//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: DN16: Maha-parinibbana Sutta  (Read 16594 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline Sunyata

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.082
  • Reputasi: 52
DN16: Maha-parinibbana Sutta
« on: 15 April 2013, 10:20:04 AM »
Quote
14. "This great earth, Ananda, is established upon liquid, the liquid upon the atmosphere, and the atmosphere upon space. And when, Ananda, mighty atmospheric disturbances take place, the liquid is agitated. And with the agitation of the liquid, tremors of the earth arise. This is the first reason, the first cause for the arising of mighty earthquakes.

Salah satu dari 8 penyebab terjadinya gempa di dalam Maha-parinibbana Sutta. Sesuaikah penjelasan ini dengan ilmu pengetahuan? Mohon petunjuknya.

Offline shinchan

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 507
  • Reputasi: 12
Re: DN16: Maha-parinibbana Sutta
« Reply #1 on: 15 April 2013, 10:30:27 AM »
Salah satu dari 8 penyebab terjadinya gempa di dalam Maha-parinibbana Sutta. Sesuaikah penjelasan ini dengan ilmu pengetahuan? Mohon petunjuknya.

Sepertinya sesuai kk.

Menurut teori lempengan benua, daratan benua berada di atas magma yang cair.  Karena itu lempengan benua terus bergerak.  Ada yg saling menjauh ada yg mendekat. Saling mendekat terjadi tabrakan lempengan, timbullah gunung dan pegunungan. Saling menjauh timbulah jurang dan palung samudra.

Pergerakan lempengan ini menimbulkan gempa bumi, persis seperti sutta itu.

Offline seniya

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.469
  • Reputasi: 169
  • Gender: Male
  • Om muni muni mahamuni sakyamuni svaha
Re: DN16: Maha-parinibbana Sutta
« Reply #2 on: 15 April 2013, 11:00:07 AM »
Secara teori tektonik lempeng memang lapisan lempeng bumi dikatakan mengapung di atas semacam lapisan magma yg lbh cair drpd lempeng bumi (lapisan mantel bumi kalo gak salah namanya). Tetapi tdk diketahui apakah lapisan cair ini mengapung di atas lapisan lain yg bersifat gas/udara krn menurut teori iptek lapisan2 bumi yg lbh dlm bersifat cair semua bahkan inti bumi jg tersusun dr besi cair yg memberi sifat kemagnetan bumi.

Sepertinya sutta ini tdk begitu sesuai dg iptek krn mengatakan lapisan gas/udara bumi ditopang oleh ruang kosong/ruang angkasa, seakan2 bumi itu datar (seperti pemikiran orang zaman dahulu) bukan bundar. Kecuali dlm teori pseudo-science ttg hollow earth yg menyatakan bumi itu bgn dlmnya berongga shg bisa dihuni oleh makhluk non-manusia di dalamnya...

Cmiiiw
« Last Edit: 15 April 2013, 11:04:25 AM by ariyakumara »
"Holmes once said not to allow your judgement to be biased by personal qualities, and emotional qualities are antagonistic to clear reasoning."
~ Shinichi Kudo a.k.a Conan Edogawa

Offline morpheus

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.750
  • Reputasi: 110
  • Ragu pangkal cerah!
Re: DN16: Maha-parinibbana Sutta
« Reply #3 on: 15 April 2013, 11:09:06 AM »
visualisasi:
Spoiler: ShowHide
* I'm trying to free your mind, Neo. But I can only show you the door. You're the one that has to walk through it
* Neo, sooner or later you're going to realize just as I did that there's a difference between knowing the path and walking the path

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: DN16: Maha-parinibbana Sutta
« Reply #4 on: 15 April 2013, 02:01:44 PM »
Quote
14. "This great earth, Ananda, is established upon liquid, the liquid upon the atmosphere, and the atmosphere upon space. And when, Ananda, mighty atmospheric disturbances take place, the liquid is agitated. And with the agitation of the liquid, tremors of the earth arise. This is the first reason, the first cause for the arising of mighty earthquakes.

Salah satu dari 8 penyebab terjadinya gempa di dalam Maha-parinibbana Sutta. Sesuaikah penjelasan ini dengan ilmu pengetahuan? Mohon petunjuknya.
Pertama-tama sepertinya ada salah kaprah dalam terjemahan.
"This great earth, Ananda, is established upon liquid ... "
"Ayaṃ, ānanda, mahāpathavī udake patiṭṭhitā ... "

"Great earth/mahāpathavī" ini merujuk pada unsur tanah/padat, bukan bumi (bhūmi) sebagaimana dalam gempa bumi (bhūmicālassa).

Selanjutnya, "udaka" ini adalah air, juga merujuk ke unsur, bukan uap air di udara, air di laut/samudra (ogha/samudda), air tanah, magma, dll; "vāte" adalah unsur angin, bukan merujuk pada atmosfer; dan terakhir "vāto ākāsaṭṭho" = unsur angin terdapat di unsur ruang. (Di sini "ākāsa" sebagai dhātu/elemen, bukan sebagai tempat di langit.)



Secara teori tektonik lempeng memang lapisan lempeng bumi dikatakan mengapung di atas semacam lapisan magma yg lbh cair drpd lempeng bumi (lapisan mantel bumi kalo gak salah namanya). Tetapi tdk diketahui apakah lapisan cair ini mengapung di atas lapisan lain yg bersifat gas/udara krn menurut teori iptek lapisan2 bumi yg lbh dlm bersifat cair semua bahkan inti bumi jg tersusun dr besi cair yg memberi sifat kemagnetan bumi.
Inti bumi terdalam justru berbentuk padat, kemudian inti luarnya cair, dan kemudian ada mantel, yang bagian paling atasnya (di bawah permukaan padat yang menopang kerak bumi) adalah asthenosfer. Lapisan ini tidak cair, namun memang bersifat fluid dan berubah (dalam waktu lama, tentunya). Perubahan struktur ini yang menyebabkan patahan/fault di permukaan dan pergeseran lempeng tektonik, yang akibatnya adalah gempa bumi.


Quote
Sepertinya sutta ini tdk begitu sesuai dg iptek krn mengatakan lapisan gas/udara bumi ditopang oleh ruang kosong/ruang angkasa, seakan2 bumi itu datar (seperti pemikiran orang zaman dahulu) bukan bundar. Kecuali dlm teori pseudo-science ttg hollow earth yg menyatakan bumi itu bgn dlmnya berongga shg bisa dihuni oleh makhluk non-manusia di dalamnya...

Cmiiiw
Jadi ini bukan seperti di bawah permukaan padat ada air, bawahnya air ada udara/angin, dan di bawahnya lagi ada ruang angkasa. Ini lebih ke penjelasan pengaruh unsur yang bersesuaian hukum alam, berbeda dengan 7 lainnya yang adalah disebabkan kekuatan batin dan fenomena berhubungan dengan bodhisatta/Buddha.


Kalau menurut saya, sutta ini masih sangat kurang deskriptif untuk dikatakan tidak sesuai dengan sains, apalagi untuk dikatakan sesuai. 


Offline seniya

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.469
  • Reputasi: 169
  • Gender: Male
  • Om muni muni mahamuni sakyamuni svaha
Re: DN16: Maha-parinibbana Sutta
« Reply #5 on: 15 April 2013, 02:28:48 PM »
Berarti terjemahan DN oleh Walshe yang dipakai DC agak "menyesatkan" juga:

3.13. ‘Ānanda, ada delapan alasan, delapan penyebab terjadinya gempa bumi dahsyat. Bumi ini terletak di atas air, air di atas angin, angin di atas ruang. Dan ketika angin kencang berhembus, hal ini akan mengaduk air, dan karena air teraduk, bumi bergetar. Ini [108] adalah alasan pertama.’
"Holmes once said not to allow your judgement to be biased by personal qualities, and emotional qualities are antagonistic to clear reasoning."
~ Shinichi Kudo a.k.a Conan Edogawa

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: DN16: Maha-parinibbana Sutta
« Reply #6 on: 15 April 2013, 03:49:37 PM »
Berarti terjemahan DN oleh Walshe yang dipakai DC agak "menyesatkan" juga:

3.13. ‘Ānanda, ada delapan alasan, delapan penyebab terjadinya gempa bumi dahsyat. Bumi ini terletak di atas air, air di atas angin, angin di atas ruang. Dan ketika angin kencang berhembus, hal ini akan mengaduk air, dan karena air teraduk, bumi bergetar. Ini [108] adalah alasan pertama.’
Agak kurang tepat, menurut saya. Terjemahan "patiṭṭhitā" yang saya dapatkan adalah 'bertopang pada' atau 'berlandaskan pada', bukan '(berada) di atas'. Tapi sekali lagi, saya juga mungkin salah.


Offline Sunyata

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.082
  • Reputasi: 52
Re: DN16: Maha-parinibbana Sutta
« Reply #7 on: 15 April 2013, 03:53:31 PM »


Gempa tektonik yang kuat sering terjadi di sekitar tapal batas lempengan- lempengan tektonik. Lempengan-lempengan tektonik ini selalu bergerak dan saling mendesak satu sama lain. Pergerakan lempengan-lempengan tektonik ini menyebabkan terjadinya penimbunan energi secara perlahan- lahan. Gempa tektonik kemudian terjadi karena adanya pelepasan energi yang telah lama tertimbun tersebut. Gempa tektonik biasanya jauh lebih kuat getarannya dibandingkan dengan gempa vulkanik, maka getaran gempa yang merusak bangunan kebanyakan disebabkan oleh gempa tektonik. [2]. Tenaga yang dihasilkan oleh tekanan antara batuan dikenal sebagai kecacatan tektonik. Teori dari tectonic plate (lempeng tektonik) menjelaskan bahwa bumi terdiri dari beberapa lapisan batuan, sebagian besar area dari lapisan kerak itu akan hanyut dan mengapung di lapisan seperti salju. Lapisan tersebut begerak perlahan sehingga berpecah-pecah dan bertabrakan satu sama lainnya. Hal inilah yang menyebabkan terjadinya gempa tektonik. Peta penyebarannya mengikuti pola dan aturan yang khusus dan menyempit, yakni mengikuti pola-pola pertemuan lempeng- lempeng tektonik yang menyusun kerak bumi. Dalam ilmu kebumian ( geologi), kerangka teoretis tektonik lempeng merupakan postulat untuk menjelaskan fenomena gempa Bumi tektonik yang melanda hampir seluruh kawasan, yang berdekatan dengan batas pertemuan lempeng tektonik. Contoh gempa tektonik ialah seperti yang terjadi di Yogyakarta, Indonesia pada Sabtu, 27 Mei 2006 dini hari, pukul 05.54 WIB.

Sumber: wiki

Offline Sunyata

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.082
  • Reputasi: 52
Re: DN16: Maha-parinibbana Sutta
« Reply #8 on: 15 April 2013, 04:04:24 PM »
Di sutta ini dikatakan bahwa gempa bumi terjadi karena getaran yg disebabkan guncangan liquid, dan guncangan liquid ini disebabkan oleh mighty atmospheric disturbance.

Liquid dan mighty atmospheric disturbance ini merujuk pada apa ya?

Lalu bagaimana guncangan liquid dapat menyebabkan gempa? Baru pernah dengar... :|
« Last Edit: 15 April 2013, 04:23:29 PM by Sunyata »

Offline Sunyata

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.082
  • Reputasi: 52
Re: DN16: Maha-parinibbana Sutta
« Reply #9 on: 15 April 2013, 04:19:24 PM »
Berarti terjemahan DN oleh Walshe yang dipakai DC agak "menyesatkan" juga:

3.13. ‘Ānanda, ada delapan alasan, delapan penyebab terjadinya gempa bumi dahsyat. Bumi ini terletak di atas air, air di atas angin, angin di atas ruang. Dan ketika angin kencang berhembus, hal ini akan mengaduk air, dan karena air teraduk, bumi bergetar. Ini [108] adalah alasan pertama.’
Kalau begitu, gunakanlah cocologi ini.

3.13. ‘Ānanda, ada delapan alasan, delapan penyebab terjadinya gempa bumi dahsyat. Bumi ini tersusun atas unsur air, unsur angin, dan ruang. Dan ketika energi yg sangat kuat dari unsur angin terjadi, hal ini menyebabkan unsur air terguncang, dan karena unsur air terguncang, bumi bergetar. Ini [108] adalah alasan pertama.’

Jk. :hammer:

Offline seniya

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.469
  • Reputasi: 169
  • Gender: Male
  • Om muni muni mahamuni sakyamuni svaha
Re: DN16: Maha-parinibbana Sutta
« Reply #10 on: 15 April 2013, 09:01:43 PM »
Atau cocologi yang ini:

* Unsur tanah/padat = partikel penyusun suatu materi/zat (bisa atom, molekul, atau partikel elementer lainnya)
* Unsur air/cair = gaya tarik-menarik antara partikel-partikel tersebut
* Unsur angin/gerak = energi kinetik yang mempengaruhi sistem partikel tersebut
* Ruang = ruang kosong antar partikel yang merupakan bagian terbesar struktur mikroskopis materi.

Maka ketika energi kinetik sistem partikel berubah/berfluktuasi (unsur angin terganggu), gaya tarik-menarik antara partikel-partikel yang menyusun sistem berubah (unsur air bergejolak) sehingga partikel-partikel penyusun sistem tersebut berubah posisi sehingga sistem berubah/berguncang/bergetar (unsur tanah bergetar).

Dalam sistem yang makroskopis seperti planet bumi, adanya pergerakan lempeng bumi menyebabkan perubahan energi seperti kutipan artikel pada reply #7 yang juga mempengaruhi gaya tarik-menarik antara partikel-partikel dalam lempeng bumi dan menyebabkan perubahan posisi partikel-partikel tsb sehingga lempeng tsb mengerut dan mengembang (seperti pada reply #3). Inilah yang mengakibatkan guncangan yang disebut gempa bumi

;D
"Holmes once said not to allow your judgement to be biased by personal qualities, and emotional qualities are antagonistic to clear reasoning."
~ Shinichi Kudo a.k.a Conan Edogawa

Offline seniya

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.469
  • Reputasi: 169
  • Gender: Male
  • Om muni muni mahamuni sakyamuni svaha
Re: DN16: Maha-parinibbana Sutta
« Reply #11 on: 17 April 2013, 07:52:12 PM »
Sundul, gan, thread bagus tapi kok sepi.... :)
"Holmes once said not to allow your judgement to be biased by personal qualities, and emotional qualities are antagonistic to clear reasoning."
~ Shinichi Kudo a.k.a Conan Edogawa

Offline Shasika

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.152
  • Reputasi: 101
  • Gender: Female
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: DN16: Maha-parinibbana Sutta
« Reply #12 on: 12 July 2013, 09:20:17 PM »
Agak kurang tepat, menurut saya. Terjemahan "patiṭṭhitā" yang saya dapatkan adalah 'bertopang pada' atau 'berlandaskan pada', bukan '(berada) di atas'. Tapi sekali lagi, saya juga mungkin salah.
anda benar bro KK  :yes:
I'm an ordinary human only

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: DN16: Maha-parinibbana Sutta
« Reply #13 on: 13 July 2013, 09:08:21 AM »
anda benar bro KK  :yes:
Thanks untuk klarifikasinya.  :)

Menariknya, belakangan saya ada baca-baca tentang kosmologi Hindu (yang juga dipakai dalam kosmologi Buddhis) bahwa memang dianggap udara menopang air, lalu atas air ada daratan. Dalam kosmologi Buddhis, Gunung Mahameru dianggap sebagai pusat dunia, yang kemudian di kelilingi oleh pegunungan Himava (Himalaya) dan di bawahnya ada empat benua di setiap arah mata angin yang berbatasan dengan samudra. Di ujung samudra ada 'tembok' yang menahan airnya (disebut cakkavalasila). Ini jelas bahwa penggambaran bumi adalah datar melingkar (maka disebut cakkavala/pegunungan melingkar), dan memang dianggap daratan berada di atas air, dan kemudian air berada di atas udara.

Maka dengan demikian saya update pendapat saya bahwa sutta ini jelas tidak sesuai sains.

Offline Shasika

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.152
  • Reputasi: 101
  • Gender: Female
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: DN16: Maha-parinibbana Sutta
« Reply #14 on: 13 July 2013, 09:29:08 AM »
Thanks untuk klarifikasinya.  :)

Menariknya, belakangan saya ada baca-baca tentang kosmologi Hindu (yang juga dipakai dalam kosmologi Buddhis) bahwa memang dianggap udara menopang air, lalu atas air ada daratan. Dalam kosmologi Buddhis, Gunung Mahameru dianggap sebagai pusat dunia, yang kemudian di kelilingi oleh pegunungan Himava (Himalaya) dan di bawahnya ada empat benua di setiap arah mata angin yang berbatasan dengan samudra. Di ujung samudra ada 'tembok' yang menahan airnya (disebut cakkavalasila). Ini jelas bahwa penggambaran bumi adalah datar melingkar (maka disebut cakkavala/pegunungan melingkar), dan memang dianggap daratan berada di atas air, dan kemudian air berada di atas udara.

Maka dengan demikian saya update pendapat saya bahwa sutta ini jelas tidak sesuai sains.

Sama2 bro KK  ;D

Memang dalam kosmologi Buddhist seperti yang dicatat dalam Bodhivamsa, dikatakan Mandapabodhi itu sebagai pusat bumi yang akan hancur terakhir kali ketika kiamat. Hanya tempat itu yang mampu menerima pencerahan seorang "Buddha" sehingga dari kalpanya kalpa milyaran tahun Mandapabodhi akan tetap disana, dan anehnya kok kosmologi Buddhist juga himalaya sbg pusat yang memaku bumi, lalu mana yang jadi pusat bumi ? Mandapabodhi (kita tahu saat ini di Bodhgaya) atau Himalaya ?
I'm an ordinary human only

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: DN16: Maha-parinibbana Sutta
« Reply #15 on: 13 July 2013, 10:03:24 AM »
Sama2 bro KK  ;D

Memang dalam kosmologi Buddhist seperti yang dicatat dalam Bodhivamsa, dikatakan Mandapabodhi itu sebagai pusat bumi yang akan hancur terakhir kali ketika kiamat. Hanya tempat itu yang mampu menerima pencerahan seorang "Buddha" sehingga dari kalpanya kalpa milyaran tahun Mandapabodhi akan tetap disana, dan anehnya kok kosmologi Buddhist juga himalaya sbg pusat yang memaku bumi, lalu mana yang jadi pusat bumi ? Mandapabodhi (kita tahu saat ini di Bodhgaya) atau Himalaya ?
Mahameru sebagai pusat, dan letaknya sepertinya sama dengan Pegunungan Himava, namun karena Mahameru ini berada di "dimensi" berbeda, maka tidak dapat dilihat oleh manusia. Mahameru ini separuh badan tenggelam di samudra tempat para Asura yang berusaha naik ke puncaknya yang adalah Tavatimsa, lalu di tengahnya ada alam Catumaharajika yang menghalangi Asura tersebut.


Offline Shasika

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.152
  • Reputasi: 101
  • Gender: Female
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: DN16: Maha-parinibbana Sutta
« Reply #16 on: 13 July 2013, 10:10:03 AM »
Mahameru sebagai pusat, dan letaknya sepertinya sama dengan Pegunungan Himava, namun karena Mahameru ini berada di "dimensi" berbeda, maka tidak dapat dilihat oleh manusia. Mahameru ini separuh badan tenggelam di samudra tempat para Asura yang berusaha naik ke puncaknya yang adalah Tavatimsa, lalu di tengahnya ada alam Catumaharajika yang menghalangi Asura tersebut.
IC, makanya tidak ada yang bisa lihat dimana. ;D
I'm an ordinary human only

Offline Sunyata

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.082
  • Reputasi: 52
Re: DN16: Maha-parinibbana Sutta
« Reply #17 on: 13 July 2013, 06:10:49 PM »
Thanks untuk klarifikasinya.  :)

Menariknya, belakangan saya ada baca-baca tentang kosmologi Hindu (yang juga dipakai dalam kosmologi Buddhis) bahwa memang dianggap udara menopang air, lalu atas air ada daratan. Dalam kosmologi Buddhis, Gunung Mahameru dianggap sebagai pusat dunia, yang kemudian di kelilingi oleh pegunungan Himava (Himalaya) dan di bawahnya ada empat benua di setiap arah mata angin yang berbatasan dengan samudra. Di ujung samudra ada 'tembok' yang menahan airnya (disebut cakkavalasila). Ini jelas bahwa penggambaran bumi adalah datar melingkar (maka disebut cakkavala/pegunungan melingkar), dan memang dianggap daratan berada di atas air, dan kemudian air berada di atas udara.

Maka dengan demikian saya update pendapat saya bahwa sutta ini jelas tidak sesuai sains.
Kalau boleh tau, di mana om membacanya?

Offline morpheus

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.750
  • Reputasi: 110
  • Ragu pangkal cerah!
Re: DN16: Maha-parinibbana Sutta
« Reply #18 on: 13 July 2013, 08:27:15 PM »
Maka dengan demikian saya update pendapat saya bahwa sutta ini jelas tidak sesuai sains.
akhirnya...
* I'm trying to free your mind, Neo. But I can only show you the door. You're the one that has to walk through it
* Neo, sooner or later you're going to realize just as I did that there's a difference between knowing the path and walking the path

Offline Sunyata

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.082
  • Reputasi: 52
Re: DN16: Maha-parinibbana Sutta
« Reply #19 on: 13 July 2013, 10:37:28 PM »
Sama2 bro KK  ;D

Memang dalam kosmologi Buddhist seperti yang dicatat dalam Bodhivamsa, dikatakan Mandapabodhi itu sebagai pusat bumi yang akan hancur terakhir kali ketika kiamat. Hanya tempat itu yang mampu menerima pencerahan seorang "Buddha" sehingga dari kalpanya kalpa milyaran tahun Mandapabodhi akan tetap disana, dan anehnya kok kosmologi Buddhist juga himalaya sbg pusat yang memaku bumi, lalu mana yang jadi pusat bumi ? Mandapabodhi (kita tahu saat ini di Bodhgaya) atau Himalaya ?
Bodhivamsa itu bagian mana dari Tipitaka? Kalau yg dimaksud Buddhavamsa dari Khuddaka Nikaya, apakah Khuddaka Nikaya dapat dijadikan acuan? Bukan kah Khuddaka Nikaya adalah tambahan belakangan? Mohon petunjuknya.

Offline Shasika

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.152
  • Reputasi: 101
  • Gender: Female
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: DN16: Maha-parinibbana Sutta
« Reply #20 on: 14 July 2013, 01:22:44 AM »
Bodhivamsa itu bagian mana dari Tipitaka? Kalau yg dimaksud Buddhavamsa dari Khuddaka Nikaya, apakah Khuddaka Nikaya dapat dijadikan acuan? Bukan kah Khuddaka Nikaya adalah tambahan belakangan? Mohon petunjuknya.
Mohon jangan rancu, khuddaka Nikaya tergolong kelompok Sutta yang juga merupakan bagian yang di-rehearsal dalam Persamuan Agung I (First Buddhist Council) yang dipimpin oleh YM.Maha Kassapa, Dhammapada terdapat di Khuddaka Nikaya, seperti kita ketahui bersama justru Dhammapadalah yang tertua dibanding sutta2 lainnya.

Sedang Bodhivamsa (Bodhi : merefer pohon Bodhi, Vamsa : sejarah) adalah sejarah tentang pohon Bodhi, ini merupakan tambahan belakangan, yang ditulis di Sri Lanka.
I'm an ordinary human only

Offline adi lim

  • Sebelumnya: adiharto
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.993
  • Reputasi: 108
  • Gender: Male
  • Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta
Re: DN16: Maha-parinibbana Sutta
« Reply #21 on: 14 July 2013, 06:34:49 AM »
IC, makanya tidak ada yang bisa lihat dimana. ;D

jika ingin melihat harus jadi mahluk penghuninya
Seringlah PancaKhanda direnungkan sebagai Ini Bukan MILIKKU, Ini Bukan AKU, Ini Bukan DIRIKU, bermanfaat mengurangi keSERAKAHan, mengurangi keSOMBONGan, Semoga dapat menjauhi Pandangan SALAH.

Offline thres

  • Teman
  • **
  • Posts: 62
  • Reputasi: 4
Re: DN16: Maha-parinibbana Sutta
« Reply #22 on: 14 July 2013, 12:07:10 PM »
Thanks untuk klarifikasinya.  :)

Menariknya, belakangan saya ada baca-baca tentang kosmologi Hindu (yang juga dipakai dalam kosmologi Buddhis) bahwa memang dianggap udara menopang air, lalu atas air ada daratan. Dalam kosmologi Buddhis, Gunung Mahameru dianggap sebagai pusat dunia, yang kemudian di kelilingi oleh pegunungan Himava (Himalaya) dan di bawahnya ada empat benua di setiap arah mata angin yang berbatasan dengan samudra. Di ujung samudra ada 'tembok' yang menahan airnya (disebut cakkavalasila). Ini jelas bahwa penggambaran bumi adalah datar melingkar (maka disebut cakkavala/pegunungan melingkar), dan memang dianggap daratan berada di atas air, dan kemudian air berada di atas udara.

Maka dengan demikian saya update pendapat saya bahwa sutta ini jelas tidak sesuai sains.

Apa masih ada kemungkinan bahwa kalimat palinya disalahartikan? Sulit dipercaya, jika sang Buddha menyatakan sesuatu yang salah.

Saya pernah baca di sebuah artikel, yang menulis bahwa Dalai Lama berkata:

if modern science presents good evidence that a Buddhist idea is wrong, he will accept the modern science (he gives the example of the Earth moving around the sun, which runs counter to Buddhist scripture)

Link Artikelnya


Saya mau tanya, di sutta apa yang menuliskan bahwa bumi tidak mengelilingi matahari? apa memang ada, atau Dalai Lama salah? Bagaimana persisnya kata-kata di sutta itu?

Saya setuju dengan Dalai Lama, untuk tidak membuta meyakini sesuatu. Tapi saya masih tidak yakin bahwa seorang sammasambuddha bisa salah. Dan saya ingin memiliki Guru yang sempurna.
« Last Edit: 14 July 2013, 12:17:46 PM by thres »

Offline seniya

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.469
  • Reputasi: 169
  • Gender: Male
  • Om muni muni mahamuni sakyamuni svaha
Re: DN16: Maha-parinibbana Sutta
« Reply #23 on: 14 July 2013, 01:04:26 PM »
AN 3.80:

(1) “Seribu kali dunia di mana matahari dan rembulan berputar dan menerangi segala penjuru dengan cahayanya disebut seribu sistem dunia kecil.<512> Dalam seribu sistem dunia kecil tersebut terdapat seribu rembulan, seribu matahari, seribu raja pegunungan Sineru, seribu Jambudīpa, seribu Aparagoyāna, seribu Uttarakuru, seribu Pubbavideha,<513> dan seribu empat samudera raya, seribu empat raja dewa, seribu [surga] para deva yang dipimpin oleh empat raja dewa, seribu [surga] Tāvatiṃsa, seribu [228] [surga] Yāma, seribu [surga] Tusita, seribu [surga] para deva yang bersenang dalam penciptaan, seribu [surga] para deva yang mengendalikan ciptaan para deva lain. Seribu alam brahmā.

(2) “Sebuah dunia yang terdiri dari seribu kali seribu sistem dunia kecil disebut sistem dunia menengah seribu-pangkat-dua.<514>

(3) “Sebuah dunia yang terdiri dari seribu kali sistem dunia menengah seribu-pangkat-dua disebut sistem dunia besar seribu-pangkat-tiga. Ānanda, Sang Tathāgata dapat menyampaikan suaranya sejauh yang Beliau inginkan dalam sistem dunia besar seribu-pangkat-tiga.”
"Holmes once said not to allow your judgement to be biased by personal qualities, and emotional qualities are antagonistic to clear reasoning."
~ Shinichi Kudo a.k.a Conan Edogawa

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: DN16: Maha-parinibbana Sutta
« Reply #24 on: 14 July 2013, 01:23:57 PM »
AN 3.80:

(1) “Seribu kali dunia di mana matahari dan rembulan berputar dan menerangi segala penjuru dengan cahayanya disebut seribu sistem dunia kecil.<512> Dalam seribu sistem dunia kecil tersebut terdapat seribu rembulan, seribu matahari, seribu raja pegunungan Sineru, seribu Jambudīpa, seribu Aparagoyāna, seribu Uttarakuru, seribu Pubbavideha,<513> dan seribu empat samudera raya, seribu empat raja dewa, seribu [surga] para deva yang dipimpin oleh empat raja dewa, seribu [surga] Tāvatiṃsa, seribu [228] [surga] Yāma, seribu [surga] Tusita, seribu [surga] para deva yang bersenang dalam penciptaan, seribu [surga] para deva yang mengendalikan ciptaan para deva lain. Seribu alam brahmā.

(2) “Sebuah dunia yang terdiri dari seribu kali seribu sistem dunia kecil disebut sistem dunia menengah seribu-pangkat-dua.<514>

(3) “Sebuah dunia yang terdiri dari seribu kali sistem dunia menengah seribu-pangkat-dua disebut sistem dunia besar seribu-pangkat-tiga. Ānanda, Sang Tathāgata dapat menyampaikan suaranya sejauh yang Beliau inginkan dalam sistem dunia besar seribu-pangkat-tiga.”

matahari dan bulan memang berputar, dan tidak dikatakan "mengelilingi bumi"

Offline seniya

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.469
  • Reputasi: 169
  • Gender: Male
  • Om muni muni mahamuni sakyamuni svaha
Re: DN16: Maha-parinibbana Sutta
« Reply #25 on: 14 July 2013, 02:16:53 PM »
matahari dan bulan memang berputar, dan tidak dikatakan "mengelilingi bumi"

Bhagavā etadavoca: yāvatā ānanda candimasuriyā pariharanti, disā bhanti virocanā, tāva sahassadhā loko.

Kayaknya "pariharanti" tsb bermakna "mengelilingi suatu objek tertentu":

Pariharati [pari+hṛ] 1. to take care of, to attend to (acc.), shelter, protect, keep up, preserve, look after Vin i.42; ii.188; D ii.100 (sanghaŋ); D ii.14 (gabbhaŋ kucchinā); M i.124, 459; S iii.1; A iii.123; J i.52 (kucchiyā), 143, 170; Miln 392, 410 (attānaŋ) 418; SnA 78; DhA ii.232 (aggiŋ, v. l. paricarati, which is the usual); PvA 63 (kucchiyā), 177. Cp. BSk. pariharati in same meaning e. g. AvŚ i.193, 205. -- 2. to carry about D ii.19 (ankena); M i.83; Sn 440 (muñjaŋ parihare, 1 sg. pres. med.; SnA 390 takes it as parihareyya); Miln 418 (āḷakaŋ p.). -- 3. (intrs.) to move round, go round, circle, revolve M i.328; A i.277 (candima -- suriyā p.; cp. A v.59)=Vism 205; J i.395; iv.378; vi.519; DA i.85; PvA 204. -- 4. to conceal Vin iii.52 (sunkaŋ). <-> 5. to set out, take up, put forward, propose, only in phrase (Com. style) uttān' atthāni padāni p. to take up the words in more explicit meaning SnA 178, 419, 437, 462. -- pp. parihaṭa. Pass. parihīrati (q. v.). -- See also anupariharati.
"Holmes once said not to allow your judgement to be biased by personal qualities, and emotional qualities are antagonistic to clear reasoning."
~ Shinichi Kudo a.k.a Conan Edogawa

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: DN16: Maha-parinibbana Sutta
« Reply #26 on: 14 July 2013, 02:46:16 PM »
Bhagavā etadavoca: yāvatā ānanda candimasuriyā pariharanti, disā bhanti virocanā, tāva sahassadhā loko.

Kayaknya "pariharanti" tsb bermakna "mengelilingi suatu objek tertentu":


objek-objek angkasa itu semuanya berputar tapi bukan karena hobby melainkan karena gaya gravitasi, matahari dan bulan berputar karena gaya gravitasi ini, bahkan pada scope yg lebih luas, galaxy ini juga berputar, memutari apa? tergantung gaya gravitasi yg saling tarik itu.

Offline seniya

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.469
  • Reputasi: 169
  • Gender: Male
  • Om muni muni mahamuni sakyamuni svaha
Re: DN16: Maha-parinibbana Sutta
« Reply #27 on: 14 July 2013, 02:52:57 PM »
objek-objek angkasa itu semuanya berputar tapi bukan karena hobby melainkan karena gaya gravitasi, matahari dan bulan berputar karena gaya gravitasi ini, bahkan pada scope yg lebih luas, galaxy ini juga berputar, memutari apa? tergantung gaya gravitasi yg saling tarik itu.

Bukannya pusat tata surya menurut Buddhis itu gunung Sineru yang dikeliling oleh matahari dan bulan?
"Holmes once said not to allow your judgement to be biased by personal qualities, and emotional qualities are antagonistic to clear reasoning."
~ Shinichi Kudo a.k.a Conan Edogawa

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: DN16: Maha-parinibbana Sutta
« Reply #28 on: 14 July 2013, 03:36:15 PM »
Bukannya pusat tata surya menurut Buddhis itu gunung Sineru yang dikeliling oleh matahari dan bulan?

ref pls

Offline seniya

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.469
  • Reputasi: 169
  • Gender: Male
  • Om muni muni mahamuni sakyamuni svaha
"Holmes once said not to allow your judgement to be biased by personal qualities, and emotional qualities are antagonistic to clear reasoning."
~ Shinichi Kudo a.k.a Conan Edogawa

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male

Offline seniya

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.469
  • Reputasi: 169
  • Gender: Male
  • Om muni muni mahamuni sakyamuni svaha
Re: DN16: Maha-parinibbana Sutta
« Reply #31 on: 14 July 2013, 05:25:10 PM »
Itu dr komentar juga spt Visuddhimagga dkk yg mirip kosmologi Hindu spt yg ditulis oleh KK...
"Holmes once said not to allow your judgement to be biased by personal qualities, and emotional qualities are antagonistic to clear reasoning."
~ Shinichi Kudo a.k.a Conan Edogawa

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: DN16: Maha-parinibbana Sutta
« Reply #32 on: 14 July 2013, 06:02:11 PM »
Itu dr komentar juga spt Visuddhimagga dkk yg mirip kosmologi Hindu spt yg ditulis oleh KK...

mari kita membiasakan diri menjadi pengikut Sang Buddha

Offline seniya

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.469
  • Reputasi: 169
  • Gender: Male
  • Om muni muni mahamuni sakyamuni svaha
Re: DN16: Maha-parinibbana Sutta
« Reply #33 on: 14 July 2013, 06:05:50 PM »
Jadi ada gak sutta yang menyatakan secara tersurat bahwa bumi mengeliling matahari?
"Holmes once said not to allow your judgement to be biased by personal qualities, and emotional qualities are antagonistic to clear reasoning."
~ Shinichi Kudo a.k.a Conan Edogawa

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: DN16: Maha-parinibbana Sutta
« Reply #34 on: 14 July 2013, 06:13:06 PM »
Jadi ada gak sutta yang menyatakan secara tersurat bahwa bumi mengeliling matahari?

itu lah yg sedang saya tanyakan

Offline seniya

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.469
  • Reputasi: 169
  • Gender: Male
  • Om muni muni mahamuni sakyamuni svaha
Re: DN16: Maha-parinibbana Sutta
« Reply #35 on: 14 July 2013, 06:57:03 PM »
Kita tunggu dari yang lain dulu, mungkin ada yg tahu ;D
"Holmes once said not to allow your judgement to be biased by personal qualities, and emotional qualities are antagonistic to clear reasoning."
~ Shinichi Kudo a.k.a Conan Edogawa

Offline adi lim

  • Sebelumnya: adiharto
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.993
  • Reputasi: 108
  • Gender: Male
  • Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta
Re: DN16: Maha-parinibbana Sutta
« Reply #36 on: 15 July 2013, 05:49:26 AM »
mari kita membiasakan diri menjadi pengikut Sang Buddha

jika mengaku umat Buddhis, tentunya wajib membiasakan diri menjadi pengikut Sang Buddha
Seringlah PancaKhanda direnungkan sebagai Ini Bukan MILIKKU, Ini Bukan AKU, Ini Bukan DIRIKU, bermanfaat mengurangi keSERAKAHan, mengurangi keSOMBONGan, Semoga dapat menjauhi Pandangan SALAH.

Offline adi lim

  • Sebelumnya: adiharto
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.993
  • Reputasi: 108
  • Gender: Male
  • Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta
Seringlah PancaKhanda direnungkan sebagai Ini Bukan MILIKKU, Ini Bukan AKU, Ini Bukan DIRIKU, bermanfaat mengurangi keSERAKAHan, mengurangi keSOMBONGan, Semoga dapat menjauhi Pandangan SALAH.

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: DN16: Maha-parinibbana Sutta
« Reply #38 on: 15 July 2013, 10:16:56 AM »
Kalau boleh tau, di mana om membacanya?
Kalau saya baca, biasanya dari banyak sumber, bukan berpedoman pada satu saja yang dianggap otoritas. Info yang saya dapat kebanyakan dari kosmologi India kuno dan mitologi menurut Hinduisme.


---
akhirnya...
Kalau bersandar hanya pada literatur Buddhis, banyak hal yang penjelasannya kurang, tapi dengan memahami budaya tempat Buddhisme berkembang saat itu, sedikit banyak bisa didapat gambaran.


---
Apa masih ada kemungkinan bahwa kalimat palinya disalahartikan? Sulit dipercaya, jika sang Buddha menyatakan sesuatu yang salah.

Saya pernah baca di sebuah artikel, yang menulis bahwa Dalai Lama berkata:

if modern science presents good evidence that a Buddhist idea is wrong, he will accept the modern science (he gives the example of the Earth moving around the sun, which runs counter to Buddhist scripture)

Link Artikelnya


Saya mau tanya, di sutta apa yang menuliskan bahwa bumi tidak mengelilingi matahari? apa memang ada, atau Dalai Lama salah? Bagaimana persisnya kata-kata di sutta itu?

Saya setuju dengan Dalai Lama, untuk tidak membuta meyakini sesuatu. Tapi saya masih tidak yakin bahwa seorang sammasambuddha bisa salah. Dan saya ingin memiliki Guru yang sempurna.
Saya pikir kalau kita membaca literatur Buddhisme dan berharap adanya sosok mahasakti menyerupai tuhan, akan mendatangkan kekecewaan dan kesia-siaan. Terlalu banyak kesalahan secara ilmiah di dalamnya. Tapi kalau mencari nilai moralitas atau pedoman dalam pengembangan batin, mungkin akan mendapatkan sesuatu.



Offline seniya

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.469
  • Reputasi: 169
  • Gender: Male
  • Om muni muni mahamuni sakyamuni svaha
Re: DN16: Maha-parinibbana Sutta
« Reply #39 on: 15 July 2013, 11:25:55 AM »
 [at] KK: Apakah sumber spt itu bisa dipercaya? Mengingat di sini referensi yang dianggap valid hanya sutta....
"Holmes once said not to allow your judgement to be biased by personal qualities, and emotional qualities are antagonistic to clear reasoning."
~ Shinichi Kudo a.k.a Conan Edogawa

Offline Sunyata

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.082
  • Reputasi: 52
Re: DN16: Maha-parinibbana Sutta
« Reply #40 on: 15 July 2013, 03:24:23 PM »
Kalau saya baca, biasanya dari banyak sumber, bukan berpedoman pada satu saja yang dianggap otoritas. Info yang saya dapat kebanyakan dari kosmologi India kuno dan mitologi menurut Hinduisme.
Jadi, berdasarkan kosmologi tersebut, kesimpulan om adalah penyebab gempa di sutta ini tidak sesuai ilmu pengetahuan, begitu?

Offline The Ronald

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.231
  • Reputasi: 89
  • Gender: Male
Re: DN16: Maha-parinibbana Sutta
« Reply #41 on: 15 July 2013, 04:08:43 PM »

if modern science presents good evidence that a Buddhist idea is wrong, he will accept the modern science (he gives the example of the Earth moving around the sun, which runs counter to Buddhist scripture)

Link Artikelnya


Saya mau tanya, di sutta apa yang menuliskan bahwa bumi tidak mengelilingi matahari? apa memang ada, atau Dalai Lama salah? Bagaimana persisnya kata-kata di sutta itu?


sutta apa yah yg mengatakan matahari mengelilingi bumi..... ??
...

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: DN16: Maha-parinibbana Sutta
« Reply #42 on: 15 July 2013, 06:08:39 PM »
[at] KK: Apakah sumber spt itu bisa dipercaya? Mengingat di sini referensi yang dianggap valid hanya sutta....
Kosmologi Hindu bukan barang esoterik, bisa dibaca di mana-mana. Walaupun konsep mereka juga variatif, tapi prinsip umumnya memang melihat bumi sebagai datar. Tapi kalau memang yang dipakai hanya sutta maka sumber lain bisa diabaikan dan info yang bisa diolah sangat terbatas, terbuka untuk aneka tafsir dan interpretasi.


---
Jadi, berdasarkan kosmologi tersebut, kesimpulan om adalah penyebab gempa di sutta ini tidak sesuai ilmu pengetahuan, begitu?
Menurut sains, gempa bumi secara umum kita kenal adalah karena pergeseran lempeng tektonik atau karena aktifitas vulkanik. Ada juga penelitian tentang pengaruh pasang surut (karena interaksi gravitasi bumi-bulan) menyebabkan air 'terombang-ambing' dan 'menggesek' kerak bumi (dan bisa mempercepat atau memperlambat gempa), tapi tingkat pengaruhnya terhadap gempa hanya sekitar 1-2% saja, tidak signifikan.

Selain itu, dalam sutta disebutkan unsur padatnya ditopang oleh air, dan air ditopang oleh angin, jadi manapun dari penyebab gempa secara sains tidak sesuai dengan deskripsi tersebut.

Offline Kelana

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.225
  • Reputasi: 142
Re: DN16: Maha-parinibbana Sutta
« Reply #43 on: 16 July 2013, 11:41:46 AM »
Apa masih ada kemungkinan bahwa kalimat palinya disalahartikan? Sulit dipercaya, jika sang Buddha menyatakan sesuatu yang salah.

Masih ada kemungkinan. Seperti kata 'patiṭṭhitā' (Skt: pratisthita) dalam kasus ini, bisa berarti dibentuk oleh, atau didirikan oleh/pada.  Pada masa dulu kosa kata untuk menamakan sesuatu tidaklah banyak seperti sekarang . Jaman dulu tentu tidak mengenal istilah magma, lahar, atmosfir, tekanan udara, dll, dari istilah geologi jaman sekarang sehingga orang jaman dulu hanya menggunakan bahasa  yang sederhana terlebih dari apa yang dapat ia lihat sehari-hari.
GKBU
 
_/\_ suvatthi hotu


- finire -

Offline Shasika

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.152
  • Reputasi: 101
  • Gender: Female
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: DN16: Maha-parinibbana Sutta
« Reply #44 on: 16 July 2013, 01:53:23 PM »
ini bukan ref yg valid
Saya rasa bro Ariyakumara berusaha sedpt mungkin masih di referensi yang valid krn setelah saya buka link nya itu mencantumkan referensi AA.i.440
« Last Edit: 16 July 2013, 01:56:02 PM by Shasika »
I'm an ordinary human only

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: DN16: Maha-parinibbana Sutta
« Reply #45 on: 16 July 2013, 02:04:16 PM »
Saya rasa bro Ariyakumara berusaha sedpt mungkin masih di referensi yang valid krn setelah saya buka link nya itu mencantumkan referensi AA.i.440

AA= Anguttara Nikaya Atthakatha -> invalid

Offline Shasika

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.152
  • Reputasi: 101
  • Gender: Female
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: DN16: Maha-parinibbana Sutta
« Reply #46 on: 16 July 2013, 02:05:55 PM »
Masih ada kemungkinan. Seperti kata 'patiṭṭhitā' (Skt: pratisthita) dalam kasus ini, bisa berarti dibentuk oleh, atau didirikan oleh/pada.  Pada masa dulu kosa kata untuk menamakan sesuatu tidaklah banyak seperti sekarang . Jaman dulu tentu tidak mengenal istilah magma, lahar, atmosfir, tekanan udara, dll, dari istilah geologi jaman sekarang sehingga orang jaman dulu hanya menggunakan bahasa  yang sederhana terlebih dari apa yang dapat ia lihat sehari-hari.
Tapi bro sebenarnya istilah sang Buddha juga sudah tepat, ada tekanan udara didalam bumi (udara), ada gas bumi (liquid=cairan), ada padat (magma), api (magma=lahar panas yg berasal dari gesekan didlm bumi yg amat panas).
I'm an ordinary human only

Offline Shasika

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.152
  • Reputasi: 101
  • Gender: Female
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: DN16: Maha-parinibbana Sutta
« Reply #47 on: 16 July 2013, 02:12:16 PM »
AA= Anguttara Nikaya Atthakatha -> invalid
Selama masa kuliah kami dulu, kami telah diajarkan bahwa sutta2 ada penjelasannya di atthakatha sehingga kami dianjurkan memperlajari atthakatha, berhubung kemampuan pali saya sangat terbatas saya kurang bisa mempelajari langsung membaca atthakatha. Cukup sulit bagi yang kemampuan palinya terbatas, belum ada terjemahannya.
I'm an ordinary human only

Offline Kelana

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.225
  • Reputasi: 142
Re: DN16: Maha-parinibbana Sutta
« Reply #48 on: 16 July 2013, 02:36:13 PM »
Tapi bro sebenarnya istilah sang Buddha juga sudah tepat, ada tekanan udara didalam bumi (udara), ada gas bumi (liquid=cairan), ada padat (magma), api (magma=lahar panas yg berasal dari gesekan didlm bumi yg amat panas).

Benar, tapi kata yang digunakan dalam sutta tetap menggunakan kata yang umum saat itu, meskipun tidak menutup kemungkinan maknanya yang dimaksud jauh lebih khusus. Saat ini kita hanya bisa mengartikan kata umum tersebut dengan perkiraan, sehingga menjadi memiliki makna yang lebih khusus dan mendetail disesuaikan dengan istilah geologi sekarang. Oleh karena itu saya katakan tidak menutup kemungkinan bahwa kalimat Palinya disalahartikan. Jadi kita bisa saja mengatakan sutta tsb tidak sesuai dengan sains akibat kita tidak menerjemahkan, memaknakan kata dalam sutta secara benar karena kita terpaku satu kamus dan tidak mempertimbangkan etimologi misalnya.
GKBU
 
_/\_ suvatthi hotu


- finire -

Offline sanjiva

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.091
  • Reputasi: 101
  • Gender: Male
Re: DN16: Maha-parinibbana Sutta
« Reply #49 on: 16 July 2013, 03:13:41 PM »
Benar, tapi kata yang digunakan dalam sutta tetap menggunakan kata yang umum saat itu, meskipun tidak menutup kemungkinan maknanya yang dimaksud jauh lebih khusus. Saat ini kita hanya bisa mengartikan kata umum tersebut dengan perkiraan, sehingga menjadi memiliki makna yang lebih khusus dan mendetail disesuaikan dengan istilah geologi sekarang. Oleh karena itu saya katakan tidak menutup kemungkinan bahwa kalimat Palinya disalahartikan. Jadi kita bisa saja mengatakan sutta tsb tidak sesuai dengan sains akibat kita tidak menerjemahkan, memaknakan kata dalam sutta secara benar karena kita terpaku satu kamus dan tidak mempertimbangkan etimologi misalnya.

Gw setuju dengan pendapat anda di atas.  Jaman itu belum ada istilah2 teknis geologi seperti sekarang seperti magma, lava, atmosfer, oksigen, hidrogen, dll.
«   Ignorance is bliss, but the truth will set you free   »