//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Dhamma dan orang cacat mental  (Read 11190 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline CandraWie

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 145
  • Reputasi: 5
  • Gender: Male
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Dhamma dan orang cacat mental
« on: 27 May 2011, 08:44:05 AM »
 _/\_

menurut bro dan sis semua, bagaimana sih dhamma berlaku bagi orang2 cacat mental?
apakah dlm pengertian dhamma, orang cacat mental adalah orang yg sudah tidak lagi memiliki niat?
dan apakah masih bisa dikategorikan sebagai makhluk hidup, ataukah hanya sebagai benda hidup?

contoh kasus yang aku lihat sendiri:
ada orang cacat mental (gila) berjalan di trotoar.  dari arah berlawanan ada pengendara motor yg mengendarai motor agak menepi dengan kecepatan lumayan cepat.  nah mungkin krn merasa terganggu, orang gila itu mengambil batu besar di tepi jalan, kemudian melemparkannya ke arah pengendara motor tadi. 
Seandainya saja, batu tadi mengenai pengendara motor dan mengakibatkan kecelakaan beruntun dan menimbulkan korban jiwa, bagaimana kamma org gila tersebut?  apakah akan menimbulkan penderitaan di masa yg akan datang?
Jika kita memandang dari sisi org yg menjadi korban, mungkin itu memang saat kamma buruk masa lampaunya berbuah. 

terima kasih sebelumnya....
 _/\_
..lebih baik melihat ke dalam cermin dan perbaiki yg ada daripada selalu melihat ke luar jendela dan mengeluhkan apa yg ada...

Offline kakao

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.197
  • Reputasi: 15
  • Gender: Male
  • life is never sure, but die is certain
Re: Dhamma dan orang cacat mental
« Reply #1 on: 27 May 2011, 08:54:45 AM »
inilah yang ingin di sampaikan oleh Guru Buddha,..beliau menekankan pikiran,.dan artia dari kata buddha itu sendiri adalah "kesadaran" maka kita hendaknya menjaga kesadaran kita jangan sampai kita menjadi seperti orang gila yang telah kehilangan kesadaran.
artia karma melalui orang yang telah hilang kesadarannya adalah mereka bertindak tampa adanya cetana, tidak ada pikiran untuk mencelakai, spontanius, memang nggak ada sesuatu yang tampa sebab, buah karma kadang muncul tampa terduga,..buah karma bisa berupa karma baik atau karma buruk kita.
note : jangan meremehkan kekuatan pikiran,.ketika kita kehilangan kesadaran kita,..apapun yang kita lakukan hanyalah kesia-siaan belaka,..maka jagalah pikiran dan kesadaran anda. ;D
"jika kau senang hati pegang jari, jika kau senang hati pegang jari dan masukan kehidungmu !!"
[img]http://upload.wikimedia.org/wikipedia/id/c/c3/Sailor_moon_ani.gif[img]

Offline pannadevi

  • Samaneri
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.960
  • Reputasi: 103
  • Gender: Female
Re: Dhamma dan orang cacat mental
« Reply #2 on: 29 May 2011, 10:40:40 AM »
jadi keinget dg situasi disini, sudah 3 bulan ini kami mendpt titipan "orang sakit mental", sewaktu keluarga menitipkan, mereka memberi keterangan kepada kepala arama, bhw krn mamanya meninggal mengakibatkan dia syok dan agak terganggu, keluarga mengharapkan dg hidup di arama dpt membuat dia menjadi normal kembali, dan merupakan suatu kebajikan bagi kepala arama saya jika mengijinkan dia tinggal dan lebih lagi mampu membuat dia normal kembali maka suatu perbuatan kusala yg luar biasa.

akhir kata kepala arama sy menerima, ternyata sewaktu kami bertemu dia, baru sehari di arama, sy udah menemukan "kebohongan" keluarga, dia sebenarnya terlahir cacat mental, BUKAN karena syok mamanya meninggal. ketahuan karena sy pancing, sy tanya berapa lama mamanya meninggal, dia jawah udah 3 tahun ini, lalu saya tanya kamu sekolah sampe kelas berapa? dia jawab hanya sampe kelas 3 itu aja ga pernah selesai2, pdhal semua adik2nya udah lulus semua dr SMU. nahhh...ketahuannn.....karena kami semua ada di ruang itu jadi dengar, hanya kepala arama dan wkl.arama sedang keluar, lalu ada yg cerita ke beliau, akhir kata kami tahu semua kalo memang anak ini udah sejak lahir "cacat mental" tp keluarga krn masing2 punya keluarga sendiri tidak mau direpotkan merawat kakak yg "sakit".

dia udah berumur lebih dari 40 thn, tapi cara berpikirnya sama dengan anak umur 5 thn. sebenarnya "kasihan sekali" tp kadang jengkel, karena dia susah dibilangin dan merasa "pinter". apa2 yg mau dia kerjakan kita udah larang, tetap aja ngeyel, misal : saya bertugas tiap sore menyiapkan bunga utk puja bakti sore, dia berusaha bantu dg manjat pohon, udah sy beritahu "jangan" krn selain kami berjubah tidak boleh manjat, juga pohon itu terlalu rapuh, dan benar juga patah akhirnya. saya udah kasih tahu berkali2 dan ngeyel. bener2 REPOT bicara dg orang yg 'cacat mental', jadi mana mungkin dia mampu mengenal dhamma, krn utk berpikir secara normal aja susah sekali.

pernah suatu hari, dia ngomel2 mengapa semua mendpt "pirikara" (bingkisan persembahan : jubah, sabun, handuk, dll) tp dia ngga dpt. (bagaimana mgk, dia hanya umat biasa bukan gundul berjubah). memang susah bicara dg "orang sakit" walau dia udah dikasih tahu krn dia bukan nun, lantas dia malah minta dijadikan nun, yah...malah tambah repot, udah dijelaskan tidak menerima nun dg kondisi "sakit mental" tetap aja dia ngeyel, dia bilang, "pokoknya saya pengin gundul sekarang"...ampunn dahh...
« Last Edit: 29 May 2011, 10:43:12 AM by pannadevi »

Offline wang ai lie

  • Sebelumnya: anggia.gunawan
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.204
  • Reputasi: 72
  • Gender: Male
  • Terpujilah Sang Bhagava,Guru para Dewa dan Manusia
Re: Dhamma dan orang cacat mental
« Reply #3 on: 29 May 2011, 01:01:52 PM »
jadi keinget dg situasi disini, sudah 3 bulan ini kami mendpt titipan "orang sakit mental", sewaktu keluarga menitipkan, mereka memberi keterangan kepada kepala arama, bhw krn mamanya meninggal mengakibatkan dia syok dan agak terganggu, keluarga mengharapkan dg hidup di arama dpt membuat dia menjadi normal kembali, dan merupakan suatu kebajikan bagi kepala arama saya jika mengijinkan dia tinggal dan lebih lagi mampu membuat dia normal kembali maka suatu perbuatan kusala yg luar biasa.

akhir kata kepala arama sy menerima, ternyata sewaktu kami bertemu dia, baru sehari di arama, sy udah menemukan "kebohongan" keluarga, dia sebenarnya terlahir cacat mental, BUKAN karena syok mamanya meninggal. ketahuan karena sy pancing, sy tanya berapa lama mamanya meninggal, dia jawah udah 3 tahun ini, lalu saya tanya kamu sekolah sampe kelas berapa? dia jawab hanya sampe kelas 3 itu aja ga pernah selesai2, pdhal semua adik2nya udah lulus semua dr SMU. nahhh...ketahuannn.....karena kami semua ada di ruang itu jadi dengar, hanya kepala arama dan wkl.arama sedang keluar, lalu ada yg cerita ke beliau, akhir kata kami tahu semua kalo memang anak ini udah sejak lahir "cacat mental" tp keluarga krn masing2 punya keluarga sendiri tidak mau direpotkan merawat kakak yg "sakit".

dia udah berumur lebih dari 40 thn, tapi cara berpikirnya sama dengan anak umur 5 thn. sebenarnya "kasihan sekali" tp kadang jengkel, karena dia susah dibilangin dan merasa "pinter". apa2 yg mau dia kerjakan kita udah larang, tetap aja ngeyel, misal : saya bertugas tiap sore menyiapkan bunga utk puja bakti sore, dia berusaha bantu dg manjat pohon, udah sy beritahu "jangan" krn selain kami berjubah tidak boleh manjat, juga pohon itu terlalu rapuh, dan benar juga patah akhirnya. saya udah kasih tahu berkali2 dan ngeyel. bener2 REPOT bicara dg orang yg 'cacat mental', jadi mana mungkin dia mampu mengenal dhamma, krn utk berpikir secara normal aja susah sekali.

pernah suatu hari, dia ngomel2 mengapa semua mendpt "pirikara" (bingkisan persembahan : jubah, sabun, handuk, dll) tp dia ngga dpt. (bagaimana mgk, dia hanya umat biasa bukan gundul berjubah). memang susah bicara dg "orang sakit" walau dia udah dikasih tahu krn dia bukan nun, lantas dia malah minta dijadikan nun, yah...malah tambah repot, udah dijelaskan tidak menerima nun dg kondisi "sakit mental" tetap aja dia ngeyel, dia bilang, "pokoknya saya pengin gundul sekarang"...ampunn dahh...
sis panna, kenapa gak di turuti saja kan hanya sekedar menggunduli rambut, apalagi kalau sekalian di bimbing untuk meditasi maupun pengenalan dalam dhamma, mungkin bisa merubahnya sedikit demi sedikit.

jika menghadapi orang seperti itu mau gak mau kita memang harus bersabar dan bahkan harus extra sabar, karena apa yang dia lakukan seperti anak umur 5 tahun(walaupun umur sebenarnya 40th), mayoritas anak normal umur 5 tahun pasti seperti itu, banyak tanya, penasaran, ngeyel, hyper aktif . walaupun apa yang dia lakukan salah.

yang normal saja kalau sudah tua sifatnya bisa seperti anak kecil lagi, ya rewel, susah dibilangin atau ngeyel, gampang marah.  mohon di koreksi jika saya salah _/\_
Namo Mahakarunikaya Avalokitesvaraya, Semoga dengan cepat saya mengetahui semua ajaran Dharma,berada dalam perahu Prajna,mencapai Sila, Samadhi, dan Prajna,berada dalam kediaman tanpa perbuatan,bersatu dengan Tubuh Agung Dharma

Offline pannadevi

  • Samaneri
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.960
  • Reputasi: 103
  • Gender: Female
Re: Dhamma dan orang cacat mental
« Reply #4 on: 29 May 2011, 02:58:06 PM »
sis panna, kenapa gak di turuti saja kan hanya sekedar menggunduli rambut, apalagi kalau sekalian di bimbing untuk meditasi maupun pengenalan dalam dhamma, mungkin bisa merubahnya sedikit demi sedikit.

jika menghadapi orang seperti itu mau gak mau kita memang harus bersabar dan bahkan harus extra sabar, karena apa yang dia lakukan seperti anak umur 5 tahun(walaupun umur sebenarnya 40th), mayoritas anak normal umur 5 tahun pasti seperti itu, banyak tanya, penasaran, ngeyel, hyper aktif . walaupun apa yang dia lakukan salah.

yang normal saja kalau sudah tua sifatnya bisa seperti anak kecil lagi, ya rewel, susah dibilangin atau ngeyel, gampang marah.  mohon di koreksi jika saya salah _/\_

gitu ya? diturutin aja ya....hehehe.....krn dia ingin mendptkan persembahan dari umat, lalu dia minta pake jubah lantas diturutin, shg dia juga mendpt persembahan dan umat namaskara ke dia, kemudian dia ingin dhammadesana juga diturutin, lalu dia berjoget2 sesuka dia juga diturutin? waduhhh....ya ginilah kalo jadi murid MASTER....vinaya sang Buddha diganti seenak2nya, juga sutta bisa diplintirin.... ^-^

begini ya bro, salah satu vinaya untuk seseorang yang berjubah, bisa diterima atau tidak, salah satunya harus sehat jasmani dan rohani.  ;D

kecuali bro bangun vihara sendiri, yang bhikkhu2nya kondisi spt itu..... :o

mereka mencoba mengajari dia, mengenalkan huruf2, juga angka2...tapi susahhhh bangetttt.....semua ampe geleng2...walau sabar sih...tp kadang cape juga, mereka sering bercerita betapa susahnya ngajarin dia, krn ga mudeng2....saya aja yg ikut mendengarkan juga sering kasihan. kemarin 5 + 1 = 6, itu aja susah banget ingatnya. diulangin dan diulangin, masih juga blm nyantel....

jadi klo dlu ga naik2 kelas ya karena memang sulit sekali buat dia utk berpikir.....silahkan bro menerima dia, tentu dg senang hati kami akan mengirimkan ke bro....gimana?  ^-^

oya, anda bilang sekalian ngajari meditasi dan dhamma, dia itu sebelum ke vihara kami, udah keliling ke vihara lain, yang tentunya berhasil lulus dg baik, terbukti mrk mengirim keluar, klo kita sekolah tentu keluar stlh lulus khan. selama ini setiap poya day (full moon day = uposatha day) dia selalu ikut, tp ya gtu dikala dhammadesana dia asyik ngecipris crt dg sebelahnya, dikala meditasi juga bgtu, beberapa anggota jadi komplain dan dia ditegur kepala arama, tapi ya bgtu terus setiap poya, namanya juga orang "sakit", kasihan sebenarnya. :(
« Last Edit: 29 May 2011, 03:08:49 PM by pannadevi »

Offline Sunyata

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.082
  • Reputasi: 52
Re: Dhamma dan orang cacat mental
« Reply #5 on: 29 May 2011, 03:18:19 PM »
Mungkin ditabrak saja lalu bacakan paritta agar terlahir di alam yang lebih bahagia =))

Kalau gila kan kasihan :(

Offline The Ronald

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.231
  • Reputasi: 89
  • Gender: Male
Re: Dhamma dan orang cacat mental
« Reply #6 on: 29 May 2011, 03:26:33 PM »
menurut bro dan sis semua, bagaimana sih dhamma berlaku bagi orang2 cacat mental?
ya berlaku...

apakah dlm pengertian dhamma, orang cacat mental adalah orang yg sudah tidak lagi memiliki niat?
bukan, tp org yg cacat secara mental (berpikir dll) akibat buah kammanya masa lampau, bukan tidak memiliki niat....

dan apakah masih bisa dikategorikan sebagai makhluk hidup, ataukah hanya sebagai benda hidup?
masih di anggap mahluk hidup


ada orang cacat mental (gila) berjalan di trotoar.  dari arah berlawanan ada pengendara motor yg mengendarai motor agak menepi dengan kecepatan lumayan cepat.  nah mungkin krn merasa terganggu, orang gila itu mengambil batu besar di tepi jalan, kemudian melemparkannya ke arah pengendara motor tadi. 
Seandainya saja, batu tadi mengenai pengendara motor dan mengakibatkan kecelakaan beruntun dan menimbulkan korban jiwa, bagaimana kamma org gila tersebut?  apakah akan menimbulkan penderitaan di masa yg akan datang?


tetap menghasilkan kamma...ada tapinya...
tapi perbuatan orang yg gila..tidak sebesar/seserius org yg waras, maka begitu pula buahnya
...

Offline pannadevi

  • Samaneri
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.960
  • Reputasi: 103
  • Gender: Female
Re: Dhamma dan orang cacat mental
« Reply #7 on: 29 May 2011, 03:28:34 PM »
itulah kekuatan kamma bro, krn kamma buruk yg terakumulasi sebelumnya, mengakibatkan kelahiran dimasa sekarang "tidak memiliki" kesadaran.

contohnya : penjual narkotik, heroin, shabu2 dan sejenisnya berikut pemakainya, sudah dpt dipastikan kelahiran berikut akan mengalami hal ini. tapi bhikkhu culapanthaka karena menghina bhikkhu yg sedang menghapal gatha diulang2 berkali2, lantas dia hanya mencemooh dg berkata, kalo saya hal spt ini gampang sekali, kamu kok ga bisa sih. lantas mengakibatkan kelahiran beliau memiliki kelemahan mengingat, sehingga 1 gatha saja tidak mampu. hati2lah menghina bhikkhu (jangan sampe kelak kelahiran kita akan cacat mental). kita tidak tahu seberapa banyak kebajikan yg kita miliki, jika kurang, alamat dahhh....

Offline Sunyata

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.082
  • Reputasi: 52
Re: Dhamma dan orang cacat mental
« Reply #8 on: 29 May 2011, 03:38:40 PM »
Waduh, waktu itu ada bhikkhu lewat rumah saya. Lalu dia menghampiri pintu rumah saya dan meminta dana makanan. Lalu keluarga gak percaya dan dibilang bhikkhu palsu sama koko saya. Dikasih uang ceban dan disuruh pigi. Kalo gitu buah karmanya apa? Apakah akan sangat buruk dan berakibat pada 1 keluarga? :(

Offline pannadevi

  • Samaneri
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.960
  • Reputasi: 103
  • Gender: Female
Re: Dhamma dan orang cacat mental
« Reply #9 on: 29 May 2011, 03:43:56 PM »
yang menerima akibat adalah pelaku, klo yg ngusir kokonya ya berarti koko nya yg kelak menerima akibat, tapi jika kekuatan kebajikan beliau lebih besar drpd kekuatan kamma buruk, maka akibat yg diterima akah lebih kecil, misal tidak cacat mental namun bodo .... ::) ....misal lho ini bro...(**kekuatan kamma tidak bisa disamakan 1+1=2, krn beberapa faktor akan mempengaruhi)

klo kisah sang Buddha dulu diusir, sewaktu pindapata pada seorang kaya, lantas dia terlahir sbg anjing, anaknya akhirnya menjadi bhikkhu dan mencapai arahat, stlh tahu anjing dia dulu itu ayahnya sendiri.

Offline dipasena

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.612
  • Reputasi: 99
  • Gender: Male
  • Sudah Meninggal
Re: Dhamma dan orang cacat mental
« Reply #10 on: 29 May 2011, 04:00:10 PM »
gitu ya? diturutin aja ya....hehehe.....krn dia ingin mendptkan persembahan dari umat, lalu dia minta pake jubah lantas diturutin, shg dia juga mendpt persembahan dan umat namaskara ke dia, kemudian dia ingin dhammadesana juga diturutin, lalu dia berjoget2 sesuka dia juga diturutin? waduhhh....ya ginilah kalo jadi murid MASTER....vinaya sang Buddha diganti seenak2nya, juga sutta bisa diplintirin.... ^-^

begini ya bro, salah satu vinaya untuk seseorang yang berjubah, bisa diterima atau tidak, salah satunya harus sehat jasmani dan rohani.  ;D

kecuali bro bangun vihara sendiri, yang bhikkhu2nya kondisi spt itu..... :o

mereka mencoba mengajari dia, mengenalkan huruf2, juga angka2...tapi susahhhh bangetttt.....semua ampe geleng2...walau sabar sih...tp kadang cape juga, mereka sering bercerita betapa susahnya ngajarin dia, krn ga mudeng2....saya aja yg ikut mendengarkan juga sering kasihan. kemarin 5 + 1 = 6, itu aja susah banget ingatnya. diulangin dan diulangin, masih juga blm nyantel....

jadi klo dlu ga naik2 kelas ya karena memang sulit sekali buat dia utk berpikir.....silahkan bro menerima dia, tentu dg senang hati kami akan mengirimkan ke bro....gimana?  ^-^

oya, anda bilang sekalian ngajari meditasi dan dhamma, dia itu sebelum ke vihara kami, udah keliling ke vihara lain, yang tentunya berhasil lulus dg baik, terbukti mrk mengirim keluar, klo kita sekolah tentu keluar stlh lulus khan. selama ini setiap poya day (full moon day = uposatha day) dia selalu ikut, tp ya gtu dikala dhammadesana dia asyik ngecipris crt dg sebelahnya, dikala meditasi juga bgtu, beberapa anggota jadi komplain dan dia ditegur kepala arama, tapi ya bgtu terus setiap poya, namanya juga orang "sakit", kasihan sebenarnya. :(

sis/cece/cicik samaneri yg baik

menurut hemat aa, di srilanka pasti ada rumah sakit jiwa, lebih baik tu orang dipindahkan saja ke rumah sakit jiwa, karena orang normal yg mau belajar dhamma itu tempatnya di arama/vihara, klo orang ga normal yg mau idup itu tempat nya di rumah sakit jiwa...

jiwa nya di baikin dulu, klo dokter dah bilang ok punya nih orang... baru ditrima lg di arama/vihara, mau jd nun bole jg... itu tindakan cukup bijak dr pd mengusir dan keluarga bergriliya dari 1 arama/vihara ke arama/vihara lain...

toh jg orang "gila" itu jg ga bs belajar dhamma di arama/vihara, yg ada cm buat "heboh" dr pd memupuk kemarahan/kebencian/kejengkelan, tegur ini itu, percuma, itu orang ga beres otak nya, walau itu buah kamma lampau, tetap saja kudu di obati... klo keluarga masih ngotot, kirim aja ke pesantren "rock n roll" dah... are u readyyy...

=))


Offline Sunyata

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.082
  • Reputasi: 52
Re: Dhamma dan orang cacat mental
« Reply #11 on: 29 May 2011, 04:02:33 PM »
Asalkan saya gak kena juga sudah bagus ^-^
Tapi koko saya juga gak tahu karena keluarga taunya cuma cungcungcep ;D
Apakah efeknya akan lebih ringan?

Offline dipasena

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.612
  • Reputasi: 99
  • Gender: Male
  • Sudah Meninggal
Re: Dhamma dan orang cacat mental
« Reply #12 on: 29 May 2011, 04:34:31 PM »
Waduh, waktu itu ada bhikkhu lewat rumah saya. Lalu dia menghampiri pintu rumah saya dan meminta dana makanan. Lalu keluarga gak percaya dan dibilang bhikkhu palsu sama koko saya. Dikasih uang ceban dan disuruh pigi. Kalo gitu buah karmanya apa? Apakah akan sangat buruk dan berakibat pada 1 keluarga? :(

klo kasus gini serba salah, saat ini sendiri banyak bhikkhu gadungan, mereka rela mengunduli kepala nya dan hanya gunakan jubah ketika dia melakukan kegiatan minta meminta dan biasa nya agak maksa ketika minta sesuatu, umumnya uang... tp setelah kegiatan dilakukan, jubah dilepas, menggunakan topi n baju seperti orang biasa...

umunya klo bhikkhu yg "beneran" mereka melakukan pindapata dengan cara berkelompok, berjalan dari vihara dan kembali lg ke vihara, tanpa masuk ke toko/rumah umat dan tidak minta dgn cara memaksa... n hampir tidak ditemukan kegiatan meminta2 uang dr suatu rumah ke rumah...

tp tuk kasus koko nya sunyata, aa ga tau bhikkhu apa dan dr mana... kecuali ada info lebih lanjut...

Offline hemayanti

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.477
  • Reputasi: 186
  • Gender: Female
  • Appamadena Sampadetha
Re: Dhamma dan orang cacat mental
« Reply #13 on: 29 May 2011, 04:41:36 PM »
gitu ya? diturutin aja ya....hehehe.....krn dia ingin mendptkan persembahan dari umat, lalu dia minta pake jubah lantas diturutin, shg dia juga mendpt persembahan dan umat namaskara ke dia, kemudian dia ingin dhammadesana juga diturutin, lalu dia berjoget2 sesuka dia juga diturutin? waduhhh....ya ginilah kalo jadi murid MASTER....vinaya sang Buddha diganti seenak2nya, juga sutta bisa diplintirin.... ^-^

begini ya bro, salah satu vinaya untuk seseorang yang berjubah, bisa diterima atau tidak, salah satunya harus sehat jasmani dan rohani.  ;D

kecuali bro bangun vihara sendiri, yang bhikkhu2nya kondisi spt itu..... :o

mereka mencoba mengajari dia, mengenalkan huruf2, juga angka2...tapi susahhhh bangetttt.....semua ampe geleng2...walau sabar sih...tp kadang cape juga, mereka sering bercerita betapa susahnya ngajarin dia, krn ga mudeng2....saya aja yg ikut mendengarkan juga sering kasihan. kemarin 5 + 1 = 6, itu aja susah banget ingatnya. diulangin dan diulangin, masih juga blm nyantel....

jadi klo dlu ga naik2 kelas ya karena memang sulit sekali buat dia utk berpikir.....silahkan bro menerima dia, tentu dg senang hati kami akan mengirimkan ke bro....gimana?  ^-^

oya, anda bilang sekalian ngajari meditasi dan dhamma, dia itu sebelum ke vihara kami, udah keliling ke vihara lain, yang tentunya berhasil lulus dg baik, terbukti mrk mengirim keluar, klo kita sekolah tentu keluar stlh lulus khan. selama ini setiap poya day (full moon day = uposatha day) dia selalu ikut, tp ya gtu dikala dhammadesana dia asyik ngecipris crt dg sebelahnya, dikala meditasi juga bgtu, beberapa anggota jadi komplain dan dia ditegur kepala arama, tapi ya bgtu terus setiap poya, namanya juga orang "sakit", kasihan sebenarnya. :(

yang sabar yah cici..  :)
saya baca tulisannya cici aja, ngebayanginnya kek udah susah banget yah kondisinya.. ;D
hehehhehe...
sekarang orang itu masih tinggal di aramanya cici?
keadaanya apakah masih sama seperti waktu dia pertama masuk?
atau mungkin ada sedikit perubahan cici.. :)
"Sekarang, para bhikkhu, Aku mengatakan ini sebagai nasihat terakhir-Ku: kehancuran adalah sifat dari segala sesuatu yang terbentuk. Oleh karena itu, berjuanglah dengan penuh kesadaran."

Offline hemayanti

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.477
  • Reputasi: 186
  • Gender: Female
  • Appamadena Sampadetha
Re: Dhamma dan orang cacat mental
« Reply #14 on: 29 May 2011, 04:48:13 PM »
klo kasus gini serba salah, saat ini sendiri banyak bhikkhu gadungan, mereka rela mengunduli kepala nya dan hanya gunakan jubah ketika dia melakukan kegiatan minta meminta dan biasa nya agak maksa ketika minta sesuatu, umumnya uang... tp setelah kegiatan dilakukan, jubah dilepas, menggunakan topi n baju seperti orang biasa...

umunya klo bhikkhu yg "beneran" mereka melakukan pindapata dengan cara berkelompok, berjalan dari vihara dan kembali lg ke vihara, tanpa masuk ke toko/rumah umat dan tidak minta dgn cara memaksa... n hampir tidak ditemukan kegiatan meminta2 uang dr suatu rumah ke rumah...

tp tuk kasus koko nya sunyata, aa ga tau bhikkhu apa dan dr mana... kecuali ada info lebih lanjut...

iya bener kata om tono, soalnya setau saya juga bhikkhu theravada itu jarang jalan sambil minta2 ke rumah umat..
kaget juga sih pas baca tulisannya om sunyata..
kecuali emang ada pindapata, kalo di tempat saya biasanya diadakan pindapata pada hari2 tertentu, misalnya menjelang waisak ataupun hari raya lainnya, tapi itupun pasti ada umat yang ngikutin untuk mengambil barang ataupun makanan yang dimasukkan ke dalam bowl. Tapi seringnya udah ada pengumuman terlebih dahulu dan umat2 udah pada tau dan siap sedia di jalur jalan yang akan dilalui oleh bhikkhunya.  :)
"Sekarang, para bhikkhu, Aku mengatakan ini sebagai nasihat terakhir-Ku: kehancuran adalah sifat dari segala sesuatu yang terbentuk. Oleh karena itu, berjuanglah dengan penuh kesadaran."

 

anything