//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Show Posts

This section allows you to view all posts made by this member. Note that you can only see posts made in areas you currently have access to.


Messages - Dhamma Sukkha

Pages: [1] 2 3 4 5 6 7 8 ... 107
1
Kafe Jongkok / Re: Welcome back to me
« on: 26 November 2017, 06:05:31 PM »
mana kembar satu lagi?
Lagi ikut meeting di Vihara... :))

2
Kafe Jongkok / Re: Welcome back to me
« on: 26 November 2017, 04:58:34 PM »
I'm Back... ;D

3
Seremonial / Re: Happy Birthday Ci Yumi
« on: 21 November 2013, 01:29:45 PM »
c Yumi, happy birthday yaa....  ;D ;D ;D sukhi dighayuko hotu ya, c...  _/\_

4
Tolong ! / Re: [tolong masukan]curhat karena tidak ada semangat hidup
« on: 30 September 2013, 02:46:21 PM »
salam suhu-suhu sekalian, saya mau curhat mengenai isi hati saya dan mohon masukkannya. :(

saya adalah pria berusia 25 tahun. lulus S1 dari salah satu perguruan tinggi ternama di Indonesia. memiliki fisik yang sehat. dan memiliki pekerjaan yang cukup lumayan untuk seorang lajang.

entahlah, saya semenjak SMP (saat saya sudah akil balig) sudah mulai bertanya apakah tujuan hidup ini. kenapa orang bisa "gila" dengan dunia ini. dan kenapa dunia ini terlalu gila untuk manusia waras untuk hidup.

Lalu saya mencari jawabannya di agama. kebetulan saya dilahirkan dari keluarga K yang sangat fanatik dan itu cukup mempengaruhi masa kecil hingga dewasa saya. Saya belajar agama begitu rajin (SMP hingga SMA), hingga saya yakin secara ilmu agama saya sudah begitu kuat. Buku-buku teologis, apologetika, sejarah gerja awal dan lain-lain sudah saya lahap yang harusnya seumur itu seorang kr****n cuma biasanya ikut KKR, perkumpulan remaja atau paling tinggi ikut studi confirmation iman.
Ilmu Teologis kekr****nan saya, saya rasa sudah begitu banyak, namun tidak dengan iman saya. Tuhan di agama K tidak sesuai dengan logika saya. saya tentu tidak akan menjabarkan alasan-alasan secara spesifik disini :)

Hati saya kosong dan hampa. sehingga saya beberapa kali mencoba bunuh diri di masa SMP-SMA, namun tidak ada yang berhasil. Akhirnya di akhir SMA saya memutuskan saya non religious hingga saya menemukan arti hidup ini.

setelah saya baru masuk kuliah, apatis saya terhadap dunia ini semakin menjadi-menjadi. Setelah kuliah saya langsung pulang ke kosan bahkan saya pernah satu semester tidak kuliah...Dikamar hanya main game dan ngeinternet saja. akhirnya kuliah berantakan dan sayapun makin tidak semangat hidup. Kembali lagi saya ingin bunuh diri atau sekalian saja saya masuk rumah sakit jiwa... hidup tidak cocok untuk saya. itu saja yang saya pikirkan.

namun dikeputusasaan saya itu ada senior saya di unit kemahasiswaan yang menolong saya mencari arti hidup ini. Dia menginspirasi saya kalau hidup itu bisa bahagia kalau kita punya materi. mau bahagia ya kaya. ya logikanya kalau ente lagi sedih, diajan nonton di bioskop terus clubbing. pulangnya senang kan?? kalau kamu ga semangat gini, kuliah kacau, duit ortu lu tambah habis... malah lu ga jadi orang. gimana mau bahagia? masalah tuhan atau hantu itu semua ga ada. enjoy your life aja lah. uda ga enjoy lagi ya matek aja.

... ya ini pandangan hedonis. pandangan yang tabu bagi masyarakat di Indonesia. saya terima pandangan ini dan saya jalani. DAN INI YANG SAYA RENUNGKAN MALAH NANTINYA JADI BUMERANG BAGI SAYA. Saya menjadi semangat hidup lagi. Saya belajar keras di studi saya, dan berusaha sampingan (trader saham dan forex). karena tujuan hidup saya ya wanita, uang, kesenangan... itu saja. Terkadang masih ada keinginan bunuh diri dan tidak semangat di saat itu. kalau ada pikiran seperti itu saya langsung keluar, clubbing mabuk apapunlah. dan selalu setelah itu saya bebas dari pikran bunuh diri/tidak ada semangat.

akhirnya setelah begitu lama kuliah, saya lulus. dan setelah lulus saya langsung bekerja. ini terjadi sekitar 3 bulan lalu. saya rasa ini mimpi kebanyakan para fresh graduate, lulus langsung kerja. apalagi seorang hedonis.

setelah bekerja ini, saya memiliki lingkungan yang baru. tidak ada masalah dengan lingkungan ini...karena saya juga kurang begitu suka bersosialisasi. jangan menganggu dan jangan diganggu saja. Dan kejadian kehampaan kembali merasuk ke badan saya...

saya kembali menanyakan diri sendiri tentang arti hidup ini.... terkadang saya sampai tidak tidur untuk browsing dan sebagainya. GILANYA MALAH KEMELEKATAN SAYA TERHADAP MATERI YANG DULU MEMBUAT SAYA SEMANGAT MALAH MEMBUAT SAYA MAKIN HAMPA SEKARANG.... saya sekarang sudah mandiri secara ekonomi. cita-cita lulus dan mempunyai penghasilan yang lumayan sudah saya dapat. terus apa lagi?? ngumpulin duit sampe bikin instana, apakah setelah itu kamu bahagia?? itu terpikirkan terus sama saya...mindset hidup adalah utamanya untuk mencari kenikmatan runtuh. saya kehilangan tujuan hidup lagi

akhirnya pikiran saya menjadi-menjadi. mungkin menjadi sedikit gila. saya jadi paranoid terhadap manusia lain dan tidak mau keluar kamar kecuali cari makan dan saya seringnya cuma makan 1 kali sehari (kebetulan saya sedang tidak kerja lapangan saat ini).
Bisa diceritakan gak bro, curiga sama org lainnya, kyk gimana?  ;D
Quote
saya takut nonton tv dan baca internet. karena saya begitu sensitif terhadap berita perang, terorisme dan lainnya. benar-benar hidup serasa di neraka menurut saya.  Ingin menangis tapi air mata tidak bisa keluar.
emangnya sewaktu liat berita ttg perang, terorisme, dan lainnya apa yg muncul dalam pikiran bro? boleh dishare gak, bro?  ;D
Quote
apa yang bikin saya senang dulu (dugem, ngumpulin uang, main cewek) malah menakutkan sama saya. memori-memori hedonis saya seperti mimpi buruk karena itu semua seperti narkoba... enak sesaat tapi efek selanjutnya menghancurkan diri sendiri.
sekalian juga ya bro, mohon diceritakan efek kehancuran yg bro rasakan sewaktu foya2... biar jadi pelajaran buat kami2... \ ;D /
Quote
laporan pekerjaan saya juga dikejar-kejar bos. luar biasa rasanya penderitaan ini. bunuh diri lah mungkin cuma solusinya. Tapi setelah belajar buddhisme beberapa waktu itu, saya percaya bunuh diri malah membuat saya ke kehidupan yang lebih menderita. saat ini opsi bunuh diri masih saya urungkan. mungkin saya akan mati karena sakit makan tidak teratur dan pikiran saya yang kacau ini saja.
bunuh diri itu solusi yg paling bodoh...  :hammer:
seberapa pun sulit/banyaknya tugas kita, segala2nya belumlah berakhir klo tugas itu tdk kita kerjakan.... Pikirkan kemungkinan terburuknya... (paling dipecat oleh atasan... :whistle: ). w juga pernah mengalami, tugas kuliah w numpuk, sementara deadline kumpulnya sudah dekat, sempat galau, tdk melakukan apa2... :)) seolah2 semuanya akan berakhir, tapi disemangati oleh cc w, katanya, segala2nya belumlah berakhir klo tugas itu gak kita kerjakan, paling kemungkinan terburuknya nilai tugas dapat 0 aja...  :P dan ngulang semester depan...  :)) tapi  pada akhirnya, krn kesungguhan hati w benar2 mau menyelesaikannya, w minta tenggat waktu sama dosennya... \ ;D / krn w punya niat tuk menyelesaikannya, gak masalah nilai tugas dikurangi, yg penting w menguasai tugas yg disuruh dosen kerjakan... \ ;D / Akhirnya, tugas itu w selesaikan juga....  ;D ;D ;D dan w siap menerima resiko perbuatan w, nilai dikurangi... (siapa suruh krn kebodohan wnya, nunda2 tugas... :P

Akhirnya, w dapat pelajaran sendiri : masalah/stres itu muncul, karena perbuatan ceroboh (kebodohan) kita sendiri. Oleh karena itu, apa yg sudah kita perbuat, harus siap kita terima resikonya... ;D Coba bro liat sendiri, apa penyebab laporan pekerjaan bro dikejar2 sama si bos? (klo w perhatikan, gara2 tdk menyadari ada tanggung jawab akan pekerjaan yg sedang dipikul...)
Karena kebodohan, maka seseorang menunda2 pekerjaannya, main game, tidur2an, dan kemalasan2 lainnya, yg mana malah menimbulkan masalah baru... (Masalah kita tdk akan selesai gitu aja, klo kita tunda, malah akan semakin banyak/tambah berat), yg terbaik adalah, segera memikirkan solusinya... \ ;D /\ ;D /\ ;D /
Bunuh diri itu bukanlah suatu solusi :no: , tapi malah menambah masalah yg ada... (Coba pikirkan, klo bro bunuh diri, bagaimana dengan ortu, dan sanak keluarga yg ditinggal? akan bertambah susah...)

Saran : Menyadari waktu/belajar manajemen waktu... \ ;D / prioritaskan yg utama... \ ;D /
Quote

Bagaimana supaya supaya saya bisa semangat lagi dalam hidup ini?
apakah saya sudah sakit jiwa (mungkin ada dokter disini)?
bagaimana kalian bisa bertahan hidup dalam ketidakpastian dunia ini? apalagi saudara/i yang sudah punya anak.
apakah yang bisa saya jadikan pegangan dalam hidup ini?
mohon masukannya teman-teman sekalian

5


Quote

Saya gak membicarakan hal kehidupan skrg tapi hal kehidupan sebelum skrg. Karena memang hukum karma pd kehidupan skrg bisa dibuktikan secara langsung, logis dan rasional. Contoh sederhana, sebab si Andi pukul mata si Wati, akibatnya mata Wati bengkak.
Memang benar Pak, contoh yg bapak buktikan sangatlah logis, bila Andi memukul mata si Wati, jelas matanya Wati akan menjadi bengkak.Namun, Pak, permasalahan utamanya adalah, apakah akibat yang akan diterima oleh si Andi ini (si pelaku/pemilik kamma) pada kehidupan sekarang, akibat nonjok matanya Wati??  Lantas, apa penyebab dari perbuatan Wati, yg telah mengakibatkan mata Wati bengkak ditonjok si Andi??
Quote
Saya percaya dan yakin hukum karma berlaku ada dan tidak keluar dari kehidupan yang sekarang, yang saya tidak percaya dan tidak yakin hukum karma dari kehidupan masa sebelum skrg dan masa kelahiran akan datang. Bro Ariyakumara pasti mempunyai pendalaman agama jauh lebih tinggi dari saya, maka tolong berikan saya penjelasan yang bisa diterima secara logis agar saya dapat bertanggung jawab menjelaskan kepada anak saya tentang kebenaran ajaran Buddha. Dapatkah anda memberikan contoh nyata apa hasil karma dari kehidupan sebelumnya yang terjadi pada kehidupan sekarang?
Tepat, dari kutipan diatas sebenarnya Sang Buddha memberikan "Sign", "Petunjuk" bahwa kehidupan masa sebelumnya dan akan datang itu belum terbukti (menurut kesimpulan dan hasil analisa saya ya ) Cobalah jangan menutup mata dan pikiran karena sudah menerima ajaran, tapi coba untuk mencari dan membuktikan ajaran tersebut dengan tetap melakukan perbuatan baik dan meninggalkan perbuatan jahat pada kehidupan sekarang.
Berdasarkan pemahaman saya, terhadap posting pak Chan Ming, berarti inti sesungguhnya tujuan pak Chan Ming ingin berusaha membuktikan hasil karma kehidupan masa lampau adalah untuk memberikan pemahaman Dhamma pada anak bapak, bukan?   emangnya anak bapak usianya berapa tahun? apakah ia bertanya mengenai bukti hasil karma kehidupan sebelumnya yg terjadi pada kehidupan sekarang? Jika demikian, adalah sulit utk menjelaskan bukti yang demikian, pada org lain. Namun, seperti yg dikatakan member2 lain, hal demikian sebaiknya dibuktikan dengan menembusnya dengan pengetahuan sendiri.


Klo permasalahannya menjelaskan secara logis kebenaran ajaran Buddha pada anak bapak saya ada saran\  ;D /\  ;D /\ ;D  /
Agar anak bpk mampu memahami kebenaran hukum sebab akibat, sehingga memiliki rasa malu dan takut berbuat jahat dan menghindari perbuatan2 yg tdk baik, saran saya, pertama2 dari bapak sendiri harus menjadi teladan contoh seorang yg mempraktikkan perbuatan yang bermanfaat dengan baik (alias bapak harus menjalankan sila dengan baik), kemudian ajaklah anak bpk utk ikut merenungkan SN 55:7 Veḷudvāreyya sutta \ ;D  / (bagi saya, penjelasan dalam sutta ini amatlah sangat bertanggung jawab...  )
Spoiler: ShowHide


...
...
“Apakah, para perumah tangga, pembabaran Dhamma yang dapat diterapkan oleh diri sendiri? Di sini, para perumah tangga, seorang siswa mulia merenungkan sebagai berikut: ‘Aku adalah seorang yang ingin hidup, yang tidak ingin mati; aku menginginkan kebahagiaan dan menolak penderitaan. Karena aku adalah seorang yang ingin hidup … dan menolak penderitaan, maka jika aku membunuh orang lain – seorang lain yang ingin hidup, yang tidak ingin mati, yang menginginkan kebahagiaan dan menolak penderitaan – itu tidak akan menyenangkan dan disukai orang lain juga. Apa yang tidak menyenangkan dan tidak disukai olehku [354] juga tidak menyenangkan dan tidak disukai oleh orang lain. Bagaimana mungkin aku menimbulkan kepada orang lain apa yang tidak menyenangkan dan tidak disukai olehku?’ Setelah merenungkan demikian, ia menghindari pembunuhan, menasihati orang lain untuk menghindari pembunuhan, dan memuji tindakan menghindari pembunuhan. Demikianlah perbuatan melalui jasmani dimurnikan dalam tiga aspek.

“Kemudian, para perumah tangga, seorang siswa mulia merenungkan sebagai berikut: ‘Jika seseorang mengambil dariku apa yang tidak kuberikan, yaitu, melakukan pencurian, itu tidak menyenangkan dan tidak disukai olehku. Sekarang jika aku mengambil dari orang lain apa yang tidak ia berikan, yaitu, melakukan pencurian, itu juga tidak menyenangkan dan tidak disukai oleh orang lain. Apa yang tidak menyenangkan dan tidak disukai olehku juga tidak menyenangkan dan tidak disukai oleh orang lain. Bagaimana mungkin aku menimbulkan kepada orang lain apa yang tidak menyenangkan dan tidak disukai olehku?’ Setelah merenungkan demikian, ia menghindari perbuatan mengambil apa yang tidak diberikan, menasihati orang lain untuk menghindari perbuatan mengambil apa yang tidak diberikan, dan memuji tindakan menghindari perbuatan mengambil apa yang tidak diberikan. Demikianlah perbuatan melalui jasmani dimurnikan dalam tiga aspek.

“Kemudian, para perumah tangga, seorang siswa mulia merenungkan sebagai berikut: ‘Jika seseorang melakukan hubungan seksual dengan istriku, itu tidak menyenangkan dan tidak disukai olehku. Sekarang jika aku melakukan hubungan seksual dengan istri orang lain, itu juga tidak menyenangkan dan tidak disukai oleh orang lain. Apa yang tidak menyenangkan dan tidak disukai olehku juga tidak menyenangkan dan tidak disukai oleh orang lain. Bagaimana mungkin aku menimbulkan kepada orang lain apa yang tidak menyenangkan dan tidak disukai olehku?’ Setelah merenungkan demikian, ia menghindari hubungan seksual yang salah, menasihati orang lain untuk menghindari hubungan seksual yang salah, dan memuji tindakan menghindari hubungan seksual yang salah. Demikianlah perbuatan melalui jasmani dimurnikan dalam tiga aspek.

“Kemudian, para perumah tangga, seorang siswa mulia merenungkan sebagai berikut: ‘Jika seseorang merusak kesejahteraanku dengan kebohongan, itu tidak menyenangkan dan tidak disukai olehku. Sekarang jika aku merusak kesejahteraan orang lain dengan kebohongan, itu juga tidak menyenangkan dan tidak disukai oleh orang lain. [355] Apa yang tidak menyenangkan dan tidak disukai olehku juga tidak menyenangkan dan tidak disukai oleh orang lain. Bagaimana mungkin aku menimbulkan kepada orang lain apa yang tidak menyenangkan dan tidak disukai olehku?’ Setelah merenungkan demikian, ia menghindari kebohongan, menasihati orang lain untuk menghindari kebohongan, dan memuji tindakan menghindari kebohongan. Demikianlah perbuatan melalui ucapan dimurnikan dalam tiga aspek.

“Kemudian, para perumah tangga, seorang siswa mulia merenungkan sebagai berikut: ‘Jika seseorang memecah-belahku dari teman-temanku dengan ucapan yang memecah-belah, itu tidak menyenangkan dan tidak disukai olehku. Sekarang jika aku memecah-belah orang lain dari teman-temannya dengan ucapan yang memecah-belah, itu juga tidak menyenangkan dan tidak disukai oleh orang lain …’ Demikianlah perbuatan melalui ucapan dimurnikan dalam tiga aspek.

“Kemudian, para perumah tangga, seorang siswa mulia merenungkan sebagai berikut: ‘Jika seseorang berkata kepadaku dengan ucapan kasar, itu tidak menyenangkan dan tidak disukai olehku. Sekarang jika aku berkata kepada orang lain dengan ucapan kasar, itu juga tidak menyenangkan dan tidak disukai oleh orang lain …’ Demikianlah perbuatan melalui ucapan dimurnikan dalam tiga aspek.

“Kemudian, para perumah tangga, seorang siswa mulia merenungkan sebagai berikut: ‘Jika seseorang berkata kepadaku dengan ucapan yang tanpa tujuan dan gosip, itu tidak menyenangkan dan tidak disukai olehku. Sekarang jika aku berkata kepada orang lain dengan ucapan tanpa tujuan dan gosip, itu juga tidak menyenangkan dan tidak disukai oleh orang lain. Apa yang tidak menyenangkan dan tidak disukai olehku juga tidak menyenangkan dan tidak disukai oleh orang lain. Bagaimana mungkin aku menimbulkan kepada orang lain apa yang tidak menyenangkan dan tidak disukai olehku?’ Setelah merenungkan demikian, ia menghindari gosip, menasihati orang lain untuk menghindari gosip, dan memuji tindakan menghindari gosip. Demikianlah perbuatan melalui ucapan dimurnikan dalam tiga aspek.

“Ia memiliki keyakinan kuat dalam Sang Buddha sebagai berikut: ‘Sang Bhagavà adalah … guru para deva dan manusia, Yang Tercerahkan, Sang Bhagavà.’ [356] Ia memiliki keyakinan kuat dalam Dhamma … dalam Saïgha … Ia memiliki moralitas yang disenangi para mulia, tidak rusak … menuntun menuju konsentrasi.

“Jika, para perumah tangga, siswa mulia memiliki tujuh kualitas baik ini dan empat kondisi yang mendukung, jika ia menginginkan maka ia dapat menyatakan dirinya: ‘Aku adalah seorang yang telah selesai dengan alam neraka, selesai dengan alam binatang, selesai dengan alam setan, selesai dengan alam sengsara, alam yang buruk, alam rendah. Aku adalah seorang pemasuk-arus, tidak mungkin lagi terlahir di alam rendah, pasti dalam takdir, dengan pencerahan sebagai tujuanku.’”
setelah itu, pujilah perbuatan baik yang dilakukan olehnya... \ / (Namun, sebelumnya bapak sendiri harus praktik terlebih dahulu, baru anak anda akan meneladani perbuatan baik yg sangat bermanfaat tsb...\ /\ /\ [size=78%]/[/size]

[size=78%]Sedangkan, apabila yg ingin bapak ketahui sehubungan dengan kebingungan bpk akan pandangan2/doktrin2 yg byk dinyatakan dlm masyarakat mengenai "apakah ada akibat kejahatan/kebaikan bagi si pelakunya?", mengenai yg manakah dari mereka yg menyatakan  kebenaran yg sesungguhnya, pak Chan Ming boleh baca SN 42:13 (Hlm. 1487/292) : [/size][size=78%]http://dhammacitta.org/pustaka/ebook/theravada/Samyutta%20Nikaya%204%20-%20Sayalatana%20Vagga.pdf[/size]
Krg lebih isinya klo diaplikasikan kyk begini : pernahkah pak Chan Ming melihat atau mendengar seorang pejabat negara yg korupsi, namun masih hidup mewah di dalam penjara? dan ada seorg maling yg dihajar oleh massa habis2an krn perbuatan buruknya? lalu, ada yg berpandangan, siapa saja yg mengambil apa yg tdk diberikan mengalami kesakitan dan kesedihan di sini dan saat ini, apakah mereka berkata jujur atau bohong? singkat cerita ya, apabila seseorang menjadi bingung dan ragu akan perbuatan yg dilakukan olehnya, maka Sang Bhagava mengajarkan kepada kepala desa Pataliya mengenai konsentrasi Dhamma (klo gk paham apa itu konsentrasi Dhamma, langsung aja ke tkp ya... ^-^ )[size=78%], yg dengannya seseorang akan memperoleh konsentrasi pikiran, dan meninggalkan kebingungannya tsb.  (penjelasannya ada kemiripan dengan Apannaka sutta). [/size]


semoga bermanfaat _/\_

6

Mungkin gak, org yang sudah mempunyai kemampuan bathin lebih bijaksana, melihat dan menyadari bahwa kelahiran/kehidupan sebelum sekarang itu tidak ada jadi mereka akan bungkam, karena ini demi kebaikan dan kedamaian antar umat manusia supaya gak chaos lah atau takut untuk berbuat jahat.
Saya gak membicarakan hal kehidupan skrg tapi hal kehidupan sebelum skrg. Karena memang hukum karma pd kehidupan skrg bisa dibuktikan secara langsung, logis dan rasional. Contoh sederhana, sebab si Andi pukul mata si Wati, akibatnya mata Wati bengkak.
Pak, Di dunia ini telah muncul seorang manusia luar biasa yang telah mendapatkan kebenaran, terbebas dari kekotoran batin, yang telah mencapai penerangan sempurna atas usaha-Nya sendiri, yang sempurna pengetahuan serta tindak-tanduk-Nya, sempurna dalam menempuh jalan ke Nibbana, Pengenal segenap alam, Pembimbing manusia yang tiada taranya...  Guru Para Deva dan Manusia, Yang Telah Sadar, Yang Patut Dimuliakan. Beliaulah Sang Buddha yang tiada taranya dalam membabarkan Kebenaran (Dhamma), yang setelah mencapai Pengetahuan Tertinggi, Beliau menyatakan kepada dunia bersama dengan para dewa, mara dan Brahma, generasi sekarang dengan para samana dan brahmanya, beserta dengan para raja dan rakyatnya. Beliau membabarkan Kebenaran (Dhamma) yang indah pada awalnya, yang indah pada pertengahannya, serta yang indah pada akhirnya dalam makna dan kata-kata-Nya dalam menerangkan kehidupan suci yang benar-benar sempurna, dan murni sepenuhnya...  kepada Sang Bhagava, saya memuji, kepada sang Bhagava saya menghormat...
Beliau sendiri pernah menyatakan dalam Pasadika Sutta (DN 29, paragraf 29, terbitan DCPress), apapun yang terlihat, terdengar, terasa, dikenal, apapun yang pernah dicapai, dicari, atau direnungkan oleh pikiran, semua ini telah dipahami sepenuh-Nya oleh Sang Tathagata. Itulah sebabnya, maka Beliau disebut Tathagata.


Apa yang terlintas dalam pikiran Anda Pak, saya merasa ada kemiripan dengan apa yang pernah terlintas dalam pikiran seorang Brahmana yang bernama Lohicca (baca Lohicca Sutta, DN 12). Singkat cerita saja ya, Pak. Brahmana itu pernah memiliki pemikiran seperti berikut : "Andaikan di dunia ini, ada orang (pertapa atau brahmana atau yg sejenisnya) yg menemukan suatu ajaran yang baik, kemudian setelah mereka menemukannya, mereka tidak harus menyatakan kebenarannya kepada orang lain (bungkam saja). Karena apa yg bisa diperbuat org tsb (yg menemukan kebenaran) utk org lain?" (kurang lebih seperti itu yg terlintas dalam pemikiran brahmana Lohicca ya, Pak...)


Namun Pak, dalam hal ini Pak, berdasarkan kenyataannya Pak, seorang Tathagata telah muncul di dunia ini, seorang yang telah mencapai, dan menembus kebenaran yang sungguh dalam ini dengan usaha-Nya sendiri, :lotus: [size=78%]  [/size][size=78%]sesungguhnya Beliau membabarkan kebenaran demi kesejahteraan dan kebahagian semua makhluk, agar dapat terbebas dari lingkaran samsara yang penuh derita ini. :lotus: Namun, pada saat Beliau mulai memutuskan utk mengajarkan kebenaran yang sungguh-sungguh dalam ini, Pak, kebenaran yang sulit dilihat, yang damai, luhur, dan melampaui logika, yang begitu halus, dan sulit untuk dipahami  ini.Beliau sempat mengurungkan niat baiknya (untuk membantu makhluk lain terbebaskan dalam lingkaran samsara ini) tsb.
Karena hal apakah Beliau mengurungkan niatnya tsb? Hal ini karena ketika Beliau merenungkan sifat2 Dhamma yang begitu dalam, dan sulit dipahami, dan ditembus oleh kita/generasi ini/siapapun yang begitu melekat dan bergembira di dalam penderitaan ini, kita begitu menyenanginya, sehingga menjadi tidak menyadari sifat dari segala sesuatu yang berkondisi di dunia ini. Kita begitu dibutakan oleh nafsu sehingga tidak dapat melihatnya. Sementara Kebenaran yang telah ditembus oleh Beliau adalah anggapan yang sebaliknya dari anggapan2 orang di dunia pada umumnya. Beliau merenungkan apabila Beliau membabarkan kebenaran ini kepada orang lain, dan mereka tidak memahami-Nya, hal ini hanya akan membuat beliau lelah dan menyulitkan-Nya saja (Karena nasihatnya hanya akan menjadi celaan/cemoohan bagi murid-muridnya yang tidak mau memperhatikan nasihat ajaranNya. Sedangkan semasa hidupnya Beliau membabarkan Dhamma masih banyak orang2 yang berusaha mencoba untuk menjatuhkan pandangan/doktrin-Nya dan berniat buruk padaNya [cthnya seperti, org2 Nigantha Nataputta, Purana Kassapa, Makkhali Gosala, Ajita Kesakambali, dan pengikut sekte2 Jain lainnya, Devadatta, Magandhiya, Cinca Manavika, dsb.<yang karena kebodohan batin, mereka malah menggali kuburan mereka lebih dalam lagi>] Namun, hal yang terjadi adalah sebaliknya, malah pengikut mereka yang lebih banyak berpindah keyakinan. Karena apakah? Karena apa yang diajarkan oleh Tathagata adalah berdasarkan pada kebenaran yang telah Beliau lihat, alami, selami, dan pahami sepenuhnya, yang dapat dilihat secara langsung di sini, saat ini, segera, dapat dilihat dan dibuktikan, menuntun ke dalam batin, dan dapat diselami oleh mereka yang bijaksana/memiliki sedikit debu di matanya.).
Kemudian, Brahma Sahampati mengetahui pemikiran Bhagava, segera menemuiNya, secepat seorang kuat merentangkan tangannya, atau melipatnya lagi, lenyap dari alam Brahma dan muncul kembali di hadapan sang Bhagava. {coba perhatikan, betapa penuh rasa hormatnya, sikap Brahma ini pada sang Bhagava 8-> [/size][size=78%] ==>} Merapikan jubahnya di bahunya dan berlutut dengan lutut kanannya, ia memberi hormat kepada Buddha dengan merangkapkan tangannya memohon kepada sang Bhagava untuk bersedia mempertimbangkan makhluk2 yang memiliki sedikit debu di mataNya, agar mereka dapat memahamiNya. Singkat cerita, Sang Bhagava kemudian menerima permohonan sang Brahma, setelah memeriksa dengan mata batinNya, bahwa masih ada makhluk2 yg memiliki sedikit debu dimatanya, tergerak oleh belas kasihNya, Beliau pun memutuskan untuk mengajarkan Dhamma yang mulia ini... [/size] ;D [size=78%](Renungkanlah, betapa besar belas kasihNya dalam membabarkan Dhamma yang telah diselami atas usahaNya  sendiri itu, demi kesejahteraan semua makhluk [/size] 8-> )


Tathagata adalah seorang yang telah menemukan kebenaran mutlak dan memahami sifat nyata dunia ini sesungguhnya, saya yakin, Beliau adalah seorang yang tidak akan bungkam begitu saja setelah menemukan kebenaran itu, dan tidak akan menyatakan yang sebaliknya. Karena Beliau, adalah seorang pembicara kebenaran, Oleh karena itu pula, Beliau disebut Sang Sugata (seorang yg mengatakan yang benar pada saat yang tepat). Beliau adalah seorang yang tidak terpengaruh (walaupun apa yg diucapkanNya disukai atau tidak disukai oleh org yg mendengarkanNya, Beliau tetap akan menyatakan apa yang berdasarkan pada kebenaran dan menyatakan hal yang bermanfaat bagi para pendengarnya, demi kesejahteraan banyak makhluk.  8-> [size=78%]Hal yang diucapkan oleh Beliau menuntun pada Nibbana (keadaan yg tidak terkondisi), menuntun pada ketenangan batin \[/size] ;D [size=78%]/. Beliau adalah seorang yang tidak akan menyatakan hal yang tidak bermanfaat. Seorang yang tidak akan menyatakan hal yang tidak mendukung pada lenyapnya penderitaan. Beliaulah sang Tathagata yang layak dipuji oleh para Dewa dan Manusia...\[/size] ;D [size=78%]/\[/size] ;D [size=78%]/\[/size] ;D [size=78%]/[/size]
Quote

Mungkin gak, org yang sudah mempunyai kemampuan bathin lebih bijaksana, melihat dan menyadari bahwa kelahiran/kehidupan sebelum sekarang itu tidak ada jadi mereka akan bungkam, karena ini demi kebaikan dan kedamaian antar umat manusia supaya gak chaos lah atau takut untuk berbuat jahat.


Seandainya saja ya, pak, kelahiran kehidupan lampau, dan yang akan datang itu tidak pernah ada (alias hidup itu cuman sekali)[size=78%], toh hal apalah yg bisa dilakukan  org demikian (yg menyatakan tdk ada akibat perbuatan) dengan bungkam saja,dan malah menyatakan yang sebaliknya? Apa gunanya bagi mereka? Malah, kasus yg ada pada zaman Sang Buddha banyak sekali petapa yg menyatakan pandangan demikian (klo gak salah pandangan demikian disebut paham nihilisme ya?), yg malah setelah mengibarkan bendera pandangan salah mereka, mereka tdk menganjurkan seseorang utk berbuat baik, silahkan berbuat semena2, krn mereka berpandangan/beranggapan bahwa tdk ada akibat dari perbuatan baik dan buruk. Oleh krn itu, seseorang yg berkuasa/semua orang dapat berbuat semena2nya... Klo yg saya rasa sih bakalan makin kacau dunia ini. (seperti cerita kisah Narada Jataka, yg w baca di buku kamma adalah pencipta sesungguhnya...[/size] ;D  )
[size=78%]Klo seandainya, seseorang menemukan kenyataan bahwa tdk ada akibat/buah dari perbuatan baik atau buruk, lantas apa juga gunanya org tsb menganjurkan org lain utk takut berbuat jahat?[/size] ^-^ [size=78%] bukankah kebenaran yg ditemukannya itu menyatakan tdk ada buah/akibat dari kehidupan lampau, serta akibat perbuatan yg dihasilkannya? jika demikian, lantas utk apa pula sso hrs takut buat jahat??[/size] :D ;D
klo dikatakan, gunanya supaya gak kacau dunia ini, maka org itu menyatakan yg sebaliknya (ada akibat dari perbuatan saat ini yg akan dihasilkan pada kehidupan yg akan datang), itu berarti perbuatan buruk yg dilakukan org2 di dunia ini, walau tdk memiliki akibat pada kehidupan/kelahiran yg akan datang, namun, hal tsb (perbuatan buruk/baik) akan memiliki dampak/pengaruh/akibat terhadap kesejahteraan org2 di dunia (kehidupan saat ini) kan, Pak? :D ;D 


7
Kafe Jongkok / Re: mungkin kisah ini yg disebut dgn 'karma baik berbuah' :)
« on: 11 September 2013, 03:41:02 PM »
Iya sis bagi kita umat Buddhist akan paham ini kamma vipaka dia udah matang, tapi bagi agama lain, ini adalah karunia Tuhan yang menyelamatkan dia, semoga dia pun tidak melupakan para tunawisma, semoga dia membuat yayasan utk pembangunan rusun murah bagi tunawisma, semoga.semoga.semoga. ^:)^
yup...setuju Sis, moga2 dia ga terlena menikmati 'rejeki nomploknya' moga2 ingat ama yg dulu senasib & moga2 ingat menabung, krn duit semilyar jg bkl habis kalo ga ada tabungan ya....
Sadhu... Sadhu... Sadhu... _/\_

8
Seremonial / Re: Happy Brithday to cc Dhamma Sukkha & Bluppy
« on: 10 July 2013, 05:22:51 PM »
Happy Birthday yah buat cc-cc berdua... <:-P <:-P <:-P

Semoga makin maju dalam praktek Dhamma... _/\_ _/\_
:lotus: :lotus: :lotus:
[spoiler]
wah, bisa dapet 2 GRP sekaligus.. :))
 :hammer:
[/s]
ternyata maksud suruh liat thread ini, utk nagih GRP toh... thx to TS yaa...  ;D
hepi birthday to sis Bluppy juga... sori telat... :P semoga semakin maju dalam praktik Dhammanya...  ;D

to All, thx ya atas mudita cittenanya dan harapannya...  ;D GRP has been sent yaa... ;D bagi yg belum dapet, harap lapor...  ;D

9
Buddhisme untuk Pemula / Re: untuk apa?
« on: 25 May 2013, 09:57:09 PM »
Pjg amat
Cpddd
Bacanya pelan2 lho, Gryn...  ;D

10
Buddhisme untuk Pemula / Re: untuk apa?
« on: 25 May 2013, 09:21:42 PM »
jika tdk bisa memilih lahir ke dalam keluarga miskin/kaya, cacat/normal, ganteng/jelek, pria/wanita, lalu apakah setelah mati kita bisa memilih kehidupan selanjutnya mau ke alam mana ?
sehubungan dengan pertanyaan bro, Sang Buddha pernah menjelaskan mengenai bagaimana seseorang dapat terlahir sebagai Naga, dan apa sebabnya mereka dapat terlahir menjadi demikian... :D silahkan menyimak ya, bro... :D/

Samyutta Nikaya, Khandha Vagga, Naga samyutta :
Quote
3 Uposatha (1)
Di Sàvatthi. Seorang bhikkhu mendekati Sang Bhagavà, memberi hormat kepada Beliau, duduk di satu sisi, dan berkata kepada Beliau: ‘Yang Mulia, apakah sebab dan alasan mengapa beberapa nàga yang terlahir dari telur di sini melaksanakan Uposatha dan melepaskan [kepedulian terhadap] tubuh mereka?”285 “Di sini, Bhikkhu, beberapa nàga yang terlahir dari telur berpikir sebagai berikut: ‘Di masa lalu kami bertindak saling bertentangan dalam perbuatan, ucapan, dan pikiran.286 Setelah bertindak demikian, dengan hancurnya jasmani, setelah kematian, kami terlahir kembali dalam kawanan nàga yang terlahir dari telur. Jika hari ini kami mempraktikkan perilaku benar melalui perbuatan, ucapan, dan pikiran, maka dengan hancurnya jasmani, setelah kematian, kami akan terlahir kembali di alam bahagia, di surga. Marilah, kita berperilaku baik dalam perbuatan, ucapan, dan pikiran.’ “Ini, Bhikkhu, adalah sebab dan alasan mengapa beberapa nàga yang terlahir dari telur di sini melaksanakan Uposatha dan melepaskan [kepedulian terhadap] tubuh mereka.” [242]
Quote

7 Ia Telah Mendengar (1)
Di Sàvatthi…. Sambil duduk di satu sisi, bhikkhu itu berkata kepada Beliau: ‘Yang Mulia, apakah sebab dan alasan mengapa seseorang di sini, dengan hancurnya jasmani, setelah kematian, terlahir kembali bersama kawanan nàga yang terlahir dari telur?” “Di sini, Bhikkhu, seseorang bertindak secara saling bertentangan dalam perbuatan, ucapan, dan pikiran. Ia telah mendengar: ‘Nàga yang terlahir dari telur berumur panjang, indah, dan berbahagia.’ Ia berpikir: ‘Oh, dengan hancurnya jasmani, setelah kematian, semoga aku terlahir kembali bersama kawanan nàga yang terlahir dari telur!’ Maka, dengan hancurnya jasmani, setelah kematian, ia terlahir kembali bersama kawanan nàga yang terlahir dari telur. “Ini, Bhikkhu, adalah sebab dan alasan mengapa seseorang di sini, dengan hancurnya jasmani, setelah kematian, terlahir kembali bersama kawanan nàga yang terlahir dari telur.”
Quote
11-20 Dengan Dukungan Perbuatan Memberi (1)
Sambil duduk di satu sisi, bhikkhu itu berkata kepada Beliau: ‘Yang Mulia, apakah sebab dan alasan mengapa [245] seseorang di sini, dengan hancurnya jasmani, setelah kematian, terlahir kembali bersama kawanan nàga yang terlahir dari telur?”
“Di sini, Bhikkhu, seseorang bertindak secara saling bertentangan dalam perbuatan, ucapan, dan pikiran. Ia telah mendengar: ‘Nàga yang terlahir dari telur berumur panjang, indah, dan berbahagia.’ Ia berpikir: ‘Oh, dengan hancurnya jasmani, setelah kematian, semoga aku terlahir kembali bersama kawanan nàga yang terlahir dari telur!’ Ia memberikan makanan … Ia memberikan minuman … Ia memberikan pakaian … Ia memberikan kendaraan … Ia memberikan karangan bunga … Ia memberikan wewangian … Ia memberikan salep … Ia memberikan tempat tidur … Ia memberikan tempat tinggal … Ia memberikan pelita.287 Kemudian, dengan hancurnya jasmani, setelah kematian, ia terlahir kembali bersama kawanan nàga yang terlahir dari telur. “Ini, para bhikkhu, adalah sebab dan alasan mengapa seseorang di sini, dengan hancurnya jasmani, setelah kematian, terlahir kembali bersama kawanan nàga yang terlahir dari telur.”
Sesungguhnya itu, krn adanya kebodohan, maka seseorang memiliki bentukan2 pikiran (sankhara) berupa keinginan untuk menjelma menjadi demikian... Padahal, bentuk kehidupan seperti apapun juga diliputi oleh Dukkha lhoo... walaupun naga berumur panjang, tapi klo sakit2an juga, umur panjang tampaknya tak berarti... Sesungguhnya itu mau jadi pria/wanita, kaya/miskin, cantik/jelek, pintar/bodoh semua itu tidaklah luput oleh dukkha... dan itu semua akan berubah...
Quote
yang menarik terlahir bukan atas keinginan kita, tetapi meninggalkan dunia ini berupa pilihan, mau mati sekarang atau secara alami(kecelakaan, tua dll)  :D
untuk apa berbuat baik jika skrg aja kita tidak ingat apa yg kita lakukan di masa lalu, apakah menurut teman2 setelah banyak berbuat baik dikehidupan ini dikehidupan yg akan datang kita pasti lahir di alam yg baik? sedangkan nanti kita tidak mengingat nya juga?

Walaupun kita tidak bisa melihat/mengingat sebab perbuatan yang telah kita perbuat di kehidupan lampau, dan akibatnya di kehidupan yang akan datang. Namun hal itu bukan berarti akibat perbuatan baik kita tidak bisa kita petik di kehidupan saat ini juga lho, bro...
Contoh nyatanya saja ya, misalnya ketika teman kita meminta bantuan mengenai tugas pelajaran yang tidak dimengerti olehnya, lalu kita mencoba membantunya, dengan demikian kita akan mengulang kembali pelajaran yang lalu2, hingga akhirnya pengetahuan kita semakin bertambah. Bukankah hal ini membuahkan manfaat langsung bagi diri kita? teman kita dari yang tidak tau, menjadi tau. Sementara kita yang membantu, dari yang tau, semakin paham...  ;D

Contoh lainnya lagi ya : Kalau kita berdana kepada anggota Sangha, sebagai wujud terima kasih maka anggota Sangha mengajarkan kepada kita untuk selalu berbuat baik, demi kebahagiaan dan kesejahteraan kita. Oleh karena itu, hal ini akan memberikan kita kebahagiaan untuk waktu yang lama. Andai kita tidak berbuat baik ataupun menjalankan Moralitas (Sila), tentu saja kita akan sulit untuk mengendalikan diri kita. Banyak sekali kasus di dunia nyata, orang yang membunuh orang tuanya, hanya karena tidak diberi dukungan oleh ortunya untuk buka usaha... bahaya sekali suatu batin yang tidak terkendali itu... dengan mencoba melatih menghindari pembunuhan makhluk hidup, kita melatih diri untuk lebih sabar... walau digigit nyamuk, mencoba untuk tetap sabar, dan berusaha mengendalikan kebencian kita... dengan melatih untuk menghindari pengambilan barang yang tidak diberikan, kita mencoba melatih diri terhadap nafsu keinginan kita akan jenis barang apapun...  ;D Pernah ada kasus nyata, orang yang w kenal, sebut saja si A ya...  ;D si A karena sudah dikenal oleh orang-orang sekitarnya benar2 tidak akan mengambil barang orang lain tanpa ada izin dari pemiliknya, maka suatu ketika, ketika ada barang yang hilang di rumahnya, ia tidak pernah mendapat tuduhan dari orang yang kehilangan barang tersebut...  ;D karena moralitas yang dijaganya, ia lolos dari segala tuduhan. Setiap kali menginginkan suatu barang, si A pasti selalu akan meminta izin dahulu kepada pemiliknya. Oleh karena itu, ia bebas dari tuduhan. ;D Itulah akibat kamma yang dapat dilihat dan diketahui oleh pengetahuannya sendiri di kehidupan saat ini...  ;D karena kepatuhannya terhadap Moralitas, ia akan selalu mendapat kepercayaan...\ ;D / Apakah perlu menunggu hingga kehidupan yang akan datang, hanya untuk melihat akibat dari perbuatan baik, bro? :D

Selain itu, apabila kita merenungkan bahaya dari tidak melakukan pengendalian diri, andai kata kita tidak bisa mengendalikan nafsu keinginan kita terhadap makanan, ketika membuka kulkas, kita akan terbiasa mengambil makanan/minuman yang ada di kulkas tanpa meminta izin kepada pemiliknya... Lama2, klo kita tidak belajar mengendalikan diri kita, maka apabila suatu hari, kita jatuh bangkrut, ketika tidak ada uang untuk membeli makanan, maka akibat dari tidak adanya pengendalian diri, maka seseorang dapat melakukan tindakan pencurian... atau lebih parahnya bisa sampai membunuh, demi memuaskan nafsu keinginan kita... Bukankah hal ini bahaya sekali? Oleh karena itu, yuk coba untuk mengendalikan diri melalui latihan 5 atau 8 moralitas...  ;D

Semoga bermanfaat... _/\_

11
Sutta Vinaya / Re: Menaklukkan Kebencian
« on: 14 March 2013, 12:20:11 AM »
Sungguh indah Dhamma ituu.... ^_^ , menyejukkan batinn... XD

12
salam sejahtera selalu Bro.Jhonz yang baik,
terima kasih kembali, senang sekali saya mendengar anda menjalankan athasila, semoga "kebajikan" anda ini membuahkan kamma baik segera, teruskan perjuangan nya, saya mendukung... : :jempol:

memang berat bagi yg terbiasa makan 3x sekali, saya juga menjadi kurus, dulu berat saya hampir 60kg kemudian kemarin pulang ke tanah air tinggal 45kg sekarang naik 48kg...memang berat menahan lapar bagi yang punya kelemahan lambung, bahkan cukup berbahaya, namun jika bisa mengatur sedemikian rupa, maka tidak akan menjadi masalah lagi.

anda tahu memiliki kelemahan di lambung, jaga baik2 dg cara siapkan cereal, jika anda merasa lambung perih di jam2 sekitar 3 ato 4 sore, maka anda dpt membuat cereal tsb, tp jgn kental, misal : 2 bungkus cereal utk secangkir minuman cereal, bukan seperti itu, cereal tetap dlm keadaan cair, namun dpt menjaga terjadinya luka lambung. setahu saya orang yang memiliki luka di lambung harus menjaga jangan sampai kosong perutnya karena akan segera memproduksi gas dlm lambung, sehingga perlu dijaga dg minuman juice (mis : kacang hijau) atau cereal.

bukan berarti lalu anda sampai pada kesimpulan bahwa segala yg di juice bisa dikonsumsi lalu membuat juice bakmi yah...khan kata samaneri boleh asal juice, jadi sekalian aja indomie di juice, biar bisa diminum... ;D

bagi yang menjalankan athasila hanya makan sekali atau 2kali, yang sekali makan, jam makan mereka sekitar 10.30 merangkap sarapan dan makan siang, sedang yang 2kali makan, jam 7.00 pagi dan sebelum jam 12.00 siang, di sore hari kami minum teh atau susu (ditanah air), sedang disini setiap minum teh itu mix dg susu (ciri khas negara sini tehnya dicampur dg susu). tidak apa2 minum susu, karena kita juga harus menjaga kesehatan...

usahakan dijaga jangan sampai lambungnya sakit ya gara2 athasila, percuma kalau tujuan mulia anda malah mengakibatkan anda masuk RS...cegah dg cara spt tsb diatas, boleh minum selingan asal cairan (juice ato cereal) kalo cemilan ntar 1pak bungkus yah sama aja...ga athasila namanya... ;D

selamat berjuang, pabbajja segera menanti anda...dengar2 viharanya Bro Gachapin dah buka itu ...Vihara Karuna Mukti di Bandung... ;D

sekali lagi selamat ya Bro Jhonz...saya salut atas usaha gigih anda ... two thumbs utk anda  :jempol:

may all beings be happy

mettacittena,
Samii... ;D ;D ;D
mo nanya mii... ;D ;D ;D
klo makan madu kental2 boleh kagak mii, setelah jam 12 lewat mii? waktu menjalankan atthasilaa? ;D ;D ;D
Tinggal tunggu waktu yg tepat  ;D


semua waktu adalah tepat, semua waktu adalah baik, semua waktu adalah indah bila kita meninggalkan kehidupan duniawi untuk menjalani pabbajita (asal anda meninggalkan keluarga dg penuh tanggung jwb min ada deposito 200M utk hidup mrk ... sorry just joke  ;D)

apabila anda memiliki tanggungan keluarga dan anak yg masih dibawah umur memang sebaiknya diselesaikan dulu tanggung jawabnya...namun jika belum, nah mumpung belum ada...sebaiknya masuk aja segera...

saya ada cerita :
kemarin wkt ada Festival Buddhist 2008 di Surabaya, saya sempat mampir dan mengunjungi disana, ada seorang pria menghampiri saya dan bertanya "apakah dia bisa masuk sasana utk menjalani kehidupan pabbajita?" setelah menanyakan keinginan beliau dan faktor2 apa aja yg mendorong, ternyata beliau sejak muda murid meditasi YM.Bhante Panna, namun atas dorongan keluarga diharuskan nikah tapi tidak cinta (nikah telat, krn tdk minat berumah tangga), sekarang sudah benar2 jenuh berumah tangga, mau masuk sasana. sungguh sayang sekali, jadi saya jawab beliau harus tetap memenuhi tanggung jawabnya membesarkan dulu putrinya yg berumur 2thn, sampai lepas universitas (karena syarat mutlak sekarang pendidikan min S1).

dengan cerita sy tsb, smg menjadikan semangat anda, jika belum berumah tangga, mumpung belum telat, dpt segera diwujudkan saja tekad anda, sy amat mendukung anda Bro Bond...daripada sudah berumah tangga lalu bosen, mau masuk sasana...tapi telah ada putri/a yg jd tanggungan...

senang sekali banyak calon pabbajita disini...nibbanam paramam sukham...

may all beings be happy

mettacittena,
terima kasih atas cerita2 penyemangatnya mii... \;D/\;D/\;D/\;D/\;D/
sadhu3x Bro Marcedes yg baik...semoga kekuatan kusalacetana anda matang segera...telah ada tekad mulia...telah ada niat mulia...telah ada hati mulia...dan apabila dlm ribuan kali samsara kemarin anda telah menimbun kebajikan yg memenuhi, maka kehidupan sekarang juga anda dpt menjalani pabbajita...semoga...sadhu3x.

selamat dan teruskan berjuang...mengalahkan diri sendiri amat sulit...sungguh2 sulit...
saya amat mendukung niat anda...tambah satu lagi anggota...

mettacittena,
sadhu... sadhu... sadhu....  _/\_ \;D/\;D/\;D/
Thanks Bro Gachapin yang baik,
anda benar menggunakan selimut 2 lapis tidak melanggar, karena dlm vinaya juga diatur, bhw milik bersama tidak melanggar vinaya, jadi selimut tsb bukan milik pribadi, tetapi milik vihara, otomatis itu milik bersama, sedang milik pribadi TETAP jubah hanya 2 saja. Bila memiliki lebih dari ketentuan maka harus lapor kepada kepala Bhikkhu/ni untuk disimpan dlm lemari vihara.

tentang penomeran anda benar, memang kadang beda antara sources satu dg lainnya.

mengenai pertanyaan anda apakah 4 standar besar ini bisa dipakai dalam sila umat awam, jawaban saya vinaya adalah peraturan yang harus ditaati oleh anggota sangha dengan disiplin, sedangkan umat awam tidak terikat dg vinaya, sehingga umat awam lebih fleksibel. bila anda ingin melatih diri sesuai vinaya alangkah baiknya, apalagi anda pernah pabbajja, sesuai dg sabda Sang Buddha "Vinayo ayusasanam" (sasana/ajaran Buddha akan bertahan lama karena vinaya yg terjaga).

semoga anda segera mengikuti pabbajja ke Burma (ada beasiswa, sy jg baca di DC ini)...nampak sekali minat anda...selamat bergabung dlm sasana bro...

mettacittena,

kata2 sami menambah semangat ajaa... \;D/\;D/\;D/ thanks a lot miii... \>U</

Mo nanya lagi, seputar silaa... \;D/\;D/\;D/
Lalu, Contoh dari omong kosong itu kyk gimana sih? T_T?"" wnya kurang ngerti... mohon dikasih contoh melakukan omong kosong, dalam hal yg amat kecil yaa... \;D/\;D/\;D/ klo mengenai sila ke-2, mengenai pengambilan barang yg tdk diberikan, apakah klo misalnya kita pinjam gunting ma nenek kita misalnya... uda tau, klo mo pinjam guntingnya selalu dikasih ambil aja, perlu gak kita minta izin lagi, ma nenek utk pake guntingnya lagi? walaupun dianya sedang tidur? (kan ganggu klo musti minta izin lagi pas dianya tidur?T__T"") perlu gak, minta izin lagi?

Menuduh=memfitnah gak yaa? :-? :-? :-?
misal, kita tuduh kecil2an ke thira, thira, u ambil pensil w yaaa? \Y_Y/ (padahal, si thira kgk ambil... ^-^ ^-^ :P tapi kita gak tau... pikirnya thira yg ambil... :P) termasuk memfitnah kgk tuhh? :D ;D ;D ;D

terus, memberi contekan kepada teman, apakah itu termasuk dalam melakukan pelanggaran sila yaa..? :-? :-? :-?

mettacittena,
Citta _/\_ \;D/

13
Buddhisme untuk Pemula / Re: Tanya ? Jawab untuk Pemula
« on: 17 March 2012, 02:27:07 AM »
terima kasih cc atas pencerahannya  _/\_ memang dgn meditasi akan menenangkan hati dan meringankan beban  ^-^
oya ada artikel cara meditasi yg baik?

oya ketika bermeditasi apa yg sebaiknya dipikirkan?
Meditasi ada 2 jenis ;D ,
Samatha Bhavana => Meditasi untuk Ketenangan Batin
Vipassana Bhavana => Meditasi untuk Pandangan Terang... \;D/\;D/\;D/

Kemarin, pas kami ikutan meditasi (yg samatha ya... ;D ) diajarkan ma profesor spt ini :
Meditasi bukanlah duduk diam saja... tetapi penuh perhatian terhadap objek meditasi...
Cara meditasi anapanasati (meditasi pernafasan),  Meditasi anapanasati dianggap sebagai meditasi yg plg sesuai untuk setiap karakter seseorg \;D/ , dan meditasi ini merupakan meditasi yg plng populer di kalangan para Buddha, Arahat, dan Bodhisatta... \;D/\;D/\;D/
Bila dengan menggunakan posisi duduk, duduk dgn kaki silang, ataupun klo bisa dgn posisi bunga teratai...
duduk yg tegak yaa... kepalanya lurus... \;D/\;D/\;D/ tapi rileks ajaa... gak usah tegang... ;D ;D ;D
Kemudian, Tutup mata Anda (tutup mata bertujuan agar mata anda tdk mengamati ke sana kemari sehingga tdk fokus pada objek, tujuannya utk lbh fokus pada objek), dan penuh perhatian memperhatikan keluar masuknya nafas... \;D/
nafasnya tdk perlu dibuat2...  [-X [-X [-X bernafaslah sewajarnya dan senormalnya, seperti biasanyaa... \;D/\;D/\;D/
Ketika nafas masuk panjang, seseorg itu menyadari nafas panjang.... :)
Ketika bernafas keluar panjang, ia pun menyadarinyaa... \;D/
Ketika bernafas pendek, baik itu nafas masuk maupun keluar, ia juga menyadari nafas yg pendek tsb... \;D/
Ia menyadari nafasnya secara keseluruhan... \;D/
Oh iya, untuk awal2, bila sulit untuk fokus/kendalikan pikiran, seseorg juga bisa melakukan metode penghitungan,
Dalam menghitungnya, seseorg hrs menghitung nafas masuk, kemudian keluar, sebagai 1
nafas masuk-keluar lagi sebagai 2
dst... sampe 8 aja klo bisaa.... krn klo ngitungnya lbh dari itu, nanti seseorg malah jdnya bukan fokus ma nafasnya, malah fokus pada hitungannya... ;D
klo sampe 8, 8 itu melambangkan jalan mulia berunsur 8, makanya sampe 8 aja bagusnyaa... \;D/\;D/\;D/
stlh itu 1-8 nafas masuk-keluarnya, kembali lagi itung dari 1... dst... ;D
Meditator menyadari nafas scr menyeluruh dari permulaan hingga akhir melalui poin/titik sentuh...
Untuk org yg hidungnya panjang/mancung, biasanya titik sentuhnya berada pada ujung bibir atasnyaa... ;D
Untuk yg hidungnya pendek, biasa titik sentuh berada di ujung lubang hidungnyaa...
coba perhatikan ajaa... \;D/\;D/\;D/
Biasanya titik sentuhnya berada di antara kedua area ituu... \;D/
Seseorg sebaiknya tdk mengikuti aliran kemana nafas itu pergi...
Sebaiknya, yg dilakukan oleh meditator yg mengamati keluar masuknya nafas, adalah bagaikan seorg penjaga gerbang di sebuah kota... \;D/
Penjaga gerbang kota tdk mengikuti org yg keluar masuk area kota tsb, tetapi mereka hanya mengamati/ memperhatikannya...
Mereka tau, ada org yg masuk... dan ada org yg keluar....
Sama halnya juga seorg meditator/yogi yg mengamati nafasnya, ia tau/sadar nafas masuk.... dan sadar ketika nafas keluar...
Namun tdk mengikuti kemana aliran nafas tsb...  [-X [-X [-X
Penjaga gerbang kota tau, jumlah org yg masuk tadi, jlh yg keluar seberapa banyak jumlahnyaa...
Demikian pula halnya dgn seorg yogi, ia tau ketika sedang bernafas masuk panjang/pendek, ia menyadari nafas yg keluar panjang/pendek... \;D/
Penjaga Gerbang kota hanya berkonsentrasi pada org2 yg tiba di pintu gerbang, tetapi tdk mengikuti kemana org2 tsb akan pergi...
Sama halnya, dgn para meditator, tdk memperhatikan nafas masuk dan keluar yg sdh pergi, tetapi ia setiap kali berkonsentrasi pada nafas yg masuk ataupun nafas keluar yg tiba di gerbang area lubang hidung.
Meditator juga hrs bertindak bagaikan penebang kayu. Penebang kayu memfokuskan perhatiannya pada titik kontak antara gigi gergajinya dengan kayu yg dipotongnya...
Hal yg sama buat para meditator, meditator membangun perhatiannya pada titik poin sentuhan yg berhubungan dengan lubang hidung ataupun ujung bibirnya... \;D/
Ketika seseorg sudah dapat tenang dan berperhatian penuh pada nafas masuk-keluar di awal, tengah maupun akhir selama 1 jamatau lbh setiap kali duduk, ia harus melanjutkan langkah selanjutnya.
Menenangkan nafas
Sebagaimana ia berperhatian penuh pada nafas yg masuk dan keluar secara keseluruhan, nafasnya lama kelamaan akan menjadi lembut dan halus...
Lama2 nafasnya menjadi tak terlihat jelas/ spt menghilang...  :o :o :o di sini meditator tdk seharusnya bangun kemudian pergi...  [-X [-X :no:
Bila hal ini dilakukan olehnya, ia berarti harus memulainya dari awal...
Jadi, Ia sebaiknya harus tetap duduk sebagaimananya... dan untuk sementara waktu mengganti tempat dimana nafasnya menyentuh utk nafas yg sebenarnya sebagai objek perenungannya...
jika nafas tdk menjadi halus bahkan ketika ia berkonsentrasi pada keseluruhan nafas di awal, tengah, dan akhir, selama 1 jam lbh, seseorg bisa membuat harapan batin, "Semoga nafasku menjadi tenang..."
Pada akhirnya, nafas akan menjadi lembut, halus, dan tenang dengan sendirinya. Seseorg tdk hrs dgn sengaja bertujuan utk membuat nafasnya tenang, dan halus, karena bila begitu, org tsb akan berusaha menghembuskan nafasnya scr perlahan, dan menjadi lelah. Ia akan merusak konsentrasinyaa... :no:  [-X
Jika nafas sudah menjdi halus dgn sendirinya, dan pikirannya sudah tenang, kebanyakan meditator lama2 tdk akan merasakan kepala, hidung, dan badannya lagi...
Yg ada hanyalah keberadaan nafasnya dan pikiran yg sadar akan nafas tsb... \;D/
Pada saat itu, "AKU" ataupun "Ia" sudah tdk dpt ditemukan lagii... \8)/

Tentunya, ketika konsentrasinya meningkat, nafasnya akan semakin tenang, dan haluss... \;D/
Dan bila konsentrasi semakin meningkat, bisa sampai muncul tanda2 byngn hsl meditasi (nimitta), mpe jhana pun bisa... \;D/\;D/\;D/
Sekian aja dehh...^^/""
Dicobaa yaa... \;D/\;D/\;D/
dan musti semangatt... \;D/\;D/\;D/
ada faktor2 yg mendukung kemajuan dalam meditasi tsb, antara lain :
1. Adanya Chanda, Keinginan/hasrat yg kuat utk meditasi...\;D/
2. Viriya - Semangat yg pantang menyerah... \;D/\8)/\;D/
3. Citta - Kesadaran yg kuat untuk bermeditasi... \;D/
4. Vimamsa - Kebijaksanaan... \;D/

Met Berusahaa... \;D/
Adapun objek meditasi yg lain, yg Sang Buddha ajarkan ada 40 objek (kasina), mo bahas tapi dah larut banget ini... jadi kapan2 aja yaa... ;D ;D ;D
 _/\_

14
Theravada / Re: Arahat dalam waktu 7 hari harus menjadi bhikkhu?
« on: 17 March 2012, 12:25:16 AM »
^ kemarin wkt ikutan klas Abhidhamma, slh seorg umat bertanya mengenai hal ini dan jawaban dari pertanyaan tsb adalah:
Mengapa seorg Arahat perumah tangga, tdk akan bertahan hidup selama 7 hari stlh mencapai tingkat kesucian Arahat, bila ia tdk segera meninggalkan kehidupan duniawi dan menjadi seorg Bhikkhu?
Jawaban dari pertanyaan tsb adalaah :
Karena Seorg Arahat adalah seorg yg sudah mencapai tingkat kesucian yg sangat tinggi... Semua rangkaian kesadaran yg timbul sudahlah sangat2 suci... Apabila tdk bisa menjadi Bhikkhu, Kita sebagai manusia biasa/awam/putthujana, mempunyai tingkat kehidupan yg sangat rendah. Tingkat kehidupan yg sangat rendah, dengan tingkat kehidupan yg sangat tinggi (Arahat/org suci) tdklah matching/cocok/sesuai... :no: :no: :no: Sehingga, seorg Arahat perumah tangga, mempunyai waktu bertahan selama 7 hari untuk mematchingkannya... dan memilih untuk menjadi Bhikkhu, atau tdk... Bila tdk menjadi Bhikkhu, maka ia akan Parinibbana stlh 7 hari kemudian... ;D ;D ;D
Begitulahh... \;D/\;D/\;D/

15
Buddhisme untuk Pemula / Re: Tanya ? Jawab untuk Pemula
« on: 15 March 2012, 12:03:09 PM »
Namo buddhaya..
maaf sebelumnya , mau tanya nih..
cara berdoa di agama Buddha itu gimana ya?
thnks _/\_
Berdoa dlm Buddhism bisa juga dengan mengucapkan serta mengharapkan spt ini :
Semoga semua makhluk, hidup berbahagia... \;D/\;D/\;D/
Sabbe satta bhavantu sukhitatta... ;D _/\_

Pages: [1] 2 3 4 5 6 7 8 ... 107
anything