Kalau bro satria meng-interpretasikan atau menafsirkan sendiri bahwa menurut bro, Buddha juga mengakui adanya TYME itu ok-ok dan merupakan pendapat pribadi, tetapi yang merupakan fakta adalah apakah ada di dalam sutta-sutta dinyatakan secara eksplisit tentang keberadaan ataupun ketidakberadaan TYME.
Referensi bro satria di TS yaitu “Aku berlindung kepada Sang Pribadi” (Digya Nikaya 2:120), dan “Pribadi adalah Tuhan itu sendiri, apakah ada Tuhan yang lebih tinggi dari itu? Bila seseorang menguasai baik-baik diri pribadinya, maka dia akan menemukan Satu Tuhan yang sukar didapat.” (Dharmmapada, 12: 159)., apakah memang di dalam Digha Nikaya dan Dhammapada ada hal seperti itu ?
OK. nanti akan saya carikan, kalo saya ada waktu untuk membaca-baca kembali sutta. saya membacanya di dalam angutara Nikaya.
bukannya dari dulu masih pake nama chandra_muslim jg dah klaim sudah mencapai jhana ke-4???...hehehe...
sebenarnya dulu saya tidak pernah tahu istilah jhana. saya hanya mengenal 7 tahap konsentrasi dan 7 cakra. dan sebelumnya saya tidak pernah mengklaim telah mencapai Jhana.
kemudian, pengalaman-pengalaman meditasi, saya konsultasikan kepada kawan-kawan di DC. dan pada waktu itu banyak yang menyimpulkan kalo saya telah mencapai Jhana. karena kesimpulan dari kawan-kawan DC itu sendiri, maka saya menyatakan diri telah mencapai Jhana.
tetapi, setelah mereka melihat saya banyak memposting pemikiran-pemikiran yang kontradiksi dengan keyakinan mereka yang dianggap tidak menyenangkan, maka mereka "mencabut kembali" kesimpulan mereka. trus menyimpulkan bahwa pengalaman-pengalaman meditasi saya bukanlah Jhana tapi "khayalan".
apakah seseorang disimpulkan telah mencapai Jhana atau tidak, mungkin kriterianya aadlah "apakah postingan-postingan saya menyenangkan hati mereka atau tidak?" bila cukup menyenangkan, maka tidaka ada yang keberatan, kalo mereka menyimpulkan saya telah mencapai jhana. kalo tidak menyenangkan hati mereka, maka kesimpulannya berubah, bukan "telah mencapai Jhana", tapi telah mencapai "gila".
lebih parah lagi, kemudian semuanya menyangkal kemampuan-kemampuan supranatural yang muncul pada diri saya setelah pencapaian jhana tersebut dengan penyangkalan yang seakan-akan pasti, padahal mereka tidak tahu pasti tentang apa yang terjadi pada diri saya ketika saya bermeditasi. mereka bukan makhluk yang mampu melihat dari jarak jauh tentang bagaimana kualitas batin saya, tapi mereka kemudian telah membuat kesimpulan yang mereka yakini sepenuhnya benar.
contoh, ada orang yang menyangkal bahwa tubuh sya pernah melayang pada saat bermeditasi, dibantah habis-habisan, bahkan dipertengkarkan. seolah-olah mereka memiliki mata dewa yang mampu memeriksa seluruh pengalaman hidup saya lalu memastikan bahwa itu tidak pernah terjadi. bayangkan saja, misalnya saat ini saya mengklaim bahwa saya sedang berada di sebuah RS, lalu ada orang yang marah dan menyangkal dengan berkata, "Bohong! tidak mungkin kau sedang berada di RS. pasti kamu sedang berada di warnet." aneh, kok orang itu ngotot amat, bisa memastikan sesuatu yang mereka tidak pernah lihat.
"Saya pernah melihat sorga."
orang itu menyangkal, "Bohong! pasti bohong, kau pendusta. tidak mungkin orang rendah seperti mu mampu melihat sorga", seolah-olah dia adalah saksi yang hidup di dalam aliran darahku, selalu tahu secara pasti apa yang terjadi pada diriku. aneh...