Mengenai mantra dengan paritta. Seperti yang disampaikan Sdr. El, jelas antara mantra dengan paritta adalah berbeda. Sang Buddha pernah mengatakan : ”Tidak membaca ulang adalah noda bagi mantra, tidak berusaha adalah noda bagi kehidupan berumah tangga. Kemalasan adalah noda bagi kecantikan, dan kelengahan adalah noda bagi seorang penjaga.” (Dhammapada 241). Jadi jelas bahwa mantra itu pastilah dibaca berulang-ulang pada momen yang sama, jika tidak maka itu bukan mantra.
Angulimala Sutta bukan mantra, jelas dari judulnya yaitu Sutta dan Y.A Angulimala saat menolong seorang ibu yang sedang mau melahirkan hanya mengucapkan 1 kali dan tidak berulang kali. Nah, masalahnya sekarang, banyak umat Buddha yang karena ketidakmantapan batinnya, ke-lobha-annya, menginginkan dampak yang lebih dari pembacaan paritta sehingga melakukannya berulang-ulang, sehingga berkesan seperti mantra.
Menurut saya, membaca paritta atau mantra bukanlah sebuah faktor tunggal penentu dan bukan deretan kalimat yang membuat suatu dampak, tetapi pikiran yang memahami, mengingat, dan berfokus lah yang membuat suatu dampak.
Sekarang kembali ke Laptop....
Belum ada yang menjawab pertanyaan saya mengapa dalam Ar?apra?amana S?tra kata ”kanker” berada dalam tanda kurung? Apakah ini merupakan tambahan atau memang demikian?
Kemudian apa indikasinya bahwa para bhiksu yang disebut dalam sutra tersebut sedang mengidap kanker mengingat dalam sutra hanya dikisahkan tubuhnya menjadi kurus?
Dan sebuah tanda tanya besar apakah mantra yang di sampaikan oleh Buddha tersebut (jika benar disampaikan olehnya) berhasil/bekerja, mengingat tidak ada indikasi dalam kisah tersebut adanya bhiksu yang sembuh?
Tambah lagi mengapa ada kata ”yin” dalam sebuah sutra Buddhis, sebuah istilah yang biasanya ditemukan di kepercayaan Tao?
Kemudian, mantra yang pertama dalam bahasa sanskertanya berbunyi : Tadyath?, om sarva grathita me sr sr ma kasti sam-bhavatu svaha. Tapi saya tidak melihat kata Aum/An/Om dalam bahasa Mandarinnya baik dalam bentuk terjemahan ke dalam bahasa mandarin maupun, biasanya kata Aum tersebut tetap ada baik diterjemahkan sebagai kata An/Am atau tetap Aum /Om, apakah telah terjadi salah terjemahan?