[at] bro gunawan and markosprawira and kelana
sebenarnya saya sudah tulis diatas, saya tulis lagi ya... isinya sama-sama juga.
kehendak diri sendiri hanya menghasilkan - hukum karma/ tabur tuai
bersifat kedagingan (anicca dukkha anatta), (kebijaksanaanya) hanya mengandung lobbha dosa dan moha menghasilkan kehancuran/kebinasaan/ketidak-kekalan pada akhirnya
terus berputar-putar di seberang sini
Petunjuk sudah diberikan oleh sang guru, apakah keBuddhaan dapat dimunculkan oleh kehendak kekuatan manusia atau malah sebaliknya hanya perlu penundukan diri (penanggalan atta diri yang dianggap aku sejati) dan selaras dengan sifat dan kondisi yang memang sudah dari sononya tidak dapat disangkali bahkan diubahkan (tak dimunculkan atau dimusnahkan) oleh kehendak/keinginan semua makhluk/duniawi.
kepada apa? rahasianya udana VIII.3. Apakah siddharta bisa mencapai keBuddhaan bila tidak menyadari rahasia udanna VIII.3 ini? klo belum menyadari itu berarti jalan dunia sebatas hukum karma/tabur tuai.
saya gak menjawab pertanyaan bro gunawan secara langsung karena sudah adanya doktrin pengajaran filosofis yang salah yang digengam umat secara umum tentang hal ini sehingga akibatnya saya mempertanyakan 'siapakah yang sudah sesungguhnya tercerahkan mendapat pengetahuan sejati/keMutlakan?', tetapi saya memberikan penjelasan untuk direnungkan pada kalimat yang saya merahi seperti kutipan yang ditanyakan. sebab umat/murid kenyataannya dibilang mengikuti/memiliki pengetahuan pengajaran guru Buddha tetapi sebaliknya berjalan atau bertindak/melakukan hal berlawanan dengan intisari/makna/maksud pengajaran guru Buddha (tidak dapat menyelami makna kebenaran pengalaman pribadi guru Buddha), sehingga akibatnya terus berputar-putar di seberang sini, sebab semua usaha/kehendak/rancangan kekuatan makhluk/manusia/duniawi hanya menghasilkan bila yang satu menjadi sebab, maka yang lain akan menjadi akibat (sementara atau diistilahkan kekhayalan oleh guru Buddha), gak lebih dari itu dalam tataran hukum karma/hukum tabur tuai saja, bukan pembebasan sejati/menuju kekekalan.
semoga terbebas dari filosofis doktrin ketidak-mengertian (sebab dari pandangan keattan makhluk) dan dapat menangkap makna kebenaran guru Buddha, dan mengalami kebebasan dari segala ciri atta/duniawi