//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Sambhogakaya dalam Tradisi Theravada  (Read 50854 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline Nevada

  • Sebelumnya: Upasaka
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.445
  • Reputasi: 234
Re: Sambhogakaya dalam Tradisi Theravada
« Reply #90 on: 18 May 2009, 04:36:55 PM »
Tapi juga tidak bisa diartikan tiada kan?

Tapi juga tidak bisa diartikan ada kan?

kacamata Buddhisme yang mana?

Konsep anatta.
BTW... Anda sendiri menyatakan nalar awam itu yang seperti apa?

Offline Sunkmanitu Tanka Ob'waci

  • Sebelumnya: Karuna, Wolverine, gachapin
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 5.806
  • Reputasi: 239
  • Gender: Male
  • 会いたい。
Re: Sambhogakaya dalam Tradisi Theravada
« Reply #91 on: 18 May 2009, 04:37:31 PM »
Theravada. Ini board Theravada.
HANYA MENERIMA UCAPAN TERIMA KASIH DALAM BENTUK GRP
Fake friends are like shadows never around on your darkest days

Offline sobat-dharma

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.286
  • Reputasi: 45
  • Gender: Male
  • sharing, caring, offering
Re: Sambhogakaya dalam Tradisi Theravada
« Reply #92 on: 18 May 2009, 04:45:19 PM »
Ada gak perumpamaan atau uraian di Sutta Pali mengenai Tiga Tubuh Buddha? Kalau Anda sudah menemukannya, baru saya bilang : "Konsep Tiga Tubuh Buddha memiliki korelasi dengan Sutta Pali". :)

Memangnya ada juga perumpamaan atau uraian di Sutta Pali mengenai adanya wujud (baca : Samboghakaya) setelah Parinibbana? Kalau Anda sudah menemukannya, baru saya bilang : "Konsep Samboghakaya jelas sekali kongruen dengan Sutta Pali." ;D

OK. Saya kasih batas waktu buat Anda sampai 100.000 kappa lagi.

:)) :)) :)) :)) saya tidak habis pikir masalahya menjadi hanya ada atau tidak ada di buku, sesempit itu :)) :)) :))
Mengapa hanya untuk persoalan seperti ini teman-teman menjadi sangat gigih dengan hal ini? Padahal untuk banyak temuan dalam sains yang memang tidak ada secara pasti disebutkan dalam sutta pali Umat Theravada bisa menerimanya sebagai benar jika tidak bertentangan? Dalam sutta pali pun sama sekali tidak disebutkan tentang "logika aristotelian" sebagaimana yang anda anut sebagai kebenaran logis, namun anda malah menggunakannya sebaga alat saring utama untuk memeriksa semua kebenaran. Sedangkan untuk Konsep Sambhogakaya yang sudah begitu  dekat  dengan Ajaran Buddhis sendiri begitu sulitnya menerima kenyataan bahwa tidak ada pertentangan? Padahal dalam Theravada pun dikenal tentang Nirmanakaya dan Dharmakaya yang sangat dekat sekali dengan konsep Sambhogakaya?

saya jadi bertanya2, mungkin benar juga mungkin salah, apakah karena antipati yang sedemikian besarnya pada Mahayana yang membuat masalah ini menjadi begitu kontroversial  :-?

« Last Edit: 18 May 2009, 05:01:48 PM by sobat-dharma »
Mereka yang melihat-Ku dari wujud dan mengikuti-Ku dari suara terlibat dalam upaya salah. Mereka takkan melihat Aku. Dari Dharma-lah mestinya ia melihat Para Buddha. Dari Dharmakaya datang tuntunan baginya. Namun hakikat sejati Dharma tak terlihat dan tiada seorangpun bisa menyadarinya sebagai obyek

Offline sobat-dharma

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.286
  • Reputasi: 45
  • Gender: Male
  • sharing, caring, offering
Re: Sambhogakaya dalam Tradisi Theravada
« Reply #93 on: 18 May 2009, 04:49:17 PM »
Tapi juga tidak bisa diartikan ada kan?

:) muter terus

Konsep anatta.
BTW... Anda sendiri menyatakan nalar awam itu yang seperti apa?
yang masih menggunakan logika dan perdebatan intelektual
konsep anatta tidak menolak adanya sambhogakaya.
Mereka yang melihat-Ku dari wujud dan mengikuti-Ku dari suara terlibat dalam upaya salah. Mereka takkan melihat Aku. Dari Dharma-lah mestinya ia melihat Para Buddha. Dari Dharmakaya datang tuntunan baginya. Namun hakikat sejati Dharma tak terlihat dan tiada seorangpun bisa menyadarinya sebagai obyek

Offline markosprawira

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.449
  • Reputasi: 155
Re: Sambhogakaya dalam Tradisi Theravada
« Reply #94 on: 18 May 2009, 05:12:11 PM »

Kembali anda salah menyimpulkan......

anda menyebut : Sambhogakaya tidaklah bertentangan dengan sutta pali

silahkan sebut aja sumber aja
ga udah muter2 dengan menyebut berbagai macam hal lainnya yang tidak berhubungan dengan samboghakaya sesesuai topik yg sedang dibahas

Disini sedang membahas mengenai pernyataan anda "Samboghakaya tidaklah bertentangan dengan sutta pali".
Nah silahkan anda sebut sutta pali manakah yg selaras dengan Samboghakaya itu?

Jawabannya ditunggu, dan mohon utk tidak memutar2 persoalan ke arah2 lain.....

metta

sabar ya bro.... justru ini yang sedang coba saya lakukan sekarang. Bro Gandalf membuka kemungkinan ini dan saya saat ini sedang membuka berbagai literatur yang mencoba menggali konsep Sambhogakaya dalam sutta pali. Meski saya yakin hasilnya tidak akan semencolok seperti yang anda tuntutkan seperti meinta kata "sambhogakaya" ada langsung di dalamnya. Namun, kalau digali dengan hati-hati saya duga mungkin saja akan menemukan deskripsi, kejadian atau kondisi yang secara tidak langsung menunjuk ke sana. Jadi sabar saja ya...  ;) walaupun, tentu saya tidak menutup kemungkinan justru menemukan bukti-bukti yang berbicara sebaliknya.

Namun, minimal saat ini saya hanya berharap teman-teman Theravadin bersikap netral terhadap kisah yang dituturkan oleh Ajah Maha Boowa tersebut tentang pengalaman Ajahn Mun, tidak langsung bersikap antipati (menolak) hanya semata-mata dianggap tidak sesuai dengan konstruksi pengetahuan yang dimiliki teman-teman. Tidak lebih dari itu, saya hanya mengharapkan suatu sikap netral dan tidak keburu menolaknya sampe bukti-bukti baru berhasil digali... Bukankah ini justru sikap netral dan objektif yang selama ini teman-teman puji? Okey?


dear bro,

jika memang anda dalam proses pencarian, hendaknya jgnlah membuat pernyataan "belum menemukan ketidak selarasan dengan sutta pali"
dengan menyatakan "belum menemukan ketidak selarasan dengan sutta pali" justru menandakan bhw anda sudah melihat adanya keselarasan dgn sutta pali

itulah yg justru dipertanyakan oleh rekan2 lainnya spt bro fabian, upasaka, dsbnya krn sejauh yg kami tahu, justru "tidak ada keselarasan dengan sutta pali"

mengingat ini ada di thread theravada,  saya rasa bukan saatnya utk blg "netral" karena memang yg diacu adl jelas yaitu Tipitaka, yg di dlmnya termasuk sutta pali seperti yg anda sebut2

buddhism mengajar utk jujur melihat apa yg ada di batin anda, nah semoga hal itu bisa kita terapkan bersama

semoga bermanfaat

metta

Offline markosprawira

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.449
  • Reputasi: 155
Re: Sambhogakaya dalam Tradisi Theravada
« Reply #95 on: 18 May 2009, 05:15:28 PM »
Ada gak perumpamaan atau uraian di Sutta Pali mengenai Tiga Tubuh Buddha? Kalau Anda sudah menemukannya, baru saya bilang : "Konsep Tiga Tubuh Buddha memiliki korelasi dengan Sutta Pali". :)

Memangnya ada juga perumpamaan atau uraian di Sutta Pali mengenai adanya wujud (baca : Samboghakaya) setelah Parinibbana? Kalau Anda sudah menemukannya, baru saya bilang : "Konsep Samboghakaya jelas sekali kongruen dengan Sutta Pali." ;D

OK. Saya kasih batas waktu buat Anda sampai 100.000 kappa lagi.

:)) :)) :)) :)) saya tidak habis pikir masalahya menjadi hanya ada atau tidak ada di buku, sesempit itu :)) :)) :))
Mengapa hanya untuk persoalan seperti ini teman-teman menjadi sangat gigih dengan hal ini? Padahal untuk banyak temuan dalam sains yang memang tidak ada secara pasti disebutkan dalam sutta pali Umat Theravada bisa menerimanya sebagai benar jika tidak bertentangan? Dalam sutta pali pun sama sekali tidak disebutkan tentang "logika aristotelian" sebagaimana yang anda anut sebagai kebenaran logis, namun anda malah menggunakannya sebaga alat saring utama untuk memeriksa semua kebenaran. Sedangkan untuk Konsep Sambhogakaya yang sudah begitu  dekat  dengan Ajaran Buddhis sendiri begitu sulitnya menerima kenyataan bahwa tidak ada pertentangan? Padahal dalam Theravada pun dikenal tentang Nirmanakaya dan Dharmakaya yang sangat dekat sekali dengan konsep Sambhogakaya?

saya jadi bertanya2, mungkin benar juga mungkin salah, apakah karena antipati yang sedemikian besarnya pada Mahayana yang membuat masalah ini menjadi begitu kontroversial  :-?



Tolong jgn dipelintir bhw ini sebagai antipati thd Mahayana..... tidak ada antipati apapun, selain upaya utk mengklarifikasi pernyataan anda

Dan kembali pada pernyataan anda "belum melihat ketidaksesuaian dengan sutta pali"...... ini menandakan anda sudah melihat kesesuaian pada sutta pali
tapi anda menyebut "sedang mencari kesesuaian dalam sutta pali"

nah ucapan mana yg sekiranya perlu dipegang?

jadi tolong jgn dipelintir ke anti mahayana, aristotelian dsbnya tapi mana ucapan anda yg harus dan dapat dipegang

semoga kali ini bs dijawab dengan langsung dan lugas

metta

Offline sobat-dharma

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.286
  • Reputasi: 45
  • Gender: Male
  • sharing, caring, offering
Re: Sambhogakaya dalam Tradisi Theravada
« Reply #96 on: 18 May 2009, 05:21:02 PM »

Tolong jgn dipelintir bhw ini sebagai antipati thd Mahayana..... tidak ada antipati apapun, selain upaya utk mengklarifikasi pernyataan anda

Dan kembali pada pernyataan anda "belum melihat ketidaksesuaian dengan sutta pali"...... ini menandakan anda sudah melihat kesesuaian pada sutta pali tapi anda menyebut "sedang mencari kesesuaian dalam sutta pali"

nah ucapan mana yg sekiranya perlu dipegang?

jadi tolong jgn dipelintir ke anti mahayana, aristotelian dsbnya tapi mana ucapan anda yg harus dan dapat dipegang

semoga kali ini bs dijawab dengan langsung dan lugas

metta

Ini hipotesis namanya bro. Ada asumsi, tapi perlu pembuktian.
Mereka yang melihat-Ku dari wujud dan mengikuti-Ku dari suara terlibat dalam upaya salah. Mereka takkan melihat Aku. Dari Dharma-lah mestinya ia melihat Para Buddha. Dari Dharmakaya datang tuntunan baginya. Namun hakikat sejati Dharma tak terlihat dan tiada seorangpun bisa menyadarinya sebagai obyek

Offline sobat-dharma

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.286
  • Reputasi: 45
  • Gender: Male
  • sharing, caring, offering
Re: Sambhogakaya dalam Tradisi Theravada
« Reply #97 on: 18 May 2009, 05:25:12 PM »
dear bro,

jika memang anda dalam proses pencarian, hendaknya jgnlah membuat pernyataan "belum menemukan ketidak selarasan dengan sutta pali"
dengan menyatakan "belum menemukan ketidak selarasan dengan sutta pali" justru menandakan bhw anda sudah melihat adanya keselarasan dgn sutta pali

itulah yg justru dipertanyakan oleh rekan2 lainnya spt bro fabian, upasaka, dsbnya krn sejauh yg kami tahu, justru "tidak ada keselarasan dengan sutta pali"

mengingat ini ada di thread theravada,  saya rasa bukan saatnya utk blg "netral" karena memang yg diacu adl jelas yaitu Tipitaka, yg di dlmnya termasuk sutta pali seperti yg anda sebut2

buddhism mengajar utk jujur melihat apa yg ada di batin anda, nah semoga hal itu bisa kita terapkan bersama

semoga bermanfaat

metta

Koreksi bro:
yang saya maksudkan "belum menemukan keselarasan", karena itu saya belum menutup peluang "menemukan ketidakselarasan," walaupun untuk saat ini kalau pertentangan ya rasanya tidak ada, selama yang saya tahu. Saya hanya berusaha untuk bersikap netral di sini. Adil kan?
Mereka yang melihat-Ku dari wujud dan mengikuti-Ku dari suara terlibat dalam upaya salah. Mereka takkan melihat Aku. Dari Dharma-lah mestinya ia melihat Para Buddha. Dari Dharmakaya datang tuntunan baginya. Namun hakikat sejati Dharma tak terlihat dan tiada seorangpun bisa menyadarinya sebagai obyek

Offline Kelana

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.225
  • Reputasi: 142
Re: Sambhogakaya dalam Tradisi Theravada
« Reply #98 on: 18 May 2009, 06:02:09 PM »
Ok.
Pertama, thanks kepada Sdr. Bond dan  Gachapin karena sudah menunjukkan letak dari kutipan yang ditulis Sdr. Gandalf. Dan rekan lainnya yang ikut memastikan. Dan memang terdapat kutipan seperti itu.

Kedua. Setelah saya cermati dari awal, saya berpendapat bahwa topik ini ada 2 isu yaitu masalah Sambhogakaya dan masalah Munculnya Buddha yang telah Parinibbana. Setahu saya dari apa yang saya baca dalam literatur Mahayana, Sambhogakaya atau tubuh cahaya adalah tubuh ketika Sang Buddha mengajar para dewa ketika Ia masih hidup. Dan ketika parinirvana, tubuh cahaya ini sudah tidak ada lagi, yang tinggal adalah Dharmakaya (tubuh Dharma).

Menurut saya, sepertinya Sdr. Gandalf kurang tepat membicarakan Sambhogakaya dengan mengambil literatur/biografi yang membahas, menekankan pada munculnya Buddha yang telah Parinibbana yang seharusnya hanya tingggal Dharmakaya-Nya. Seharusnya biografi tersebut dihubungkan dengan Dharmakaya bukan Sambhogakaya.

Selain itu, topik ini sebenarnya tidak lain merupakan usaha pencarian pembandingan antara konsep Sambhogakaya dan Buddha yang sudah Parinibbana bisa muncul lagi ala Mahayana dengan konsep di Theravada. Pertanyaannya adalah: Jika konsep Mahayana ini berasal dari SUTRA, pantaskah, berimbangkah diperbandingkan dengan sebuah BIOGRAFI yang bahkan sifatnya kontroversi seperti Biografi Acariya Mun karya Acariya Maha Boowa? Jelas TIDAK, kecuali kita menganggap Sutra Mahayana itu adalah karya sekelas sebuah biografi yang kontroversi.

Lalu bagaimana? Jelas sumber pembanding haruslah yang juga sekelas dengan Sutra, dan yang tidak kontroversi serta diakui secara keseluruhan, yang tidak lain adalah SUTTA.

Contoh membandingan dengan antara SUTRA dengan SUTTA, misalnya apakah ajaran Sunyata yang populer dalam Sutra-Sutra Mahayana ada juga dalam Theravada? Ternyata ada dalam Sutta. Inilah yang disebut membandingkan dengan sumber yang sekelas dan berimbang.

Jadi kita tunggu sumber yang valid dari TS dan rekan-rekannya.

Demikian.
GKBU
 
_/\_ suvatthi hotu


- finire -

Offline GandalfTheElder

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.480
  • Reputasi: 75
  • Gender: Male
  • Exactly who we are is just enough (C. Underwood)
Re: Sambhogakaya dalam Tradisi Theravada
« Reply #99 on: 21 May 2009, 02:49:37 PM »
Saya memang ngambil dari biografi, memang keliru? Apa memang perbandingan harus melalui sutta2 aja?

Saya tidak pernah menarik kesimpulan kalau memang dikenal Sambhogakaya dalam tradisi Theravada. Di dalam Theravada memang tidak dikenal adanya Sambhogakaya. Ini sudah saya tekankan di postingan kedua malah.

Nimitta-Buddha versi Theravada di sini memang ada kemiripan dengan Sambhogakaya. Tapi sebenarnya adalah dua perwujudan yang berbeda. Maka seperti yang anda bilang, nimitta Buddha akan lenyap setelah Buddha Parinirvana. Namun tidak demikian dengan Sambhogakaya dalam Mahayana.

Dan apa yang dialami Acariya Mun ini tampaknya adalah fenomena yang menarik, karena nimitta yang dimaksud beliau ada lebih mirip sama Sambhogakaya dalam Mahayana dan malah agak berbeda dengan pengertian nimitta Buddha di Kanon Pali.

Apalagi dialami oleh seorang bhikkhu Theravada yang bahkan setahu saya merupakan sesepuh banyak bhikkhu Theravada di Indo, termasuk di kalangan STI. Bahkan foto Acariya Mun juga ada di buku Melangkah di Keheningan karya Bhante Uttamo. Maka dari itu saya angkat jadi topik diskusi.

Sehingga saya nulis di awal postingan:

"Tapi sebenarnya apakah yang dialami Acariya Mun Bhuridatta itu Sambhogakaya?"

Menarik sekali kalau melihat bahwa bhikkhu senior Theravada memang ternyata melihat Sambhogakaya para Buddha. Sama seperti mengetahui kalau Ajahn Brahm yang populer itu dan bhikkhu2 tradisi hutan silsilah Ajahn Chah ternyata juga meyakini adanya antara-bhava (Bardo). Tapi ini mesti membutuhkan pembahasan lebih lanjut.

 _/\_
The Siddha Wanderer
Theravada is my root. This is the body of my practice.... It [Tibetan Buddhism]has given me my Compassion practice. Vajrayana is my thunder, my power. This is the heart of my practice..True wisdom is simple and full of lightness and humor. Zen is my no-self (??). This is the soul of my practice.

Offline Kelana

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.225
  • Reputasi: 142
Re: Sambhogakaya dalam Tradisi Theravada
« Reply #100 on: 21 May 2009, 07:13:21 PM »

Saya memang ngambil dari biografi, memang keliru? Apa memang perbandingan harus melalui sutta2 aja?

Seperti yang telah saya sampaikan bahwa menggunakan biografi yang kontroversi adalah kurang tepat, tidak mewakili tradisi Theravada secara keseluruhan. Sebagai pertimbangan mungkin ok-ok saja.

Quote
Saya tidak pernah menarik kesimpulan kalau memang dikenal Sambhogakaya dalam tradisi Theravada. Di dalam Theravada memang tidak dikenal adanya Sambhogakaya. Ini sudah saya tekankan di postingan kedua malah.

Dalam isi tulisan anda mungkin tidak, tapi dari JUDUL topik ini, mungkin anda secara tidak sadar, telah menyimpulkan. Judul topik: Sambhogakaya dalam Tradisi Theravada. Bagi saya ini adalah kalimat berita, memberitahukan.

Dan seperti yang saya telah sampaikan, topik ini sebenarnya tidak lain merupakan usaha pencarian pembandingan antara konsep Sambhogakaya dan Buddha yang sudah Parinibbana bisa muncul lagi ala Mahayana dengan konsep di Theravada.

Quote
Nimitta-Buddha versi Theravada di sini memang ada kemiripan dengan Sambhogakaya. Tapi sebenarnya adalah dua perwujudan yang berbeda. Maka seperti yang anda bilang, nimitta Buddha akan lenyap setelah Buddha Parinirvana. Namun tidak demikian dengan Sambhogakaya dalam Mahayana.

Seharusnya, menurut saya, judul topik adalah Perbandingan Nimitta dengan Sambhogakaya. Ini yang pertama.
Kedua, saya baru tahu bahwa Sambhogakaya dalam Mahayana tidak padam setelah Parinirvana. Entah saya terlalu banyak baca perbandingan sehingga tercampur atau apa, menurut saya Sambhogakaya dalam Mahayana juga padam, yang tinggal adalah Dharmakaya. Atau mungkin di topik lain (atau di sini juga boleh) anda bisa memberikan saya referensi (sutra lebih ok) mengenai hal ini agar tidak ada kesalahanpahaman. (referensi sutra saya lemah, jadi saya berdasarkan buku lain)

Quote
Dan apa yang dialami Acariya Mun ini tampaknya adalah fenomena yang menarik, karena nimitta yang dimaksud beliau ada lebih mirip sama Sambhogakaya dalam Mahayana dan malah agak berbeda dengan pengertian nimitta Buddha di Kanon Pali.

Apalagi dialami oleh seorang bhikkhu Theravada yang bahkan setahu saya merupakan sesepuh banyak bhikkhu Theravada di Indo, termasuk di kalangan STI. Bahkan foto Acariya Mun juga ada di buku Melangkah di Keheningan karya Bhante Uttamo. Maka dari itu saya angkat jadi topik diskusi.

Sehingga saya nulis di awal postingan:

"Tapi sebenarnya apakah yang dialami Acariya Mun Bhuridatta itu Sambhogakaya?"

Menarik sekali kalau melihat bahwa bhikkhu senior Theravada memang ternyata melihat Sambhogakaya para Buddha. Sama seperti mengetahui kalau Ajahn Brahm yang populer itu dan bhikkhu2 tradisi hutan silsilah Ajahn Chah ternyata juga meyakini adanya antara-bhava (Bardo). Tapi ini mesti membutuhkan pembahasan lebih lanjut.

Masih kontroversi. Ada yang bilang ini, itu, dll, lalu mana yang benar?
Menggunakan rujukan yang kontroversi maka akan menghasilkan jawaban diskusi yang tidak pasti juga, bisa ya bisa tidak.

Demikian.
GKBU
 
_/\_ suvatthi hotu


- finire -

Offline fabian c

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.095
  • Reputasi: 128
  • Gender: Male
  • 2 akibat pandangan salah: neraka atau rahim hewan
Re: Sambhogakaya dalam Tradisi Theravada
« Reply #101 on: 21 May 2009, 09:31:41 PM »
Saya memang ngambil dari biografi, memang keliru? Apa memang perbandingan harus melalui sutta2 aja?

Saya tidak pernah menarik kesimpulan kalau memang dikenal Sambhogakaya dalam tradisi Theravada. Di dalam Theravada memang tidak dikenal adanya Sambhogakaya. Ini sudah saya tekankan di postingan kedua malah.

Nimitta-Buddha versi Theravada di sini memang ada kemiripan dengan Sambhogakaya. Tapi sebenarnya adalah dua perwujudan yang berbeda. Maka seperti yang anda bilang, nimitta Buddha akan lenyap setelah Buddha Parinirvana. Namun tidak demikian dengan Sambhogakaya dalam Mahayana.

Dan apa yang dialami Acariya Mun ini tampaknya adalah fenomena yang menarik, karena nimitta yang dimaksud beliau ada lebih mirip sama Sambhogakaya dalam Mahayana dan malah agak berbeda dengan pengertian nimitta Buddha di Kanon Pali.

Apalagi dialami oleh seorang bhikkhu Theravada yang bahkan setahu saya merupakan sesepuh banyak bhikkhu Theravada di Indo, termasuk di kalangan STI. Bahkan foto Acariya Mun juga ada di buku Melangkah di Keheningan karya Bhante Uttamo. Maka dari itu saya angkat jadi topik diskusi.

Sehingga saya nulis di awal postingan:

"Tapi sebenarnya apakah yang dialami Acariya Mun Bhuridatta itu Sambhogakaya?"

Menarik sekali kalau melihat bahwa bhikkhu senior Theravada memang ternyata melihat Sambhogakaya para Buddha. Sama seperti mengetahui kalau Ajahn Brahm yang populer itu dan bhikkhu2 tradisi hutan silsilah Ajahn Chah ternyata juga meyakini adanya antara-bhava (Bardo). Tapi ini mesti membutuhkan pembahasan lebih lanjut.

 _/\_
The Siddha Wanderer

Saudara Gandalf yang baik,

Kontroversinya bukan terletak pada Achaan Mun tetapi kontroversinya adalah pada yang menulis buku biography beliau.

Dalam Tipitaka dikatakan bila pernyataan seorang bhikkhu bertentangan dengan Dhamma dan Vinaya maka dianggap bhikkhu tersebut misrepresentatif (salah mengartikan) ajaran Sang Buddha.

Semoga dapat dimengerti

Sukhi hotu
Tiga hal ini, O para bhikkhu dilakukan secara rahasia, bukan secara terbuka.
Bercinta dengan wanita, mantra para Brahmana dan pandangan salah.

Tiga hal ini, O para Bhikkhu, bersinar secara terbuka, bukan secara rahasia.
Lingkaran rembulan, lingkaran matahari serta Dhamma dan Vinaya Sang Tathagata

Offline GandalfTheElder

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.480
  • Reputasi: 75
  • Gender: Male
  • Exactly who we are is just enough (C. Underwood)
Re: Sambhogakaya dalam Tradisi Theravada
« Reply #102 on: 21 May 2009, 09:51:05 PM »
Saya gunakan judul seperti untuk membahas mengenai Sambhogakaya dan Theravada. Bukan berita ataupun pertanyaan, namun sebuah fenomena yang perlu pembahasan. Moga2 masalah judul ini tidak berkepanjangan.

Yang menulis biografinya memang kontroversial, tapi bagaimanapun beliau adalah bhikkhu Theravada. Maka ya tentu dapat menjadi materi pembahasan topik ini. Saya tidak pernah mengatakan bahwa pandangannya mewakili Theravada secara keseluruhan. Dari awal saya gunakan itu memang sebagai pertimbangan. Semoga ini dapat mejelaskan maksud saya.

 _/\_
The Siddha Wanderer
Theravada is my root. This is the body of my practice.... It [Tibetan Buddhism]has given me my Compassion practice. Vajrayana is my thunder, my power. This is the heart of my practice..True wisdom is simple and full of lightness and humor. Zen is my no-self (??). This is the soul of my practice.

Offline Kelana

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.225
  • Reputasi: 142
Re: Sambhogakaya dalam Tradisi Theravada
« Reply #103 on: 22 May 2009, 07:28:58 PM »
Saya gunakan judul seperti untuk membahas mengenai Sambhogakaya dan Theravada. Bukan berita ataupun pertanyaan, namun sebuah fenomena yang perlu pembahasan. Moga2 masalah judul ini tidak berkepanjangan.

Yang menulis biografinya memang kontroversial, tapi bagaimanapun beliau adalah bhikkhu Theravada. Maka ya tentu dapat menjadi materi pembahasan topik ini. Saya tidak pernah mengatakan bahwa pandangannya mewakili Theravada secara keseluruhan. Dari awal saya gunakan itu memang sebagai pertimbangan. Semoga ini dapat mejelaskan maksud saya.

 _/\_
The Siddha Wanderer

Ok, jika demikian saya rasa dengan penjelasan dari Sdr. Fabian yang telah menanggapi mengenai pribadi seorang bhikkhu , menurut saya diskusi ini selesai.

Demikian.
GKBU
 
_/\_ suvatthi hotu


- finire -

Offline Xan To

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 481
  • Reputasi: 16
  • Gender: Male
Re: Sambhogakaya dalam Tradisi Theravada
« Reply #104 on: 14 August 2009, 04:10:09 AM »
Ehm kalo berdasarkan kutipan ayat diatas, kayaknya yang dimaksud adalah Tubuh Nirmanakaya-nya deh....kalo Tubuh Nirmanakaya ya emang gak mungkin lagi bisa dilihat oleh dewa/manusia....

Yang kedua, mungkin saja Tubuh Sambhogakaya memang ada, alasannya :
 1. Dulu pernah baca, katanya ketika Masa Dhamma berakhir...semua relik Sang Buddha akan berkumpul kembali membentuk tubuh Sang Buddha secara utuh [dan beberapa hari mengajarkan Dhamma namun tidak satupun manusia yang tahu] dan kemudian menghilang. Yang menjadi pertanyaan saya sih, kok bisa ya begitu, jika seandainya Sang Buddha telah mencapai anupadisesa-nibbana???
Ini sumbernya dari mana? Bacaan Theravada atau lainnya?
Menurut saya sih, seandainya pun benar relik-relik itu berkumpul dan muncul Buddha (mungkin seperti kisah Dragon Ball), Buddha tidak akan mengajar jika tidak ada mahluk yang bisa mengambil manfaat dari ajaran Buddha.

Di samping itu, Buddha tidak pernah cerita relik-relik Buddha sebelumnya bisa berkumpul dan invoke/summon Buddha tersebut. Yang ada, Buddha selalu menceritakan kejayaan Buddha masa lampau, dan menceritakan menurun dan "hancurnya" Sangha Buddha yang jaya tersebut di kemudian hari, sehingga membuat para murid selalu menyadari hukum perubahan.

Seperti yang saya janjikan, berikut kisahnya ini saya dapat dari blognya Ratna Kumara tapi isinya seperti buku yang pernah saya baca :

“ Kemudian ketika Ajaran Buddha telah berumur lima-ribu (5.000) tahun, Relik-relik Buddha, yang tidak lagi dihormati dan dipuja, akan pergi ke tempat-tempat dimana masih ada penghormatan dan pemujaan. Seiring berjalannya waktu, di semua tempat tidak lagi ditemukan adanya penghormatan dan pemujaan terhadap Relik [Sang-Buddha]. Pada masa itu, ketika Ajaran berangsur terlupakan, semua Relik datang dari berbagai tempat, dari kediaman naga dan alam dewa serta alam Brahma, berkumpul di sekitar pohon Boddhi di Buddha Gaya di mana Sang Buddha mencapai Pencerahan-Sempurna, dan melakukan keajaiban seperti “Keajaiban-Kembar”, kemudian akan mengajarkan Dhamma. Tidak akan ditemukan manusia di tempat itu. Semua dewa dari sepuluh-ribu ( 10.000 ) sistem dunia berkumpul bersama untuk mendengarkan Dhamma dan ribuan jumlah dari mereka akan merealisasikan Ajaran. Mereka akan menangis keras dan berkata, “ Wahai para Dewa, satu minggu dari hari ini Pemilik sepuluh (10) Kekuatan Tathagata akan memasuki Parinibbana.” Dengan terisak mereka berkata: “Mulai saat itu, kita semua berada dalam kegelapan.” Kemudian Relik akan memanas dan terbakar habis tanpa sisa.

Inilah Sariputta, yang dimaksud lenyapnya Relik. “





 

anything