//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: SURAT DARI DIA  (Read 42870 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline Johsun

  • Sebelumnya Jhonson
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.503
  • Reputasi: -3
  • Gender: Male
  • ??
SURAT DARI DIA
« on: 01 July 2008, 11:45:56 PM »
Surat dari DIA

Diterjemahkan oleh: GIRIPUTRA


Sepucuk surat keluarga ditulis oleh DIA

Diedarkan untuk dimaklumi anak-anakKu,
Bencana didunia sampai juga padamu,
Perang berkecamuk, wabah diambang pintu,
Sadarlah kembali lekas membina Ketuhanan melulu,

Agar diperkenankan sari naga menjumpai IBU.

Pada bulan satu, musim semi tahun baru,
Ibu menangis air-mata bercucuran membasahi baju,
Karena anak kalian tersesat dan terbelenggu,
Carilah jalan keluar untuk menjumpai IBU,
Maka surat ini Ku sampaikan kepadamu, setelah membaca semoga tergugah hatimu.
Cara membina diri harus digembleng sungguh-sungguh,
Ucapan suci perlu diingat demi manunggal satu (esa ),
Pernafasan harmonis diatur sebagai dahulu,
Peliharalah setitik asal Yang Maha Satu, inilah jalan Terang untuk kembali ke asalmu,

Bila tidak dibina sulit untuk menjumpai IBU,
Bila tidak dibina sulit untuk menjumpai IBU,

Pada Bulan Dua diangkatnya kepala Naga, kedua pipi Ibu terbasah karena airmata, sepucuk surat pagi-pagi dikirimkannya, jangan kamu terpikat oleh anggur benda dan harta,
Bila tidak segera mencari jalan kesadaran nan nyata,
Binasa dalam bencana akan sesalkan siapa? Jalan Ketuhanan telah terbentang dimana-mana,

Menggembleng Ketuhanan ternyata ada didunia, inilah jalan wajar untuk kembali ke asal mula, selangkah demi selangkah menuju ke Nirwana.

Tekun membina tentu tercapai tujuan anda, IBU menampak anak kalian merasa legalah hatinya,

IBU menampak anak kalian merasa legalah hatinya.

Pada Bulan Tiga Bulan Tiga tanggal Tiga,
Dipesta Buah Persik menjamu para dewi dewa,
IBU menampak anak-anak banyak tersesat didunia,
Oleh karenanya surat ini diedarkan kesana,
Sukar kembali karena selalu merindukan dunia,

Terkenang akan anak-anaknya IBU ajarkan ucapan Dharma.

Ketuhanan Yang Benar Yang Agung Bahtera Dharma,

Bukan bagi yang tipis melainkan menyeberangkan yang berbakat,
Siapa yang insyaf lekaslah naik segera berangkat,
Setelah makan pil pada IBU kamu datang bersua,
Pil termaksud sebenarnya dimiliki siapapun jua,
IBU mengajarkan Dharma untuk menggembleng menempa,
Menggembleng Rohani sampai cemerlang dan sempurna,

Dengan cara demikian Hatiku merasa gembira
Dengan cara demikian Hatiku merasa gembira.

Pada Bulan Empat Musim Panas telah tiba,
LaoMu menangisi anak-anaknya bercucuran airmata,
Mengenang anak-anaknya masih juga didunia fana.
Roh mereka akan jatuh kemana?
Surat ini setelah selesai ditulisnya,
Tridharma telah membantu IBU mengajarkannya,
Dengan terang-terangan diturunkan Jalan Utama,
Berapakah yang bertekad menggembleng MANDALA?
Wahai anak-anakKu yang beriman lekaslah, sadar.
Membina jalan pulang sesuai dengan garis benar,
Berlutut tiga kali dan sembilan kali menyembah,
Melihat anak kembali kegembiraan IBU berlimpah-limpah.
Pada bulan lima Hari Twan Yang,
IBU mengenang kalian airmataNya berlinang-linang,
Anak-anak kalian terperosok dalam lumpur penderitaan,
Tidak mau sadar untuk naik Perahu Seberangan,
Sepucuk surat terlebih dulu sudah IBU kirimkan,
Mengapa tak tampak jua anak-anakKu pulang?
Jalan Ketuhanan Kapal Dharma pun datang, karena berpandangan sempit dan sesat segan kedepan,
Rakus makanan penyembelihan tak sudi berpantang,
Hingga menumpuk dendam dosanya tak pernah berkurang,
Binasa dalam peperangan sungguh ngeri dan menakutkan,
Bencana wabah, banjir dan api lebih kejam dan suram,
Terkenang anak kalian yang menghadapi kehancuran,
Mengajar dan mendidik umatNya dengan jalan Ketuhanan,
Menempuh jalan Benar tergantung pada Jalan Ketuhanan,
Jalan kembali ketempat asal kini diajarkan,
Tubuh jasmani digembleng menjadi badan intan berlian,
Menempa alam duniawi guna kembali ke alam permulaan,
Menempa alam duniawi guna kembali ke alam permulaan.

Pada bulan Enam Tak tertahan panasnya, IBU mengenang kalian menangis seolah-olah putus jantungnya,
Anak yang bodoh kehilangan hati ketuhanannya,
Tidak insyaf pulang untuk berbakti pada Ibunya,
Cenderung akan cinta kasih harta dan tenar namanya,
Memeras otak membanting tulang sibuk terus tak henti-hentinya,
Dalam perjalanan ke akhirat tak mengenal tua atau muda,
Siksaan di Neraka sungguh sukar dapat ditahannya,
Jalan Ketuhanan Menyadarkan mereka dari impiannya,
Demi pendidikan dimana-mana didirikan Vihara,
Hai, anak-anakKu yang berhasrat, lekaslah kesana,
Bila garis suci itu putus memanggil IBU pun sia-sia,
Cepat menjumpakan negatif dan positif disana,
Mukjijad disaat tenang berbau harumnya teratai,
Mukjijad disaat tenang berbau harumnya teratai.

Pada Bulan Tujuh tanggal Tujuh, terkenang akan anak-anakNya IBU menangis tersedu-sedu,

Tersesat entah kemana perginya mereka itu,
IBU mengirim surat apakah kamu tahu? Memberi nasihat Suci melintaskan yang sesat dan dungu,

Bahwasanya Jalan Prikebenaran hanya SATU, Siapa yang insyaf menggembleng batin dengan ketenangan hati,
Positif dan Negatif digembleng menjadi butiran pil murni,
Pahala bulat buahnya sempurna surat panggilan tiba,
Tuhan menganugerahi pangkat sejajar dengan Buddha,
Tuhan menganugerahi pangkat sejajar dengan Buddha.
Pada Bulan Delapan Pertengahan Musim Tjhiu,
Ibu terkenang akan anak-anakNya menangis dengan hati pilu,
Menghela nafas karena menemui bencana, dari semua penjuru,
Karena kamu membuang yang benar tapi mengikuti yang palsu,
Surat IBU berturut-turut telah dikirimkan padamu,
Maksud IBU tak dihiraukan surat dibuang seperti angin lalu,
Kamu menemui bencana selalu terbayang dihatiKu,
Nasihat baik rasanya pahit perhatikanlah selalu,
Menggunakan Pena Suci Menulis didulang pasir,
Ikatlah hubungan kedewaan demikan saya berseru,
Wahai anak-anakKu yang berhasrat tampillah dan maju,
Bila pahalamu bulat tentu dapat bersua dihadapan IBU,
Bila pahalamu bulat tentu dapat bersua dihadapan IBU.

Pada Bulan Sembilan tanggal sembilan, IBU menangisi kalian airmata menetes tak tertahan,

Mereka tolol kehilangan pokok Jalan Landasan,
Lupa akan pokok mengingkari Jalan Kebuddhaan,
Sepucuk Surat tidak cukup untuk menyadarkan,
Berjuta-juta tahun terperosok didalam lumpur penderitaan,
Mendirikan Jalan Ketuhanan Mengendarai Perahu Kesayangan,
Untuk melintaskan yang berbakat ceramah dan nasihat diberikan,
Tujuan satu-satunya semoga anak-anak terlepas dari kungkungan,
Jangan sia-siakan harapan IBU yang budiman,
Karena kamu airmataKu mengalir tak tertahan,
Maksud keinginan IBU disampaikan melalui piringan,
Maksud keinginan IBU disampaikan melalui piringan.

Pada Bulan Sepuluh Musim dingin telah tiba, Ibu menangisi anak-anakNya air keluar dari kedua mata,
Menganis karena mereka tak pernah berprihatin dan insyaf,
Hingga menimbulkan rohnya sendiri terjebak, Surat mana belum pernah dipahami isi dan makna,
Menghamburkan semangat membuang pikiran dan tenaga,
Tiga kasiat dihamburkan akhirnya masuk Neraka,
Pulang pergi ditumimbal lahir terus menderita,
Menegakkan Jalan Ketuhanan Menggugah massa,
Lekas mendarat ke Tepi Sana menggembleng air rasa,
Mengambil dan mengolah diperapian bunga sari tiga,
Subur merasakan minuman dewa diatas lidah,
Perhubungan positif dan negatif menimbulkan badan aslinya,
Kandungan suci sepuluh bulan langsung naik ke alam sempurna,
Wahai anak-anakKu lekaslah sadar menempuh Jalan Utama,
Kesempatan ini bila disia-siakan akan menemui bencana,
Kesempatan ini bila disia-siakan akan menemui bencana.

Bulan Sebelas permulaan musim salju,
Karena anak-anakNy, IBU menangis tersedu-sedu,
Diantara anak-anak itu siapa yang tahu?
Sehingga budi IBU dibuangnya seluruh, Betapa banyak surat yang Kukirimkan padamu,
Mengapa dibuangnya seperti sampah angin lalu,
Roh asalmu Terhalang terganggu,
Rela menerima hukuman dan belenggu, wahai anak-anakKu yang berbakat lekas mendarat ketepi situ,
Bila bencana tiba ingin membina pun tidak keburu,
Dalam kesibukan mencari peluang melatih diri sungguh-sungguh,
IBU gembira melihat keluhuran budi pekertimu,
IBU gembira melihat keluhuran budi pekertimu.

Dua belas Bulan Tepat setahunlah sudah, IBU mengharapkan kalian dengan perasaan duka,
Putera maupun puteri semua telah kabur hatinya,

Sejak berpisah tidak sudi kembali, mengapa?
Karena mengenang dikau surat Kutulisnya, wahai anak-anakKu mengapa kamu melupakan Bunda?

Melulu merindui warna-warninya dunia fana, segan melepaskan kasih sayang badan terikat dosa,

Bencana tiba sungguh kejam merana,
Penderitaan besar ludaslah manusia semuanya,
Harta benda ludas kasih sayang pun musnah,
Jatuh di Neraka sukar untuk ditolongnya,

Kesemuanya karena kamu tidak berbakti pada Bunda,
Surat dari IBU diabaikan begitu saja, Makin dipikir hati IBU tambah gelisah, Surat kurobek tak lagi melintaskan jelata, Hentikan penyeberangan Kapal telah berlayar, saat mana ingin membina terasa sangat sukar, Bencana peperangan Wabah penyakit menjalar, Terjadi banjir dan juga ganasnya api membakar,
Timbul angin puyuh Matahari suram, langit runtuh bumi ambles manusia terpendam.
Sejak semula menyelamatkanmu sayang tidak sepaham,
Cobalah kamu pikir bukankah kasihan? Mereka yang membina diri telah naik kayangan,
Dengan riang gembira telah menjadi Buddha budiman,
Tanpa kecuali tua muda lelaki maupun perempuan,
Tak peduli hina mulia miskin atau hartawan,
Kesemuannya gembira dalam kemudi ketuhanan,
Selama-lamanya tak merasai lagi penderitaan,
Didunia membina diripun merasa ayem dan aman,
Sambil mengurusi keduniaan pun membina kedewaan,
IBU mengutus dewa-dewi melindungi kamu sekalian,
Bilamana bencana datang tidak lagi sebagai halangan,
IBU tidak dusta atau bicara sembarangan,
Karena tidak percaya hingga tersesat pada keduniaan.
Yang percaya ilmu hitam dan martabat rendah,
Yang tak menempuh Jalan Ketuhanan sukar pulang,
Ke Surga atau Neraka kedua jalan berlainan,
Kamu harus waspada dan memperhitungkan, pesan poma-poma dari IBU sungguh tak mudah diutarakan,
Hanya mengharap kamu lekas naik perahu penyeberang,
Anak-anak kembali dengan selamat IBU puas nan riang,
Anak-anak kembali dengan selamat IBU puas nan riang.

Jalan kesadaran diterangkan melalui petunjuk dewa,
Anak-anak sejati camkanlah Kitab Huang Thing yang berharga,
Ingin menyapu keduniawian harus tenang serta tabah,
Sadarilah segala yang palsu pada akhirnya hampa,
Bila semangat tidak dihamburkan dapat menaklukkan macan,
Pikiran tidak menyeleweng dapat juga menjinakkan naga,
Berhentilah diperbentian sempurna itulah Surga Bahagia,
Dipuncak tenang timbul gerakan unsur posifif berbangkit,
Mengambil dan menambah hingga kedua unsur harmonis,
Didalam gembung buruk pun terdapat anak dewa,
Ucapan Suci mengolah Pil Dewa sebagai yang utama,
Diluar serasi harmonis dialam pada titik pusat,
Hanya orang Asali baru dapat sadar waspada, begitu membaca surat ini naik perahu dengan segera,
Dengan bahagia bebas dari rantai belenggu penyiksa,
Roh dan jiwa sama-sama dibina untuk bebas dari sangkar,
Didunia berbakti kepada ayah dan bunda, setelah mencapai kesempurnaan berbakti pula pada IBU Surga,
Tidak sia-sia kasih sayang IBU kepada anda,
Surat dikirim setiap hari dan bulan agar kalian sadar.

LAIN NASIHAT DARI DIA

IBU si Singgasana mengeluh dan merintih Airmata mengalir tak hentinya membasahi dahi,
Kesemuanya karena anak dewa tersesat pada duniawi,
Sembilan puluh enam miliar benih suci tak mau kembali,
Semula mengutusmu kedunia bantu mengatur warna-warni,
Lima kelasiman dan Tri Teladan perlu dihayati,
Membimbing ajaran Tri-Ikut dan Empat Budi,
Cakap dan luwes serta berkepribadian murni, Tidak dikira telah tersesat pada duniawi, cenderung rindu anak isteri sibuk sehari-hari,
Anggur sex harta dan kekuasaan merupakan jerat tali,
Sembilan puluh enam miliar benih Buddha musnah sia-siakan diri,
Sejak dahulu mereka kabur dan sesat dari Roh Aseli,
Memeras otak dengan muslihat kehilangan ilahi,
Yang tertinggal hanya maksud keji, merugikan orang untuk memperkaya diri sendiri,
Membunuh menyembelih semata-mata untuk dinikmati,
Menghina memfitnah ajaran suci mereka sampai hati,
Wanita melupakan Tri-Ikut dan Empat Budi,
Menimbulkan bencana karena dengki dan iri,
Mengadu domba kekanan kiri sebagai provokasi,
Memaki mertua dikatakan tidak tahu diri,
Dengan para ipar tak akur bertengkar sepanjang hari,
Menendang memukul suami jadi hakim sendiri,
Lupa akan Panca-Relasi dan Panca Budi,
Sebagai orang tua alpa mendidik putera puteri,
Sebagai anak menentang orang tua tak terkendali,
Cendekiawan ucapan muluk tapi perbuatan tak terpuji,
Sebagai petani diluar ladang mencuri daun arbei,
Sebagai buruh berlaku ayal menghambat produksi,
Sebagai pedagang tidak jujur curang pada relasi,
Sebagai pandita tidak tahu cara membina diri,
Adakah yang kamu amalkan pahala atau budi?
Semua ajaran yang terdapat diatas bumi, telah kehilangan ajaran Suci bagaimana dapat kembali?
Melulu mengunggulkan ajaran sendiri yang agung suci,
Dengan penuh kata-kata kiasan guna mengelabui,
Menjalankan Ketuhanan dengan harapan dihati,
Tak mengerti membina diri dengan kesungguhan hati,
Siapakah yan mengandung cita-cita bajik dan murni?

Yang mementingkan nama dan keuntungan akan kehilangan ilahi,
Tuhan menjadi murka menjatuhkan bencana, lebih dahsyat dan ngeri dari waktu yang lampau,
Kemelut peperangan berkecamuk diempat penjuru,
Api berkobar meriam berdentum hancurlah seluruh,
Kejadian mana sejak dahulu belum pernah terjadi,
Dahsyatnya bencana kamu akan mengetahui sendiri,
Diluar pintu kota banyak bencana yang terserang penyakit dan mati,
Mayat terbakar abu berterbangan dikanan kiri,
Tinju malaikat mengacau di ibu kota seriti,
Dimana tergenang darah manusiawi, kota yang megah sekejab mata musnah sama sekali,
Antara sepuluh orang ada sembilan orang yang terlukai,
Dengan mata mendelik orang jahat berjatuhan dan mati,
Ditangkap hidup-hidup mata dicungkil dada dibelah,
Jangan kau kat tempat ini aman dan tentram,
Bencana begitu tiba sebahagian besar akan terluka,
Jiwa dan harta semua ludas payah merana, Entah kapan lagi dapat hidup selamat dan sejahtera,
Penghuni dunia ini kesemuanya adalah anak-anakKu,
IBU sedih melihat anak-anak tertimpa bencana, IBU menangis tersayat-sayat hatinya,
Bagaimana caranya dapat memanggil pulang dikau,
Mengutus Buddha dewata turun ke dunia, Mengajarkan pri Ketuhanan mendidik delapan penjuru,
Tridharma manunggal satu sama-sama melintas tunggal perahu,
Yang membina Ketuhanan senantiasa terhindar malapetaka,
Semua Pimpinan Ketuhanan memberikan lindungan bersama,
Mendapat keselamatan terhindar dari bencana,
Yang membina Ketuhanan sudah tentu riang gembira,
Yang belum, sukar terhindar, baik pria maupun wanita,
Yang menempuh pri Ketuhanan telah terdaftar di Nirvana,
Mengutus para suci melindungi yang bijaksana,
Yang diajarkan selalu mengenai Pancasila, Ucapan Suci Jalan Ketuhanan sudah dikenal sejelas-jelasnya,
Semoga tekun dan tenang menjaga yang benar,
Semoga meninggalkan ilmu magis dan pegang erat iman,
Barang siapa yang rajin menjelaskan surat ini, membimbing orang berdasarkan Ajaran Besar ini,
Yang dapat menguraikan inti surat ini, Banyak jasa dan banyak pahala hingga mencapai surgawi,
Boleh dikata kepada IBUmu sudah berbakti, Membantu IBU memanggil anak-anakNya kembali,
Barang siapa yang bersedia mencetak surat ini, IBU selalu memberkahi terbebas dari bencana nanti,
Pahalamu cukup dan sempurna tentu naik di Alam Abadi,
Didunia juga dapat hidup sehat dan harmonis, Kebaikan Jalan Ketuhanan sungguh banyak sekali,
Setelah bencana lewat AKU segera dapat dihubungi,
Wahai anak-anakKu yang budimana dan berhasrat tinggi,
Cari peluang untuk meditasi mengolah positif murni,
Roh manusia itu kesemuanya adalah anak kandungKu,
Jangan terlantarkan sinar dari Roh Sucimu!




CMIIW.FMIIW.

Offline Edward

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.968
  • Reputasi: 85
  • Gender: Male
  • Akulah yang memulai penderitaan ini.....
Re: SURAT DARI DIA
« Reply #1 on: 02 July 2008, 12:24:06 AM »
ehm John maksud lu nulis beginian apa yah?
Ini forum Buddhis, bukan forum Maitreya ato MLDD ato IKT..

Mo sengaja membahas dari segi Buddhis?
Kayak salah room, mestinya masuk bagian filsafat laen, Ini UDAH MENYIMPANG dari Buddha Dhamma..

Masa si lao mo cengeng banget? Cma isa nangis doank? Katanya dy pencipta segala? dhamma dibabarkan oleh lao mo segala...
lao mo kaga eksis, cma pikiran khayalan doank..
“Hanya dengan kesabaran aku dapat menyelamatkan mereka....."

Offline SaddhaMitta

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.323
  • Reputasi: 99
Re: SURAT DARI DIA
« Reply #2 on: 02 July 2008, 01:21:53 AM »
Terkenang akan anak-anaknya IBU ajarkan ucapan Dharma.  :o :o :o :o :o :o jago ya emak gw...

IBU mengajarkan Dharma untuk menggembleng menempa,
Menggembleng Rohani sampai cemerlang dan sempurna

Emak gw hari-hari masak dirumah  ^-^ ^-^ ^-^

Wahai anak-anakKu yang beriman lekaslah, sadar.
Membina jalan pulang sesuai dengan garis benar,

Pulang kemana lagi... gw dah dirumah....

Lix, Ko Medho postingan ini mending di pindahin deh...gak cocok tempatnya. bahaya buat pemula di Buddhis...   

Seperti air sungai Gangga yang mengalir, meluncur, mengarah ke timur,
demikian juga barang siapa yang melakukan dan berbuat banyak didalam Delapan Jalan kebenaran, mengalir, melucur, mengarah ke Nibbana.

(Samyutta Nikaya)

Offline Adhitthana

  • Sebelumnya: Virya
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.508
  • Reputasi: 239
  • Gender: Male
Re: SURAT DARI DIA
« Reply #3 on: 02 July 2008, 01:55:46 AM »
Terkenang akan anak-anaknya IBU ajarkan ucapan Dharma.  :o :o :o :o :o :o jago ya emak gw...

IBU mengajarkan Dharma untuk menggembleng menempa,
Menggembleng Rohani sampai cemerlang dan sempurna

Emak gw hari-hari masak dirumah  ^-^ ^-^ ^-^

Wahai anak-anakKu yang beriman lekaslah, sadar.
Membina jalan pulang sesuai dengan garis benar,

Pulang kemana lagi... gw dah dirumah....

Lix, Ko Medho postingan ini mending di pindahin deh...gak cocok tempatnya. bahaya buat pemula di Buddhis...  



ginn............ aku malah males bacanya
kyk cerita dongeng ...........   :))
  Aku akan mengalami Usia tua, aku akan menderita penyakit, aku akan mengalami kematian. Segala yang ku Cintai, ku miliki, dan ku senangi akan Berubah dan terpisah dariku ....

Offline Hendra Susanto

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.197
  • Reputasi: 205
  • Gender: Male
  • haa...
Re: SURAT DARI DIA
« Reply #4 on: 02 July 2008, 06:53:16 AM »
Quote
Wahai anak-anakKu yang beriman lekaslah, sadar.
Membina jalan pulang sesuai dengan garis benar,

maakkkk.... tunggu bentar lagi aku pulang... kangen nech  :x

sekalian kopdaran :D


Offline Umat Awam

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 770
  • Reputasi: 28
  • Gender: Male
Re: SURAT DARI DIA
« Reply #5 on: 02 July 2008, 07:54:21 AM »
Buuusssssseeeeeeeeetttttttttttttttttttttttttttttt..................................................
Paaaaaaaaaaaaaaaaannnnnnnnnnnnjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjaaaaaaaaaaaaaannnnnnnnnnnnnnnggggggggggggggg.................... aaaaaaaaammmmmmmmmmmmmmmmmaaaaaaaaaaaaaaaaaattttttttttttttttt
:hammer:

^:)^

Offline nyanadhana

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.903
  • Reputasi: 77
  • Gender: Male
  • Kebenaran melampaui batas persepsi agama...
Re: SURAT DARI DIA
« Reply #6 on: 02 July 2008, 08:10:09 AM »
IMO, yan g tulisan beginian bisa didapat dari Tulisan Pasir. ada 2 gadis virgin yang sudah mereka tempa untuk tidak menikah,jadi punya kekuatan yang bagus untuk bisa main tulisan pasir, kemudian mereka summon deity yang dianggap Lao Mu atau dewa atau Buddha lah untuk merasuk dalam diri gadis itu,so mulai lho ditulis tulisan pasir,semacam main jelangkung
Sadhana is nothing but where a disciplined one, the love, talks to one’s own soul. It is nothing but where one cleans his own mind.

Offline Chandra Rasmi

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.466
  • Reputasi: 85
Re: SURAT DARI DIA
« Reply #7 on: 03 July 2008, 05:02:45 PM »
Namo buddhaya..
baru baca ampe setengah,,,mata uda capek...kata2nya kok g dimengerti ya???
g tau maksudnya... ;D

btw..itu penerjemahnya GIRIPUTRA...apakah maksud anda bapak WIRAWAN GIRIPUTRA???

Offline Fudotakika

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.255
  • Reputasi: 67
  • FUDO
Re: SURAT DARI DIA
« Reply #8 on: 03 July 2008, 05:05:33 PM »
terlalu panjang (:$
THE WORLD IS JUST AWESOME

Offline Yong_Cheng

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 279
  • Reputasi: 16
  • Gender: Male
Re: SURAT DARI DIA
« Reply #9 on: 03 July 2008, 06:03:51 PM »
terjemahan indonesia-nya emang susah dimengerti, tata bahasanya juga... maaf ya Bpk/Sdr GIRIPUTRA
Perjalanan seribu mil diawali dengan satu langkah kaki

Offline Johsun

  • Sebelumnya Jhonson
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.503
  • Reputasi: -3
  • Gender: Male
  • ??
Re: SURAT DARI DIA
« Reply #10 on: 03 July 2008, 10:50:22 PM »
Mungkin kalimat-kalimat dibawah ini ada kaitannya juga dengan LAOMU atau TUHAN YANG MAHA ESA..



BAB 25. 道 為 天 地 母 ( DAO WEI TIAN DI MU ) = TAO IBARAT IBU DARI LANGIT DAN BUMI。


KALIMAT ASAL﹕

有 物 混 成 ﹐ 先 天 地 生。 寂 兮 寥 兮 ﹐ 獨 立 而 不 改 ﹐ 周 行 而 不 殆 ﹐ 可 以 為 天 地 母。
( YOU WU HUN CHENG﹐XIAN TIAN DI SHENG。 JI XI LIAO XI﹐DU LI ER BU GAI﹐ZHOU XING ER BU DAI﹐KE YI WEI TIAN DI MU。)

吾 不 知 其 名 ﹐ 字 之 曰 道 ﹐ 強 為 之 名 曰 大 ﹐ 大 曰 逝 ﹐ 逝 曰 遠 ﹐ 遠 曰 反。
( WU BU ZI QI MING , JI ZHI YUE DAO , JIANG WEI ZHI MING YUE DA , DA YUE SHI , SHI YUE YUAN , YUAN YUE FAN 。)

故 道 大 , 天 大 , 地 大 , 人 亦 大 。 域 中 有 四 大 , 而 人 居 其 一 焉 。 人 法 地 , 地 法 天 , 天 法 道 , 道 法 自 然 。
( GU DAO DA ,TIAN DA ,DI DA ,REN YU DA 。 YU ZHONG YOU SI DA ,ER REN JU QI YI YAN 。 REN FA DI ,DI FA TIAN ,TIAN FA DAO ,DAO FA ZI RAN。)


KALIMAT TERJEMAHANNYA:

ADA SEBUAH ZAT YANG SAMAR DAN GAIB ,YANG SUDAH ADA SEBELUM LANGIT DAN BUMI TERBENTUK 。 (DIA) HENING TAK BERBUNYI DAN MAHA BESAR TANPA BATAS TANPA BENTUK ,(DIA) TUNGGAL DAN ABADI , (DIA) MENYUMBER TERUS MENERUS DAN MERUPAKAN AKAR-SUMBER ATAU IBU DARI SEGALA SESUATU YANG ADA DIALAM SEMESTA INI 。
SAYA TIDAK TAHU NAMA SEBENARNYA ,TARPAKSA MENYEBUT (NYA) DENGAN NAMA DAO ,LEBIH LANJUT BISA DIARTIKAN SEBAGAI MAHA-BESAR 。 DAO ITU MAHA BESAR TANPA BATAS , MAHA-KUASA TERHADAP SEMUA YANG ADA DAN MERUPAKAN AKAR DARI SEMUA YANG ADA ,ITULAH SEBABNYA SEMUA YANG ADA AKHIRNYA AKAN KEMBALI KE ASALNYA (DAO) JUGA 。
KARENA ITU BISA DIKATAKAN DAO ITU MAHA BESAR , LANGIT (TIAN) MAHA BESAR , BUMI (DI) MAHA BESAR , MANUSIA (REN) JUGA BESAR 。 JADI SESUNGGUHNYA ADA 4 BESAR , DIMANA MANUSIA TERMASUK SALAH SATU YANG BESAR 。 KARENA ITU , MANUSIA HARUS BISA HIDUP SESUAI DENGAN ATURAN YANG DIKEHENDAKI BUMI , SEHINGGA BUMI DAN LANGIT BISA TETAP LANGGENG HARMONIS BERADA DIDALAM ALAM SEMESTA SESUAI KEHENDAK DAO , KARENA DAO MERUPAKAN IBU / AKAR DARI SEMUA YANG ADA 。


PENJELASANNYA:

Dalam Bab 25 ini, NABI LAO ZI sekali lagi ingin menjelaskan dan menegaskan apa itu DAO sesungguhnya.
Menurut NABI LAO ZI, DAO adalah sebuah DZAT AGUNG yang tunggal dan absolut, DAO merupakan akar dan sumber dari segala yang ada dialam semesta ini, sehingga bisa dikatakan bahwa DAO ibaratnya seperti ibu yg melahirkan (menciptakan) semua benda yang ada dialam semesta ini.

Dalam alam semesta ini, semua diciptakan berpasangan, hanya DAO yg absolut dan tunggal tidak ada pasangannya, tidak ada yang bisa menandinginya. DAO tidak akan musnah sampai kapanpun juga, karena DAO merupakan satu-satunya benda yang abadi, bila benda lainnya bisa berubah dan musnah, tapi DAO selalu menyumber terus dan terus menciptakan serta menarik kembali apa yang seharusnya kembali, itulah sebabnya semua yang ada didunia ini akhirnya akan kembali ke asalnya / akarnya, kembali kepada DAO.

Kita sudah tahu kalau Langit itu besar, Bumi juga besar , dan manusia diistimewakan karena tercipta dengan dibekali akal dan pikiran yang berbeda dengan mahluk hidup lainnya , namun harus diingat , justru karena adanya keistimewaan inilah, maka bila manusia juga ingin menjadi (BESAR) supaya bisa disejajarkan dengan Langit dan Bumi, maka manusia harus bisa belajar dan mengenal DAO.
Manusia harus belajar besarnya kelapangan dada dari Bumi dan Langit, manusia harus belajar untuk hidup secara harmonis berdampingan dengan Bumi dan Langit, hanya demikianlah manusia baru bisa mengesampingkan sifat keserakahan dirinya, untuk tidak berupaya merusak Bumi dan lingkungan hidupnya, manusia baru bisa hidup tentram dan damai secara harmonis bersatu dengan Bumi; Langit didalam alam semesta ini sesuai dengan kehendak DAO.

Dengan kata lain, manusia harus bisa menemukan DAO, sebab hanya demikianlah manusia baru bisa merasakan kebesaran Langit dan Bumi serta KEBESARAN MAHA PENCIPTANYA, manusia baru bisa bersatu dengan Langit dan Bumi, dimana akhirnya kembali bersatu dengan DAO secara abadi.




Sutra Mahayana

MI lek Chen Fo cing..

Dikatakan ciri-ciri tanah sukavati Maitreya.(singkat)))

 dimasa mendatang banyak sekali terdapat perabotan dan peralatan yang canggih

dan terdapat berbagai istana-istana yang megah serta gedung-gedung yang tinggi

rakyatnya saling mengasihi satu sama lain, bagaikan seorang ayah mengasihi anaknya demikian pula sebaliknya anak yang mengasihi ayahnya.


“Tanahnya pun amat gaib. Bila ada kotoran seperti air kencing, tinja dan sebagainya ada di atas tanah, maka tanahnya segera membelah sehingga kotoran apa pun akan terserap sampai bersih total, kemudian celah tersebut akan menutup kembali secara otomatis, dan di atas celah itu akan tumbuh bunga padma secara spontan untuk menghapus bau kotoran."


“Meskipun para warga kota berada berjauhan dan terhalang bangunan-bangunan, tapi mereka bisa bertemu satu sama lain seperti berhadap-hadapan. Mengapa demikian? Sebab mereka diberkati Maha-Rddhibala atau tenaga gaib yang kuat dari Buddhanya!"



mengapakah kehidupan rakyatNYA (Maitreya) senantiasa riang dan gembira? Ini disebabkan para umat-umatnya telah melakukan banyak kebajikan dan pahala di masa kehidupan yang lampau..”


dan sutra itu menyebut kata TUHAN..

“  disaat penduduknya pergi ke ladang menanam bibit tanaman walau hanya sekali, namun mereka bisa memperoleh panen sebanyak 7 kali, ini dikarenakan atas rahmat dari TUHAN YANG MAHA KUASA”




Buddhavaca Amitayus Tathagata Sutra.

Tek panjang
Bagian Atas

Demikian yang kudengar,
Pada suatu saat, sang Buddha berdiam di Vihara yang terletak di gunung Grdhrakuta, dekat kota Rajagraha dinegeri Magadha, Beliau bersama-sama dengan 12000 Maha Bhiksu-Sangha tengah mengadakan pesamuang Agung di Vihara tersebut. Para Yang Ariya yang telah memiliki 6 macam Abhijna(tenaga batin) seperti :
Ajnatakaundinya, Asvajit, Vaspa, Mahanama, Bhadrajit, Yasodeva, Vimala, Subahu, Purna-maitrayaniputra, Uruvilya-kasyapa, Nadi-kasyapa, Gaya-kasyapa, Kumara-kasyapa, Maha-kasyapa, Sariputra, Mahamaudgalyayana, Mahkarsthilya, Mahakapphina,Mahacunda, Aniruddha, Nandika, Kampila, Subhuti, Revata, Khadiravanika, Valuka, Svagata, Amogharaja, Parayanika, Patka, Cullapatka, Nanda, Rahula, Ananda dan lain-lain seperti yang beridentitas Sthavira.

Hadir pula rombongan Bodhisatva-Mahasattvaya yang telah menguasai ajaran Mahayana pada masa ini yaitu masa disebut “ Bhadra Kalpa” dan mereka itu ialah :
Bodhisatva Samantabhadra,
Bodhisatva Manjusri,
Bodhisatva Maitreya, dan lain-lainnya.

Hadir pula Bodhisatva yang bergelar “ Sodasa Satpurusa”(16 tokoh suci) yang dipimpin oleh Arya Bhadrapala dan mereka itu ialah……….

Ketahuilah langkah-langkah yang akan dialami oleh mereka, terutama apabila mereka telah mengakhiri kehidupannya mereka harus bersemayam di Surga Tusita dulu, guna mengkhotbahkan Saddharma (Dharma sejati nan luhur) kepada para makhluk luhur.

Buddhavaca Amitayus Tathagata Sutra
Tek panjang bagian bawah..

“…….. demikian pula, mereka masih muda, sehat dan umurnya pun belum habis, tapi nyawa mereka tetap hilang dan terus diterjunkan ke alam sengsara hingga ribuan koti kalpa belum bisa mendapat kesempatan untuk keluar! Mengapa demikian? Sebab, HATI SANUBARI yang asalnya suci bersih kini telah dicemari kekotoran, telah diracuni oleh perilaku jahat seperti bersikap bengis, ingin membunuh, merampok, ingin membuat hal yang bukan-bukan. Mereka tidak takut akan Hukum Karma, tidak takut akan “TUHAN YANG MAHA ESA”…maka, para umat seperti itu walaupun waktu ajalnya masih jauh sekali tapi mereka telah diikuti oleh maut, kapa saja dan dimana saja nyawanya mudah hilang, kecuali mereka sadar, telah bertobat dan telah paham akan makna-makna Dharma luhur, …

“…Dharma luhur yang mereka pelajari itu hanya dipasrahkan kepada TUHAN dan dirinya hanya menunggu diatas bangku agar pahalanya dapat turun dari langit. Padahal sikap mereka seperti ini pasti sia-sia belaka,..

“sekarang oh Ajita! Kalian dapat hidup bersama dengan Buddha dalam satu masa dan kesempatan yang sangat sulit ditemukan ini, patut dipegang teguh, supaya kalian dapat menyukseskan Dharmanya dengan tekum, penuh tekad serta semangat Virya hingga kalian dapat mencapai Kebuddhaan! Apalagi, Buddha Amitayus demikian senang dan tetap menerima para umat suci dengan ke-48 ikrar Maha Pranidhana-Nya secara terus menerus! Sama sekali tidak seperti “Terserah pada TUHAN’ hingga sia-sia belaka!

“dan disamping itu walaupn mereka telah dihukum oleh pemerintah, tapi, karena ia berani merusak mental-moralnya hingga demikian serius dan jasa-jasa tidak pernah diamalkan sesuatupun, apalagi tentang Dharma-Dharma penting yang dapat meringankan dosa berat, sama sekali tidak pernah dilaksanakan! Maka, saat mereka masih hidup di dunia kepintaran dari Vijnana-nya telah dikurangi oleh TUHAN YANG KUASA dan nama mereka juga diubah-NYA dari tingkat atas menurun ke tingkat bawah.”

“tapi, mereka tanpa takut bahkan sengaja tidak mengindahkan peraturannya. Karena tindak laku kejahatan mereka sangat keterlaluan, kejahatannya telah ditembusi sinar Sang Bulan serta Sang Surya, segeralah kepintaran dari Vijnana mereka dikurangi serta namanya pun dicatat oleh SANG KUASA.”

“Bila dinasehati atau diberi saran agar banyak berbuat kebaikan, mengurangi kejahatan oleh para tokoh, sama sekali tidak diindahkan malahan berani mengucapkan dirinya tidak akan takut kepada SANG KUASA, atau TUHAN YANG MAHA ESA, …bahkan selalu dengan sikap congkak yakin segala perbuatannya akan tetap lancar terus tanpa diganggu sesuatu apapun! Karena perbuatan dari sang umat itu sangat keterlaluan maka Vijnana-nya serta namanya pun dicatat oleh SANG PENGAWAS.”

…. Apalagi, pengawasan dari TUHAN YANG MAHA KUASA demikian ketat, dan tebaran jalaNYA juga demikian kukuh dan rapat, barangsiapa yang dijala sulit meloloskan diri dari jala-NYA! Hal ini, sejak masa purbakala hingga sekarang bahkan terus ke masa mendatang tetap demikian ketat tanpa berubah-ubah sedikitpun. Betapa sedihnya!”
sang Buddha Sakyamuni bersabda kepada sang Bodhisatva Maitreya :
“Oh, Arya Ajita! Segala penderitaan duniawi yang menimpa tubuh manusia serta makhluk-makhluk lain itu, kesedihannya sungguh menyakiti hati Buddha, maka Aku tak segan-segan dengan kekuatan-KU dan kewibawaan-KU membantu para umat agar mereka dapat memusnahkan berbagai kejahatan yang dimilikinya, kemudia Aku akan membimbingnya supaya dapat menuju ke jalan-baik;..”

lihatlah, selama ini negara-negara yang pernah dijelajah oleh BUDDHA itu, baik rajanya maupun rakyatnya banyak sekali mendapat manfaat! Sungguh, bukan saja Sang Raja dan rakyatnya merasa amat senang hati, melainkan situasi dari daerahnya, seluruh negaranya pun demikian aman dan sentosa! Cuaca cerah, sang Bulan serta Sang Matahari demikian terang, angin datang dan hujan turun tepat pada waktunya, bencana alam jarang terjadi, rakyatnya pun demikian makmur dan sejahtera, penduduk tidak ingin berperang, ingin damai tentram. Lebih-lebih lagi, terdapat banyak umat dipelbagai negara yang giat membangun Vihara, giat mengundang para Arya datang untuk mengajarkan Dharma. Tata-krama dimuliakan oleh rakyat jelata dipelbagai daerah. Semua orang tak segan-segan mengamalkan jasa, menggerakkan hati sanubari menjadi welas-asih. Betapa bergunanya Buddha Dharma bagi umat.”
 


CMIIW.FMIIW.

Offline Johsun

  • Sebelumnya Jhonson
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.503
  • Reputasi: -3
  • Gender: Male
  • ??
Re: SURAT DARI DIA
« Reply #11 on: 03 July 2008, 11:17:05 PM »
BRO NYANA. KALAU MENGENAI JELANGKUNG, MUNGKIN RADA MIRIP, HANYA SAJA, JELANGKUNG TIDAK BISA MENULIS DENGAN RAPI, DAN KACAU BALAU. SEDANGKAN DARI GADIS VEGETARIAN ITU, MEREKA TIDAKLAH KERASUKAN, MELAINKAN DALAM KEADAAN SADAR, DAN BERDIRI TEGAK DAN RAPI. SAAT MENULIS ITU, TUBUHNYA TIDAK GEMETARAN SEPERTI ORANG KERASUKAN. TETAPI TETAP TENANG.
DAN TULISAN YANG DITULIS MEMILIKI TATANAN YANG RAPI, SERTA KALIMATNYA AKAN MENJADI SYAIR DALAM BAHASA MANDARIN. SEPERTI SETIAP KALIMAT, BERISIKAN 4 SUKU KATA, 5 SUKU KATA. ATAU TERSUSUN SUKU KATA YANG SEJAJAR.
CMIIW.FMIIW.

Offline Johsun

  • Sebelumnya Jhonson
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.503
  • Reputasi: -3
  • Gender: Male
  • ??
Re: SURAT DARI DIA
« Reply #12 on: 03 July 2008, 11:18:47 PM »
Maaf bro tulisan nya gede, gw lupa.. wah gwat nih reputasi jadi min..???
CMIIW.FMIIW.

Offline morpheus

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.750
  • Reputasi: 110
  • Ragu pangkal cerah!
Re: SURAT DARI DIA
« Reply #13 on: 03 July 2008, 11:19:05 PM »
Menurut NABI LAO ZI, DAO adalah sebuah DZAT AGUNG yang tunggal dan absolut, DAO merupakan akar dan sumber dari segala yang ada dialam semesta ini, sehingga bisa dikatakan bahwa DAO ibaratnya seperti ibu yg melahirkan (menciptakan) semua benda yang ada dialam semesta ini.
ah, kayaknya anda salah belajar... kata lao zi, "tao yg bisa diceritakan, bukanlah tao yg sebenarnya". semangkin banyak anda mendeskripsikan tao sebagai yg anu, yg ini, yg itu, semangkin jauh dari kebenaran hehehe...

demikian pula, ini berarti tuhan anda bukanlah tuhan. seseorang yg percaya tuhan, tidak akan pernah bisa menemukan tuhan, karena tuhan yg sering disebut2 itu tidak lain merupakan konsep dan bentukan dari pikiran dan keinginannya sendiri, bukan tuhan yg sebenarnya. konsep bukanlah realita. mangkanya saya sarankan anda berhenti percaya tuhan agar bisa memerdekakan pikiran anda dan menemukan tuhan yg sebenarnya hihihi...

ragu pangkal cerah!
*lagi kumat*
* I'm trying to free your mind, Neo. But I can only show you the door. You're the one that has to walk through it
* Neo, sooner or later you're going to realize just as I did that there's a difference between knowing the path and walking the path

Offline Johsun

  • Sebelumnya Jhonson
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.503
  • Reputasi: -3
  • Gender: Male
  • ??
Re: SURAT DARI DIA
« Reply #14 on: 03 July 2008, 11:33:40 PM »
ya, benar kata ente...

Mengenai hakekat Tuhan Yang Maha Esa, dalam dialog antara Sakyamuni Buddha dengan Mahamati Bodhisattva, yang tercatat dalam kitab suci Lankavatara Sutra sebagai berikut :

"...... untuk alasan ini Mahamati, silahkan para Bodhisattva Mahasattva yang sedang mencari pemujaan kebenaran menghasilkan kesucian Tathagatagarba yang dikenal sebagai Alayavijnanam. Mahamati, bila kau berkata bahwa tak ada Tathagatagarba yang dikenal sebagai Alayavijnanam, maka tak ada juga keterbitan maupun penghilangan dalam ketidakhadiranNya. Tathagatagarba dikenal juga sebagai Alayavijnanam.(Lankavatara Sutra Hal. 190).

...... Mahamati, Tathagatagarba (penerangan unggul) memegang di dalam kedua-duanya, yaitu : kebaikan dan kejahatan, dan olehNya semua bentuk keadaan dihasilkan.(Lankavatara Sutra Hal. 190).

......Sesungguhnya Mahamati, para Tathagata, yang sepenuhnya diterangi menyampaikan ajaran Tathagatagarba yang sebetulnyatak dikenal sebagai persamaan dengan buah pikiran sifat egoisnya para ahli filsfat. Maka Mahamati, supaya tak meninggalkan hal kesalahpahaman yang dipelihara oleh para ahli filsafat, kamu harus berjuang untuk mengajar sifat tak egois dan Tathagatagarba.(Lankavatara Sutra XXVIII, hal. 68).

...... Mahamati, bahwa kerajaan Tathagatahood adalah kerajaan Tathagatagarba, dimulai dengan Alayavijnanam adalah teruntuk Bodhisattva Mahasattva, yang seperti kamu juga dihadiahkan kelembutan, kecerdikan yang menembusi kekuatan pemikiran dan pengertiannya adalah sesuai dengan artinya, dan tidak untuk yang lain. Seperti ahli filsafat Sravakah dan Pratyekabuddha, yang terlihat kepada naskah-naskah keagamaan, untuk alasan ini, Mahamati, supaya kamu dan para Bodhisattva Mahasattva yang lain menertibkan diri dalam kerajaan Tathagatahood.

...... Diceritakan oleh saya dalam Naskah undang-undang keagamaan yang berkaitan dengan Ratu Srimala dan dalam hal lain, Bodhisattva dihadiahkan keajaiban, kelembutan, kehalusan, pengetahuan asli telah didukung (oleh kekuatan Rohani saja), bahwa Tathagatagarba dikenal sebagai Alayavijnanam yang lambat laun menjadi bersama dengan ketujuh Vijnana. Ini ditujukan kepada Sravakah yang tak bebas dari ikatan, untuk memperlihatkan kepada mereka sesuatu yang tak egois, dan untuk Ratu Srimala kepada siapa kekuatan kesucian rohani Buddha ditambahkan, kerajaan Tathagata yang asli dituangkan. Ini tak termasuk dalam kerajaan, ada untung karena ini dilanjutkan oleh Sravakah, Pratyekabuddha dan lain-lain filsafat tanpa kecuali. Mahamati, bahwa kerjaan Tathagata adalah kerajaan Tathagatagarba Alayavijnanam teruntuk Bodhisattva Mahasattva"

Kutipan Ketuhanan yang Maha Esa yang tercatat dalam Kitab Suci Udana :
"Ketahuilah para Bhiksu bahwa ada sesuatu yang tidak dilahirkan, yang tidak menjelma, yang tidak tercipta, yang mutlak. Duhai para Bhiksu, apabila tidak ada yang tidak dilahirkan, yang tidak menjelma, yang tidak diciptakan, yang mutlak, maka tidak akan mungkin kita dapat bebas dari kelahiran, penjelmaan, pembentukan, pemunculan dari sebab yan lalu.

Tetapi para Bhiksu, karena ada yang tidak dilahirkan, yang tidak menjelma, yang tidak tercipta, yang mutlak, maka ada kemungkinan untuk bebas dari kelahiran, penjelmaan, pembentukan, pemunculan dari sebab yang lalu."(Kitab Suci Udana VIII : 3).

Mengingat Tuhan Yang Maha Esa sebagai sesuatu yang tidak mungkin terjangkau dalam alam pikiran manusia, maka Sakyamuni Buddha dengan berbagai cara dan dengan memakai berbagai perumpamaan mencoba menjelaskan perihal Tuhan Yang Maha Esa, antara lain dengan menyebutkan sebagai Hukum yang tunggal (Saddharma Pundarika Sutra).

Tathagatagarba
 :
 Sumbernya semua Tathagata/Para Buddha Penerangan Unggul, disabdakan oleh Sakyamuni Buddha sebagai terang benderang dan Esa. (Lankavatara Sutra XXVIII, hal. 63)
 
Keterangan
 :
 Alayavijnanam adalah percikan-percikan dari benih-benih Tathagatagarba (Tuhan Yang Maha Esa) yang terdapat didalam setiap manusia
 

Dari dialog antara Sakyamuni Buddha dengan Mahamati Bodhisattva, jelas kita dapat mengerti bahwa sesungguhnya ada kekuatan yang kekal yang berada diluar jangkauan daya pikiran manusia, yaitu Tuhan Yang Maha Esa, yang biasa dikenal dengan sebutan Tathagatagarba. Didalam jiwa setiap manusia sesungguhnya, terdapat kesadaran yang kekal, yang merupakan percikan-percikan benih Ketuhanan, Tathagatagarba (Alayavijnanam), akan tetapi benih Ketuhanan ini tidak akan tumbuh dengan sendirinya tanpa dipelihara dan dirawat. Dalam hal ini adalah tergantung pada kemauan orang tersebut, apakah dia mau merawat, memelihara dengan baik benih-benih Ketuhanan yang ada didalam dirinya sehingga dia dapat manunggal, bersatu dengan kekekalan, atau sebaliknya.

Didalam memelihara dan merawat benih-benih Ketuhanan inilah perlunya kita beragama dengan melaksanakan jalan Bodhisatta untuk merawat dan memelihara benih-benih Ketuhanan tersebut agar kita tidak salah dan tidak keliru dalam pelaksanaannya.


« Last Edit: 03 July 2008, 11:44:12 PM by JHONSON »
CMIIW.FMIIW.