saya memposting mengenai cerita ini di facebook saya,dan mendapatkan tanggapan sebagai berikut :
message seperti berikut :
dari Thio Kenghin :
Pemiliknya bukan Anton Haliman.
Sewaktu Bhante Sombat menujuk sebidang tanah di daerah Sunter ada sumur tua.
Bhante Sombhat sudah mengetahui pemilik tanah tsb di daerah selatan pintu rumahnya berbentuk Gapura Kerajaan Majapahit di Trowulan dan diruang tamunya ada Patung Dewa Garuda terbuat dari kayu.
Beberapa umat Buddha berkeinginan membeli seluas 10 x 20 M dari Badan Otorita Sunter. dan ditunjuk ke P.T. Agung Podomoro sebagai penguasa karena telah membebaskan tanah tersebut dan membuat Site Plan dan Sarana Penunjang seperti Jalan, Saluran air dan Waduk Sunter.
Mereka datang kesana diketemukan Bpk Anton Haliman.
Bpk Anton Haliman menolak menjual tanah tersebut peruntukannya untuk Vihara, walaupun mengaku ibunya pun Buddhist.
Dalam bayangan Bpk Anton Vihara itu sama seperti Vihara Wan Kiap Sie gg Tepekong Ps Baru dan Vihara Toa se bio Petak Sembilan dimana ibunya suka berkunjung.
Di depan Vihara Wan Kiap Sie ada juga Vihara Kwan Im yang dihuni oleh Cai cie upacara ritualnya pernah diprotes oleh lingkungannya memakai Tambur dan Kecring samapi masuk di koran.
Takut nanti peruntukan Vihara Dhammaccakkha Jaya nanti membuat tanah sekitarnya tidak laku.
Mereka datang kerumah bpk Anton dalam usaha mereka untuk mendapatkan sebidang Tanah tersebut (10 x 20 m), ternya rumah pak Anton pintunya depannya biasa bukan seperti yang digambarkan Bhante Sobhat dan diruang tamunya tidak ada Dewa Garuda.
Atas petunjuk Bhante Sombhat mencari ke daerah selatan dan berputar-putar didaerah jalan Teuku Umar dan jalan Tanjung No 8.
Tiba-2 seorang umat menujuk satu rumah pintu depannya bergaya Bali Rumah itu Jln Tanjung No 8. dan mereka turun berkunjung masuk kerumah tersebut dan mengutarakan maksud tujuannya membeli tanah di daerah Kawasan Badan Otorita Sunter.
Setelah dipersilakan masuk kedalam ruangan Tamu yang besar ternyata ada ukiran patung Garuda dari Bali. tepat seperti yang digambarkan oleh Bhante Sombhat.
Mereka lebih yakin lagi tidak salah alamat. dan ternyata itu rumah seorang Mayor Jenderal Dr, IS mantan penjabat BUMN yang terkenal.
Dengan ramah tamah mereka disambut oleh pemilik tanah.
Dan pemilik tanah menawarkan untuk mengambil satu blok saja. karena peruntukkannya untuk Vihara seperti yang mereka ceritakan tidak seperti bentuk Kelenteng. dan mengatakan dia asalnya dari Palembang yang pernah menjadi pusat Kerajaan Buddhis yang terkenal di Asia.
Mereka yang ingin membeli tanah tersebut terkejut atas tawaran yang diluar jangkauan biaya yang diperkirakan tersedia.
Dan lebih terkejut lagi tanah satu blok bukan untuk dijual tapi akan dihibakan olehnya.
Dan langsung menelepon bpk Anton Haliman untuk melaksanakan surat-2nya yang diperlukan yang akan dibuat di depan Notaris.
Jadi kesimpulan nya ibunda bpk Anton Haliman tidak mendapat informasi yang benar atau bpk Anton Haliman yang menutup informasi yang benar.
Mereka kelompok ini masih hidup.
Harap Sdr. Memperbaikinya informasinya supaya anda punya tulisan menjadi lebih valid
saya balas :
Ok.Nanti dikaji..Krn ada sumbernya,saya no comment,nanti mslh ini saya bw ke forum..Anumodana
di balas lagi :
Membuat sejarah yang salah juga menyebarkan kebohonganan. nanti cerita anda dianggap bohong juga.
Bhante Sombhat masih sering berkunjung ke Dhammacakkha Jaya.
Tante Mamy yang dijalan Kepu yang menrima tanah itu dari Mayor Jenderal IS masih hidup.
Pertanyaannya terlihat anda mendapatkan cerita dari sumber yang tidak benar.
Apakah anda mendapatkan cerita ini dari Sangha Agung.
buat TS ada comment?