bagaimana anda dapat mengidentifikasi bahwa si A atau B adalah Buddha? tanpa KTP, bukti lain yg dianggap sah adalah test DNA, sudahkah anda melakukan test ini?
Bukan saya yang melakukan identifikasi dan klasifikasi, tapi bro djoe:
Membunuh adalah tetap membunuh. Membunuh makhluk hidup artinya anda membunuh Buddha.
Saya yakin itu makhluk hidup... karena bisa dibunuh.
Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: djoe on 06 May 2011, 11:49:50 AM
Jika demikian definisinya, maka middle way saya katakan adalah cara hidup paling tidak bermanfaat dan berisiko tinggi.

Spoiler: ShowHide
Idealnya kita mendekati dan bergaul dengan orang baik, menjauhi orang jahat. Jika middle way mengabaikan apa yang baik dan jahat, bersikap semua sama saja, maka tidak mencari apa yang bermanfaat dan menghindari apa yang tidak bermanfaat. Cara seperti itu adalah paling tidak berguna.



Vegetarian? Saya tidak pikir ke sana sama sekali, hanya merespon saja jika semua makhluk hidup disebut Buddha, berarti pembunuh, penzinah, perampok, tukang mabuk juga adalah Buddha.
Saya lihat banyak Buddha membunuh, jajan PSK, nyolong dan menipu. Maka saya katakan, "menarik sekali."

Bukan mengabaikan dan menjauhi seperti yang anda bilang? Seharusnya kita bercermin kepada mereka adakah sikap kita seperti itu?
Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: djoe on 06 May 2011, 12:07:12 PM
Bukan saya yang melakukan identifikasi dan klasifikasi, tapi bro djoe:Saya yakin itu makhluk hidup... karena bisa dibunuh.

The principle is Buddha; Buddha is the principle. The Buddha is one who has already realized Buddhahood. The
Mahàsattva understands that he himself has not yet realized Buddhahood, but that basically the Buddha and he are one, not two and not different. The Buddha’s cultivation of virtue is perfected, that of living beings is not. Living beings are not-yetrealized Buddhas;
Buddhas are already-realized living beings.
One should not become confused about this and profess to be a Buddha, saying, “I am Buddha and the Buddha is me.Ÿ The Buddha is a living being who has realized Buddhahood; living beings are not-yet-realized Buddhas.
“How is it that we are originally Buddhas?Ÿ Real mark praj¤à is not separate from the hearts of
living beings. The Buddha is the heart of living beings. Our true heart is the Buddha. As present, however, we have not excavated and uncovered our own true nature, and we use
a false thinking heart to manage our affairs. By analogy, the false thinking heart is like a blind man, and the true heart like a man who can see.
“Why do we conduct ourselves solely on the basis of false thoughts? Have we lost our true heart?Ÿ
No, the true heart has not been lost. The øåraï gama Såtra explains that we use false thinking because “one unenlightened thought produces the three fine marks.Ÿ

These three — the mark of karma, the mark of turning, and the mark of manifestation — occlude the true nature so that the Tathàgata’s precious store cannot appear. When we truly believe we are the Buddha and have actually perfected the Buddha’s marks of wisdom and virtue, we will understand the great principle.
Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: djoe on 06 May 2011, 12:11:30 PM


Menghormati kepercayaan orang lain berarti kita menghormati Buddha. Karena semua manusia mempunyai Benih Buddha.

Belajar dharma bukan berarti mencela kepercayaan orang lain dan buta terhadap kebenaran yang ada di kepercayaan orang lain tersebut. Tetapi justru mengali lebih dalam kebenaran tersebut.
Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: kuswanto on 06 May 2011, 12:18:54 PM
astaga djoe, untuk jawaban YA atau TIDAK aj di ajak muter2 dulu =)) =)) =)), kek taksi argo aja.. hufff..

Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: djoe on 06 May 2011, 12:20:36 PM
jurus "membelokkan topik" ini sudah tidak berlaku lagi di forum ini, sudah out of date, mendingan anda menggunakan jurus yg lebih baru, ie. jurus "belut", walaupun sama2 jurus rendah, tapi belut masih relatif lebih baru

saya gak ngerti jurus - jurusan.
Saudara Indra ini makin melencengan aja.
Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: Indra on 06 May 2011, 12:25:36 PM
saya gak ngerti jurus - jurusan.
Saudara Indra ini makin melencengan aja.

ketika ditanya mengenai Buddha vs Semua makhluk hidup, anda malah membahas soal vegetarian. jadi siapa yg melenceng? jurus "lempar tangan sembunyi batu" juga sudah out of date di forum ini.
Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: djoe on 06 May 2011, 12:26:58 PM
astaga djoe, untuk jawaban YA atau TIDAK aj di ajak muter2 dulu =)) =)) =)), kek taksi argo aja.. hufff..

Kenapa tidak anda yang menjawabnya?

Ibaratnya seseorang mengatakan a yang ditanya z
Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: kakao on 06 May 2011, 12:28:55 PM
The principle is Buddha; Buddha is the principle. The Buddha is one who has already realized Buddhahood. The
Mahàsattva understands that he himself has not yet realized Buddhahood, but that basically the Buddha and he are one, not two and not different. The Buddha’s cultivation of virtue is perfected, that of living beings is not. Living beings are not-yetrealized Buddhas;
Buddhas are already-realized living beings.
One should not become confused about this and profess to be a Buddha, saying, “I am Buddha and the Buddha is me.Ÿ The Buddha is a living being who has realized Buddhahood; living beings are not-yet-realized Buddhas.
“How is it that we are originally Buddhas?Ÿ Real mark praj¤à is not separate from the hearts of
living beings. The Buddha is the heart of living beings. Our true heart is the Buddha. As present, however, we have not excavated and uncovered our own true nature, and we use
a false thinking heart to manage our affairs. By analogy, the false thinking heart is like a blind man, and the true heart like a man who can see.
“Why do we conduct ourselves solely on the basis of false thoughts? Have we lost our true heart?Ÿ
No, the true heart has not been lost. The øåraï gama Såtra explains that we use false thinking because “one unenlightened thought produces the three fine marks.Ÿ

These three — the mark of karma, the mark of turning, and the mark of manifestation — occlude the true nature so that the Tathàgata’s precious store cannot appear. When we truly believe we are the Buddha and have actually perfected the Buddha’s marks of wisdom and virtue, we will understand the great principle.
ur have agreat mind,..ur thinking is universal,.i wonder if these word is from ur self or from the book u use to read.
however never mind,..we are just human being hwo can pass the circle of life,..we live in samsara,..
dhamma is for everyone,..dhamma is universal,..for all mankind,..use it when it work, come, see, and observe,..these are wrong side and false side,.so witch  way u choice hope is the right side...
respect of eachother is needed,.cause human brain is control by will, and attachment.release the attachment reach the enlighment...buddha is in ur heart _/\_
Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: Indra on 06 May 2011, 12:33:08 PM
The Buddha is one who has already realized Buddhahood. The
Mahàsattva understands that he himself has not yet realized Buddhahood, but that basically the Buddha and he are one, not two and not different. The Buddha’s cultivation of virtue is perfected, that of living beings is not. Living beings are not-yetrealized Buddhas;
Buddhas are already-realized living beings.
One should not become confused about this and profess to be a Buddha, saying, “I am Buddha and the Buddha is me.Ÿ The Buddha is a living being who has realized Buddhahood; living beings are not-yet-realized Buddhas.

sebenarnya kutipan anda di atas malah membantah argumentasi anda sendiri.
kalau saya terjemahkan:

"Sang Buddha adalah seorang yang telah mencapai Kebuddhaan. Mahasattva memahami bahwa ia sendiri belum mencapai Kebuddhaan, tetapi bahwa pada daasrnya Sang Buddha dan ia adalah satu, bukan dua atau berbeda. latihan kebajikan Sang Buddha telah sempurna, sedangkan latihan makhluk-makhluk hidup belum sempurna. makhluk-makhluk hidup bukanlah para Buddha yang telah mencapai;
 Para Buddha adalah makhluk-makhluk hidup yang telah mencapai.
Seseorang seharusnya tidak bingung akan hal ini dan mengakui sebagai seorang Buddha, dengan mengatakan "saya adalah Buddha dan Buddha adalah saya. Buddha adalah makhluk hidup yang telah mencapai Kebuddhaan; makhluk-makhluk hidup belum mencapai Kebuddhaan."

-----------------------

Bro Djoe, sudikah anda menjelaskan, gaya diskusi apakah yg sedang anda gunakan di forum ini? anda mengemukakan suatu argumen kemudian mengutip referensi yg membantah argumentasi anda sendiri, biasanya kami mencari referensi yg dapat memperkuat argumen kami.
Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: djoe on 06 May 2011, 12:33:35 PM
ketika ditanya mengenai Buddha vs Semua makhluk hidup, anda malah membahas soal vegetarian. jadi siapa yg melenceng? jurus "lempar tangan sembunyi batu" juga sudah out of date di forum ini.

Jika kepala dingin, maka utara dan selatan bisa dibedakan dengan jelas
Jika kepala panas, maka pertanyaan atau pernyataan tidak bisa dibedakan.
Kasihan anda Indra
Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: djoe on 06 May 2011, 12:35:27 PM
sebenarnya kutipan anda di atas malah membantah argumentasi anda sendiri.
kalau saya terjemahkan:

"Sang Buddha adalah seorang yang telah mencapai Kebuddhaan. Mahasattva memahami bahwa ia sendiri belum mencapai Kebuddhaan, tetapi bahwa pada daasrnya Sang Buddha dan ia adalah satu, bukan dua atau berbeda. latihan kebajikan Sang Buddha telah sempurna, sedangkan latihan makhluk-makhluk hidup belum sempurna. makhluk-makhluk hidup bukanlah para Buddha yang telah mencapai;
 Para Buddha adalah makhluk-makhluk hidup yang telah mencapai.
Seseorang seharusnya tidak bingung akan hal ini dan mengakui sebagai seorang Buddha, dengan mengatakan "saya adalah Buddha dan Buddha adalah saya. Buddha adalah makhluk hidup yang telah mencapai Kebuddhaan; makhluk-makhluk hidup belum mencapai Kebuddhaan."

-----------------------

Bro Djoe, sudikah anda menjelaskan, gaya diskusi apakah yg sedang anda gunakan di forum ini? anda mengemukakan suatu argumen kemudian mengutip referensi yg membantah argumentasi anda sendiri, biasanya kami mencari referensi yg dapat memperkuat argumen kami.

Itu karena kepala anda sudah panas sehingga tidak bisa menangkap yang di bicarakan. Karena anda sangat bernafsu sekali untuk mematahkan tulisan saya sehingga tidak bisa melihat dengan jelas
Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: Indra on 06 May 2011, 12:35:52 PM
Jika kepala dingin, maka utara dan selatan bisa dibedakan dengan jelas
Jika kepala panas, maka pertanyaan atau pernyataan tidak bisa dibedakan.
Kasihan anda Indra

jika dengkul dingin, maka tidak ada utara dan tidak ada selatan,
jika dengkul panas, maka hati2 itu gejala kanker otak
kasihan anda juga Djoe.
Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: Indra on 06 May 2011, 12:36:30 PM
Itu karena kepala anda sudah panas sehingga tidak bisa menangkap yang di bicarakan.

astaga, selain kepala dan panas bisakah anda menjelaskan sesuai dengan pertanyaan?
Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: djoe on 06 May 2011, 12:37:21 PM
jika dengkul dingin, maka tidak ada utara dan tidak ada selatan,
jika dengkul panas, maka hati2 itu gejala kanker otak
kasihan anda juga Djoe.


Semoga semua makhluk berbahagia selalu.
 _/\_

Peace
Thread closed
Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: djoe on 06 May 2011, 12:40:27 PM
ur have agreat mind,..ur thinking is universal,.i wonder if these word is from ur self or from the book u use to read.
however never mind,..we are just human being hwo can pass the circle of life,..we live in samsara,..
dhamma is for everyone,..dhamma is universal,..for all mankind,..use it when it work, come, see, and observe,..these are wrong side and false side,.so witch  way u choice hope is the right side...
respect of eachother is needed,.cause human brain is control by will, and attachment.release the attachment reach the enlighment...buddha is in ur heart _/\_


Iam stupid. How can this beautiful word comes out from my mind. I just want to share it . I have read it.
See early posting for who says those beautiful word
Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: Indra on 06 May 2011, 12:41:26 PM

Semoga semua makhluk berbahagia selalu.
 _/\_

Peace
Thread closed

loh "thread closed", aturan mana lagi yg anda gunakan? yg bisa mengatakan itu hanyalah TS atau moderator, dan anda bukan keduanya. apakah anda klonengan dari TS or mod?
Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: kuswanto on 06 May 2011, 12:43:34 PM
Kenapa tidak anda yang menjawabnya?

Ibaratnya seseorang mengatakan a yang ditanya z

gua masih melihat releveansinya kok, ibarat orang ngmg A terus di tanya ttg A, tapi jawaban itu bisa membuatnya terdesak, jadi milih ngmg yg lain alias X, dan berliku2 sendiri untuk tidak menjawab pertanyaan tsb dgn cara mengalihkan isu.
kemudian menyuruh orang lain yg menjawab pertanyaan tersebut, ;D  wong sdr Indra tidak bertanya kpd saya. =))

Spoiler: ShowHide
a dan z juga dualisme bukan?jadi bingung atau 26isme  ;D
Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: kuswanto on 06 May 2011, 12:45:44 PM

Semoga semua makhluk berbahagia selalu.
 _/\_

Peace
Thread closed

maha kuasa  ^:)^ ^:)^ ^:)^
Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: blood_demon on 06 May 2011, 12:49:26 PM
treadnya masih belum di close, mesti make gembok oleh TS atau Mod. =)) =)) =)). Djoe nga punya kekuatan utk close ya?  :))
Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: kuswanto on 06 May 2011, 12:51:28 PM
treadnya masih belum di close, mesti make gembok oleh TS atau Mod. =)) =)) =)). Djoe nga punya kekuatan utk close ya?  :))

ow kl gitu ralat deh, jadi "sok maha kuasa"  ^:)^ ^:)^ ^:)^
Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: djoe on 06 May 2011, 12:52:49 PM
gua masih melihat releveansinya kok, ibarat orang ngmg A terus di tanya ttg A, tapi jawaban itu bisa membuatnya terdesak, jadi milih ngmg yg lain alias X, dan berliku2 sendiri untuk tidak menjawab pertanyaan tsb dgn cara mengalihkan isu.
kemudian menyuruh orang lain yg menjawab pertanyaan tersebut, ;D  wong sdr Indra tidak bertanya kpd saya. =))

Spoiler: ShowHide
a dan z juga dualisme bukan?jadi bingung atau 26isme  ;D


Makanya jangan tidur
Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: The Ronald on 06 May 2011, 12:56:09 PM

Menghormati kepercayaan orang lain berarti kita menghormati Buddha. Karena semua manusia mempunyai Benih Buddha.

Belajar dharma bukan berarti mencela kepercayaan orang lain dan buta terhadap kebenaran yang ada di kepercayaan orang lain tersebut. Tetapi justru mengali lebih dalam kebenaran tersebut.

Buddha pun perna mencela kepercayaan org laen...
Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: kuswanto on 06 May 2011, 12:58:28 PM
Makanya jangan tidur

 ^:)^ ^:)^ ^:)^ =)) =)) =)) orang aoban... aku nyerah deh..

Spoiler: ShowHide
treadnya belum closed yah?
Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: blood_demon on 06 May 2011, 12:59:59 PM
Nga semua kepercayaan harus dihormati, jika kepercayaan itu membawa kehancuran bagi diri sendiri dan makluk lain, perang, menyebarkan beni kebencian, perbudakan, dll. apakah kepercayaan demikian perlu dihormati? dan apakah dgn hormat pada kepercayaan yang salah demikian disebut menghormati Buddha?
Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: K.K. on 06 May 2011, 01:44:43 PM
Setahu saya sih Buddha mengajarkan menghormati apa yang patut dihormati, mencela apa yang patut dicela. Meski demikian, menghormat dan mencela juga harus dilandasi kebijaksanaan, sesuai waktu, sesuai tempat, sesuai orang yang diajak bicara. Entahlah kalau ada Buddha lain yang pukul rata menghormati semua hal.
Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: ryu on 06 May 2011, 01:45:50 PM
=)) dihajar habis2an =))
Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: ryu on 06 May 2011, 01:47:01 PM
Setahu saya sih Buddha mengajarkan menghormati apa yang patut dihormati, mencela apa yang patut dicela. Meski demikian, menghormat dan mencela juga harus dilandasi kebijaksanaan, sesuai waktu, sesuai tempat, sesuai orang yang diajak bicara. Entahlah kalau ada Buddha lain yang pukul rata menghormati semua hal.

ada penjahat membunuh, harus di hormati, karena kita bisa belajar dari mereka =))
Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: K.K. on 06 May 2011, 01:49:24 PM
ada penjahat membunuh, harus di hormati, karena kita bisa belajar dari mereka =))
Demikianlah kalau saya mencuri dari orang-orang DC, jangan nilai saya sebagai pencuri, tapi sebagai guru yang mengajari kalian. Ingatlah: dunia tanpa kejahatan adalah sekolah tanpa guru. Maka budayakanlah perbuatan jahat, demi pelajaran bagi orang lain.

Nyambung ga sih?
Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: blood_demon on 06 May 2011, 02:35:10 PM
^:)^ ^:)^ ^:)^ =)) =)) =)) orang aoban... aku nyerah deh..

Spoiler: ShowHide
treadnya belum closed yah?


org medan ya. bs tahu bahasa ao ban =))
Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: dukun on 06 May 2011, 02:45:26 PM
salah ngomong kali, mungkin yang dimaksud uban
Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: ryu on 06 May 2011, 02:48:57 PM
Demikianlah kalau saya mencuri dari orang-orang DC, jangan nilai saya sebagai pencuri, tapi sebagai guru yang mengajari kalian. Ingatlah: dunia tanpa kejahatan adalah sekolah tanpa guru. Maka budayakanlah perbuatan jahat, demi pelajaran bagi orang lain.

Nyambung ga sih?
demikianlah, dama belum sempurna di babarkan tatagata =))
Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: djoe on 07 May 2011, 08:01:42 AM
dualitas...?
bermanfaat dan tidak bermanfaat
baik dan buruk
bijak dan tidak bijak

kurasa bahkan Buddha sendiri bisa membedakan... mana pandangan benar mana pandangan salah, mana yg patut mana yg tak patut
mana yg bermanfaat mana yg tidak bermanfaat
bahkan.. mana yg merupakan peraturan minor, mana yg bukan (hanya saja YM Ananda tidak menanyakan lebih detail)

jujur..terlalu sering aku melihat org2 mengecam "dualitas" tp sepertinya tdk masalah... apa aku salah ya??

Buddha pun perna mencela kepercayaan org laen...

Debu - debu dharma melekat di pikiran anda , anda masih mengulang kesalahan yang sama sehingga anda menyamakan umat yang mencela dengan Buddha yang mencela.

Anda menyamankan pandangan dualistic umat dengan Buddha.

Anda bahkan tidak bisa membedakan Buddha dengan umat sehingga anda menyatakan hal seperti itu.

Tidak bisa melihat arti substantial dari pandangan dualitic yang dikatakan oleh anda Buddha mempunyai pandangan dualitic dengan pandangan dualitc umat.

Tidak bisa melihat arti substantial dari mencela yang dikatakan oleh anda Buddha mencela dengan umat yang
mencela.
Apa gunanya dharma yang anda hafal mati di otak dan melekat dengan erat dharma tersebut tetapi tidak bisa mengerti arti dan substantial dari dharma tersebut.
Dikatakan mencela oleh Buddha bukanlah mencela, maka dikatakan mencela

.............
Sàkyamuni Buddha and Subhåti were discoursing on true, real praj¤à. Since true, real praj¤à does not reside in
a framework of language, what can be spoken? The empty mark of all dharmas is beyond words and speech.
The Buddha spoke Dharma for forty-nine years and when the time of his nirvàõa arrived, he said that he had not spoken one word.
He said, “If anyone says the Tathàgata has spoken Dharma, he slanders the Buddha because he has been unable to understand what I have said.Ÿ
“Since the Buddha did not speak Dharma, why are there so many såtras spoken by the Buddha?Ÿ one may rightly ask.

The answer to that lies in the doctrine of speaking conditioned Dharma for people bound to conditions and speaking uncon-ditioned Dharma for people who dwell in the unconditioned.

The Vajra Såtra says, “Even dharmas should be relinquished, how much the more so no dharmas.Ÿ
The Buddha said he had not spoken Dharma because he was concerned that people would become attached to the mark of Dharma. (sama seperti sebagian teman - teman yang ada disini) Being attached to Dharma is the same as being attached to self. People’s attachment to emptiness must also be broken.
When the Dharma door of praj¤à is spoken, even emptiness must not become an attachment.
Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: djoe on 07 May 2011, 08:04:30 AM
Setahu saya sih Buddha mengajarkan menghormati apa yang patut dihormati, mencela apa yang patut dicela. Meski demikian, menghormat dan mencela juga harus dilandasi kebijaksanaan, sesuai waktu, sesuai tempat, sesuai orang yang diajak bicara. Entahlah kalau ada Buddha lain yang pukul rata menghormati semua hal.

Jawaban anda lebih bijaksana daripada orang yang mengatakan Buddha mencela.

Tetapi masih ada kemelekatan kepada dharma, masih ada pandangan dualistic
Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: djoe on 07 May 2011, 08:06:15 AM
Nga semua kepercayaan harus dihormati, jika kepercayaan itu membawa kehancuran bagi diri sendiri dan makluk lain, perang, menyebarkan beni kebencian, perbudakan, dll. apakah kepercayaan demikian perlu dihormati? dan apakah dgn hormat pada kepercayaan yang salah demikian disebut menghormati Buddha?

Hanya melihat kata - kata, tidak melihat arti susbstantial dari yang ditulis. Kelemekatan terhadap debu - debu menghalangi anda melihat arti sebenarnya yang saya tulis.
Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: djoe on 07 May 2011, 08:07:18 AM
=)) dihajar habis2an =))

DIkatakan saya bertahan sebagai bukan bertahan, maka itu dikatakan saya bertahan
Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: djoe on 07 May 2011, 08:12:18 AM
ada penjahat membunuh, harus di hormati, karena kita bisa belajar dari mereka =))

Seperti yang sebelumnya kebanyakan belajar dharma dan menghafal mati kata - kata. Pintar dan mahir dalam sutta menguasai semua sutta yang ada.
Tetapi tidak bisa melihat dharma ada di sekeliling kita. Menganggap dharma hanyalah kata - kata yang ada di kertas, yang ada di hitam di atas putih.


.........
Patriarch Bodhidharma went to Nan Ching where he listened to Dharma Master Shen Kuang explained the Sutras. When Shen Kuang spoke, the heavens rained fragrant blossoms and a golden-petalled lotus rose from the earth for him to sit upon. However, only those with good roots, who had opened the five eyes8 and the six spiritual penetrations were able to see that. Now! Isn’t this wonderful?
After listening to the Sutra, Bodhidharma asked, “Dharma Master, what are you doing?”
“I am explaining Sutras,” Shen Kuang replied.
“Why are you explaining Sutras?”
“I am teaching people to end birth and death.”
“Oh?” said Bodhidharma, “exactly how do you do that? In this Sutra which you explain, the words are black and the paper is white. How does this teach people to end birth and death?”
Dharma Master Shen Kuang had nothing to say. How did he teach people to end birth and death? He fumed in silence. Then, even though heavenly maidens rained down flowers and the earth gave forth golden lotuses, Dharma Master Shen Kuang got angry.
This is what I mean when I say that the Buddhadharma existed in China, but it was as if it were not there at all.
When angry, Dharma Master Shen Kuang used his heavy iron beads to level opposition. In response to Bodhidharma’s question, he reddened with anger and raged like a tidal wave smashing a mountain. As he whipped out his beads, he snapped, “You are slandering the Dharma!” and cracked Bodhidharma
across the mouth, knocking loose two teeth. Bodhidharma neither moved nor spoke. He hadn’t expected such a vicious reply.
There is a legend about the teeth of holy men. You must not ask about the principle, however, because it is too inconceivable. The legend says that if a sage’s teeth fall to the ground, it won’t rain for three years. Patriarch Bodhidharma thought, “If it doesn’t rain for three years, people will starve! I have come to China to save living beings, not to kill them!” So Bodhidharma did not let his teeth fall to the ground. Instead, he swallowed
them and disappeared down the road. Although he had been beaten and reviled, Bodhidharma could not go to the government and file suit against Dharma Master Shen Kuang. Those who have left home have to be patient. How much more so must a patriarch forbear.
Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: Indra on 07 May 2011, 08:20:19 AM
Seperti yang sebelumnya kebanyakan belajar dharma dan menghafal mati kata - kata. Pintar dan mahir dalam sutta menguasai semua sutta yang ada.
Tetapi tidak bisa melihat dharma ada di sekeliling kita. Menganggap dharma hanyalah kata - kata yang ada di kertas, yang ada di hitam di atas putih.


.........
Patriarch Bodhidharma went to Nan Ching where he listened to Dharma Master Shen Kuang explained the Sutras. When Shen Kuang spoke, the heavens rained fragrant blossoms and a golden-petalled lotus rose from the earth for him to sit upon. However, only those with good roots, who had opened the five eyes8 and the six spiritual penetrations were able to see that. Now! Isn’t this wonderful?
After listening to the Sutra, Bodhidharma asked, “Dharma Master, what are you doing?”
“I am explaining Sutras,” Shen Kuang replied.
“Why are you explaining Sutras?”
“I am teaching people to end birth and death.”
“Oh?” said Bodhidharma, “exactly how do you do that? In this Sutra which you explain, the words are black and the paper is white. How does this teach people to end birth and death?”
Dharma Master Shen Kuang had nothing to say. How did he teach people to end birth and death? He fumed in silence. Then, even though heavenly maidens rained down flowers and the earth gave forth golden lotuses, Dharma Master Shen Kuang got angry.
This is what I mean when I say that the Buddhadharma existed in China, but it was as if it were not there at all.
When angry, Dharma Master Shen Kuang used his heavy iron beads to level opposition. In response to Bodhidharma’s question, he reddened with anger and raged like a tidal wave smashing a mountain. As he whipped out his beads, he snapped, “You are slandering the Dharma!” and cracked Bodhidharma
across the mouth, knocking loose two teeth. Bodhidharma neither moved nor spoke. He hadn’t expected such a vicious reply.
There is a legend about the teeth of holy men. You must not ask about the principle, however, because it is too inconceivable. The legend says that if a sage’s teeth fall to the ground, it won’t rain for three years. Patriarch Bodhidharma thought, “If it doesn’t rain for three years, people will starve! I have come to China to save living beings, not to kill them!” So Bodhidharma did not let his teeth fall to the ground. Instead, he swallowed
them and disappeared down the road. Although he had been beaten and reviled, Bodhidharma could not go to the government and file suit against Dharma Master Shen Kuang. Those who have left home have to be patient. How much more so must a patriarch forbear.

anda mulai belajar sekarang, tidak seperti sebelumnya mengutip referensi yg mambantah argumen anda sendiri, sekarang anda sudah bisa mencari dukungan dengan mengutip referensi yg mendukung argumen anda, yg sialnya hanya anda baca keindahan kata2 tersebut tanpa memahami maknanya.
Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: K.K. on 07 May 2011, 08:21:52 AM
Jawaban anda lebih bijaksana daripada orang yang mengatakan Buddha mencela.

Tetapi masih ada kemelekatan kepada dharma, masih ada pandangan dualistic
Boleh dicontohkan jawaban yang tidak dualistik? Kalau bisa bukan copy-paste sepanjang puluhan baris, tapi langsung ke intinya saja.
Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: Indra on 07 May 2011, 08:27:19 AM
Debu - debu dharma melekat di pikiran anda , anda masih mengulang kesalahan yang sama sehingga anda menyamakan umat yang mencela dengan Buddha yang mencela.

Anda menyamankan pandangan dualistic umat dengan Buddha.

Anda bahkan tidak bisa membedakan Buddha dengan umat sehingga anda menyatakan hal seperti itu.

Tidak bisa melihat arti substantial dari pandangan dualitic yang dikatakan oleh anda Buddha mempunyai pandangan dualitic dengan pandangan dualitc umat.

Tidak bisa melihat arti substantial dari mencela yang dikatakan oleh anda Buddha mencela dengan umat yang
mencela.
Apa gunanya dharma yang anda hafal mati di otak dan melekat dengan erat dharma tersebut tetapi tidak bisa mengerti arti dan substantial dari dharma tersebut.
Dikatakan mencela oleh Buddha bukanlah mencela, maka dikatakan mencela

.............
Sàkyamuni Buddha and Subhåti were discoursing on true, real praj¤à. Since true, real praj¤à does not reside in
a framework of language, what can be spoken? The empty mark of all dharmas is beyond words and speech.
The Buddha spoke Dharma for forty-nine years and when the time of his nirvàõa arrived, he said that he had not spoken one word.
He said, “If anyone says the Tathàgata has spoken Dharma, he slanders the Buddha because he has been unable to understand what I have said.Ÿ
“Since the Buddha did not speak Dharma, why are there so many såtras spoken by the Buddha?Ÿ one may rightly ask.

The answer to that lies in the doctrine of speaking conditioned Dharma for people bound to conditions and speaking uncon-ditioned Dharma for people who dwell in the unconditioned.

The Vajra Såtra says, “Even dharmas should be relinquished, how much the more so no dharmas.Ÿ
The Buddha said he had not spoken Dharma because he was concerned that people would become attached to the mark of Dharma. (sama seperti sebagian teman - teman yang ada disini) Being attached to Dharma is the same as being attached to self. People’s attachment to emptiness must also be broken.
When the Dharma door of praj¤à is spoken, even emptiness must not become an attachment.


anda juga hanya bisa mencela orang lain, mengatakan orang lain berpandangan dualistik, apakah anda sendiri sudah bebas dari dualistik? bagaimana mungkin seorang yg bebas dari dualistik masih mendiskriminasi orang lain? jadi apakah pandangan dualistik Buddha dan apakah pandangan dualistik umat? ehm... jadi bahkan Buddha pun masih punya pandangan dualistik?

ini sama saja dengan "dikatakan kentut tapi bukan kentut, padahal memang kentut, makanya disebut kentut".

dan saya perhatikan, anda sepertinya sudah tidak berdebu lagi, atau "dikatakan berdebu tapi tidak berdebu, padahal belum mandi, makanya disebut berdebu."
Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: djoe on 07 May 2011, 08:28:20 AM
Boleh dicontohkan jawaban yang tidak dualistik? Kalau bisa bukan copy-paste sepanjang puluhan baris, tapi langsung ke intinya saja.

Maaf saya orang bodoh, tidak bisa menghafal seperti saudara - saudara lain yang sangat pintar menghafa sutra/sutta.

Tetapi paling tidak saya tahu untuk tidak mengandalkan kata - kata.

Dan saya bersyujur karena tidak pintar menghafal seperti saudara . Jika tidak saya bisa menjadi seperti saudara.
Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: Indra on 07 May 2011, 08:30:49 AM
Maaf saya orang bodoh, tidak bisa menghafal seperti saudara - saudara lain yang sangat pintar menghafa sutra/sutta

ok ok, boleh copy paste deh, Bro Kainyn memang jahat, makanya saya sudah peringatkan hati2 sama beliau.
Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: K.K. on 07 May 2011, 08:38:52 AM
Maaf saya orang bodoh, tidak bisa menghafal seperti saudara - saudara lain yang sangat pintar menghafa sutra/sutta.

Tetapi paling tidak saya tahu untuk tidak mengandalkan kata - kata.

Dan saya bersyujur karena tidak pintar menghafal seperti saudara . Jika tidak saya bisa menjadi seperti saudara.
Anda mengaku bodoh tapi kok bisa menilai kami ini masih dualistik? Tidak mengandalkan kata-kata, tapi kok bisa menilai dari kata-kata bahwa kami begini-begitu? Ayolah, jangan munafik. Jangan sok pintar lalu pura-pura merendah.
Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: K.K. on 07 May 2011, 08:41:55 AM
ok ok, boleh copy paste deh, Bro Kainyn memang jahat, makanya saya sudah peringatkan hati2 sama beliau.
Ini pandangan dualistik, Bro Indra. Janganlah melihat tanda sebagai tanda kalau mau melihat Tathagata. Kendatipun memang jahat, tidak usahlah mengubah sikap menjadi hati-hati karena melihat orang lain jahat, inilah esensi 'jalan tengah'.
Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: djoe on 07 May 2011, 08:54:42 AM
ow kl gitu ralat deh, jadi "sok maha kuasa"  ^:)^ ^:)^ ^:)^

Terjebak kata - kata lagi.

Thread closed ditujukan kepada saya. Paling tidak saya menguasai diri sendiri.

Thread closed
Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: Indra on 07 May 2011, 08:59:47 AM
Ini pandangan dualistik, Bro Indra. Janganlah melihat tanda sebagai tanda kalau mau melihat Tathagata. Kendatipun memang jahat, tidak usahlah mengubah sikap menjadi hati-hati karena melihat orang lain jahat, inilah esensi 'jalan tengah'.


jadi Bro Kainyn sedang mengerahkan jurus "upaya kausalya" di sini?
Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: Indra on 07 May 2011, 09:00:59 AM
Terjebak kata - kata lagi.

Thread closed ditujukan kepada saya. Paling tidak saya menguasai diri sendiri.

Thread closed


tapi toh anda juga masih menjawab beberapa postingan di sini, sejak "thread close" anda kemarin, apakah sudah re-open dan sekarang close lagi?
Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: K.K. on 07 May 2011, 09:16:39 AM
jadi Bro Kainyn sedang mengerahkan jurus "upaya kausalya" di sini?
Bukan, saya hanya orang bodoh, bukan seperti djoe yang pintar menghafal dan tidak terbatas kata-kata, belum cukup level untuk jurus pamungkas tersebut. 
Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: Indra on 07 May 2011, 09:21:25 AM
Bukan, saya hanya orang bodoh, bukan seperti djoe yang pintar menghafal dan tidak terbatas kata-kata, belum cukup level untuk jurus pamungkas tersebut. 

dikatakan bodoh tapi tidak bodoh, makanya disebut tidak pintar
Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: K.K. on 07 May 2011, 09:22:44 AM
Terjebak kata - kata lagi.

Thread closed ditujukan kepada saya. Paling tidak saya menguasai diri sendiri.

Thread closed

Semoga semua makhluk djoe berbahagia...

Spoiler: ShowHide
setelah membawa diskusi putar-putar, 'menghakimi' orang lain dualistik tapi tidak beri penjelasan, kemudia pura-pura bodoh dan 'menghakimi' orang lain terbatas pada kata, lalu kabur sepihak dengan ucapan 'semoga semua makhluk berbahagia', amen


Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: Indra on 07 May 2011, 09:25:31 AM
setelah membawa diskusi putar-putar, 'menghakimi' orang lain dualistik tapi tidak beri penjelasan, kemudia pura-pura bodoh dan 'menghakimi' orang lain terbatas pada kata, lalu kabur sepihak dengan ucapan 'semoga semua makhluk berbahagia', amen[/spoiler]


dikatakan pura-pura bodoh, tapi tidak pura-pura karena benar-benar bodoh
Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: williamhalim on 07 May 2011, 10:13:57 AM
setelah 'jurus belut' timbul lagi jurus pamungkas baru... jurus 'saya bodoh' *)

*) jurus ini sangat brilliant, dibalik tampilan yg mengesankan 'merendah' ini sesungguhnya tersirat: "karena saya bodoh, lu orang jgn desak saya yah.. hanya saya yg boleh mendesak lu orang, he he he..."

::
Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: blood_demon on 07 May 2011, 10:14:57 AM
Hanya melihat kata - kata, tidak melihat arti susbstantial dari yang ditulis. Kelemekatan terhadap debu - debu menghalangi anda melihat arti sebenarnya yang saya tulis.

jawab dulu pertanyaan gw apakah itu termasuk menghormati Buddha, dgn menghormati kepercayaan yg berpandangan salah? wkwkw malah dijawab dgn syair wkwkwkw =))
Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: kuswanto on 07 May 2011, 10:16:44 AM
jawab dulu pertanyaan gw apakah itu termasuk menghormati Buddha, dgn menghormati kepercayaan yg berpandangan salah? wkwkw malah dijawab dgn syair wkwkwkw =))

u harus jadi "orang bodoh" baru bisa ngerti syair itu =)) =)) =))
Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: OBAMA on 07 May 2011, 10:22:21 AM
Ada yang tahu arti vjarachideka?
Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: blood_demon on 07 May 2011, 10:23:56 AM
u harus jadi "orang bodoh" baru bisa ngerti syair itu =)) =)) =))

=)) ....... syairnya gw tau donk artinya, berarti gw udh jd org bodoh donk kalo gt =)). cuma syairnya ga ada hubungannya dgn jawaban terhadap pertanyaan. yg ditanyakan ini yg dijawab itu. kacau dhe. =))
Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: dilbert on 07 May 2011, 12:17:37 PM
Demikianlah kalau saya mencuri dari orang-orang DC, jangan nilai saya sebagai pencuri, tapi sebagai guru yang mengajari kalian. Ingatlah: dunia tanpa kejahatan adalah sekolah tanpa guru. Maka budayakanlah perbuatan jahat, demi pelajaran bagi orang lain.

Nyambung ga sih?

ilmu upaya kausalya...
Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: dilbert on 07 May 2011, 12:20:38 PM
saya khawatir "bathin"-nya djoe sudah penuh dengan dosa mula citta...

omitohud sancai sancai...
Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: djoe on 07 May 2011, 12:24:35 PM
saya khawatir "bathin"-nya djoe sudah penuh dengan dosa mula citta...

omitohud sancai sancai...

Demikian saya juga mengkhawatirkan "bathin"  teman teman sudah penuh dengan dosa mula citta...

omitohud sancai sancai...
Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: dilbert on 07 May 2011, 12:26:59 PM
Demikian saya juga mengkhawatirkan "bathin"  teman teman sudah penuh dengan dosa mula citta...

omitohud sancai sancai...


Kalau saya pasti tidak... karena GRP yang +1 itu saya yang berikan untuk anda bro... TETAP SEMANGAT... wkwkwkwkwkwk
Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: djoe on 07 May 2011, 12:31:48 PM
Demikianlah kalau saya mencuri dari orang-orang DC, jangan nilai saya sebagai pencuri, tapi sebagai guru yang mengajari kalian. Ingatlah: dunia tanpa kejahatan adalah sekolah tanpa guru. Maka budayakanlah perbuatan jahat, demi pelajaran bagi orang lain.

Nyambung ga sih?

Ajaran  dharma master Kainyn_Kutho.

Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: djoe on 07 May 2011, 12:33:35 PM
Kalau saya pasti tidak... karena GRP yang +1 itu saya yang berikan untuk anda bro... TETAP SEMANGAT... wkwkwkwkwkwk

sama dong

Kalau saya pasti tidak... karena GRP yang +1 itu saya yang berikan untuk anda bro... TETAP SEMANGAT...


Semoga anda tidak
Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: Indra on 07 May 2011, 12:36:05 PM
sama dong

Kalau saya pasti tidak... karena GRP yang +1 itu saya yang berikan untuk anda bro... TETAP SEMANGAT...


Semoga anda tidak

anda pasti berbohong dengan sengaja karena anda tidak bisa memberikan GRP, berbeda dengan Bro Dilbert yg memang bisa memberikan GRP
Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: djoe on 07 May 2011, 12:39:08 PM
anda pasti berbohong dengan sengaja karena anda tidak bisa memberikan GRP, berbeda dengan Bro Dilbert yg memang bisa memberikan GRP

Siapa yang berbohong, mana GRP yg saya terima.

Kalau saya sudah kasih

Tetapi gak usahlah
Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: Nevada on 07 May 2011, 12:43:00 PM
Masa bro djoe sudah bisa kasih GRP?! Kan syaratnya harus mencapai 1.000 post dulu...
Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: Indra on 07 May 2011, 12:57:24 PM
Siapa yang berbohong, mana GRP yg saya terima.

Kalau saya sudah kasih

Tetapi gak usahlah

tentu saja anda berbohong, anda belum memiliki persyaratan untuk dapat memberikan GRP, dan Bro Dilbert memberikan tambahan GRP kepada anda sehingga reputasi anda naik dari -1 menjadi 0. jadi apakah anda masih tidak mengakui bahwa anda berbohong? apakah berbohong termasuk dalam ajaran yg anda anut?
Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: blood_demon on 07 May 2011, 01:01:09 PM
berbohong itu dosa. wkwkw. jgn jgn ntar keluar lagi syair. "Hanya melihat kata - kata, tidak melihat arti susbstantial dari yang ditulis. Kelemekatan terhadap debu - debu menghalangi anda melihat arti sebenarnya yang saya tulis."  alasan pembenaran =)). haha
Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: kuswanto on 07 May 2011, 01:02:19 PM
 ;D

Spoiler: ShowHide
segera... sungguh segera.. keluarkanlah "jurus belut", "taksi argo", "orang bodoh", atau jurus pamungkas "ganti ID"..dll dlll dll untuk menyelamatkan diri anda
Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: Indra on 07 May 2011, 01:06:14 PM
;D

Spoiler: ShowHide
segera... sungguh segera.. keluarkanlah "jurus belut", "taksi argo", "orang bodoh", atau jurus pamungkas "ganti ID"..dll dlll dll untuk menyelamatkan diri anda


Spoiler: ShowHide

mari kita tunggu sejauh mana kesaktiannya
Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: blood_demon on 07 May 2011, 01:08:16 PM
Spoiler: ShowHide

mari kita tunggu sejauh mana kesaktiannya


Jurus 1000 syair. =))
Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: Indra on 07 May 2011, 01:13:51 PM
Jurus 1000 syair. =))

Spoiler: ShowHide

tabakan saya sih, jurus yg dipake adalah "berbohong adalah tidak berbohong, maka disebut berbohong"
Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: blood_demon on 07 May 2011, 01:17:31 PM
=)) =)) =)). ayo ko djoe, tlg jawab pertanyaan kami semua, agar kami bs tercerahkan. =))
Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: K.K. on 07 May 2011, 01:34:25 PM
Ada yang tahu arti vjarachideka?
Bukan vjarachideka tapi Vajracchedika, kalau tidak salah artinya adalah "pemotong berlian". Berlian adalah materi terkeras dan susah dihancurkan, sama seperti pandangan 'atta' yang susah ditinggalkan.
Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: OBAMA on 07 May 2011, 01:41:53 PM
Bukan vjarachideka tapi Vajracchedika, kalau tidak salah artinya adalah "pemotong berlian". Berlian adalah materi terkeras dan susah dihancurkan, sama seperti pandangan 'atta' yang susah ditinggalkan.

Terima kasih atas penjelasannya.
Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: dilbert on 07 May 2011, 01:42:49 PM
Bukan vjarachideka tapi Vajracchedika, kalau tidak salah artinya adalah "pemotong berlian". Berlian adalah materi terkeras dan susah dihancurkan, sama seperti pandangan 'atta' yang susah ditinggalkan.

Vajracheddika = pemotong intan...
Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: K.K. on 07 May 2011, 01:48:29 PM
Demikianlah kalau saya mencuri dari orang-orang DC, jangan nilai saya sebagai pencuri, tapi sebagai guru yang mengajari kalian. Ingatlah: dunia tanpa kejahatan adalah sekolah tanpa guru. Maka budayakanlah perbuatan jahat, demi pelajaran bagi orang lain.

Nyambung ga sih?
Ajaran  dharma master Kainyn_Kutho.

Khusus ilmu ini, Master Kainyn_Kutho harus mengakui bahwa ilmunya didapat dari GRAND Master djoe.

Bukti pendidikan 'penjahatnussati':

Bukanya kita harus bercermin dari yg baik maupun yang buruk?
Bukanya kita harus bercermin dari yang lebih muda atau lebih tua dari kita?
Bukanya kita harus bercermin dari yang bijaksana atau yang kurang bijaksana?
Bukanya kita harus bercermin dari seorang penjahat?


Pengetahuan membuat anda menjadi buta akan dharma sehingga tidak bisa melihat disekeliling kita baik yang kotor maupun yang bersih bisa menjadi guru kita?

Dan renungkanlah kata-kata 'bijak' bold biru di atas agar pikir matang-matang sebelum menimba ilmu.
Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: K.K. on 07 May 2011, 01:49:35 PM
Vajracheddika = pemotong intan...
Berlian = intan 'kan?
Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: dilbert on 07 May 2011, 01:58:27 PM
Berlian = intan 'kan?

Ntah sama gak... biasanya cewe cewe pada minta beli berlian, bukan intan... wkwkwkwkwkw
Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: kuswanto on 07 May 2011, 02:01:34 PM
Berlian = intan 'kan?

intan = raw material
berlian = yang sudah dipoles dan dipajang di toko perhiasan dgn harga mencekik =))

ya seperti beras dgn nasi doank lah kira2
Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: dilbert on 07 May 2011, 02:03:46 PM
intan = raw material
berlian = yang sudah dipoles dan dipajang di toko perhiasan dgn harga mencekik =))

ya seperti beras dgn nasi doank lah kira2

jadi sutra pemotong intan = sutra laser (Light Amplification by Stimulated Emission of Radiation) ? karena laser bisa untuk motong berlian ?
Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: kuswanto on 07 May 2011, 02:10:26 PM
jadi sutra pemotong intan = sutra laser (Light Amplification by Stimulated Emission of Radiation) ? karena laser bisa untuk motong berlian ?

yah bisa dibilang begitu mungkin.. hahaha..
Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: K.K. on 07 May 2011, 02:38:15 PM
 [at]  djoe

Menurut saya, anda seorang yang bermaksud baik mau membagikan pengertian sutra, juga termasuk orang yang sabar, walaupun 'ditekan' oleh banyak pertanyaan, tetap berusaha tidak marah. Tapi sejujurnya, anda belum bisa memahami orang lain dengan baik, belum bisa menjawab pertanyaan dengan baik. Mungkin kendala bahasa juga karena sepertinya anda menggunakan dialek berbeda. Karena itu saran saya, jangan terlalu memaksakan menjawab. Buatlah orang lain mengerti. Kalau tidak bisa, ya sudah, tidak perlu beralasan 'di atas kata-kata' dan lain sebagainya. Sekian, saya pamit dari diskusi.

Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: dilbert on 07 May 2011, 03:12:01 PM
[at]  djoe

Menurut saya, anda seorang yang bermaksud baik mau membagikan pengertian sutra, juga termasuk orang yang sabar, walaupun 'ditekan' oleh banyak pertanyaan, tetap berusaha tidak marah. Tapi sejujurnya, anda belum bisa memahami orang lain dengan baik, belum bisa menjawab pertanyaan dengan baik. Mungkin kendala bahasa juga karena sepertinya anda menggunakan dialek berbeda. Karena itu saran saya, jangan terlalu memaksakan menjawab. Buatlah orang lain mengerti. Kalau tidak bisa, ya sudah, tidak perlu beralasan 'di atas kata-kata' dan lain sebagainya. Sekian, saya pamit dari diskusi.

penting sekali sih MULA CITTA dalam diskusi atau terjun ke THREAD di DC ini... ada orang yang datang mau belajar, sehingga ego-nya di-rendahkan serendah mungkin, ini-lah yang paling "aman" sekira-nya dari "serangan" atau "tanggapan" member member DC yang "galak-galak"...

Ada yang begitu baru terjun ke DC ini sudah MULA CITTA-nya menggurui... Mending kalau pengetahuannya memang luas dan dalam... ada yang baru secetek pengetahuannya sudah SOK SOK-an... KENA DEH sama member member DC yang "gualak gualak"

*** PISSSSS
Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: Nevada on 07 May 2011, 03:43:03 PM
[at]  djoe

Menurut saya, anda seorang yang bermaksud baik mau membagikan pengertian sutra, juga termasuk orang yang sabar, walaupun 'ditekan' oleh banyak pertanyaan, tetap berusaha tidak marah. Tapi sejujurnya, anda belum bisa memahami orang lain dengan baik, belum bisa menjawab pertanyaan dengan baik. Mungkin kendala bahasa juga karena sepertinya anda menggunakan dialek berbeda. Karena itu saran saya, jangan terlalu memaksakan menjawab. Buatlah orang lain mengerti. Kalau tidak bisa, ya sudah, tidak perlu beralasan 'di atas kata-kata' dan lain sebagainya. Sekian, saya pamit dari diskusi.

djoe memang bermaksud baik. Tapi dia saat ini sudah terperangkap dalam "niat baik"-nya sendiri. Niat baiknya adalah memberi penjelasan dengan gayanya sendiri, sedangkan gaya itu tidaklah tepat untuk dipakai di forum. Sepertinya djoe begitu terobsesi dengan gaya para tokoh Buddhis yang tampak bijaksana dengan penjelasan berbelitnya. Parahnya dia malah mempraktikkannya di forum yang merupakan media baca. Ini cuma bentuk defence mechanism dari djoe. Sudah, tidak perlu dipaksa. Seperti yang pernah saya bilang dahulu: kalau kita "karuna", kita jangan mendesak terus. Karena semakin didesak, maka akan semakin berlarut.

Spoiler: ShowHide
kecuali kalau memang tidak "karuna" dan mau bersenang-senang sedikit di akhir pekan ;D
Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: Sostradanie on 07 May 2011, 05:31:09 PM
tentu saja anda berbohong, anda belum memiliki persyaratan untuk dapat memberikan GRP, dan Bro Dilbert memberikan tambahan GRP kepada anda sehingga reputasi anda naik dari -1 menjadi 0. jadi apakah anda masih tidak mengakui bahwa anda berbohong? apakah berbohong termasuk dalam ajaran yg anda anut?
Saya rasa dia tidak berbohong. Karena dia masih baru di DC jadi dia berpikir thank you itu sebagai GRP. Karena di postingan bro dilbert ada ucapan thank you-nya.
Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: Indra on 07 May 2011, 11:55:41 PM
djoe memang bermaksud baik. Tapi dia saat ini sudah terperangkap dalam "niat baik"-nya sendiri. Niat baiknya adalah memberi penjelasan dengan gayanya sendiri, sedangkan gaya itu tidaklah tepat untuk dipakai di forum. Sepertinya djoe begitu terobsesi dengan gaya para tokoh Buddhis yang tampak bijaksana dengan penjelasan berbelitnya. Parahnya dia malah mempraktikkannya di forum yang merupakan media baca. Ini cuma bentuk defence mechanism dari djoe. Sudah, tidak perlu dipaksa. Seperti yang pernah saya bilang dahulu: kalau kita "karuna", kita jangan mendesak terus. Karena semakin didesak, maka akan semakin berlarut.

Spoiler: ShowHide
kecuali kalau memang tidak "karuna" dan mau bersenang-senang sedikit di akhir pekan ;D


tentu saja kita memang bukan karuna, karena karuna bahkan belum terlibat dalam diskusi ini
Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: wang ai lie on 08 May 2011, 01:38:49 AM
penting sekali sih MULA CITTA dalam diskusi atau terjun ke THREAD di DC ini... ada orang yang datang mau belajar, sehingga ego-nya di-rendahkan serendah mungkin, ini-lah yang paling "aman" sekira-nya dari "serangan" atau "tanggapan" member member DC yang "galak-galak"...

Ada yang begitu baru terjun ke DC ini sudah MULA CITTA-nya menggurui... Mending kalau pengetahuannya memang luas dan dalam... ada yang baru secetek pengetahuannya sudah SOK SOK-an... KENA DEH sama member member DC yang "gualak gualak"

*** PISSSSS

baru tau saya om , kalau member DC galak galak  :-?  ;D  :hammer:   ^:)^ ^:)^
Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: adi lim on 08 May 2011, 05:56:57 AM
baru tau saya om , kalau member DC galak galak  :-?  ;D  :hammer:   ^:)^ ^:)^

sebenarnya bukan galak, cuma 'sedikit kritis'  :)
tujuannya utk meluruskan yang 'kurang lurus  8->
Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: OBAMA on 08 May 2011, 08:35:37 AM
sebenarnya bukan galak, cuma 'sedikit kritis'  :)
tujuannya utk meluruskan yang 'kurang lurus  8->

Apa yang dimaksud meluruskan yang kurang lurus? Apa patokan kelurusan itu?
Apakah menggunakan waterpas?

Quote
baru tau saya om , kalau member DC galak galak  :-?  ;D  :hammer:   ^:)^ ^:)^


Kalau yang saya tahu dirumah teman ada anjing herder galak.
Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: wang ai lie on 08 May 2011, 08:46:01 AM
Apa yang dimaksud meluruskan yang kurang lurus? Apa patokan kelurusan itu?
Apakah menggunakan waterpas?


yang di maksud meluruskan yang kurang lurus, jika seseorang memberikan statment atau pendapat yang menyimpang dari arti atau kaidah ajaran tersebut, rekan dc yg lebih memahami akan hal tersebut berusaha memberikan pandangan yang dapat membantu menjelaskan lebih detail.
banyak yang sekira nya kita yang belum mengerti benar apa yang ingin di sampaikan pada kitab2 baik tipitaka dll  dan kita sebagai umat awam dengan tergesa2 mengartikan dan memberikan pendapat yang belum tentu benar. seperti saya sering sekali salah dalam memahami atau mengartikan perumpamaan dan isi dari kitab2 tersebut.

jika anda menanyakan patokan kelurusan itu coba anda tanyakan juga seberapa jauh saya mengerti dan memahami dhamma dan apa patokan nya
mohon di koreksi jika salah  _/\_
Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: adi lim on 08 May 2011, 12:36:58 PM
Apa yang dimaksud meluruskan yang kurang lurus? Apa patokan kelurusan itu?
Apakah menggunakan waterpas?

menggunakan water pas, utk peralatan konstruksi bangunan
tidak digunakan utk mengukur Dhamma :))

Quote
Kalau yang saya tahu dirumah teman ada anjing herder galak.

jangan main2 ama anjing tetangga, bisa tegigit lho  ^-^

OBAMA, jangan khawatir musuh lama,  OSAMA sudah pindah alam oleh tim 6 SEAL  =)) =)) 
Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: Mokau Kaucu on 08 May 2011, 01:38:20 PM
menggunakan water pas, utk peralatan konstruksi bangunan
tidak digunakan utk mengukur Dhamma :))

jangan main2 ama anjing tetangga, bisa tegigit lho  ^-^

OBAMA, jangan khawatir musuh lama,  OSAMA sudah pindah alam oleh tim 6 SEAL  =)) =)) 


Waterpas sdh kuno, sekarang diganti dengan yg pakai laser.  ;D

Dan supaya Obama tidur nyenyak tidak dihantui Osama, di pintu kamarnya dipasang foto Team 6 SEAL.  :)) :))
Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: OBAMA on 08 May 2011, 02:44:29 PM
Waterpas sdh kuno, sekarang diganti dengan yg pakai laser.  ;D

Dan supaya Obama tidur nyenyak tidak dihantui Osama, di pintu kamarnya dipasang foto Team 6 SEAL.  :)) :))
Ya kalau tukang dinegara  maju memakai laser. Tetapi tukang di Indonesia kebanyakan masih menggunakan water pas. Jadi apakah laser bisa dijadikan ukuran?

Osama telah diceburkan dilaut sehingga telah menjadi hantu terotorial laut saja dan daku ada didarat jadi aman dan didepan kamar saya sudah dipasang salib , hu ,Buddha rupang dan minyak babi untuk menghindari pasukan darat osama yang telah menjadi hantu.



menggunakan water pas, utk peralatan konstruksi bangunan
tidak digunakan utk mengukur Dhamma :))

Jadi apa yang dijadikan ukuran Dhamma?




Peace. :>-
Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: adi lim on 08 May 2011, 06:47:43 PM
Ya kalau tukang dinegara  maju memakai laser. Tetapi tukang di Indonesia kebanyakan masih menggunakan water pas. Jadi apakah laser bisa dijadikan ukuran?

Osama telah diceburkan dilaut sehingga telah menjadi hantu terotorial laut saja dan daku ada didarat jadi aman dan didepan kamar saya sudah dipasang salib , hu ,Buddha rupang dan minyak babi untuk menghindari pasukan darat osama yang telah menjadi hantu.

kebanyakan nonton  :)) :))

Quote
Jadi apa yang dijadikan ukuran Dhamma?

masa sekarang yang ada hanya referensi Tipitaka
Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: djoe on 09 May 2011, 09:25:02 AM
Segala sesuatu tidaklah kekal dan abadi. Segala sesuatu yang dilahirkan pasti mengalami tua,  sakit dan mati. Inilah fakta sejati. Inilah kebenaran / dharma sejati. Dharma / kebenaran sejati tidak membeda - bedakan, tidak ada pandangan dualistic disitu.

Kebenaran sejati ini lahir dari kebenaran sejati akan ketidak tetapan \ ketidak kekalan.


Kita harus melihat segala sesuatu adalah sama (equality) dalam hal ketidak-tetapan/ketidak-kekalan. Segala sesuatu adalah setara, tidak ada pandangan dualistic disitu. Tidak menolak atau menerima semua kemelekatan. Mereka hanya fenomena dan bersifat tidak tetap. Muncul dan lenyap setiap saat. Ketika batin ada keheningan, itu tidaklah tetap. Ketika batin ada kekotoran, itu juga tidak tetap.

Jika kita mempunyai pandangan yang membeda - bedakan, maka kita tidak sejalan dengan dharma \ kebenaran sejati.Jika kebenaran sejati ini membeda - bedakan, maka ada yang dilahirkan tetapi tidak mengalami tua, sakit dan mati. Maka dharma tersebut tidak sejati dan tidak bisa dikatakan kebenaran sejati karena dharma tersebut berkondisi. Segala sesuatu yang berkondisi tidak kekal dan akan lenyap.


Dengan mengamati segala sesuatu seperti apa adanya, maka kita bisa lihat segala sesuatu memaparkan dharma / kebenaran sejati tersebut. Ketika kita melihat sesuatu, batin kita selalu berkutat dalam pandangan dualistic dan kita bertindak sesuai dengannya. Ketika ada kesakitan, kita menolaknya dan sehingga kita mengeluh, marah dst. Kita melakukan segala upaya untuk menghindari kesakitan tersebut. Ketika tidak ada kesakitan kita menerima dengan senang dan melakukan segala upaya agar kita tetap nyaman dalam keadaan tersebut.

Seperti itulah Jika kita mempunyai pandangan dualistic terhadap setiap dharma yang muncul / segala sesuatu yang ada disekeliling kita dan menjadi terjebak didalamnya dan tidak bisa melihat kebenaran sejati dari dharma tersebut. Jika kita melihat segala sesuatu adalah tidak tetap dan tidak kekal, maka kita melihat kebenaran sejati dari segala sesuatu / dharma yang ada disekeliling kita muncul dan lenyap setiap saat.

Tak terkecuali juga ketika kita melihat seorang penjahat. Jika kita melihat seorang penjahat dan kita mempunyai pandangan dualistic maka kita akan terjebak didalamnya dan batin menjadi sibuk menerima atau menolak dan lupa akan kebenaran sejati yang dipaparkan oleh seorang penjahat.

Jika kita tidak mempunyai pandangan dualistic, maka kita tidak bisa melihat kebenaran sejati yang dipaparkan/direfleksikan oleh seorang penjahat (semua dharma disekeliling kita, tidak melihat agama, golongan).

Ketika seorang tidak bisa melihat dengan benar segala sesuatu, maka ia akan mengikuti jalan lain. Ia akan mengikuti jalan yang bertentangan dengan kebenaran sejati. Ia tidak memahami segala sesuatu tidaklah tetap. Dan terjebak dengan kesenangan duniawi. Sehingga batinnya dipenuhi dengan kekotoran batin. Ia akan berbuat apa saja untuk mencari kesenangan duniawi. Ia melekat kepada segala sesuatu yang tidak tetap dan tidak memuaskan. Semakin ia mencari kesenangan duniawi hanya untuk nafsu dan keinginannya, maka semakin ia jauh dari kebahagiaan dan semakin ia menderita.

Contoh diatas dikatakanlah ia seorang penjahat. Tidak bisakah anda melihat seorang penjahat merefleksikan kebenaran sejati tersebut? Mereflesikan dharma yang diajarkan oleh Buddha?

Seperti itulah saya juga belajar dari anda sekalian. Karena itu saya berterima kasih dari kepada adan semua para guru kebenaran sejati, karena setiap dari anda memaparkan kebenaran sejati kepada saya.



Karena itu, jangalan kita terjebak dalam asli dan palsu dan tidak bisa melihat kebenaran sejati tersebut. Kebenaran sejati itu ada dan melekat di dalam setiap dharma/ segela sesuatu yang ada disekeliling kita, tidak peduli agama anda apa, kaya miskin, tua muda, penjahat orang baik. Semua nya memaparkan/merefleksikan kebenaran sejati, dharma yang hidup dan bukan hitam diatas putih.

Lihat ini
http://dhammacitta.org/forum/index.php?topic=735.0;message=345279 (http://dhammacitta.org/forum/index.php?topic=735.0;message=345279)

Ketika anda melihat seseorang mengatakan asli atau palsu, maka anda kan melihat kebenaran sejati yang direfleksikannya dan menyadari kebenaran sejati dari Dharma yang yang diajarkan oleh Sang Buddha

Ketika anda melihat seseorang begitu melekat kepada agamanya, maka anda akan melihat kebenaran sejati yang direfleksikannya dan menyadari kebenaran sejati dari Dharma yang yang diajarkan oleh Sang Buddha.

Ketika anda melihat seseorang memotong kambing, anda akan melihat kebenaran sejati yang direfleksikannya dan menyadari kebenaran sejati dari Dharma yang yang diajarkan oleh Sang Buddha.

Anda akan melihat sebab dan akibat dari setiap dharma yang anda jumpai.

Sutra yang tertulis hanyalah kata - kata, tidak mewakili kebenaran sejati, tidak ada sesuatu apapun disana,  yang ada tinta diatas kertas. Kenapa anda melekat kepadanya dan lupa akan tujuan dari keberadaannya? Segala sesuatu yang ada disekeliling kitalah adalah dharma yang sejati, dharma yang hidup, dharma yg mewakili kebenaran sejati yang diajarkan sang Buddha.  Kita bisa melihat dalam diri setiap orang, jika anda tidak sejalan dengan dharma , maka anda akan menderita. Jika batin anda ada ketamakan, kebencian, kebodohan maka anda akan menderita dan tidak bisa mencapai nibbana.  Jika batin anda tidak ada kemelekatan, tidak ada kekotoran batin, maka anda adalah Buddha hidup, Dharma hidup.

Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: Indra on 09 May 2011, 09:40:15 AM
Segala sesuatu tidaklah kekal dan abadi. Segala sesuatu yang dilahirkan pasti mengalami tua,  sakit dan mati. Inilah fakta sejati. Inilah kebenaran / dharma sejati. Dharma / kebenaran sejati tidak membeda - bedakan, tidak ada pandangan dualistic disitu.

Kebenaran sejati ini lahir dari kebenaran sejati akan ketidak tetapan \ ketidak kekalan.


Kita harus melihat segala sesuatu adalah sama (equality) dalam hal ketidak-tetapan/ketidak-kekalan. Segala sesuatu adalah setara, tidak ada pandangan dualistic disitu. Tidak menolak atau menerima semua kemelekatan. Mereka hanya fenomena dan bersifat tidak tetap. Muncul dan lenyap setiap saat. Ketika batin ada keheningan, itu tidaklah tetap. Ketika batin ada kekotoran, itu juga tidak tetap.

Jika kita mempunyai pandangan yang membeda - bedakan, maka kita tidak sejalan dengan dharma \ kebenaran sejati.Jika kebenaran sejati ini membeda - bedakan, maka ada yang dilahirkan tetapi tidak mengalami tua, sakit dan mati. Maka dharma tersebut tidak sejati dan tidak bisa dikatakan kebenaran sejati karena dharma tersebut berkondisi. Segala sesuatu yang berkondisi tidak kekal dan akan lenyap.


Dengan mengamati segala sesuatu seperti apa adanya, maka kita bisa lihat segala sesuatu memaparkan dharma / kebenaran sejati tersebut. Ketika kita melihat sesuatu, batin kita selalu berkutat dalam pandangan dualistic dan kita bertindak sesuai dengannya. Ketika ada kesakitan, kita menolaknya dan sehingga kita mengeluh, marah dst. Kita melakukan segala upaya untuk menghindari kesakitan tersebut. Ketika tidak ada kesakitan kita menerima dengan senang dan melakukan segala upaya agar kita tetap nyaman dalam keadaan tersebut.

Seperti itulah Jika kita mempunyai pandangan dualistic terhadap setiap dharma yang muncul / segala sesuatu yang ada disekeliling kita dan menjadi terjebak didalamnya dan tidak bisa melihat kebenaran sejati dari dharma tersebut. Jika kita melihat segala sesuatu adalah tidak tetap dan tidak kekal, maka kita melihat kebenaran sejati dari segala sesuatu / dharma yang ada disekeliling kita muncul dan lenyap setiap saat.

Tak terkecuali juga ketika kita melihat seorang penjahat. Jika kita melihat seorang penjahat dan kita mempunyai pandangan dualistic maka kita akan terjebak didalamnya dan batin menjadi sibuk menerima atau menolak dan lupa akan kebenaran sejati yang dipaparkan oleh seorang penjahat.

Jika kita tidak mempunyai pandangan dualistic, maka kita tidak bisa melihat kebenaran sejati yang dipaparkan/direfleksikan oleh seorang penjahat (semua dharma disekeliling kita, tidak melihat agama, golongan).

Ketika seorang tidak bisa melihat dengan benar segala sesuatu, maka ia akan mengikuti jalan lain. Ia akan mengikuti jalan yang bertentangan dengan kebenaran sejati. Ia tidak memahami segala sesuatu tidaklah tetap. Dan terjebak dengan kesenangan duniawi. Sehingga batinnya dipenuhi dengan kekotoran batin. Ia akan berbuat apa saja untuk mencari kesenangan duniawi. Ia melekat kepada segala sesuatu yang tidak tetap dan tidak memuaskan. Semakin ia mencari kesenangan duniawi hanya untuk nafsu dan keinginannya, maka semakin ia jauh dari kebahagiaan dan semakin ia menderita.

Contoh diatas dikatakanlah ia seorang penjahat. Tidak bisakah anda melihat seorang penjahat merefleksikan kebenaran sejati tersebut? Mereflesikan dharma yang diajarkan oleh Buddha?

Seperti itulah saya juga belajar dari anda sekalian. Karena itu saya berterima kasih dari kepada adan semua para guru kebenaran sejati, karena setiap dari anda memaparkan kebenaran sejati kepada saya.



Karena itu, jangalan kita terjebak dalam asli dan palsu dan tidak bisa melihat kebenaran sejati tersebut. Kebenaran sejati itu ada dan melekat di dalam setiap dharma/ segela sesuatu yang ada disekeliling kita, tidak peduli agama anda apa, kaya miskin, tua muda, penjahat orang baik. Semua nya memaparkan/merefleksikan kebenaran sejati, dharma yang hidup dan bukan hitam diatas putih.

Lihat ini
http://dhammacitta.org/forum/index.php?topic=735.0;message=345279 (http://dhammacitta.org/forum/index.php?topic=735.0;message=345279)

Ketika anda melihat seseorang mengatakan asli atau palsu, maka anda kan melihat kebenaran sejati yang direfleksikannya dan menyadari kebenaran sejati dari Dharma yang yang diajarkan oleh Sang Buddha

Ketika anda melihat seseorang begitu melekat kepada agamanya, maka anda akan melihat kebenaran sejati yang direfleksikannya dan menyadari kebenaran sejati dari Dharma yang yang diajarkan oleh Sang Buddha.

Ketika anda melihat seseorang memotong kambing, anda akan melihat kebenaran sejati yang direfleksikannya dan menyadari kebenaran sejati dari Dharma yang yang diajarkan oleh Sang Buddha.

Anda akan melihat sebab dan akibat dari setiap dharma yang anda jumpai.

Sutra yang tertulis hanyalah kata - kata, tidak mewakili kebenaran sejati, tidak ada sesuatu apapun disana,  yang ada tinta diatas kertas. Kenapa anda melekat kepadanya dan lupa akan tujuan dari keberadaannya? Segala sesuatu yang ada disekeliling kitalah adalah dharma yang sejati, dharma yang hidup, dharma yg mewakili kebenaran sejati yang diajarkan sang Buddha.  Kita bisa melihat dalam diri setiap orang, jika anda tidak sejalan dengan dharma , maka anda akan menderita. Jika batin anda ada ketamakan, kebencian, kebodohan maka anda akan menderita dan tidak bisa mencapai nibbana.  Jika batin anda tidak ada kemelekatan, tidak ada kekotoran batin, maka anda adalah Buddha hidup, Dharma hidup.



oleh karena itu tujuan dari tulisan panjang lebar di atas adalah untuk mengalihkan topik. agar melenceng semakin jauh, silakan baca ini http://dhammacitta.org/forum/index.php?topic=20274.msg346047;topicseen#msg346047 (http://dhammacitta.org/forum/index.php?topic=20274.msg346047;topicseen#msg346047)
Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: djoe on 09 May 2011, 10:45:21 AM
oleh karena itu tujuan dari tulisan panjang lebar di atas adalah untuk mengalihkan topik. agar melenceng semakin jauh, silakan baca ini http://dhammacitta.org/forum/index.php?topic=20274.msg346047;topicseen#msg346047 (http://dhammacitta.org/forum/index.php?topic=20274.msg346047;topicseen#msg346047)

Pikiran / Ide "mengalihkan/ melenceng"  itu melekat / ada ditulisan di atas atau ada / melekat di dalam pikiran anda yang mengelabui sehingga muncul suatu kondisi yang ada anggapan melenceng?

Tulisan diatas ada kesimpulan ataupun topik yang ingin saya sampaikan dan mengajak kita semua tidak berkutat dalam asli dan palsu
Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: Indra on 09 May 2011, 10:49:49 AM
Pikiran / Ide "mengalihkan/ melenceng"  itu melekat / ada ditulisan di atas atau ada / melekat di dalam pikiran anda yang mengelabui sehingga muncul suatu kondisi yang ada anggapan melenceng?

Tulisan diatas ada kesimpulan ataupun topik yang ingin saya sampaikan dan mengajak kita semua tidak berkutat dalam asli dan palsu

apa salahnya melakukan uji asli/palsu? apakah menurut anda adalah lebih baik menganggap sesuatu yg palsu sebagai asli?
Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: djoe on 09 May 2011, 11:02:55 AM
apa salahnya melakukan uji asli/palsu? apakah menurut anda adalah lebih baik menganggap sesuatu yg palsu sebagai asli?

Anda tidak menyimak seperti yang sudah s-udah terhadap postingan saya, selalu menangkap dari sisi lain walaupun saya sudah menulis artikel tentang topik yang ingin saya sampaikan
Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: Indra on 09 May 2011, 11:07:52 AM
Anda tidak menyimak seperti yang sudah s-udah terhadap postingan saya, selalu menangkap dari sisi lain

Bro Joe, anda sudah "terprogram" untuk mendebat saya tanpa menilai tulisan saya

Joe: saya mengajak kita semua tidak berkutat dalam asli dan palsu.
Indra: apa salahnya melakukan uji asli/palsu? apakah menurut anda adalah lebih baik menganggap sesuatu yg palsu sebagai asli?
Joe: anda tidak menyimak, selalu menangkap dari sisi lain.

biar bagaimana pun membaca dialog di atas, tetap aja jawaban terakhir anda yg melenceng.
Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: djoe on 09 May 2011, 11:30:56 AM
Bro Joe, anda sudah "terprogram" untuk mendebat saya tanpa menilai tulisan saya

Joe: saya mengajak kita semua tidak berkutat dalam asli dan palsu.
Indra: apa salahnya melakukan uji asli/palsu? apakah menurut anda adalah lebih baik menganggap sesuatu yg palsu sebagai asli?
Joe: anda tidak menyimak, selalu menangkap dari sisi lain.

biar bagaimana pun membaca dialog di atas, tetap aja jawaban terakhir anda yg melenceng.

Yah sudah, saya kalah anda menang deh. Kita udahin aja.

Saya minta maaf jika ada ucapan yang menyinggung

Semoga semua makhluk berbahagia selalu
 _/\_
Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: kuswanto on 09 May 2011, 11:44:26 AM
memang dlm sebuah diskusi bisa ada yg menang atau kalah?

namanya bertukar cara pandang kan hanya sebatas itu saja, kecuali memang sedari awal sudah di niatkan untuk mengubah cara pandang orang lain.. ketika tidak bisa mengubahnya maka rasa menang atau kalah tersebut muncul..

sekali lagi semua akan menjadi sangat simple jika..

A : demikian lah sudut pandang saya thdp dharma
B : mengapa bisa demikian?
A(1) : karena begini begini begini, begitu begitu begitu., maka demikian sudut pandang saya..
A(2) : baca kembali tulisan saya tadi, anda belum mengerti, dll,dll,dll

A(1) dan A(2) di ibaratkan orang yg sama tapi cara menjawab suatu diskusi yg berbeda, cara menjawab (A1) tentu akan memberikan byk manfaat dan bisa membuat diskusi menjadi sangat sehat, tetapi cara2 A(2) jika di terapkan hanya akan membuat diskusi melenceng jauh, karena jika dari awal tujuan nya membuat suatu statement hanya untuk mencekoki orang lain, tanpa menjelaskan apalagi menjawab pertanyaan2 orang yg kurang mengerti arti statement tsb maka resistensi besar yg terjadi..


Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: Indra on 09 May 2011, 11:52:46 AM
Yah sudah, saya kalah anda menang deh. Kita udahin aja.

Saya minta maaf jika ada ucapan yang menyinggung

Semoga semua makhluk berbahagia selalu
 _/\_

saya terima jika anda ingin menyudahi "debat" kita, tapi sbg penutup saya harus menegaskan bahwa saya tidak sedang berkompetisi dengan anda, jadi tidak ada "menang" atau "kalah" bagi saya. saya kebetulan membaca suatu pandangan dan menanggapi pandangan itu, jika pandangan itu berbeda dengan pandangan saya, saya akan mengujinya, jika terbukti tahan uji, saya akan mengubah pandangan saya menuruti pandangan yg baru itu. dan saya tidak merasa "kalah" jika menerima pandangan orang lain dan meninggalkan pandangan salah saya, juga saya tidak merasa "menang" jika ternyata pandangan orang lain terbukti salah.

mengatakan "saya kalah anda menang" menunjukkan bahwa sejak awal anda memang berniat untuk melawan/mendebat saya bukan untuk berdiskusi
Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: blood_demon on 09 May 2011, 11:58:29 AM
saya terima jika anda ingin menyudahi "debat" kita, tapi sbg penutup saya harus menegaskan bahwa saya tidak sedang berkompetisi dengan anda, jadi tidak ada "menang" atau "kalah" bagi saya. saya kebetulan membaca suatu pandangan dan menanggapi pandangan itu, jika pandangan itu berbeda dengan pandangan saya, saya akan mengujinya, jika terbukti tahan uji, saya akan mengubah pandangan saya menuruti pandangan yg baru itu. dan saya tidak merasa "kalah" jika menerima pandangan orang lain dan meninggalkan pandangan salah saya, juga saya tidak merasa "menang" jika ternyata pandangan orang lain terbukti salah.

mengatakan "saya kalah anda menang" menunjukkan bahwa sejak awal anda memang berniat untuk melawan/mendebat saya bukan untuk berdiskusi

wow. hebattttt  :D
Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: djoe on 09 May 2011, 12:00:38 PM
saya terima jika anda ingin menyudahi "debat" kita, tapi sbg penutup saya harus menegaskan bahwa saya tidak sedang berkompetisi dengan anda, jadi tidak ada "menang" atau "kalah" bagi saya. saya kebetulan membaca suatu pandangan dan menanggapi pandangan itu, jika pandangan itu berbeda dengan pandangan saya, saya akan mengujinya, jika terbukti tahan uji, saya akan mengubah pandangan saya menuruti pandangan yg baru itu. dan saya tidak merasa "kalah" jika menerima pandangan orang lain dan meninggalkan pandangan salah saya, juga saya tidak merasa "menang" jika ternyata pandangan orang lain terbukti salah.

mengatakan "saya kalah anda menang" menunjukkan bahwa sejak awal anda memang berniat untuk melawan/mendebat saya bukan untuk berdiskusi

Sebagai penutup biarlah orang netral yang menilai
Apakah saya seperti itu seperti anda dan teman - teman anda katakan?
Apakah anda seperti yang anda kata tentang anda diri sendiri? (Anda memberi opini yg mengarahkan ke suatu keadaan tentang diri anda sendiri)

Saya tidak ingin berkomentar tentang diri sendiri dan orang lain dan memberi opini mengarahkan tentang orang lain seperti itu , seperti ini. Karena menyesatkan orang yang membaca.

Biarlah other member netral yang minilai. Sepertinya saya disini sendiri aja. Maklum orang baru
Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: Indra on 09 May 2011, 12:08:25 PM
Sebagai penutup biarlah orang netral yang menilai
Apakah saya seperti itu seperti anda dan teman - teman anda katakan?
Apakah anda seperti yang anda kata tentang anda diri sendiri? (Anda memberi opini yg mengarahkan ke suatu keadaan tentang diri anda sendiri)

Saya tidak ingin berkomentar tentang diri sendiri dan orang lain dan memberi opini mengarahkan tentang orang lain seperti itu , seperti ini. Karena menyesatkan orang yang membaca.

Biarlah other member netral yang minilai. Sepertinya saya disini sendiri aja. Maklum orang baru

tidak ada yg ingin saya tambahkan lagi, kecuali bahwa perkembangan terakhir dari postingan anda yg sebelumnya sudah anda "sudahi" menunjukkan bahwa anda belum berniat "menyudahi" tapi hanya komentar untuk mengantarkan menuju "episode" berikutnya. saya tidak akan menolak ajakan anda, seperti kata mas bambang "pintu hati saya selalu terbuka untukmu."
Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: dilbert on 09 May 2011, 01:20:38 PM
Saya rasa dia tidak berbohong. Karena dia masih baru di DC jadi dia berpikir thank you itu sebagai GRP. Karena di postingan bro dilbert ada ucapan thank you-nya.

Kalau saya lihat... ada dua kemungkinan...
1. Sdr djoe tidak sengaja quote-kan statement saya yang sudah memberikan GRP, karena memang isi-nya sama seperti yang saya tulis-kan soal GRP ke djoe (catatan : saya memang GRP djoe)
2. Sdr djoe memang sengaja meng-quote-kan statement saya untuk "sindiran"

Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: adi lim on 10 May 2011, 12:59:56 PM
wow. hebattttt  :D

kalau memang hebat harus dikatakan hebat
kalau mengatakan 'hebat' tapi berupa sindiran, itu juga suatu 'mas alah'
Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: blood_demon on 10 May 2011, 01:01:53 PM
kalau memang hebat harus dikatakan hebat
kalau mengatakan 'hebat' tapi berupa sindiran, itu juga suatu 'mas alah'

kalo menurut bro adi itu sindiran atau memang hebat????? ayo dijawab  :))
Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: Mahadeva on 10 May 2011, 04:11:18 PM
tahukah anda bahwa mahayana sama sekali bukan aliran, mahayana adalah sejenis kendaraan

yoi kendaraan yang besar...  tapi sutra intan bagus kok kalau dibaca...trus katanya pahalanya banyak kalau baca ini katanya, keren....tapi memang bener ya?
Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: Sunkmanitu Tanka Ob'waci on 10 May 2011, 05:22:48 PM
bisa kasih liat saya sutra intan?
bahkan kebanyakan umat mahayana pun tidak tahu terjemahan judulnya. apalagi isinya.
Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: dilbert on 10 May 2011, 05:46:32 PM
yoi kendaraan yang besar...  tapi sutra intan bagus kok kalau dibaca...trus katanya pahalanya banyak kalau baca ini katanya, keren....tapi memang bener ya?

tipikal sutra mahayana memang begitu, ada "embel-embel-nya" di belakang sutra... buat yang baca, buat yang nyalin atau buat yang memperbanyak
Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: Mahadeva on 10 May 2011, 06:02:39 PM
bisa kasih liat saya sutra intan?
bahkan kebanyakan umat mahayana pun tidak tahu terjemahan judulnya. apalagi isinya.

bener yang ini ga?
http://www.potowa.org/index.php/download/dwld/2/24

saya udh baca kalau yang ini,..

Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: Sunkmanitu Tanka Ob'waci on 10 May 2011, 06:05:04 PM
tapi itu bukan sutra intan.
Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: Mahadeva on 10 May 2011, 06:08:46 PM
tapi itu bukan sutra intan.

o..beda to..saya kira itu...nama inggrisnya juga vajra cutter...diamond sutra kan vajra cutter sama,  tapi isinya bagus kok yang vajra cutter...

terjemahan indonya yang sutra intan mana? thx
Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: dilbert on 10 May 2011, 06:12:30 PM
o..beda to..saya kira itu...nama inggrisnya juga vajra cutter...diamond sutra kan vajra cutter sama,  tapi isinya bagus kok yang vajra cutter...

terjemahan indonya yang sutra intan mana? thx

Vajracheddika Prajna Paramita Sutra
http://dhammacitta.org/forum/index.php?topic=11960.0
Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: Mahadeva on 10 May 2011, 06:23:18 PM
Vajracheddika Prajna Paramita Sutra
http://dhammacitta.org/forum/index.php?topic=11960.0

o....tapi yang vajra cutter bagus kok
Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: lobsangchandra on 10 May 2011, 06:30:02 PM
kalo bagi TS Diamond Sutra dan Prajna Paramita Sutra itu palsu, ya sudah... TS tidak perlu percaya dan tidak usah dibaca.
Tidak ada yang memaksakan TS harus percaya pada sutra2 tsb. Memang sangat sulit membongkar tembok pikiran kita yg cenderung berpandangan salah, dimana krn kita semua masih memiliki kegelapan bathin. :))

Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: The Ronald on 10 May 2011, 07:37:29 PM
kalo bagi TS Diamond Sutra dan Prajna Paramita Sutra itu palsu, ya sudah... TS tidak perlu percaya dan tidak usah dibaca.
Tidak ada yang memaksakan TS harus percaya pada sutra2 tsb. Memang sangat sulit membongkar tembok pikiran kita yg cenderung berpandangan salah, dimana krn kita semua masih memiliki kegelapan bathin. :))



tambahan..klo benar itu sutta palsu.. berilah pengertian ke org lain..biar tidak tersesat ( tp sutta palsu itu patut di baca, tidak perlu di percayai..knp harus di baca??klo ga baca gemana tau palsu atao gak)

yup benar..klo udah berpandangan salah yg palsu bisa di bilang asli, yg asli bisa di bilang palsu
makanya TS bertanya di sini apakah itu palsu ato asli
Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: adi lim on 10 May 2011, 08:28:31 PM
kalo menurut bro adi itu sindiran atau memang hebat????? ayo dijawab  :))

hanya bro b.demon diri sendiri yang tahu, ^-^
maaf, saya tidak punya abhinna   :P
Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: Sunkmanitu Tanka Ob'waci on 10 May 2011, 08:34:45 PM
Dari judul pun sudah salah. Kira-apa yang diumpamakan sebagai intan?
Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: adi lim on 11 May 2011, 06:01:30 AM
IMO
Sutta/Sutra = Khotbah dari Sang Buddha
Sesuai dengan isi dan judul yang ditanya TS, saya yakin bukan dari Sang Buddha. _/\_
Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: blood_demon on 11 May 2011, 11:12:56 AM
hanya bro b.demon diri sendiri yang tahu, ^-^
maaf, saya tidak punya abhinna   :P

Kalo gt jgn byk berprasangka dan menilai org OK
Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: adi lim on 11 May 2011, 03:38:09 PM
Kalo gt jgn byk berprasangka dan menilai org OK

selain dua diatas, emank ada yang lain ?
Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: blood_demon on 11 May 2011, 03:41:23 PM
makanya jgn asal prasangka, saya jawab nich. bagiku jawaban bro indra yg itu hebat. makanya saya kasih thanks ke dia,. kagak liat ada thanks ya eluuuuuuuuu. karena nga bs GRP makanya kasih thanks haiz
Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: adi lim on 12 May 2011, 05:52:28 AM
makanya jgn asal prasangka, saya jawab nich. bagiku jawaban bro indra yg itu hebat. makanya saya kasih thanks ke dia,. kagak liat ada thanks ya eluuuuuuuuu. karena nga bs GRP makanya kasih thanks haiz

okay, GRP kirim
Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: sobat-dharma on 13 May 2011, 04:02:26 PM
Bicara tentang asli atau palsunya sebuah sutra atau sutta, saya sangat tertarik dengan sebuah artikel yang ditulis oleh Leigh Brasington tentang cara menyikapi hal demikian jika membaca berbagai kejangalan dalam sutta2 Buddhis. Ia berkata:

"Read lots of suttas looking for practices the Buddha repeatedly says you should do - and then go do them. Don't worry too much about the stories, contradictions, mythology, etc. Remember the Buddha was only concerned about showing the way to end dukkha - find his instructions concerning this and follow them"
Sumber: http://www.leighb.com/palisuttas.htm (http://www.leighb.com/palisuttas.htm) atau http://dhammacitta.org/forum/index.php?topic=20313.msg347717;topicseen#msg347717 (http://dhammacitta.org/forum/index.php?topic=20313.msg347717;topicseen#msg347717)

Menurut saya, umat Mahayanis dapat mencontoh sikap ini: Jangan ambil pusing dengan berbagai pertanyaan asli atau palsunya sebuah sutra, apalagi telah diakui secara luas oleh para master dalam Mahayana sebagai sutra yang berisi petunjuk yang benar. Jadi ikuti saja instruksinya dan jalani praktik Anda. Biarkan saja diskusi semacam ini berlangsung, keraguan dan pertanyaan demikian adalah hal yang natural, pertahankan praktik kita. 

Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: djoe on 13 May 2011, 04:09:16 PM
Bicara tentang asli atau palsunya sebuah sutra atau sutta, saya sangat tertarik dengan sebuah artikel yang ditulis oleh Leigh Brasington tentang cara menyikapi hal demikian jika membaca berbagai kejangalan dalam sutta2 Buddhis. Ia berkata:

"Read lots of suttas looking for practices the Buddha repeatedly says you should do - and then go do them. Don't worry too much about the stories, contradictions, mythology, etc. Remember the Buddha was only concerned about showing the way to end dukkha - find his instructions concerning this and follow them"
Sumber: http://www.leighb.com/palisuttas.htm (http://www.leighb.com/palisuttas.htm) atau http://dhammacitta.org/forum/index.php?topic=20313.msg347717;topicseen#msg347717 (http://dhammacitta.org/forum/index.php?topic=20313.msg347717;topicseen#msg347717)

Menurut saya, umat Mahayanis dapat mencontoh sikap ini: Jangan ambil pusing dengan berbagai pertanyaan asli atau palsunya sebuah sutra, apalagi telah diakui secara luas oleh para master dalam Mahayana sebagai sutra yang berisi petunjuk yang benar. Jadi ikuti saja instruksinya dan jalani praktik Anda. Biarkan saja diskusi semacam ini berlangsung, keraguan dan pertanyaan demikian adalah hal yang natural, pertahankan praktik kita.

Setuju, jangan berkutat pada asli dan palsu
Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: adi lim on 13 May 2011, 05:25:11 PM
Setuju, jangan berkutat pada asli dan palsu

 :o palsu dan asli tidak boleh dibedakan !
Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: PIKOCHAN RAPTOR on 13 May 2011, 07:37:39 PM
Kalo asli & palsu ga bole dibedakan, yg AsPal pun jd  :P

 _/\_ SSBS
Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: wang ai lie on 13 May 2011, 08:13:58 PM
Kalo asli & palsu ga bole dibedakan, yg AsPal pun jd  :P

 _/\_ SSBS

seperti apa yang AsPal bisa share , supaya kita yang tidak mengerti dapat mengetahui apa yang ingin di sampaikan anda  _/\_
Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: PIKOCHAN RAPTOR on 13 May 2011, 08:24:22 PM
Sometime, bahkan sy sendiri tidak memahami apa yg sy pikirkan (mungkin ini efek kosong berisi isi=kosong)  :)

Jd sy jg bingung jwbn terbaik tuk pertanyaan Bro Wang  _/\_

 _/\_ Mohon dimaklumi, logika sy tlh membingunkan sy sndr

 _/\_ SSBS
Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: wang ai lie on 13 May 2011, 10:17:55 PM
Sometime, bahkan sy sendiri tidak memahami apa yg sy pikirkan (mungkin ini efek kosong berisi isi=kosong)  :)

Jd sy jg bingung jwbn terbaik tuk pertanyaan Bro Wang  _/\_

 _/\_ Mohon dimaklumi, logika sy tlh membingunkan sy sndr

 _/\_ SSBS

semua orang pasti memahami, tidak ada jawaban yang terbaik , bagi saya mungkin bagi member lain semua jawaban adalah baik , namun alangkah lebih baiknya , jika kita memang tidak tau jawaban itu kita lebih memilih diam .
dalam arti tidak asal memberikan jawaban yang  OOT dan dapat di salah artikan oleh orang lain.
mari kita belajar bersama walau kita tidak bisa memberikan masukan atau apapun , tapi setidaknya akan lebih mudah bagi kita untuk memahami.  _/\_
Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: djoe on 14 May 2011, 08:44:34 AM

 jika kita memang tidak tau jawaban itu kita lebih memilih diam .
dalam arti tidak asal memberikan jawaban yang  OOT dan dapat di salah artikan oleh orang lain.


Benar, asal berkomentar /menjawab dengan membawanya keluar dari konteks membuat pembaca jadi bingung apa yg sebenarnya sedang dibicarakan.

Komentar Bagus dari Bro Wang, Bravo!!!!
Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: dilbert on 14 May 2011, 11:55:52 AM
semua orang pasti memahami, tidak ada jawaban yang terbaik , bagi saya mungkin bagi member lain semua jawaban adalah baik , namun alangkah lebih baiknya , jika kita memang tidak tau jawaban itu kita lebih memilih diam .
dalam arti tidak asal memberikan jawaban yang  OOT dan dapat di salah artikan oleh orang lain.
mari kita belajar bersama walau kita tidak bisa memberikan masukan atau apapun , tapi setidaknya akan lebih mudah bagi kita untuk memahami.  _/\_

saya juga refleksi diri... kalau tidak tahu, mending diam-diam aja... daripada buat bahasa klise... buat apa ribut-in asli atau palsu...

** piss bro-bro dan sis-sis
Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: Indra on 14 May 2011, 11:58:13 AM
saya juga refleksi diri... kalau tidak tahu, mending diam-diam aja... daripada buat bahasa klise... buat apa ribut-in asli atau palsu...

** piss bro-bro dan sis-sis

jadi maksudnya, orang yg suka mengatakan "buat apa ribut-in asli atau palsu", sebenarnya tidak tahu dan sebaiknya diam saja?
Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: dilbert on 14 May 2011, 12:00:39 PM
jadi maksudnya, orang yg suka mengatakan "buat apa ribut-in asli atau palsu", sebenarnya tidak tahu dan sebaiknya diam saja?

[malu malu mode on]
mantap... maksud saya di-sambung oleh bro indra...
[malu malu mode off]

Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: djoe on 14 May 2011, 12:12:27 PM
jadi maksudnya, orang yg suka mengatakan "buat apa ribut-in asli atau palsu", sebenarnya tidak tahu dan sebaiknya diam saja?

Sayang tidak semua orang mengerti dan bersikap seperti yang dianjurkan/dikatakan Bro Wang.

Buta kali yah, tetapi tidak buta juga. Mungkin bukan buta pisik, tetapi buta batin, atau mata dan batin banyak kotornyanya.

Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: dilbert on 14 May 2011, 12:53:44 PM
Sayang tidak semua orang mengerti dan bersikap seperti yang dianjurkan/dikatakan Bro Wang.

Buta kali yah, tetapi tidak buta juga. Mungkin bukan buta pisik, tetapi buta batin, atau mata dan batin banyak kotornyanya.


tidak buta dan sekaligus buta
Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: wang ai lie on 14 May 2011, 01:10:41 PM
Sayang tidak semua orang mengerti dan bersikap seperti yang dianjurkan/dikatakan Bro Wang.

Buta kali yah, tetapi tidak buta juga. Mungkin bukan buta pisik, tetapi buta batin, atau mata dan batin banyak kotornyanya.
maaf , saya tidak pernah mengartikan ataupun menganjurkan (memerintahkan) apa yang saya ucapkan seperti ini, apa yang saya maksud  dari ucapan saya diatas , jika memang tau ya kasih jawaban, kalau tidak tau ajukan pertanyaan tapi tidak asal memberikan comment. kalau ragu ya mending ikut membaca apa yang di sampaikan di sini.

Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: djoe on 14 May 2011, 01:19:48 PM
kalau tidak tau ajukan pertanyaan tapi tidak asal memberikan comment. kalau ragu ya mending ikut membaca apa yang di sampaikan di sini.

itu yg saya tangkap
Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: Indra on 14 May 2011, 03:05:35 PM
Sayang tidak semua orang mengerti dan bersikap seperti yang dianjurkan/dikatakan Bro Wang.

Buta kali yah, tetapi tidak buta juga. Mungkin bukan buta pisik, tetapi buta batin, atau mata dan batin banyak kotornyanya.



ya memang buta, adalah lebih baik buta mengaku buta, daripada buta tapi sok tau
Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: djoe on 16 May 2011, 10:57:12 AM
ya memang buta, adalah lebih baik buta mengaku buta, daripada buta tapi sok tau

Benar, orang buta yang sok tahu.
Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: Indra on 16 May 2011, 11:01:27 AM
Benar, orang buta yang sok tahu.

ini bukan buta, tapi gelap mata, untung kita cuma di forum
Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: djoe on 16 May 2011, 11:13:46 AM
ini bukan buta, tapi gelap mata, untung kita cuma di forum

Untung saja, karena ada yg gelap mata.  ;D
Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: Indra on 16 May 2011, 11:18:17 AM
Untung saja, karena ada yg gelap mata.  ;D

tampaknya seperti tanda2 putus asa
Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: djoe on 16 May 2011, 11:21:28 AM
ini bukan buta, tapi gelap mata, untung kita cuma di forum

 ;D :P
Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: Indra on 16 May 2011, 11:22:35 AM
;D :P

tambah putus asa
Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: dilbert on 16 May 2011, 11:39:59 AM
tambah putus asa

lempar handuk putih...
Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: djoe on 16 May 2011, 12:08:51 PM
lempar handuk putih...

provokator  ;D
Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: dilbert on 16 May 2011, 01:06:26 PM
provokator  ;D

cheerleader
Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: djoe on 16 May 2011, 02:32:10 PM
cheerleader

cheerlady, roknya mana
 :P
Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: K.K. on 16 May 2011, 02:39:25 PM
Ayo, BTT! Berantemnya di thread baru saja.
Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: Auchan-Vriconella on 31 May 2011, 08:28:27 AM
ada afa ini....... :-SS
Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: dilbert on 31 May 2011, 09:42:04 AM
cheerlady, roknya mana
 :P

ada kan cheerleader yang gak pakai rok
Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: Pudji on 25 December 2012, 09:09:59 AM
25/12/2012

Hai teman. sebenarnya saya juga sama dengan anda. sempat menjadi ragu ketiga baca diamond

sutra sampai di halaman itu. Dan saya juga belum ada jawaban yg pasti. Tapi disini saya

coba membahas dengan anda agar anda tidak terlalu cepat vonis bahwa itu asli atau palsu.
Menurut saya, jika itu asli, mengapa terdapat kata mahayana dan hinayana.   
 
Kemungkinan, kata Mahayana dan Hinayana sebenarnya telah disebut oleh Buddha, sebelum

munculnya kedua aliran ini. Mungkin yang dimaksud Buddha, Hinayana adalah cara orang

mejalankan dharma dengan hanya memperhatikan moralitas, tingkah laku dan pikiran diri

sendiri (kendaraan kecil). intinya sendiri jangan berbuat kesalahan. Sedangkan Mahayana

(kendaraan besar) adalah cara selain sama dengan hinayana diatas, ditambah orang itu di

saat menjalankan dharma timbul keinginan semua makhluk juga akan mencapai nirbana pada

akhirnya, berarti menginginkan semua makhluk memperoleh dharma kemudiaan mencapai nirbana.
Kemudian, ketika terjadi perpecahan sangha (terjadi perpecahan tentu karena beda pendapat),

sekelompok menyebut mereka adalah aliran Mahayana dan menyebut kelompok lainnya aliran

Hinayana. Kemungkinan sebutan itu diambil dari kutipan diamond sutra atau sutra lain yang

dikotbahkan oleh Buddha. Padahal saat itu kelompok yang disebut Hinayana itu tidak mengakui

mereka disebut Hinayana. (Sebutan sebelumnya saya lupa, tapi sekarang disebut Theravada).
Dan, saya pernah baca artikel di internet, yang menyatakan terbentuknya aliran Mahayana

karena sekelompok orang menganggap peraturan yang ditetapkan untuk seorang bikkhu

sebelumnya terlalu berat, susah untuk dijalani, sehingga terbentuk aliran Mahayana. Apakah

itu benar ? atau vonis dari kelompok Hinayana terhadap Mahayana ?
Menuru saya, ketika sesuatu dibantah, karena kita menganggap itu memang tidak benar, atau

kurang benar. Tetapi didalam ini tidak boleh ada unsur mencari alasan untuk meringankan

atau menutup kesalahan diri sendiri, kecuali kebetulan. Maksudnya, ketika membenarkan atau

membantah sesuatu, anda harus sadar terlebih dahulu, bahwa pembenaran atau pembantahan itu

lebih cenderung berasal dari hati yang ingin menutup kesalahan, atau memang dari

kebijaksanaan.
Pernah ada seorang guru agama Buddha ditanya oleh muridnya setelah gurunya berceramah.

Muridnya bertanya bagaimana membuktikan yang ini benar, yang itu benar, yang guru

ceramahkan itu benar, dan kenapa guru percaya bahwa itu benar. Sedangkan banyak hal yang

sudah tidak dapat dibuktikan lagi bahwa itu benar atau tidak.
Kemudian gurunya menjawab, memang tidak dapat dibuktikan, karena tidak ada jejak untuk

ditelusuri lagi. tapi saya percaya itu benar, Ketika saya merasa itu masuk akal atau cocok.
Tapi sekali lagi, yang dimaksud masuk akal atau cocok, adalah ditinjau dari kebijaksanaan.

bukan dari karena cocok terhadap keinginan maupun kondisi pribadi.

Diamond Sutra, merupakan Sutra yang paling saya sukai. karena setelah mempelajarinya

merasakan kebebasan yang sangat menyenangkan. Dan dipikir kembali, kalo itu merupakan

sesuatu yang palsu, kok bisa sampai mengandung makna yang begitu mendalam.

Menurut saya, seharusnya kita mengikuti apa yang dikatakan Buddha. Yang jelas Aliran

Mahayana dan Hinayana timbul bukan karena Buddha, berarti seharusnya di dalam menjalakan

dharma jangan mikiran harus ikut 100% Mahayana atau Hinayana. yang harus ikut 100% adalah

yang pernah diajarkan Buddha. kalau 100% ikut ajaran Buddha, tentu anda mengikuti ajaran

yang tercantum dalam Sutra. Ketika ragu terhadap isi Sutra, ya cari guru yang bisa

membimbing. kalo masih belum dapat, syukur-syukur kalo anda bisa memperoleh jawaban melalui

hasil meditasi yang cukup mendalam, karena timbul kesadaran dan kebijaksanaan yang tinggi.

Kalo setelah mendapat jawaban dari hasil meditasi, tidak berarti kita tidak bertanya lagi

kepada guru. Tetap akan mencari jawaban jika ada kesempatan bertemu dengan guru.

Saya pernah mendengar ceramah dari guru yang isinya, Buddha mengatakan pada zaman akhir

dharma, ajaran Buddha bakal banyak diselewengi oleh orang-orang, entah secara sengaja atau

tidak. Tapi menurut saya kalo sengaja berarti setan, kalo tidak sengaja, berarti salah

pengertian atau pemahaman. Apa yang saya cerita diatas benar atau tidak, saya juga tidak

bisa menjamin, saya hanya bisa menjamin saya tidak ada unsur sengaja menyelewenginya.
Kalo semua orang takut salah memberikan informasi atau mengajarkannya, kemana lagi kita dan

generasi bekikutnya untuk belajar ?

Dan semoga website ini bisa sering-sering dikunjungi oleh banyak guru-guru yang bisa

membimbing kita. agar kita bisa lebih mantap dalam ajaran agama Buddha.

Sekian dan salam bahagia...
Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: Indra on 25 December 2012, 09:42:33 AM
25/12/2012

bisa menjamin, saya hanya bisa menjamin saya tidak ada unsur sengaja menyelewenginya.
Kalo semua orang takut salah memberikan informasi atau mengajarkannya, kemana lagi kita dan

generasi bekikutnya untuk belajar ?


saya tertarik dengan jaminan anda itu. boleh tau kapasitas apa yg anda miliki sehingga bisa memberikan jaminan tersebut? dan jika kelak terbukti ada unsur kesengajaan, kompensasi apakah yg anda tawarkan sebagai bentuk tanggung jawab atas jaminan anda itu?
Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: Pudji on 25 December 2012, 10:02:02 AM
saya tertarik dengan jaminan anda itu. boleh tau kapasitas apa yg anda miliki sehingga bisa memberikan jaminan tersebut? dan jika kelak terbukti ada unsur kesengajaan, kompensasi apakah yg anda tawarkan sebagai bentuk tanggung jawab atas jaminan anda itu?

Oh, ternyata memberi jaminan harus ada kapasitas ya... kapasitas apa ya ? dan bagaimana caranya untuk membuktikan saya ada unsur kesengajaan atau tidak ? kalo jaminannya kepala atau nyawa saya bolehkah ...?
Saya rasa sudah cukup jelas penjelasan saya seblumnya. maksudnya saya kalo sesuatu sudah tidak dapat dibuktikan lagi, ya mau gak mau tinggal anda mau percaya atau tidak, berdasarkan kebijaksanaan anda sendiri.
Karena selamanya tidak mungkin bisa membuktikan saya ada unsur sengaja atau tidak, mau jamin dengan apapun saya tidak akan keberatan...
Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: Indra on 25 December 2012, 10:09:20 AM

Oh, ternyata memberi jaminan harus ada kapasitas ya... kapasitas apa ya ? dan bagaimana caranya untuk membuktikan saya ada unsur kesengajaan atau tidak ? kalo jaminannya kepala atau nyawa saya bolehkah ...?


anda yg memberikan jaminan tentu saja anda yg berhak memberikan "syarat dan ketentuan", saya dan mungkin2 rekan2 lain sptnya tidak memerlukan jaminan dari siapa pun sehubungan dengan hal ini. Jika anda memberikan kepala atau nyawa anda sebagai jaminan, maka kelak suatu saat jika terbukti anda memang sengaja menyelewengkan, maka siaplah untuk menepati jaminan anda.

Quote
Saya rasa sudah cukup jelas penjelasan saya seblumnya. maksudnya saya kalo sesuatu sudah tidak dapat dibuktikan lagi, ya mau gak mau tinggal anda mau percaya atau tidak, berdasarkan kebijaksanaan anda sendiri.

penyelidikan apa yg sudah anda lakukan sehingga sampai pada kesimpulan "tidak dapat dibuktikan lagi"?

Quote
Karena selamanya tidak mungkin bisa membuktikan saya ada unsur sengaja atau tidak, mau jamin dengan apapun saya tidak akan keberatan...

Anda lupa, bahwa ada sesuatu yg disebut dengan "kekuatan membaca pikiran" yg dapat digunakan pada anda, atau teknologi hipnosis juga bisa mengungkapkan apa yg ada dalam benak anda. dan anda sudah tergopoh2 berlindung di balik "selamanya tidak mungkin bisa membuktikan ..."
Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: Kelana on 25 December 2012, 10:25:15 AM
Saya review sedikit topik usia 5 tahun ini.

TS mempertanyakan apakah The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) palsu atau tidak berdasarkan indikasi adanya istilah hinayana dan mahayana.

Saat kita menelaah teks sutra tersebut dalam bahasa Sanskerta, tidak ditemukan istilah hinayana dan mahayana di dalamnya. Karena kedua istilah yang dianggap sebagai indikasi palsu atau tidak palsu ini tidak pernah ada maka topik ini tidak bisa dibahas lebih lanjut, kecuali ada indikasi-indikasi baru yang diajukan.

Jadi topik ini sebenarnya sudah selesai. Sangat lucu membahas sesuatu yang tidak pernah ada.

Bagi yang baru datang diharapkan memahami tujuan dari sub-forum  Studi Sutta/Sutra  Reply #26 (http://dhammacitta.org/forum/index.php/topic,735.0/message,11646.html)
Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: Pudji on 25 December 2012, 10:31:59 AM
Saya menyatakan bahwa tidak dapat dibuktikan lagi.... dan kebenaran atas pernyataan saya ini berlaku atau benar sampai suatu hari bisa dibuktikan. bagaikan teori gravitasi newton yang bertahan sampai sebelum munculnya teori relativitas. dan bahkan setelah adanya teori relativitas pun teori gravitasi masih tetap berlaku. banyak hal di dunia ini memang sudah begini hukumnya.
Soal hipnotis, sebaiknya sebelum mendapatkan yang bisa hipnotis atau pembaca pikiran, sebaiknya cari dulu hakim yg bisa disetujui bersama. inilah prosedurnya. kalo tidak ada hakimnya, si pembaca pikiran bilang "ya, anda sengaja !", sedangkan saya menjawab "Tidak !".... gimana atuh ?  :)
Kalo jaminan si udah siap kapan aja....hehehe....
Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: Pudji on 25 December 2012, 10:46:35 AM
Saya review sedikit topik usia 5 tahun ini.

TS mempertanyakan apakah The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) palsu atau tidak berdasarkan indikasi adanya istilah hinayana dan mahayana.

Saat kita menelaah teks sutra tersebut dalam bahasa Sanskerta, tidak ditemukan istilah hinayana dan mahayana di dalamnya. Karena kedua istilah yang dianggap sebagai indikasi palsu atau tidak palsu ini tidak pernah ada maka topik ini tidak bisa dibahas lebih lanjut, kecuali ada indikasi-indikasi baru yang diajukan.

Jadi topik ini sebenarnya sudah selesai. Sangat lucu membahas sesuatu yang tidak pernah ada.

Bagi yang baru datang diharapkan memahami tujuan dari sub-forum  Studi Sutta/Sutra  Reply #26 (http://dhammacitta.org/forum/index.php/topic,735.0/message,11646.html)

Senang sekali mendapatkan informasi dari anda. Tapi kalau bisa tolong minta informasinya, di dalam kitab bahasa Sanskerta memakai kata apa ? dan artinya ? tks

Dan di akhir kalimat anda mengatakan diharapkan memahami tujuan dari sub-forum Studi Sutta/Sutra.
Sepahaman saya, forum ini ya sama dengan forum agama Buddha lain, membahas tentang ajaran agama Budda, agar pengetahuan tentang ajaran Buddha kita bisa meningkat. Tapi, sayang sekali, sepertinya saya mendapat respon dari kawan-kawan di sini hanya sekedar mencari debatan. Lihat saya isinya sudah sampai ke soal jaminan dan hipnotis. Apa kawan-kawan mau belajar agama atau mau berlatih skill berdebat biar bisa diundang ke TV One ?  ;D  terima kasih....


Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: Indra on 25 December 2012, 11:12:40 AM
Senang sekali mendapatkan informasi dari anda. Tapi kalau bisa tolong minta informasinya, di dalam kitab bahasa Sanskerta memakai kata apa ? dan artinya ? tks

Dan di akhir kalimat anda mengatakan diharapkan memahami tujuan dari sub-forum Studi Sutta/Sutra.
Sepahaman saya, forum ini ya sama dengan forum agama Buddha lain, membahas tentang ajaran agama Budda, agar pengetahuan tentang ajaran Buddha kita bisa meningkat. Tapi, sayang sekali, sepertinya saya mendapat respon dari kawan-kawan di sini hanya sekedar mencari debatan. Lihat saya isinya sudah sampai ke soal jaminan dan hipnotis. Apa kawan-kawan mau belajar agama atau mau berlatih skill berdebat biar bisa diundang ke TV One ?  ;D  terima kasih....




bukankah anda yg memulai soal jamin-menjamin itu? saya hanya menerima tantangan anda
Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: Kelana on 25 December 2012, 11:48:35 AM
Senang sekali mendapatkan informasi dari anda. Tapi kalau bisa tolong minta informasinya, di dalam kitab bahasa Sanskerta memakai kata apa ? dan artinya ? tks

Dalam sutra tersebut tidak ada kata hinayana maupun mahayana tetapi terdapat bagian yang menyebut kata śreṣṭhayāna dan hīnādhimuktiakaiḥ.
Untuk lebih lengkapnya penjelasan saya:

http://dhammacitta.org/forum/index.php/topic,735.15.html (http://dhammacitta.org/forum/index.php/topic,735.15.html) mulai Reply #27


Quote
Dan di akhir kalimat anda mengatakan diharapkan memahami tujuan dari sub-forum Studi Sutta/Sutra.
Sepahaman saya, forum ini ya sama dengan forum agama Buddha lain, membahas tentang ajaran agama Budda, agar pengetahuan tentang ajaran Buddha kita bisa meningkat. Tapi, sayang sekali, sepertinya saya mendapat respon dari kawan-kawan di sini hanya sekedar mencari debatan. Lihat saya isinya sudah sampai ke soal jaminan dan hipnotis. Apa kawan-kawan mau belajar agama atau mau berlatih skill berdebat biar bisa diundang ke TV One ?  ;D  terima kasih....

Meskipun forum ini sepertinya sama dengan forum Buddhis lain, tetapi forum ini terdapat sub-forum, kita bisa melihat halaman depan forum terdapat bagian-bagian forum dengan judul yang berbeda-beda dengan keterangannya, seperti:  sub-forum Tradisi ada Theravada dan Mahayana. Dan di sini kita berada di Studi Sutta/Sutra  yaitu Diskusi tentang Sutta/Sutra secara objektif terlepas pandangan sebuah tradisi. Jadi khusus dalam sub-forum ini diharapkan hanya ada pembicaraan secara akademis seputar studi kepustakaan. Argumen berdasarkan misalnya hasil meditasi pribadi, tidak termasuk dalam hitungan.

Jika anda mencari pemahaman lain dalam mempelajari agama Buddha di luar konteks kepustakaan, maka nampaknya anda salah alamat untuk mengikuti sub-forum studi sutra. Anda bisa mengikuti sub-sub forum lainnya.
Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: adi lim on 25 December 2012, 03:36:49 PM
sudah banyak orang 'pintar', bahkan berani pakai jaminan segala dan asumsi spontan atau asumsi pribadi dalam suatu ajaran. :whistle:
Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: Mokau Kaucu on 25 December 2012, 03:56:10 PM
 ~X( ~X(

Lockkk!!!!
Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: Pudji on 25 December 2012, 10:09:11 PM
Saya tidak tahu apa penyusunan kalimat saya yg kurang jelas, atau salah penanggapan. Maksudnya saya menjamin bahwa saya tidak ada unsur sengaja meyelewengkan apa yang telah diajarkan atau yang diketahui. Dan walaupun tidak ada unsur sengaja, tidak berarti yang dikatakan pasti benar.
Untuk mencari tahu sebuah jawaban yg susah ditemukan perlu pembahasan. Bukan menjamin bahwa yang saya katakan atau bahas pasti benar. Mohon diteliti.
 
Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: Indra on 25 December 2012, 10:15:38 PM
Saya tidak tahu apa penyusunan kalimat saya yg kurang jelas, atau salah penanggapan. Maksudnya saya menjamin bahwa saya tidak ada unsur sengaja meyelewengkan apa yang telah diajarkan atau yang diketahui. Dan walaupun tidak ada unsur sengaja, tidak berarti yang dikatakan pasti benar.
Untuk mencari tahu sebuah jawaban yg susah ditemukan perlu pembahasan. Bukan menjamin bahwa yang saya katakan atau bahas pasti benar. Mohon diteliti.
 

Bukan jaminan bahwa apa yang anda katakan adalah pasti benar yg sedang dibicarakan, melainkan jaminan yang anda berikan pada postingan sebelumnya. silakan anda baca lagi postingan anda sebelumnya.
Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: Pudji on 25 December 2012, 10:37:34 PM
【梵本】अमप  तु खल पनैः सभत अमचन्त्योऽतल्योऽय  र्धिपयायैः।

【轉寫】api tu khalu punaḥ subhūte acintyo-'tulyo-'yaṁ dharmaparyāyaḥ|

【什譯】須菩提,以要言之,是經有不可思議、不可稱量無邊功德!

【奘譯】復次,善現,如是法門不可思議、不可稱量!應當希冀不可思議所感異 熟 !
【凈譯】妙生,是經有不可思議、不可稱量無邊功德!




【梵本 】अय  च  सभत  र्धिपयायमतथागतेन   भामषतोऽग्रयानसप्रममथताना   सत्त्वानािथाय,
श्रष्ठयानसप्रममथताना  सत्त्वानािथाय।

【轉寫】ayaṁ ca subhūte dharmaparyāyas-tathāgatena bhāṣito-'gra-yā na-saṁprasthitānāṁ sattvānām-arthāya, śreṣṭha-yāna-saṁprasthitānāṁ sattvānām-arthāya|
【什譯】如來為發大乘者說、為發最上乘者說!

【奘譯】善現,如來宣說如是法門,為欲饒益趣最上乘諸有情故、為欲饒益趣最勝乘諸有情故!

Di atas merupakan kutipan yang saya dapat, tentang pencocokan Diamond Sutra bahasa Asli dengan Terjemahan, dan kalo penanggapan saya sampai disini adalah :
Pada bahasa asli adalah śreṣṭha-yāna bukan Mahayana. Kalimatnya menurut pengertian saya adalah :
Sutra ini dibabarkan oleh Tathagatha bagi mereka yang tingkatannya lebih tinggi dalam menjalani dharma, (entah lebih tinggi pemahaman, moralitas, pandangan dll, yang jelas bukan aliran Mahayana yg dimaksud, tapi individunya)
Mungkin ada masukan yang lebih baik/tepat dari teman-teman... tks...
Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: Pudji on 25 December 2012, 10:53:29 PM
Bukan jaminan bahwa apa yang anda katakan adalah pasti benar yg sedang dibicarakan, melainkan jaminan yang anda berikan pada postingan sebelumnya. silakan anda baca lagi postingan anda sebelumnya.

ya, jaminan yg saya berikan sudah jelas, kamu mau ambil sekarang ?  atau mau saya antar sekarang juga ?
Di saat saya mengatakan saya menjamin tidak ada unsur sengaja meyeleweng ajaran atau mengada-ada (hanya mengeluarkan pendapat agar bisa menemukan jawaban, oleh karena itu di penjelasan saya memakai kata "mungkin")
Maksud mengatakan "menjamin" untuk meyakinkan/mengharapkan pembaca percaya ini tidak mengada-ada, walaupun belum pasti benar. kalau saya pastikan benar, ngapain cari-cari jawaban lagi. Kalo tidak memakai kata "menjamin", menurut anda kata apa yang lebih cocok untuk menyusun kalimat yang ingin disampaikan?
Setelah mengatakan "menjamin" dan pembaca percaya ada tidak, ya terserah pada pembaca....Saya tidak keberatan sekalipun pembaca menganggap "oh...ini sangaja ngacau...." kan pendapat org tidak bisa dipaksa....
Tetapi justru anda yang seperti merespon dengan tidak sopan dengan menanyakan jaminan apa yang ditawarkan.
Terdapat kata tantangan lagi....saya rasa anda perlu belajar sopan santun dan hormat dalam berkomunikasi, sebelum anda membenarkan pendirian anda....
Dan disini yg diinginkan adalah mendapatkan jawaban apakah Diamond Sutra Asli atau palsu, bukan soal jaminan. kalo anda mau jaminan, boleh datang ambil sekarang juga....ada kepala, nyawa, mobil merci, tanah,
dan lain-lain. Silahkan ambil sekarang juga... ;D
Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: Indra on 25 December 2012, 11:07:23 PM
ya, jaminan yg saya berikan sudah jelas, kamu mau ambil sekarang ?  atau mau saya antar sekarang juga ?

kalau cuma itu pilihannya, silakan anda lakukan yg terbaik menurut anda dari kedua pilihan itu tanpa yg pilihan yg ke tiga.

Quote
Di saat saya mengatakan saya menjamin tidak ada unsur sengaja meyeleweng ajaran atau mengada-ada (hanya mengeluarkan pendapat agar bisa menemukan jawaban, oleh karena itu di penjelasan saya memakai kata "mungkin")
Maksud mengatakan "menjamin" untuk meyakinkan/mengharapkan pembaca percaya ini tidak mengada-ada, walaupun belum pasti benar. kalau saya pastikan benar, ngapain cari-cari jawaban lagi. Kalo tidak memakai kata "menjamin", menurut anda kata apa yang lebih cocok untuk menyusun kalimat yang ingin disampaikan?
Setelah mengatakan "menjamin" dan pembaca percaya ada tidak, ya terserah pada pembaca....Saya tidak keberatan sekalipun pembaca menganggap "oh...ini sangaja ngacau...." kan pendapat org tidak bisa dipaksa....

Sejak berdirinya forum ini, baru kali ini ada postingan yg sampai perlu memberikan jaminan agar pembaca mau percaya. ini yg membuat saya menjadi tertarik.

Quote
Tetapi justru anda yang seperti merespon dengan tidak sopan dengan menanyakan jaminan apa yang ditawarkan.


mempertanyakan jaminan yg anda tawarkan itu tidak sopan menurut anda? saya pikir tidak ada pendapat lain di sini yg senada dengan anda. bahkan mod pun tidak menegur saya, jadi dalam hal ini, menurut saya respon saya masih cukup sopan. Moderator di sini pasti akan dengan sigap menegur member yg tidak sopan.


Quote
Terdapat kata tantangan lagi....saya rasa anda perlu belajar sopan santun dan hormat dalam berkomunikasi, sebelum anda membenarkan pendirian anda....


ini lucu, seuatu pendapat yg benar akan tetap benar terlepas dari apakah orang yg mengatakannya sopan atau tidak. demikian pula sebaliknya.

Quote
Dan disini yg diinginkan adalah mendapatkan jawaban apakah Diamond Sutra Asli atau palsu, bukan soal jaminan. kalo anda mau jamin, boleh datang ambil sekarang juga....ada kepala, nyawa, mobil merci, tanah,
dan lain-lain. Silahkan ambil sekarang juga... ;D

justru anda sendirilah yg menawarkan jaminan itu, kenapa anda malah sibuk menggiring opini seolah2 saya yg menuntut jaminan dari anda? percayalah, nyawa anda sama sekali tidak lebih berharga dari kotoran ayam bagi saya. saya tidak sudi bersusah-payah mengambilnya.
Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: Pudji on 25 December 2012, 11:15:26 PM

Anda menanyakan jaminan apa yang ditawarkan, kan sudah saya jawab. terus apa lagi yg belum selesai? Detik ini saya menawarkan jaminan, detik ini juga "sudah" diberikan.  apa lagi yg belum selesai ? kalo nyawa saya tidak lebih sekedar taik ayam itu artinya sama juga nyawa anda bukan? kan semua manusia itu sama....

Sopan santun, pemahaman setiap org berbeda-beda/relatif. menurut anda tidak ada rasa tidak sopan, menurut saya belum cukup. Karena relatif, maka perlu dimantapkan terus...
Bagi moderator, itu juga relatif. Apalagi sopan santun menyangkut moralitas. Di zaman sekarang sesuatu yang menyangkut moralitas yg begitu relatif, hukum tidak langsung bertindak (contoh kasus Aceng ;D ). Saya juga tidak mengerti kenapa bisa begini, kayaknya tidak seperti zaman dulu.
Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: Indra on 25 December 2012, 11:27:58 PM

Anda menanyakan jaminan apa yang ditawarkan, kan sudah saya jawab. terus apa lagi yg belum selesai? Detik ini saya menawarkan jaminan, detik ini juga "sudah" diberikan.  apa lagi yg belum selesai ? kalo nyawa saya tidak lebih sekedar taik ayam itu artinya sama juga nyawa anda bukan? kan semua manusia itu sama....

itu adalah asumsi anda sendiri, menurut saya semua manusia itu unique, saya jelas tidak sama dengan anda, walaupun anda mengaku2 sama dengan saya.


Quote
Sopan santun, pemahaman setiap org berbeda-beda/relatif. menurut anda tidak ada rasa tidak sopan, menurut saya belum cukup. Karena relatif, maka perlu dimantapkan terus...
Bagi moderator, itu juga relatif. Apalagi sopan santun menyangkut moralitas. Di zaman sekarang sesuatu yang menyangkut moralitas yg begitu relatif, hukum tidak langsung bertindak (contoh kasus Aceng ;D ). Saya juga tidak mengerti kenapa bisa begini, kayaknya tidak seperti zaman dulu.

bahkan sopan santun dan pemahaman bisa berbeda2 walaupun anda berpendapat bahwa semua manusia itu sama, setidaknya cobalah untuk konsisten
Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: Pudji on 25 December 2012, 11:39:31 PM
Saya rasa sampai di sini, pembaca sudah mengerti apa maksud saya menuliskan/menyampaikan kata "menjamin" untuk menyampaikan sebuah maksud. Kalo masih ada yg belum ngerti, boleh coba ajarkan bagaimana menyusun kalimat yg ingin disampaikan itu dengan lebih tepat. umpamanyanya kata "menjamin" diganti dengan kata "saya harap pembaca percaya", walaupun sedikit lebih lemah penekanannya dibanding sebelumnya. 

Terus terang, sebenarnya saya ragu memberikan komentar lagi kepada anda. Karena sebagai umat Buddha sudah tidak seharusnya membawa diri pada kondisi seperti ini. Hanya kadang saya pikir, kalo tidak diberikan penjelasan, dan pembahasan di forum ini sering terdapat yang berbau atau gaya seperti ini, apa kita tidak merasa kesal. Fungsi dan tujuan forum ini apa ? Sudahlah, mari mengikuti sesuai ketentuan forum ini... dari pada makin menjauh dan memanjang...
Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: Pudji on 25 December 2012, 11:44:39 PM
itu adalah asumsi anda sendiri, menurut saya semua manusia itu unique, saya jelas tidak sama dengan anda, walaupun anda mengaku2 sama dengan saya.


bahkan sopan santun dan pemahaman bisa berbeda2 walaupun anda berpendapat bahwa semua manusia itu sama, setidaknya cobalah untuk konsisten

Ya, itu menurut anda, tidak bisa saya memaksa. Menurut saya semua manusia sama, karena berdasarkan apa yg diajarkan di Diamond Sutra dan Sutra lainnya, "Tidak ada konsep Aku, Manusia, Makhluk Hidup, Kehidupan"
Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: Indra on 25 December 2012, 11:54:21 PM
Ya, itu menurut anda, tidak bisa saya memaksa. Menurut saya semua manusia sama, karena berdasarkan apa yg diajarkan di Diamond Sutra dan Sutra lainnya, "Tidak ada konsep Aku, Manusia, Makhluk Hidup, Kehidupan"

Sang Buddha mengajarkan bahwa ada yg disebut makhluk, misalnya dalam SN 23.2, sutta Pali ini tentunya juga terdapat dalam Sankrit dalam Saṃyuktāgama, silakan anda membantahnya

Quote
2 (2) Makhluk

Di Sàvatthi. Sambil duduk di satu sisi, Yang Mulia Ràdha berkata kepada Sang Bhagavà: [190] “Yang Mulia, dikatakan, ‘makhluk, makhluk.’ Bagaimanakah, Yang Mulia, seseorang disebut makhluk?”

“Seseorang terjerat, Ràdha, terjerat erat, dalam keinginan, nafsu, kesenangan, dan kegemaran terhadap bentuk, oleh karena itu ia disebut makhluk.244 “Seseorang terjerat, Ràdha, terjerat erat, dalam keinginan, nafsu, kesenangan, dan kegemaran terhadap perasaan … terhadap persepsi … terhadap bentukan-bentukan kehendak … kesadaran, oleh karena itu ia disebut makhluk.

“Misalkan, Ràdha, beberapa anak laki-laki dan perempaun bermain istana pasir. Selama mereka memiliki nafsu, keinginan, kasih sayang, dahaga,  kerinduan, dan kegemaran akan istana-istana pasir itu, maka mereka menyayanginya, bermain dengannya, menghargainya,  dan memperlakukannya sebagai milik pribadinya. Tetapi ketika anak-anak itu kehilangan nafsu, keinginan, kasih sayang, dahaga,  kerinduan, dan kegemaran akan istana-istana pasir itu, maka mereka menghamburkannya dengan tangan dan kaki mereka, membongkar, menghancurkan,  dan membuatnya tidak dapat lagi dijadikan permainan.

“Demikian pula, Ràdha, hamburkanlah bentuk, bongkarlah, hancurkanlah,  dan buatlah sehingga tidak dapat lagi dijadikan permainan; berlatihlah demi hancurnya keinginan. Hamburkanlah perasaan … hamburkanlah persepsi … hamurkanlah bentukan-bentukan kehendak … hamburkanlah kesadaran, bongkarlah, hancurkanlah,  dan buatlah sehingga tidak dapat lagi dijadikan permainan; berlatihlah demi hancurnya keinginan. Karena hancurnya keinginan, Ràdha, adalah Nibbàna.”

Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: Pudji on 25 December 2012, 11:54:29 PM
itu adalah asumsi anda sendiri, menurut saya semua manusia itu unique, saya jelas tidak sama dengan anda, walaupun anda mengaku2 sama dengan saya.


bahkan sopan santun dan pemahaman bisa berbeda2 walaupun anda berpendapat bahwa semua manusia itu sama, setidaknya cobalah untuk konsisten

Ada individu yang berpegangan erat, bahwa segala sesuatu harus konsisten. sepertinya berkonsisten adalah pernyataan pada diri yg berpendirian. Tapi ada individu yg berada pada level pemahaman tidak pasti konsisten, apalagi menjadi kaku. Semua tergantung kondisi. Tergantung dipandang dari sudut mana. Demikian juga sopan santun yg relatif atau berbeda-beda, kalo dipandang perindividu. Manusia semua sama kalo dipandang dengan hati tanpa ke-aku-an dan tanpa egois.
Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: Indra on 26 December 2012, 12:04:09 AM
Ada individu yang berpegangan erat, bahwa segala sesuatu harus konsisten. sepertinya berkonsisten adalah pernyataan pada diri yg berpendirian. Tapi ada individu yg berada pada level pemahaman tidak pasti konsisten, apalagi menjadi kaku. Semua tergantung kondisi. Tergantung dipandang dari sudut mana. Demikian juga sopan santun yg relatif atau berbeda-beda, kalo dipandang perindividu. Manusia semua sama kalo dipandang dengan hati tanpa ke-aku-an dan tanpa egois.

kesimpulan:
karena anda tidak konsisten maka dari teori anda, anda adalah diri yg tidak berpendirian.
Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: Pudji on 26 December 2012, 12:07:25 AM
Sang Buddha mengajarkan bahwa ada yg disebut makhluk, misalnya dalam SN 23.2, sutta Pali ini tentunya juga terdapat dalam Sankrit dalam Saṃyuktāgama, silakan anda membantahnya

Di dalam Sutra ini sendiri sudah terdapat jawabannya kok.
"Ada yg disebut Makhluk", makhluk muncul atau tercipta karena perasaan, keinginan, nafsu. Makhluk lenyap ketika lenyapnya perasaaan, keinginan, nafsu. Anda melihat manusia berbeda-beda (unik), karena anda melihat dengan keinginan dan nafsu (lebih melekat lagi dan yakin sekali bahwa manusia itu unik, kalau dilihat, dirasakan, dan direnungkan dengan sambil membawa perasaan egois, harga diri dsbnya).
Melihat manusia itu sama adalah melihat dengan hati tanpa nafsu/keinginan, tanpa egois, apalagi disertai timbulnya raasa cinta kasih.
Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: cumi polos on 26 December 2012, 12:10:54 AM
Di dalam Sutra ini sendiri sudah terdapat jawabannya kok.
"Ada yg disebut Makhluk", makhluk muncul atau tercipta karena perasaan, keinginan, nafsu. Makhluk lenyap ketika lenyapnya perasaaan, keinginan, nafsu. Anda melihat manusia berbeda-beda (unik), karena anda melihat dengan keinginan dan nafsu (lebih melekat lagi dan yakin sekali bahwa manusia itu unik, kalau dilihat, dirasakan, dan direnungkan dengan sambil membawa perasaan egois, harga diri dsbnya).
Melihat manusia itu sama adalah melihat dengan hati tanpa nafsu/keinginan, tanpa egois, apalagi disertai timbulnya raasa cinta kasih.
mohon izin nimbrung dikit ya,

bagaimana manusia bisa sama ? ada yg suka tanya,
tapi ada juga yg tidak suka menjawab.

Nahhh manusia itu sama dlm hal apa tohh ?

Quote
kesimpulan:
karena anda tidak konsisten maka dari teori anda, anda adalah diri yg tidak berpendirian.
bagaimana bisa tao kalau bro pudji adalah org yg berpendidikan ?
kalau cuma lulusan TK apakah juga termasuk berpendidikan ? nahhh
Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: Pudji on 26 December 2012, 12:11:55 AM
kesimpulan:
karena anda tidak konsisten maka dari teori anda, anda adalah diri yg tidak berpendirian.
Benar....
Dan sampai di sini dan kondisi ini, yg tidak berpendirian lebih pantas dihormati daripada yg berpendirian. karena yg tidak berpendirian telah memberi sumbangan untuk meningkatan pengetahuan tentang sopan santun, telah mengingatkan kembali ajaran Sutra. Yg berpendirian masih mempedulikan harga diri sendiri, memikirkan setelah menang debat merasa pintar dan bangga.
Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: Indra on 26 December 2012, 12:15:28 AM
Di dalam Sutra ini sendiri sudah terdapat jawabannya kok.
"Ada yg disebut Makhluk", makhluk muncul atau tercipta karena perasaan, keinginan, nafsu. Makhluk lenyap ketika lenyapnya perasaaan, keinginan, nafsu. Anda melihat manusia berbeda-beda (unik), karena anda melihat dengan keinginan dan nafsu (lebih melekat lagi dan yakin sekali bahwa manusia itu unik, kalau dilihat, dirasakan, dan direnungkan dengan sambil membawa perasaan egois, harga diri dsbnya).
Melihat manusia itu sama adalah melihat dengan hati tanpa nafsu/keinginan, tanpa egois, apalagi disertai timbulnya raasa cinta kasih.

saya yakin semua member di sini masih punya nafsu, tidak peduli apakah anda "menjamin" bahwa anda adalah tanpa nafsu atau tidak.
tapi intinya bukan soal nafsu atau tanpa nafsu, melainkan adalah pernyataan anda yg mengataka bahwa "tidak ada makhluk"
Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: Indra on 26 December 2012, 12:16:16 AM
Benar....
Dan sampai di sini dan kondisi ini, yg tidak berpendirian lebih pantas dihormati daripada yg berpendirian. karena yg tidak berpendirian telah memberi sumbangan untuk meningkatan pengetahuan tentang sopan santun, telah mengingatkan kembali ajaran Sutra. Yg berpendirian masih mempedulikan harga diri sendiri, memikirkan setelah menang debat merasa pintar dan bangga.

jadi inti permasalahannya adalah tuntutan untuk dihormati, begitu? bukan begitu cara orang dihormati di sini.
Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: Pudji on 26 December 2012, 12:22:00 AM
mohon izin nimbrung dikit ya,

bagaimana manusia bisa sama ? ada yg suka tanya,
tapi ada juga yg tidak suka menjawab.

Nahhh manusia itu sama dlm hal apa tohh ?
bagaimana bisa tao kalau bro pudji adalah org yg berpendidikan ?
kalau cuma lulusan TK apakah juga termasuk berpendidikan ? nahhh

Manusia semua sama dalam hal :
Lahir, tua, sakit, dan mati. Anda diberi umur 60 tahun atau 100 tahun usianya, pada tahun ke 101, tetap sama.
Buddha tidak mengharapkan manusia berkonsentrasi pada  kehidupan sesaat, (100 tahun, 1000 tahun adalah sesaat)
dan manusia dirasakan berbeda/unik ketika berkonsentrasi dalam waktu sesaat (100 tahun, 100 tahun). Manusia dipandang ketika melepas dari kemelekatan sesaat, alias mencapai Nirbana.
Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: Pudji on 26 December 2012, 12:24:49 AM
jadi inti permasalahannya adalah tuntutan untuk dihormati, begitu? bukan begitu cara orang dihormati di sini.
Bukan menuntut untuk dihormati. Tapi meningkatkan sikap sopan santun. Bagaikan di suatu tempat walaupun tidak ada maling/penjahat, tapi tetap harus ada pos polisi...
Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: Pudji on 26 December 2012, 12:26:18 AM
Bukan cara begitu dihormati disini, tapi juga bukan cara meremehkan org disini.
Bukan menuntut untuk dihormati. Tapi meningkatkan sikap sopan santun. Bagaikan di suatu tempat walaupun tidak ada maling/penjahat, tapi tetap harus ada pos polisi...
Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: learner on 26 December 2012, 12:26:36 AM
mohon izin nimbrung dikit ya,

bagaimana manusia bisa sama ? ada yg suka tanya,
tapi ada juga yg tidak suka menjawab.

Nahhh manusia itu sama dlm hal apa tohh ?
bagaimana bisa tao kalau bro pudji adalah org yg berpendidikan ?
kalau cuma lulusan TK apakah juga termasuk berpendidikan ? nahhh

bacanya kurang sati nih cumi,

pendirian bukan pendidikan,

hahaha........
Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: Indra on 26 December 2012, 12:27:13 AM
Bukan menuntut untuk dihormati. Tapi meningkatkan sikap sopan santun. Bagaikan di suatu tempat walaupun tidak ada maling/penjahat, tapi tetap harus ada pos polisi...

 (:$  (:$ (:$ |-)
Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: cumi polos on 26 December 2012, 07:01:59 AM

Anda menanyakan jaminan apa yang ditawarkan, kan sudah saya jawab. terus apa lagi yg belum selesai? Detik ini saya menawarkan jaminan, detik ini juga "sudah" diberikan.  apa lagi yg belum selesai ? kalo nyawa saya tidak lebih sekedar taik ayam itu artinya sama juga nyawa anda bukan? kan semua manusia itu sama....


1 Tapi siapakah Pudji itu sehingga bisa memberikan jaminan ?
2 Apakah jaminannya memenuhi syarat ? bagaimana validasinya ?
3 pawang hujan setelah terima duit, sering menjamin tidak hujan,...
   tapi hujan pun kadang kala turun, serta uang tidak kembali.
   jadi bagaimana proses jamin menjamin ini
   bisa kredibel dan terlaksana dgn baik ?
4 bila jaminan gagal, gimana menagihnya ?

mohon masukannya...
Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: Pudji on 26 December 2012, 07:36:59 AM
1 Tapi siapakah Pudji itu sehingga bisa memberikan jaminan ?
2 Apakah jaminannya memenuhi syarat ? bagaimana validasinya ?
3 pawang hujan setelah terima duit, sering menjamin tidak hujan,...
   tapi hujan pun kadang kala turun, serta uang tidak kembali.
   jadi bagaimana proses jamin menjamin ini
   bisa kredibel dan terlaksana dgn baik ?
4 bila jaminan gagal, gimana menagihnya ?

mohon masukannya...
1 Pudji adalah orang yg mempunyai hak memberi jaminan. Semua org berhak memberi jaminan sesuai hukum.
   Tidak perlu harus siapa-siapa.
2 Saya bilang memenuhi syarat ya memenuhi syarat. Jika dianggap tidak memenuhi syarat, buktikan. Sejak mengatakan menjamin, sudah otomatis valid.
3 Saya bukan pawang hujan. duit sudah terima hujan tidak turun, silahkan tanya ke pawang hujannya.
   Kredibel atau tidak, harus anda yg buktikan sendiri.
4 Bila jaminan gagal, prosedur penagihan sesuai dgn hukum yg berlaku. Silahkan tanya pada pengacara atau   konsultan hukum anda.
Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: cumi polos on 26 December 2012, 07:53:56 AM
1 Pudji adalah orang yg mempunyai hak memberi jaminan. Semua org berhak memberi jaminan sesuai hukum.    Tidak perlu harus siapa-siapa.
ada jaminan, ada garansi toko, ada garansi resmi distributor...
memanglah jaminan ini paling lemah, biasanya cuma berarti jamian MULUT...
dan semua org bisa buka mulut mengatakan JAMINAN...tapi itu tidak benyak berarti..


2 Saya bilang memenuhi syarat ya memenuhi syarat. Jika dianggap tidak memenuhi syarat, buktikan. Sejak mengatakan menjamin, sudah otomatis valid.
kecap selalu no.1, apa lagi soal jaminan.... lain hal kalau jaminan dikaitkan pihak ke3 (spt bank) yg dpt mencairkan sejumlah duit bila yg dijaminkan tidak sesuai...


3 Saya bukan pawang hujan. duit sudah terima hujan tidak turun, silahkan tanya ke pawang hujannya.    Kredibel atau tidak, harus anda yg buktikan sendiri.
maksudnya, ucapan jaminan udah sering digunakan spt promosi...

4 Bila jaminan gagal, prosedur penagihan sesuai dgn hukum yg berlaku. Silahkan tanya pada pengacara atau   konsultan hukum anda.
Nahh sekali lagi, pertakaan jamin menjamin gak banyak kredibilitasnya.... apalagi sumpah sekalian pun....
[/b]

thx bro Pudji telah menjawab.... terimalah pujian dan cumi...utk itu..
Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: K.K. on 26 December 2012, 08:15:15 AM
Saya cuma penasaran "nirbana" ini makanan apa yah? Saya tahunya ada (telpon) 'nirkabel' atau (pesawat) 'nir-awak', tapi belum tahu tentang nirbana ini.
Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: ryu on 26 December 2012, 11:04:02 AM
Saya cuma penasaran "nirbana" ini makanan apa yah? Saya tahunya ada (telpon) 'nirkabel' atau (pesawat) 'nir-awak', tapi belum tahu tentang nirbana ini.
nirlaba
Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: adi lim on 26 December 2012, 08:55:40 PM
Manusia semua sama dalam hal :
Lahir, tua, sakit, dan mati. Anda diberi umur 60 tahun atau 100 tahun usianya, pada tahun ke 101, tetap sama.
Buddha tidak mengharapkan manusia berkonsentrasi pada  kehidupan sesaat, (100 tahun, 1000 tahun adalah sesaat)
dan manusia dirasakan berbeda/unik ketika berkonsentrasi dalam waktu sesaat (100 tahun, 100 tahun). Manusia dipandang ketika melepas dari kemelekatan sesaat, alias mencapai Nirbana.


bold : siapa yang 'berkuasa' dapat memberi dan menentukan usia manusia !! :o
Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: adi lim on 26 December 2012, 08:57:18 PM
Saya cuma penasaran "nirbana" ini makanan apa yah? Saya tahunya ada (telpon) 'nirkabel' atau (pesawat) 'nir-awak', tapi belum tahu tentang nirbana ini.

bukan jenis makanan,
yang menulis sedang melawak kale =)) =))
Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: lukas_osterhagen on 26 December 2012, 09:17:30 PM
Pas banget Sol, buka halamannya  ^-^
Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: Pudji on 27 December 2012, 02:08:25 AM
[/b]

thx bro Pudji telah menjawab.... terimalah pujian dan cumi...utk itu..
Jaminan yg harus pake mulut ya pake mulut. gak bisa pake hidung dll. Malah jaminan saya selain pake mulut, juga jelas tertera pada forum ini. Kapanpun ada bukti sebagai pernyataan dari saya. Jika anda sanggup mengaitkan pihak ketiga spt Bank dlm hal ini, saya lebih setuju. Saya tidak masalah mau dikaitkan dengan siapapun. Karena berani menjamin berarti berani bertanggung jawab. Tidak ada yg perlu dikhawatirkan. Mungkin di kalangan pergaulan di situ terdapat banyak org yg hanya sampai di mulut saja. Tapi maaf, kalangan saya di sini tidak pernah ada yg meleset kalo menjamin sesuatu. Itulah yg namanya pengaruh lingkungan. Sudah saya bilang, percaya atau tidak, terima atau tidak, terserah. Bagi yg tidak percaya atau tidak terima, boleh memilih diam saja. karena mereka juga tidak bisa menuntut apa-apa bukan ? Apa yg mau anda tuntut ? Bilang saya menjamin hanya dgn mulut, sedangkan yg protes juga hanya pake mulut dan hanya sampai di mulut saja bukan ?
Jika ada yg mau menuntut lagi jaminan saya, dan membuktikan bahwa mereka tidak hanya sekedar mulut, kaitakanlah jaminan saya dgn pihak ketiga. Kalo sudah dapat pihak ketiganya, tolong informasi ke saya...
Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: Pudji on 27 December 2012, 02:16:41 AM
bold : siapa yang 'berkuasa' dapat memberi dan menentukan usia manusia !! :o
Yg dimaksud anda diberi umur...., artinya kalo anda hidup sampai umur sekian, sekian. Bukan siapa yg menentukan.
Kalo di agama Buddha, sering disebut karma sendiri yg menentukan.
Kalo di agama lain biasanya disebut Tuhan yg menentukan.
Sebenarnya sama saja.
Contoh lain : "Anda dianugerahi bakat seni yg tinggi". Artinya memang sudah begitu adanya anda memiliki bakat seni.
Bukan siapa yg berkuasa memberimu bakat seni.
Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: adi lim on 27 December 2012, 02:00:32 PM
Yg dimaksud anda diberi umur...., artinya kalo anda hidup sampai umur sekian, sekian. Bukan siapa yg menentukan.
Kalo di agama Buddha, sering disebut karma sendiri yg menentukan.
Kalo di agama lain biasanya disebut Tuhan yg menentukan.
Sebenarnya sama saja.

jika dilihat dari pernyataan anda, berarti tuhan penguasa agama tetangga dan karma adalah sama, begitukah !
atau memang anda juga percaya adanya tuhan yang menentukan walaupun anda mengakui buddhis, begitukah !
jika benar, boleh dibabarkan lebih detail, demi manfaat umat forum DC bisa menambah pengetahuan dengan penjelasan yang lebih lengkap.
Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: Hadisantoso on 27 December 2012, 04:17:26 PM
Yg dimaksud anda diberi umur...., artinya kalo anda hidup sampai umur sekian, sekian. Bukan siapa yg menentukan.
Kalo di agama Buddha, sering disebut karma sendiri yg menentukan.
Kalo di agama lain biasanya disebut Tuhan yg menentukan.
Sebenarnya sama saja.
Contoh lain : "Anda dianugerahi bakat seni yg tinggi". Artinya memang sudah begitu adanya anda memiliki bakat seni.
Bukan siapa yg berkuasa memberimu bakat seni.
menurut saya menggunakan kata diberi,itu suatu kesalahan atau tidak tepat-----ini versi Buddha,
kalau awalan di(beri) berarti ada yang mem(beri).

perbedaannya ada di sini-----
saat di usia 70 saya terkena penyakit cancer,dokter mengatakan usia saya hanya sisa sekitar 1 tahun,setelah itu bisa ada berapa kemungkinan,saya pasrah menunggu kematian,bisa mencari pengobatan alternatif,bisa ke singapore cari dokter yang lebih hebat dsb.
bermacam macam reaksi saya itulah akan menentukan hari kematian saya,bisa sebelum 1 tahun ,bisa pas 1 tahun ,bisa juga lebih dari 1 tahun,jadi usaha saya sendirilah yang akan menentukan tanggal kematian saya,mungkin juga ada kaitan karma yang lalu,tapi yang jelas bukan atas jasa atau keputusan xxx atau Tuhan.
mungkin ada akan mengatakan sepperti ini----dari usaha anda itulah maka tuhan memberikan .
tapi saya akan menyatakan----itu bukan sebuah pemberian,tapi itu adalah hak saya.
sang pemberi biasanya terkait dengan kehendak atau memiliki keinginan.----punya hasrat.
Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: Hadisantoso on 27 December 2012, 04:34:00 PM
Contoh lain : "Anda dianugerahi bakat seni yg tinggi". Artinya memang sudah begitu adanya anda memiliki bakat seni.
Bukan siapa yg berkuasa memberimu bakat seni.

kata dianugerahi berarti ----ada yang memberi anugerah,siapa? agak rawan.
yang benar adalah-----saya punya bakat seni yang tinggi karena karma gen saya dimasa lalu.jadi bakat tsb ikut lahir bersama dengan kelahiranku.
Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: Pudji on 27 December 2012, 05:40:59 PM
jika dilihat dari pernyataan anda, berarti tuhan penguasa agama tetangga dan karma adalah sama, begitukah !
atau memang anda juga percaya adanya tuhan yang menentukan walaupun anda mengakui buddhis, begitukah !
jika benar, boleh dibabarkan lebih detail, demi manfaat umat forum DC bisa menambah pengetahuan dengan penjelasan yang lebih lengkap.
Maaf teman, saya kurang begitu paham maksud kalimat diatas, "Tuhan adalah penguasa tetangga dan karma adalah sama...?" kalo bisa tolong minta penjelasannya, dan agar bisa saya jelaskan dgn tepat. terimah kasih.
Yg saya maksud "sama" di sini, karena Tuhan yg disebutnya, masih belum ada kalimat yg bisa dijelaskan. Sedangkan karma, org lebih jelas, sedangkan Tuhan yg dimaksudnya mencakup semuanya, termasuk karma.

Kalo tentang percaya atau tidak adanya Tuhan yg menentukan segala sesuatu, ini saya coba memberi penjelasannya.
"Tuhan menentukan sesuatu, atau segalanya"......Sebelum kita vonis atau ambil kesimpulan bahwa apa yg dianggap, atau dipercayai oleh  org yg mengatakan kalimat itu, pertama, kita harus mengerti atau mencari tahu yg dimaksud Tuhan dari org yg menyampaikan itu seperti apa pemahamannya.
1). Jika telah diketahui bahwa, dia membayangkan ada sesosok "Maha Dewa atau Super Dewa" sebagai Tuhan, (walapun katanya tidak bisa dibayangkan wujud dari Tuhan itu sendiri), maka dia penganut yg kalau tidak salah di agama Buddha disebut "Atman", dan tentu ini sudah tidak sesuai dgn ajaran agama Buddha sepemahaman saya. Dan berarti "Tuhan" yg dimaksud oleh org tersebut, kalau di agama Buddha Tuhan-nya disebut seorang Maha Dewa. Mungkin saja Maha Brahma, atau Dewa lainnya", yg memiliki super power.
2). Tapi jika Tuhan yg dimaksud olehnya adalah seperti mendekati "Tao" yang terdapat di ajaran taoisme, atau mendekati hukum alam, hukum karma, dharma dan sebagai, dimana sebenarnya kata-kata itu tidak ada satupun yang dapat menjelaskan dgn tepat seperti apa kondisi Tuhan itu, dan oleh karena itu ada yg mengatakan Tuhan tidak dapat diungkapkan. Ini seperti Nirbana, yg juga susah diungkapkan, atau tentang Kekosongan di ajaran agama Buddha. Dan jika bayangan tentang Tuhan adalah seperti ini, maka boleh dikatakan sesuai dgn ajaran agama Buddha.
Saya sendiri adalah penganut yg nomor 2 diatas.
 
Sebuah pernyataan yg mengatakan, jika anda berbuat jahat, anda akan dihukum, dan jika berbuat baik mendapat pahalal. Kalimat ini sebenarnya sangat panjang kalau mau dibahas. Anda dihukum oleh siapa? anda dapat pahalal dari siapa? Kalau bilang hukuman dan pahalal dari Tuhan, Tuhan yg dimaksud Tuhan definisi nomor 1 atau nomor 2 di atas ? Kalau penganutnya adalah penganut nomor 1, maka panganut nomor 2 akan berpikir, "Oh, maksud anda itu dihukum oleh Mahdewa, karena Maha Dewa tidak senang melihat perbuatan anda, dan mau menghukum anda, selama itu tidak melanggar hukum karma, dan juga demi kebajikan. Bagi penganut nomor 2, saya dihukum, karena perbuatan/karma saya sendiri, bukan oleh Maha Dewa. Berarti bagi penganut nomor 1, proses dihukumnya hanya satu, yaitu dihukum oleh Maha Dewa yg disebutnya sebagai Tuhan. Bagi penganut nomor 2, dihukum itu bisa oleh 2 kemungkinan. Kemungkinan pertama pasti terjadi, yaitu oleh karma. Kemungkinan kedua oleh Maha Dewa, yg bisa terjadi bisa tidak. Maha Dewa mau menghukum dan memberi pahalal, itu juga tidak aneh. Seperti kita yg berada di alam ini juga, kalo berbuat jahat ditangkap oleh polisi, berjasa diberi penghargaan, demi kebenaran, keadilan dsbnya.
Demikian juga tentang doa, doa dikabulin karena bantuan Dewa atau karena efek berdoa itu sendiri menimbulkan energi dan keyakinan untuk berjuang, sehingga berhasil. dan masih banyak lagi hal yg sebenarnya panjang sekali kalo dibahas.

Dulu, setelah saya membaca kitab yg ada di agama lain, bayangan dan penanggapan saya juga seperti org pada umumnya, yg menganggap Tuhan yg dimsaksud adalah sesosok Super Dewa, Tidak ada yg lebih super lagi.
Setelah bertahun-tahun belakang ini, saya merenungkan kembali. Maksud dari kitab itu sendiri, belum tentu seperti apa yg kita bayangkan.
Contoh : "Tuhan adalah Maha Kuasa, Maha Tahu", atau "Kamu akan dihukum oleh Tuhan kalau berdosa."
Di sini, maksudnya mungkin tidak seperti apa yg kita bayangkan sebelumnya.
Hanya penanggapan dari kita sendiri terhadap kalimat itu yang membuat kita cenderung berpikir seperti itu.
Kalau coba diganti kalimat di atas menjadi, "Tao/Karma/Dharma Maha kuasa, maha tau" Kamu akan dihukum oleh
Tao/karma/Dharma/Hukum Alam itu sendiri, kalau kamu berdosa."
Dan saya tetap menghormati umat-umat yg beragama lain.
Dan sepengalaman saya, tidak menjamin bahwa penganut nomor  1 akan lebih baik dari pada penganut nomor 2, atau sebaliknya. Contoh, Seseorang, kalau dia penganut nomor satu, kadang sudah jelas dia dihukum karena perbuatan sendiri, masih mengatakan karena takdir atau lainnya, itu namanya tidak memiliki pandangan yg benar atau tidak bijaksana. Seseorang, penganut nomor 2, karena menganggap semuanya lebih diutamakan pada karma/perbuatan sendiri, dan tidak ada pihak ketiga yg menghukum, sehingga kadang bisa timbul pikiran, setelah melakukan perbuatan ini, nanti siapa tahu saya bakal terhindar dari karmanya. Sehingga org seperti ini walaupun merasa dirinya sangat "bebas", tetapi gara-gara kebebasan itu membuat dirinya gampang berbuat salah, atau meremehkan kesalahan yg kecil. Ini sebenarnya juga sebuah pikiran yang tidak bijaksana. Oleh karena itu, bagi penganut nomor 2, berhati-hatilah, jangan karena kebebasan membuat kita menjadi longgar, tapi rasa kebebasan yang disertai dengan tetap adanya kebijaksanaan... ini sepengalaman saya, benar atau tidak, mohon masukan dari teman-teman. terimah kasih.






 
Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: Pudji on 27 December 2012, 05:50:53 PM
menurut saya menggunakan kata diberi,itu suatu kesalahan atau tidak tepat-----ini versi Buddha,
kalau awalan di(beri) berarti ada yang mem(beri).

perbedaannya ada di sini-----
saat di usia 70 saya terkena penyakit cancer,dokter mengatakan usia saya hanya sisa sekitar 1 tahun,setelah itu bisa ada berapa kemungkinan,saya pasrah menunggu kematian,bisa mencari pengobatan alternatif,bisa ke singapore cari dokter yang lebih hebat dsb.
bermacam macam reaksi saya itulah akan menentukan hari kematian saya,bisa sebelum 1 tahun ,bisa pas 1 tahun ,bisa juga lebih dari 1 tahun,jadi usaha saya sendirilah yang akan menentukan tanggal kematian saya,mungkin juga ada kaitan karma yang lalu,tapi yang jelas bukan atas jasa atau keputusan xxx atau Tuhan.
mungkin ada akan mengatakan sepperti ini----dari usaha anda itulah maka tuhan memberikan .
tapi saya akan menyatakan----itu bukan sebuah pemberian,tapi itu adalah hak saya.
sang pemberi biasanya terkait dengan kehendak atau memiliki keinginan.----punya hasrat.

Saya juga setuju dengan pernyataan anda. anda diberi umur sekian, sebenarnya cukup saja langsung, "Anda hidup sampai umur sekian". Tapi, ya bigitulah sejak dulu penyusunan sebuah kalimat yang mau enak didengar, atau kebiasaan, atau apa saya tidak tahu juga. Oleh karena itu saya memberi penjelasan yg cukup panjang lebar di sub forum ini, juga tentang pemahaman saya ketika membaca kitab dari agama lain...tks

Pikir-pikir pembahasan sampai disini sudah terlalu jauh dari tema posting sebelumnya, tentang Diamond Sutra. Mau nanya apa nanti saya bisa ditegur oleh moderator ? Tapi kalo mau lanjut pembahasannya, apa harus pindah forum saja ?
Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: Pudji on 27 December 2012, 05:57:46 PM
Saya juga setuju dengan pernyataan anda. anda diberi umur sekian, sebenarnya cukup saja langsung, "Anda hidup sampai umur sekian". Tapi, ya bigitulah sejak dulu penyusunan sebuah kalimat yang mau enak didengar, atau kebiasaan, atau apa saya tidak tahu juga. Oleh karena itu saya memberi penjelasan yg cukup panjang lebar di sub forum ini, juga tentang pemahaman saya ketika membaca kitab dari agama lain...tks

Pikir-pikir pembahasan sampai disini sudah terlalu jauh dari tema posting sebelumnya, tentang Diamond Sutra. Mau nanya apa nanti saya bisa ditegur oleh moderator ?  ;D ...Tapi kalo mau lanjut pembahasannya, apa harus pindah forum saja ?
Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: Hadisantoso on 27 December 2012, 07:34:00 PM
Saya juga setuju dengan pernyataan anda. anda diberi umur sekian, sebenarnya cukup saja langsung, "Anda hidup sampai umur sekian". Tapi, ya bigitulah sejak dulu penyusunan sebuah kalimat yang mau enak didengar, atau kebiasaan, atau apa saya tidak tahu juga. Oleh karena itu saya memberi penjelasan yg cukup panjang lebar di sub forum ini, juga tentang pemahaman saya ketika membaca kitab dari agama lain...tks

Pikir-pikir pembahasan sampai disini sudah terlalu jauh dari tema posting sebelumnya, tentang Diamond Sutra. Mau nanya apa nanti saya bisa ditegur oleh moderator ? Tapi kalo mau lanjut pembahasannya, apa harus pindah forum saja ?

Buat thread baru saja,kita ngobrol tentang Tuhan anda dan Tuhan saya,yang jelas 2 karakter yang anda jelaskan beda dengan pemahaman saya.
TopikNya siapa atau apa yang berkuasa dan pengatur alam semesta-----
Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: Pudji on 28 December 2012, 01:27:25 AM
Buat thread baru saja,kita ngobrol tentang Tuhan anda dan Tuhan saya,yang jelas 2 karakter yang anda jelaskan beda dengan pemahaman saya.
TopikNya siapa atau apa yang berkuasa dan pengatur alam semesta-----
Ok, mari kita pindah ke thread baru. Di forum Diskusi Umum, Topik Siapa atau apa yang berkuasa dan pengatur alam semesta-----
Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: adi lim on 28 December 2012, 04:31:35 AM

Maaf teman, saya kurang begitu paham maksud kalimat diatas, "Tuhan adalah penguasa tetangga dan karma adalah sama...?" kalo bisa tolong minta penjelasannya, dan agar bisa saya jelaskan dgn tepat. terimah kasih.
Yg saya maksud "sama" di sini, karena Tuhan yg disebutnya, masih belum ada kalimat yg bisa dijelaskan. Sedangkan karma, org lebih jelas, sedangkan Tuhan yg dimaksudnya mencakup semuanya, termasuk karma.

Kalo tentang percaya atau tidak adanya Tuhan yg menentukan segala sesuatu, ini saya coba memberi penjelasannya.
"Tuhan menentukan sesuatu, atau segalanya"......Sebelum kita vonis atau ambil kesimpulan bahwa apa yg dianggap, atau dipercayai oleh  org yg mengatakan kalimat itu, pertama, kita harus mengerti atau mencari tahu yg dimaksud Tuhan dari org yg menyampaikan itu seperti apa pemahamannya.

1). Jika telah diketahui bahwa, dia membayangkan ada sesosok "Maha Dewa atau Super Dewa" sebagai Tuhan, (walapun katanya tidak bisa dibayangkan wujud dari Tuhan itu sendiri), maka dia penganut yg kalau tidak salah di agama Buddha disebut "Atman", dan tentu ini sudah tidak sesuai dgn ajaran agama Buddha sepemahaman saya. Dan berarti "Tuhan" yg dimaksud oleh org tersebut, kalau di agama Buddha Tuhan-nya disebut seorang Maha Dewa. Mungkin saja Maha Brahma, atau Dewa lainnya", yg memiliki super power.

2). Tapi jika Tuhan yg dimaksud olehnya adalah seperti mendekati "Tao" yang terdapat di ajaran taoisme, atau mendekati hukum alam, hukum karma, dharma dan sebagai, dimana sebenarnya kata-kata itu tidak ada satupun yang dapat menjelaskan dgn tepat seperti apa kondisi Tuhan itu, dan oleh karena itu ada yg mengatakan Tuhan tidak dapat diungkapkan. Ini seperti Nirbana, yg juga susah diungkapkan, atau tentang Kekosongan di ajaran agama Buddha. Dan jika bayangan tentang Tuhan adalah seperti ini, maka boleh dikatakan sesuai dgn ajaran agama Buddha.

Saya sendiri adalah penganut yg nomor 2 diatas.


dengan adanya penjelasan ini, minimal penghuni alam DC bisa mengetahui kapasitas pengetahuan yang anda miliki mengenai tuhan.  :)

tapi ada lagi tentang Nirbana, bisakah anda menjelaskan artinya !
seperti dibawah ini,
Saya cuma penasaran "nirbana" ini makanan apa yah? Saya tahunya ada (telpon) 'nirkabel' atau (pesawat) 'nir-awak', tapi belum tahu tentang nirbana ini.
kasian member yang ini, supaya dapat tercerahkan  :D
Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: cumi polos on 28 December 2012, 08:02:36 AM
dibagian manakah diamond sutra membahas SUNYATA ? (diamond atau daimon ?)

 :P :P
Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: Pudji on 28 December 2012, 07:56:37 PM
dengan adanya penjelasan ini, minimal penghuni alam DC bisa mengetahui kapasitas pengetahuan yang anda miliki mengenai tuhan.  :)

tapi ada lagi tentang Nirbana, bisakah anda menjelaskan artinya !
seperti dibawah ini, kasian member yang ini, supaya dapat tercerahkan  :D
:))...Saya gak tahu member yg satu ini memang sengaja bercanda atau gimana, namanya juga di forum, mood masing2 org kadang berbeda, walaupun lg membahas hal yg sama.
Soal nirbana, sebenarnya saya masih kurang mengerti, tapi coba saya jelaskan sepengetahuan saya. menurut saya sebenarnya juga susah untuk dijelaskan, seperti Tuhan. Jangan2 lebih susah dari pada menjelaskan tentang Tuhan. Saya hanya bisa menjelaskan sedekat mungkin saja, seperti halnya Tuhan.
Mencapai kondisi Nirbana, dimana seseorang telah tidak melekat pada apapun, tidak timbul keinginan ketika indera melihat, mendengar, merasakan (indera yg dimaksud disini bukan indera berwujud seperti kita sekarang), sehingga tidak secara kurang sadar akan melekat, seandainya pada titik awal timbulnya keinginan, juga dapat segera sadar, "Oh, saya lagi mulai muncul keinginan", sehingga tidak akan melekat. Yg terasa pada diri hanya tenang, damai, bahagia.... dan kebahagiaan ini bukan karena telah memperoleh sesuatu, tetapi karena ketenangan dan kesadaran yg telah mencapai puncak.
Telah menjadi perdebatan sejak dulu, karena ada yg setelah mendengar definisi dari nirbana, sebagian org menganggap seperti hilang total atau mati total, karena tidak merasa apapun sama sekali. Tentu ini dibantah oleh sebagian org lagi, karena dikatakannya terdapat kesadaran dan ketenangan yg tinggi. Ketenangan kan sebuah rasa.
Jadi kesimpulan yg diambil oleh saya sampai saat ini adalah diri sendiri sudah hilang, lenyap, tapi terdapat rasa ketenangan dan kebahagiaan pada "diri". (Secara logika, ada diri dulu baru diri itu sendiri merasakan suatu rasa, tapi nirbana sepertinya tidak ada diri lagi, tapi terdapat rasa tenang dan bahagia).
Saya pernah membaca artikel berjudul "Ke-Tuhanan-an dalam agama Buddha" di Semaggi-Phala, dimana Bikkhu Uttamo menjelaskan seolah-olah Tuhan itulah konsidi Nirbana.
Teringat pada saya di agama lain, ketika seseorg meniggal dunia, doanya adalah "Semoga beliau kembali ke sisi Tuhan." Berarti kalau di agama Buddha, kalimat akan berubah menjadi "Semoga beliau mencapai Nirbana."
Pada artikel lain, ada seorang bikkhu mengatakan, "Kita tidak dapat menjelaskan atau mendefinisi apa itu Nirbana, tapi setidaknya kita dapat menjelaskan apa yg bukan Nirbana." Berarti Nirbana tidak bisa dejelaskan secara tepat.
Saya tidak tahu penjelasan pendekatan saya tentang Nirbana diatas benar atau tidak, harap masukan dari teman2 yg lebih ngerti.
Saya ada beberapa pertanyaan tentang Nirbana yg sampai hari ini pun belum saya ketemu jawabannya.
1. Jika anda telah mencapai kondisi Nirbana, apakah anda bisa datang (mewujudkan diri) untuk datang kembali ke dunia atau alam lain lagi ? (kalau bisa, berarti disaat mulai mewujudkan diri berarti timbul keinginan). Setelah mewujudkan diri muncul di dunia berwujud ini, apakah bisa kembali lagi ke Nirbana ? Artinya bisa sesuka hati ingin kemanapun atau kembali ke Nirbana.
2. Saat anda berada dalam kondisi Nirbana, apakah anda mengetahui segala hal, walaupun tidak melekat dengan apa yg dilihat ?
Buddha pernah mengatakan (kalau gak salah di Saddharma Puṇḍarīka Sūtra), tidak ada yang bisa tahu/ngerti rasa/kondisi Buddha, kecuali sesama Buddha. Berarti tidak ada yang bisa ngerti Nirbana, kecuali telah mencapainya. Tidak ngerti ya tentu tidak bisa dijelaskan dgn tepat.
Sekian, terima kasih.
Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: sanjiva on 29 December 2012, 12:53:29 AM
:))...Saya gak tahu member yg satu ini memang sengaja bercanda atau gimana, namanya juga di forum, mood masing2 org kadang berbeda, walaupun lg membahas hal yg sama.
Soal nirbana, sebenarnya saya masih kurang mengerti, tapi coba saya jelaskan sepengetahuan saya. menurut saya sebenarnya juga susah untuk dijelaskan, seperti Tuhan. Jangan2 lebih susah dari pada menjelaskan tentang Tuhan. Saya hanya bisa menjelaskan sedekat mungkin saja, seperti halnya Tuhan.
Mencapai kondisi Nirbana, dimana seseorang telah tidak melekat pada apapun, tidak timbul keinginan ketika indera melihat, mendengar, merasakan (indera yg dimaksud disini bukan indera berwujud seperti kita sekarang), sehingga tidak secara kurang sadar akan melekat, seandainya pada titik awal timbulnya keinginan, juga dapat segera sadar, "Oh, saya lagi mulai muncul keinginan", sehingga tidak akan melekat. Yg terasa pada diri hanya tenang, damai, bahagia.... dan kebahagiaan ini bukan karena telah memperoleh sesuatu, tetapi karena ketenangan dan kesadaran yg telah mencapai puncak.
Telah menjadi perdebatan sejak dulu, karena ada yg setelah mendengar definisi dari nirbana, sebagian org menganggap seperti hilang total atau mati total, karena tidak merasa apapun sama sekali. Tentu ini dibantah oleh sebagian org lagi, karena dikatakannya terdapat kesadaran dan ketenangan yg tinggi. Ketenangan kan sebuah rasa.
Jadi kesimpulan yg diambil oleh saya sampai saat ini adalah diri sendiri sudah hilang, lenyap, tapi terdapat rasa ketenangan dan kebahagiaan pada "diri". (Secara logika, ada diri dulu baru diri itu sendiri merasakan suatu rasa, tapi nirbana sepertinya tidak ada diri lagi, tapi terdapat rasa tenang dan bahagia).
Saya pernah membaca artikel berjudul "Ke-Tuhanan-an dalam agama Buddha" di Semaggi-Phala, dimana Bikkhu Uttamo menjelaskan seolah-olah Tuhan itulah konsidi Nirbana.
Teringat pada saya di agama lain, ketika seseorg meniggal dunia, doanya adalah "Semoga beliau kembali ke sisi Tuhan." Berarti kalau di agama Buddha, kalimat akan berubah menjadi "Semoga beliau mencapai Nirbana."
Pada artikel lain, ada seorang bikkhu mengatakan, "Kita tidak dapat menjelaskan atau mendefinisi apa itu Nirbana, tapi setidaknya kita dapat menjelaskan apa yg bukan Nirbana." Berarti Nirbana tidak bisa dejelaskan secara tepat.
Saya tidak tahu penjelasan pendekatan saya tentang Nirbana diatas benar atau tidak, harap masukan dari teman2 yg lebih ngerti.
Saya ada beberapa pertanyaan tentang Nirbana yg sampai hari ini pun belum saya ketemu jawabannya.
1. Jika anda telah mencapai kondisi Nirbana, apakah anda bisa datang (mewujudkan diri) untuk datang kembali ke dunia atau alam lain lagi ? (kalau bisa, berarti disaat mulai mewujudkan diri berarti timbul keinginan). Setelah mewujudkan diri muncul di dunia berwujud ini, apakah bisa kembali lagi ke Nirbana ? Artinya bisa sesuka hati ingin kemanapun atau kembali ke Nirbana.
2. Saat anda berada dalam kondisi Nirbana, apakah anda mengetahui segala hal, walaupun tidak melekat dengan apa yg dilihat ?
Buddha pernah mengatakan (kalau gak salah di Saddharma Puṇḍarīka Sūtra), tidak ada yang bisa tahu/ngerti rasa/kondisi Buddha, kecuali sesama Buddha. Berarti tidak ada yang bisa ngerti Nirbana, kecuali telah mencapainya. Tidak ngerti ya tentu tidak bisa dijelaskan dgn tepat.
Sekian, terima kasih.

Pudji, gw ga tahu anda di sini apakah memang buddhis, tidak tahu atau pura2 tidak tahu, ataukah anda beragama lain tapi kesannya malah seperti konyol.


Yang dimasalahkan rekan2 DC di sini dan anda yang 'disindir tapi tidak merasa' adalah penyebutan anda atas istilah 'nirbana'.  Tidak pernah ada istilah itu dalam kamus buddhis,  yang ada adalah nibbana (Pali) atau nirvana (sanskerta).  Apakah istilah nirbana anda adalah penggabungan kata nirvana dengan nibbana? ::)

Jadi daripada berpanjang-lebar, mending benahi dulu pengetahuan dasar anda.  Dengan demikian tulisan anda akan terhindar dari kesan membadut ataupun konyol.  Maaf kalau kata2 gw to the point saja  seperti di atas.

Salam sejahtera _/\_  ;D
Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: Pudji on 29 December 2012, 03:15:11 AM
Pudji, gw ga tahu anda di sini apakah memang buddhis, tidak tahu atau pura2 tidak tahu, ataukah anda beragama lain tapi kesannya malah seperti konyol.


Yang dimasalahkan rekan2 DC di sini dan anda yang 'disindir tapi tidak merasa' adalah penyebutan anda atas istilah 'nirbana'.  Tidak pernah ada istilah itu dalam kamus buddhis,  yang ada adalah nibbana (Pali) atau nirvana (sanskerta).  Apakah istilah nirbana anda adalah penggabungan kata nirvana dengan nibbana? ::)

Jadi daripada berpanjang-lebar, mending benahi dulu pengetahuan dasar anda.  Dengan demikian tulisan anda akan terhindar dari kesan membadut ataupun konyol.  Maaf kalau kata2 gw to the point saja  seperti di atas.

Salam sejahtera _/\_  ;D
Maaf kalau salah dalam penulisan, sepertinya saya telah mengikuti sumber dari mana yg salah atau saya sendiri kurang teliti. Terima kasih atas koreksinya. Dan juga mau sekalian nanya, apakah ada juga istilah Nirwana ?
Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: Pudji on 29 December 2012, 03:29:56 AM
Teman2, mau sekedar nanya, karena saya masih baru di DC ini... yg dimaksud kalian "tetangga" itu siapa/apa sih ?
tks...
Title: Re: The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*
Post by: adi lim on 29 December 2012, 01:33:09 PM
Teman2, mau sekedar nanya, karena saya masih baru di DC ini... yg dimaksud kalian "tetangga" itu siapa/apa sih ?
tks...

1. 1 orang (rumah) yg rumahnya berdekatan atau sebelah-menyebelah; jiran; 2 orang yg tempat tinggalnya (rumahnya) berdekatan;
ber·te·tang·ga v 1 menjadi tetangga: sekarang ia ~ dng saya; 2 mempunyai tetangga: di kampung baru itu ia belum ~