//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: DN16: Maha-parinibbana Sutta  (Read 16467 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline Sunyata

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.082
  • Reputasi: 52
DN16: Maha-parinibbana Sutta
« on: 15 April 2013, 10:20:04 AM »
Quote
14. "This great earth, Ananda, is established upon liquid, the liquid upon the atmosphere, and the atmosphere upon space. And when, Ananda, mighty atmospheric disturbances take place, the liquid is agitated. And with the agitation of the liquid, tremors of the earth arise. This is the first reason, the first cause for the arising of mighty earthquakes.

Salah satu dari 8 penyebab terjadinya gempa di dalam Maha-parinibbana Sutta. Sesuaikah penjelasan ini dengan ilmu pengetahuan? Mohon petunjuknya.

Offline shinchan

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 507
  • Reputasi: 12
Re: DN16: Maha-parinibbana Sutta
« Reply #1 on: 15 April 2013, 10:30:27 AM »
Salah satu dari 8 penyebab terjadinya gempa di dalam Maha-parinibbana Sutta. Sesuaikah penjelasan ini dengan ilmu pengetahuan? Mohon petunjuknya.

Sepertinya sesuai kk.

Menurut teori lempengan benua, daratan benua berada di atas magma yang cair.  Karena itu lempengan benua terus bergerak.  Ada yg saling menjauh ada yg mendekat. Saling mendekat terjadi tabrakan lempengan, timbullah gunung dan pegunungan. Saling menjauh timbulah jurang dan palung samudra.

Pergerakan lempengan ini menimbulkan gempa bumi, persis seperti sutta itu.

Offline seniya

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.469
  • Reputasi: 169
  • Gender: Male
  • Om muni muni mahamuni sakyamuni svaha
Re: DN16: Maha-parinibbana Sutta
« Reply #2 on: 15 April 2013, 11:00:07 AM »
Secara teori tektonik lempeng memang lapisan lempeng bumi dikatakan mengapung di atas semacam lapisan magma yg lbh cair drpd lempeng bumi (lapisan mantel bumi kalo gak salah namanya). Tetapi tdk diketahui apakah lapisan cair ini mengapung di atas lapisan lain yg bersifat gas/udara krn menurut teori iptek lapisan2 bumi yg lbh dlm bersifat cair semua bahkan inti bumi jg tersusun dr besi cair yg memberi sifat kemagnetan bumi.

Sepertinya sutta ini tdk begitu sesuai dg iptek krn mengatakan lapisan gas/udara bumi ditopang oleh ruang kosong/ruang angkasa, seakan2 bumi itu datar (seperti pemikiran orang zaman dahulu) bukan bundar. Kecuali dlm teori pseudo-science ttg hollow earth yg menyatakan bumi itu bgn dlmnya berongga shg bisa dihuni oleh makhluk non-manusia di dalamnya...

Cmiiiw
« Last Edit: 15 April 2013, 11:04:25 AM by ariyakumara »
"Holmes once said not to allow your judgement to be biased by personal qualities, and emotional qualities are antagonistic to clear reasoning."
~ Shinichi Kudo a.k.a Conan Edogawa

Offline morpheus

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.750
  • Reputasi: 110
  • Ragu pangkal cerah!
Re: DN16: Maha-parinibbana Sutta
« Reply #3 on: 15 April 2013, 11:09:06 AM »
visualisasi:
Spoiler: ShowHide
* I'm trying to free your mind, Neo. But I can only show you the door. You're the one that has to walk through it
* Neo, sooner or later you're going to realize just as I did that there's a difference between knowing the path and walking the path

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: DN16: Maha-parinibbana Sutta
« Reply #4 on: 15 April 2013, 02:01:44 PM »
Quote
14. "This great earth, Ananda, is established upon liquid, the liquid upon the atmosphere, and the atmosphere upon space. And when, Ananda, mighty atmospheric disturbances take place, the liquid is agitated. And with the agitation of the liquid, tremors of the earth arise. This is the first reason, the first cause for the arising of mighty earthquakes.

Salah satu dari 8 penyebab terjadinya gempa di dalam Maha-parinibbana Sutta. Sesuaikah penjelasan ini dengan ilmu pengetahuan? Mohon petunjuknya.
Pertama-tama sepertinya ada salah kaprah dalam terjemahan.
"This great earth, Ananda, is established upon liquid ... "
"Ayaṃ, ānanda, mahāpathavī udake patiṭṭhitā ... "

"Great earth/mahāpathavī" ini merujuk pada unsur tanah/padat, bukan bumi (bhūmi) sebagaimana dalam gempa bumi (bhūmicālassa).

Selanjutnya, "udaka" ini adalah air, juga merujuk ke unsur, bukan uap air di udara, air di laut/samudra (ogha/samudda), air tanah, magma, dll; "vāte" adalah unsur angin, bukan merujuk pada atmosfer; dan terakhir "vāto ākāsaṭṭho" = unsur angin terdapat di unsur ruang. (Di sini "ākāsa" sebagai dhātu/elemen, bukan sebagai tempat di langit.)



Secara teori tektonik lempeng memang lapisan lempeng bumi dikatakan mengapung di atas semacam lapisan magma yg lbh cair drpd lempeng bumi (lapisan mantel bumi kalo gak salah namanya). Tetapi tdk diketahui apakah lapisan cair ini mengapung di atas lapisan lain yg bersifat gas/udara krn menurut teori iptek lapisan2 bumi yg lbh dlm bersifat cair semua bahkan inti bumi jg tersusun dr besi cair yg memberi sifat kemagnetan bumi.
Inti bumi terdalam justru berbentuk padat, kemudian inti luarnya cair, dan kemudian ada mantel, yang bagian paling atasnya (di bawah permukaan padat yang menopang kerak bumi) adalah asthenosfer. Lapisan ini tidak cair, namun memang bersifat fluid dan berubah (dalam waktu lama, tentunya). Perubahan struktur ini yang menyebabkan patahan/fault di permukaan dan pergeseran lempeng tektonik, yang akibatnya adalah gempa bumi.


Quote
Sepertinya sutta ini tdk begitu sesuai dg iptek krn mengatakan lapisan gas/udara bumi ditopang oleh ruang kosong/ruang angkasa, seakan2 bumi itu datar (seperti pemikiran orang zaman dahulu) bukan bundar. Kecuali dlm teori pseudo-science ttg hollow earth yg menyatakan bumi itu bgn dlmnya berongga shg bisa dihuni oleh makhluk non-manusia di dalamnya...

Cmiiiw
Jadi ini bukan seperti di bawah permukaan padat ada air, bawahnya air ada udara/angin, dan di bawahnya lagi ada ruang angkasa. Ini lebih ke penjelasan pengaruh unsur yang bersesuaian hukum alam, berbeda dengan 7 lainnya yang adalah disebabkan kekuatan batin dan fenomena berhubungan dengan bodhisatta/Buddha.


Kalau menurut saya, sutta ini masih sangat kurang deskriptif untuk dikatakan tidak sesuai dengan sains, apalagi untuk dikatakan sesuai. 


Offline seniya

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.469
  • Reputasi: 169
  • Gender: Male
  • Om muni muni mahamuni sakyamuni svaha
Re: DN16: Maha-parinibbana Sutta
« Reply #5 on: 15 April 2013, 02:28:48 PM »
Berarti terjemahan DN oleh Walshe yang dipakai DC agak "menyesatkan" juga:

3.13. ‘Ānanda, ada delapan alasan, delapan penyebab terjadinya gempa bumi dahsyat. Bumi ini terletak di atas air, air di atas angin, angin di atas ruang. Dan ketika angin kencang berhembus, hal ini akan mengaduk air, dan karena air teraduk, bumi bergetar. Ini [108] adalah alasan pertama.’
"Holmes once said not to allow your judgement to be biased by personal qualities, and emotional qualities are antagonistic to clear reasoning."
~ Shinichi Kudo a.k.a Conan Edogawa

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: DN16: Maha-parinibbana Sutta
« Reply #6 on: 15 April 2013, 03:49:37 PM »
Berarti terjemahan DN oleh Walshe yang dipakai DC agak "menyesatkan" juga:

3.13. ‘Ānanda, ada delapan alasan, delapan penyebab terjadinya gempa bumi dahsyat. Bumi ini terletak di atas air, air di atas angin, angin di atas ruang. Dan ketika angin kencang berhembus, hal ini akan mengaduk air, dan karena air teraduk, bumi bergetar. Ini [108] adalah alasan pertama.’
Agak kurang tepat, menurut saya. Terjemahan "patiṭṭhitā" yang saya dapatkan adalah 'bertopang pada' atau 'berlandaskan pada', bukan '(berada) di atas'. Tapi sekali lagi, saya juga mungkin salah.


Offline Sunyata

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.082
  • Reputasi: 52
Re: DN16: Maha-parinibbana Sutta
« Reply #7 on: 15 April 2013, 03:53:31 PM »


Gempa tektonik yang kuat sering terjadi di sekitar tapal batas lempengan- lempengan tektonik. Lempengan-lempengan tektonik ini selalu bergerak dan saling mendesak satu sama lain. Pergerakan lempengan-lempengan tektonik ini menyebabkan terjadinya penimbunan energi secara perlahan- lahan. Gempa tektonik kemudian terjadi karena adanya pelepasan energi yang telah lama tertimbun tersebut. Gempa tektonik biasanya jauh lebih kuat getarannya dibandingkan dengan gempa vulkanik, maka getaran gempa yang merusak bangunan kebanyakan disebabkan oleh gempa tektonik. [2]. Tenaga yang dihasilkan oleh tekanan antara batuan dikenal sebagai kecacatan tektonik. Teori dari tectonic plate (lempeng tektonik) menjelaskan bahwa bumi terdiri dari beberapa lapisan batuan, sebagian besar area dari lapisan kerak itu akan hanyut dan mengapung di lapisan seperti salju. Lapisan tersebut begerak perlahan sehingga berpecah-pecah dan bertabrakan satu sama lainnya. Hal inilah yang menyebabkan terjadinya gempa tektonik. Peta penyebarannya mengikuti pola dan aturan yang khusus dan menyempit, yakni mengikuti pola-pola pertemuan lempeng- lempeng tektonik yang menyusun kerak bumi. Dalam ilmu kebumian ( geologi), kerangka teoretis tektonik lempeng merupakan postulat untuk menjelaskan fenomena gempa Bumi tektonik yang melanda hampir seluruh kawasan, yang berdekatan dengan batas pertemuan lempeng tektonik. Contoh gempa tektonik ialah seperti yang terjadi di Yogyakarta, Indonesia pada Sabtu, 27 Mei 2006 dini hari, pukul 05.54 WIB.

Sumber: wiki

Offline Sunyata

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.082
  • Reputasi: 52
Re: DN16: Maha-parinibbana Sutta
« Reply #8 on: 15 April 2013, 04:04:24 PM »
Di sutta ini dikatakan bahwa gempa bumi terjadi karena getaran yg disebabkan guncangan liquid, dan guncangan liquid ini disebabkan oleh mighty atmospheric disturbance.

Liquid dan mighty atmospheric disturbance ini merujuk pada apa ya?

Lalu bagaimana guncangan liquid dapat menyebabkan gempa? Baru pernah dengar... :|
« Last Edit: 15 April 2013, 04:23:29 PM by Sunyata »

Offline Sunyata

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.082
  • Reputasi: 52
Re: DN16: Maha-parinibbana Sutta
« Reply #9 on: 15 April 2013, 04:19:24 PM »
Berarti terjemahan DN oleh Walshe yang dipakai DC agak "menyesatkan" juga:

3.13. ‘Ānanda, ada delapan alasan, delapan penyebab terjadinya gempa bumi dahsyat. Bumi ini terletak di atas air, air di atas angin, angin di atas ruang. Dan ketika angin kencang berhembus, hal ini akan mengaduk air, dan karena air teraduk, bumi bergetar. Ini [108] adalah alasan pertama.’
Kalau begitu, gunakanlah cocologi ini.

3.13. ‘Ānanda, ada delapan alasan, delapan penyebab terjadinya gempa bumi dahsyat. Bumi ini tersusun atas unsur air, unsur angin, dan ruang. Dan ketika energi yg sangat kuat dari unsur angin terjadi, hal ini menyebabkan unsur air terguncang, dan karena unsur air terguncang, bumi bergetar. Ini [108] adalah alasan pertama.’

Jk. :hammer:

Offline seniya

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.469
  • Reputasi: 169
  • Gender: Male
  • Om muni muni mahamuni sakyamuni svaha
Re: DN16: Maha-parinibbana Sutta
« Reply #10 on: 15 April 2013, 09:01:43 PM »
Atau cocologi yang ini:

* Unsur tanah/padat = partikel penyusun suatu materi/zat (bisa atom, molekul, atau partikel elementer lainnya)
* Unsur air/cair = gaya tarik-menarik antara partikel-partikel tersebut
* Unsur angin/gerak = energi kinetik yang mempengaruhi sistem partikel tersebut
* Ruang = ruang kosong antar partikel yang merupakan bagian terbesar struktur mikroskopis materi.

Maka ketika energi kinetik sistem partikel berubah/berfluktuasi (unsur angin terganggu), gaya tarik-menarik antara partikel-partikel yang menyusun sistem berubah (unsur air bergejolak) sehingga partikel-partikel penyusun sistem tersebut berubah posisi sehingga sistem berubah/berguncang/bergetar (unsur tanah bergetar).

Dalam sistem yang makroskopis seperti planet bumi, adanya pergerakan lempeng bumi menyebabkan perubahan energi seperti kutipan artikel pada reply #7 yang juga mempengaruhi gaya tarik-menarik antara partikel-partikel dalam lempeng bumi dan menyebabkan perubahan posisi partikel-partikel tsb sehingga lempeng tsb mengerut dan mengembang (seperti pada reply #3). Inilah yang mengakibatkan guncangan yang disebut gempa bumi

;D
"Holmes once said not to allow your judgement to be biased by personal qualities, and emotional qualities are antagonistic to clear reasoning."
~ Shinichi Kudo a.k.a Conan Edogawa

Offline seniya

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.469
  • Reputasi: 169
  • Gender: Male
  • Om muni muni mahamuni sakyamuni svaha
Re: DN16: Maha-parinibbana Sutta
« Reply #11 on: 17 April 2013, 07:52:12 PM »
Sundul, gan, thread bagus tapi kok sepi.... :)
"Holmes once said not to allow your judgement to be biased by personal qualities, and emotional qualities are antagonistic to clear reasoning."
~ Shinichi Kudo a.k.a Conan Edogawa

Offline Shasika

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.152
  • Reputasi: 101
  • Gender: Female
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: DN16: Maha-parinibbana Sutta
« Reply #12 on: 12 July 2013, 09:20:17 PM »
Agak kurang tepat, menurut saya. Terjemahan "patiṭṭhitā" yang saya dapatkan adalah 'bertopang pada' atau 'berlandaskan pada', bukan '(berada) di atas'. Tapi sekali lagi, saya juga mungkin salah.
anda benar bro KK  :yes:
I'm an ordinary human only

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: DN16: Maha-parinibbana Sutta
« Reply #13 on: 13 July 2013, 09:08:21 AM »
anda benar bro KK  :yes:
Thanks untuk klarifikasinya.  :)

Menariknya, belakangan saya ada baca-baca tentang kosmologi Hindu (yang juga dipakai dalam kosmologi Buddhis) bahwa memang dianggap udara menopang air, lalu atas air ada daratan. Dalam kosmologi Buddhis, Gunung Mahameru dianggap sebagai pusat dunia, yang kemudian di kelilingi oleh pegunungan Himava (Himalaya) dan di bawahnya ada empat benua di setiap arah mata angin yang berbatasan dengan samudra. Di ujung samudra ada 'tembok' yang menahan airnya (disebut cakkavalasila). Ini jelas bahwa penggambaran bumi adalah datar melingkar (maka disebut cakkavala/pegunungan melingkar), dan memang dianggap daratan berada di atas air, dan kemudian air berada di atas udara.

Maka dengan demikian saya update pendapat saya bahwa sutta ini jelas tidak sesuai sains.

Offline Shasika

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.152
  • Reputasi: 101
  • Gender: Female
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: DN16: Maha-parinibbana Sutta
« Reply #14 on: 13 July 2013, 09:29:08 AM »
Thanks untuk klarifikasinya.  :)

Menariknya, belakangan saya ada baca-baca tentang kosmologi Hindu (yang juga dipakai dalam kosmologi Buddhis) bahwa memang dianggap udara menopang air, lalu atas air ada daratan. Dalam kosmologi Buddhis, Gunung Mahameru dianggap sebagai pusat dunia, yang kemudian di kelilingi oleh pegunungan Himava (Himalaya) dan di bawahnya ada empat benua di setiap arah mata angin yang berbatasan dengan samudra. Di ujung samudra ada 'tembok' yang menahan airnya (disebut cakkavalasila). Ini jelas bahwa penggambaran bumi adalah datar melingkar (maka disebut cakkavala/pegunungan melingkar), dan memang dianggap daratan berada di atas air, dan kemudian air berada di atas udara.

Maka dengan demikian saya update pendapat saya bahwa sutta ini jelas tidak sesuai sains.

Sama2 bro KK  ;D

Memang dalam kosmologi Buddhist seperti yang dicatat dalam Bodhivamsa, dikatakan Mandapabodhi itu sebagai pusat bumi yang akan hancur terakhir kali ketika kiamat. Hanya tempat itu yang mampu menerima pencerahan seorang "Buddha" sehingga dari kalpanya kalpa milyaran tahun Mandapabodhi akan tetap disana, dan anehnya kok kosmologi Buddhist juga himalaya sbg pusat yang memaku bumi, lalu mana yang jadi pusat bumi ? Mandapabodhi (kita tahu saat ini di Bodhgaya) atau Himalaya ?
I'm an ordinary human only