Dalam agama Buddha, paritta, secara literal, bermakna "perlindungan". Beberapa paritta diajarkan oleh Sang BUddha sendiri, dan banyak paritta muncul belakangan. Paritta dibaca dengan tujuan untuk memberikan perlindungan pada si pembacanya dari bahaya2 tertentu. Sebagai contoh, Khandhaparitta dari Anguttaranikāya dibaca supaya seseorang tidak diganggu oleh ular, Dhajjagaparitta dari Samyuttanikāya dibaca supaya seseorang bebas dari ketakutan apabila berada di tempat2 sunyi, dan Āṭānatiyaparitta dari Dīghanikāya digunakan supaya seseorang tidak diganggu oleh yakkha atau makhluk halus.
Meskipun beberapa paritta yang dicontohkan di atas bertujuan untuk melindungi seseorang dari bahaya2 tertentu, kita bisa melihat bahwa paritta2 tersebut bukan hanya sekedar tulisan yang tidak bermakna atau tulisan2 yang menggunakn bahasa tidak dimengerti seperti layaknya mantra2 kuno. Paritta di atas merupakan sebuah ajaran yang harus dipraktikkan oleh si Pembaca. Sebagai contoh, dalam Dhajjagaparitta, seseorang dianjurkan untuk memiliki keyakinan terhadap Buddha, Dhamma dan Sangha. Keyakinan itulah yang sesungguhnya mampu melenyapkan ketakutan. Jika seseorang tidak memiliki keyakinan terhadap Buddha, Dhamma dan Sangha, meskipun ia membaca Dhajaggaparitta puluhan kali pada saat ketakutan muncul, ketakutan tidak akan lenyap. Kalaupun lenyap, itu pun bukan kekuatan keyakinan terhadap Tiratana seperti yang seharusnya dimiliki seseorang ketika membaca paritta tersebut.
Kesimpulannya, paritta memiliki makna yang lebih luas dan berarti dibandingkan dengan doa pada umumnya.
Be happy.