//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Bullying dalam Forum Online  (Read 42994 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
Re: Bullying dalam Forum Online
« Reply #90 on: 28 December 2011, 07:30:34 AM »
Keren bro :))
Ceritanya kayak bagian dari cerita Sun Gokong. Tapi sayang ya bro tidak ada referensi lebih jauh dari mana asal ceritanya.

kalau sepintas baca sih, rasanya ceritanya hanya simbolisasi belaka, bukan catatan historis. Soalnya, saya belum menemukan catatan dalam Tipitaka/  Tripitaka, kitab komentar, sastra, dll ataupun dari biografi para praktisi, bahwa seorang yang mencapai Jhana IV itu kebal racun :) Setahuku sih, kalau seseorang yang sedang memasuki jhana, kalau fisiknya diracun ya tetap mati (CMIIW). Racun naga yang dimaksud tampaknya adalah simbolisasi kekotoran batin (yang kadangkala disebut sebagai racun juga). Kalau asumsi ini benar, berarti cerita ini hendak menyampaikan bahwa pentingnya keterampilan untuk masuk dan keluar jhana dengan cepat (Jhana IV) dapat membantu seseorang terlepas dari kekotoran batin dalam kehidupan sehari-hari di mana kekotoran batin dapat menyerang setiap saat: seperti serangan patukan berbisa ular (baca: naga) yang tiba-tiba. Sedangkan raja naga yang ditaklukkan berarti kekotoran batin yang berhasil dinetralisir dan menjadi berdamai dengan seorang praktisi lagi, terutama praktisi telah mahir dalam masuk dan keluar dari jhana dengan cepat. 

Ini tafsiran sementara saya atas kisah spektakuler ini. Untuk lebih jelasnya saya perlu tahu referensi asli kisah ini. 
loh kalau yang 10 manfaat membaca sutra itu gimana? atau manfaat metta? ada khan yang kebal racun gitu?
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Offline DragonHung

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 963
  • Reputasi: 57
  • Gender: Male
Re: Bullying dalam Forum Online
« Reply #91 on: 28 December 2011, 09:18:48 AM »
Keren bro :))
Ceritanya kayak bagian dari cerita Sun Gokong. Tapi sayang ya bro tidak ada referensi lebih jauh dari mana asal ceritanya.

kalau sepintas baca sih, rasanya ceritanya hanya simbolisasi belaka, bukan catatan historis. Soalnya, saya belum menemukan catatan dalam Tipitaka/  Tripitaka, kitab komentar, sastra, dll ataupun dari biografi para praktisi, bahwa seorang yang mencapai Jhana IV itu kebal racun :) Setahuku sih, kalau seseorang yang sedang memasuki jhana, kalau fisiknya diracun ya tetap mati (CMIIW). Racun naga yang dimaksud tampaknya adalah simbolisasi kekotoran batin (yang kadangkala disebut sebagai racun juga). Kalau asumsi ini benar, berarti cerita ini hendak menyampaikan bahwa pentingnya keterampilan untuk masuk dan keluar jhana dengan cepat (Jhana IV) dapat membantu seseorang terlepas dari kekotoran batin dalam kehidupan sehari-hari di mana kekotoran batin dapat menyerang setiap saat: seperti serangan patukan berbisa ular (baca: naga) yang tiba-tiba. Sedangkan raja naga yang ditaklukkan berarti kekotoran batin yang berhasil dinetralisir dan menjadi berdamai dengan seorang praktisi lagi, terutama praktisi telah mahir dalam masuk dan keluar dari jhana dengan cepat. 

Ini tafsiran sementara saya atas kisah spektakuler ini. Untuk lebih jelasnya saya perlu tahu referensi asli kisah ini. 

Bukan sekedar simbolisasi.  Harus dibedakan dulu antara jhana dan iddhi.
Memang kalau masuk jhana IV tidak otomatis kebal racun, tetapi banyak iddhi yang memerlukan keahlian keluar masuk jhana dengan cepat.
Banyak berharap, banyak kecewa
Sedikit berharap, sedikit kecewa
Tidak berharap, tidak kecewa
Hanya memperhatikan saat ini, maka tiada ratapan dan khayalan

Offline Sumedho

  • Kebetulan
  • Administrator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 12.406
  • Reputasi: 423
  • Gender: Male
  • not self
Re: Bullying dalam Forum Online
« Reply #92 on: 28 December 2011, 09:59:04 AM »
:backtotopic:
There is no place like 127.0.0.1

Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
Re: Bullying dalam Forum Online
« Reply #93 on: 28 December 2011, 10:06:05 AM »
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Bullying dalam Forum Online
« Reply #94 on: 28 December 2011, 07:07:41 PM »
Logica fallacy bukan "hak", tapi kadang-kadang bisa terjadi karena insiden, sedangkan "mendengarkan" bukan kewajiban dapi merupakan bagian dari praktik memahami orang lain. Jika saya adalah anda, maka solusi inilah yang akan kulakukan: mendengarkan. Saya tidak sedang menuntut siapapun untuk "mendengarkan" lawan bicaranya. Menurut saya cara demikian, setidaknya, lebih sesuai dengan jalan Buddhadharma (minimal Buddhadharma seperti yang kupahami), dibandingkan mengeluarkan kata-kata kasar karena keidaksenangan. Apakah kata-kata kasar diizinkan dalam Buddhdharma?  Minimal, menurut agama buddha yang kupelajari tidaklah sesuai. Entah bagaimana dengan Buddhadharma yang bro pelajari? kalaupun bro melihat mendengar lawan bicara dan memahami itu adalah "kewajiban" dan "paksaan", saya hanya bisa katakan setidaknya ini adalah kewajibanku yang kutanamkan pada diriku serta praktikku untuk mendalami Buddhadharma, dan kutawarkan kepada bro sebagai cara untuk memperbaiki kualitas diskusi. Kalau bro keberatan, ya tidak masalah :)
Betul, kadang orang tidak tahu dia sedang melakukannya, dan adalah hak peserta diskusi lain untuk menunjukkannya. Akan menjadi masalah kalau sudah ditunjukkan, tapi orang tersebut tidak mendengar dan merasa paling benar. Dalam sebuah diskusi yang serius, saya tidak menolerir sebuah 'logical fallacy' ataupun 'bias persepsi', baik sengaja maupun tidak sengaja. Karena hal tersebut yang mempengaruhi kualitas dari sebuah diskusi. Dalam hal ini, bukan masalah dharma atau bukan-dharma, karena kita toh tidak mengetahui bathin orang lain saat menulis. Ini menyangkut masalah etika diskusi saja.


Quote
Itulah yang berat bro, tidak dikuasai oleh kebencian. Saya lebih suka tersenyum pada diri saya kala diriku dipenuhi ketidaksetujuan, dorongan membantah, membalas balik serangan seseorang yang saya nilai secara negatif. Setelah menenangkan diri, biasanya saya berusaha untuk memahami orang tersebut, alasan di balik tindakannya, membayangkan andaikan saya berada di posisi orang tersebut, setelah itu baru saya memutuskan untuk mencari solusi. Saya percaya pada win-win solution (untung sama untung), ketimbang win-lose solution (aku harus menang tanpa peduli apapun akibatnya bagi orang lain). Dan selama saya melaksanakan solusi saya tersebut, saya masih terus mengoreksi langkah-langkah saya apakah memang ada landasan "kebencian" di baliknya atau tidak. Jika ya, berarti saya harus mengoreksi ulang tindakan saya, demikian terus menerus, sampai saya belajar untuk bisa berdamai dengan amarah dan rasa benci saya. Selama ini saya berusaha untuk behati-hati dengan rasionalisasi di dalam pikiran pribadi yang menutupi-tutupi dorongan kebencian di balik tindakan dengan berbagai dalih: jangan sampai pikiran saya menipu diriku sendiri. Jadi refleksi terus menerus, memeriksa batin yang menjadi alasan sebenarnya dari tindakan itu sangat penting. Saya tidak mudah puas dengan jawaban "saya tidak benci dia kok, saya hanya ingin membantu dia berubah." Jika jawaban demikian muncul dalam pikiran saya, maka saya akan bertanya dengan tegas pada diri saya, "Benarkan demikian???? jika benar demikian, mengapa kamu berbuat X, mengapa kamu masih merasakan perasaan tidak nyaman demikian, perasaan apa di balik semua ini. Jujurlah pada diri sendiri, dst" Jadi saya tidak hanya rajin mengkritis orang lain, tapi berusaha untuk kritis dengan diri sendiri. Apabila ada yang mengatakan "mulutmu adalah harimaumu," maka saya ingin menambahkannya dengan "pikiranmu adalah musangmu." Pikiran seringkali mengibuli kita dengan menampilkan apa yang kita harapkan darinya, menyesatkan kita, sehingga kita terjebak pada langkah yang salah. Pikiran bisa jadi tidak semengerikan harimau, tapi dapat menjadi selicik musang.
Ya, memang ini yang paling berat. Saya juga setuju bahwa lebih baik dengan cara yang bersahabat, bahkan dalam menunjukkan kesalahan pun jangan sampai terkesan memojokkan. Tapi sekali lagi, ini berlaku hanya terhadap orang-orang berakal sehat. Ada orang tertentu yang hanya mau "I win, You all lose", dan terhadap orang seperti ini saya harus menggunakan cara tak bersahabat.

Saya pun bisa saja kalau tidak senang, tinggal meninggalkan diskusi, namun saya punya pertimbangan dan kewajiban moral sendiri untuk tetap ada di sana.

Quote
Kalau kebencian dan amarahnya memang terlalu besar, maka saya memutuskan untuk menghentikan semua tidakan dan menjauh hingga berhasil meredakannya. Butuh waktu yang sangat lama untuk menghapuskan sebuah rasa tidak senang, bisa berminggu-minggu, berbulan-bulan, bahkan bertahun-tahun. sampai sekarangpun saya masih memiliki rasa benci pada seseorang yang belum berhasil kutangani :) ==> Dan orang itu sudah pasti tidak bukan member DC :)) 

Dan, sekali lagi, ini cara yang biasanya saya usahakan dalam menangani perbedaan pendapat dan pertikaian demgan orang lain yang menimbulkan kebencian ataupun sekadar rasa tidak senang. Tidak ada "kewajiban" untuk dijalankan oleh orang lain.
Ya, memang kadang hal tersebut tidak terhindarkan dan sangat susah untuk mengubah orang lain. :)


Quote
Kalau tiada kesalahpahaman saya akan maksud dari kata-kata bro (smoga demikian), maka dari sepintas kalimat di atas, saya kira sebenarnya bro termasuk yang bijak dalam hal ini :)
Saya masih jauh dari 'bijaksana', namun saya orang bodoh yang tekun berlatih.

Offline DeNova

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.067
  • Reputasi: 106
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Bullying dalam Forum Online
« Reply #95 on: 29 December 2011, 12:49:24 AM »
nimbrung ya para senior.... ;D ;D ;D

sebagai orang yang pernah merasakan di bullying (indirect bullying) sejak SD, sangat menyakitkan memang jadi korban bullying itu, walau mungkin yang mem-bully udah lupa tapi yang jadi korbannya tak pernah lupa, bahkan diakui hingga sekarang perasaan marah dan sakit hati masih tetap ada di dalam hati walau tidak seintens waktu dulu. jadi dapat disimpulkan bullying itu tindakan yang mungkin kita tak sadari lakukan yang berakibat menyakiti orang lain, dimana kejadian (bullying) itu sudah kita lupakan namun untuk korbannya hal itu akan teringat sampai akhir hayat dan tak sedikit menimbulkan trauma mendalam yang mengakibatkan korban menjadi introvert, sosiopat atau parahnya psikopat dengan mencari org lain untuk di bullying. Ini akan menimbulkan egfek "lingkaran setan" yang tak pernah putus....
Sewaktu masuk kuliah salah satu dosen mangajarkan beberapa taktik untuk menghindarkan praktik2 bullying itu kita lakukan pada orang lain:
1. Selalu perlakukan orang lain seperti kita mengharapkan orang lain memperlakukan kita bukan seperti yang seharusnya (ex: jika kita tidak suka dicemooh ya kita jangan mencemooh orang lain karena pandangannya yang tak sejalan dengan kita, dsb)

2. Jika kita memperlakukan orang lain dengan buruk yang sebenarnya bermasalah bukan orang tersebut tapi diri kita, ingat bahwa ketika kau menunjuk kepada orang lain hanya 1 jari (telunjuk) yang menunjuk ke arah mereka tapi 4 jari yang lain selalu menunjuk kepada diri kita sendiri (so menurut pemikiran saya apa yang kita katakan kepada orang lain 80%nya kita menunjuk diri sendiri, contoh: kita menuduh seseorang pembohong maka 4 jari atau 80% kita menuduh diri kita sendiri pembohong, pertanyaannya sukakah kita dikatakn pembohong???

3. Berdasarkan teori Einstein bahwa energi itu kekal, tidak diciptakan, tidak termusnahkan hanya berubah bentuk" maka jika kita selalu melakukan bullying (energi negatif) maka energi negatif itu akan kembali ke kita tapi kalo kita selalu mengatakan hal positif sama saja kita berdoa hal2 positif memasuki hidup kita (sederhananya mungkin yang disebut dengan hukum karma  ;D ;D ;D)

Terima kasih atas kesempatannya sharing....  _/\_ _/\_ _/\_ _/\_
Semua yang saya katakan tidak punya maksud apapun jadi maaf jika ada kata2 yang salah....

Offline dilbert

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.935
  • Reputasi: 90
  • Gender: Male
  • "vayadhamma sankhara appamadena sampadetha"
Re: Bullying dalam Forum Online
« Reply #96 on: 29 December 2011, 05:14:54 PM »
nimbrung ya para senior.... ;D ;D ;D

sebagai orang yang pernah merasakan di bullying (indirect bullying) sejak SD, sangat menyakitkan memang jadi korban bullying itu, walau mungkin yang mem-bully udah lupa tapi yang jadi korbannya tak pernah lupa, bahkan diakui hingga sekarang perasaan marah dan sakit hati masih tetap ada di dalam hati walau tidak seintens waktu dulu. jadi dapat disimpulkan bullying itu tindakan yang mungkin kita tak sadari lakukan yang berakibat menyakiti orang lain, dimana kejadian (bullying) itu sudah kita lupakan namun untuk korbannya hal itu akan teringat sampai akhir hayat dan tak sedikit menimbulkan trauma mendalam yang mengakibatkan korban menjadi introvert, sosiopat atau parahnya psikopat dengan mencari org lain untuk di bullying. Ini akan menimbulkan egfek "lingkaran setan" yang tak pernah putus....
Sewaktu masuk kuliah salah satu dosen mangajarkan beberapa taktik untuk menghindarkan praktik2 bullying itu kita lakukan pada orang lain:
1. Selalu perlakukan orang lain seperti kita mengharapkan orang lain memperlakukan kita bukan seperti yang seharusnya (ex: jika kita tidak suka dicemooh ya kita jangan mencemooh orang lain karena pandangannya yang tak sejalan dengan kita, dsb)

2. Jika kita memperlakukan orang lain dengan buruk yang sebenarnya bermasalah bukan orang tersebut tapi diri kita, ingat bahwa ketika kau menunjuk kepada orang lain hanya 1 jari (telunjuk) yang menunjuk ke arah mereka tapi 4 jari yang lain selalu menunjuk kepada diri kita sendiri (so menurut pemikiran saya apa yang kita katakan kepada orang lain 80%nya kita menunjuk diri sendiri, contoh: kita menuduh seseorang pembohong maka 4 jari atau 80% kita menuduh diri kita sendiri pembohong, pertanyaannya sukakah kita dikatakn pembohong???

3. Berdasarkan teori Einstein bahwa energi itu kekal, tidak diciptakan, tidak termusnahkan hanya berubah bentuk" maka jika kita selalu melakukan bullying (energi negatif) maka energi negatif itu akan kembali ke kita tapi kalo kita selalu mengatakan hal positif sama saja kita berdoa hal2 positif memasuki hidup kita (sederhananya mungkin yang disebut dengan hukum karma  ;D ;D ;D)

Terima kasih atas kesempatannya sharing....  _/\_ _/\_ _/\_ _/\_
Semua yang saya katakan tidak punya maksud apapun jadi maaf jika ada kata2 yang salah....

kasus deNova lain kasus mungkin...

yang dimaksud kena "bullying" oleh TS menurut saya adalah member2 yang katakanlah "sok pinter", ketika diberikan argumentasi malah memakai logical fallacy, ad hominem, dan bahkan sampai muter-muter jawabannya tanpa menyentuh esensi. Jadi bukan orang yang mau belajar (red : mungkin tidak tahu atau yang bertanya).

VAYADHAMMA SANKHARA APPAMADENA SAMPADETHA
Semua yang berkondisi tdak kekal adanya, berjuanglah dengan penuh kewaspadaan

Offline sobat-dharma

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.286
  • Reputasi: 45
  • Gender: Male
  • sharing, caring, offering
Re: Bullying dalam Forum Online
« Reply #97 on: 30 December 2011, 06:11:47 PM »
 [at] Ryu:
kalau soal manfaat membaca sutra, rasanya sama saja, racun yang dimaksud adalah kekotoran batin. Tapi ini tafsiran saya loh.

Tapi, kita sulit sekali mengandaikan apa yang diperbuat oleh Sang Buddha dan Para Arahat sebagai ukuran untuk kita sendiri. Selain itu, saya yakin kalau Buddha-dharma tidak mengajarkan umat Buddha melakukan bullying.   

 [at] DragonHung:
Mungkin saja demikian :)

 [at] DeNova:
Saya dulu juga sering mengalami bullying. Bayangkan seorang Cina kafir yang bersekolah di sekolah negeri di sebuah kota yang bangga dengan iman agamanya, dari SD-SMA, 12 tahun lamanya :))  Bullying adalah santapan sehari2, dari siapa saja dan di mana saja :). Tapi sebagai  korban bullying yang survive, saya belajar untuk bersikap santai dengan cemoohan, memandangnya enteng, dan tidak terlalu ambil pusing. Meskipun demikian, saya masih mengingat bullying adalah perbuatan yang menyakitkan. Kita boleh memaafkan, tapi tidak boleh melupakan (forgive but not forget). Dengan mengingatnya, saya menjadikan pengalaman saya sebagai guru. Sebagai korban bullying pun saya memiliki potensi untuk menjadi bulliers, itu yang selalu kuwaspadai. Benar katamu, sis DeNova, perbuatan yang tidak kita sukai jangan diperbuat pada orang lain. Pandangan demikian, menurutku adalah kata kunci untuk hubungan yang saling empatik dan menghormati. 

 [at] Dilbert:
Bedanya tipis antara bullying di dunia nyata dan dunia maya, yang satu melibatkan pertemuan fisik yang satunya lagi tidak. Yang penting adalah sama-sama adalah perbuatan yang menyakitkan bullying. Saya tidak membatasi bullying hanya pada kasus-kasus spesifik. "Sok pinter" ataupun "sok bodoh" atapun tidak sok sama sekali, sebaiknya kita tidak membenarkan perbuatan bullying. Saya percaya, dalam kasus bullying, seperti dalam kasus kekerasan di manapun, persoalannya selalu ada pada pelakunya, bukan pada korbannya.
« Last Edit: 30 December 2011, 06:13:24 PM by sobat-dharma »
Mereka yang melihat-Ku dari wujud dan mengikuti-Ku dari suara terlibat dalam upaya salah. Mereka takkan melihat Aku. Dari Dharma-lah mestinya ia melihat Para Buddha. Dari Dharmakaya datang tuntunan baginya. Namun hakikat sejati Dharma tak terlihat dan tiada seorangpun bisa menyadarinya sebagai obyek

Offline Raya Ditthi

  • Sebelumnya: lia.oc
  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 165
  • Reputasi: 14
  • Gender: Female
Re: Bullying dalam Forum Online
« Reply #98 on: 30 December 2011, 09:14:54 PM »
Izin nyimak.........
spertinya seru...nih......
** semoga semua mahluk hidup berbahagia**

Offline djoe

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 892
  • Reputasi: -13
  • Gender: Male
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Bullying dalam Forum Online
« Reply #99 on: 30 December 2011, 09:53:13 PM »
menurut saya yang dimaksud 'bullying' adalah member member yang karena tidak mampu menyanggah pendapat lawan bicara dan untuk menutup ketidak mampunya biasanya memberikan komentar komentar pendek yang bersifat mengejek yang jauh dari esensi pembicarann.

Atau kadang kadang disebabkan karene ego yang tebal dan untuk menutupi ketidak mampuan mereka menyanggah pendapat lawan bicara sengaja atau tidak sengaja (karena tidak mampu) membaca esensi dari suatu tulisan dan mengartikan menjadi lain

member member ini biasanya memberi komentar pendek dan bersembunyi di ketek member / kelompoknya.



Offline dilbert

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.935
  • Reputasi: 90
  • Gender: Male
  • "vayadhamma sankhara appamadena sampadetha"
Re: Bullying dalam Forum Online
« Reply #100 on: 02 January 2012, 11:21:43 AM »
[at] Dilbert:
Bedanya tipis antara bullying di dunia nyata dan dunia maya, yang satu melibatkan pertemuan fisik yang satunya lagi tidak. Yang penting adalah sama-sama adalah perbuatan yang menyakitkan bullying. Saya tidak membatasi bullying hanya pada kasus-kasus spesifik. "Sok pinter" ataupun "sok bodoh" atapun tidak sok sama sekali, sebaiknya kita tidak membenarkan perbuatan bullying. Saya percaya, dalam kasus bullying, seperti dalam kasus kekerasan di manapun, persoalannya selalu ada pada pelakunya, bukan pada korbannya.

dan yang bisa menyatakan bahwa seseorang itu kena "bullying" itu adalah yang bagaimana ?
VAYADHAMMA SANKHARA APPAMADENA SAMPADETHA
Semua yang berkondisi tdak kekal adanya, berjuanglah dengan penuh kewaspadaan

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Bullying dalam Forum Online
« Reply #101 on: 02 January 2012, 11:36:36 AM »
[at] Dilbert:
Bedanya tipis antara bullying di dunia nyata dan dunia maya, yang satu melibatkan pertemuan fisik yang satunya lagi tidak. Yang penting adalah sama-sama adalah perbuatan yang menyakitkan bullying. Saya tidak membatasi bullying hanya pada kasus-kasus spesifik. "Sok pinter" ataupun "sok bodoh" atapun tidak sok sama sekali, sebaiknya kita tidak membenarkan perbuatan bullying. Saya percaya, dalam kasus bullying, seperti dalam kasus kekerasan di manapun, persoalannya selalu ada pada pelakunya, bukan pada korbannya.
Saya numpang tanya sedikit. Dalam dunia nyata pun ada tempat untuk menantang orang lain secara kekerasan, contoh gampangnya ring tinju. Bagaimana jika orang naik ke ring tinju dan meraungkan: "saya akan layani kalian ramai-ramai" lalu ada anggaplah 5 penonton yang ternyata ahli bela diri menerima tantangan tersebut dan si penantang habis babak belur.

Menurut anda, apakah kesakitan tersebut adalah "bullying"?

Offline Mr. Wei

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.074
  • Reputasi: 99
  • Gender: Male
Re: Bullying dalam Forum Online
« Reply #102 on: 02 January 2012, 12:15:47 PM »
...

1. Selalu perlakukan orang lain seperti kita mengharapkan orang lain memperlakukan kita bukan seperti yang seharusnya (ex: jika kita tidak suka dicemooh ya kita jangan mencemooh orang lain karena pandangannya yang tak sejalan dengan kita, dsb)

...

Setuju dengan pandangan ini, tapi hati2 jangan sampai dibalik menjadi:

Gw gak masalah kalau diledekin sama orang lain, jadi gw boleh dong ledekin orang lain.

Gw gak masalah kalau diketawain sama orang lain, jadi gw boleh dong ketawain orang lain.

Gw gak masalah kalau dimarah2in sama orang lain, jadi gw boleh dong marah2in orang lain.
« Last Edit: 02 January 2012, 12:18:24 PM by Mr. Wei »

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Bullying dalam Forum Online
« Reply #103 on: 02 January 2012, 12:21:17 PM »
Setuju dengan pandangan ini, tapi hati2 jangan sampai dibalik menjadi:

Gw gak masalah kalau diledekin sama orang lain, jadi gw boleh dong ledekin orang lain.

Gw gak masalah kalau diketawain sama orang lain, jadi gw boleh dong ketawain orang lain.

Gw gak masalah kalau dimarah2in sama orang lain, jadi gw boleh dong marah2in orang lain.

Etika moral 'tepo seliro', 'jangan melakukan hal yang tidak ingin dilakukan orang lain terhadap dirimu', memang sejak dulu sudah mendapat tantangan berat dari kehadiran para Masochist.

Offline Kang_Asep

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 528
  • Reputasi: -14
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Bullying dalam Forum Online
« Reply #104 on: 02 January 2012, 12:42:35 PM »
Saya numpang tanya sedikit. Dalam dunia nyata pun ada tempat untuk menantang orang lain secara kekerasan, contoh gampangnya ring tinju. Bagaimana jika orang naik ke ring tinju dan meraungkan: "saya akan layani kalian ramai-ramai" lalu ada anggaplah 5 penonton yang ternyata ahli bela diri menerima tantangan tersebut dan si penantang habis babak belur.

Menurut anda, apakah kesakitan tersebut adalah "bullying"?

ini adalah paragraf perumpamaan. ide pokoknya adalah "si penantang babak belur dikeroyok 5 orang". yang diumpamakan mungkin "member menyebalkan yang dikeroyok oleh mayoritas member". titik persamaan terletak pada pengeroyokan dan rasa kesakitan yang dirasakan. apakah "menantang" termasuk kepada titik persamaannya?