//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: SPD ke 11 Samarinda, Berkah Utama oleh YM Bhikkhu Dhammiko  (Read 3364 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline Jayadharo Anton

  • Sebelumnya: Balaviro
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.300
  • Reputasi: 19
  • Gender: Male
  • Namatthu Buddhassa
Namo Tassa Bhagavato Arahato SammasamBuddhassa
Setiap tahun kita selalu mengalami pergantian Tahun, yang sering kita sebut dengan istilah Tahun baru, 1 januari kita sebut dengan Tahun baru masehi, kemudian ada Tahun baru imlek, ada tahun baru jawa ,1 suro dan juga mungkin ada tahun baru lainya yang berdasarkan adat masyarakat setempat .
Termasuk waisak, waisak pun menjadi tahun baru bagi kita umat Buddha karena Setiap datangnya waisak tahun Buddhis selalu berganti sekarang kita masih berada di tahun Buddhis 2554 maka begitu purnama depan tahun Buddhist sudah berganti menjadi 2555, Yang unik dari sekian banyak tahun baru yang ada dalam masyakat yang paling unik adalah tahun baru imlek. Mengapa tahun baru imlek menjadi unik bahkan sebelum datangnya tahun baru, kenapa setiap menjelang tahun baru imlek baik orang tionghwa maupun bukan orang tionghwa sibuk Memperbincangkan bagaimana peruntungan mereka di tahun yang baru. Mengapa di cocok cocokan, karena menurut penaggalan imek setiap tahun 12 bulan, setiap tahun berganti maka ada Simbol hewan yang di gunakanpun berganti yang dalam bahasa kita di sebut shio. Banyak media cetak, elektronik maupun media cetak membahas tentang hal ini Sehinga pembicaraan pun menjadi ramai. Banyak buku buku ditulis oleh para pakar tentang hal yg demikian katanya, dan banyak juga buku- buku itu menjadi best seller di kemudian hari ,
Pembahasan tentang peruntungan di tahun baru ini bukan hanya beredar di media, bukan hanya dikalangan masyarakat umum tetapi juga masuk ke vihara vihara. Kalau kita mau tahu peruntungna kita tidak perlu kita bertanya kesana kemari. Carilah di rujukan dari apa yang diajarkan oleh sang Buddha kita mengaku beragama Buddha namun kita tidak pernah menelaah kita suci Agama Buddha. Orang tionghawa menyebut peruntungan sama dengan hoki, hoki sinonim dengan mangala, jadi kalau kita mau tahu peruntungan kita dalam tiap tahun, tidak perlu mencari suhu yg hebat kita hanya perlu merujuk ke mangala sutta
Mangala berasal dari 2 suku kata
Man= keadaan yg menyedihkan
Gala = menghalau
Dengan kata lain mangala adalah kebahagian, mangala sutta adalah sebuah sutta yg unik dari segi pembabaranya karena sutta ini di babarkan setelah 12 tahun terjadi perdebatan. Di jaman sang Buddha ada kebiasaan dalam masyarakat India, Kota-kota besar di gerbang kota selalu terjadi pembahasan masalah atau dengan bahasa yang lebih modern disebut dengan diskusi. Biasanya sebuah topik dingkat untuk di perbincangkan setiap topic umumnya selesai dalam kurun waktu 4 bulan. Setiap orang yang bisa memberikan argument yang terbaik akan mendapat hadiah atas argumentnya tersebut.
Salah satu kesempatan mulai mengemukan Perdebatan atau diskusi tentang apa yang dimaksud dengan berkah utama atau berkah mulia. Perdebatan tentang berkah mulai muncul kepermukaaan. Ada kelompok pertama mengatakan konsep penyataan bahwa Apa yang dilihat itulah berkah, mulai terbentuk kelompok apa yg dilihat itulah berkah terutama yang indah.
Yang Ke 2 mulai muncul pernyataan ke 2, Apa yang didengar itulah berkah jadi sudah mulai muncul 2 kelompok, masing masing merasa pendapat kelompoknya lah itu yang paling benar. Baru muncul kelompok ke 3 yang membuat pernyataan bukan yang dilihat bukan yang di dengar namun apa yang dirasa itulah berkah. Inilah konsepi berkah pada masyarakat saat itu apa di lihat dengar dan dirasa.
Biasa setiap perdebatan selesai dalam kurun waktu 4 bulan tapi perdebatan tentang berkah utama dalam kurun wkatu 12 tahun belum menemukan solusi, Perdebatan tentang berkah ini menyeruak diantara para manusia jadi setiap hari hal yang selalu diperbincangkan tentang mangala, dari alam manusia perdebatan ini naik ke alam dewa penjaga manusia. Dari alam dewa penjaga manusia karena dewa penjaga manusia ini sehari hari berada sekitar kita dia mendengar apa yang kita lakukan dan melihat apa yg kita lakukan. Dari alam dewa penjaga manusia Naik ke alam dewa bumi dari sini naik ke angkasa dewa, naik lagi ke catturmaharajika kemudian naik lagi ke tavatimsa kemudian terus sampai kealam brahma.
Setiap purnama ada pertemuan dewa yang di adakan di tavatimsa, pertemuan dewa ini di pimpin oleh dewa Sakka, Raja dewata pada saat itu dewa-dewa yg hadir di tavatimsa sudah sepakat. Nanti bilamana Sakka Raja dewa hadir kita sepakat akan bertanya padanya tentang mangala,, maka pada saat Sakka hadir semua dewa menayakan pertanyaaan yang telah mereka sepakati tentang mangala, Sakka mengatakan kepada mereka “dari mana pertanyaan ini muncul” dewa yang bertanya, ditanya demikian oleh Sakka. Dewa yang ditanya mengatakan “dari catturmaharajika”, catturmaharajika mengatakan “bukan saya, dari dewa angkasa”, Dewa angkasa mengatakan “dari dewa bumi”, Dewa bumi mengatakan “dari dewa penjaga manusia”, Dewa penjaga manusia mengatkan “ini dari manusia”.
Kemudian Sakka bertanya di mana Sang Buddha berada setelah mengetahui dimana Sang Buddha berada Sakka memanggil salah satu dewa muda untuk diberi tugas menghadap Sang Buddha, Dewa yg di panggil memilih pakaian yang cocok untuk menghadap Sang Buddha.
Sutta ini di sampaikan Sang Buddha pada saat beliau berdiam di Savatthi
Savatthi berasal dari 2 kata
Sabba = banyak, semua
Ati= barang
Di kota Savatthi adalah kota d mana sang Buddha paling lama menghabiskan masa waktu hidup beliau 25 tahun beliau habiskan di kota Savatthi , di kota Savatthi Ada 2 vihara besar. Yang pertama yang di persembahkan oleh hartawan Anathapindika, Sebuah vihara yang unik dalam proses pembangunanny,a Anathapindika mengenal dhamma pada saat beliau berada di Rajagaha pada saat itu ai memang rutin melakukan perjalanan dari Savatthi ke Rajagaha di Rajagaha dia berdagang dan ia tinggal d rumah saudaranya.
Pada satu kesempatan pada saat ia datang ke Rajagaha yang biasanya disambut namun kali ini tidak disambut, Kemudian dia bertanya kepada saudaranya, “saudaranyanya menjawab bahwa besok ia akan menjamu Sang Buddha” Begitu mendengar kata Buddha sesuatu yang lain bergema di dalam batin Anathapindika. Keyakinan muncul dalam dirinya, saat itu ia ingin segera bertemu Sang Buddha tapi pada saat itu karena hari menjelang sore Saudaranya melarang dia untuk pergi menuju Sang Buddha yang saat itu berada dalam hutan sitavana dan gerbang kerajaan akan segera di tutup. Kata Buddha selalu bergema sampai dalam tidurnya ia terbangun 3 kali, Pada saat bangunnya yang ke 3 hari telah subuh, Anathapindika sudah tidak tahan untuk menemui Sang Buddha. Perjalanan menuju hutan sitavana melewati kuburan namun pada saat itu ada sesosok yakka yang bernama Sivaka yang membantu menguatkan dan meneguhkan dia untuk melangkah maju, Saat itu Sang Buddha sedang melakukan meditasi jalan pada saat bertemu Anathapindika beliau menyapa dengan nama lamanya yaitu Suddhata, kemudian Sang Buddha menguraikan dhamma kepada Anathapindika sehingga ia memperoleh mata dhamma ( sottapanna)
Setelah Anathapindika mengenal dhamma, maka dia mengundang Sang Buddha untuk menerima dana makan darinya esok hari, dan ia memberitahu saudaranya serta Raja Bimbisara, mereka berdua menawarkan untuk meminjamkan uang untuk mempersiapkan dana makan kepada Sang Buddha namun ternyata uang Anathapindika cukup.
Pada kesempatan itu ia berpikir alangkah baiknya bila masyarakat Savatthi juga mengenal dhamma, dia mengundang Sang Buddha untuk datang ke Savatthi, Sang Buddha mengatakan kepada Anathapindika “Tahtagata menyenangi tempat yg tenang”
Sepanjang perjalanan ia memberitahu seluruh masyarakat desa dan kota yang ia lalui. Ia membangun tempat-tempat tinggal singgah Sang Buddha Karena Sang Buddha satu hari melakukan perjalanan 1 yojana ( 16 km)
Di kota savatthi ia mencari tempat yang cocok untuk di bangun sebagai tempat tinggal Sang Buddha dan para bhikkhu, Pada satu kesempatan ia melewati sebuah hutan ia merasa inilah tanah yang cocok untuk tempat tinggal Sang Buddha, ternyata tanah itu milik pangeran Jeta salah satu anak Raja Pasenadi. Kemudian ia menghadap pangerang Jeta, melihat kesungguhan Kemudian pangeran Jeta menawarkan dengan syarat tanah tersebut di tutupi dengan kepingan uang emas. Kemudian dia menutupi tanah hutan jeta itu dengan kepingan uang emas sejumlah 18 juta keping, pangeran Jeta yang melihat kesungguhannya ia bertanya kepada Anathapindika “buat apa tanah ini” Anathapindika menjawab “buat Sang Buddha” mendengar kata Buddha kemudian pangeran jeta mendanakan
Kemudian Anathapindika membangun vihara, kuti dss dengan sejumlah kepingan uang emas yg sama, kemudian dia meresmikan dengan jumlah kepingan uang emas yang sama. Di vihara ini Sang Buddha menghabiskan 19 vassa
Vihara ke 2 adalah Vihara pubbarama yang di persembahkan oleh Vissaka, yang mana pembangunanya dari hasil penjualan perhiasaannya yang tertinggal di vihara disini Sang Buddha menghabiskan 6 vassa.
Setelah dewa itu tiba di savatthi segera bertanya kepada Sang Buddha, dewa itu datang ketika hari menjelang pagi, memang Sang Buddha memiliki waktu untuk mengajar para dewa
Dari jam 6 sore sampai jam 6 pagi waktu itu di bagi 3 bagian yang masing masing 4 jam
Jam 6 sampai 10 malam waktu mengajar bhikkhu, bhikkhuni, samanera, samaneri, upasaka, upasika
Jam 10 sampai jam 2 waktu untuk dewata
Jam 2 sampai 6 pagi , 1 atau 2 jam beliau beristirahat, kemudian meneranwang sapa yg memiliki parami yg cukup untuk dituntun untuk menembus dhamma, kemudian bersiap siap untuk dengan urusan pribadi dan ber pindatata dan berjalan menuju orang yang siap menuju kesucian
Mangala sutta ada 12 syarir
1 syari pertama ada lah pertanyaan dewa
Bahū devā manussā ca
maṅgalāni acintayuṃ /
ākaṃkhamānā sotthānaṃ
brūhi maṅgalam-uttamaṃ
Syari ke 2 sampi ke 12 adalah jawaban Sang Buddha, 10 syair isi tentang berkah utama, 1 syair merupakan kesimpuklan hasil dari pelaksanaan isi 10 syair sebelumnya.
Syair 2 sampai syair 11 menjelaskan tentang berkah utama
Dari 12 syair, 10 adalah isi yg menjelaskan tentang berkah , dari 10 syair ini tercantum isi 38 berkah yang mana setiap syair memuat 3 sampai 5 berkah
Syair 1,2,4 memuat 3 berkah:
Syair I
01. Asevanā ca bālānaṃ: Tidak bergaul dengan orang-orang dungu.
02. Panḍitānañ ca seyanā: Bergaul dengan yang bijaksana.
03. Pūjā ca pūjanīyānaṃ: Menghormati mereka yang patut dihormati
Syair 2
04. Patirūpadesavāso: Tempat tinggal di lingkungan yang sesuai.
05. Pubbe ca katapuññatā: Telah berbuat jasa kebajikan di masa lalu.
06. Attasammāpaṇidhi: Pikiran seseorang diarahkan dengan benar
Syair 4
11. Mātāpitu upaṭṭhānaṃ: Memberi sokongan kepada orang tua.
12. Puttadārassa saṅgaho: Menyayangi istri dan anak-anak.
13. Anākulā ca kammantā: Melakukan bisnis yang damai dan bebas dari konflik-konflik (masalah).
Syair 3,5,6,8,9,10 memuat 4 berkah
Syair 3
07. Bahusaccañ: Banyak pengetahuan.
08. Bahusippañ: Keahlian dalam pekerjaan seseorang.
09. Vinayo ca susikkhito: Disiplin moral yang telah dipelajari dengan baik.
10. Subhāsitā ca yā vācā: Ucapan yang ramah tamah.
Syair 5
14. Dāna: Tindakan berdana.
15. Dhammacariyā: Perilaku sesuai dengan Dhamma.
16. Nātakānañ ca saṅgaho: Membantu kerabat-kerabatnya.
17. Anavajjāni kammāni: Perbuatan tanpa cela.
Syair 6
18. Ārati pāpā: Menghindari kejahatan.
19. Virati pāpā: Tidak melakukan kejahatan.
20. Majjapānā ca saññamo: Menjauhkan diri dari minuman yang memabukkan.
21. Appamādo ca dhammesu: Ketekunan dalam melakukan apa yang Dhamma.
Syair 8
27. Khantī: Kesabaran
28. Sovacassatā: Sifat penurut ketika dikoreksi.
29. Samaṇānañ ca dassanaṃ: Bertemu (melihat) para Bhikkhu.
30. Kālena dhammasākacchā: Berdiskusi tentang Dhamma pada waktu yang tepat
Syair 9
31. Tapo: Pengendalian diri yang giat.
32. Brahmacariyā: Kehidupan suci dan tanpa noda.
33. Ariyasaccāna dassanaṃ: Pandangan terang terhadap Kebenaran-Kebenaran Mulia.
34. Nibbāna sacchikiriyā: Realisasi Nibbāna.
Syair 10
35. Phuṭṭhassa lokadhammehi cittaṃ yassa na kampati: Pikiran yang tak tergoyahkan oleh pasang surut kehidupan.
36. Asokaṃ: Kebebasan dari duka.
37. Virajaṃ: Kebebasan dari noda hawa nafsu.
38. Khemaṃ: Perlindungan sempurna.
Syair ke 7 memuat 5 berkah
22. Gāravo: Rasa hormat.
23. Nivāto: Kerendahan hati.
24. Santuṭṭhi: Kepuasan hati.
25. Kataññutā: Berterima kasih.
26. Kālena dhammasavanaṃ: Mendengarkan Dhamma pada waktu yang tepat.
( ceramah berdasarkan buku bersahabat dengan sutta dengan berkah berkah tertinggi dlm kehidupan)
Sesungguhnya bila kita mau menelaah , esensi dari praktek dhamma telah jelas Sila, Samadhi dan panna, begitu pula bila kita telaah mangala sutta pun kembali kekonsepsi,
Berkah ke 1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,11,12,13,14,15,16,17,18,19,20,21 berkah ini menjelaskan sila
berkah pertama sampai ke 6 adalah aturan-aturan dasar dengan kata lain syair 1,2 menjelaskan aturan dasar
Syair 3 berkah Ke 7 smapai 10 menjelaskan pelatihan indra dalam 3 saluran pikiran perbutaan ucapan, Tahap ini di sebut tahap persiapan.
Berkah 11 sampai 13 menjelaskan pondasi umat awam
Berkah ke 14 sampi 17 menjelaskan tentang kesejahteran social, 2 point ini adalah tahap kewajiban yang harus
Berkah 18 sampai 21 Perlindungan diri dari perilaku jahat dengan kata lain jangan sampai kita melakukan hal yang negative, menjahui kejahatan terhindar dari kejahatan tekun melaksanakan dhamma Semuanya ini menjelaskan tentang sila
Berkah 22 sampai 30 menjelaskan tentang Samadhi
Berkah 31 sampai 38 menjelaskan tentang panna
Seperti yang disampaikan dalam Mahaparinibbana Sutta
Sungguh besar pahala dan kemajuan jika Samadhi dikembangkan atas sila yang baik, sungguh besar pahala dan kemajuan jika kebijaksanaan dikembangkan dari Samadhi yang baik. Batin yang bijaksana akan mampu memadamkan asava, batin bijakssana muncul dari meditasi yg benar, meditasi yang bener muncul dari sila yang baik. Jadi bila kita ingin mendapat keberuntungan dan kemujuran tahun apa pun tidak perduli shio kita apa. Bila kita melaksanankan sila,Samadhi dan panna kita maka kita akan mendapatkan berkah dalam kehidupan
"Kesehatan adalah keuntungan yang paling besar,kepuasan adalah kekayaan yang paling berharga,kepercayaan adalah saudara paling baik,nibbana adalah kebahagiaan tertinggi" [DHAMMAPADA:204]

 

anything