//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Poll

Menurut anda, sistem edukasi di Indonesia...

Bagus
1 (8.3%)
Buruk
3 (25%)
Sangat Bagus
0 (0%)
Sangat Buruk
6 (50%)
Tidak penting
2 (16.7%)

Total Members Voted: 12

Author Topic: Our Education System  (Read 24397 times)

0 Members and 2 Guests are viewing this topic.

Offline Sunyata

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.082
  • Reputasi: 52
Our Education System
« on: 31 March 2013, 08:11:28 AM »


Dari twitter. What do you think?

Offline Sumedho

  • Kebetulan
  • Administrator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 12.406
  • Reputasi: 423
  • Gender: Male
  • not self
Re: Our Education System
« Reply #1 on: 31 March 2013, 08:14:51 AM »
bitter truth :|
There is no place like 127.0.0.1

Offline morpheus

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.750
  • Reputasi: 110
  • Ragu pangkal cerah!
Re: Our Education System
« Reply #2 on: 31 March 2013, 08:31:42 AM »
video senada dari ted:
* I'm trying to free your mind, Neo. But I can only show you the door. You're the one that has to walk through it
* Neo, sooner or later you're going to realize just as I did that there's a difference between knowing the path and walking the path

Offline urban888

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 134
  • Reputasi: 2
  • Gender: Male
  • Kebetulan terjerumus ke DC
Re: Our Education System
« Reply #3 on: 31 March 2013, 12:31:15 PM »


Dari twitter. What do you think?

seperti kasus rintisan sekolah bertaraf internasional (RSBI/SBI) yg pernah hampir disahkan.....jika benar2 disahkan akan menciptakan diskriminasi dan munculnya kasta2 dlm dunia pendidikan....iming2 mengejar standar pendidikan internasional seperti negara2 br...hal tersebut malah menimbulkan masalah kesenjangan baru...kalo sistem standar nilai kbk pendidikan sekarang masih dpt diterima  _/\_
Lebih baik punya 1 sahabat daripada 1000 teman lebih baik punya 1000 teman daripada 1 musuh

Offline bawel

  • Sebelumnya: Comel
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.755
  • Reputasi: 71
  • Gender: Male
  • namanya juga bawel ;D
Re: Our Education System
« Reply #4 on: 31 March 2013, 01:01:24 PM »


Dari twitter. What do you think?

gagak: kwak kwak kwak itu sih gampang, clap clap clap sampi ke atas pohon kwak kwak kwak

monyet: nguik nguik nguik itu sih mudah, hop hop hop sampai sudah ke atas pohon nguik nguik nguik

anjing: bark bark bark bayangin si monyet jadi kucing … bark … bark … grrrr… craxx… craxx… nguik nguik nguik (si anjing naik pohon tanpa sadar)

penguin: nasib jadi burung ngak bisa terbang … sigh

anjing laut: nasib jadi anjing tapi ngak kenal sama kucing … sob

ikan: brub … brub brub brub … brub

gajah: membelitkan belalainya ke penguin, anjing laut, dan ikan dan menaruh mereka langsung ke atas pohon

semuanya: wooooowwww … tapi bagaimana denganmu sendiri gajah?

gajah: tenang… sekarang kalian semua turun dulu… (setelah semua turun)

gajah: saya akan robahkan pohon itu dan akan menjejakkan kaki saya ke puncak tertinggi pohon itu… brum… brum… ngengggg… duarrr… brak... clap… clap… clap…

pesan: janganlah menyalahkan keadaan, jadi lah seperti san cai si rumput liar, walaupun diinjak-injak dia dapat kembali tumbuh subur, itu lah sekolah yang sebenarnya, bagaimana kita dapat mengatasi keterbatasan dengan mengembangkan pengetahuan yang didapat ;D

Offline urban888

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 134
  • Reputasi: 2
  • Gender: Male
  • Kebetulan terjerumus ke DC
Re: Our Education System
« Reply #5 on: 31 March 2013, 01:07:46 PM »
gagak: kwak kwak kwak itu sih gampang, clap clap clap sampi ke atas pohon kwak kwak kwak

monyet: nguik nguik nguik itu sih mudah, hop hop hop sampai sudah ke atas pohon nguik nguik nguik

anjing: bark bark bark bayangin si monyet jadi kucing … bark … bark … grrrr… craxx… craxx… nguik nguik nguik (si anjing naik pohon tanpa sadar)

penguin: nasib jadi burung ngak bisa terbang … sigh

anjing laut: nasib jadi anjing tapi ngak kenal sama kucing … sob

ikan: brub … brub brub brub … brub

gajah: membelitkan belalainya ke penguin, anjing laut, dan ikan dan menaruh mereka langsung ke atas pohon

semuanya: wooooowwww … tapi bagaimana denganmu sendiri gajah?

gajah: tenang… sekarang kalian semua turun dulu… (setelah semua turun)

gajah: saya akan robahkan pohon itu dan akan menjejakkan kaki saya ke puncak tertinggi pohon itu… brum… brum… ngengggg… duarrr… brak... clap… clap… clap…

pesan: janganlah menyalahkan keadaan, jadi lah seperti san cai si rumput liar, walaupun diinjak-injak dia dapat kembali tumbuh subur, itu lah sekolah yang sebenarnya, bagaimana kita dapat mengatasi keterbatasan dengan mengembangkan pengetahuan yang didapat ;D

so intinya beradaptasilah dgn lingkungan sitem pendidikan tempat kita berada(dimana bumi dipijak disitu langit dijunjung)...if us can do it....we can survive and make a evolution  _/\_
Lebih baik punya 1 sahabat daripada 1000 teman lebih baik punya 1000 teman daripada 1 musuh

Offline bawel

  • Sebelumnya: Comel
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.755
  • Reputasi: 71
  • Gender: Male
  • namanya juga bawel ;D
Re: Our Education System
« Reply #6 on: 31 March 2013, 01:15:06 PM »
so intinya beradaptasilah dgn lingkungan sitem pendidikan tempat kita berada(dimana bumi dipijak disitu langit dijunjung)...if us can do it....we can survive and make a evolution  _/\_

iya kurang lebih seperti itu ;D tidak ada sistem pendidikan yang sempurna karena banyak kepentingan di dalam sistem pendidikan itu sendiri, kepentingan politik, kepentingan agama, kepentingan ekonomi, dll ;D
jadi ... peranan orang tua itu lah yang terpenting ;D

Offline seniya

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.469
  • Reputasi: 169
  • Gender: Male
  • Om muni muni mahamuni sakyamuni svaha
Re: Our Education System
« Reply #7 on: 31 March 2013, 01:15:20 PM »
Eh ada si bawel, ke mana aja lama gak nongol....
"Holmes once said not to allow your judgement to be biased by personal qualities, and emotional qualities are antagonistic to clear reasoning."
~ Shinichi Kudo a.k.a Conan Edogawa

Offline sanjiva

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.091
  • Reputasi: 101
  • Gender: Male
Re: Our Education System
« Reply #8 on: 31 March 2013, 01:40:36 PM »
Spoiler: ShowHide
gagak: kwak kwak kwak itu sih gampang, clap clap clap sampi ke atas pohon kwak kwak kwak

monyet: nguik nguik nguik itu sih mudah, hop hop hop sampai sudah ke atas pohon nguik nguik nguik

anjing: bark bark bark bayangin si monyet jadi kucing … bark … bark … grrrr… craxx… craxx… nguik nguik nguik (si anjing naik pohon tanpa sadar)

penguin: nasib jadi burung ngak bisa terbang … sigh

anjing laut: nasib jadi anjing tapi ngak kenal sama kucing … sob

ikan: brub … brub brub brub … brub

gajah: membelitkan belalainya ke penguin, anjing laut, dan ikan dan menaruh mereka langsung ke atas pohon

semuanya: wooooowwww … tapi bagaimana denganmu sendiri gajah?

gajah: tenang… sekarang kalian semua turun dulu… (setelah semua turun)

gajah: saya akan robahkan pohon itu dan akan menjejakkan kaki saya ke puncak tertinggi pohon itu… brum… brum… ngengggg… duarrr… brak... clap… clap… clap…


pesan: janganlah menyalahkan keadaan, jadi lah seperti san cai si rumput liar, walaupun diinjak-injak dia dapat kembali tumbuh subur, itu lah sekolah yang sebenarnya, bagaimana kita dapat mengatasi keterbatasan dengan mengembangkan pengetahuan yang didapat ;D

Wise solution  :jempol:

Jadi ingat Andrea Hirata dan Laskar Pelangi.  ::)
«   Ignorance is bliss, but the truth will set you free   »

Offline Sunyata

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.082
  • Reputasi: 52
Re: Our Education System
« Reply #9 on: 31 March 2013, 02:17:29 PM »
IMO, Sekolah itu sudah seperti penjara. Murid sekarang harus dipaksa untuk sekolah minimal 12 tahun untuk masa depannya atau agar dapat diberdayakan di masyarakat. Saya rasa itu sudah jadi normalitas dimasyarakat kalau tidak sekolah=bodoh atau anak-anak harus disekolahkan. Sehingga muncul kecenderungan meremehkan orang yg tidak (mampu) bersekolah.

Padahal duduk belajar di didalam kelas selama 12 tahun itu membuat frustasi dan membuat murid yg terkurung secara psikologisnya menjadi liar, melawan, frustasi, dll. Lalu sistem nilai atau grade di sekolah sering kali menyebabkan murid lebih mementingkan nilai daripada usaha atau belajar, terbukti dengan adanya sejumlah murid yg menyontek, pelit jawaban sampai pertemanan pun bisa rusak, dll. Ditambah tekanan dari orang tua kalau sampai mendapat nilai rendah.

Murid sekolah jarang bisa berpikir bebas di sekolah, harus menjawab dengan jawaban yg dianggap guru atau bukunya benar. Apalagi kurikulum yg terkadang tidak mampu memenuhi apa yg dibutuhkan murid dengan cita-cita, karakter, dan tingkat kecerdasan yg berbeda, memaksa apa yg bukan menjadi tujuan hidup muridnya.

Meskipun tidak bersekolah, orang yg belajar secara otodidak juga bisa terkenal sebagai ilmuwan, atau penemu, dan sebagainya kok. Just my opinion. :)

Offline Sunyata

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.082
  • Reputasi: 52
Re: Our Education System
« Reply #10 on: 31 March 2013, 02:24:26 PM »
 [at] Bawel Jadi semua orang harus memanjat pohon, om? Aneh padahal nyatanya tujuan orang itu berbeda-beda. Bukan hanya memanjat pohon.

Offline bawel

  • Sebelumnya: Comel
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.755
  • Reputasi: 71
  • Gender: Male
  • namanya juga bawel ;D
Re: Our Education System
« Reply #11 on: 31 March 2013, 03:22:19 PM »
Eh ada si bawel, ke mana aja lama gak nongol....

habis hibernasi :))

[at] Bawel Jadi semua orang harus memanjat pohon, om? Aneh padahal nyatanya tujuan orang itu berbeda-beda. Bukan hanya memanjat pohon.

menjadi arsitek tanpa mengetahui pengetahuan kesehatan, ekonomi, matematika, sejarah, sosiologi, dll apakah akan menjadi arsitek yang baik? ;D

menjadi atlet tanpa pengetahuan kesehatan, ekonomi, matematika, fisika, sosiologi, sejarah, kimia, dll apakah akan bisa berkembang? ;D

menjadi penulis cerita tanpa mengetahui ketatabahasaan, sejarah, sosiologi, fisika, matematika, ekonomi, seni, dll apakah akan bisa menjadi penulis yang hebat? ;D

menjadi pekerja lainnya tanpa pengetahuan yang memadai apakah dapat berkembang? ;D

jadi tidak ada yang aneh kok om ata ;D memang anak-anak belum mengetahui banyak hal dan sekolah dapat membantu memberi pengetahuan itu, walaupun anak-anak sering menganggap itu tidak penting ;D makanya sebelumnya saya bilang peran orang tua itu penting ;D selain itu sekolah itu juga untuk membuka wawasan, tempat melatih kedisiplinan, tempat bersosialisasi sekaligus tempat membangun relasi yang penting untuk masa depan anak ;D

tambahan ;D
dulu saya pernah bercerita tentang puzzle ;D nah seperti itulah hidup ;D, sekeping puzzle itu terlihat tidak penting, tapi kalo kita bisa merangkainya, kita akan menikmati hasilnya ;D begitu juga pelajaran di sekolah, saat ini mungkin tidak penting, tapi pengetahuan itu suatu saat bisa membantu kita ;D oleh karena itu janganlah mengembangkan kebencian pada pelajaran sekolah, karena kebencian akan menutupi manfaat dari pelajaran-pelajaran itu ;D cobalah mulai rangkai pengetahuan yang kita dapat disekolah, cobalah menjadi penemu, rasakan bebasnya berkreasi dari pengetahuan yang kita dapat ;D

Offline Sunyata

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.082
  • Reputasi: 52
Re: Our Education System
« Reply #12 on: 31 March 2013, 04:32:50 PM »
habis hibernasi :))

menjadi arsitek tanpa mengetahui pengetahuan kesehatan, ekonomi, matematika, sejarah, sosiologi, dll apakah akan menjadi arsitek yang baik? ;D

menjadi atlet tanpa pengetahuan kesehatan, ekonomi, matematika, fisika, sosiologi, sejarah, kimia, dll apakah akan bisa berkembang? ;D

menjadi penulis cerita tanpa mengetahui ketatabahasaan, sejarah, sosiologi, fisika, matematika, ekonomi, seni, dll apakah akan bisa menjadi penulis yang hebat? ;D

menjadi pekerja lainnya tanpa pengetahuan yang memadai apakah dapat berkembang? ;D

jadi tidak ada yang aneh kok om ata ;D memang anak-anak belum mengetahui banyak hal dan sekolah dapat membantu memberi pengetahuan itu, walaupun anak-anak sering menganggap itu tidak penting ;D makanya sebelumnya saya bilang peran orang tua itu penting ;D selain itu sekolah itu juga untuk membuka wawasan, tempat melatih kedisiplinan, tempat bersosialisasi sekaligus tempat membangun relasi yang penting untuk masa depan anak ;D

tambahan ;D
dulu saya pernah bercerita tentang puzzle ;D nah seperti itulah hidup ;D, sekeping puzzle itu terlihat tidak penting, tapi kalo kita bisa merangkainya, kita akan menikmati hasilnya ;D begitu juga pelajaran di sekolah, saat ini mungkin tidak penting, tapi pengetahuan itu suatu saat bisa membantu kita ;D oleh karena itu janganlah mengembangkan kebencian pada pelajaran sekolah, karena kebencian akan menutupi manfaat dari pelajaran-pelajaran itu ;D cobalah mulai rangkai pengetahuan yang kita dapat disekolah, cobalah menjadi penemu, rasakan bebasnya berkreasi dari pengetahuan yang kita dapat ;D

Positive thinking as always. >:D
Btw, welcome back om.
« Last Edit: 31 March 2013, 04:35:13 PM by Sunyata »

Offline tesla

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.426
  • Reputasi: 125
  • Gender: Male
  • bukan di surga atau neraka, hanya di sini
Re: Our Education System
« Reply #13 on: 31 March 2013, 08:42:38 PM »
so intinya beradaptasilah dgn lingkungan sitem pendidikan tempat kita berada(dimana bumi dipijak disitu langit dijunjung)...if us can do it....we can survive and make a evolution  _/\_

sepertinya Anda ga nangkap maksudnya?

pesannya sudah jelas, our education system is wrong.
bagaimana jika anak Anda (atau mungkin Anda sendiri) adalah ikan yg disuruh memanjat pohon?
padahal mungkin Anda adalah calon juara olimpiade renang.
Lepaskan keserakahan akan kesenangan. Lihatlah bahwa melepaskan dunia adalah kedamaian. Tidak ada sesuatu pun yang perlu kau raup, dan tidak ada satu pun yang perlu kau dorong pergi. ~ Buddha ~

Offline sl99

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 409
  • Reputasi: 33
  • Gender: Male
Re: Our Education System
« Reply #14 on: 31 March 2013, 08:46:55 PM »
habis hibernasi :))

menjadi arsitek tanpa mengetahui pengetahuan kesehatan, ekonomi, matematika, sejarah, sosiologi, dll apakah akan menjadi arsitek yang baik? ;D

menjadi atlet tanpa pengetahuan kesehatan, ekonomi, matematika, fisika, sosiologi, sejarah, kimia, dll apakah akan bisa berkembang? ;D

menjadi penulis cerita tanpa mengetahui ketatabahasaan, sejarah, sosiologi, fisika, matematika, ekonomi, seni, dll apakah akan bisa menjadi penulis yang hebat? ;D

menjadi pekerja lainnya tanpa pengetahuan yang memadai apakah dapat berkembang? ;D

jadi tidak ada yang aneh kok om ata ;D memang anak-anak belum mengetahui banyak hal dan sekolah dapat membantu memberi pengetahuan itu, walaupun anak-anak sering menganggap itu tidak penting ;D makanya sebelumnya saya bilang peran orang tua itu penting ;D selain itu sekolah itu juga untuk membuka wawasan, tempat melatih kedisiplinan, tempat bersosialisasi sekaligus tempat membangun relasi yang penting untuk masa depan anak ;D

tambahan ;D
dulu saya pernah bercerita tentang puzzle ;D nah seperti itulah hidup ;D, sekeping puzzle itu terlihat tidak penting, tapi kalo kita bisa merangkainya, kita akan menikmati hasilnya ;D begitu juga pelajaran di sekolah, saat ini mungkin tidak penting, tapi pengetahuan itu suatu saat bisa membantu kita ;D oleh karena itu janganlah mengembangkan kebencian pada pelajaran sekolah, karena kebencian akan menutupi manfaat dari pelajaran-pelajaran itu ;D cobalah mulai rangkai pengetahuan yang kita dapat disekolah, cobalah menjadi penemu, rasakan bebasnya berkreasi dari pengetahuan yang kita dapat ;D

Hampir semua pelajaran tk sampai perguruan tinggi tidak ada yang saya ingat.
Pengetahuan yang saya dapat sekarang ini adalah hasil belajar ulang, dari buku-buku, sebagian besar internet.
Jadi saya pribadi menganggap sekolah dari tk sampai perguruan tinggi tidak banyak manfaatnya,
hanya mempertebal dompet pemilik sekolah.
Vaya dhamma sankhara, appamadena sampadetha

Offline tesla

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.426
  • Reputasi: 125
  • Gender: Male
  • bukan di surga atau neraka, hanya di sini
Re: Our Education System
« Reply #15 on: 31 March 2013, 08:52:13 PM »
menjadi arsitek tanpa mengetahui pengetahuan kesehatan, ekonomi, matematika, sejarah, sosiologi, dll apakah akan menjadi arsitek yang baik? ;D

menjadi atlet tanpa pengetahuan kesehatan, ekonomi, matematika, fisika, sosiologi, sejarah, kimia, dll apakah akan bisa berkembang? ;D

menjadi penulis cerita tanpa mengetahui ketatabahasaan, sejarah, sosiologi, fisika, matematika, ekonomi, seni, dll apakah akan bisa menjadi penulis yang hebat? ;D

pertanyaan ambigu.
karena ditanya seabrek.

saya jawab, ada banyak pekerjaan yg bisa dilakukan tanpa kemampuan calculus.

Quote
menjadi pekerja lainnya tanpa pengetahuan yang memadai apakah dapat berkembang? ;D

apakah sekolah memberi pengetahuan memadai utk pekerjaan seorang murid nanti?
itu masalahnya... seorang penyanyi tidak perlu belajar agama, seorang sastrawan tidak perlu belajar kimia, so on...
sistem sekolah skrg, "mencetak" semua murid berbakat menjadi pekerja

Quote
jadi tidak ada yang aneh kok om ata ;D memang anak-anak belum mengetahui banyak hal dan sekolah dapat membantu memberi pengetahuan itu, walaupun anak-anak sering menganggap itu tidak penting ;D makanya sebelumnya saya bilang peran orang tua itu penting ;D selain itu sekolah itu juga untuk membuka wawasan, tempat melatih kedisiplinan, tempat bersosialisasi sekaligus tempat membangun relasi yang penting untuk masa depan anak ;D

tambahan ;D
dulu saya pernah bercerita tentang puzzle ;D nah seperti itulah hidup ;D, sekeping puzzle itu terlihat tidak penting, tapi kalo kita bisa merangkainya, kita akan menikmati hasilnya ;D begitu juga pelajaran di sekolah, saat ini mungkin tidak penting, tapi pengetahuan itu suatu saat bisa membantu kita ;D oleh karena itu janganlah mengembangkan kebencian pada pelajaran sekolah, karena kebencian akan menutupi manfaat dari pelajaran-pelajaran itu ;D cobalah mulai rangkai pengetahuan yang kita dapat disekolah, cobalah menjadi penemu, rasakan bebasnya berkreasi dari pengetahuan yang kita dapat ;D


utk saya thd anak saya,
saya sendiri jg berpendapat bahwa apa yg diajarkan di sekolah tidak penting
makanya saya usahakan anak saya sekolah di sekolah yg agak *sok international* tidak ada sistem tinggal kelas gara2 gagal menghafal
zaman sudah berubah, jika seorang anak minat mempelajari sesuatu skrg tinggal buka wikipedia.
yg lebih penting skrg adalah bagaimana agar minat anak tsb tumbuh
Lepaskan keserakahan akan kesenangan. Lihatlah bahwa melepaskan dunia adalah kedamaian. Tidak ada sesuatu pun yang perlu kau raup, dan tidak ada satu pun yang perlu kau dorong pergi. ~ Buddha ~

Offline Sunyata

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.082
  • Reputasi: 52
Re: Our Education System
« Reply #16 on: 31 March 2013, 10:13:20 PM »
apakah sekolah memberi pengetahuan memadai utk pekerjaan seorang murid nanti?
itu masalahnya... seorang penyanyi tidak perlu belajar agama, seorang sastrawan tidak perlu belajar kimia, so on...
sistem sekolah skrg, "mencetak" semua murid berbakat menjadi pekerja

The emergence of secondary education in the United States did not happen until 1910, caused by the rise in big businesses and technological advances in factories (for instance, the emergence of electrification), that required skilled workers. In order to meet this new job demand, high schools were created, with a curriculum focused on practical job skills that would better prepare students for white collar or skilled blue collar work. This proved to be beneficial for both employers and employees, for the improvement in human capital caused employees to become more efficient, which lowered costs for the employer, and skilled employees received a higher wage than employees with just primary educational attainment.

sumber:http://en.wikipedia.org/wiki/Education

;D

Offline bawel

  • Sebelumnya: Comel
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.755
  • Reputasi: 71
  • Gender: Male
  • namanya juga bawel ;D
Re: Our Education System
« Reply #17 on: 31 March 2013, 11:10:09 PM »
Positive thinking as always. >:D
Btw, welcome back om.

saya cuma mampir aja kok om ;D
pas kebetulan lagi nganggur ;D

Hampir semua pelajaran tk sampai perguruan tinggi tidak ada yang saya ingat.
Pengetahuan yang saya dapat sekarang ini adalah hasil belajar ulang, dari buku-buku, sebagian besar internet.
Jadi saya pribadi menganggap sekolah dari tk sampai perguruan tinggi tidak banyak manfaatnya,
hanya mempertebal dompet pemilik sekolah.

karena itu lah indonesia menjadi negara yang setia mengimpor tenaga ahli dari luar negeri dari dulu sampai sekarang ;D artinya selamanya jadi negara berkembang ;D itu semua karena muridnya yah seperti om gitu ;D selalu mengharapkan kemajuan diri sendiri kepada orang lain dan membuang-buang waktu untuk belajar ulang ;D lebih memilih kantin atau mal dibanding untuk belajar tambahan di perpustakaan sekolah ;D

pertanyaan ambigu.
karena ditanya seabrek.

saya jawab, ada banyak pekerjaan yg bisa dilakukan tanpa kemampuan calculus.

saya kan tanya sama om ata, jadi ngak dijawab sama om tesla juga ngakpapa ;D

pengetahuan itu menambah nilai om ;D dengan belajar kalkulus, logika kita terlatih ;D begitu juga dengan pelajaran lain yang bisa melatih perasaan, kreativitas, dan lainnya ;D

Quote
apakah sekolah memberi pengetahuan memadai utk pekerjaan seorang murid nanti?
itu masalahnya... seorang penyanyi tidak perlu belajar agama, seorang sastrawan tidak perlu belajar kimia, so on...
sistem sekolah skrg, "mencetak" semua murid berbakat menjadi pekerja

sekolah memberikan pengetahuan dasar ;D kita yang mengembangkan sendiri ;D

seperti yang saya sebut sebelumnya, pelajaran itu dapat memberi nilai tambah ;D contohnya cerita detektif sherlock holmes yang seorang ahli kimia dan pemain biola, dan watson yang seorang dokter, sehingga sedikit banyak sir conan pasti mempelajari sosiologi, kimia, musik plus kedokteran juga ;D

nah itu yang saya sebut peran orang tua itu penting ;D karena sistem pendidikan itu memang banyak kepentingan dari berbagai pihak dan tidak akan pernah ada yang sempurna ;D

Quote
utk saya thd anak saya,
saya sendiri jg berpendapat bahwa apa yg diajarkan di sekolah tidak penting
makanya saya usahakan anak saya sekolah di sekolah yg agak *sok international* tidak ada sistem tinggal kelas gara2 gagal menghafal
zaman sudah berubah, jika seorang anak minat mempelajari sesuatu skrg tinggal buka wikipedia.
yg lebih penting skrg adalah bagaimana agar minat anak tsb tumbuh

yah itu terserah om tesla aja ;D

mengenai tidak naik kelas, saya mau membandingkan sedikit antara anak jaman dulu dengan  anak jaman sekarang ;D

dari bacaan, jaman dulu untuk lulus menjadi sarjana di rrc benar-benar sulit, banyak yang ikut ujian bertahun-tahun tapi tidak lulus-lulus ;D tapi hasilnya … banyak sekali orang-orang hebat dari negeri sana ;D apa makna dari kelulusan itu? kesabaran, keteguhan tekad, kedisiplinan, tata krama, kekuatan, dan lainnya ;D
begitu juga dengan mahasiswa-mahasiswa indonesia jaman dulu, yang baru lulus setelah 10 tahun atau  mungkin lebih ;D hasilnya? Bisa dilihat sendiri dosen-dosen lulusan jaman dulu ;D disiplinnya, pemahamannya, dan lainnya ;D
coba bandingan dengan lulusan sekarang ;D ngelawan orang tua, kurang ajar sama orang tua, fasilitas semua sudah tersedia, ditanya sedikit langsung buka internet, ngak ada pemahamannya sama sekali ;D tidak mau berpikir ;D tidak ada semangat untuk menjadi penemu ;D hehehe… jangankan jadi penemu, disuruh main di luar rumah aja males ;D

tambahan ;D
mungkin ntar om tesla tanya, pengetahuan dasar kan bisa dipelajari sendiri ;D
memang benar bisa dipelajari sendiri ;D, tapi om tesla bisa menilai sendiri berapa persen anak-anak di sini yang bisa belajar sendiri, lebih banyak yang suka main atau belajar? ;D artinya tidak semua anak bisa belajar sendiri ;D pemberian pelajaran dasar dari sekolah lah yang bisa memicu pemikiran anak-anak ;D dan sekali lagi peran orang tua sangat penting untuk bisa membantu terpacunya minat anak ;D

Offline Sunyata

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.082
  • Reputasi: 52
Re: Our Education System
« Reply #18 on: 01 April 2013, 07:18:53 AM »
habis hibernasi :))

menjadi arsitek tanpa mengetahui pengetahuan kesehatan, ekonomi, matematika, sejarah, sosiologi, dll apakah akan menjadi arsitek yang baik? ;D

menjadi atlet tanpa pengetahuan kesehatan, ekonomi, matematika, fisika, sosiologi, sejarah, kimia, dll apakah akan bisa berkembang? ;D

menjadi penulis cerita tanpa mengetahui ketatabahasaan, sejarah, sosiologi, fisika, matematika, ekonomi, seni, dll apakah akan bisa menjadi penulis yang hebat? ;D

menjadi pekerja lainnya tanpa pengetahuan yang memadai apakah dapat berkembang? ;D
Pengetahuan yg dibutuhkan tersebut seharusnya dapat dipelajari di universitas dan atlet mendapatkan pelatihan khusus bukan dari sekolah. Kalau arsiteknya butuh sesuatu tinggal buka internet. Banyak sekali pelajaran yg dapat dipelajari tanpa harus terkurung oleh sekolah. Sekolah hanya menghalangi perkembangan mereka dengan menanam pelajaran yg BANYAK dan tidak berhubungan dengan tujuan mereka.

Quote
jadi tidak ada yang aneh kok om ata ;D memang anak-anak belum mengetahui banyak hal dan sekolah dapat membantu memberi pengetahuan itu, walaupun anak-anak sering menganggap itu tidak penting ;D makanya sebelumnya saya bilang peran orang tua itu penting ;D selain itu sekolah itu juga untuk membuka wawasan, tempat melatih kedisiplinan, tempat bersosialisasi sekaligus tempat membangun relasi yang penting untuk masa depan anak ;D
Wawasan di sekolah itu sempit. Sempit seperti penjara. Di era globalisasi ini, wawasan ada di mana-mana. Di TV, majalah, buku, internet, ataupun dari lingkungan, wawasan bisa didapat. Dan jangkauannya cukup luas bisa dari pertanian, peternakan, filosofi, seni, hiburan, media, dan masih banyak lagi tanpa harus terkurung dalam sekolah.

Quote
tambahan ;D
dulu saya pernah bercerita tentang puzzle ;D nah seperti itulah hidup ;D, sekeping puzzle itu terlihat tidak penting, tapi kalo kita bisa merangkainya, kita akan menikmati hasilnya ;D begitu juga pelajaran di sekolah, saat ini mungkin tidak penting, tapi pengetahuan itu suatu saat bisa membantu kita ;D oleh karena itu janganlah mengembangkan kebencian pada pelajaran sekolah, karena kebencian akan menutupi manfaat dari pelajaran-pelajaran itu ;D cobalah mulai rangkai pengetahuan yang kita dapat disekolah, cobalah menjadi penemu, rasakan bebasnya berkreasi dari pengetahuan yang kita dapat ;D

Menyuruh anak-anak tidak membenci sekolah adalah hal yg aneh. Anak-anak itu sifatnya aktif, ingin tau, kreatif, dsb. Ketika dikurung di sekolah tentu ada rasa tidak senang.

Offline M14ka

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.821
  • Reputasi: 94
  • Gender: Female
  • Live your best life!! ^^
Re: Our Education System
« Reply #19 on: 01 April 2013, 09:42:57 AM »
Pengetahuan yg dibutuhkan tersebut seharusnya dapat dipelajari di universitas dan atlet mendapatkan pelatihan khusus bukan dari sekolah. Kalau arsiteknya butuh sesuatu tinggal buka internet. Banyak sekali pelajaran yg dapat dipelajari tanpa harus terkurung oleh sekolah. Sekolah hanya menghalangi perkembangan mereka dengan menanam pelajaran yg BANYAK dan tidak berhubungan dengan tujuan mereka.
Wawasan di sekolah itu sempit. Sempit seperti penjara. Di era globalisasi ini, wawasan ada di mana-mana. Di TV, majalah, buku, internet, ataupun dari lingkungan, wawasan bisa didapat. Dan jangkauannya cukup luas bisa dari pertanian, peternakan, filosofi, seni, hiburan, media, dan masih banyak lagi tanpa harus terkurung dalam sekolah.
Menyuruh anak-anak tidak membenci sekolah adalah hal yg aneh. Anak-anak itu sifatnya aktif, ingin tau, kreatif, dsb. Ketika dikurung di sekolah tentu ada rasa tidak senang.

Mank menurut kk ata pendidikan spt apa yang bagus? Sepertinya maksud kk bawel semua sistem pendidikan ga ad yg sempurna, tuh 9gag kan dr luar negeri juga... kl universitas juga hrs tau minat dulu n biasa ad ujian saringan masuk, trus kl di luar negeri ad yg cm 2 stgh tahun, tp di sini plg cpt 3 stgh tahun n biayanya mahal bngt kl di univ yg bgs, kl menurutku juga buat apa lama2 kulnya, kl bs lebih cpt lebih bgs, jd bs lebih cpt kerja...Tapi smua ad sisi positif n negatifnya koq...

Kl menurutku waktu sekolah harus dibiasakan merasa pendidikan penting jadi tidak menyia2kan uang sekolah yang uda dibyr mahal2.
Waktu dulu sy juga ga suka sekolah, tapi sekarang pengen balik sekolah lagi n merasa sekolah sbnrnya menyenangkan. Jd ingat dulu prnh blajar menghapal pake walkman rekam suara sendiri membaca catatan, trus kl lupa play 1 kata dulu sambil ingat2 lanjutannya cm kurang pemahaman sih, krn saya hapal mati, tapi sisi baiknya melatih ingatan. Kl menghapal waktu anak2 aja sih, kl waktu smp/sma suka blajar ngebut jd harus ngerti membaca inti" n bbrp mesti menghapal mis pelajaran bahasa daerah waktu tu.  :P

Tapi kl pelajaran menghitung tuh hrs bnr2 di mengerti krn kadang membaca aja tetap ga ngerti, butuh guru yang bs menjelaskan. Kl dulu saya sangat terbantu dengan les privat guru2 yang bgs, tapi pernah dpt juga guru yang jelek, mis waktu les kimia n akuntansi ada 1 guru yang mau ngajar, trus di les cm disuruh jawab soal dr buku sendiri, trus gurunya malah ajarin ttg kepribadian sanguin, melankolis, koleris n plegmatis, trus cerita dia agama kr****n n kapan2 pgn diajak ke vihara. Tapi cm les bbrp bulan aja krn ga pernah diajarin kimia, n waktu ujian kimia dpt nilai 0 (krn soalnya cm 1 disuruh buat rumus molekul apa gt)  :))

Offline Sunyata

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.082
  • Reputasi: 52
Re: Our Education System
« Reply #20 on: 01 April 2013, 09:53:23 AM »
saya cuma mampir aja kok om ;D
pas kebetulan lagi nganggur ;D

karena itu lah indonesia menjadi negara yang setia mengimpor tenaga ahli dari luar negeri dari dulu sampai sekarang ;D artinya selamanya jadi negara berkembang ;D itu semua karena muridnya yah seperti om gitu ;D selalu mengharapkan kemajuan diri sendiri kepada orang lain dan membuang-buang waktu untuk belajar ulang ;D lebih memilih kantin atau mal dibanding untuk belajar tambahan di perpustakaan sekolah ;D
Mencela ikan yg tidak memanjat pohon. Menurut saya sih karena sistemnya tidak cocok. Sekolah maksain pengetahuan yg belum tentu sesuai dengan tujuan anak. Berkumpul dengan apa yg tidak disengani adalah penderitaan. Malah menyuruh murid untuk survive dalam penderitaan. Sepertinya bentuk ekstremis.

Offline M14ka

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.821
  • Reputasi: 94
  • Gender: Female
  • Live your best life!! ^^
Re: Our Education System
« Reply #21 on: 01 April 2013, 10:24:18 AM »
Mencela ikan yg tidak memanjat pohon. Menurut saya sih karena sistemnya tidak cocok. Sekolah maksain pengetahuan yg belum tentu sesuai dengan tujuan anak. Berkumpul dengan apa yg tidak disengani adalah penderitaan. Malah menyuruh murid untuk survive dalam penderitaan. Sepertinya bentuk ekstremis.

Kl menurutku the same exam bs jadi adil juga. Kayanya lebih masalah ke mau/ga mau bukan bisa/ga bisa. Tapi dengar2 ada wacana kl uan mau diadakan soal yang berbeda2 dalam 1 kelas biar ga bisa nyontek ya, kira2 adil ga ya?  ^-^

Offline marioteguh

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 285
  • Reputasi: 15
Re: Our Education System
« Reply #22 on: 01 April 2013, 11:10:15 AM »
Kurikulum di sekolah Indonesia masih terlalu menekankan hapalan.  Semua mata pelajaran harus dihapal. PMP, penjaskes, PKN, IPA, IPS, semuanya mengharuskan murid menghapal isi buku bacaan.  Jarang yang melatih logika dan kreativitas siswa.  Bahkan matematika dan fisika saja sering menuntut siswa menghapalkan rumus, bukannya memahami darimana rumus itu berasal.  Beda jauh dengan sekolah di negara maju seperti Amerika dan lain-lain.

Offline tesla

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.426
  • Reputasi: 125
  • Gender: Male
  • bukan di surga atau neraka, hanya di sini
Re: Our Education System
« Reply #23 on: 01 April 2013, 11:28:25 AM »
mengenai tidak naik kelas, saya mau membandingkan sedikit antara anak jaman dulu dengan  anak jaman sekarang ;D

dari bacaan, jaman dulu untuk lulus menjadi sarjana di rrc benar-benar sulit, banyak yang ikut ujian bertahun-tahun tapi tidak lulus-lulus ;D tapi hasilnya … banyak sekali orang-orang hebat dari negeri sana ;D apa makna dari kelulusan itu? kesabaran, keteguhan tekad, kedisiplinan, tata krama, kekuatan, dan lainnya ;D
begitu juga dengan mahasiswa-mahasiswa indonesia jaman dulu, yang baru lulus setelah 10 tahun atau  mungkin lebih ;D hasilnya? Bisa dilihat sendiri dosen-dosen lulusan jaman dulu ;D disiplinnya, pemahamannya, dan lainnya ;D
coba bandingan dengan lulusan sekarang ;D ngelawan orang tua, kurang ajar sama orang tua, fasilitas semua sudah tersedia, ditanya sedikit langsung buka internet, ngak ada pemahamannya sama sekali ;D tidak mau berpikir ;D tidak ada semangat untuk menjadi penemu ;D hehehe… jangankan jadi penemu, disuruh main di luar rumah aja males ;D

ini kayanya cuma perspektif doank.

dan menariknya justru zaman dulu, anak2 belum disumpal dg pengetahuan seabrek itu.
maka setuju, tekanan pendidikan manusia zaman dulu belum seberat sekarang, oleh krn itu kreativitasnya masih bisa hidup & menjadi penemu

Quote
tambahan ;D
mungkin ntar om tesla tanya, pengetahuan dasar kan bisa dipelajari sendiri ;D
memang benar bisa dipelajari sendiri ;D, tapi om tesla bisa menilai sendiri berapa persen anak-anak di sini yang bisa belajar sendiri, lebih banyak yang suka main atau belajar? ;D artinya tidak semua anak bisa belajar sendiri ;D pemberian pelajaran dasar dari sekolah lah yang bisa memicu pemikiran anak-anak ;D dan sekali lagi peran orang tua sangat penting untuk bisa membantu terpacunya minat anak ;D

ada yg mirip tanah, cocok di tanam,
ada yg mirip angin, cocok berkembang sendiri.

ada anak yg lebih cocok di sumpal,
ada anak yg lebih cocok mencari sendiri.

dari pengalaman saya sendiri dan bbrp teman yg unggul dan mempunyai specialized skill tertentu.
selalu harus punya minat sendiri untuk belajar.

diskusi ini kayanya ga nyambung...
justru kenapa anak2 kehilangan minat belajarnya sendiri itu yg disalahkan adalah sistem pendidikan skrg


bentar saya post artikel yah
Lepaskan keserakahan akan kesenangan. Lihatlah bahwa melepaskan dunia adalah kedamaian. Tidak ada sesuatu pun yang perlu kau raup, dan tidak ada satu pun yang perlu kau dorong pergi. ~ Buddha ~

Offline tesla

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.426
  • Reputasi: 125
  • Gender: Male
  • bukan di surga atau neraka, hanya di sini
Re: Our Education System
« Reply #24 on: 01 April 2013, 11:29:07 AM »
Home Schooling ala Thomas Alva Edison

Kali ini kita akan belajar dari sejarah Ibunda Thomas Edison dalam mencetak anaknya menjadi sang Jenius Dunia.Para orang tua dan guru yang saya cintai........Masih ingatkah anda dengan kisah Thomas Alva Edison.. Ilmuan terkemuka dunia yang di Drop Out dari sekolahnya, pada 3 bulan pertama masa pembelajarannya di Sekolah Dasar....?Para orang tua dan guru yang saya cintai.....yang jadi pertanyaan menarik buat kita adalah..... bagaimana sang ibunda Thomas bisa mencetak anaknya menjadi seorang Ilmuan yang luar biasa dengan lebih dari 1000 temuan yang dipatenkan.Para orang tua dan guru yang saya cintai..... Sayangnya...tidak banyak yang di catat sejarah tentang riwayat ibu yang luar biasa ini, dalam membimbing anaknya hingga dewasa. Tapi yang jelas Thomas telah berhasil tumbuh menjadi orang yang sangat penuh percaya diri dan pekerja keras yang selalu berpikir positif.Para orang tua dan guru yang saya cintai.......diceritakan bahwa Nancy Alliot ibunda Thomas adalah ibunda yang penuh cinta kasih....., dia bukanlah seorang psikolog apalagi pakar pendidikin, Nancy hanyalah ibu rumah tangga biasa, seperti kebanyakan ibu-ibu pada zamannya.Nancy adalah ibu yang selalu memotivasi anaknya; Dia selalu mendorong anaknya untuk melakukan apa saja yang disukainya. Setiap kali Thomas mengalami kesulitan ibunya selalu berkata; Thomas kamu anak hebat nak, kamu pasti bisa menemukan jawabannya ! Mommy percaya itu sayang..!Dan setiap kali Thomas berhasil menemukan jawaban dari masalahnya Nancy selalu dengan antusias menanggapi cerita anaknya, ia selalu berapi-api menanyakan bagaimana sampai akhirnya Thomas berhasil menemukan jawabannya.Nancy juga selalu memeluk anaknya mana kala anaknya berhasil dalam melakukan sesuatu; sambil selalu mengucapkan “Kamu memang anak kebanggaan Mommy Nak.....”Para orang tua dan guru yang saya cintai......Pernah suatu ketika Thomas sedang melakukan experiment-experiment yang dibuatnya; dan dia mengetahui jawaban dari masalahnya; lalu dia bertanya pada Mommynya; dengan jujur Mommynya berkata; Thomas sayang Mommy tidak tahu semua yang kamu tanyakan, tapi Mommy akan cari tahu siapa orang yang bisa menjelaskan semua ini pada kamu. Maka diajaklah Thomas kecil untuk menemui orang-orang ahli dikotanya.Begitulah kejadian serupa terjadi berulang-ulang; Ibunda Thomas selalu jujur mengatakan keterbatasannya; tapi dia selalu memberi jalan keluar bagi anaknya. Termasuk suatu ketika pernah pertanyaan Thomas tidak bisa dijawab oleh siapapun; maka ibunya sibuk mengantarkan Thomas untuk mencari buku/referensi yang bisa menjelaskan seluruh keingintahuan anaknya,Namun sayangnya setelah berusaha selama berbulan-bulan orang dan buku yang dicari tak juga kunjung ditemukan...., Tapi Nancy tidak pernah patah semangat melainkan justru membakar anaknya dengan kata-kata yang begitu menginspirasi; “Thomas anakku sayang... kita telah buktikan bahwa ternyata tak seorangpun kita temukan bisa menjawab semua ini dan tak satu bukupun pernah ditulis orang tentang hal ini; Thomas sayang, Kamu tahu apa artinya...nak..., Ya...itu artinya kamulah yang diminta Tuhan untuk menemukannya bagi orang lain.... Ayo nak kamu coba dan coba terus..... Mommy yakin satu saat kamu pasti berhasil......!Para orang tua dan guru yang saya cintai.......Thomas begitu terinspirasi oleh setiap ucapan ibunya..... Cara-cara mendidik inilah yang telah membuat Thomas menjadi manusia luar biasa.. dan telah saya terapkan bagi kepada anak-anak saya dirumah.Para orang tua dan guru yang saya cintai.. bayangkan....Suatu ketika Thomas berhasil menemukan lampu pijar, setelah dengan susah payah melakukan percobaan hingga 999 kali. Kabar ini segera terdengar oleh surat kabar setempat dan besoknya segera muncul di halaman depan dengan judul;“ Thomas Alva Edison, akhirnya berhasil membuat lampu pijar yang tahan selama berhari-hari, setelah ia mengalami 999 kali gagal menemukan logam yang cocok digunakan untuk lampu pijarnya.”Thomas kaget luar biasa membaca Head Line berita itu; segera saja ia datangi kantor redaksinya dan melayangkan protes atas pemberitaan yang tidak tepat.Bukan main kagetnya sang Redaktur; dimana letak kesalahan berita itu.........?Esok paginya pada surat kabar yang sama keluarlah Ralat yang berbunyi;“Thomas Alva Edison, akhirnya berhasil membuat lampu pijar yang tahan berhari-hari, setelah ia berhasil menemukan 999 logam yang tidak cocok digunakan untuk lampu pijarnya.”Para orang tua dan guru yang saya cintai...... apakah anda dapat menangkap letak perbedaannya.........?



http://ayahkita.blogspot.com/2008/04/home-schooling-ala-thomas-alva-edison.html
Lepaskan keserakahan akan kesenangan. Lihatlah bahwa melepaskan dunia adalah kedamaian. Tidak ada sesuatu pun yang perlu kau raup, dan tidak ada satu pun yang perlu kau dorong pergi. ~ Buddha ~

Offline marioteguh

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 285
  • Reputasi: 15
Re: Our Education System
« Reply #25 on: 01 April 2013, 11:38:57 AM »
Di abad ke-20 dan sebelumnya, mungkin orang-orang seperti Edison dan para penemu lainnya masih bisa berkembang.  Barang industri, transportasi, dan telekomunikasi masih belum ada, atau belum berkembang jauh, atau baru pada tahap awal.

Berbeda dengan akhir abad ke-20 dan masuk abad 21, iptek dan science sudah berkembang jauh dan bidang tertentu hanya bisa didapatkan di sekolah dan universitas.  Meski Bill Gates, Steve Wozniac, dan beberapa perintis teknologi sekarang tidak tamat kuliah tapi setidaknya mereka bisa berhasil karena pernah kuliah dan mengenyam bangku sekolah.  Saya meragukan penemuan dan terobosan lain bidang teknologi, komputer, kedokteran, biologi, fisika, astronomi, sosial, dan yang lain akan bisa dihasilkan oleh mereka yang tidak kuliah. 

Offline tesla

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.426
  • Reputasi: 125
  • Gender: Male
  • bukan di surga atau neraka, hanya di sini
Re: Our Education System
« Reply #26 on: 01 April 2013, 11:50:28 AM »
Di abad ke-20 dan sebelumnya, mungkin orang-orang seperti Edison dan para penemu lainnya masih bisa berkembang.  Barang industri, transportasi, dan telekomunikasi masih belum ada, atau belum berkembang jauh, atau baru pada tahap awal.

Berbeda dengan akhir abad ke-20 dan masuk abad 21, iptek dan science sudah berkembang jauh dan bidang tertentu hanya bisa didapatkan di sekolah dan universitas.  Meski Bill Gates, Steve Wozniac, dan beberapa perintis teknologi sekarang tidak tamat kuliah tapi setidaknya mereka bisa berhasil karena pernah kuliah dan mengenyam bangku sekolah.  Saya meragukan penemuan dan terobosan lain bidang teknologi, komputer, kedokteran, biologi, fisika, astronomi, sosial, dan yang lain akan bisa dihasilkan oleh mereka yang tidak kuliah. 

lho apa hubungannya topik ini dg mereka yg tidak kuliah?

coba dibaca ulang lagi, ini membahas education system...
bukan soal kuliah ga kuliah.
fast reading?
Lepaskan keserakahan akan kesenangan. Lihatlah bahwa melepaskan dunia adalah kedamaian. Tidak ada sesuatu pun yang perlu kau raup, dan tidak ada satu pun yang perlu kau dorong pergi. ~ Buddha ~

Offline M14ka

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.821
  • Reputasi: 94
  • Gender: Female
  • Live your best life!! ^^
Re: Our Education System
« Reply #27 on: 01 April 2013, 12:01:31 PM »
ini kayanya cuma perspektif doank.

dan menariknya justru zaman dulu, anak2 belum disumpal dg pengetahuan seabrek itu.
maka setuju, tekanan pendidikan manusia zaman dulu belum seberat sekarang, oleh krn itu kreativitasnya masih bisa hidup & menjadi penemu

ada yg mirip tanah, cocok di tanam,
ada yg mirip angin, cocok berkembang sendiri.

ada anak yg lebih cocok di sumpal,
ada anak yg lebih cocok mencari sendiri.

dari pengalaman saya sendiri dan bbrp teman yg unggul dan mempunyai specialized skill tertentu.
selalu harus punya minat sendiri untuk belajar.

diskusi ini kayanya ga nyambung...
justru kenapa anak2 kehilangan minat belajarnya sendiri itu yg disalahkan adalah sistem pendidikan skrg


bentar saya post artikel yah

Emang pendidikan sekarang makin berat ya? Bukannya uda ada wacana kurikulum baru, jumlah mata pelajaran dikurangi ya?
Quote
JAKARTA, KOMPAS.com — Direktur Jenderal Pendidikan Dasar Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Dirjen Pendidikan Dasar Kemdikbud) Suyanto menyampaikan rencananya untuk menyederhanakan jumlah mata pelajaran di tingkat sekolah dasar (SD). Dari rata-rata SD saat ini yang memiliki 11 mata pelajaran, tahun depan akan disederhanakan menjadi sekitar tujuh mata pelajaran.

"Disederhanakan menjadi tujuh pelajaran dan supaya pola pikirnya sesuai usia anak-anak," kata Suyanto saat ditemui di gedung Kemdikbud, Jakarta, Senin (1/10/2012).

Dia menegaskan, jumlah mata pelajaran di SD akan disederhanakan, tetapi muatannya lebih mendalam, khususnya dengan materi yang dapat mengembangkan sikap peserta didik. Hal tersebut berbeda dengan kondisi kurikulum saat ini yang memiliki cakupan terlalu luas, tetapi dengan materi yang tidak dalam.

"Nanti akan sederhana, tetapi dalam. Kalau sekarang cakupannya luas, tetapi dangkal," ujar Suyanto.

Peleburan mata pelajaran seperti IPA dan IPS, lanjutnya, masih dalam diskusi panjang. Pasalnya, perdebatan perlu atau tidaknya pemisahan kedua mata pelajaran ini masih mengemuka.

"IPA dan IPS mungkin namanya akan menjadi pengetahuan umum, tapi belum final dan masih digodok. Yang jelas IPA dan IPS sangat jadi perhatian. Mungkin general dulu, makin naik makin mengerucut," ungkapnya.

Ditemui di lokasi yang sama, Direktur Pembinaan SD Ditjen Dikdas Kemdikbud Ibrahim Bafadal menyampaikan hal senada. Menurutnya, kemungkinan jumlah mata pelajaran di SD disederhanakan sangatlah besar. Akan tetapi, semuanya harus condong pada materi yang dapat mengembangkan sikap peserta didiknya.

"Bisa disederhanakan jumlahnya. Yang sudah tidak bisa ditawar itu Pendidikan Agama, PPKN, Bahasa Indonesia, dan Matematika," pungkasnya.

Evaluasi dan perombakan kurikulum pendidikan nasional terus mengemuka. Meski belum final, beberapa wacana sudah dilontarkan oleh Kemdikbud. Nantinya, peserta didik di SD akan diprioritaskan memperoleh mata pelajaran yang dapat membentuk sikap, sementara siswa SMP diarahkan pada keterampilan, dan peserta didik di SMA dipenuhi dengan mata pelajaran yang mampu membangun pengetahuan.

Kurikulum baru ini akan mulai disosialisasikan dan diuji publik sebelum Februari 2013, dan mulai berlaku pada tahun ajaran 2013-2014.

Offline marioteguh

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 285
  • Reputasi: 15
Re: Our Education System
« Reply #28 on: 01 April 2013, 12:09:45 PM »
lho apa hubungannya topik ini dg mereka yg tidak kuliah?

coba dibaca ulang lagi, ini membahas education system...
bukan soal kuliah ga kuliah.
fast reading?

Saya menanggapi tulisan Anda sebelumnya yang menyebutkan Thomas A. Edison drop out dari SD.  Nah pada jaman dulu di abad yang lalu mungkin saja bisa sukses seperti itu tanpa sekolah formal.  Kata Anda dia dididik ibunya sendiri, and so on.... Tapi untuk masa sekarang sudah tidak memungkinkan lagi seperti itu.  Anda membahas konteks penemu bukan?  Semua penemu dan orang sukses di abad ke-21 adalah mereka yang mengikuti sekolah formal dan common education system.  Kecuali Andri Wongso mungkin.  :)

Dan setahu saya, Edison bukanlah penemu yang sejati dalam arti membuat barang yang sebelumnya tidak pernah ada menjadi ada.  Dia hanya menyempurnakan yang sudah ada sebelumnya.  Bola lampu sudah ada sebelumnya, Edison 'hanya' memperbaikinya sehingga kawat pijarnya tidak cepat putus.  Sediakan beratus bahan yang berbeda sebagai filamen lampu pijar dan dicoba satu-satu, itulah yang dilakukan Edison.  Gigih memang, dan super sekali.

Offline tesla

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.426
  • Reputasi: 125
  • Gender: Male
  • bukan di surga atau neraka, hanya di sini
Re: Our Education System
« Reply #29 on: 01 April 2013, 12:46:30 PM »
Saya menanggapi tulisan Anda sebelumnya yang menyebutkan Thomas A. Edison drop out dari SD.  Nah pada jaman dulu di abad yang lalu mungkin saja bisa sukses seperti itu tanpa sekolah formal.  Kata Anda dia dididik ibunya sendiri, and so on.... Tapi untuk masa sekarang sudah tidak memungkinkan lagi seperti itu.  Anda membahas konteks penemu bukan?  Semua penemu dan orang sukses di abad ke-21 adalah mereka yang mengikuti sekolah formal dan common education system.  Kecuali Andri Wongso mungkin.  :)

Dan setahu saya, Edison bukanlah penemu yang sejati dalam arti membuat barang yang sebelumnya tidak pernah ada menjadi ada.  Dia hanya menyempurnakan yang sudah ada sebelumnya.  Bola lampu sudah ada sebelumnya, Edison 'hanya' memperbaikinya sehingga kawat pijarnya tidak cepat putus.  Sediakan beratus bahan yang berbeda sebagai filamen lampu pijar dan dicoba satu-satu, itulah yang dilakukan Edison.  Gigih memang, dan super sekali.

saya tidak bahas penemu, kebetulan saja contohnya penemu.
Thomas Alva Edison menjalani sekolah dgn sistem yg berbeda. jadi tetap sekolah tetap belajar. hanya saja caranya berbeda.

topik thread ini membahas sistem edukasi yg umum dipakai saat ini.
bukan sekedar jadi penemu atau bukan, melainkan sukses dalam hidup atau engga.
misal seorang yg berbakat chef, dapat menjadi chef sesuai dgn bakatnya nanti, bukan jadi pekerja kantor.
sistem edukasi skrg akan memotong jalur anak tsb ketika kecil dan langsung mengecap anak tsb sbg produk gagal.

Lepaskan keserakahan akan kesenangan. Lihatlah bahwa melepaskan dunia adalah kedamaian. Tidak ada sesuatu pun yang perlu kau raup, dan tidak ada satu pun yang perlu kau dorong pergi. ~ Buddha ~

Offline tesla

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.426
  • Reputasi: 125
  • Gender: Male
  • bukan di surga atau neraka, hanya di sini
Re: Our Education System
« Reply #30 on: 01 April 2013, 12:52:38 PM »
Emang pendidikan sekarang makin berat ya? Bukannya uda ada wacana kurikulum baru, jumlah mata pelajaran dikurangi ya?
kan katanya mata pelajaran dikurangi, tapi dibahas makin dalam.


tapi pointnya bukan itu, "tiap anak" itu bakatnya beda2.
system sekolah skrg sistem cetak massal. ada anak yg cocok bisa sukses,
sementara anak yg tidak cocok bakal gagal, padahal bisa jadi anak itu jg punya bakat luar biasa (namun butuh lingkungan berbeda)
Lepaskan keserakahan akan kesenangan. Lihatlah bahwa melepaskan dunia adalah kedamaian. Tidak ada sesuatu pun yang perlu kau raup, dan tidak ada satu pun yang perlu kau dorong pergi. ~ Buddha ~

Offline M14ka

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.821
  • Reputasi: 94
  • Gender: Female
  • Live your best life!! ^^
Re: Our Education System
« Reply #31 on: 01 April 2013, 01:00:10 PM »
kan katanya mata pelajaran dikurangi, tapi dibahas makin dalam.


tapi pointnya bukan itu, "tiap anak" itu bakatnya beda2.
system sekolah skrg sistem cetak massal. ada anak yg cocok bisa sukses,
sementara anak yg tidak cocok bakal gagal, padahal bisa jadi anak itu jg punya bakat luar biasa (namun butuh lingkungan berbeda)

Jadi bgsan sistem sekolahnya gmn? Kaya kuliah ya bs pilih pelajaran sendiri?

Offline sl99

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 409
  • Reputasi: 33
  • Gender: Male
Re: Our Education System
« Reply #32 on: 01 April 2013, 01:29:00 PM »
karena itu lah indonesia menjadi negara yang setia mengimpor tenaga ahli dari luar negeri dari dulu sampai sekarang ;D artinya selamanya jadi negara berkembang ;D itu semua karena muridnya yah seperti om gitu ;D selalu mengharapkan kemajuan diri sendiri kepada orang lain dan membuang-buang waktu untuk belajar ulang ;D lebih memilih kantin atau mal dibanding untuk belajar tambahan di perpustakaan sekolah ;D

Maksud om bawel apa? Menurut om bawel saya mengharap guru mendikte apa yang harus saya pelajari gitu?
Salah besar om, justru yang paling baik itu anak dirangsang untuk belajar sendiri, mencari tau sendiri, bukan
di dikte disuruh hapal ini itu dll.
Vaya dhamma sankhara, appamadena sampadetha

Offline sl99

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 409
  • Reputasi: 33
  • Gender: Male
Re: Our Education System
« Reply #33 on: 01 April 2013, 01:35:05 PM »
Kurikulum di sekolah Indonesia masih terlalu menekankan hapalan.  Semua mata pelajaran harus dihapal. PMP, penjaskes, PKN, IPA, IPS, semuanya mengharuskan murid menghapal isi buku bacaan.  Jarang yang melatih logika dan kreativitas siswa.  Bahkan matematika dan fisika saja sering menuntut siswa menghapalkan rumus, bukannya memahami darimana rumus itu berasal.  Beda jauh dengan sekolah di negara maju seperti Amerika dan lain-lain.

Pernah nonton discovery atau apa gitu lupa saya, disitu dijelaskan bahwa sistem pendidikan di amerika sudah ketinggalan jaman.
Sistem pendidikan amerika mengarahkan siswa-siswanya agar sesuai dengan kebutuhan amerika waktu itu. (lupa juga tahun berapaan)
Yaitu hampir sebagian besar diarahkan untuk menjadi kelas pekerja, karena kebutuhan untuk tenaga kerja sedang banyak-banyaknya.
Vaya dhamma sankhara, appamadena sampadetha

Offline Sunyata

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.082
  • Reputasi: 52
Re: Our Education System
« Reply #34 on: 01 April 2013, 02:16:36 PM »
Mank menurut kk ata pendidikan spt apa yang bagus? Sepertinya maksud kk bawel semua sistem pendidikan ga ad yg sempurna, tuh 9gag kan dr luar negeri juga... kl universitas juga hrs tau minat dulu n biasa ad ujian saringan masuk, trus kl di luar negeri ad yg cm 2 stgh tahun, tp di sini plg cpt 3 stgh tahun n biayanya mahal bngt kl di univ yg bgs, kl menurutku juga buat apa lama2 kulnya, kl bs lebih cpt lebih bgs, jd bs lebih cpt kerja...Tapi smua ad sisi positif n negatifnya koq...
Yang bagus ya pendidikan yg bisa membuat apapun minat dan cita-cita kita dapat dikembangkan dan dicapai. Bukan hanya jadi pekerja kantoran.

Quote
Kl menurutku waktu sekolah harus dibiasakan merasa pendidikan penting jadi tidak menyia2kan uang sekolah yang uda dibyr mahal2.
Waktu dulu sy juga ga suka sekolah, tapi sekarang pengen balik sekolah lagi n merasa sekolah sbnrnya menyenangkan. Jd ingat dulu prnh blajar menghapal pake walkman rekam suara sendiri membaca catatan, trus kl lupa play 1 kata dulu sambil ingat2 lanjutannya cm kurang pemahaman sih, krn saya hapal mati, tapi sisi baiknya melatih ingatan. Kl menghapal waktu anak2 aja sih, kl waktu smp/sma suka blajar ngebut jd harus ngerti membaca inti" n bbrp mesti menghapal mis pelajaran bahasa daerah waktu tu.  :P
Kalau cc ada baca posting saya yg bersumber dari wiki, pasti cc tau kalau sistem seperti sekolah menengah diciptakan pertama kali bertujuan untuk menciptakan tenaga kerja karena kebutuhan saat itu, bukan untuk hal lain. Tidak perlu membohongi diri sendiri dengan “Itu dirasa penting.” karena itu hanya menghambat minat anak yg sesungguhnya. Kalau mau melatih daya ingat itu ada cara lain yg lebih baik dari menghapal 10 buku catatan. Tinggal cari di internet.

Quote
Tapi kl pelajaran menghitung tuh hrs bnr2 di mengerti krn kadang membaca aja tetap ga ngerti, butuh guru yang bs menjelaskan. Kl dulu saya sangat terbantu dengan les privat guru2 yang bgs, tapi pernah dpt juga guru yang jelek, mis waktu les kimia n akuntansi ada 1 guru yang mau ngajar, trus di les cm disuruh jawab soal dr buku sendiri, trus gurunya malah ajarin ttg kepribadian sanguin, melankolis, koleris n plegmatis, trus cerita dia agama kr****n n kapan2 pgn diajak ke vihara. Tapi cm les bbrp bulan aja krn ga pernah diajarin kimia, n waktu ujian kimia dpt nilai 0 (krn soalnya cm 1 disuruh buat rumus molekul apa gt)  :))
Justru dengan cc mengambil les private membuktikan bahwa ada yg tidak beres dengan sistem sekolahan saat ini. Kenapa penjelasan guru tidak langsung masuk ke otak? Mungkin boleh dicari tau jawabannya sendiri. Lalu matematika pun tidak perlu semuanya dipelajari. Bisa tambah, kurang, kali, bagi saja sudah bagus menurut saya.

Offline Sunyata

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.082
  • Reputasi: 52
Re: Our Education System
« Reply #35 on: 01 April 2013, 03:11:31 PM »
Sedikit cerita memalukan. Dari dulu saya sangat ingin jadi seniman atau pelukis. Melihat karya-karya lukis yg sangat mengagumkan dari pelukis-pelukis terkenal membuat saya sangat terinspirasi.

Saat saya mulai masuk SMP, mata pelajaran saya bertambah. Saya harus mempelajari pelaran entah apa yg sekarang pun saya sudah lupa namanya. Saya tidak berminat untuk belajar dan pelajaran seni di sekolah saya sangat minim. Yang ada di pikiran saya saat itu adalah "Tidak seharusnya saya berada di tempat ini sekarang!!!"

Apa yg saya lakukan saat pelajaran hanya menggambar di belakang buku tulis saya. Jika gambarnya dikumpulkan mungkin akan banyak sekali. Rasanya seperti di penjara. Mungkin saya orang tolol satu-satunya yg menyia-nyiakan uang orang tua saya untuk bersekolah ...T.T

Offline M14ka

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.821
  • Reputasi: 94
  • Gender: Female
  • Live your best life!! ^^
Re: Our Education System
« Reply #36 on: 01 April 2013, 04:04:11 PM »
Yang bagus ya pendidikan yg bisa membuat apapun minat dan cita-cita kita dapat dikembangkan dan dicapai. Bukan hanya jadi pekerja kantoran.
Kalau cc ada baca posting saya yg bersumber dari wiki, pasti cc tau kalau sistem seperti sekolah menengah diciptakan pertama kali bertujuan untuk menciptakan tenaga kerja karena kebutuhan saat itu, bukan untuk hal lain. Tidak perlu membohongi diri sendiri dengan “Itu dirasa penting.” karena itu hanya menghambat minat anak yg sesungguhnya. Kalau mau melatih daya ingat itu ada cara lain yg lebih baik dari menghapal 10 buku catatan. Tinggal cari di internet.
Justru dengan cc mengambil les private membuktikan bahwa ada yg tidak beres dengan sistem sekolahan saat ini. Kenapa penjelasan guru tidak langsung masuk ke otak? Mungkin boleh dicari tau jawabannya sendiri. Lalu matematika pun tidak perlu semuanya dipelajari. Bisa tambah, kurang, kali, bagi saja sudah bagus menurut saya.

Kalo jadi penyanyi/pelukis/atlet kayanya ga sekolah jg gpp sih, tapi yakin tuh bs jd pegangan?
Tuh yg dr wiki kan di amerika, negara apa yang sistem pendidikannya bagus ya?

Kalo les private bukan sistem sekolahnya yang ga bagus sih, tapi di sekolah kadang malas nyimak, guru sekolah biasanya ada yang pinter ngajarin ad yg ga n saya malas latihan sendiri di rumah kalo ga ada yang ajarin, tapi les privat juga pernah dulu ada 1 guru fisika n matematika yang ngajarnya bagus bngt n ngerti banget jadi fisikaku waktu kelas 1 bagus, tapi kelas 2 gurunya ga ngajar lagi, ganti guru les tuh guru jago sih tp ngajarnya ga masuk otak sama sekali, malah merasa jadi membuang2 uang les, jd les bentar aja... Nilai fisika juga menurun deh...
Tapi kalo matematika pelajaran favku dulu, hampir semua pelajaran matematika aku suka, apalagi guru mtk ku juga rata2 bagus2 n humoris. N smua pelajaran mtk tu kepake banget ampe sekarang. Bisa tambah, kurang, kali n bagi aja belum cukup soalnya kadang orang tuh jadi ga tau shortcut biar menghitung lebih cpt, n logika2 spt tes iq n psikotes biasanya mtknya lebih susah.

Sedikit cerita memalukan. Dari dulu saya sangat ingin jadi seniman atau pelukis. Melihat karya-karya lukis yg sangat mengagumkan dari pelukis-pelukis terkenal membuat saya sangat terinspirasi.

Saat saya mulai masuk SMP, mata pelajaran saya bertambah. Saya harus mempelajari pelaran entah apa yg sekarang pun saya sudah lupa namanya. Saya tidak berminat untuk belajar dan pelajaran seni di sekolah saya sangat minim. Yang ada di pikiran saya saat itu adalah "Tidak seharusnya saya berada di tempat ini sekarang!!!"

Apa yg saya lakukan saat pelajaran hanya menggambar di belakang buku tulis saya. Jika gambarnya dikumpulkan mungkin akan banyak sekali. Rasanya seperti di penjara. Mungkin saya orang tolol satu-satunya yg menyia-nyiakan uang orang tua saya untuk bersekolah ...T.T

Kalau saya malah merasa pelajaran seperti kesenian tuh lebih ke hobby, jadi kalo cm menekuni tuh kayanya sayang banget krn tu bisa dipelajari di waktu senggang kapan2. Saya juga suka menggambar, di sekolah juga saya biasa mendengar guru menerangkan sambil menggambar di buku yang khusus tertentu. Kadang2 saya main games ma teman gambar muka wanita jelek, trus nanti dirias matanya, trh lipstik n rambutnya kaya di salon jadi cantik.... Trus pernah les melukis juga atas keinginan sendiri, tapi ternyata sebentar aja ternyata uda bosan... ;D

Offline morpheus

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.750
  • Reputasi: 110
  • Ragu pangkal cerah!
Re: Our Education System
« Reply #37 on: 01 April 2013, 04:11:25 PM »
akar permasalahannya, di jaman ini nilai dianggap menentukan masa depan seseorang. nilai pelajaran yang bagus (A atau mendekati 10) dianggap bisa memberikan kelanjutan pendidikan yang bagus dan pada akhirnya pekerjaan yang bagus (kantoran, tangan gak kotor dan gajinya gede).

ini melahirkan pendidikan berorientasi pada nilai. siswa belajar bukan untuk menguasai pelajaran (mastery) melainkan untuk mendapatkan nilai yang tinggi. suka gak suka, cocok gak cocok, siswa diharapkan mendapat total nilai dari seluruh pelajaran yang tinggi...

system berorientasi pada nilai juga memberikan reward pada orang2 yang trampil dalam menjawab soal, tapi tidak mampu berpikir secara bebas dan kritis. berpikir bebas tidak diperlukan untuk menjawab soal2.

pertanyaannya, apa mungkin ada system pendidikan yang gak berorientasi nilai? trus orientasinya apa dong?
* I'm trying to free your mind, Neo. But I can only show you the door. You're the one that has to walk through it
* Neo, sooner or later you're going to realize just as I did that there's a difference between knowing the path and walking the path

Offline Sunyata

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.082
  • Reputasi: 52
Re: Our Education System
« Reply #38 on: 01 April 2013, 04:22:07 PM »
Kalau saya malah merasa pelajaran seperti kesenian tuh lebih ke hobby, jadi kalo cm menekuni tuh kayanya sayang banget krn tu bisa dipelajari di waktu senggang kapan2. Saya juga suka menggambar, di sekolah juga saya biasa mendengar guru menerangkan sambil menggambar di buku yang khusus tertentu. Kadang2 saya main games ma teman gambar muka wanita jelek, trus nanti dirias matanya, trh lipstik n rambutnya kaya di salon jadi cantik.... Trus pernah les melukis juga atas keinginan sendiri, tapi ternyata sebentar aja ternyata uda bosan... ;D
Ternyata memang gak ada yg mendukung kalau orang mau jadi pelukis. Hmmm...

Offline M14ka

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.821
  • Reputasi: 94
  • Gender: Female
  • Live your best life!! ^^
Re: Our Education System
« Reply #39 on: 01 April 2013, 04:24:42 PM »
Ternyata memang gak ada yg mendukung kalau orang mau jadi pelukis. Hmmm...

Ngak koq, cm menurutku kl memang bnr" ingin jd pelukis bs ikut les lukis n lomba2, tp sekolah jgn ditinggalkan untuk cadangan, jd mis lukisannya ga laku bs sambil nyari kerja...  :P

Offline M14ka

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.821
  • Reputasi: 94
  • Gender: Female
  • Live your best life!! ^^
Re: Our Education System
« Reply #40 on: 01 April 2013, 04:25:29 PM »
Quote
sebuah data liga global baru (A new global league ), Yang di rilis oleh Economist Intelligence Unit For Pearson, telah menemukan bahwa  Finlandia memilki sistem pendidikan terbaik di dunia.
Hal ini di dasarkan pada Urutan gabungan data  hasil tes internasional , seperti tingkat kelulusan antara tahun 2006 dan 2010, ( laporan BBC.)
semenjak Finlandia menerapkan reformasi besar dan konsisten pada sistem pendidikannya  40 tahun yang lalu, sistem sekolah negeri mereka telah secara konsisten muncul di bagian atas  peringkat internasional untuk sistem pendidikan.

Tapi bagaimana Finlandia melakukannya?

Beberapa hal yang mungkin bisa ditiru, dari sistem pendidikan yang ada di Finladia, diantaranya :

1. Anak Finlandia tidak memulai sekolah sampai usia mereka 7 Thn. ( Bandingkan dengan para orangtua di Indonesia justru bangga anaknya sekolah pada usia dibawah usia 7 tahun. bahkan dengan beben pembelajaran yang berat.)

Finnish children don't start school until they are 7.

Elinag / Shutterstock.com

(Sumber: NYTimes)

2. Tidak di bebani Ujian dan PR, sampai menjelang usia mereka remaja.

3. Anak-anak tidak diukur sama sekali selama enam tahun pertama pendidikan mereka. ( Pada sistem pendidikan kita , Murid SD sampai stress karena sering ditakuti Pihak sekolah, dengan seabreg Ujian, Padahal terkadang anak sering tidak diajar ).
The children are not measured at all for the first six years of their education.

Shutterstock / BlueOrangeStudio

(Sumber: NYTimes)
4. Hanya ada satu tes standar wajib di Finlandia, yang diambil ketika anak-anak berusia 16 Tahun. ( Bandingkan dengan sistem ujian ujian di SMP dan  SMA, Ditambah UN, bukan saja membuat Lembaga pendidikan tidak jujur, Anak hanya dihargai Otaknya saja, Minus bakat dan Minat,)

There is only one mandatory standardized test in Finland, taken when children are 16.

Getty: Tony Lewis

(Sumber: Smithsonian)

5. Tidak ada Kelas Unggulan,semua kemampuan berada pada kelas yang sama. Dan terbukti akhirnya RSBI /RSI di indonesia oleh MK dicabut keberadaanya, karena akan tercipta kasta kasta baru dalam dunia pendidikan.

All children, clever or not, are taught in the same classrooms.

(Sumber: Smithsonian)
6.Finlandia menghabiskan sekitar 30 persen lebih untuk biaya pendidikan  per siswa mengungguli  Amerika Serikat.
7.  30 persen anak-anak menerima bantuan tambahan selama sembilan tahun pertama mereka sekolah.

8. 66 persen siswa masuk ke perguruan tinggi.Dan tertinggi di erofa

9.  Nyaris semua siswa memilki kemampuan akademis yang merata

10. Kelas sains maksimal 16 siswa sehingga mereka dapat melakukan eksperimen praktis dalam setiap kelas.
.Science classes are capped at 16 students so that they may perform practical experiments in every class.

OnlineDegrees.org

(Sumber: TNR)
11. 93 persen masyarakat Finlandia lulus dari SMA.bahkan17,5  peresen lebih tinggi dari AS .
12. 43 persen dari Finlandia siswa sekolah menengah pergi ke sekolah kejuruan.
13.Siswa SD mendapatkan 75 menit dari istirahat sehari di Finlandia dibandingkan rata-rata 27 menit di Amerika Serikat.
43 percent of Finnish high-school students go to vocational schools.

(Sumber: TNR)
14. Guru hanya menghabiskan 4 jam sehari di dalam kelas, dan mengambil 2 jam seminggu untuk “pengembangan profesional.”
Teachers only spend 4 hours a day in the classroom, and take 2 hours a week for "professional development."

Flickr: Leo-Seta

(Sumber: NYTimes)
15. Finlandia memiliki jumlah  guru sebanyak di  New York City, namun siswa jauh lebih sedikit. Dengan perbandingan 600.000 siswa di finlandia dengan 1,1 juta di NYC.
16. Sistem sekolah di danai 100 % oleh  negara .
7. Semua guru di Finlandia harus memiliki gelar master, yang sepenuhnya disubsidi.
18. Guru yang dipilih dari 10%  lulusan terbaik di kampusnya ( yang ini jangan bandingkan dengan di Indonesia )

19. Pada 2010, 6.600 pelamar bersaing untuk kuota 660 penempatan di  sekolah dasar

20. Gaji awal rata-rata untuk seorang guru Finlandia adalah $ 29.000 pada 2.008, atau kurang lebih berkisar 30 Juta Rupiah/ Bulan.

21. Guru diberi status yang sama seperti dokter dan pengacara

Pada tingkatan standar internasional , pada tahun 2001 saja, rata rata kemampuan Ilmu pengetahuan, membaca , dan Matematika anak anak Finlandia menempati posisi teratas didunia, melewati US dan negara negara sedemografi dengan finlandia’.

Indonesia melalui kurikulum 2013 , akan kah mampu meniru hasil yang dicapai finlandia?, ….

Di adaftasi dari judul :

Why Finland's Unorthodox Education System Is The Best In The World

http://hendisuhendi2012.wordpress.com/2013/02/08/mengapa-finlandia-memiliki-sistem-pendidikan-terbaik-di-dunia/

Offline marioteguh

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 285
  • Reputasi: 15
Re: Our Education System
« Reply #41 on: 01 April 2013, 04:50:11 PM »


Super sekali.

Saya ingin menyoroti point no.1 yang benar-benar super sekali.  Berbeda dengan di negara kita Indonesia, sekolah dasar SD mewajibkan penerimaan murid dari TK sudah bisa membaca dan berhitung dasar.  Kebanyakan orang tua bahkan bangga kalau anaknya yang duduk di TK sudah membawa pulang PR dari sekolah dan mengerjakan PR di rumah.  Padahal seharusnya tidak boleh ada SD yang menerima murid dengan persyaratan harus sudah bisa membaca.  Justru menjadi tugas guru di SD untuk mengajarkan membaca kepada murid kelas 1 yang baru masuk, seperti jaman saya sekolah dulu.

Anak-anak usia lima tahun ke bawah seharusnya hanya menerima pelatihan persiapan sekolah.  Mereka di TK seharusnya hanya bermain dan belajar bersosialisasi serta mengembangkan imajinasinya.

Offline Sunyata

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.082
  • Reputasi: 52
Re: Our Education System
« Reply #42 on: 01 April 2013, 04:53:22 PM »
Ngak koq, cm menurutku kl memang bnr" ingin jd pelukis bs ikut les lukis n lomba2, tp sekolah jgn ditinggalkan untuk cadangan, jd mis lukisannya ga laku bs sambil nyari kerja...  :P
Gak, cita-citanya sudah hancur. Sekarang hanya bisa jalani kenyataan yg ada...

Offline M14ka

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.821
  • Reputasi: 94
  • Gender: Female
  • Live your best life!! ^^
Re: Our Education System
« Reply #43 on: 01 April 2013, 09:07:36 PM »
Gak, cita-citanya sudah hancur. Sekarang hanya bisa jalani kenyataan yg ada...

Jgn patah semangat dunk kk.. Mank nilainya jelek bngt kk? Yg ptg lulus uan aja deh, ms bs meengejar cita2 koq.. Sy dl di sekolah selalu mengejar nilai n les byk mcm2, tp wkt kul jd ga gt serius, tp untung ip ku pas2an 3 krn biasa kl melamar kerja biasa untuk perusahaan besar ipk minimalnya 3 jg. Kalo bs cum laude pst lbh mudah cr kerja lg mlh mgkn lgsg dihub ma perusahaan besar. Trus kl uda jenuh kerja kantoran tar bs ngajar les sesuai kemampuan, mis les piano, inggris, mtk, dll. Krn sy ingin spt guru2 yg pintar ngajar n sy kagumi hehe..

Offline Riky_dave

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.229
  • Reputasi: -14
  • Gender: Male
Re: Our Education System
« Reply #44 on: 01 April 2013, 09:22:44 PM »
Sekolah itu gak penting penting banget....tapi sosialisasi dan hubungan masyarakat adalah kunci kesuksesasan dalam segala bidang, bahkan SammaSambuddha sendiri terus menerus bersosialisasi dengan masyarakat awam, begitu juga dengna Sangha ...
Langkah pertama adalah langkah yg terakhir...

Offline kullatiro

  • Sebelumnya: Daimond
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.155
  • Reputasi: 97
  • Gender: Male
  • Ehmm, Selamat mencapai Nibbana
Re: Our Education System
« Reply #45 on: 03 April 2013, 11:06:39 AM »
Quote
Jakarta—Isi buku kelas 1 sekolah dasar (SD) di kurikulum 2013 didominasi gambar. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Mohammad Nuh menyampaikan, peserta didik kelas1 SD belum saatnya membaca dan terutama menulis. Oleh karena itu, kata dia, isi bukunya lebih banyak
gambarnya.

“Ini contoh-contohnya, bagus gambarnya warna-warni, dan anak langsung kerjakan di sini,” kata Mendikbud saat memberikan keterangan pers usai penutupan Rembuk Nasional Pendidikan dan Kebudayaan di Pusat Pengembangan Tenaga Kependidikan, Depok, Jawa Barat, Selasa(12/2/2013).

Mendikbud menyampaikan, untuk materi tematik integratif maka dalam satu tema terdapat berbagai substansi mata pelajaran seperti bahasa Indonesia, matematika, dan pendidikan kewarganegaraan. “Ini tema ‘diriku jujur tertib dan bersih’. Ini juga contoh lain ‘lingkungan bersih indah dan asri’,” katanya sambil memperlihatkan beberapa buku kepada awak media.

Jumlah buku untuk kelas 1 SD sebanyak delapan tema, sedangkan buku kelas 4 SD sebanyak sembilan tema, ditambah enam buku agama Satu tema akan diajarkan selama empat minggu Peserta didik, kata Mendikbud, sudah diperkenalkan terhadap angka dan huruf. “Mereka memang baru belajar membaca dan menulis.

Ini adalah contoh-contoh buku yang sudah kita siapkan,” ujarnya Pada buku tersebut juga ada penokohan nama yang merepresentasikan daerah asal mereka. Mendikbud mencontohkan, nama Siti mewakili dari Jawa, Beni (Sumatera, Batak), Lina (Menado), Udin (Sunda, Jawa), Dayu (Bali), dan Edo (Papua). “Wajahnya beda- beda. Artinya, dari awal yang ingin kita bangun representasi dari Indonesia. Nama agama pun juga ada di sini,” katanya.Mendikbud menambahkan, materi kesenian pun juga sudah ada di buku ini. Ada pelajaran ‘ayo menyanyi’ untuk materi kebersihan juga sudah diperkenalkan sikat gigi dan seterusnya. “Tempat ibadah pun juga kita perkenalkan semuanya, seperti masjid, gereja, pura, dan kelenteng.

Tapi ini bukan pelajaran agama Pelajaran agama ada tersendiri. Ini pelajaran "nonagama,” katanya.      Sesuai rencana, buku yang akan digunakan sebagai bahan pelatihan guru ini akan selesai pada akhir bulan ini. “Insya Allah akhir Februari bisa dirampungkan,” kata Menteri Nuh. (ASW)
.

http://kemdikbud.go.id/kemdikbud/berita/1060
« Last Edit: 03 April 2013, 11:35:09 AM by kullatiro »

Offline sanjiva

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.091
  • Reputasi: 101
  • Gender: Male
Re: Our Education System
« Reply #46 on: 03 April 2013, 11:25:06 AM »
....“Tempat ibadah
pun juga kita perkenalkan
semuanya, seperti masjid, gereja,
pura, dan kelenteng..

http://kemdikbud.go.id/kemdikbud/berita/1060

Kelenteng tempat ibadah agama apa Pak M Nuh?  ::)

Kalau menterinya saja seg0bl0k ini maka sudah bisa diduga bagaimana mutu dan hasil pendidikan di negara kita.  :(
«   Ignorance is bliss, but the truth will set you free   »

Offline will_i_am

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 5.163
  • Reputasi: 155
  • Gender: Male
Re: Our Education System
« Reply #47 on: 03 April 2013, 08:31:05 PM »
Kelenteng tempat ibadah agama apa Pak M Nuh?  ::)

Kalau menterinya saja seg0bl0k ini maka sudah bisa diduga bagaimana mutu dan hasil pendidikan di negara kita.  :(
sekarang agama Kong Hu Cu udah diresmikan di Indonesia...
hiduplah hanya pada hari ini, jangan mengkhawatirkan masa depan ataupun terpuruk dalam masa lalu.
berbahagialah akan apa yang anda miliki, jangan mengejar keinginan akan memiliki
_/\_

Offline sanjiva

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.091
  • Reputasi: 101
  • Gender: Male
Re: Our Education System
« Reply #48 on: 04 April 2013, 01:50:43 AM »
sekarang agama Kong Hu Cu udah diresmikan di Indonesia...

Tempat ibadah agama Kong Hu Cu bukan kelenteng, melainkan li tang

Ni acuan dari Wiki :
Hal-hal yang perlu diketahui dalam agama Khonghucu
-  Mengangkat Konfusius sebagai salah satu nabi (先知)
-  Menetapkan Litang (Gerbang Kebajikan) sebagai tempat ibadah resmi, namun dikarenakan tidak banyak akses ke litang, masyarakat umumnya menganggap klenteng sebagai tempat ibadah umat Khonghucu.


Yang gw tangkap si mentri ini maunya menyebut tempat ibadah agama2 yg sudah populer yaitu masjid, gereja, pura, dan vihara.  Namun karena pengetahuan masih sedengkul seperti kebanyakan orang non buddhis + non tionghoa di Indonesia, menggangap orang buda sembahyang di kelenteng dan kelenteng adalah tempat sembahyang agama buda.

Orang awam boleh saja salah, masa mentri yg ngurusi materi ini dan memasukkannya ke pendidikan di sekolah ikut ga ngerti juga.
«   Ignorance is bliss, but the truth will set you free   »

Offline dhammadinna

  • Sebelumnya: Mayvise
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.627
  • Reputasi: 149
Re: Our Education System
« Reply #49 on: 04 April 2013, 01:16:11 PM »
Sedikit cerita memalukan. Dari dulu saya sangat ingin jadi seniman atau pelukis. Melihat karya-karya lukis yg sangat mengagumkan dari pelukis-pelukis terkenal membuat saya sangat terinspirasi.

Saat saya mulai masuk SMP, mata pelajaran saya bertambah. Saya harus mempelajari pelaran entah apa yg sekarang pun saya sudah lupa namanya. Saya tidak berminat untuk belajar dan pelajaran seni di sekolah saya sangat minim. Yang ada di pikiran saya saat itu adalah "Tidak seharusnya saya berada di tempat ini sekarang!!!"

Apa yg saya lakukan saat pelajaran hanya menggambar di belakang buku tulis saya. Jika gambarnya dikumpulkan mungkin akan banyak sekali. Rasanya seperti di penjara. Mungkin saya orang tolol satu-satunya yg menyia-nyiakan uang orang tua saya untuk bersekolah ...T.T

Gak, cita-citanya sudah hancur. Sekarang hanya bisa jalani kenyataan yg ada...

Dedek saya juga suka menggambar. Dia bilang, "rasanya pengen keluar negeri untuk belajar art (khusus menggambar)". Tapi baru keinginan sih. Setahun belakangan ini dia les walaupun ga rutin. Sekarang dia sudah bisa gambar kayak begini:



^ ^ ^ gambar ini hanya contoh saja, bukan gambar dia, tapi dia pernah gambar yang persis seperti ini. Kalau km mau belajar, nanti bisa saya kenalkan ke gurunya.

Spoiler: ShowHide
Atau, km sudah tau tentang ini:

https://www.coursera.org/about 

Di situ ada banyak pilihan pelajaran, salah satunya "art". Kita bisa kursus gratis di sana.. Katanya, kayak sekolah gitu. Nanti ada jadwal belajarnya, kita dikasih tugas, dst. Sampe akhirnya 'lulus'. Tidak ada sertifikat atau ijazah sih, tapi lumayan kalau mau belajar.
« Last Edit: 04 April 2013, 01:29:40 PM by dhammadinna »

Offline Sunyata

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.082
  • Reputasi: 52
Re: Our Education System
« Reply #50 on: 04 April 2013, 02:13:27 PM »
Terima kasih cc, tapi saya tidak bisa kalau harus ambil les. Selama ini saya bisa belajar seni menggambar hanya dari situs-situs random di Google.

Offline kullatiro

  • Sebelumnya: Daimond
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.155
  • Reputasi: 97
  • Gender: Male
  • Ehmm, Selamat mencapai Nibbana
Re: Our Education System
« Reply #51 on: 10 April 2013, 07:42:20 AM »
hmm, wa sih hanya menasehati para orang tua bila anak anaknya sekolah membawa buku buku pelajaran banyak sekali dalam tas jangan semuanya di beban kan ke anak anak untuk membawanya dari rumah ke sekolah dan dari sekolah ke rumah.

untuk sekolah sekolah, coba di pikirkan dalam sehari ada berapa mata pelajaran lalu coba kumpulkan buku bukunya dan timbang berat nya dan pertimbangkan apakah anak anak usia teesebut bisa dan pantas membawa buku buku tersebut ke sekolah.

Offline Eyang Subur

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 21
  • Reputasi: 0
  • Gender: Male
  • Master of Polygamy
Re: Our Education System
« Reply #52 on: 10 April 2013, 03:14:52 PM »
hmm, wa sih hanya menasehati para orang tua bila anak anaknya sekolah membawa buku buku pelajaran banyak sekali dalam tas jangan semuanya di beban kan ke anak anak untuk membawanya dari rumah ke sekolah dan dari sekolah ke rumah.

untuk sekolah sekolah, coba di pikirkan dalam sehari ada berapa mata pelajaran lalu coba kumpulkan buku bukunya dan timbang berat nya dan pertimbangkan apakah anak anak usia teesebut bisa dan pantas membawa buku buku tersebut ke sekolah.

kalo beban bukunya lebih 3 kg utk pundak anak sd menurut eyang hal tersebut bisa mempengaruhi struktur pertumbuhan badan dan tulang...so ada baiknnya dipilih buku2 yg dibutuhkan...beban psikologid jg perlu diperhatikan utk materi ujian sebaiknya guru memilih hny materi2 pelajaran penting so di anak bisa belajar lbh efektif
Jadilah pengikutKu maka akan kuberikan sorga dunia bagimu

Offline cumi polos

  • Sebelumnya: Teko
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 5.130
  • Reputasi: 82
  • Gender: Male
  • mohon transparansinya
Re: Our Education System
« Reply #53 on: 10 April 2013, 06:42:50 PM »
Quote
Orang awam boleh saja salah, masa mentri yg ngurusi materi ini dan memasukkannya ke pendidikan di sekolah ikut ga ngerti juga.

lebih banyak lagi hal2 penting tak terusus


seharusnya hal2 sangatlah mudah pendidikan itu.........
tapi gak tau gimana urusnya jadi jelimet banget....

ambil contoh ebook (pdf) dan tablet (ipad)... gabungan yg bagus...
kenapa gak seluruh negeri memakai teknologi ini .... ahhhhh

sekolah seharusnya dibuat dgn type cor betin...(tidak bisa rusak seumur hidup),
dan dpt di expand spt LEGO...

utk guru2 udah tentu eLearning/eTraining.... kalau guru gak di HAJAR dulu...
ngapain buat kulikurum baruuuuu.. nanti yg kelihatan BEGO gurunya...ha ha ha...

coba TRANSPARANSI... dimana habisnya anggaran pendidikan tsb ? nahhhhh :P

dari anggaran yg sebesar itu.. semua org akan mendptkan pendidikan secara FREE.....

 :P :P :P

---------------------------------------
Definition of Multiple Intelligences

This theory of human intelligence, developed by psychologist Howard Gardner and known as Gardners' Multiple Intelligences Theory, suggests there are at least seven ways that people have of perceiving and understanding the world. Gardner labels each of these ways a distinct 'intelligence' -- in other words, a set of skills allowing individuals to find and resolve genuine problems they face.

Gardner defines an "intelligence" as a group of abilities that:

Is somewhat autonomous from other human capacities;
Has a core set of information-processing operations;
Has a distinct history in the stages of development we each pass through;
Has plausible roots in evolutionary history.
acknowledgement:www.funderstanding.com website

Students benefit when you use Multiple Intelligences theory.

Curriculum --Traditional schooling heavily favors the verbal-linguistic and logical-mathematical intelligences. Gardner suggests a more balanced curriculum that incorporates the arts, self-awareness, communication, and physical education.

Instruction -- Gardner advocates instructional methods that appeal to all the intelligences, including role playing, musical performance, cooperative learning, reflection, visualization, story telling, and so on.

Assessment -- This theory calls for assessment methods that take into account the diversity of intelligences, as well as self-assessment tools that help students understand their intelligences. While Gardner suggests his list of intelligences may not be exhaustive, he originally identified the following seven:

Verbal-Linguistic -- The ability to use words and language
Logical-Mathematical -- The capacity for inductive and deductive thinking and reasoning, as well as the use of numbers and the recognition of abstract patterns
Visual-Spatial -- The ability to visualize objects and spatial dimensions, and create internal images and pictures
Body-Kinesthetic -- The wisdom of the body and the ability to control physical motion
Musical-Rhythmic -- The ability to recognize tonal patterns and sounds, as well as a sensitivity to rhythms and beats
Interpersonal -- The capacity for person-to-person communications and relationships
Intrapersonal -- The spiritual, inner states of being, self-reflection, and awareness
merryXmas n happyNewYYYY 2018

Offline M14ka

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.821
  • Reputasi: 94
  • Gender: Female
  • Live your best life!! ^^
Re: Our Education System
« Reply #54 on: 11 April 2013, 02:06:06 PM »
hmm, wa sih hanya menasehati para orang tua bila anak anaknya sekolah membawa buku buku pelajaran banyak sekali dalam tas jangan semuanya di beban kan ke anak anak untuk membawanya dari rumah ke sekolah dan dari sekolah ke rumah.

untuk sekolah sekolah, coba di pikirkan dalam sehari ada berapa mata pelajaran lalu coba kumpulkan buku bukunya dan timbang berat nya dan pertimbangkan apakah anak anak usia teesebut bisa dan pantas membawa buku buku tersebut ke sekolah.

Ia dulu buku catatanku tebal2 n kdg 1 hari ad yg mata pelajarannya banyak catatan, ampe pernah ditimbang ada 5kg. Untung rmh ke sekolah ga jauh sih... Kalo skrg kayanya lebih bgs pake kertas loose leaf ato sebagian bisa ditaruh di kantong aja, jd beban di pundak ga terlalu berat.

Wah ada polling...  ;D

Offline Sunyata

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.082
  • Reputasi: 52
Re: Our Education System
« Reply #55 on: 11 April 2013, 02:13:06 PM »
Iya, baru dibuat tadi pagi. ;D

Offline marioteguh

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 285
  • Reputasi: 15
Re: Our Education System
« Reply #56 on: 13 April 2013, 10:03:51 AM »
lebih banyak lagi hal2 penting tak terusus


seharusnya hal2 sangatlah mudah pendidikan itu.........
tapi gak tau gimana urusnya jadi jelimet banget....

ambil contoh ebook (pdf) dan tablet (ipad)... gabungan yg bagus...
kenapa gak seluruh negeri memakai teknologi ini .... ahhhhh

Anda berpikir dengan paradigma orang di kota besar.

Di Jakarta sekalipun tidak semua murid dan orangtuanya mampu. Beberapa hari yang lalu saya melihat televisi bahwa ada seorang anak yang bunuh diri karena orang tuanya tidak mampu membiayai sekolahnya ke SMP.  Mengenaskan sekali bapak Cumi Polos, dan itu tidak jauh dari ibukota, juga masih di pulau Jawa.

Berapa banyak sekolah yang berada di tempat terpencil dan jauh dari jangkauan?
Berapa banyak anak didik yang untuk membeli baju seragam dan sepatu saja masih kesusahan?

Quote
Definition of Multiple Intelligences

This theory of human intelligence, developed by psychologist Howard Gardner and known as Gardners' Multiple Intelligences Theory, suggests there are at least seven ways that people have of perceiving and understanding the world. Gardner labels each of these ways a distinct 'intelligence' -- in other words, a set of skills allowing individuals to find and resolve genuine problems they face.

Gardner defines an "intelligence" as a group of abilities that:

Is somewhat autonomous from other human capacities;
Has a core set of information-processing operations;
Has a distinct history in the stages of development we each pass through;
Has plausible roots in evolutionary history.
acknowledgement:www.funderstanding.com website

Students benefit when you use Multiple Intelligences theory.

Curriculum --Traditional schooling heavily favors the verbal-linguistic and logical-mathematical intelligences. Gardner suggests a more balanced curriculum that incorporates the arts, self-awareness, communication, and physical education.

Instruction -- Gardner advocates instructional methods that appeal to all the intelligences, including role playing, musical performance, cooperative learning, reflection, visualization, story telling, and so on.

Assessment -- This theory calls for assessment methods that take into account the diversity of intelligences, as well as self-assessment tools that help students understand their intelligences. While Gardner suggests his list of intelligences may not be exhaustive, he originally identified the following seven:

Verbal-Linguistic -- The ability to use words and language
Logical-Mathematical -- The capacity for inductive and deductive thinking and reasoning, as well as the use of numbers and the recognition of abstract patterns
Visual-Spatial -- The ability to visualize objects and spatial dimensions, and create internal images and pictures
Body-Kinesthetic -- The wisdom of the body and the ability to control physical motion
Musical-Rhythmic -- The ability to recognize tonal patterns and sounds, as well as a sensitivity to rhythms and beats
Interpersonal -- The capacity for person-to-person communications and relationships
Intrapersonal -- The spiritual, inner states of being, self-reflection, and awareness

Superbbbb.

Offline cumi polos

  • Sebelumnya: Teko
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 5.130
  • Reputasi: 82
  • Gender: Male
  • mohon transparansinya
Re: Our Education System
« Reply #57 on: 13 April 2013, 11:09:39 AM »
Anda berpikir dengan paradigma orang di kota besar.

Di Jakarta sekalipun tidak semua murid dan orangtuanya mampu. Beberapa hari yang lalu saya melihat televisi bahwa ada seorang anak yang bunuh diri karena orang tuanya tidak mampu membiayai sekolahnya ke SMP.  Mengenaskan sekali bapak Cumi Polos, dan itu tidak jauh dari ibukota, juga masih di pulau Jawa.

Berapa banyak sekolah yang berada di tempat terpencil dan jauh dari jangkauan?
Berapa banyak anak didik yang untuk membeli baju seragam dan sepatu saja masih kesusahan?

Superbbbb.

Anggaran Pendidikan 2013 Rp 331 Triliun

bagaimana kalao... beli pabrik tablet AINOL aja dehhh.... (atau patner atau gimana)....
tolog dihitung duit segitu itu bro bilang gak cukup ?...
merryXmas n happyNewYYYY 2018

Offline marioteguh

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 285
  • Reputasi: 15
Re: Our Education System
« Reply #58 on: 13 April 2013, 12:04:57 PM »
Anggaran Pendidikan 2013 Rp 331 Triliun

bagaimana kalao... beli pabrik tablet AINOL aja dehhh.... (atau patner atau gimana)....
tolog dihitung duit segitu itu bro bilang gak cukup ?...

Memang anggarannya besar tetapi lebih banyak dipakai untuk biaya gaji guru dan pegawai departemen pendidikan.  Saya pernah baca kalau tidak salah 60-70% untuk gaji.  Makanya guru-guru PNS sekarang lebih sejahtera daripada guru swasta.  Padahal jaman saya sekolah dulu guru swasta yang lebih sejahtera daripada guru PNS yang gajinya kecil sekali dan masih dipotong ini itu.  Guru PNS yang sejahtera akan besar pengaruhnya dalam pemilu nanti.  ;D  Itu belum dihitung faktor korupsi terhadap anggaran pendidikannya.

Offline sanjiva

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.091
  • Reputasi: 101
  • Gender: Male
Re: Our Education System
« Reply #59 on: 13 April 2013, 12:39:08 PM »
Memang anggarannya besar tetapi lebih banyak dipakai untuk biaya gaji guru dan pegawai departemen pendidikan.  Saya pernah baca kalau tidak salah 60-70% untuk gaji.  Makanya guru-guru PNS sekarang lebih sejahtera daripada guru swasta.  Padahal jaman saya sekolah dulu guru swasta yang lebih sejahtera daripada guru PNS yang gajinya kecil sekali dan masih dipotong ini itu.  Guru PNS yang sejahtera akan besar pengaruhnya dalam pemilu nanti.  ;D  Itu belum dihitung faktor korupsi terhadap anggaran pendidikannya.

Betul sekali bro, ternyata 60% anggaran cuman buat gaji aja.
Gaji Guru Sedot 60 Persen Anggaran Pendidikan 2013
http://www.jpnn.com/read/2012/06/26/131908/Gaji-Guru-Sedot-60-Persen-Anggaran-Pendidikan-2013-


Jadi sisa 40%, dan menurut BPK kalo ga salah 30%nya dikorupsi.  Kalo menurut gw sih malah yg tersisa ga kena korupsi ya 30% itu.  Jadi palingan yang benar buat pendidikan cuma 15% dari total anggaran pendidikan.  ::)
«   Ignorance is bliss, but the truth will set you free   »

Offline sanjiva

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.091
  • Reputasi: 101
  • Gender: Male
Re: Our Education System
« Reply #60 on: 15 April 2013, 05:26:02 PM »
Dan berita terakhir hari ini di televisi:  11 provinsi gagal melaksanakan Ujian Nasional (UN) pada hari Senin ini, alias ditunda :hammer:

M.Nuh berkilah bahwa itu terjadi karena pihak percetakan belum menyelesaikan pencetakan. Sementara pihak percetakan menjelaskan bahwa materi yg mereka cetak terlambat diserahkan, yaitu baru 25 hari sebelumnya.  Sementara jadwal percetakan seharusnya memerlukan waktu 60 hari.  Hal ini menjadi masalah karena percetakan dipusatkan di Jakarta, sementara tahun sebelumnya dicetak di tiap provinsi.
sumber: MetroTV

Menurut gw, sebaiknya menteri pendidikan mundur saja, kalau tidak mau diberhentikan.
«   Ignorance is bliss, but the truth will set you free   »

Offline pengelana_abadi

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 653
  • Reputasi: 14
  • Gender: Male
  • walking on the path of Dhamma
Re: Our Education System
« Reply #61 on: 16 April 2013, 12:08:29 AM »

https://www.coursera.org/about 

Di situ ada banyak pilihan pelajaran, salah satunya "art". Kita bisa kursus gratis di sana.. Katanya, kayak sekolah gitu. Nanti ada jadwal belajarnya, kita dikasih tugas, dst. Sampe akhirnya 'lulus'. Tidak ada sertifikat atau ijazah sih, tapi lumayan kalau mau belajar.[/spoiler]

ada situs online course gratis yang lain lagi ya?
i am hungry for knowledge ^^
^o^**May All living beings be always happy and kind**^o^

Offline Sumedho

  • Kebetulan
  • Administrator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 12.406
  • Reputasi: 423
  • Gender: Male
  • not self
Re: Our Education System
« Reply #62 on: 16 April 2013, 07:39:59 AM »
There is no place like 127.0.0.1

Offline pengelana_abadi

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 653
  • Reputasi: 14
  • Gender: Male
  • walking on the path of Dhamma
Re: Our Education System
« Reply #63 on: 16 April 2013, 12:43:44 PM »
coba ke http://www.khanacademy.org

kemarin baru nyari2 di internet, ada banyak rupanya situs MOOC yang gratis seperti coursera ini XD
ada edx , saylor.org , udacity,   novoed dsbnya .
^o^**May All living beings be always happy and kind**^o^

Offline Piggy

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 124
  • Reputasi: 2
  • Gender: Female
  • (^ .^) ~ salam k'nal.....
Re: Our Education System
« Reply #64 on: 02 May 2013, 07:14:00 AM »
Home Schooling ala Thomas Alva Edison

Kali ini kita akan belajar dari sejarah Ibunda Thomas Edison dalam mencetak anaknya menjadi sang Jenius Dunia.Para orang tua dan guru yang saya cintai........Masih ingatkah anda dengan kisah Thomas Alva Edison.. Ilmuan terkemuka dunia yang di Drop Out dari sekolahnya, pada 3 bulan pertama masa pembelajarannya di Sekolah Dasar....?Para orang tua dan guru yang saya cintai.....yang jadi pertanyaan menarik buat kita adalah..... bagaimana sang ibunda Thomas bisa mencetak anaknya menjadi seorang Ilmuan yang luar biasa dengan lebih dari 1000 temuan yang dipatenkan.Para orang tua dan guru yang saya cintai..... Sayangnya...tidak banyak yang di catat sejarah tentang riwayat ibu yang luar biasa ini, dalam membimbing anaknya hingga dewasa. Tapi yang jelas Thomas telah berhasil tumbuh menjadi orang yang sangat penuh percaya diri dan pekerja keras yang selalu berpikir positif.Para orang tua dan guru yang saya cintai.......diceritakan bahwa Nancy Alliot ibunda Thomas adalah ibunda yang penuh cinta kasih....., dia bukanlah seorang psikolog apalagi pakar pendidikin, Nancy hanyalah ibu rumah tangga biasa, seperti kebanyakan ibu-ibu pada zamannya.Nancy adalah ibu yang selalu memotivasi anaknya; Dia selalu mendorong anaknya untuk melakukan apa saja yang disukainya. Setiap kali Thomas mengalami kesulitan ibunya selalu berkata; Thomas kamu anak hebat nak, kamu pasti bisa menemukan jawabannya ! Mommy percaya itu sayang..!Dan setiap kali Thomas berhasil menemukan jawaban dari masalahnya Nancy selalu dengan antusias menanggapi cerita anaknya, ia selalu berapi-api menanyakan bagaimana sampai akhirnya Thomas berhasil menemukan jawabannya.Nancy juga selalu memeluk anaknya mana kala anaknya berhasil dalam melakukan sesuatu; sambil selalu mengucapkan “Kamu memang anak kebanggaan Mommy Nak.....”Para orang tua dan guru yang saya cintai......Pernah suatu ketika Thomas sedang melakukan experiment-experiment yang dibuatnya; dan dia mengetahui jawaban dari masalahnya; lalu dia bertanya pada Mommynya; dengan jujur Mommynya berkata; Thomas sayang Mommy tidak tahu semua yang kamu tanyakan, tapi Mommy akan cari tahu siapa orang yang bisa menjelaskan semua ini pada kamu. Maka diajaklah Thomas kecil untuk menemui orang-orang ahli dikotanya.Begitulah kejadian serupa terjadi berulang-ulang; Ibunda Thomas selalu jujur mengatakan keterbatasannya; tapi dia selalu memberi jalan keluar bagi anaknya. Termasuk suatu ketika pernah pertanyaan Thomas tidak bisa dijawab oleh siapapun; maka ibunya sibuk mengantarkan Thomas untuk mencari buku/referensi yang bisa menjelaskan seluruh keingintahuan anaknya,Namun sayangnya setelah berusaha selama berbulan-bulan orang dan buku yang dicari tak juga kunjung ditemukan...., Tapi Nancy tidak pernah patah semangat melainkan justru membakar anaknya dengan kata-kata yang begitu menginspirasi; “Thomas anakku sayang... kita telah buktikan bahwa ternyata tak seorangpun kita temukan bisa menjawab semua ini dan tak satu bukupun pernah ditulis orang tentang hal ini; Thomas sayang, Kamu tahu apa artinya...nak..., Ya...itu artinya kamulah yang diminta Tuhan untuk menemukannya bagi orang lain.... Ayo nak kamu coba dan coba terus..... Mommy yakin satu saat kamu pasti berhasil......!Para orang tua dan guru yang saya cintai.......Thomas begitu terinspirasi oleh setiap ucapan ibunya..... Cara-cara mendidik inilah yang telah membuat Thomas menjadi manusia luar biasa.. dan telah saya terapkan bagi kepada anak-anak saya dirumah.Para orang tua dan guru yang saya cintai.. bayangkan....Suatu ketika Thomas berhasil menemukan lampu pijar, setelah dengan susah payah melakukan percobaan hingga 999 kali. Kabar ini segera terdengar oleh surat kabar setempat dan besoknya segera muncul di halaman depan dengan judul;“ Thomas Alva Edison, akhirnya berhasil membuat lampu pijar yang tahan selama berhari-hari, setelah ia mengalami 999 kali gagal menemukan logam yang cocok digunakan untuk lampu pijarnya.”Thomas kaget luar biasa membaca Head Line berita itu; segera saja ia datangi kantor redaksinya dan melayangkan protes atas pemberitaan yang tidak tepat.Bukan main kagetnya sang Redaktur; dimana letak kesalahan berita itu.........?Esok paginya pada surat kabar yang sama keluarlah Ralat yang berbunyi;“Thomas Alva Edison, akhirnya berhasil membuat lampu pijar yang tahan berhari-hari, setelah ia berhasil menemukan 999 logam yang tidak cocok digunakan untuk lampu pijarnya.”Para orang tua dan guru yang saya cintai...... apakah anda dapat menangkap letak perbedaannya.........?



http://ayahkita.blogspot.com/2008/04/home-schooling-ala-thomas-alva-edison.html

konon nicola tesla sering mendapatkan perlakuan buruk saat bermitra dengan thomas alva edison........mulai dari sikap thomas yg apatis dan sering meremehkan pecobaan2 tesla hingga thomas tidak segan menggunakan segala cara utk menggagalkan proyek2 tesla..........hal tersebut yg menyebabkan kandasnya hubungan/broken friendship di antara mereka........kalo piggy secara pribadi lebih menghormati om tesla yg lebih kompetitif dalam berkompetisi dalam bidang science.....om thomas alava edison piggy hargai jg penemuan2nya terutama saat menemukan bohlam lampu yg manfaatnya dpt diraskan oleh sejuta umat hingga saat ini........namun ada satu rumor penemuan thomas alva edison yg membuat piggy penasaran......”alat komunikasi dunia roh”
maybe koko tesla tahu ttg hal tersebut  :D
selain itu penemuan ttg hieronymus machine jg cukup menarik utk dipelajari lbh dalam......


kusala dan akusala citta datang silih berganti pd bathin seseorang bagaikan mendung dan cerah yg datang silih berganti, hal tersebut dapat diatasi dgn samadhi dan perhatian benar........satix3

Offline sanjiva

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.091
  • Reputasi: 101
  • Gender: Male
Re: Our Education System
« Reply #65 on: 02 May 2013, 07:45:37 AM »
konon nicola tesla sering mendapatkan perlakuan buruk saat bermitra dengan thomas alva edison........mulai dari sikap thomas yg apatis dan sering meremehkan pecobaan2 tesla hingga thomas tidak segan menggunakan segala cara utk menggagalkan proyek2 tesla..........hal tersebut yg menyebabkan kandasnya hubungan/broken friendship di antara mereka........kalo piggy secara pribadi lebih menghormati om tesla yg lebih kompetitif dalam berkompetisi dalam bidang science.....om thomas alava edison piggy hargai jg penemuan2nya terutama saat menemukan bohlam lampu yg manfaatnya dpt diraskan oleh sejuta umat hingga saat ini........namun ada satu rumor penemuan thomas alva edison yg membuat piggy penasaran......”alat komunikasi dunia roh”
maybe koko tesla tahu ttg hal tersebut  :D
selain itu penemuan ttg hieronymus machine jg cukup menarik utk dipelajari lbh dalam......
Rupanya yg gw baca sama kayak Piggy baca.  Katanya penemu sejati itu Nicola Tesla ketimbang Edison yg cenderung menghalalkan segala cara demi mendapatkan paten2.

Dunia modern mendapat kenikmatan terbesar berkat penemuan dari Tesla, yaitu (pembangkitan & distibusi) listrik. CMIIW.
«   Ignorance is bliss, but the truth will set you free   »

Offline morpheus

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.750
  • Reputasi: 110
  • Ragu pangkal cerah!
Re: Our Education System
« Reply #66 on: 02 May 2013, 08:38:08 AM »
Rupanya yg gw baca sama kayak Piggy baca.  Katanya penemu sejati itu Nicola Tesla ketimbang Edison yg cenderung menghalalkan segala cara demi mendapatkan paten2.

Dunia modern mendapat kenikmatan terbesar berkat penemuan dari Tesla, yaitu (pembangkitan & distibusi) listrik. CMIIW.
wajib baca komik tesla - edison:
http://theoatmeal.com/comics/tesla
* I'm trying to free your mind, Neo. But I can only show you the door. You're the one that has to walk through it
* Neo, sooner or later you're going to realize just as I did that there's a difference between knowing the path and walking the path

Offline sanjiva

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.091
  • Reputasi: 101
  • Gender: Male
Re: Our Education System
« Reply #67 on: 02 May 2013, 08:58:20 AM »
wajib baca komik tesla - edison:
http://theoatmeal.com/comics/tesla
Iya gw dapat ringkasan kisah Tesla vs Edison dari sana.  ;D

Rangkumannya all in one illustrated comic.
«   Ignorance is bliss, but the truth will set you free   »

Offline suli

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 715
  • Reputasi: 32
  • Gender: Female
  • Sabbe Satta Bhavantu Sukhitattha
Re: Our Education System
« Reply #68 on: 02 May 2013, 09:18:49 AM »
oh ya 'selamat hari pendidikan nasional'.....(apa yang harus di'selamat'kan?  :-? )
🙏

Offline ardb

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 259
  • Reputasi: 11
  • Gender: Male
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Our Education System
« Reply #69 on: 02 May 2013, 10:48:33 AM »
saya pernah membaca sebuah artikel ttg seorang ibu ( warga indonesia ) yang menikah ke org jepang. anaknya mendapat sistem edukasi jepang yang katanya pada kelas 1-3 SD anak2 diberi pelajaran moral seperti melakukan kerjankebersihan,saling membantu sesama manusia dll ( lupa2 ingat,heheh ) setelah kelas 3 atau 4 SD br diberi pelajaran seperti matematika dll.

saya lihat anak2 dari teman ku yg di Indonesia, anak kelas 1 SD sudah diberi pelajaran bahasa inggris,matematika yang penambahan pengurangan 3 angka,bahkan sudah diajarkan perkalian dan pembagian. anak kelas 2 SD tlah diberi pelajaran menghafal yang panjang lebar ( jaman gw dulu kelas 1 SD masih membaca ini budi ini bapak budi, 1 + 1 = 2) pelajaran anak SD kelas 1 sekarang seperti pelajaran saya dulu kelas 3 bahkan seperti kelas 4.

gmana pendapat teman2 ttg sistem pelajaran dijepang yg lebih mengutamakan pelajaran moral?
ada = tidak ada

frenky awi dorje tsering

Offline Piggy

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 124
  • Reputasi: 2
  • Gender: Female
  • (^ .^) ~ salam k'nal.....
Re: Our Education System
« Reply #70 on: 02 May 2013, 02:33:31 PM »
Rupanya yg gw baca sama kayak Piggy baca.  Katanya penemu sejati itu Nicola Tesla ketimbang Edison yg cenderung menghalalkan segala cara demi mendapatkan paten2.

Dunia modern mendapat kenikmatan terbesar berkat penemuan dari Tesla, yaitu (pembangkitan & distibusi) listrik. CMIIW.
konon sejak adanya sistem penghargaan nobel dalam bidang fisika........para ilmuwan fisika saling berlomba utk meraihnya........dengan berbagai cara apapun.......

yang menyebabkan mereka sangat terobsesi pd penghargaan nobel.........karena jika seorang ilmuwan fisika mendapatkannya.......namanya akan tercantum di buku2 pendidikan sejarah dan fisika sepanjang masa.........karena dianggap berjasa dalam suatu penemuan........

peluang dan kesempatan utk mendapatkan title nobel fisika masih terbuka lebar hinga saat ini......diantaranya adalah calon peraih nobel bagi penemu time machine dan teleport machine........let’s wait n see..... who is the inventor of both of them.......maybe koko kullatiro berminat utk menjadi calon penemu kedua mesin tersebut  :D  


kusala dan akusala citta datang silih berganti pd bathin seseorang bagaikan mendung dan cerah yg datang silih berganti, hal tersebut dapat diatasi dgn samadhi dan perhatian benar........satix3

Offline Sunyata

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.082
  • Reputasi: 52
Re: Our Education System
« Reply #71 on: 02 May 2013, 06:34:59 PM »
katanya sistem pendidikan saat ini membunuh kreativitas.

Offline kullatiro

  • Sebelumnya: Daimond
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.155
  • Reputasi: 97
  • Gender: Male
  • Ehmm, Selamat mencapai Nibbana
Re: Our Education System
« Reply #72 on: 16 May 2013, 10:07:20 PM »
saya pernah membaca sebuah artikel ttg seorang ibu ( warga indonesia ) yang menikah ke org jepang. anaknya mendapat sistem edukasi jepang yang katanya pada kelas 1-3 SD anak2 diberi pelajaran moral seperti melakukan kerjankebersihan,saling membantu sesama manusia dll ( lupa2 ingat,heheh ) setelah kelas 3 atau 4 SD br diberi pelajaran seperti matematika dll.

saya lihat anak2 dari teman ku yg di Indonesia, anak kelas 1 SD sudah diberi pelajaran bahasa inggris,matematika yang penambahan pengurangan 3 angka,bahkan sudah diajarkan perkalian dan pembagian. anak kelas 2 SD tlah diberi pelajaran menghafal yang panjang lebar ( jaman gw dulu kelas 1 SD masih membaca ini budi ini bapak budi, 1 + 1 = 2) pelajaran anak SD kelas 1 sekarang seperti pelajaran saya dulu kelas 3 bahkan seperti kelas 4.

gmana pendapat teman2 ttg sistem pelajaran dijepang yg lebih mengutamakan pelajaran moral?

wa pikir ini adalah hal yang benar pendidikan yang mendekatkan anak dan ibu (juga Ayah ) dan bagian keluarga lain nya hingga mereka bisa saling berkomunikasi, keluarga adalah lingkungan terkecil dari suatu negara, bukan kah hal ini di ajarkan di sekolah dulu.Tapi implementasi nya di system pendidikan Indonesia?
« Last Edit: 16 May 2013, 10:17:21 PM by kullatiro »

Offline dhammadinna

  • Sebelumnya: Mayvise
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.627
  • Reputasi: 149
Re: Our Education System
« Reply #73 on: 27 August 2013, 03:17:03 PM »
[...]
Spoiler: ShowHide
Atau, km sudah tau tentang ini:

https://www.coursera.org/about 

Di situ ada banyak pilihan pelajaran, salah satunya "art". Kita bisa kursus gratis di sana.. Katanya, kayak sekolah gitu. Nanti ada jadwal belajarnya, kita dikasih tugas, dst. Sampe akhirnya 'lulus'. Tidak ada sertifikat atau ijazah sih, tapi lumayan kalau mau belajar.


ralat.. bisa dapet Statement of Accomplishment (kalau kerjain tugasnya sesuai deadline).

Offline cumi polos

  • Sebelumnya: Teko
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 5.130
  • Reputasi: 82
  • Gender: Male
  • mohon transparansinya
Re: Our Education System
« Reply #74 on: 19 September 2013, 06:01:23 PM »
kenapa yg ngajar bukan multimedia aja... lebih jelas, lebih wuuenak, lebih murah lagi... ;D ;D

apa tuh uang gedung ?
apa tuh uang bangku ?
apa tuh daftar ulang (uang daftar ulang) ?

uang ?
uang ?
uang ?

apa tuh ?
merryXmas n happyNewYYYY 2018

Offline kullatiro

  • Sebelumnya: Daimond
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.155
  • Reputasi: 97
  • Gender: Male
  • Ehmm, Selamat mencapai Nibbana
Re: Our Education System
« Reply #75 on: 07 October 2013, 01:49:40 PM »
The philosopher Alan Watts (from the "Houseboat Summit " panel discussion in a 1967 edition of the San Francisco Oracle) reflected a growing sentiment:

Our educational system, in its entirety, does nothing to give us any kind of material competence. In other words,
we don't learn how to cook, how to make clothes, how to build houses, how to make love, or to do any of the absolutely fundamental things of life. The whole education that we get for our children in
school is entirely in terms of abstractions. It trains you to be an insurance salesman or a bureaucrat, or some kind of cerebral character.[7]

http://en.m.wikipedia.org/wiki/Do_it_yourself

Offline bawel

  • Sebelumnya: Comel
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.755
  • Reputasi: 71
  • Gender: Male
  • namanya juga bawel ;D
Re: Our Education System
« Reply #76 on: 05 January 2014, 12:02:31 PM »
Pengetahuan yg dibutuhkan tersebut seharusnya dapat dipelajari di universitas dan atlet mendapatkan pelatihan khusus bukan dari sekolah. Kalau arsiteknya butuh sesuatu tinggal buka internet. Banyak sekali pelajaran yg dapat dipelajari tanpa harus terkurung oleh sekolah. Sekolah hanya menghalangi perkembangan mereka dengan menanam pelajaran yg BANYAK dan tidak berhubungan dengan tujuan mereka.

Wawasan di sekolah itu sempit. Sempit seperti penjara. Di era globalisasi ini, wawasan ada di mana-mana. Di TV, majalah, buku, internet, ataupun dari lingkungan, wawasan bisa didapat. Dan jangkauannya cukup luas bisa dari pertanian, peternakan, filosofi, seni, hiburan, media, dan masih banyak lagi tanpa harus terkurung dalam sekolah.

Menyuruh anak-anak tidak membenci sekolah adalah hal yg aneh. Anak-anak itu sifatnya aktif, ingin tau, kreatif, dsb. Ketika dikurung di sekolah tentu ada rasa tidak senang.

;D
silahkan direnungi lagi maksud saya ;D
ikan pun dapat mencapai puncak pohon dengan bantuan si gajah ;D
semuanya dapat sampai ke puncak pohon ;D
artinya apa? ;D yang merasa terkurung kan cuma om ata sendiri ;D kalo kita mau membuka diri, banyak hal yang kita tidak lihat sebelumnya bisa mengubah sudut pandang kita ;D

satu lagi, kalo om ata orang yang aktif, ingin tahu, kreatif, kenapa om ata bisa dibully di sekolah? ;D sekolah itu bisa jadi batu pijakan kita untuk tempat yang lebih baik ;D aktif lah menggapai cita-cita kita, bertanya pada guru, kreatiflah agar semuanya lebih baik ;D bukan sebaliknya komplain tanpa melakukan apa-apa ;D karena itu namanya om ata sudah menekan tombol self destruct ;D

Offline bawel

  • Sebelumnya: Comel
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.755
  • Reputasi: 71
  • Gender: Male
  • namanya juga bawel ;D
Re: Our Education System
« Reply #77 on: 05 January 2014, 12:10:42 PM »
Mencela ikan yg tidak memanjat pohon. Menurut saya sih karena sistemnya tidak cocok. Sekolah maksain pengetahuan yg belum tentu sesuai dengan tujuan anak. Berkumpul dengan apa yg tidak disengani adalah penderitaan. Malah menyuruh murid untuk survive dalam penderitaan. Sepertinya bentuk ekstremis.

kalo berpikir seperti ini terus, tidak ada sepijak tanah pun di dunia ini yang layak ditinggalkan menurut om ata ;D cari lah jalan keluar ;D semua pengetahuan itu bisa dikembangkan seluas-luasnya menurut tujuan masing-masing individu ;D

mau jadi pelukis kan? ;D tahu lukisan monalisa karya leonardo da vinci? ;D ilmu apa aja yang dipelajarinya? ;D untuk melukis master piece banyak ilmu pengetahuan yang kita perlukan dan kembangkan ;D

tahu salju? ;D dulu orang menggambar salju seperti apa? sekarang hiasan salju seperti apa? ;D

Offline bawel

  • Sebelumnya: Comel
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.755
  • Reputasi: 71
  • Gender: Male
  • namanya juga bawel ;D
Re: Our Education System
« Reply #78 on: 05 January 2014, 12:27:05 PM »
ini kayanya cuma perspektif doank.

dan menariknya justru zaman dulu, anak2 belum disumpal dg pengetahuan seabrek itu.
maka setuju, tekanan pendidikan manusia zaman dulu belum seberat sekarang, oleh krn itu kreativitasnya masih bisa hidup & menjadi penemu

belum disumpel banyak, karena jaman dulu pengetahuan juga belum banyak cabangnya seperti sekarang ;D sekarang pengetahuan jauh lebih banyak ;D dan menurut saya pendidikan sekarang jauh lebih mudah ;D ngerjain pr tinggal lihat internet ;D ini yang menurut saya yang dapat mematikan daya kreativitas anak ;D

Quote
ada yg mirip tanah, cocok di tanam,
ada yg mirip angin, cocok berkembang sendiri.

ada anak yg lebih cocok di sumpal,
ada anak yg lebih cocok mencari sendiri.

dari pengalaman saya sendiri dan bbrp teman yg unggul dan mempunyai specialized skill tertentu.
selalu harus punya minat sendiri untuk belajar.

diskusi ini kayanya ga nyambung...
justru kenapa anak2 kehilangan minat belajarnya sendiri itu yg disalahkan adalah sistem pendidikan skrg


bentar saya post artikel yah

iya, makanya menurut saya peran ortu lah yang terpenting ;D sekolah tidak bisa mendidik anak satu-satu, karena sekolah hanya memberikan yang sifatnya umum ;D dan seperti yang saya katakan sebelumnya, sistem sekolah tidak akan pernah sempurna ;D jadi berhentilah menyalahkan sistem, cukup jadilah ortu yang hebat ;D

Offline bawel

  • Sebelumnya: Comel
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.755
  • Reputasi: 71
  • Gender: Male
  • namanya juga bawel ;D
Re: Our Education System
« Reply #79 on: 05 January 2014, 12:54:36 PM »
Maksud om bawel apa? Menurut om bawel saya mengharap guru mendikte apa yang harus saya pelajari gitu?
Salah besar om, justru yang paling baik itu anak dirangsang untuk belajar sendiri, mencari tau sendiri, bukan
di dikte disuruh hapal ini itu dll.

maksud saya, anak-anak indonesia itu kalo butuh baru belajar, kalo ngak butuh ngak mau belajar ;D
padahal untuk menjadi seorang pencipta kita harus mempelajari semua hal dan mengembangkannya ;D semua guru itu berusaha merangsang setiap anak didiknya untuk bisa mandiri kok ;D mulai dari cara sadis sampai dengan bujuk rayu, tapi kalo si anak tidak mau berubah lebih baik, semua orang tidak akan dapat mengubahnya ;D

satu lagi, jangan menganggap hapalan itu ngak penting ;D, hapalan itu adalah salah satu hal yang paling penting dalam belajar ;D karena kalo tidak ada yang hapal bagaimana kita mengembangkannya ;D ingat, seorang montir yang jago, hapal semua bagian-bagian mesin dan peralatan yang dipakainya sehingga dia bisa berkreasi seluas-luasnya ;D

satu hal lagi yang penting adalah latihan ;D tapi hapal dan latihan adalah dua hal yang sangat dibenci anak-anak walaupun sudah dibujuk sedemikian rupa ;D kenapa bisa begitu? ;D karena ortunya ;D percaya atau tidak, anak-anak di indonesia dari kalangan berada sudah dididik jadi seorang raja yang tidak pernah berpikir dari kecil ;D 1 anak bisa 1-2 baby sitter gitu loh ;D

Offline bawel

  • Sebelumnya: Comel
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.755
  • Reputasi: 71
  • Gender: Male
  • namanya juga bawel ;D
Re: Our Education System
« Reply #80 on: 16 January 2014, 09:18:46 PM »
Untuk om ata ;D

Ini ada link kalo mau dilihat ;D
http://wowunic.blogspot.com/2014/01/gini-nih-jadinya-kalau-fisikawan.html?utm_source=dlvr.it&utm_medium=facebook&m=1

Seorang fisikawan pun bisa melukis ;D
Jadi mulai sekarang jangan membenci pelajaran ;D semua pelajaran bisa kita kembangkan ;D inspirasi ada di mana saja ;D