SN 22. Khandhasamyutta
5(5)
...
“Dan apakah yang ia pahami sebagaimana adanya? Asal-mula dan lenyapnya bentuk; asal-mula dan lenyapnya perasaan; [14] Asal-mula dan lenyapnya persepsi; asal-mula dan lenyapnya bentukan-bentukan kehendak; asal-mula dan lenyapnya kesadaran.
“Dan apakah, para bhikkhu, asal-mula bentuk? Apakah asal-mula perasaan? Apakah asal-mula persepsi? Apakah asal-mula bentukan-bentukan kehendak? Apakah asal-mula kesadaran?
“Di sini, para bhikkhu, seseorang mencari kenikmatan, ia menyambut, ia menggenggam. Dan dalam apakah ia mencari kenikmatan, apakah yang ia sambut, apakah yang ia genggam? Ia mencari kenikmatan di dalam bentuk, menyambutnya, dan menggenggamnya. Sebagai akibatnya, kenikmatan muncul. Kenikmatan di dalam bentuk adalah kemelekatan. Dengan kemelekatannya sebagai kondisi, maka penjelmaan [muncul]; dengan penjelmaan sebagai kondisi, maka kelahiran; dengan kelahiran sebagai kondisi, maka penuaan-dan-kematian, kesedihan, ratapan, kesakitan, ketidaksenangan, dan keputusasaan muncul. Demikianlah asal-mula keseluruhan kumpulan penderitaan ini.
“Ia mencari kenikmatan dalam perasaan … dalam persepsi … dalam bentukan-bentukan kehendak … dalam kesadaran, menyambutnya, dan menggenggamnya. Sebagai akibatnya, kenikmatan muncul …. Demikianlah asal-mula keseluruhan kumpulan penderitaan ini.
“Ini, para bhikkhu, adalah asal-mula bentuk; ini adalah asal-mula perasaan; ini adalah asal-mula persepsi; ini adalah asal-mula bentukan-bentukan kehendak; ini adalah asal-mula kesadaran 30
“Dan apakah, para bhikkhu, lenyapnya bentuk? Apakah lenyapnya perasaan? Apakah lenyapnya persepsi? Apakah lenyapnya bentukan-bentukan kehendak? Apakah lenyapnya kesadaran?
“Di sini, para bhikkhu, seseorang tidak mencari kenikmatan, ia tidak menyambut, ia tidak menggenggam. Dan dalam apakah ia tidak mencari kenikmatan? Apakah yang tidak ia sambut? Apakah yang tidak ia genggam? Ia tidak mencari kenikmatan di dalam bentuk, tidak menyambutnya, tidak menggenggamnya. Sebagai akibatnya, kenikmatan di dalam bentuk lenyap. Dengan lenyapnya kenikmatan, maka lenyap pula kemelekatan; dengan lenyapnya kemelekatan, maka lenyap pula penjelmaan …. Demikianlah lenyapnya keseluruhan kumpulan penderitaan ini.
“Seseorang tidak mencari kenikmatan di dalam perasaan … [15] … di dalam persepsi … di dalam bentukan-bentukan kehendak … di dalam kesadaran, tidak menyambutnya, tidak menggenggamnya. Sebagai akibatnya, kenikmatan di dalam kesadaran lenyap … Demikianlah lenyapnya keseluruhan kumpulan penderitaan ini.
“Ini, para bhikkhu, adalah lenyapnya bentuk; ini adalah lenyapnya perasaan; ini adalah lenyapnya persepsi; ini adalah lenyapnya bentukan-bentukan kehendak; ini adalah lenyapnya kesadaran.”