//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Adakah Atman dalam Agama Buddha ?  (Read 96923 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline adi lim

  • Sebelumnya: adiharto
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.993
  • Reputasi: 108
  • Gender: Male
  • Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta
Re: Adakah Atman dalam Agama Buddha ?
« Reply #300 on: 04 October 2010, 05:06:20 AM »
Namo Buddhaya,

Kontroversial menurut anda, tidak bagi penganut Theravada di Thailand dan seluruh dunia.

Ada bukti apa tidak kalo ini cult ?

 _/\_

Dhammakaya adalah Buddhisme cult. Kelompok aliran ini terkenal dengan simbol / lambangnya yang seperti UFO. Kelompok aliran Dhammakaya ini menyatakan bahwa pemahaman akan anatta akan membawa pada Nibbana yang sekaligus merupakan atta yang sesungguhnya. Dhammakaya termasuk dalam daftar Buddhisme cult yang diidentifikasi oleh organisasi Buddhisme di Australia. Saya punya bukti berupa daftar tertulis mengenai cult-cult ini.

Dhammakaya tidak diakui sebagai bagian dari Buddhisme Theravada. Jadi jangan pernah terpikirkan bahwa ada Theravada yang mengakui bahwa ada atta di dalam ajaran Sang Buddha.

setuju bro Upasaka
memang begitu kenyataan.

 _/\_
Seringlah PancaKhanda direnungkan sebagai Ini Bukan MILIKKU, Ini Bukan AKU, Ini Bukan DIRIKU, bermanfaat mengurangi keSERAKAHan, mengurangi keSOMBONGan, Semoga dapat menjauhi Pandangan SALAH.

Offline adi lim

  • Sebelumnya: adiharto
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.993
  • Reputasi: 108
  • Gender: Male
  • Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta
Re: Adakah Atman dalam Agama Buddha ?
« Reply #301 on: 04 October 2010, 05:14:23 AM »
Namo Buddhaya,

Namo Buddhaya,

Namo Buddhaya,

tidak valid... karena isi wiki dapat diedit oleh jutaan orang demi kepentingannya sendiri

Dilihat dulu apakah hal ini benar atau tidak jangan langsung menghakimi :

Dhammakaya Foundation

The Dhammakāya Foundation was founded in 1916 in Thailand by Phra Monkolthepmuni, the abbot of Wat Paknam Bhasicharoen. Following the death of Phra Monkolthepmuni, the Foundation's work was continued by his disciple, Khun Yay Mahā Ratana Upāsikā Chandra Khonnokyoong, a Buddhist mae chi. In 1970, a temple, called Wat Phra Dhammakaya, was constructed as a home for the movement. Located in Khlong Luang, Pathum Thani Province, the temple was intended to become an international center for the study of meditation.


Dhammakaya sendiri masih kontroversial, menurut saya tidak bisa dijadikan rujukan, dan itulah sebabnya saya mengusulkan untuk menggunakan Tipitaka sebagai rujukan, karena Tipitaka sudah diterima di segala kalangan Theravada dan tidak kontroversial. jadi mohon anda memunculkan Vinaya, Sutta, atau Abhidhamma sehubungan dengan adanya atta dalam ajaran theravada ini

Kontroversial menurut anda, tidak bagi penganut Theravada di Thailand dan seluruh dunia.

Ada bukti apa tidak kalo ini cult ?

 _/\_

pada postingan saya sebelumnya, mungkin menurut anda "Autralia bukan bagian dari seluruh dunia", boleh tau definisi "seluruh dunia" menurut anda?

Setahu saya Dhammakaya Temple and Dhammakaya Foundation ada di 31 negara, termasuk Indonesia :

Meditation Center of Indonesia
ศูนย์ปฏิบัติธรรมอินโดนีเซีย
Pulau Dewa 5 Blokp 6 No.21 Kota Modern Tangerang Prop. Banten 15117 Indonesia
Tel:
+(62)-2-1522-8908, +(62)-2-1522-1819
D-Phone:
4537
Email:
dimcindonesia [at] hotmail.com

Entah dengan website yang anda cuplik.

 _/\_

aliran Maiterya juga banyak di negara lain didunia
aliran Tao juga banyak di negarai lain didunia
aliran Nicheren juga banyak di negara lain didunia
aliran KongHuCu juga banyak di negara lain didunia
aliran ZFZ (LSY) juga banyak di negara lain didunia

apakah banyak buka cabang di berbagai negara dunia boleh diakui adalah termasuk ajaran yang sesuai Buddha Gotama ?

 _/\_
Seringlah PancaKhanda direnungkan sebagai Ini Bukan MILIKKU, Ini Bukan AKU, Ini Bukan DIRIKU, bermanfaat mengurangi keSERAKAHan, mengurangi keSOMBONGan, Semoga dapat menjauhi Pandangan SALAH.

Offline johan3000

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 11.552
  • Reputasi: 219
  • Gender: Male
  • Crispy Lotus Root
Re: Adakah Atman dalam Agama Buddha ?
« Reply #302 on: 04 October 2010, 05:59:13 AM »
Namo Buddhaya,

Namo Buddhaya,

Namo Buddhaya,

tidak valid... karena isi wiki dapat diedit oleh jutaan orang demi kepentingannya sendiri

Dilihat dulu apakah hal ini benar atau tidak jangan langsung menghakimi :

Dhammakaya Foundation

The Dhammakāya Foundation was founded in 1916 in Thailand by Phra Monkolthepmuni, the abbot of Wat Paknam Bhasicharoen. Following the death of Phra Monkolthepmuni, the Foundation's work was continued by his disciple, Khun Yay Mahā Ratana Upāsikā Chandra Khonnokyoong, a Buddhist mae chi. In 1970, a temple, called Wat Phra Dhammakaya, was constructed as a home for the movement. Located in Khlong Luang, Pathum Thani Province, the temple was intended to become an international center for the study of meditation.


Dhammakaya sendiri masih kontroversial, menurut saya tidak bisa dijadikan rujukan, dan itulah sebabnya saya mengusulkan untuk menggunakan Tipitaka sebagai rujukan, karena Tipitaka sudah diterima di segala kalangan Theravada dan tidak kontroversial. jadi mohon anda memunculkan Vinaya, Sutta, atau Abhidhamma sehubungan dengan adanya atta dalam ajaran theravada ini

Kontroversial menurut anda, tidak bagi penganut Theravada di Thailand dan seluruh dunia.

Ada bukti apa tidak kalo ini cult ?

 _/\_

pada postingan saya sebelumnya, mungkin menurut anda "Autralia bukan bagian dari seluruh dunia", boleh tau definisi "seluruh dunia" menurut anda?

Setahu saya Dhammakaya Temple and Dhammakaya Foundation ada di 31 negara, termasuk Indonesia :

Meditation Center of Indonesia
ศูนย์ปฏิบัติธรรมอินโดนีเซีย
Pulau Dewa 5 Blokp 6 No.21 Kota Modern Tangerang Prop. Banten 15117 Indonesia
Tel:
+(62)-2-1522-8908, +(62)-2-1522-1819
D-Phone:
4537
Email:
dimcindonesia [at] hotmail.com

Entah dengan website yang anda cuplik.

 _/\_

aliran Maiterya juga banyak di negara lain didunia
aliran Tao juga banyak di negarai lain didunia
aliran Nicheren juga banyak di negara lain didunia
aliran KongHuCu juga banyak di negara lain didunia
aliran ZFZ (LSY) juga banyak di negara lain didunia

apakah banyak buka cabang di berbagai negara dunia boleh diakui adalah termasuk ajaran yang sesuai Buddha Gotama ?

 _/\_

Quote
Setahu saya Dhammakaya Temple and Dhammakaya Foundation ada di 31 negara, termasuk Indonesia :

lebih banyak cabangnya Mc Donald, dan Walmart..... jadi gw rasa itu bisa juga termasuk ajaran Buddha Gautama.

triyana2009 ini memang memiliki pemikiran UDIK.... udik banget!   ;D ;D ;D ;D
Nagasena : salah satu dari delapan penyebab matangnya kebijaksanaan dgn seringnya bertanya

Offline Triyana2009

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 756
  • Reputasi: 4
  • Gender: Male
Re: Adakah Atman dalam Agama Buddha ?
« Reply #303 on: 04 October 2010, 09:34:52 PM »
Namo Buddhaya,

walah.
kalau sesuatu itu dinamis, apakah bisa disebut kekal?

Jika sesuatu itu kekal, apa bisa dinamis?

Maaf, 84000 pintu dharma tidak ada yang mengajarkan atman atau Buddha Nature yang kekal.

Buddha Nature tidak kekal dalam arti konvensional. Baca tulisan Aryadeva yg saya copas tadi

kalau sesuatu itu dinamis, apakah bisa disebut kekal?

Jika sesuatu itu kekal, apa bisa dinamis?
= Maaf saya tidak membahas tentang Agama Hindu di thread ini tetapi bila anda memaksa akan saya jawab di Agama dan Kepercayaan lain. Saya berikan definisi menurut Agama hindu karena anda mengira Atman hanya ada di Agama Hindu, itu saja tanpa ada maksud lain.

Dalam Mahayana Mahaparinirvana Sutra, SrimalaDevi Sutra, Mahabheriharaka Sutra sudah jelas bukan kata yang digunakan adalah Atman. Jadi di Agama Buddha ada Atman.

Pertanyaan saya buat anda :

Darimana anda bisa tahu dalam 84.000 pintu Dharma tidak diajarkan Atman atau Buddha Nature?


Buddha Nature tidak kekal dalam arti konvensional. Baca tulisan Aryadeva yg saya copas tadi = Maaf kelihatannya anda telah salah tafsir, dalam buku-buku yang saya baca baik dari aliran Chan, Pure Land, dan Vajrayana semuanya mendukung adanya Kesadaran yang kekal, nampaknya anda telah keliru menafsirkan Sastra Suci dari YA. Aryadeva. 

 _/\_






Offline Triyana2009

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 756
  • Reputasi: 4
  • Gender: Male
Re: Adakah Atman dalam Agama Buddha ?
« Reply #304 on: 04 October 2010, 09:50:39 PM »
Namo Buddhaya,

Namo Buddhaya,

Namo Buddhaya,

Namo Buddhaya,

Saya tidak mendalami ajaran Mahayana, tetapi dalam Theravada jelas tidak ada atman atau atta. jadi menurut saya judul yg diganti oleh mbah kemenyan itu memang tidak tepat. saya mengusulkan judul "Adakah Atman dalam Mahayana?" karena Agama Buddha juga mencakup Theravada sementara Theravada jelas tidak mengajarkan atta.

Karena Diskusi Umum menampung semua aliran maka ia tidak berhak mengambil kesimpulan awal dari salah satu aliran saja, contohnya tentang anatta dalam Theravada yang anda katakan tadi, karena terbukti dalam Theravada pun terbagi dalam 2 golongan, ada yang menerima ajaran bahwa selain 6 kesadaran ada kesadaran lain yang merujuk kepada Higher Self dan ada yang tidak menerima.

Jadi kesimpulan anda tersebut hanya pendapat dari salah satu golongan dalam Theravada.

 _/\_

mohon petunjuk Bro Triyana, ajaran Theravada yg manakah yg mengatakan apa yg anda bold di atas itu? mohon referensi non-wiki, karena theravada memiliki referensi otentik Tipitaka, jadi inilah yg kita jadikan sumber rujukan

Saya kira kita harus terbuka, Wikipedia  termasuk sumber yang tidak dilarang diforum ini dan forum-forum lain seantero dunia.  _/\_


saya akan menerima sumber wiki untuk informasi yg tidak terdapat dalam Tipitaka sejauh berhubungan dengan topik Doktrin Theravada, jadi apakah anda setuju bahwa doktrin adanya atta itu tidak ada dalam Tipitaka sehingga anda perlu mengambil dari sumber lain?

Baik saya tanggapi :

Mari kita buka Kevatta Sutta

Disitu ada bait demikian :

Namo Buddhaya,

"'Your question should not be phrased in this way: Where do these four great elements — the earth property, the liquid property, the fire property, and the wind property — cease without remainder? Instead, it should be phrased like this:

Where do water, earth, fire, & wind
   have no footing?
Where are long & short,
   coarse & fine,
   fair & foul,
   name & form
brought to an end?

"'And the answer to that is:

Consciousness without feature,
      without end,
   luminous all around:
Here water, earth, fire, & wind
   have no footing.
Here long & short
   coarse & fine
   fair & foul
   name & form
are all brought to an end.
With the cessation of [the activity of] consciousness
   each is here brought to an end.'"

That is what the Blessed One said. Gratified, Kevatta the householder delighted in the Blessed One's words.

Silahkan jelaskan  _/\_

 _/\_

 

Apa masalah-nya dengan kutipan Kevatta Sutta di atas ? Tidak menjelaskan tentang ada-nya Atman ? Justru di dalam kevatta Sutta, Buddha menyatakan bahwa pertanyaan dari Kevatta tidak boleh berbentuk "Kemana ke-empat elemen itu hilang?"

Saya tunggu dulu komentar dari saudara Indra, jadi anda musti bersabar.

 _/\_


Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: Adakah Atman dalam Agama Buddha ?
« Reply #305 on: 04 October 2010, 09:54:30 PM »
Namo Buddhaya,

Namo Buddhaya,

Namo Buddhaya,

Namo Buddhaya,

Saya tidak mendalami ajaran Mahayana, tetapi dalam Theravada jelas tidak ada atman atau atta. jadi menurut saya judul yg diganti oleh mbah kemenyan itu memang tidak tepat. saya mengusulkan judul "Adakah Atman dalam Mahayana?" karena Agama Buddha juga mencakup Theravada sementara Theravada jelas tidak mengajarkan atta.

Karena Diskusi Umum menampung semua aliran maka ia tidak berhak mengambil kesimpulan awal dari salah satu aliran saja, contohnya tentang anatta dalam Theravada yang anda katakan tadi, karena terbukti dalam Theravada pun terbagi dalam 2 golongan, ada yang menerima ajaran bahwa selain 6 kesadaran ada kesadaran lain yang merujuk kepada Higher Self dan ada yang tidak menerima.

Jadi kesimpulan anda tersebut hanya pendapat dari salah satu golongan dalam Theravada.

 _/\_

mohon petunjuk Bro Triyana, ajaran Theravada yg manakah yg mengatakan apa yg anda bold di atas itu? mohon referensi non-wiki, karena theravada memiliki referensi otentik Tipitaka, jadi inilah yg kita jadikan sumber rujukan

Saya kira kita harus terbuka, Wikipedia  termasuk sumber yang tidak dilarang diforum ini dan forum-forum lain seantero dunia.  _/\_


saya akan menerima sumber wiki untuk informasi yg tidak terdapat dalam Tipitaka sejauh berhubungan dengan topik Doktrin Theravada, jadi apakah anda setuju bahwa doktrin adanya atta itu tidak ada dalam Tipitaka sehingga anda perlu mengambil dari sumber lain?

Baik saya tanggapi :

Mari kita buka Kevatta Sutta

Disitu ada bait demikian :

Namo Buddhaya,

"'Your question should not be phrased in this way: Where do these four great elements — the earth property, the liquid property, the fire property, and the wind property — cease without remainder? Instead, it should be phrased like this:

Where do water, earth, fire, & wind
   have no footing?
Where are long & short,
   coarse & fine,
   fair & foul,
   name & form
brought to an end?

"'And the answer to that is:

Consciousness without feature,
      without end,
   luminous all around:
Here water, earth, fire, & wind
   have no footing.
Here long & short
   coarse & fine
   fair & foul
   name & form
are all brought to an end.
With the cessation of [the activity of] consciousness
   each is here brought to an end.'"

That is what the Blessed One said. Gratified, Kevatta the householder delighted in the Blessed One's words.

Silahkan jelaskan  _/\_

 _/\_

 

Apa masalah-nya dengan kutipan Kevatta Sutta di atas ? Tidak menjelaskan tentang ada-nya Atman ? Justru di dalam kevatta Sutta, Buddha menyatakan bahwa pertanyaan dari Kevatta tidak boleh berbentuk "Kemana ke-empat elemen itu hilang?"

Saya tunggu dulu komentar dari saudara Indra, jadi anda musti bersabar.

 _/\_



anda menunggu saya? sementara saya juga menunggu anda. apa yg ingin anda tunjukkan dari penggalan sutta itu? saya tidak melihat adanya ajaran atta dalam sutta itu

Offline Triyana2009

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 756
  • Reputasi: 4
  • Gender: Male
Re: Adakah Atman dalam Agama Buddha ?
« Reply #306 on: 04 October 2010, 09:58:30 PM »
Namo Buddhaya,

Namo Buddhaya,

Namo Buddhaya,

Namo Buddhaya,

Saya tidak mendalami ajaran Mahayana, tetapi dalam Theravada jelas tidak ada atman atau atta. jadi menurut saya judul yg diganti oleh mbah kemenyan itu memang tidak tepat. saya mengusulkan judul "Adakah Atman dalam Mahayana?" karena Agama Buddha juga mencakup Theravada sementara Theravada jelas tidak mengajarkan atta.

Karena Diskusi Umum menampung semua aliran maka ia tidak berhak mengambil kesimpulan awal dari salah satu aliran saja, contohnya tentang anatta dalam Theravada yang anda katakan tadi, karena terbukti dalam Theravada pun terbagi dalam 2 golongan, ada yang menerima ajaran bahwa selain 6 kesadaran ada kesadaran lain yang merujuk kepada Higher Self dan ada yang tidak menerima.

Jadi kesimpulan anda tersebut hanya pendapat dari salah satu golongan dalam Theravada.

 _/\_

mohon petunjuk Bro Triyana, ajaran Theravada yg manakah yg mengatakan apa yg anda bold di atas itu? mohon referensi non-wiki, karena theravada memiliki referensi otentik Tipitaka, jadi inilah yg kita jadikan sumber rujukan

Saya kira kita harus terbuka, Wikipedia  termasuk sumber yang tidak dilarang diforum ini dan forum-forum lain seantero dunia.  _/\_


saya akan menerima sumber wiki untuk informasi yg tidak terdapat dalam Tipitaka sejauh berhubungan dengan topik Doktrin Theravada, jadi apakah anda setuju bahwa doktrin adanya atta itu tidak ada dalam Tipitaka sehingga anda perlu mengambil dari sumber lain?

Baik saya tanggapi :

Mari kita buka Kevatta Sutta

Disitu ada bait demikian :

Namo Buddhaya,

"'Your question should not be phrased in this way: Where do these four great elements — the earth property, the liquid property, the fire property, and the wind property — cease without remainder? Instead, it should be phrased like this:

Where do water, earth, fire, & wind
   have no footing?
Where are long & short,
   coarse & fine,
   fair & foul,
   name & form
brought to an end?

"'And the answer to that is:

Consciousness without feature,
      without end,
   luminous all around:
Here water, earth, fire, & wind
   have no footing.
Here long & short
   coarse & fine
   fair & foul
   name & form
are all brought to an end.
With the cessation of [the activity of] consciousness
   each is here brought to an end.'"

That is what the Blessed One said. Gratified, Kevatta the householder delighted in the Blessed One's words.

Silahkan jelaskan  _/\_

 _/\_

 

saya sertakan terjemahan bahasa indonesia versi DCPedia

85. ‘Aku menjawab: “Bhikkhu, suatu ketika para pedagang yang melakukan perjalanan laut, ketika mereka berlayar di lautan, membawa seekor burung yang dapat melihat daratan di kapal mereka. Ketika mereka tidak dapat melihat daratan, mereka akan melepaskan burung itu. Burung itu terbang ke timur, ke selatan, ke barat, ke utara, ia terbang ke atas dan ke arah-arah antara dua arah di kompas. Jika burung itu melihat daratan di arah mana pun, ia akan terbang ke sana. Tetapi jika ia tidak melihat daratan, ia akan kembali ke kapal. Demikianlah, bhikkhu, engkau telah [223] pergi hingga ke alam Brahmā untuk mencari jawaban atas pertanyaanmu dan tidak menemukannya, dan sekarang engkau kembali kepada- Ku. Tetapi, bhikkhu, engkau tidak seharusnya bertanya dengan cara ini: ‘Di manakah empat unsur utama – unsur tanah, unsur air, unsur api, unsur angin – lenyap tanpa sisa?’ melainkan, beginilah seharusnya pertanyaan itu di ajukan:

‘Di manakah tanah, air, api, dan angin tidak menemukan landasannya?

Di manakah yang panjang dan pendek, kecil dan besar, cantik dan buruk rupa –

Di manakah ”batin dan jasmani” dihancurkan seluruhnya?’9

Dan jawabannya adalah:

‘Di mana kesadaran adalah tanpa gambaran,10 tidak terbatas, cerah-cemerlang,11

Di sanalah tanah, air, api, dan angin tidak menemukan landasan,

Di sanalah yang panjang dan pendek, kecil dan besar, cantik dan buruk rupa-

Di sana “batin dan jasmani” dihancurkan seluruhnya.

Dengan lenyapnya kesadaran, semuanya dihancurkan.’”’12

Demikianlah Sang Bhagavā berkata, dan perumah tangga Kevaddha, senang dan gembira mendengar kata-kata Beliau.


karena anda yg membawakan sutta ini, mungkin adalah lebih tepat jika anda yg terlebih dulu menjelaskan bagaimana pemahaman anda atas penggalan sutta itu. silahken ...

Saya meminta anda menafsirkan Sutta Suci Kevatta Sutta menurut anda, bukan copas versi DC.

 _/\_

Offline Triyana2009

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 756
  • Reputasi: 4
  • Gender: Male
Re: Adakah Atman dalam Agama Buddha ?
« Reply #307 on: 04 October 2010, 10:00:17 PM »
Namo Buddhaya,

Namo Buddhaya,

Namo Buddhaya,

Namo Buddhaya,

tidak valid... karena isi wiki dapat diedit oleh jutaan orang demi kepentingannya sendiri

Dilihat dulu apakah hal ini benar atau tidak jangan langsung menghakimi :

Dhammakaya Foundation

The Dhammakāya Foundation was founded in 1916 in Thailand by Phra Monkolthepmuni, the abbot of Wat Paknam Bhasicharoen. Following the death of Phra Monkolthepmuni, the Foundation's work was continued by his disciple, Khun Yay Mahā Ratana Upāsikā Chandra Khonnokyoong, a Buddhist mae chi. In 1970, a temple, called Wat Phra Dhammakaya, was constructed as a home for the movement. Located in Khlong Luang, Pathum Thani Province, the temple was intended to become an international center for the study of meditation.


Dhammakaya sendiri masih kontroversial, menurut saya tidak bisa dijadikan rujukan, dan itulah sebabnya saya mengusulkan untuk menggunakan Tipitaka sebagai rujukan, karena Tipitaka sudah diterima di segala kalangan Theravada dan tidak kontroversial. jadi mohon anda memunculkan Vinaya, Sutta, atau Abhidhamma sehubungan dengan adanya atta dalam ajaran theravada ini

Kontroversial menurut anda, tidak bagi penganut Theravada di Thailand dan seluruh dunia.

Ada bukti apa tidak kalo ini cult ?

 _/\_

pada postingan saya sebelumnya, mungkin menurut anda "Autralia bukan bagian dari seluruh dunia", boleh tau definisi "seluruh dunia" menurut anda?

Setahu saya Dhammakaya Temple and Dhammakaya Foundation ada di 31 negara, termasuk Indonesia :

Meditation Center of Indonesia
ศูนย์ปฏิบัติธรรมอินโดนีเซีย
Pulau Dewa 5 Blokp 6 No.21 Kota Modern Tangerang Prop. Banten 15117 Indonesia
Tel:
+(62)-2-1522-8908, +(62)-2-1522-1819
D-Phone:
4537
Email:
dimcindonesia [at] hotmail.com

Entah dengan website yang anda cuplik.

 _/\_

mungkin anda salah paham lagi, saya tidak pernah mengatakan vihara Dhammakaya atau vihara apapun ada atau tidak ada di indonesia, saya hanya mengatakan bahwa aliran ini dianggap CULT, anda meminta bukti anggapan itu dan saya memberikan buktinya bahwa memang ada anggapan bahwa aliran ini adalah Cult, jadi kenapa permasalahan menjadi bergeser ke lokasi vihara ini?

sekedar mengingatkan anda, postingan saya di atas adalah jawaban atas pertanyaan anda berikut ini

Kontroversial menurut anda, tidak bagi penganut Theravada di Thailand dan seluruh dunia.

Ada bukti apa tidak kalo ini cult ?


Ya cult menurut pandangan anda, tidak semua menggangap cult.

 _/\_

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: Adakah Atman dalam Agama Buddha ?
« Reply #308 on: 04 October 2010, 10:02:33 PM »
Namo Buddhaya,

Namo Buddhaya,

Namo Buddhaya,

Namo Buddhaya,

Saya tidak mendalami ajaran Mahayana, tetapi dalam Theravada jelas tidak ada atman atau atta. jadi menurut saya judul yg diganti oleh mbah kemenyan itu memang tidak tepat. saya mengusulkan judul "Adakah Atman dalam Mahayana?" karena Agama Buddha juga mencakup Theravada sementara Theravada jelas tidak mengajarkan atta.

Karena Diskusi Umum menampung semua aliran maka ia tidak berhak mengambil kesimpulan awal dari salah satu aliran saja, contohnya tentang anatta dalam Theravada yang anda katakan tadi, karena terbukti dalam Theravada pun terbagi dalam 2 golongan, ada yang menerima ajaran bahwa selain 6 kesadaran ada kesadaran lain yang merujuk kepada Higher Self dan ada yang tidak menerima.

Jadi kesimpulan anda tersebut hanya pendapat dari salah satu golongan dalam Theravada.

 _/\_

mohon petunjuk Bro Triyana, ajaran Theravada yg manakah yg mengatakan apa yg anda bold di atas itu? mohon referensi non-wiki, karena theravada memiliki referensi otentik Tipitaka, jadi inilah yg kita jadikan sumber rujukan

Saya kira kita harus terbuka, Wikipedia  termasuk sumber yang tidak dilarang diforum ini dan forum-forum lain seantero dunia.  _/\_


saya akan menerima sumber wiki untuk informasi yg tidak terdapat dalam Tipitaka sejauh berhubungan dengan topik Doktrin Theravada, jadi apakah anda setuju bahwa doktrin adanya atta itu tidak ada dalam Tipitaka sehingga anda perlu mengambil dari sumber lain?

Baik saya tanggapi :

Mari kita buka Kevatta Sutta

Disitu ada bait demikian :

Namo Buddhaya,

"'Your question should not be phrased in this way: Where do these four great elements — the earth property, the liquid property, the fire property, and the wind property — cease without remainder? Instead, it should be phrased like this:

Where do water, earth, fire, & wind
   have no footing?
Where are long & short,
   coarse & fine,
   fair & foul,
   name & form
brought to an end?

"'And the answer to that is:

Consciousness without feature,
      without end,
   luminous all around:
Here water, earth, fire, & wind
   have no footing.
Here long & short
   coarse & fine
   fair & foul
   name & form
are all brought to an end.
With the cessation of [the activity of] consciousness
   each is here brought to an end.'"

That is what the Blessed One said. Gratified, Kevatta the householder delighted in the Blessed One's words.

Silahkan jelaskan  _/\_

 _/\_

 

saya sertakan terjemahan bahasa indonesia versi DCPedia

85. ‘Aku menjawab: “Bhikkhu, suatu ketika para pedagang yang melakukan perjalanan laut, ketika mereka berlayar di lautan, membawa seekor burung yang dapat melihat daratan di kapal mereka. Ketika mereka tidak dapat melihat daratan, mereka akan melepaskan burung itu. Burung itu terbang ke timur, ke selatan, ke barat, ke utara, ia terbang ke atas dan ke arah-arah antara dua arah di kompas. Jika burung itu melihat daratan di arah mana pun, ia akan terbang ke sana. Tetapi jika ia tidak melihat daratan, ia akan kembali ke kapal. Demikianlah, bhikkhu, engkau telah [223] pergi hingga ke alam Brahmā untuk mencari jawaban atas pertanyaanmu dan tidak menemukannya, dan sekarang engkau kembali kepada- Ku. Tetapi, bhikkhu, engkau tidak seharusnya bertanya dengan cara ini: ‘Di manakah empat unsur utama – unsur tanah, unsur air, unsur api, unsur angin – lenyap tanpa sisa?’ melainkan, beginilah seharusnya pertanyaan itu di ajukan:

‘Di manakah tanah, air, api, dan angin tidak menemukan landasannya?

Di manakah yang panjang dan pendek, kecil dan besar, cantik dan buruk rupa –

Di manakah ”batin dan jasmani” dihancurkan seluruhnya?’9

Dan jawabannya adalah:

‘Di mana kesadaran adalah tanpa gambaran,10 tidak terbatas, cerah-cemerlang,11

Di sanalah tanah, air, api, dan angin tidak menemukan landasan,

Di sanalah yang panjang dan pendek, kecil dan besar, cantik dan buruk rupa-

Di sana “batin dan jasmani” dihancurkan seluruhnya.

Dengan lenyapnya kesadaran, semuanya dihancurkan.’”’12

Demikianlah Sang Bhagavā berkata, dan perumah tangga Kevaddha, senang dan gembira mendengar kata-kata Beliau.


karena anda yg membawakan sutta ini, mungkin adalah lebih tepat jika anda yg terlebih dulu menjelaskan bagaimana pemahaman anda atas penggalan sutta itu. silahken ...

Saya meminta anda menafsirkan Sutta Suci Kevatta Sutta menurut anda, bukan copas versi DC.

 _/\_

saya membantu diri saya sendiri dengan copas versi bahasa indonesia. apakah anda keberatan? dan sekali lagi, apa yg ingin anda tunjukkan dari sutta itu? jika anda ingin saya menafsirkan suatu sutta, mungkin anda sebaiknya buka thread baru.

Offline Triyana2009

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 756
  • Reputasi: 4
  • Gender: Male
Re: Adakah Atman dalam Agama Buddha ?
« Reply #309 on: 04 October 2010, 10:04:11 PM »
Namo Buddhaya,

Namo Buddhaya,

Kontroversial menurut anda, tidak bagi penganut Theravada di Thailand dan seluruh dunia.

Ada bukti apa tidak kalo ini cult ?

 _/\_

Dhammakaya adalah Buddhisme cult. Kelompok aliran ini terkenal dengan simbol / lambangnya yang seperti UFO. Kelompok aliran Dhammakaya ini menyatakan bahwa pemahaman akan anatta akan membawa pada Nibbana yang sekaligus merupakan atta yang sesungguhnya. Dhammakaya termasuk dalam daftar Buddhisme cult yang diidentifikasi oleh organisasi Buddhisme di Australia. Saya punya bukti berupa daftar tertulis mengenai cult-cult ini.

Dhammakaya tidak diakui sebagai bagian dari Buddhisme Theravada. Jadi jangan pernah terpikirkan bahwa ada Theravada yang mengakui bahwa ada atta di dalam ajaran Sang Buddha.

Dhammakaya termasuk dalam daftar Buddhisme cult yang diidentifikasi oleh organisasi Buddhisme di Australia = Bukanya basis Theravada yang dominan di Thailand kenapa merujuk ke Australia?

Dhammakaya tidak diakui sebagai bagian dari Buddhisme Theravada = Silahkan buktikan dengan data yang akurat.

 _/\_


Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: Adakah Atman dalam Agama Buddha ?
« Reply #310 on: 04 October 2010, 10:05:23 PM »
Namo Buddhaya,

Namo Buddhaya,

Namo Buddhaya,

Namo Buddhaya,

tidak valid... karena isi wiki dapat diedit oleh jutaan orang demi kepentingannya sendiri

Dilihat dulu apakah hal ini benar atau tidak jangan langsung menghakimi :

Dhammakaya Foundation

The Dhammakāya Foundation was founded in 1916 in Thailand by Phra Monkolthepmuni, the abbot of Wat Paknam Bhasicharoen. Following the death of Phra Monkolthepmuni, the Foundation's work was continued by his disciple, Khun Yay Mahā Ratana Upāsikā Chandra Khonnokyoong, a Buddhist mae chi. In 1970, a temple, called Wat Phra Dhammakaya, was constructed as a home for the movement. Located in Khlong Luang, Pathum Thani Province, the temple was intended to become an international center for the study of meditation.


Dhammakaya sendiri masih kontroversial, menurut saya tidak bisa dijadikan rujukan, dan itulah sebabnya saya mengusulkan untuk menggunakan Tipitaka sebagai rujukan, karena Tipitaka sudah diterima di segala kalangan Theravada dan tidak kontroversial. jadi mohon anda memunculkan Vinaya, Sutta, atau Abhidhamma sehubungan dengan adanya atta dalam ajaran theravada ini

Kontroversial menurut anda, tidak bagi penganut Theravada di Thailand dan seluruh dunia.

Ada bukti apa tidak kalo ini cult ?

 _/\_

pada postingan saya sebelumnya, mungkin menurut anda "Autralia bukan bagian dari seluruh dunia", boleh tau definisi "seluruh dunia" menurut anda?

Setahu saya Dhammakaya Temple and Dhammakaya Foundation ada di 31 negara, termasuk Indonesia :

Meditation Center of Indonesia
ศูนย์ปฏิบัติธรรมอินโดนีเซีย
Pulau Dewa 5 Blokp 6 No.21 Kota Modern Tangerang Prop. Banten 15117 Indonesia
Tel:
+(62)-2-1522-8908, +(62)-2-1522-1819
D-Phone:
4537
Email:
dimcindonesia [at] hotmail.com

Entah dengan website yang anda cuplik.

 _/\_

mungkin anda salah paham lagi, saya tidak pernah mengatakan vihara Dhammakaya atau vihara apapun ada atau tidak ada di indonesia, saya hanya mengatakan bahwa aliran ini dianggap CULT, anda meminta bukti anggapan itu dan saya memberikan buktinya bahwa memang ada anggapan bahwa aliran ini adalah Cult, jadi kenapa permasalahan menjadi bergeser ke lokasi vihara ini?

sekedar mengingatkan anda, postingan saya di atas adalah jawaban atas pertanyaan anda berikut ini

Kontroversial menurut anda, tidak bagi penganut Theravada di Thailand dan seluruh dunia.

Ada bukti apa tidak kalo ini cult ?


Ya cult menurut pandangan anda, tidak semua menggangap cult.

 _/\_

ini sama dengan bukan cult menurut pandangan anda, tapi tidak semua menganggap bukan cult.

jadi bisakah anda mengambil rujukan yg tidak kontroversial? kredensial dan validitas sumber rujukan tentunya juga penting di sini.

jika saya menuliskan suatu artikel dan kemudian menggunakannya sebagai referensi, apakah kira2 anda akan bisa menerima referensi itu?

Offline Triyana2009

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 756
  • Reputasi: 4
  • Gender: Male
Re: Adakah Atman dalam Agama Buddha ?
« Reply #311 on: 04 October 2010, 10:10:13 PM »
Namo Buddhaya,

Namo Buddhaya,

Namo Buddhaya,

Namo Buddhaya,

Namo Buddhaya,

Saya tidak mendalami ajaran Mahayana, tetapi dalam Theravada jelas tidak ada atman atau atta. jadi menurut saya judul yg diganti oleh mbah kemenyan itu memang tidak tepat. saya mengusulkan judul "Adakah Atman dalam Mahayana?" karena Agama Buddha juga mencakup Theravada sementara Theravada jelas tidak mengajarkan atta.

Karena Diskusi Umum menampung semua aliran maka ia tidak berhak mengambil kesimpulan awal dari salah satu aliran saja, contohnya tentang anatta dalam Theravada yang anda katakan tadi, karena terbukti dalam Theravada pun terbagi dalam 2 golongan, ada yang menerima ajaran bahwa selain 6 kesadaran ada kesadaran lain yang merujuk kepada Higher Self dan ada yang tidak menerima.

Jadi kesimpulan anda tersebut hanya pendapat dari salah satu golongan dalam Theravada.

 _/\_

mohon petunjuk Bro Triyana, ajaran Theravada yg manakah yg mengatakan apa yg anda bold di atas itu? mohon referensi non-wiki, karena theravada memiliki referensi otentik Tipitaka, jadi inilah yg kita jadikan sumber rujukan

Saya kira kita harus terbuka, Wikipedia  termasuk sumber yang tidak dilarang diforum ini dan forum-forum lain seantero dunia.  _/\_


saya akan menerima sumber wiki untuk informasi yg tidak terdapat dalam Tipitaka sejauh berhubungan dengan topik Doktrin Theravada, jadi apakah anda setuju bahwa doktrin adanya atta itu tidak ada dalam Tipitaka sehingga anda perlu mengambil dari sumber lain?

Baik saya tanggapi :

Mari kita buka Kevatta Sutta

Disitu ada bait demikian :

Namo Buddhaya,

"'Your question should not be phrased in this way: Where do these four great elements — the earth property, the liquid property, the fire property, and the wind property — cease without remainder? Instead, it should be phrased like this:

Where do water, earth, fire, & wind
   have no footing?
Where are long & short,
   coarse & fine,
   fair & foul,
   name & form
brought to an end?

"'And the answer to that is:

Consciousness without feature,
      without end,
   luminous all around:
Here water, earth, fire, & wind
   have no footing.
Here long & short
   coarse & fine
   fair & foul
   name & form
are all brought to an end.
With the cessation of [the activity of] consciousness
   each is here brought to an end.'"

That is what the Blessed One said. Gratified, Kevatta the householder delighted in the Blessed One's words.

Silahkan jelaskan  _/\_

 _/\_

 

saya sertakan terjemahan bahasa indonesia versi DCPedia

85. ‘Aku menjawab: “Bhikkhu, suatu ketika para pedagang yang melakukan perjalanan laut, ketika mereka berlayar di lautan, membawa seekor burung yang dapat melihat daratan di kapal mereka. Ketika mereka tidak dapat melihat daratan, mereka akan melepaskan burung itu. Burung itu terbang ke timur, ke selatan, ke barat, ke utara, ia terbang ke atas dan ke arah-arah antara dua arah di kompas. Jika burung itu melihat daratan di arah mana pun, ia akan terbang ke sana. Tetapi jika ia tidak melihat daratan, ia akan kembali ke kapal. Demikianlah, bhikkhu, engkau telah [223] pergi hingga ke alam Brahmā untuk mencari jawaban atas pertanyaanmu dan tidak menemukannya, dan sekarang engkau kembali kepada- Ku. Tetapi, bhikkhu, engkau tidak seharusnya bertanya dengan cara ini: ‘Di manakah empat unsur utama – unsur tanah, unsur air, unsur api, unsur angin – lenyap tanpa sisa?’ melainkan, beginilah seharusnya pertanyaan itu di ajukan:

‘Di manakah tanah, air, api, dan angin tidak menemukan landasannya?

Di manakah yang panjang dan pendek, kecil dan besar, cantik dan buruk rupa –

Di manakah ”batin dan jasmani” dihancurkan seluruhnya?’9

Dan jawabannya adalah:

‘Di mana kesadaran adalah tanpa gambaran,10 tidak terbatas, cerah-cemerlang,11

Di sanalah tanah, air, api, dan angin tidak menemukan landasan,

Di sanalah yang panjang dan pendek, kecil dan besar, cantik dan buruk rupa-

Di sana “batin dan jasmani” dihancurkan seluruhnya.

Dengan lenyapnya kesadaran, semuanya dihancurkan.’”’12

Demikianlah Sang Bhagavā berkata, dan perumah tangga Kevaddha, senang dan gembira mendengar kata-kata Beliau.


karena anda yg membawakan sutta ini, mungkin adalah lebih tepat jika anda yg terlebih dulu menjelaskan bagaimana pemahaman anda atas penggalan sutta itu. silahken ...

Saya meminta anda menafsirkan Sutta Suci Kevatta Sutta menurut anda, bukan copas versi DC.

 _/\_

saya membantu diri saya sendiri dengan copas versi bahasa indonesia. apakah anda keberatan? dan sekali lagi, apa yg ingin anda tunjukkan dari sutta itu? jika anda ingin saya menafsirkan suatu sutta, mungkin anda sebaiknya buka thread baru.

Baik saya tanggapi :

Consciousness without feature ( Viññanam anidassanam )

Mendapat penjelasan demikian :

Viññanam anidassanam.This term is nowhere explained in the Canon, although MN 49 mentions that it "does not partake in the allness of the All" — the "All" meaning the six internal and six external sense media (see SN 35.23). In this it differs from the consciousness factor in dependent co-arising, which is defined in terms of the six sense media. Lying outside of time and space, it would also not come under the consciousness-aggregate, which covers all consciousness near and far; past, present, and future.

Silahkan tanggapi.

 _/\_


Offline Nevada

  • Sebelumnya: Upasaka
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.445
  • Reputasi: 234
Re: Adakah Atman dalam Agama Buddha ?
« Reply #312 on: 04 October 2010, 10:12:11 PM »
Dhammakaya termasuk dalam daftar Buddhisme cult yang diidentifikasi oleh organisasi Buddhisme di Australia = Bukanya basis Theravada yang dominan di Thailand kenapa merujuk ke Australia?

Dhammakaya tidak diakui sebagai bagian dari Buddhisme Theravada = Silahkan buktikan dengan data yang akurat.

 _/\_

Sebenarnya saya cukup malas karena bisa muter-muter di diskusi seperti ini. Jadi saya sampaikan secara singkat saja: "Ada sebuah organisasi Buddhisme di Australia yang berkembang dan merangkul semua Buddhisme mainstream (Theravada, Mahayana, Tantrayana). Silakan baca di sini. Organisasi ini diakui sebagai organisasi Buddhisme yang sah. Organisasi ini juga menyertakan daftar cult-cult yang menggunakan basis Buddhisme. Silakan baca di sini."

Inilah bukti akurat. Jika Anda mengatakan: "cult bagi Anda bukan berarti cult bagi orang lain", maka itu terserah kepada Anda. Mendiskusikan dengan konteks seperti itu jelas sebuah bentuk diskusi debat kusir. Pernyataan itu hanya keluar dari seseorang yang tidak mau kalah dalam diskusi, seseorang yang difensif dalam bertukar pendapat, dan seseorang yang tidak mau tahu apa pendapat orang (yang penting gwa maunya begini, mau apa loe?!).

:) Puas? Jika belum puas, OK saya mengaku kalah. Dhammakaya itu bukan cult. Dan memang ada atta dalam Buddhisme...

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: Adakah Atman dalam Agama Buddha ?
« Reply #313 on: 04 October 2010, 10:12:22 PM »
Namo Buddhaya,

Namo Buddhaya,

Namo Buddhaya,

Namo Buddhaya,

Namo Buddhaya,

Saya tidak mendalami ajaran Mahayana, tetapi dalam Theravada jelas tidak ada atman atau atta. jadi menurut saya judul yg diganti oleh mbah kemenyan itu memang tidak tepat. saya mengusulkan judul "Adakah Atman dalam Mahayana?" karena Agama Buddha juga mencakup Theravada sementara Theravada jelas tidak mengajarkan atta.

Karena Diskusi Umum menampung semua aliran maka ia tidak berhak mengambil kesimpulan awal dari salah satu aliran saja, contohnya tentang anatta dalam Theravada yang anda katakan tadi, karena terbukti dalam Theravada pun terbagi dalam 2 golongan, ada yang menerima ajaran bahwa selain 6 kesadaran ada kesadaran lain yang merujuk kepada Higher Self dan ada yang tidak menerima.

Jadi kesimpulan anda tersebut hanya pendapat dari salah satu golongan dalam Theravada.

 _/\_

mohon petunjuk Bro Triyana, ajaran Theravada yg manakah yg mengatakan apa yg anda bold di atas itu? mohon referensi non-wiki, karena theravada memiliki referensi otentik Tipitaka, jadi inilah yg kita jadikan sumber rujukan

Saya kira kita harus terbuka, Wikipedia  termasuk sumber yang tidak dilarang diforum ini dan forum-forum lain seantero dunia.  _/\_


saya akan menerima sumber wiki untuk informasi yg tidak terdapat dalam Tipitaka sejauh berhubungan dengan topik Doktrin Theravada, jadi apakah anda setuju bahwa doktrin adanya atta itu tidak ada dalam Tipitaka sehingga anda perlu mengambil dari sumber lain?

Baik saya tanggapi :

Mari kita buka Kevatta Sutta

Disitu ada bait demikian :

Namo Buddhaya,

"'Your question should not be phrased in this way: Where do these four great elements — the earth property, the liquid property, the fire property, and the wind property — cease without remainder? Instead, it should be phrased like this:

Where do water, earth, fire, & wind
   have no footing?
Where are long & short,
   coarse & fine,
   fair & foul,
   name & form
brought to an end?

"'And the answer to that is:

Consciousness without feature,
      without end,
   luminous all around:
Here water, earth, fire, & wind
   have no footing.
Here long & short
   coarse & fine
   fair & foul
   name & form
are all brought to an end.
With the cessation of [the activity of] consciousness
   each is here brought to an end.'"

That is what the Blessed One said. Gratified, Kevatta the householder delighted in the Blessed One's words.

Silahkan jelaskan  _/\_

 _/\_

 

saya sertakan terjemahan bahasa indonesia versi DCPedia

85. ‘Aku menjawab: “Bhikkhu, suatu ketika para pedagang yang melakukan perjalanan laut, ketika mereka berlayar di lautan, membawa seekor burung yang dapat melihat daratan di kapal mereka. Ketika mereka tidak dapat melihat daratan, mereka akan melepaskan burung itu. Burung itu terbang ke timur, ke selatan, ke barat, ke utara, ia terbang ke atas dan ke arah-arah antara dua arah di kompas. Jika burung itu melihat daratan di arah mana pun, ia akan terbang ke sana. Tetapi jika ia tidak melihat daratan, ia akan kembali ke kapal. Demikianlah, bhikkhu, engkau telah [223] pergi hingga ke alam Brahmā untuk mencari jawaban atas pertanyaanmu dan tidak menemukannya, dan sekarang engkau kembali kepada- Ku. Tetapi, bhikkhu, engkau tidak seharusnya bertanya dengan cara ini: ‘Di manakah empat unsur utama – unsur tanah, unsur air, unsur api, unsur angin – lenyap tanpa sisa?’ melainkan, beginilah seharusnya pertanyaan itu di ajukan:

‘Di manakah tanah, air, api, dan angin tidak menemukan landasannya?

Di manakah yang panjang dan pendek, kecil dan besar, cantik dan buruk rupa –

Di manakah ”batin dan jasmani” dihancurkan seluruhnya?’9

Dan jawabannya adalah:

‘Di mana kesadaran adalah tanpa gambaran,10 tidak terbatas, cerah-cemerlang,11

Di sanalah tanah, air, api, dan angin tidak menemukan landasan,

Di sanalah yang panjang dan pendek, kecil dan besar, cantik dan buruk rupa-

Di sana “batin dan jasmani” dihancurkan seluruhnya.

Dengan lenyapnya kesadaran, semuanya dihancurkan.’”’12

Demikianlah Sang Bhagavā berkata, dan perumah tangga Kevaddha, senang dan gembira mendengar kata-kata Beliau.


karena anda yg membawakan sutta ini, mungkin adalah lebih tepat jika anda yg terlebih dulu menjelaskan bagaimana pemahaman anda atas penggalan sutta itu. silahken ...

Saya meminta anda menafsirkan Sutta Suci Kevatta Sutta menurut anda, bukan copas versi DC.

 _/\_

saya membantu diri saya sendiri dengan copas versi bahasa indonesia. apakah anda keberatan? dan sekali lagi, apa yg ingin anda tunjukkan dari sutta itu? jika anda ingin saya menafsirkan suatu sutta, mungkin anda sebaiknya buka thread baru.

Baik saya tanggapi :

Consciousness without feature ( Viññanam anidassanam )

Mendapat penjelasan demikian :

Viññanam anidassanam.This term is nowhere explained in the Canon, although MN 49 mentions that it "does not partake in the allness of the All" — the "All" meaning the six internal and six external sense media (see SN 35.23). In this it differs from the consciousness factor in dependent co-arising, which is defined in terms of the six sense media. Lying outside of time and space, it would also not come under the consciousness-aggregate, which covers all consciousness near and far; past, present, and future.

Silahkan tanggapi.

 _/\_



bisakah anda menyebutkan sumber kutipan anda? apakah wiki? saya tidak akan mengomentari sesuatu yg tidak jelas siapa penulisnya, dan bagaimana kualifikasi penulisnya

Offline Triyana2009

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 756
  • Reputasi: 4
  • Gender: Male
Re: Adakah Atman dalam Agama Buddha ?
« Reply #314 on: 04 October 2010, 10:16:50 PM »
Namo Buddhaya,

Namo Buddhaya,

Namo Buddhaya,

Namo Buddhaya,

Namo Buddhaya,

Namo Buddhaya,

Saya tidak mendalami ajaran Mahayana, tetapi dalam Theravada jelas tidak ada atman atau atta. jadi menurut saya judul yg diganti oleh mbah kemenyan itu memang tidak tepat. saya mengusulkan judul "Adakah Atman dalam Mahayana?" karena Agama Buddha juga mencakup Theravada sementara Theravada jelas tidak mengajarkan atta.

Karena Diskusi Umum menampung semua aliran maka ia tidak berhak mengambil kesimpulan awal dari salah satu aliran saja, contohnya tentang anatta dalam Theravada yang anda katakan tadi, karena terbukti dalam Theravada pun terbagi dalam 2 golongan, ada yang menerima ajaran bahwa selain 6 kesadaran ada kesadaran lain yang merujuk kepada Higher Self dan ada yang tidak menerima.

Jadi kesimpulan anda tersebut hanya pendapat dari salah satu golongan dalam Theravada.

 _/\_

mohon petunjuk Bro Triyana, ajaran Theravada yg manakah yg mengatakan apa yg anda bold di atas itu? mohon referensi non-wiki, karena theravada memiliki referensi otentik Tipitaka, jadi inilah yg kita jadikan sumber rujukan

Saya kira kita harus terbuka, Wikipedia  termasuk sumber yang tidak dilarang diforum ini dan forum-forum lain seantero dunia.  _/\_


saya akan menerima sumber wiki untuk informasi yg tidak terdapat dalam Tipitaka sejauh berhubungan dengan topik Doktrin Theravada, jadi apakah anda setuju bahwa doktrin adanya atta itu tidak ada dalam Tipitaka sehingga anda perlu mengambil dari sumber lain?

Baik saya tanggapi :

Mari kita buka Kevatta Sutta

Disitu ada bait demikian :

Namo Buddhaya,

"'Your question should not be phrased in this way: Where do these four great elements — the earth property, the liquid property, the fire property, and the wind property — cease without remainder? Instead, it should be phrased like this:

Where do water, earth, fire, & wind
   have no footing?
Where are long & short,
   coarse & fine,
   fair & foul,
   name & form
brought to an end?

"'And the answer to that is:

Consciousness without feature,
      without end,
   luminous all around:
Here water, earth, fire, & wind
   have no footing.
Here long & short
   coarse & fine
   fair & foul
   name & form
are all brought to an end.
With the cessation of [the activity of] consciousness
   each is here brought to an end.'"

That is what the Blessed One said. Gratified, Kevatta the householder delighted in the Blessed One's words.

Silahkan jelaskan  _/\_

 _/\_

 

saya sertakan terjemahan bahasa indonesia versi DCPedia

85. ‘Aku menjawab: “Bhikkhu, suatu ketika para pedagang yang melakukan perjalanan laut, ketika mereka berlayar di lautan, membawa seekor burung yang dapat melihat daratan di kapal mereka. Ketika mereka tidak dapat melihat daratan, mereka akan melepaskan burung itu. Burung itu terbang ke timur, ke selatan, ke barat, ke utara, ia terbang ke atas dan ke arah-arah antara dua arah di kompas. Jika burung itu melihat daratan di arah mana pun, ia akan terbang ke sana. Tetapi jika ia tidak melihat daratan, ia akan kembali ke kapal. Demikianlah, bhikkhu, engkau telah [223] pergi hingga ke alam Brahmā untuk mencari jawaban atas pertanyaanmu dan tidak menemukannya, dan sekarang engkau kembali kepada- Ku. Tetapi, bhikkhu, engkau tidak seharusnya bertanya dengan cara ini: ‘Di manakah empat unsur utama – unsur tanah, unsur air, unsur api, unsur angin – lenyap tanpa sisa?’ melainkan, beginilah seharusnya pertanyaan itu di ajukan:

‘Di manakah tanah, air, api, dan angin tidak menemukan landasannya?

Di manakah yang panjang dan pendek, kecil dan besar, cantik dan buruk rupa –

Di manakah ”batin dan jasmani” dihancurkan seluruhnya?’9

Dan jawabannya adalah:

‘Di mana kesadaran adalah tanpa gambaran,10 tidak terbatas, cerah-cemerlang,11

Di sanalah tanah, air, api, dan angin tidak menemukan landasan,

Di sanalah yang panjang dan pendek, kecil dan besar, cantik dan buruk rupa-

Di sana “batin dan jasmani” dihancurkan seluruhnya.

Dengan lenyapnya kesadaran, semuanya dihancurkan.’”’12

Demikianlah Sang Bhagavā berkata, dan perumah tangga Kevaddha, senang dan gembira mendengar kata-kata Beliau.


karena anda yg membawakan sutta ini, mungkin adalah lebih tepat jika anda yg terlebih dulu menjelaskan bagaimana pemahaman anda atas penggalan sutta itu. silahken ...

Saya meminta anda menafsirkan Sutta Suci Kevatta Sutta menurut anda, bukan copas versi DC.

 _/\_

saya membantu diri saya sendiri dengan copas versi bahasa indonesia. apakah anda keberatan? dan sekali lagi, apa yg ingin anda tunjukkan dari sutta itu? jika anda ingin saya menafsirkan suatu sutta, mungkin anda sebaiknya buka thread baru.

Baik saya tanggapi :

Consciousness without feature ( Viññanam anidassanam )

Mendapat penjelasan demikian :

Viññanam anidassanam.This term is nowhere explained in the Canon, although MN 49 mentions that it "does not partake in the allness of the All" — the "All" meaning the six internal and six external sense media (see SN 35.23). In this it differs from the consciousness factor in dependent co-arising, which is defined in terms of the six sense media. Lying outside of time and space, it would also not come under the consciousness-aggregate, which covers all consciousness near and far; past, present, and future.

Silahkan tanggapi.

 _/\_



bisakah anda menyebutkan sumber kutipan anda? apakah wiki? saya tidak akan mengomentari sesuatu yg tidak jelas siapa penulisnya, dan bagaimana kualifikasi penulisnya

Venerable Thanissaro Bhikkhu

Ṭhānissaro Bhikkhu, also known as Ajaan Geoff, (born 1949) is an American Buddhist monk of the Dhammayut Order (Dhammayutika Nikaya), Thai forest kammatthana tradition. He is currently the abbot of Metta Forest Monastery in San Diego County. Ṭhānissaro Bhikkhu is considered one of the foremost experts in the Pali language and of the Pali Canon. He is also the author of many free Dhamma books.[1]

Ṭhānissaro Bhikkhu was born Geoffrey DeGraff in 1949 and was introduced to the Buddha's teaching on the Four Noble Truths as a high schooler, during a plane ride from the Philippines.[1] After graduating in 1971 with a degree in European Intellectual History from Oberlin College, he travelled to Thailand, where he practiced meditation under Ajaan Fuang Jotiko, who'd studied under Ajaan Lee. He ordained in 1976 at Ajaan Lee's Wat Asokaram where Ajaan Lee's nephew, Ajaan Tawng Jandasiri, served as Preceptor for his ordination. Later, he took residence at Wat Dhammasathit in Thailand.[2]

Before Ajaan Fuang's death in 1986, he expressed his wish for Ajaan Geoff to become abbot of the monastery in Thailand. Some time after his teacher's death, he was offered the position of abbot, but with "strings... attached" and no authority since he was a Westerner in a monastery founded by and for Thai monks. Instead of accepting that position, he travelled to San Diego County in 1991, upon request of Ajaan Suwat Suvaco, where he helped him start Metta Forest Monastery.[1] He became abbot of the monastery in 1993.[2] In 1995, Ajaan Geoff became the first American born, non-Thai bhikkhu to be given the title, authority and responsibility of Preceptor (Uppajaya) in the Dhammayut Order. He also served as Secretary General of that Order for all of North America.

Publications

His extensive list of publications includes:[3]
Translations of Ajaan Lee's meditation manuals from the Thai
Handful of Leaves, a five-volume anthology of sutta translations
The Buddhist Monastic Code, a two-volume reference handbook for monks
Wings to Awakening, a collection of some of the Buddha's most essential teachings
The Mind Like Fire Unbound, an examination of Buddhism in terms of contemporary philosophies of fire
The Paradox of Becoming, an extensive analysis on the topic of becoming as a causal factor of stress and suffering
The Karma of Questions, Noble Strategy, and Purity of Heart, collections of essays on Buddhist practice
Meditations (1-4), collections of transcribed Dhamma talks
Dhammapada: A Translation, a collection of verses by the Buddha
(As co-author) the college-level textbook, Buddhist Religions: A Historical Introduction

Besides Buddhist Religions, all of the books mentioned above are for free distribution, many of which can be read or downloaded in digital format online. Also freely available are audio recordings of many of his Dhamma Talks.

 _/\_

 

anything