kl menurut gua sih, yg penting jgn fanatik.
kl pacar fanatik ato diri sendiri fanatik, pasti ujung2nya ribut.
kl dua2nya gak fanatik, umumnya bisa langgeng.
hehehe... seandainya pacaran beda agama bs diselesaikan hanya dgn tidak fanatik, sy rasa aman2 aja... tp yg terjadi dilapangan tidak semudah itu, ingat masih ada keluarga, teman/rekan, tren dimasyarakat kalangan tertentu dan pengaruh dr luar lainnya, belom lg misalkan ada pengalaman pribadi yg terkesan wah terhadap salah satu agama... itu memperkuat muncul nya ego...
pemberkatan pernikahan gw nti dilakukan di vihara (anggap pasangan gw ga panatik), tp gw yakin dalam hati pasangan gw, tidak segampang membalikkan tangan tuk menerima buddhist. blom lg keluarga besarnya ada beberapa orang penganut kris-ten panatik, sampe ada yg ikut serta pelayanan di gereja segala.
terlalu komplek kehidupan yg dilandasi pandangan yg berbeda, wong orang yg sama agama tp beda budaya aja kadang bs ribut koq... betul ? intinya perbedaan itu yg memuncul kan ego, klo salah satu mengalah (biasanya dr pihak buddhist) maka yg ada cm kekalahan, bsok2 jgn bilang sisi buddhist itu ini itu... kalah hebat/kalah sakti/tidak langsung ke tuhan dan bla... bla...
kebetulan ada yg bertanya ke saya, koq bs aa'tono pemberkatan di vihara, ya karena gw tegaskan dari awal pacaran bahwa gw tertarik buddhism karena logis dan sesuai dengan pola pikir gw, gw jg pernah menegaskan klo gw orangnya kritis dan tegas, jika mau mengajak sy memeluk nasrani, maka sy akan bertanya dan bertanya serta mengharapkan jawaban yg logis dan trasnparan mengenai nasrani, 1 hal lg tidak boleh marah... jika memang pemikiran nasrani bs sejalan dgn pemikiran sy, ok sy akan menerima... itu komitmen dr awal, trus jika bisa diusahakan datang ke vihara tuk puja bhakti, lama2 pasangan anda berusaha ikut anda, krn pasti muncul rasa penasaran, kemana dan apa yg diperbuat oleh kita.
ya, setidaknya ia mengetahui ini loh buddhism, masalah ia tertarik ato tidak, itu urusan belakang. itu la agama yg cocok n sejalan dengan pandangan gw... bukan karena terpanggil, bukan karena terpilih, tp karena kecocokan... tuk pernikahan, di gereja emang ada pemberkatan, ada ritual, tp di buddhism jg ada, karena ini adalah "cowo punya gawe" yg menentukan adalah gw, karena gw adalah calon kepala keluarga dan alasan mengenai "pemberkatan" itu jg bs dilakukan di vihara, jd tidak ada alasan untuk tidak melakukan di vihara, hehehe...
gw punya pandangan, buddhism sangat luas dan nyata bagi gw, tp pasangan gw tidak la mutlak/kekal bagi gw, kehidupan selanjutnya pun blom tentu gw hidup dan bertemu dengan pasangan gw, betul ? itu karena gw menerima adanya konsep "kelahiran kembali". tp jika gw meninggalkan buddhism, gw ga tau pasti kemana gw selanjutnya, dunia dan kehidupan ini sangat luas, jk gw tidak mengenal buddhism, menderita sekali hidup gw, gw akan mengikuti perputaran roda yg tiada hentinya... itu dasar bagi gw tuk memilih buddhism.