Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Topik Buddhisme => Diskusi Umum => Topic started by: Johsun on 09 March 2009, 01:55:52 PM

Title: Pikiran
Post by: Johsun on 09 March 2009, 01:55:52 PM
Apakah kekuatan pikiran dapat mempengaruhi sebuah kejadian?
Ataukah kejadian yang mempengaruhi pikiranku?
Title: Re: Pikiran
Post by: Dhamma Sukkha on 09 March 2009, 04:59:28 PM
Pikiran mendahului semua kondisi batin,
pikiran adalah pemimpin,
segalanya diciptakan oleh pikiran,
Bila seseorang berbicara atau berbuat dengan jasmani,
maka penderitaan akan mengikuti si pelaku karenanya,
seperti roda kereta yang mengikuti jejak kaki lembu yang menariknya
(Dhammapada, I : 1)

Pikiran mendahului semua kondisi batin,
pikiran adalah pemimpin,
segalanya diciptakan oleh pikiran,
bila seseorang bertindak dengan pikiran yang benar,
maka kebahagiaan akan mengikuti si pelaku karenanya,
seperti bayang-bayang yang selalu mengikuti gerakan seseorang
(Dhammapada, I : 2)

Nah, bro matahari joh, sekarang menurut bro matahari joh bagaimana, apakah pikiran dapat mempengaruhi sebuah kejadian? :D :D :D :D

Apakah kekuatan pikiran dapat mempengaruhi sebuah kejadian?
Ataukah kejadian yang mempengaruhi pikiranku?
mungkin jawabannya dua-duanya bisa ya...^^
karena menurut saya, kejadian dapat mempengaruhi pikiran kita, hal itu bisa saja,
contohnya: Si A merupakan orang jahat, ia selalu berpikiran buruk, lalu suatu hari, ia ingin menjadi orang baik, kemudian ia ingin menolong seseorang yang dalam kesulitan, misalnya si A melihat ada orang yang dia kirain, mau bunuh diri(misalnya dia kirain org itu mo cebur ke sungai), lalu dia menghampiri orang itu, dan orang2 yang melihatnya, berpikir si A mo mendorong orang tersebut ke sungai, lalu orang2 menghampiri si A dan rame2 mau melaporkannya ke kantor polisi misalnya, lalu si A kabur.
Karena kejadian ini, si A menjadi berpikiran, tak ada gunanya dia berbuat baik lagi, karena ketika dirinya mau berbuat baik pun, orang orang tetap saja menyalahkan dirinya...^^
Jadi, kejadian tersebut dapat dikatakan mempengaruhi pikirannya.

Tapi, Pada dasarnya semuanya adalah hanya pemikiran si A saja... semua tergantung apa yang dipikirkannya, karena ia berpikir begitu maka kejadian tersebut berarti telah mempengaruhi pikirannya...

Coba kalau ia berpikir: Ini hanya akibat dari perbuatan jahatku yang dulu pernah kuperbuat, sehingga sekarang saya tidak dipercayai orang2 lagi... saya tidak boleh menyerah!!! saya harus berusaha untuk merubahnya!!!

^ Kalau si A berpikir begitu, maka kejadian tersebut tidak mempengaruhi pikirannya, bukan?
Jadi, menurut saya, semuanya tergantung pada hal apapun yang ia pikirkan, mau itu bersifat memotivasinya, ataupun menghancurkannya, baik atau buruk, itu hanyalah sebuah proses pemikiran.

Kalau ada yang salah mohon dikoreksi yaa ;D ^:)^ ^:)^ ^:)^

Metta Cittena,
Citta _/\_
Title: Re: Pikiran
Post by: Dhamma Sukhita on 09 March 2009, 06:53:42 PM
Apakah kekuatan pikiran dapat mempengaruhi sebuah kejadian?
Ataukah kejadian yang mempengaruhi pikiranku?
mungkin 22nya bs
cth pikiran dpt mempengaruhi suatu kejadian :
misal : terjd suatu pencurian di suatu rumah
          Si A nampak pencuriny, rupany pencurinya adlh si B (Sahabat dekat si A)
          jd si A bingung mo ngaku si B pencuriny ato gak
          Jd semuany tergantung ama si A klo A berpikir dia tmnku biarlah tp ku nasehatin dia spy             
          gak mencuri lg jd situasiny gak terjd apa2 tp yg dicuri jd kehilangan
          Bila si A berpikir pencuri tetap pencuri maka si A melaporkanny ke warga, si B y bs  aja 
          dipukul warga ato apa gitu. Jadi semua tergantung pikiran si A
Dlm kondisi ini pikiran mempengaruhi suatu kejadian

Klo kejadian mempengaruhi pikiran  :-?
misalnya si A dimrhi abis2an sm si B jd timbul dendam yg berbekas di dlm hati si A jd si A berniat membunuh si B. Tapi suatu ketika si A dlm bhy dan ditolong sm si B jd si A tidak jd membunuh si B krn kejadian tsb.
Maka dlm hal ini kejadian mempengaruhi pikiran si A..

Semoga bermanfaat  _/\_
Title: Re: Pikiran
Post by: ENCARTA on 09 March 2009, 08:39:39 PM
mimpi buruk.. nanti juga bangun :))

masih ada besok , untuk memperbaiki kok ^^!
Title: Re: Pikiran
Post by: Johsun on 09 March 2009, 09:07:29 PM
Ya. Gw se7 dngan contoh yg kalian critakan.
Tapi pada dhammapada 1, gw kurang se7, koq bisa dikatakan segalanya diciptakan oleh pikiran?
Gw pikir pikiran bukanlah hal penentu, melainkan kejadian dan peristiwa trtentu yang sanggup menentukan apa yg jdi bentuk2 pikiran yg akan menjadi pola pikiran.
Jadi aspek luar diri cenderung mempengaruhi aspek pikiran dalam diri.
Cmiiw.
Walau gitu, gw gak terlalu menyangkal sebuah daya kekuatan pikiran yg dapat mempengaruhi keadaan.
Tadi,
gw pikir ehmm, thread pikiran ini bakal kurang yg post, eh ternyata benar thread ini cuma kalian berdua yg post, huehue ;D,

trkadang bila sugesti negatif kayak begini dibawa dalam berdagang atau berbisnis, bisa bangkrut juga lama2. ;D.

Tapi gw percaya ada sesuatu kekuatan yang lebih besar dari pikiran kita, yang mengatur pola pikir kita, yaitu sebuah doa, dan doa kepada sesuatu Yang Lebih Besar dari segala pikiran2.
Setuju? ?

Kalau segalanya diciptakan oleh pikiran, maka gw kurang setuju.
Orang sedang koma saja gak bisa menentukan kapan dia bisa bangun? Nah gmana bisa dikatakan segalanya diciptakan pikiran.
Lalu gw ingin kaki gw jadi bersih dari bulu2 kaki, dan bisa gak kaki jadi bersih dari bulu hasil ciptaan pikiran??
Gak bisa!!!
Title: Re: Pikiran
Post by: Indra on 09 March 2009, 09:17:57 PM
dapat contekan darimana Bro, yg bilang segalanya diciptakan oleh pikiran?
Title: Re: Pikiran
Post by: ChangAn on 09 March 2009, 09:30:55 PM
Menurut saya bisa koq, bisa pusing  ;D

 _/\_
Title: Re: Pikiran
Post by: Kelana on 09 March 2009, 10:26:50 PM
Ya. Gw se7 dngan contoh yg kalian critakan.
Tapi pada dhammapada 1, gw kurang se7, koq bisa dikatakan segalanya diciptakan oleh pikiran?
Gw pikir pikiran bukanlah hal penentu, melainkan kejadian dan peristiwa trtentu yang sanggup menentukan apa yg jdi bentuk2 pikiran yg akan menjadi pola pikiran.
Jadi aspek luar diri cenderung mempengaruhi aspek pikiran dalam diri.
Cmiiw.
Walau gitu, gw gak terlalu menyangkal sebuah daya kekuatan pikiran yg dapat mempengaruhi keadaan.
Tadi,
gw pikir ehmm, thread pikiran ini bakal kurang yg post, eh ternyata benar thread ini cuma kalian berdua yg post, huehue ;D,

trkadang bila sugesti negatif kayak begini dibawa dalam berdagang atau berbisnis, bisa bangkrut juga lama2. ;D.

Haiyyaa.. ;D
Pertama. Pemikiran ini dilandasi oleh pemikiran yang sempit mengenai Pikiran, dan hanya melihat secara partial (sebagian). Sebuah tipe pemikiran ala Kristiani dan monotheis lainnya. Kedua. Hati-hati menggunakan kata SEGALANYA. Dhammapada 1 dan 2 berkaitan dengan kehidupan makhluk, tidak mungkin tentang batu karena batu tidak memiliki pikiran.

Ketika anda mengatakan bahwa kejadian dan peristiwa tertentu yang sanggup menentukan apa yg jadi bentuk2 pikiran yg akan menjadi pola pikiran, Pertanyaannya:  lalu, menurut anda apa penyebab kejadian atau peristiwa itu bisa terjadi?? Biar saya tebak…… sudah kehendak tuhan (apapun sebutannya). Betul tidak ? pasti betul.

Berbeda dengan konsep Kristiani dan monotheis lainnya, Buddhisme menjelaskan bahwa setiap peristiwa/kejadian memiliki SEBAB dan TIDAK HANYA SEBAB YANG TUNGGAL. Dan setiap kejadian yang dialami oleh seseorang disebabkan oleh KAMMA (KARMA). Apa itu KAMMA, kamma itu berarti perbuatan. Perbuatan dalam bentuk apa? Perbuatan dalam bentuk PIKIRAN, UCAPAN yang didahului oleh pikiran dan TINDAKAN yang didahului oleh pikiran.

Jadi jelas ujung-ujungnya adalah PIKIRAN sebagai pelopor. Silahkan anda pelajari lagi mengenai Hukum Kamma, jika mau.  :D


Quote
Tapi gw percaya ada sesuatu kekuatan yang lebih besar dari pikiran kita, yang mengatur pola pikir kita, yaitu sebuah doa, dan doa kepada sesuatu Yang Lebih Besar dari segala pikiran2.
Setuju? ?

Tipe pemikiran ala Kristiani dan monotheis lainnya memang seperti itu, tapi tidak untuk Buddhisme.
Setuju??? jelas TIDAK setuju. Jika ada hal seperti itu, maka Gaza tidak akan hancur. ^-^


Quote
Kalau segalanya diciptakan oleh pikiran, maka gw kurang setuju.
Orang sedang koma saja gak bisa menentukan kapan dia bisa bangun? Nah gmana bisa dikatakan segalanya diciptakan pikiran.
Lalu gw ingin kaki gw jadi bersih dari bulu2 kaki, dan bisa gak kaki jadi bersih dari bulu hasil ciptaan pikiran??
Gak bisa!!!

Seperti penjelasan di atas, Penentu kondisi adalah karma, tepatnya hasil karma masa lalu, yang menentukan cepat atau lambatnya seseorang. Juga tekad yang kuat untuk hidup dari yang bersangkutan. Ada toh kisah-kisah kesaksian yang menceritakan orang mengalami koma kemudian karena cintanya, tekadnya pada keluarga akhirnya ia bangkit dari koma dan tidak jadi mati.

Kaki bersih dari bulu kaki???  :o Ya jelas bisa dari pikiran. Anda tinggal cukur bulu kaki anda bisa pakai silet atau obat cukur dll. Toh untuk melakukan tindakkan mencukur anda pakai PIKIRAN juga, masa pakai dengkul. Simpel kan, tidak perlu menghayal ada makhluk di luar sana dan kita berdoa padanya sambil mengemis minta agar bulu kaki dihilangkan. :D

Coba anda berdoa sekarang untuk menghilangkan bulu kaki anda, bisa tidak ya besok kaki anda besih dari bulu kaki? Ya semoga saja anda sebagai orang beriman tetap berkata jujur bahwa besok hari bulu kaki anda tetap ada. Btw, bahkan ketika anda ingin berdoa saja memakai pikiran. ^-^

Ya sah-sah saja dan silahkan saja anda tidak setuju karena pola pikir anda adalah pola pikir monotheis yang sudah didoktrin seperti itu, dan tidak ada dalam agama anda ajaran mengenai seluk-beluk pikiran. Jadi mau diapakan lagi?
Catatan: satu-satunya agama yang membahas seluk-beluk pikiran adalah Buddhisme. Dunia Barat menjuluki Buddhisme sebagai science of mind.

Anda akan setuju bahwa pikiran adalah penentu jika anda melepaskan dogma yang anda pegang, seperti yang pernah saya lakukan. Sayangnya anda tidak mau. Jadi bagaimana mau melepaskan dogma anda ?? Mau…mau…mau?? ;D 8)
Title: Re: Pikiran
Post by: Nevada on 09 March 2009, 10:47:49 PM
[at] Johsun

Pikiran adalah pelopor. Yang dimaksud dengan pikiran ini adalah mano (mind).
Pemikiran adalah aktivitasnya, yaitu citta (thought).
Dari pikiran (mano), maka segala pikiran (citta), ucapan dan perbuatan kita akan mengikutinya.
Coba Anda menelaah lebih lanjut lagi mengenai pikiran (yang dalam kosakata Bahasa Pali, diuraikan menjadi "mano", "citta" dan kadang memakai "vinnana").

Tidak ada yang menggerakan pikiran. Tidak ada yang digerakkan pikiran. Pikiran adalah pergerakkan itu sendiri. Coba Anda menelaah lebih lanjut lagi mengenai kebenaran relativitas dunia ini. Mungkin lebih baik jika merenungkannya secara meditatif.
Saran saya : Coba juga renungkan apakah ada kekuatan lain yang menggerakan pikiran Tuhan.

Kita bahagia atau menderita semuanya diciptakan oleh pikiran. Dunia ini netral, hanya cara pandang kita yang memlihanya menjadi hal yang menyenangkan atau hal yang menyedihkan. Pertanyaan Anda mengenai "orang koma" dan "bulu roma di kaki" dalam hubungannya dengan pikiran adalah miskonsepsi Anda sendiri mengenai pikiran (mano dan citta). Jadi pertanyaan Anda itu tidak relevan.


Salam.
Title: Re: Pikiran
Post by: Dhamma Sukkha on 09 March 2009, 11:05:56 PM
Ya. Gw se7 dngan contoh yg kalian critakan.
Tapi pada dhammapada 1, gw kurang se7, koq bisa dikatakan segalanya diciptakan oleh pikiran?
Gw pikir pikiran bukanlah hal penentu, melainkan kejadian dan peristiwa trtentu yang sanggup menentukan apa yg jdi bentuk2 pikiran yg akan menjadi pola pikiran.
Jadi aspek luar diri cenderung mempengaruhi aspek pikiran dalam diri.
Cmiiw.
bro matahari joh...T_T
napa jam segini baru dipost... wnya dah mo off pun...T_T
Quote
Walau gitu, gw gak terlalu menyangkal sebuah daya kekuatan pikiran yg dapat mempengaruhi keadaan.
Tadi,
gw pikir ehmm, thread pikiran ini bakal kurang yg post, eh ternyata benar thread ini cuma kalian berdua yg post, huehue ;D,
negative thinking yoo... ^-^ ^-^ ^-^ ^-^
bro matahari joh....T_T tadi w perhatiin perhatiin yang ol gak rame... jadinya mungkin byk yg blum tau bro matahari joh posting thread ini, makanya yg post blum byk org\ ;D / ;D ;D
Quote
terkadang bila sugesti negatif kayak begini dibawa dalam berdagang atau berbisnis, bisa bangkrut juga lama2. ;D.
sugesti yang mana mangnya bro matahari joh?
Quote
Tapi gw percaya ada sesuatu kekuatan yang lebih besar dari pikiran kita, yang mengatur pola pikir kita, yaitu sebuah doa, dan doa kepada sesuatu Yang Lebih Besar dari segala pikiran2.
Setuju? ?

Kalau segalanya diciptakan oleh pikiran, maka gw kurang setuju.
Orang sedang koma saja gak bisa menentukan kapan dia bisa bangun? Nah gimana bisa dikatakan segalanya diciptakan pikiran.
Lalu gw ingin kaki gw jadi bersih dari bulu2 kaki, dan bisa gak kaki jadi bersih dari bulu hasil ciptaan pikiran??
Gak bisa!!!
bro matahari joh... pertanyaanmu bagi wnya menarik sayangnya w dah mo off nih... bukannya dari tadi siang postnya...T_T
sapa juga yang bilang, kekuatan terbesar itu pikiran kita? ada yang lebih besar kok... ;D ;D ;D
parami\ ;D /, lalu saat ini hanya parami yang terpikirkan...^^"""
menurut w pikiran dapat memengaruhi keadaan kita2nya lho...
liat cerita Dhammapada atthakatta syair 2 bro...(sori gak bisa ceritain, buru2 nih...) liat di Dhammapada atthakatta punya thread pun ada bro matahari...
menurut cerita, Matthakundali meninggal dunia setelah bertemu dengan Sang Buddha, ketika Ia melihat Sang Buddha timbullah keyakinan dalam batinnya. Setelah Sang Buddha pergi, Matthakundali meninggal dunia dengan hati penuh keyakinan terhadap Sang Buddha dan terlahir di alam Surga Tavatimsa.
Karena Matthakundali berpikiran tenang serta berkeyakinan yang kuat ketika akan meninggal dunia,
maka Matthakundali dapat terlahir kembali di alam yang lebih baik.
Dan saya juga pernah dengar cerita, dari Dhammapada juga klo gak salah, ato dari yang lain...
Klo gak salah guru w juga ada cerita(atau w denger dari gur w ya :-? )pokoknya w pernah denger,
Ada kisah seseorang yang meninggal dunia, karena pikirannya tidak tenang, hal itu membuatnya terlahir di alam rendah.
Jadi, seseorang ketika akan meninggal sebaiknya ia harus berpikir dengan tenang, jangan takut,
misalnya: si A dah mau meninggal dunia(si A orangnya sering buat kebajikan), ia ketika akan meninggal dunia ia memikirkan/teringat pada perbuatan2 buruk yang pernah ia lakukan, sehingga pikirannya menjadi tidak tenang. Hal tersebut dapat mendorong munculnya Upapilaka kammanya(kamma yang menekan kamma baiknya untuk tidak keluar<maaf ^:)^ ^:)^ ^:)^ , gak pande jelasin>), sehingga kamma2 buruknya yang pernah ia perbuat jadi bisa muncul, sehingga hal tersebut dapat mendorong dirinya untuk terlahir di alam yang lebih rendah...
Oleh karena itu sering dianjurkan, apabila seseorang sudah mendekati ajalnya, diharapkan untuk berpikir dengan tenang, ataupun dibacain paritta(tujuannya agar suasana hatinya tenang, damai gitu^^)

Ini merupakan suatu bukti bahwa, pikiran dapat mempengaruhi keadaan diri kita, bukan?

Bro matahari joh, w juga dulu pernah denger, segala sesutau hal bisa terjadi karena adanya kekuatan pikiran...
saya juga kurang tau apakah ada hubungannya dengan citta niyama...
silahkan ditanyakan pada para sesepuh...
Apakah ada hubungannya dengan citta niyama yang w denger tersebut?


Quote
Kalau segalanya diciptakan oleh pikiran, maka gw kurang setuju.
Orang sedang koma saja gak bisa menentukan kapan dia bisa bangun? Nah gimana bisa dikatakan segalanya diciptakan pikiran.
Lalu gw ingin kaki gw jadi bersih dari bulu2 kaki, dan bisa gak kaki jadi bersih dari bulu hasil ciptaan pikiran??
Gak bisa!!!
bro matahari joh :hammer:
orang sedang koma saja dirinya dalam keadaaan tak sadarkan diri, bagaimana pikirannya bisa bekerja...T_T
dan juga, w juga gak bisa berpikir supaya nilai ujian w jadi bagus :)) :)) :))
Klo dipikirin doang bisa sih, tapi klo pada kenyataannya gak bisaa klo w sendiri gak bertindak :)) :)) :))
w juga ingin terbang misalnya, klo w berpikir w bisa terbang, pasti bisa, klo dibayangin aja... :P :P :P
tapi, menurut w mungkin akan berakibat lho sama yang akan datang pulanya nantinya...
bisa aja, nanti kita yang akan datang karena berpikir ingin terbang spt burung, kekuatan pikiran kita membuat diri kita terlahir sebagai burung yang akan datang...
mungkin ada kaitannya dengan Mano kamma kali ya...^^
Maksudnya segalanya diciptakan oleh pikiran itu:
maksudnya kalau kita berpikir ingin nilai ujian dapat nilai bagus misalnya, hal itu dapat saja kita wujudkan...
dengan adanya tindakan2 kita... klo saya mau rajin belajar dan punya niat ataupun tekad, pasti bisaaaaa (sayangnya niat dan tekad masih dikit... :P )
Hal yang mendasarinya adalah pikiran kita,
oleh karena itu, dikatakan bahwa pikiran mendahului semua kondisi batin\^^/
panjang nih klo dijabarkan lebih lanjut(ada contoh kesehariannya lagi pun... :( )... :( :( :( malah dah malam pula... :( :( :(

dikatakan segalanya diciptakan oleh pikiran kita, sebenarnya maksudnya bukan kayak sihir gitu broo :)) :)) :))
contoh keseharian: Kalau saya berpikir ingin jadi kaya misalnya :)) , saya dapat melakukan hal itu, pikiran sayalah yang mempeloporinya, jadinya kondisi2 batin lainnya bakalan muncul, ketika saya berpikir. (<=bisa dibilang kondisi batin gak ya?^^?"" klo salah kata mohon dikoreksi ^:)^ )
Maka muncullah tindakan2 yang lainnya(misalnya saya harus rajin bekerja tidak pantang menyerah)... hal itu tergantung pada pikiran kita lagi...^^ kalau muncul kemalasan, dan pikiran kita dapat terhasut oleh kemalasan tersebut maka jadinya kita jadi berkondisi batin yang tidak baik(ada hubungan sama cetasika kali ya^^), hal tersebut tidak dapat mendorong diri kita untuk menjadi kaya.
Oleh sebab itu segala sesuatunya tergantung pada pikiran kitaa, klo kita bertindak dan berpikir dengan baik, tentunya kebahagiaan akan mengikuti kita\<^0^>/
cth berpikir baiknya: saya berpikir untuk menghindari segala kemalasan saya, dan hal2 yang membuat saya menjadi merosot...
Hal tersebut dapat dilakukan lhoo... asalkan punya tekad yang kuat\<^0^>/
(w juga tau, kalau w dapat melakukan sesutau hal, asalkan w punya tekad, w percaya asal punya tekad, keteguhan pasti bisaa!!<cittaaa, engkau hanya kebanyakan teori saja...T_T praktekmu masih kurangggg>0<...T_T :hammer: :hammer: :hammer: >dan w juga lagi berusahaaaa!!!)
Jadi, yang dimaksud segalanya diciptakan oleh pikiran itu adalah:
Kebahagiaan dapat saja diciptakan oleh diri kita, hanya saja semua tergantung bagaimana pemikiran diri kita\<^0^>/(pemikiran diri kita, mungkin dapat dikatakan tindakan kita ya^^, dan tindakan kita itu bukannya, diatur oleh pikiran itu sendiri?^^)
Makanya dikatakan dalam hal ini secara tidak langsung, segalanya diciptakan oleh pikiran kita^^
Pikiranlah yang mempelopori segalanya/memimpin(semua tergantung pada sang pemimpin itu sendiri^^)
pikiranlah yang mendahului segala bentuk batin(kondisi batin)
Jika kita bertindak ataupun berpikir dengan pikiran buruk, maka penderitaan yang akan mengikuti,
dan sebaliknya, jika kita melakukan segala sesuatunya dengan pikiran yang baik, maka kebahagiaanlah yang akan mengikuti\^^/

dapat contekan darimana Bro, yg bilang segalanya diciptakan oleh pikiran?
cek ang... ;D ;D w liat dari buku Dhammapada Atthakatta wnya nih cek... ;D ;D ;D


catatan: soal proses kamma itu ada lanjutannya nih... sepertinya mano kamma ada terlibat nih...
            tentang kamma-kamma akan dilanjutkan ntah kapan, saya punya bukunya klo gak salah...
            Judul bukunya: "Mati di sini, Hidup di sana."
Klo saya tidak salah, ada penjabaran Abhidhammanya sedikit nih...(sayangnya belum baca tuntas... bisa dikatakan hanya sempat liat2 sambil baca... ^^) bagus kayaknya bukunya nih... ;D ;D ;D (menurut wnya sih bagus...\ :D /) ada penjelasan kamma2nya beserta contoh2nya lagi klo gak salah...
Ntar ntah kapan, dan klo bisa dan gak janji akan saya post deh... klo ada waktu juga...^^?" )

juga mengenai cerita Matthakundali ada di thread ini=>http://dhammacitta.org/forum/index.php?topic=5875.0 \ ;D /(dimodify dah ketemu threadnya lalu dicopypaste ;D ;D \ ;D /)
juga ada cerita Bhikkhu yang terlahir sebagai kutu di jubahnya, karena kemelekatannya pada jubahnya(atau bisa dibilang lobhanya kali ya...^^) lho...

Kalau ada kata-kata, ataupun kalimat, ataupun hal yang keliru dari postingan saya ini mohon dikoreksi oleh saudara2 se-Dhamma, serta apabila ada hal2 yang tidak berkenan/tidak disenangi, mohon maafnya ya.... ^:)^ ^:)^ ^:)^ ^:)^ ^:)^ ^:)^ ^:)^ ^:)^ ^:)^ ^:)^ ^:)^ ^:)^



saya turut senang apabila postingan ini dapat bermanfaat bagi saudara2 se-Dhamma, artinya tidak sia2 hal2 yang sudah terkorbankan...


Metta Cittena,
Citta _/\_

dari jam setengah sepuluh ada sampe jam sebelas O_O"""
ngerinya klo posting sesuatu wnya...T_T"""
semoga bermanfaatttttt _/\_


fuihhh... bikin w deg aja...T_T?" untung dah jaga2 akan terjadinya hal seperti ini....\T_T/(tadi inetnya apa tuh namanya dah lupa...inetnya lemot kyknya..^^")
Title: Re: Pikiran
Post by: Mr. Bagus on 09 March 2009, 11:19:43 PM
Saya rasa doa itu manjur juga untuk bulu kaki abang :D
Coba doa dengan khusyuk, katakan agak keras sehingga orang lain bisa mendengar doa anda, Oh.. Mr. T, mohon bulu kaki saya dihilangkan. Secara ajaib, bisa saja kuasa Mr. T akan tampak melalui tangan orang lain.

Quote
Tidak ada yang menggerakan pikiran. Tidak ada yang digerakkan pikiran. Pikiran adalah pergerakkan itu sendiri. Coba Anda menelaah lebih lanjut lagi mengenai kebenaran relativitas dunia ini. Mungkin lebih baik jika merenungkannya secara meditatif.
Saran saya : Coba juga renungkan apakah ada kekuatan lain yang menggerakan pikiran Tuhan.
dalam bahasa lain ada kok, yaitu doa dari pikiran orang yang beriman yang sanggup menggerakkan pikiran Mr. T. Jika tidak ada doa yang bisa menggerakkan pikiran Mr. T, maka akan terjadi inkonsisten.
(http://www.msnpro.com/emoticons/octopus/shock.gif)
Title: Re: Pikiran
Post by: Dhamma Sukkha on 09 March 2009, 11:34:52 PM
sori panjang amat kalau membosankan membacanya...  ^:)^ ^:)^ ^:)^ ^:)^

oh iya bro matahari joh\ ;D /\ ;D /\ ;D /
tuh banyak juga yang post lho.... cek angnya, brohernya, opanya, sang pengembaranya, suksuknya\ ;D /\ ;D /\ ;D /
dah banyak lho brojohh :D :D :D \ ;D /
jadinya gak hanya dua orang lagi yang post kan brojoh :D :D :D
lagian klo yang dikit yang post, kan gak apa bro matahari joh ;D ;D ;D , klo rame2 yang post ntar para junker pulanya, mau gak brojohnya? :D :D :D
gak musti rame postingannya pun tak jadi masalah, jangan terlalu melekat sama banyak dikitnya yang post bro... ntar brojohnya bisa menderita lho...(klo dikit yang post, kecewa... klo banyak, senang karena banyak yang menanggapi^^)

Quote
Tapi gw percaya ada sesuatu kekuatan yang lebih besar dari pikiran kita, yang mengatur pola pikir kita, yaitu sebuah doa, dan doa kepada sesuatu Yang Lebih Besar dari segala pikiran2.
Setuju? ?
doa itulah kekuatan pikiran itu sendiri.... :) :) :)
klo keliru, mohon diluruskan... ^:)^

mr bagusnya juga, ada post lhoo... dah rame kan bro... bener kan yg w bilang, soalnya tadi siang gak gitu rame kali lhe... ;D ;D ;D

Metta cittena,
Citta _/\_
Title: Re: Pikiran
Post by: Dhamma Sukkha on 09 March 2009, 11:45:45 PM
                         \ ;D / The bulu kaki solutionnn \<^0^>/ :))

klo bro matahari johnya mo bulu kakinya jadi bersih bisa kokkkk :)) :)) :))
caranya gampang ajaa ;D ;D ;D
tergantung pikiran itu sendiri juga ;D ;D ;D
caranya:
Bro matahari joh rajin2 cukur bulu kakinya lho, musti rajin lhoo, jadinya bersih bukan? :D :D :D
bulu kaki brojoh jadi bersih hasil ciptaan pikiran brojoh juga bukannn? :D :D :D 8) 8) :P
karena pikiran brojoh mempelopori untuk agar bulu kaki brojoh bersih, maka setelahnya muncul kondisi batin yg lain... ;D ;D ;D
yaitu rajin atau nggaknya bulu kaki tersebut dicukur...\ ;D /
karena pikiran itu maka bulu kaki brojoh jadi bersih misalnya,
Bukannya dengan kata lain, pikiran itu sendiri yang menciptakan agar bulu kaki brojoh jadi bersih? :D :D :D
hanya saja melalui proses terwujudnya hal tersebutt brooo\<^0^>/

Metta cittena,
Citta\ ;D /
Title: Re: Pikiran
Post by: hendrako on 09 March 2009, 11:59:15 PM
Apakah kekuatan pikiran dapat mempengaruhi sebuah kejadian?
Ataukah kejadian yang mempengaruhi pikiranku?

Tanpa pikiran, tidak ada kejadian.
Title: Re: Pikiran
Post by: markosprawira on 10 March 2009, 08:54:36 AM
Ya. Gw se7 dngan contoh yg kalian critakan.
Tapi pada dhammapada 1, gw kurang se7, koq bisa dikatakan segalanya diciptakan oleh pikiran?

Anda ada salah paham dgn dhammapada.... diatas disebutkan bhw Pikiran adalah pelopor
Jadi setiap tindakan anda, diawali dengan pikiran
Bahkan gerak refleks yg katanya via alam bawah sadar pun, sebenarnya diawali dengan pikiran


trkadang bila sugesti negatif kayak begini dibawa dalam berdagang atau berbisnis, bisa bangkrut juga lama2. ;D.

selaras dgn yg disebut diatas khan?

Tapi gw percaya ada sesuatu kekuatan yang lebih besar dari pikiran kita, yang mengatur pola pikir kita, yaitu sebuah doa, dan doa kepada sesuatu Yang Lebih Besar dari segala pikiran2.
Setuju? ?

Silahkan anda baca dulu the Secret, yg membahas mengenai Citta Niyama dan Citta vitthi

Kalau segalanya diciptakan oleh pikiran, maka gw kurang setuju.
Orang sedang koma saja gak bisa menentukan kapan dia bisa bangun? Nah gmana bisa dikatakan segalanya diciptakan pikiran.

Org koma bs bangun krn ada kesesuaian antara pikiran/citta, ahara/obat, utu/kelembaban/lingkungan

Tp kalo dibilg bhw org koma ga bs nentuin bangun ato tidaknya, itu salah loh..... kl misal ga bs, mereka yg jaga ga perlu susah2 omong ama si sakit.... atau dengerin lagu2 yg disukai oleh si pasien....
Silahkan anda ke mereka yg menunggui pasien yg koma, atau tanya ke dokter2 yg pernah menangani koma

Lalu gw ingin kaki gw jadi bersih dari bulu2 kaki, dan bisa gak kaki jadi bersih dari bulu hasil ciptaan pikiran??
Gak bisa!!!

masa sih ga bisa bro?

level pikiran : anda mau kaki bersih dari bulu
level tindakan : ambil alat cukur dan mulai mencukur

sesuai khan dengan yg disebut di awal? pikiran adl pelopor dari tindakan kita......

semoga bermanfaat

metta
Title: Re: Pikiran
Post by: ryo saeba on 10 March 2009, 09:32:05 PM
bro Johsun, maksud dari "pikiran adalah pelopor" dlm dhammapada adalah "tindakan apapun yang dilakukan oleh manusia selalu didahului pikiran".
Contoh:
Ke-IMAN-an anda dalam agama kr****n, pasti didahului pikiran bahwa kr****n adalah agama yang paling bagus, benar,...dan yang terakhir pasti paling sesuai dengan PIKIRAN anda.
Yang dimaksud "pikiran adalah pelopor" dalam dhammapada itu bukanlah "suatu tindakan atau kejadian yang berasal dari luar diri manusia" tetapi "tindakan yang dilakukan manusia itu sendiri".
contoh lagi :
Johsun melihat tabrakan mobil di jalan.(Hal ini [di luar diri manusia] mempengaruhi pikiran johsun - BUKAN YANG DIMAKSUD "PIKIRAN ADALAH PELOPOR")
Setelah itu Johsun berpikir kalau dijalan saya ga hati2x, juga bisa tabrakan (pikiran ini adalah pelopor tindakan Johsun berikutnya).Tindakan Johsun adalah kalau di jalan lebih hati-hati.(tindakan hati-hati ini di hasilkan dari pikiran Johsun - MERUPAKAN ARTI PIKIRAN ADALAH PELOPOR DALAM DHAMMAPADA)
Mengapa saya mengambil kesimpulan begitu?apakah karena saya Buddhist, lalu melakukan segala cara utk membenarkan kitab suci saya?Bukan.Yang perlu Johsun ingat, agama Buddha adalah agama personal. Agama yang mementingkan pengembangan bathin seseorang.Artinya berasal "dari dalam", bukan "dari luar" seperti yang anda jabarkan.
Title: Re: Pikiran
Post by: coedabgf on 10 March 2009, 10:23:13 PM
Pikiran adalah pelopor.
tuh kan perkataan dari pikiran siapa nih yang mendahului sehingga tertulis (tertuju) mr johsun dibilang kr****n. mr johsun memang anda kr****n atau muslim?
Title: Re: Pikiran
Post by: Gunawan on 11 March 2009, 12:08:39 AM
Apakah kekuatan pikiran dapat mempengaruhi sebuah kejadian?
Ataukah kejadian yang mempengaruhi pikiranku?

Contoh yg Simple : Saya menulis tulisan ini di awali dengan Pikiran dulu baru kemudian timbul ide untuk menulis bukan karena saya menulis tulisan ini karena Kehendak yang di atas.... ;D

 _/\_
Gunawan S S
Title: Re: Pikiran
Post by: Mr. Bagus on 11 March 2009, 06:43:07 AM
Pikiran adalah pelopor.
tuh kan perkataan dari pikiran siapa nih yang mendahului sehingga tertulis (tertuju) mr johsun dibilang kr****n. mr johsun memang anda kr****n atau muslim?
ini cuman salah satu contoh kalau pikiran adalah pelopor, semoga semakin bisa dipahami :x
Title: Re: Pikiran
Post by: Johsun on 11 March 2009, 06:46:43 AM
Gw muslim. . . . .

Trnyata gw tlah slah paham mengenai dhammapada,
pikiran hanya sebatas pelopor tindakan kita.
Hanya sebatas pemimpin akan apa yg akan kita ucapkan dan lakukan.
Hanya sebatas penentu apa yg akan kita tindak.
Lalu maksud 'segalanya' diciptakan oleh pikiran, biar ga salah paham, lebih baik kata 'segalanya' diedit deh menjadi 'segala tindakan atau ucapan (diri sendiri)' diciptakan oleh pikiran.
cmiw.
Title: Re: Pikiran
Post by: coedabgf on 11 March 2009, 07:21:35 AM
kutipan dari gunawan :
Contoh yg Simple : Saya menulis tulisan ini di awali dengan Pikiran dulu baru kemudian timbul ide untuk menulis bukan karena saya menulis tulisan ini karena Kehendak yang di atas....



'Aneh, sungguh aneh', siapakah yang aneh?
Ada memang kehendak diri sendiri tetapi ada yang memang sudah ditentukan dari sononya pada semua makhluk dan itu tidak dapat disangkali bahkan diubahkan oleh kehendak/keinginan manusia daging (carnal/mundane), dimana manusia harus tunduk dan selaras dengan sifat dan kondisinya.
Sesempurna apapun jalan awam bukan jalan keBuddhaan pada akhirnya, hanya membawa kepada kedukkhaan (kematian) - hukum karma/ tabur tuai
Sebab jalan awam hanyalah cekatan atta, dimana sesempurna apapun tetap ada mengandung lobbha dosa dan moha (kedagingan).
Seperti pertanyaan topik 'aneh sungguh aneh' bung hat red, jawabannya adalah pertanyaan ini 'siapakah yang sudah tercerahkan mendapat pengetahuan sejati/keMutlakan?'.
Seperti ujaran di Dhammapada, 'banyak orang hanya berputar-putar di seberang sini, tetapi hanya sedikit yang dapat menyeberang ke pantai seberang'. Petunjuk sudah diberikan, dan umat/murid sudah mendiskusikan/mengutarakan.
Title: Re: Pikiran
Post by: markosprawira on 11 March 2009, 08:45:08 AM
Lalu maksud 'segalanya' diciptakan oleh pikiran, biar ga salah paham, lebih baik kata 'segalanya' diedit deh menjadi 'segala tindakan atau ucapan (diri sendiri)' diciptakan oleh pikiran.
cmiw.

Boleh tahu bagian mana dalam Tipitaka yg berisi seperti yg anda tulis diatas?
Title: Re: Pikiran
Post by: markosprawira on 11 March 2009, 08:47:04 AM
ada yang memang sudah ditentukan dari sononya pada semua makhluk dan itu tidak dapat disangkali bahkan diubahkan oleh kehendak/keinginan manusia daging (carnal/mundane), dimana manusia harus tunduk dan selaras dengan sifat dan kondisinya.
 


Emang siapa/apa yg nentuin?

Boleh tahu bagian mana dalam tipitaka yg berisi seperti itu?
Title: Re: Pikiran
Post by: ENCARTA on 11 March 2009, 09:37:23 AM
bagaimana dengan orang gila.. melakukan tanpa prosedur, tanpa A-Z
tapi mungkin D-N-F-W-S-Z-A-D ;D
Title: Re: Pikiran
Post by: ryo saeba on 11 March 2009, 10:19:38 AM
maaf mr.Johsun bila saya salah menyebutkan agama anda.
mengenai orang gila, orang gila juga mempunyai pikiran.
orang gila = orang yang menderita penyakit gangguan pikiran.
pada saat orang gila melihat sesuatu hal/kejadian dapat memicu tindakan kegilaannya. misalnya ketakutan, teriakan, tertawa, dll. itu menunjukkan bahwa dia mempunyai pikiran terhadap hal yang dirasakan dan dilihatnya, tetapi sudah tidak sesuai dengan pikiran orang yang normal. lagi pula sebagian besar orang gila bisa disembuhkan melalui terapi tertentu. artinya gangguan pikirannya dapat disembuhkan.
Title: Re: Pikiran
Post by: Johsun on 11 March 2009, 10:48:25 AM
Bro markos,

Pikiran mendahului semua kondisi,
pikiran adalah pemimpin SEGALANYA, SEGALANYA diciptakan oleh pikiran.   . ."
(dhammpada,yamaka, vagga:1:1)

karna itu sempat salah paham.

Title: Re: Pikiran
Post by: Gunawan on 11 March 2009, 11:21:45 AM
kutipan dari gunawan :
Contoh yg Simple : Saya menulis tulisan ini di awali dengan Pikiran dulu baru kemudian timbul ide untuk menulis bukan karena saya menulis tulisan ini karena Kehendak yang di atas....



'Aneh, sungguh aneh', siapakah yang aneh?
Ada memang kehendak diri sendiri tetapi ada yang memang sudah ditentukan dari sononya pada semua makhluk  dan itu tidak dapat disangkali bahkan diubahkan oleh kehendak/keinginan manusia daging (carnal/mundane), dimana manusia harus tunduk dan selaras dengan sifat dan kondisinya.
Sesempurna apapun jalan awam bukan jalan keBuddhaan pada akhirnya, hanya membawa kepada kedukkhaan (kematian) - hukum karma/ tabur tuai
Sebab jalan awam hanyalah cekatan atta, dimana sesempurna apapun tetap ada mengandung lobbha dosa dan moha (kedagingan).
Seperti pertanyaan topik 'aneh sungguh aneh' bung hat red, jawabannya adalah pertanyaan ini 'siapakah yang sudah tercerahkan mendapat pengetahuan sejati/keMutlakan?'.
Seperti ujaran di Dhammapada, 'banyak orang hanya berputar-putar di seberang sini, tetapi hanya sedikit yang dapat menyeberang ke pantai seberang'. Petunjuk sudah diberikan, dan umat/murid sudah mendiskusikan/mengutarakan.

 [at] Bro Coedabgf = Apakah Menurut anda di Buddhism ada yang Nentuin selain Pikiran anda sendiri? Apakah Menurut Anda ada Makhluk Pencipta?

 _/\_
Gunawan S S
Title: Re: Pikiran
Post by: Kelana on 11 March 2009, 11:53:47 AM
kutipan dari gunawan :
Contoh yg Simple : Saya menulis tulisan ini di awali dengan Pikiran dulu baru kemudian timbul ide untuk menulis bukan karena saya menulis tulisan ini karena Kehendak yang di atas....



'Aneh, sungguh aneh', siapakah yang aneh?
Ada memang kehendak diri sendiri tetapi ada yang memang sudah ditentukan dari sononya pada semua makhluk dan itu tidak dapat disangkali bahkan diubahkan oleh kehendak/keinginan manusia daging (carnal/mundane), dimana manusia harus tunduk dan selaras dengan sifat dan kondisinya.
Sesempurna apapun jalan awam bukan jalan keBuddhaan pada akhirnya, hanya membawa kepada kedukkhaan (kematian) - hukum karma/ tabur tuai
Sebab jalan awam hanyalah cekatan atta, dimana sesempurna apapun tetap ada mengandung lobbha dosa dan moha (kedagingan).
Seperti pertanyaan topik 'aneh sungguh aneh' bung hat red, jawabannya adalah pertanyaan ini 'siapakah yang sudah tercerahkan mendapat pengetahuan sejati/keMutlakan?'.
Seperti ujaran di Dhammapada, 'banyak orang hanya berputar-putar di seberang sini, tetapi hanya sedikit yang dapat menyeberang ke pantai seberang'. Petunjuk sudah diberikan, dan umat/murid sudah mendiskusikan/mengutarakan.

konsep eksperimen sinkretisme ^-^
Title: Re: Pikiran
Post by: fabian c on 11 March 2009, 11:55:09 AM
Apakah kekuatan pikiran dapat mempengaruhi sebuah kejadian?
Ataukah kejadian yang mempengaruhi pikiranku?

Saudara Johsun yang baik,

Kedua pernyataan tersebut benar, bila yang satu menjadi sebab, maka yang lain akan menjadi akibat.

Semoga membantu.

sukhi hotu

 _/\_
Title: Re: Pikiran
Post by: Johsun on 11 March 2009, 12:00:48 PM
Sdr markos
Jadi waktu itu misalnya, gw sudah memiliki level pikiran untuk membersihkan kaki dari bulu2,
dan pada level tindakan, gw mengambil gillette dan sabun untuk mencukur, kemudian kaki bersih dan putih.
Namun gw tidak puas,
karena beberapa hari kemudian, hasilnya bulu2 tumbuh malah kasar, malah terkesan tajam,

gw mengalami ketidakpuasan,
dan pada level pikiran, gw ingn kaki bebas dari kesan kasar dan tajam,
selanjutnya, pd level tindakan, apa lg yg mesti ku lakukan?

Ternyata gw ambil kesimpulan.
Pikiran bukanlah penentu, pelopor, dan pikiran itu sangat terbatas, walau memiliki gelombang2 untk mempengarungi keadaan. Tapi terbatas.
Maka dr itu gw simpulkan, 'SEGALANYA' tidak dapat diciptakan oleh pikiran.
Title: Re: Pikiran
Post by: ENCARTA on 11 March 2009, 12:16:09 PM
gw mengalami ketidakpuasan,
dan pada level pikiran, gw ingn kaki bebas dari kesan kasar dan tajam,
selanjutnya, pd level tindakan, apa lg yg mesti ku lakukan?


siapa tahu kalo saya yg lihat.. bulu kakinya tipis2 dan halus ;D

sudah lah let it be.. let it be.. <lagu mode>
Title: Re: Pikiran
Post by: coedabgf on 11 March 2009, 12:31:48 PM
 [at]  bro gunawan and markosprawira and kelana

sebenarnya saya sudah tulis diatas, saya tulis lagi ya... isinya sama-sama juga.

kehendak diri sendiri hanya menghasilkan - hukum karma/ tabur tuai
bersifat kedagingan (anicca dukkha anatta), (kebijaksanaanya) hanya mengandung lobbha dosa dan moha menghasilkan kehancuran/kebinasaan/ketidak-kekalan pada akhirnya
terus berputar-putar di seberang sini
Petunjuk sudah diberikan oleh sang guru, apakah keBuddhaan dapat dimunculkan oleh kehendak kekuatan manusia atau malah sebaliknya hanya perlu penundukan diri (penanggalan atta diri yang dianggap aku sejati) dan selaras dengan sifat dan kondisi yang memang sudah dari sononya tidak dapat disangkali bahkan diubahkan (tak dimunculkan atau dimusnahkan) oleh kehendak/keinginan semua makhluk/duniawi.
kepada apa? rahasianya udana VIII.3. Apakah siddharta bisa mencapai keBuddhaan bila tidak menyadari rahasia udanna VIII.3 ini? klo belum menyadari itu berarti jalan dunia sebatas hukum karma/tabur tuai.

saya gak menjawab pertanyaan bro gunawan secara langsung karena sudah adanya doktrin pengajaran filosofis yang salah yang digengam umat secara umum tentang hal ini sehingga akibatnya saya mempertanyakan 'siapakah yang sudah sesungguhnya tercerahkan mendapat pengetahuan sejati/keMutlakan?', tetapi saya memberikan penjelasan untuk direnungkan pada kalimat yang saya merahi seperti kutipan yang ditanyakan. sebab umat/murid kenyataannya dibilang mengikuti/memiliki pengetahuan pengajaran guru Buddha tetapi sebaliknya berjalan atau bertindak/melakukan hal berlawanan dengan intisari/makna/maksud pengajaran guru Buddha (tidak dapat menyelami makna kebenaran pengalaman pribadi guru Buddha), sehingga akibatnya terus berputar-putar di seberang sini, sebab semua usaha/kehendak/rancangan kekuatan makhluk/manusia/duniawi hanya menghasilkan bila yang satu menjadi sebab, maka yang lain akan menjadi akibat (sementara atau diistilahkan kekhayalan oleh guru Buddha), gak lebih dari itu dalam tataran hukum karma/hukum tabur tuai saja, bukan pembebasan sejati/menuju kekekalan.

semoga terbebas dari filosofis doktrin ketidak-mengertian (sebab dari pandangan keattan makhluk) dan dapat menangkap makna kebenaran guru Buddha, dan mengalami kebebasan dari segala ciri atta/duniawi
Title: Re: Pikiran
Post by: coedabgf on 11 March 2009, 12:48:56 PM
 [at]  kelana
sinkretisme? (pikiran adalah pelopor, kata ini muncul karena sudah adanya (gambar) kecurigaan karena dibentuk oleh/berasal dari  (kesaksian) bentukan dunia juga)
oh tidak..., saya punya iman saya sendiri, dan yang saya coba jelaskan adalah proses menuju kepada pengalaman keMutlakan. (dan itu bukanlah hal yang salah)
seperti saya ada tuliskan pada blog saya atau forum lain :
Pengenalan akan yang Mutlak.
Tahap/dimensi 1 : Hati yang murni (bebas dari kekhayalan/atta diri) dan kasih (pintu gerbang keBuddhaan/keTuhanan)
Tahap/dimensi 2 : Masuk dalam kondisi yang Mutlak (Nibanna)
Tahap/dimensi 3 : Hidup didalam sifat yang Mutlak
Terakhir : Pada akhirnya pengenalan kepada yang Mutlak (pribadi).
sebagaimana guru Buddha hanyalah memberi petunjuk jalan menuju tahap 3 dan tidak menceritakan tentang pengalaman yang terakhir.
Kita sudah sampai atau berada ditahap mana?

semoga dapat melihat jelas.
Title: Re: Pikiran
Post by: ENCARTA on 11 March 2009, 01:05:41 PM
ada tahap segalayah bos?
tahap 3 alias Mutlak kayak gimana bos?
Title: Re: Pikiran
Post by: coedabgf on 11 March 2009, 01:11:38 PM
ya... selami dulu tahap satu, ajaran guru Buddha untuk mencapai pembebasan, bukan jalan awam. Klo jalan awam yah trus saja muter.  ;D
Title: Re: Pikiran
Post by: hatRed on 11 March 2009, 01:13:30 PM
 [at] om coedabgf

duh.. tulisannya gak ngerti, terlalu banyak tanda kurung.
jadi banyak kesimpulan.

disimpelin aja... maklum i makin siang makin stress .. :))
Title: Re: Pikiran
Post by: coedabgf on 11 March 2009, 01:15:30 PM
dalam kurung tuh buat tambahan penjelasan. klo dihilangkan malah maknanya makin umum. Jangan serius bacanya, bisa sakit kepala gak dapat-dapat genggam pengertiannya, baca saja sebagai informasi atau pengetahuan saja.
Title: Re: Pikiran
Post by: Johsun on 11 March 2009, 01:17:57 PM
Bukannya terbalik bos kodap.
Kayaknya lebih cocok bgini.

Mulai pengenalan kepada yang mutlak.

Hidup didalam sifat yang mutlak.

Kemurnian tanpa keakuan, sekaligus mengasihi tanpa aku.

Pada akhirnya masuk kedalam kondisi yang mutlak.
Title: Re: Pikiran
Post by: hatRed on 11 March 2009, 01:23:31 PM


Ada memang kehendak diri sendiri tetapi ada yang memang sudah ditentukan dari sononya pada semua makhluk dan itu tidak dapat disangkali bahkan diubahkan oleh kehendak/keinginan manusia daging (carnal/mundane),

manusia daging itu apaan?
sononya? itu dimana?

Quote
dimana manusia harus tunduk dan selaras dengan sifat dan kondisinya.
kenapa harus tunduk dan selaras?
kenapa tunduk dan selarasnya dengan sifat dan kondisi?
kenapa sifat dan kondisi itu punya si "nya"?
siapa si "nya" itu?

Quote
Sesempurna apapun jalan awam bukan jalan keBuddhaan pada akhirnya, hanya membawa kepada kedukkhaan (kematian) - hukum karma/ tabur tuai

maksudnya kalau jalan awam itu pasti mati, sedangkan kalau jalan Buddha itu gak bakal mati?
Title: Re: Pikiran
Post by: coedabgf on 11 March 2009, 01:27:06 PM
loh aku kan ikutin jalan guru Buddha.

ini untuk bro johsun....
tetapi sesungguhnya pada awalnya adalah hati yang murni yang mencari atau merindukan yang Mutlak. Sebab tanpa itu (dasarnya) semua hanyalah (menuju dan memperoleh) kesesatan/penyesatan pada akhirnya siapapun juga orangnya bahkan yang dibilang ulama besar atau nabi sekalipun pada akhirnya jika tanpa kemurnian.
Kegelapan, (dua) kekuatan siapakah yang bermain di wilayah abu-abu, jika (sifat) yang Mutlak itu sempurna suci, benar (murni)?

semoga bro johsun menemukan yang sebenarnya.
Title: Re: Pikiran
Post by: coedabgf on 11 March 2009, 01:28:20 PM
 [at] hatred
saya mo makan dulu akh....!  :))
Title: Re: Pikiran
Post by: Johsun on 11 March 2009, 01:55:42 PM
Tapi setahu gw, ajaran kr****n tidak mengenal istilah menuju kemutlakan.
Atau mungkin ada pembaharuan lagi ya??;D

dan menurt gw, sulit dikatakan yesus  sebgai yang mutlak, karena  memiliki tangan, kaki, hidung.

Sifat yang mutlak adalah maha meliputi segala sesuatu.
Sedang yesus hanya berada di tempat tertentu, memiliki tangan, kaki, dsb, krnanya ia tidak mutlak.
Title: Re: Pikiran
Post by: coedabgf on 11 March 2009, 02:10:18 PM
kutipan johsun :
dan menurt gw, sulit dikatakan yesus  sebgai yang mutlak, karena  memiliki tangan, kaki, hidung.

Sifat yang mutlak adalah maha meliputi segala sesuatu.
Sedang yesus hanya berada di tempat tertentu, memiliki tangan, kaki, dsb, krnanya ia tidak mutlak.


baiklah klo bro mo bahas hal ini
memang saya ada menulis Yesus sebagai yang Mutlak diatas segala-galanya?
begini bro, saya tidak mengatakan dari pandangan pribadi saya, silahkan bro juga periksa/cari didalam/dari kitab suci bro dan dengan hati terbuka/jujur menerima kenyataan pengetahuan yang tertulis.
Pada akhir jaman apakah bahkan semua nabi akan diadili? 
Title: Re: Pikiran
Post by: Johsun on 11 March 2009, 04:30:44 PM
Salam.
Menilik dari sudut pandang kekr****nan,
gw rasa jikakalau yesus kristus bukan sebagai pribadi yang mutlak, apa masih ada pribadi lain sebgai pribadi mutlak?
Sebgaimana yang bos kodap katakan, bhwa tahap terakhir adalah pengenalan kepada yang mutlak, dalam kurung (pribadi),
nah dari kata2 'pribadi' yang ditulis kamu sebgai umat kr****n, bukankah itu mengisyaratkan bhwa pribadi itu adalah pribadi yesus??
Kalau bukan, lantas siapa lg pribadi yang lebih tinggi dari kristus yesus dalam sudut pandang kekr****nan?
Title: Re: Pikiran
Post by: Johsun on 11 March 2009, 04:35:24 PM
Tapi bila dilirik dari sudut pandang keislaman, Yesus bukan pribadi Yang Mutlak, melainkan Allah semata Yang Mutlak/Absolute. Yesus hanyalah seorang Nabi, yang sering disebut Nabi Isa.
Title: Re: Pikiran
Post by: hatRed on 11 March 2009, 04:41:10 PM
kok bisa nyasar ke Yesus ma Nabi Isa ya ::)
Title: Re: Pikiran
Post by: Johsun on 11 March 2009, 04:52:44 PM
Gw musti hati2 nih,
sebab dalam ajaran Islam, bila ada yg berkata 'masuk ke dalam kondisi Yang Mutlak' seperti yang bos kodap katakan, maka salah2 gw bisa dicap sesat.
Dalam agama samawi, terutama Islam, mungkin juga tidak mengenal istilah, 'masuk kedalam kondisi yang mutlak'.
Karna kata2 beginian bisa dianggap ingin menyamai Allah.
Sebgai pernyataan gw selanjutnya, maka gw gak setuju ada istilah 'masuk kdalam kondisi yang mutlak' sebgaimana yg gw tulis tadi.

Thanks. . .

Tampaknya sudah lari dr topik.
Title: Re: Pikiran
Post by: coedabgf on 11 March 2009, 05:18:56 PM
salam bro johsun,
mengenai pertanyaan saya 'Pada akhir jaman apakah bahkan semua nabi akan diadili?' bagaimana jawabannya menurut kitab suci anda bro?


nb : sori teman-teman yang lain, lagi belok dulu ke pertanyaan bro johsun
Title: Re: Pikiran
Post by: Mr. Bagus on 11 March 2009, 07:08:49 PM
tidak perlu dijawablah. apa benar apel yang manis warnanya merah menurut anda? atau apel yang berwarna hijau yang manis menurut yang lainnya? atau yang kuning, atau merah muda?
Anda menjawab merah, saya menjawab hijau, yang lain juga menjawab yang lain lagi berdasarkan "kitab" yang berbeda. ga bakal selesai deh.

peace
(http://www.msnpro.com/emoticons/octopus/yea.gif)
Title: Re: Pikiran
Post by: coedabgf on 11 March 2009, 07:34:15 PM
mr bagus, pertanyaan saya ini berhubungan hanya untuk menjelaskan pertanyaan bro johsun. Buat pengetahuan loh apakah ada hubungannya.
bagaimana bro johsun mo lanjut ada penjelasan gak? jawab dulu pertanyaan saya ini dari sumber kitab anda, benarkah pada akhir jaman bahkan semua nabipun akan diadili?
Title: Re: Pikiran
Post by: Nevada on 11 March 2009, 09:36:49 PM
[at] Johsun

Kata "segala" dalam syair di Dhammapada itu adalah tidak salah. Buddhisme mengajarkan agar kita mengintropeksi diri sendiri. Segalanya yang terjadi dalam diri kita itu adalah disebabkan oleh pikiran kita. Kita bahagia, sedih, takut, marah, malu, kaget, dan sebagainya itu semua dikarenakan pergerakkan dari pikiran kita sendiri. Kita bertekad untuk merealisasi Nibbana, lebih memilih penghidupan duniawi, ataupun ragu-ragu; itu semua juga dari pikiran kita. Dalam skala yang lebih berat, kelahiran kita sebagai manusia pun dikarenakan pikiran kita. Karena dari pikiran kitalah maka segala pikiran, ucapan dan perbuatan kita mengikutinya. Dan dari hal-hal inilah kita akan menuai buah-buah kamma selanjutnya.

Dalam membaca Dhammapada, Anda sebaiknya tidak terlalu gegabah dalam menilai syair-syair yang diutarakan Sang Buddha. Karena cenderung hal-hal ini membawa Anda pada pemahaman konseptual yang melebar. Sebaiknya Anda meresapi terlebih dahulu kisah-kisah yang membuat Sang Buddha terinspirasi untuk mengutarakan syair-syair Dhammapada itu. Dengan begitu, mungkin Anda akan lebih bisa memahami apa makna dari tiap kosakata yang tercantum dalam syair-syair di Dhammapada tersebut.
Title: Re: Pikiran
Post by: Kelana on 12 March 2009, 12:00:57 PM

Petunjuk sudah diberikan oleh sang guru, apakah keBuddhaan dapat dimunculkan oleh kehendak kekuatan manusia atau malah sebaliknya hanya perlu penundukan diri (penanggalan atta diri yang dianggap aku sejati) dan selaras dengan sifat dan kondisi yang memang sudah dari sononya tidak dapat disangkali bahkan diubahkan (tak dimunculkan atau dimusnahkan) oleh kehendak/keinginan semua makhluk/duniawi.
kepada apa? rahasianya udana VIII.3. Apakah siddharta bisa mencapai keBuddhaan bila tidak menyadari rahasia udanna VIII.3 ini? klo belum menyadari itu berarti jalan dunia sebatas hukum karma/tabur tuai.

Sdr. Coedabgf, ketika saya mematahkan anggapan anda mengenai keberadaan Atta Sejati dengan memberikan uraian dalam Lankavatara Sutra, anda menyatakan bahwa uraian saya hanyalah dalam tataran filosofi semata. Tetapi anehnya Sdr. Coedabgf, anda begitu giat mengeluarkan sutta dan sutra untuk mendukung opini anda sendiri. Ini berarti anda masih berada dalam tataran filosofi semata.  :)

Sekarang mari kita lihat pertanyaan anda, Sdr. Coedabgf.

“Apakah keBuddhaan dapat dimunculkan oleh kehendak kekuatan manusia atau malah sebaliknya hanya perlu penundukan diri….”
Jawab: Sebenarnya dalam pertanyaan anda ini tidak memberikan 2 pilihan karena baik kehendak dan penundukan diri adalah hal yang diperlukan. Sebuah penundukan diri pastilah diawali oleh suatu kehendak yang kuat.

“Apakah siddharta bisa mencapai keBuddhaan bila tidak menyadari rahasia udanna VIII.3? klo belum menyadari itu berarti jalan dunia sebatas hukum karma/tabur tuai.” (Sebuah pertanyaan yang menjebak diikuti oleh opini pribadi).
Jawab: Mereka yang mencapai keBuddhaan maka ia “melihat” jernih tanpa rahasia terhadap apa yang diungkapkan dalam Udana VIII.3 (mengenai Nibbana), dan mereka yang telah “melihat” jernih tanpa rahasia terhadap apa yang diungkapkan dalam  Udana VIII.3 (mengenai Nibbana) pastilah Ia adalah Bhagava, Arahat, Sammasambuddha.

Saya rasa cukup jelas.

[at]  kelana
sinkretisme? (pikiran adalah pelopor, kata ini muncul karena sudah adanya (gambar) kecurigaan karena dibentuk oleh/berasal dari  (kesaksian) bentukan dunia juga)
oh tidak..., saya punya iman saya sendiri, dan yang saya coba jelaskan adalah proses menuju kepada pengalaman keMutlakan. (dan itu bukanlah hal yang salah)

Kecurigaan?? Lebih tepatnya kewaspadaan.  :)
Anda bisa mengklaim apa saja, Sdr. Coedabgf, itu adalah hak anda dan itu juga berdasarkan pikiran anda sendiri. Ingat pikiran adalah pelopor iya kan. 

Bagi pikiran saya yang sederhana ini, jelas tulisan anda berada dalam konsep eksperimen sinkretisme. Loh tau dari mana?? Dari Pengalaman dari berdiskusi dengan beragam orang sehingga saya bisa melihat pola kejanggalan dan kontradiksi. Dan perlu dicatat bahwa saya tidak menilai langsung pribadi anda sebagai seorang sinkretisme, tetapi tulisan anda yang berkonsep seperti itu. Di dunia maya ini siapapun bisa menulis apapun yang berbeda dari apa yang sesunguhnya, iya toh.

Jika anda memiliki iman sendiri, misalnya, andaikan, umpama iman seorang Kristiani, Muslim, Hindu atau lainnya mengapa anda memerlukan Sutta dan Sutra Buddha untuk mendukung opini, pendapat, atau apapun juga klaiman anda? Mengapa tidak menggunakan Injil, Al Quran, Veda, dll sesuai dengan iman anda? Apakah anda kehilangan iman terhadap kitab tersebut? Atau memang kitab tersebut tidak menampung hasil opini atau pengalaman anda? Sayangnya sutta ataupun sutra juga menepis opini atau pengalaman anda? Atau apakah ada motif lainnya? <---kecurigaan?? Bukan, tapi kewaspadaan. :)

Dan perlu dicatat juga Sdr. Coedabgf, disadari atau tidak, seseorang yang masuk dalam sinkretisme juga membentuk kepercayaan tersendiri, bahkan bisa membentuk iman dan kitab tersendiri. Sekali lagi, disadari atau tidak.
 
Quote
seperti saya ada tuliskan pada blog saya atau forum lain :
Pengenalan akan yang Mutlak.
Tahap/dimensi 1 : Hati yang murni (bebas dari kekhayalan/atta diri) dan kasih (pintu gerbang keBuddhaan/keTuhanan)
Tahap/dimensi 2 : Masuk dalam kondisi yang Mutlak (Nibanna)
Tahap/dimensi 3 : Hidup didalam sifat yang Mutlak
Terakhir : Pada akhirnya pengenalan kepada yang Mutlak (pribadi).

Seperti yang pernah saya sampaikan bahwa sejatinya tidak ada Pribadi/Atta/Atman Sejati. Karena tidak ada Pribadi/Atta/Atman Sejati maka “diakhir” tidak ada pengenalan kepada Pribadi/Atta/Atman Sejati yang mutlak. Kita tidak bisa mengenal sesuatu yang memang tidak pernah ada.


Quote
sebagaimana guru Buddha hanyalah memberi petunjuk jalan menuju tahap 3 dan tidak menceritakan tentang pengalaman yang terakhir.
Kita sudah sampai atau berada ditahap mana?

Jika yang anda maksud dengan pengalaman yang terakhir adalah pencapaian Nibbana, jelas Sang Buddha telah menceritakannya. Beliau sudah menjelaskan bahwa Nibbana adalah akhir dukkha, tanpa Atta, padamnya keinginan, semua hal mengenai Nibbana (silahkan anda membaca lagi sutra atau sutta). Sayangnya anda menolak apa yang dijelaskan oleh Sang Buddha bahwa tidak ada Atta, dan itu adalah hak anda untuk menolak. Lalu anehnya apa dasarnya anda mengatakan Sang Buddha tidak pernah menceritakan pengalaman terakhir??

Jika semua yang anda katakan adalah berdasarkan pada pengalaman pribadi, pertanyaannya adalah sudah sampai tahap mana pengalaman anda tersebut? Apakah sudah mencapai tahap 3 atau tahap akhir? Jika belum bagaimana anda bisa memastikan ada tahap akhir berupa pengenalan kepada yang Mutlak (pribadi)? Bukankah ini justru merupakan hayalan atau ilusi anda belaka? Hanya pada tataran teori, filosofis saja? Sdr. Coedabgf, ada 2 orang yang bisa menceritakan pengalaman akhir pribadinya yaitu seseorang yang mengalami langsung dan seorang pembual. :)

Jika memang benar berdasarkan pengalaman batin anda, mengapa anda memerlukan sutra dan sutta yang jelas-jelas menepis pengalaman anda (misalnya mengenai adanya Atta Sejati)?

Nah, Jika memang benar berdasarkan pengalaman batin anda silahkan anda berdiskusi dengan mereka yang juga mengisahkan pengalaman batin mereka sehingga ada keseimbangan (dipengalaman meditasi misalnya), karena saya pribadi tidak memiliki kapasitas untuk itu. Dan anggaplah apa yang saya utarakan hanyalah celoteh orang yang tertidur. ;D

Saya pribadi hanyalah mengacu pada pengalaman Sang Buddha yang tertuang pada Sutta dan Sutra.


Saya rasa cukup penjelasan saya. Selanjutnya no comment.  _/\_
Title: Re: Pikiran
Post by: Johsun on 12 March 2009, 12:16:58 PM
http://www.harunyahya.com/indo/buku/mahdi03.htm
www.yesusakankembali.com
http://www.yesusakankembali.com/index2.html
Title: Re: Pikiran
Post by: coedabgf on 12 March 2009, 12:53:22 PM
salam bro johsun...
saya sudah liat situs tersebut bro.
klo pertanyaan saya tentang 'benarkah pada akhir jaman bahkan semua nabipun akan diadili?' bro ada cari di kitab bro gak? sekalian saya tambahkan siapakah yang akan mengadili (yang berarti diberi kuasa, memiliki otoritas atas semua kehidupan)? coba cari dan renungkan dengan jujur dan hati yang terbuka mencari kebenaran siapakah 'Dia', bahkan ditolak di dunia. (bukan memperkatakan dengan perkataan atau teori-teori manusia/kita sendiri)

semoga menambah pengetahuan benar
good hope and love
Title: Re: Pikiran
Post by: markosprawira on 12 March 2009, 01:01:27 PM
Bro markos,

Pikiran mendahului semua kondisi,
pikiran adalah pemimpin SEGALANYA, SEGALANYA diciptakan oleh pikiran.   . ."
(dhammpada,yamaka, vagga:1:1)

karna itu sempat salah paham.



dear bro

lengkapnya adalah :
Quote
(1) Pikiran adalah pelopor dari segala sesuatu,
pikiran adalah pemimpin,
pikiran adalah pembentuk.
Bila seseorang berbicara atau berbuat dengan pikiran jahat, maka penderitaan akan mengikutinya, bagaikan roda pedati mengikuti langkah kaki lembu yang menariknya.

Jika dibaca dengan lengkap maka jelaslah bhw pikiran disini berhubungan dengan tindakan/kamma

demikianlah hendaknya membaca tipitaka secara lengkap dan diulang2 agar tidak menjadi salah kaprah

semoga bermanfaat

metta
Title: Re: Pikiran
Post by: Hendi Wijaya on 12 March 2009, 01:03:19 PM
wah...

jadi OOT nih thread...pada debat agamanya bos coedabfg n om johsun...  ;D

kita para DC'ers jadi spectators aja dahhh...kasihh daaahhhh...  :))
Title: Re: Pikiran
Post by: markosprawira on 12 March 2009, 01:15:46 PM
[at]  bro gunawan and markosprawira and kelana

sebenarnya saya sudah tulis diatas, saya tulis lagi ya... isinya sama-sama juga.

kehendak diri sendiri hanya menghasilkan - hukum karma/ tabur tuai
bersifat kedagingan (anicca dukkha anatta), (kebijaksanaanya) hanya mengandung lobbha dosa dan moha menghasilkan kehancuran/kebinasaan/ketidak-kekalan pada akhirnya
terus berputar-putar di seberang sini
Petunjuk sudah diberikan oleh sang guru, apakah keBuddhaan dapat dimunculkan oleh kehendak kekuatan manusia atau malah sebaliknya hanya perlu penundukan diri (penanggalan atta diri yang dianggap aku sejati) dan selaras dengan sifat dan kondisi yang memang sudah dari sononya tidak dapat disangkali bahkan diubahkan (tak dimunculkan atau dimusnahkan) oleh kehendak/keinginan semua makhluk/duniawi.
kepada apa? rahasianya udana VIII.3. Apakah siddharta bisa mencapai keBuddhaan bila tidak menyadari rahasia udanna VIII.3 ini? klo belum menyadari itu berarti jalan dunia sebatas hukum karma/tabur tuai.

saya gak menjawab pertanyaan bro gunawan secara langsung karena sudah adanya doktrin pengajaran filosofis yang salah yang digengam umat secara umum tentang hal ini sehingga akibatnya saya mempertanyakan 'siapakah yang sudah sesungguhnya tercerahkan mendapat pengetahuan sejati/keMutlakan?', tetapi saya memberikan penjelasan untuk direnungkan pada kalimat yang saya merahi seperti kutipan yang ditanyakan. sebab umat/murid kenyataannya dibilang mengikuti/memiliki pengetahuan pengajaran guru Buddha tetapi sebaliknya berjalan atau bertindak/melakukan hal berlawanan dengan intisari/makna/maksud pengajaran guru Buddha (tidak dapat menyelami makna kebenaran pengalaman pribadi guru Buddha), sehingga akibatnya terus berputar-putar di seberang sini, sebab semua usaha/kehendak/rancangan kekuatan makhluk/manusia/duniawi hanya menghasilkan bila yang satu menjadi sebab, maka yang lain akan menjadi akibat (sementara atau diistilahkan kekhayalan oleh guru Buddha), gak lebih dari itu dalam tataran hukum karma/hukum tabur tuai saja, bukan pembebasan sejati/menuju kekekalan.

semoga terbebas dari filosofis doktrin ketidak-mengertian (sebab dari pandangan keattan makhluk) dan dapat menangkap makna kebenaran guru Buddha, dan mengalami kebebasan dari segala ciri atta/duniawi

dear bro,

pada pelajaran SD saja, sudah disebutkan bhw hukum/niyama itu tidak hanya karma saja melainkan terdiri dari :
- Utu
- Bija
- Kamma
- Citta
- Dhamma

Bahkan tabur tuai bukanlah semata hasil dari apa yg kita lakukan (kamma) saja karena Kamma juga berkombinasi secara terus menerus dengan keempat Niyama lainnya dan hasil dari kombinasi itulah yg kita tuai

Nibbana tidak saja hasil dari realisasi Anatta, tapi juga bisa dicapai dengan penembusan Anicca dan Dukkha, tolong itu dipahami dulu

Jadi pencapaian nibbana bukanlah kehendak/cetana semata saja utk dapat terbebas dari lingkaran samsara melainkan berkombinasi dengan banyak faktor lainnya seperti Adhitthana, Viriya, Sati, dsbnya
apalagi kalau bilang "udah dari sononya" ..... itu sih sama aja ama nasib, yg udah digariskan, cuma ganti nama jadi karma
(tipikal dari tradisi tertentu, hukum karma, bercampur dengan Tuhan dan nasib yg udah digariskan)
Title: Re: Pikiran
Post by: ENCARTA on 12 March 2009, 01:23:44 PM
tabur singkong, tuai emas 1kg < gak primitif >
Title: Re: Pikiran
Post by: coedabgf on 12 March 2009, 04:04:00 PM
Kutipan kelana :
“Apakah siddharta bisa mencapai keBuddhaan bila tidak menyadari rahasia udanna VIII.3? klo belum menyadari itu berarti jalan dunia sebatas hukum karma/tabur tuai.” (Sebuah pertanyaan yang menjebak diikuti oleh opini pribadi).
Jawab: Mereka yang mencapai keBuddhaan maka ia “melihat” jernih tanpa rahasia terhadap apa yang diungkapkan dalam Udana VIII.3 (mengenai Nibbana), dan mereka yang telah “melihat” jernih tanpa rahasia terhadap apa yang diungkapkan dalam  Udana VIII.3 (mengenai Nibbana) pastilah Ia adalah Bhagava, Arahat, Sammasambuddha.
Saya rasa cukup jelas.


Klo saya dibilang beropini, lah terus yang sudah saya tulis itu apa perbedaannya dengan tulisan bro kelana.? Lah terus klo bro kelana bilang saya lagi beropini, bro kelana lagi ngapain?

...............

Kutipan kelana :
“Apakah keBuddhaan dapat dimunculkan oleh kehendak kekuatan manusia atau malah sebaliknya hanya perlu penundukan diri….”
Jawab: Sebenarnya dalam pertanyaan anda ini tidak memberikan 2 pilihan karena baik kehendak dan penundukan diri adalah hal yang diperlukan. Sebuah penundukan diri pastilah diawali oleh suatu kehendak yang kuat.


Kutipan lengkap coedabgf :
Petunjuk sudah diberikan oleh sang guru, apakah keBuddhaan dapat dimunculkan oleh kehendak kekuatan manusia atau malah sebaliknya hanya perlu penundukan diri (penanggalan atta diri yang dianggap aku sejati) dan selaras dengan sifat dan kondisi yang memang sudah dari sononya tidak dapat disangkali bahkan diubahkan (tak dimunculkan atau dimusnahkan) oleh kehendak/keinginan semua makhluk/duniawi.
kepada apa? rahasianya udana VIII.3. Apakah siddharta bisa mencapai keBuddhaan bila tidak menyadari rahasia udanna VIII.3 ini? klo belum menyadari itu berarti jalan dunia sebatas hukum karma/tabur tuai.


Dalam konteks kehendak/keinginan semua makhluk bersifat carnal/duniawi,
bisa gak… tanpa ada penanggalan atta diri yang dianggap aku sejati (kekhayalan awam) yang saya istilahkan (pada akhirnya) penundukan (penanggalan) diri, bisa mengenali hakekat nibanna?
Berkecenderungan (melekat dan tertuju) apakah kehendak yang berasal dari mengandalkan kekuatan (manusia/orang) awam (carnal/duniawi)? Seperti anak panah yang ditembakan mengarah bukan pada tujuan, tidak akan pernah tiba ke tujuan.
Makanya ada saya tuliskan penjelasan lebih lengkap pada ‘kutipan lengkap coedabgf’ diatas.‘
Nah kasusnya pada umumnya Pembinaan jalan murid/umat Buddhisme adalah seperti perumpamaan anak panah diatas, dan memakai kekuatan seperti perumpamaan ini :
Semua (masih) hanyalah kekhayalan
Mau keluar kekhayalan memakai kekhayalan
Menyelami yang sejati (masih) terikat pada yang terkondisi
Menilai yang Mutlak dari (keterbatasan) pengalaman persepsi kemelekatan (pada) yang sementara

Silahkan renungkan lagi ‘kutipan lengkap coedabgf’ diatas.

Dan saya koreksi tulisan anda memakai kata ‘mengenai’ Nibanna pada kalimat anda ini :
Mereka yang mencapai keBuddhaan maka ia “melihat” jernih tanpa rahasia terhadap apa yang diungkapkan dalam Udana VIII.3 (mengenai Nibbana), dan mereka yang telah “melihat” jernih tanpa rahasia terhadap apa yang diungkapkan dalam  Udana VIII.3 (mengenai Nibbana) pastilah Ia adalah Bhagava, Arahat, Sammasambuddha.
dengan kata ‘kenyataan’ Nibanna.


Semoga ada yang dapat melihat (jelas).  O^O
Title: Re: Pikiran
Post by: coedabgf on 12 March 2009, 04:05:08 PM
karena penjelasannya agak panjang nanti akan disambung lagi jawaban pertanyaan selanjutnya.
Title: Re: Pikiran
Post by: coedabgf on 13 March 2009, 08:16:10 AM
Kutipan dari coedabgf :
[at]  kelana
sinkretisme? (pikiran adalah pelopor, kata ini muncul karena sudah adanya (gambar) kecurigaan karena dibentuk oleh/berasal dari  (kesaksian) bentukan dunia juga)
oh tidak..., saya punya iman saya sendiri, dan yang saya coba jelaskan adalah proses menuju kepada pengalaman keMutlakan. (dan itu bukanlah hal yang salah)

kutipan dari kelana :
Kecurigaan?? Lebih tepatnya kewaspadaan
Anda bisa mengklaim apa saja, Sdr. Coedabgf, itu adalah hak anda dan itu juga berdasarkan pikiran anda sendiri. Ingat pikiran adalah pelopor iya kan. 
Bagi pikiran saya yang sederhana ini, jelas tulisan anda berada dalam konsep eksperimen sinkretisme. Loh tau dari mana?? Dari Pengalaman dari berdiskusi dengan beragam orang sehingga saya bisa melihat pola kejanggalan dan kontradiksi. Dan perlu dicatat bahwa saya tidak menilai langsung pribadi anda sebagai seorang sinkretisme, tetapi tulisan anda yang berkonsep seperti itu. Di dunia maya ini siapapun bisa menulis apapun yang berbeda dari apa yang sesunguhnya, iya toh.


Penjelasan :
Iya benar  pikiran adalah pelopor. Seperti pada tulisan anda bisa juga itu adalah
Kecurigaan?? Lebih tepatnya kewaspadaan
jelas tulisan anda berada dalam konsep eksperimen sinkretisme. Loh tau dari mana?? Dari Pengalaman dari berdiskusi dengan beragam orang sehingga saya bisa melihat pola kejanggalan dan kontradiksi. Dan perlu dicatat bahwa saya tidak menilai langsung pribadi anda sebagai seorang sinkretisme, tetapi tulisan anda yang berkonsep seperti itu. Di dunia maya ini siapapun bisa menulis apapun yang berbeda dari apa yang sesunguhnya, iya toh.
Atau apakah ada motif lainnya? <---kecurigaan?? Bukan, tapi kewaspadaan.
Seperti tulisan saya yang anda kutip yaitu :
pikiran adalah pelopor, kata ini muncul karena sudah adanya (gambar) kecurigaan karena dibentuk oleh/berasal dari  (kesaksian) bentukan dunia juga.
Dimana pada tulisan tersebut saya sudah mengingatkannya, dapat menanggalkan.

.................

Kutipan dari kelana :
Jika anda memiliki iman sendiri, misalnya, andaikan, umpama iman seorang Kristiani, Muslim, Hindu atau lainnya mengapa anda memerlukan Sutta dan Sutra Buddha untuk mendukung opini, pendapat, atau apapun juga klaiman anda? Mengapa tidak menggunakan Injil, Al Quran, Veda, dll sesuai dengan iman anda? Apakah anda kehilangan iman terhadap kitab tersebut? Atau memang kitab tersebut tidak menampung hasil opini atau pengalaman anda? Sayangnya sutta ataupun sutra juga menepis opini atau pengalaman anda? Atau apakah ada motif lainnya? <---kecurigaan?? Bukan, tapi kewaspadaan.
Dan perlu dicatat juga Sdr. Coedabgf, disadari atau tidak, seseorang yang masuk dalam sinkretisme juga membentuk kepercayaan tersendiri, bahkan bisa membentuk iman dan kitab tersendiri. Sekali lagi, disadari atau tidak.


Penjelasan :
Seperti sudah saya tulis sebelumnya juga bahwa ‘oh tidak..., saya punya iman saya sendiri, dan yang saya coba jelaskan adalah proses menuju kepada pengalaman keMutlakan. (dan itu bukanlah hal yang salah)’.
Dan apa yang saya jelaskan adalah seperti apa yang sudah saya tulis juga yaitu untuk membagi pengetahuan yang baik apalagi benar atas proses pengenalan akan yang Mutlak.
Tahap/dimensi 1 : Hati yang murni (bebas dari kekhayalan/atta diri) dan kasih (pintu gerbang keBuddhaan/keTuhanan)
Tahap/dimensi 2 : Masuk dalam kondisi yang Mutlak (Nibanna)
Tahap/dimensi 3 : Hidup didalam sifat yang Mutlak (keBuddhaan)
Dan klo bisa dapat meluruskan praktek-praktek jalan umat seperti inti yang murni yang guru Buddha maksudkan dalam ajaranNya. Seperti perumpamaan yang sudah saya tulis :
Seperti anak panah yang ditembakan mengarah bukan pada tujuan, tidak akan pernah tiba ke tujuan. Dan
Semua (masih) hanyalah kekhayalan
Mau keluar kekhayalan memakai kekhayalan
Menyelami yang sejati (masih) terikat pada yang terkondisi
Menilai yang Mutlak dari (keterbatasan) pengalaman persepsi kemelekatan (pada) yang sementara

..................

kutipan dari kelana :
Dan perlu dicatat juga Sdr. Coedabgf, disadari atau tidak, seseorang yang masuk dalam sinkretisme juga membentuk kepercayaan tersendiri, bahkan bisa membentuk iman dan kitab tersendiri. Sekali lagi, disadari atau tidak.


Penjelasan :
Seperti sudah saya tulis sebelumnya juga bahwa ‘oh tidak..., saya punya iman saya sendiri, dan yang saya coba jelaskan adalah proses menuju kepada pengalaman keMutlakan. (dan itu bukanlah hal yang salah)’.
Tidak ada praktek kepercayaan apapun yang sifatnya duniawi seperti yang banyak dilakukan umat/awam Buddhist yang saya rujuk dilekat, murni dengan ketulusan 'good hope and love' saya mencoba membagi pengetahuan meluruskan pandangan atau pengetahuan jalan sehingga tidak terjadi seperti perumpamaan anak panah dan syair ‘semua (masih) hanyalah kekhayalan’. Apakah saya ada mencampur-adukan kepercayaan? Adakah hal yang salah?


semoga dapat menjadi bahan yang baik untuk perenungan kedalam diri
good hope and love
Title: Re: Pikiran
Post by: coedabgf on 13 March 2009, 08:16:37 AM
nanti sambung lagi penjelasan jawaban berikutnya.
Title: Re: Pikiran
Post by: markosprawira on 13 March 2009, 09:14:53 AM
Quote
Tahap/dimensi 1 : Hati yang murni (bebas dari kekhayalan/atta diri) dan kasih (pintu gerbang keBuddhaan/keTuhanan)
Tahap/dimensi 2 : Masuk dalam kondisi yang Mutlak (Nibanna)
Tahap/dimensi 3 : Hidup didalam sifat yang Mutlak (keBuddhaan)

Sutta-nya plis?
Title: Re: Pikiran
Post by: hatRed on 13 March 2009, 09:26:11 AM
makin lama makin ngawur...

apa hubnya ma pikiran...
Title: Re: Pikiran
Post by: wen78 on 13 March 2009, 12:53:46 PM
Apakah kekuatan pikiran dapat mempengaruhi sebuah kejadian?
Ataukah kejadian yang mempengaruhi pikiranku?
ato kah pikiranlah yg mempengaruhi pikiran itu sendiri?

kemana pikiran itu berada, disanalah "ia" berada.
Thoughts are like bubbles that form and dissolve in clear water - Niguma
Title: Re: Pikiran
Post by: coedabgf on 13 March 2009, 01:20:43 PM
 [at] oshin
kemana pikiran itu berada, disanalah "ia" berada.

no.
thoughts are like bubbles that form and dissolve in clear water.
there is a clear water as a base truth of all. what's clear water?
jika pikiran dibilang just form and dissolve, adakah atau dapatkah kita mencari kebenaran atau kemutlakan terlekat didalam/kepada (keberadaan/pengetahuan) pikiran itu sendiri?
itulah seperti perumpamaan yang sudah saya tulis :
Seperti anak panah yang ditembakan mengarah bukan pada tujuan, tidak akan pernah tiba ke tujuan.
dan
Semua (masih) hanyalah kekhayalan
Mau keluar kekhayalan memakai kekhayalan
Menyelami yang sejati (masih) terikat pada yang terkondisi
Menilai yang Mutlak dari (keterbatasan) pengalaman persepsi kemelekatan (pada) yang sementara
seperti yang banyak dilakukan umat/awam Buddhist didalam keterlekatan memakai/bertumpu pada (kekuatan keberadaan) kekhayalan tuk terbebas kekhayalan didalam kebijaksanaan pengetahuannya dalam kenyataan prakteknya.


semoga menambah pandangan terang
good hope and love
Title: Re: Pikiran
Post by: Johsun on 13 March 2009, 01:29:01 PM
Dengan nama Allah,
setahu i, bhwa nabi2 gak akan lg diadili.
Krna nabi dan rasul adalah utusan Tuhan, dalam membawa perintah dan larangan Tuhan kpda manusia.
Dalam hadist, kalau ga salah memang menyebt nabi isa adalah hakim yang adil di masa akhr zaman.
Tapi nabi isa pun adalah utusan Tuhan, bukan Tuhan.
Masak para nabi diadili sesama nabi? ?
Nabi Rasul adalah utusan, jd gak mungkin bakal diadili.
Jika ada hadist yg sebutkan dmikian kalau para nabi diadili oleh nabi isa, maka mesti dilhat apakah hadist itu tergolong shahih atau palsu?
Sebgai hakim,  yesus pun pernah bersabda dalam yg ditulis injil yohanes, ia berkata:

"Aku tidak dapat berbuat apa-apa dari diriku sendiri. Aku menghakimi sesuai dengan apa yang aku dengar, dan penghakimanku adil, sebab aku tidak menuruti kehendakku sendiri, melainkan kehendak Dia yang mengutus aku."(yohanes 5:30)

karena itu nabi isa menghakimi bukan semata2 brdasar kehendak pribadinya, melainkan kehendak Tuhan Allah SWT.
Sampai ia berkata tidak dapat berbuat apa2 dari diri beliau sendiri.

Title: Re: Pikiran
Post by: coedabgf on 13 March 2009, 01:39:32 PM
ya..., bro cari, dalami, renungkan dan pelajari saja di  kitab bro  dan seperti yang sudah saya tulis renungkan dengan secara jujur dan hati terbuka untuk mencari the Truth (kebenaran sesungguhnya), bukan segala apa yang sudah dibangun oleh (keangkuhan) manusia. seperti yang bro sudah tulis 'Jika ada hadist yg sebutkan demikian kalau para nabi diadili oleh nabi isa, maka mesti dilhat apakah hadist itu tergolong shahih atau palsu?'. siapakah atau  yang manakah yang palsu?. klo misalnya bro (sudah merasa oleh alasan apapun) gak mau lagi menggali mencari lagi, sebenarnya bro sudah terbangun/dibangun oleh apa atau siapa?

hanya saran yang semoga berguna
Title: Re: Pikiran
Post by: coedabgf on 13 March 2009, 01:42:27 PM
dan klo dibilang palsu, makanya saya himbau bro cari dari kitab bro.  :o
seperti yang pernah saya tulis yang dibutuhkan adalah keinginan/kerinduan kejujuran, ketulusan dan kemurnian diri untuk mencari/menggali mendapatkan the Truth/kebenaran. Seperti dalam buddhisme tidak ada lagi (menanggalkan) cekatan atta diri, sehingga tidak dalam penguasaan (pengaburan, kebingungan dan kekacauan) lobha dosa dan moha, seperti yang terjadi dalam pengajaran/diskusi-diskusi.

good hope and love
Title: Re: Pikiran
Post by: wen78 on 13 March 2009, 01:48:58 PM
[at] oshin
kemana pikiran itu berada, disanalah "ia" berada.

no.
thoughts are like bubbles that form and dissolve in clear water.
there is a clear water as a base truth of all. what's clear water?
jika pikiran dibilang just form and dissolve, adakah atau dapatkah kita mencari kebenaran atau kemutlakan terlekat didalam/kepada (keberadaan/pengetahuan) pikiran itu sendiri?
itulah seperti perumpamaan yang sudah saya tulis :
Seperti anak panah yang ditembakan mengarah bukan pada tujuan, tidak akan pernah tiba ke tujuan.
dan
Semua (masih) hanyalah kekhayalan
Mau keluar kekhayalan memakai kekhayalan
Menyelami yang sejati (masih) terikat pada yang terkondisi
Menilai yang Mutlak dari (keterbatasan) pengalaman persepsi kemelekatan (pada) yang sementara
seperti yang banyak dilakukan umat/awam Buddhist didalam keterlekatan memakai/bertumpu pada (kekuatan keberadaan) kekhayalan tuk terbebas kekhayalan didalam kebijaksanaan pengetahuannya dalam kenyataan prakteknya.


semoga menambah pandangan terang
good hope and love



in my opinion, the base truth of all isn't the clear water. the base truth of all is the clear water form bubbles and bubbles dissolve in clear water. the clear water is just a clear water.

khayalan adalah hasil bagian dr pemikiran itu sendiri seperti bubbles itu sendiri. tinggal mo mempertahankan bubbles itu terus menerus ato let the bubbles dissolve...

so..... just let it flow... :))
Title: Re: Pikiran
Post by: hatRed on 13 March 2009, 02:01:36 PM
bused pusing neh...  8-} bahasanya pada tingkat tinggi semua....

 ^:)^ harap terjemahkan ke bahasa rakyat jelata... ^:)^
Title: Re: Pikiran
Post by: ENCARTA on 13 March 2009, 02:06:03 PM
proses hujan gimana?
Title: Re: Pikiran
Post by: coedabgf on 13 March 2009, 02:10:16 PM
clear water does not form bubbles. itu akibat pengaruh dari luar.
sungguh the clear water is just clear water, dasar dari segala keberadaan segala sesuatunya yang tidak timbul tenggelam. just like atta's being (as bubble) and boddhi cita (as clear water), tetapi manusia/awam melihat (the bubbles) apa yang terlihat sebagai nyata (seolah-olah sebagai keberadaan yang sejati), oleh karena apa? oleh karena dari sudut pandang the bubbles (diri atta yang anicca dukkha anatta) sebagai keberadaan diri (yang nyata/sejati).


so..... just let it flow...

flow in form as bubbles, flow in samsara world always!?!  :o
makanya seperti aku bilang siapakah yang sudah tercerahkan klo gitu?
Title: Re: Pikiran
Post by: Gunawan on 13 March 2009, 02:15:29 PM
Quote
Tahap/dimensi 1 : Hati yang murni (bebas dari kekhayalan/atta diri) dan kasih (pintu gerbang keBuddhaan/keTuhanan)
Tahap/dimensi 2 : Masuk dalam kondisi yang Mutlak (Nibanna)
Tahap/dimensi 3 : Hidup didalam sifat yang Mutlak (keBuddhaan)

Sutta-nya plis?

Keq na tdk ada di Sutta Sang Buddha , Ajaran yg di Uncarkan Bro Coedabgf lebih bersifat Esoteris dari pemahaman individu.

 _/\_
Gunawan S S
Title: Re: Pikiran
Post by: coedabgf on 13 March 2009, 02:16:47 PM
sabar bro gun nti aye cari dah. sutta apapun bisa dijelaskan koq.
Title: Re: Pikiran
Post by: ENCARTA on 13 March 2009, 02:17:20 PM
Quote
Tahap/dimensi 1 : Hati yang murni (bebas dari kekhayalan/atta diri) dan kasih (pintu gerbang keBuddhaan/keTuhanan)
Tahap/dimensi 2 : Masuk dalam kondisi yang Mutlak (Nibanna)
Tahap/dimensi 3 : Hidup didalam sifat yang Mutlak (keBuddhaan)

Sutta-nya plis?

Keq na tdk ada di Sutta Sang Buddha , Ajaran yg di Uncarkan Bro Coedabgf lebih bersifat Esoteris dari pemahaman individu.

 _/\_
Gunawan S S

jadi pemahaman individu tidak perlu?
Title: Re: Pikiran
Post by: coedabgf on 13 March 2009, 02:23:51 PM
seperti ananda  tercerahkan, bukan karena kepenuhan pengetahuannya yang rumit sampai kelelahan kebingungan, tetapi karena petunjuk yang simple oleh kassapa tentang disuruh menanggalkan/penurunan bendera, saat menanggalkan semua usaha pengetahuannya karena nyerah kelelahan dalam kebingungan pencarian intelektualnya, ia meletakan badan dan kepalanya ke tempat tidur dan ia mendapatkan/mengerti pengetahuan rahasia kesunyaan dan tercerahkan.
Title: Re: Pikiran
Post by: Johsun on 13 March 2009, 02:24:52 PM
Didalam pelajaran ada yg namanya ilmu hadist, yang membedakan apakah sebuah kitab hadist tergolong shahih atau gak.
Tpi gw blum sampai ksitu.
Krna jumlah hadist dikatakannya berjumlah ratusan ribu-jutaan.

Oke, kita kembali ke topik fikiran.

Title: Re: Pikiran
Post by: wen78 on 13 March 2009, 02:40:04 PM
so..... just let it flow...

flow in form as bubbles, flow in samsara world always!?!  :o
makanya seperti aku bilang siapakah yang sudah tercerahkan klo gitu?
not flow in a form as bubbles, but what i means is always realize that thoughts are like bubbles that form and dissolve in clear water.

yg sudah tercerahkan............. ada..... someone out there :))
Title: Re: Pikiran
Post by: coedabgf on 13 March 2009, 04:06:53 PM
realize the thoughts through the thought by the thought, is it 'flow in a form as bubbles', isn't it? just like the truth of atta is atta anicca dukkha anatta not the real truth (boddhi cita). seperti dibilang manusia memiliki keBuddhaan tetapi mengapa manusia bukan Buddha.
Title: Re: Pikiran
Post by: 7 Tails on 13 March 2009, 04:13:00 PM
realize the thoughts through the thought by the thought, is it 'flow in a form as bubbles', isn't it? just like the truth of atta is atta anicca dukkha anatta not the real truth (boddhi cita). seperti dibilang manusia memiliki keBuddhaan tetapi mengapa manusia bukan Buddha.
kenapa om?

karena ego manusia selalu benar? bukan bearti salahkan
Title: Re: Pikiran
Post by: coedabgf on 13 March 2009, 04:16:55 PM
 [at] johsun
aku ga tahu dah sahih atau gaknya dan siapa diatas itu yang dapat memutuskan sahih gaknya kitab sucimu misalnya klo memang ada tertulis/tercatat di kitab sucimu. (mode on : bingung?)
tapi yang aku saran hanyalah lihat/cari pada sumber kitab sucimu.
Klo misal ada tercatat sebenarnya lebih sahih mana kata orang atau kitab suci tersebut? (mode on : bingung lagi?)
Jadi yang sahih yang mana? (mode on lagi  : lebih bingung lagi?)
Title: Re: Pikiran
Post by: coedabgf on 13 March 2009, 04:25:52 PM
 [at]  7 tails
kenapa om?
karena ego manusia selalu benar? bukan bearti salahkan

seperti dibilang manusia memiliki keBuddhaan tetapi mengapa manusia bukan Buddha.
benar atau bukan benar, bro 7 tails pengikut/murid yang memiliki keyakinan terhadap keseluruhan ajaran guru Buddha bukan?
Title: Re: Pikiran
Post by: markosprawira on 13 March 2009, 04:27:34 PM
Sebelum ke kitab suci org lain, mgkn bro coedabgf bisa kasih sutta rujukan yg anda gunakan dalam pemahaman yg saya tanya di depan?

ga perlu penjelasan panjang lebar, langsung aja referensi sutta-nya yah

anumodana
Title: Re: Pikiran
Post by: 7 Tails on 13 March 2009, 04:30:12 PM
[at]  7 tails
kenapa om?
karena ego manusia selalu benar? bukan bearti salahkan

seperti dibilang manusia memiliki keBuddhaan tetapi mengapa manusia bukan Buddha.
benar atau bukan benar, bro 7 tails pengikut/murid yang memiliki keyakinan terhadap keseluruhan ajaran guru Buddha bukan?

kalau secara matematik sih... semua makhluk "bakal Buddha" sih.. bukan "Buddha"
Title: Re: Pikiran
Post by: coedabgf on 13 March 2009, 04:30:57 PM
sabar yah om markos....., set... deh saya bukan pelajar  nyari kaya tugas pr aja.  :'(
Title: Re: Pikiran
Post by: coedabgf on 13 March 2009, 04:34:31 PM
makanya itu, saya tulis benar bukan benar mengapa dibilang manusia memiliki keBuddhaan tetapi manusia belum (bukan) Buddha. sedangkan Buddha itu adalah realitas kebenaran kehidupan makhluk sesungguhnya. tanya kenapa?
Title: Re: Pikiran
Post by: 7 Tails on 13 March 2009, 04:40:08 PM
kenapa lg om ? :))
Title: Re: Pikiran
Post by: coedabgf on 13 March 2009, 04:44:29 PM
loh bro 7 tails kan kasih pernyataan, terbalik gantian saya kasih pertanyaan wew....  :))
Title: Re: Pikiran
Post by: bond on 13 March 2009, 04:48:01 PM
Kayak kuis aja ;D
Title: Re: Pikiran
Post by: wen78 on 13 March 2009, 05:50:07 PM
realize the thoughts through the thought by the thought, is it 'flow in a form as bubbles', isn't it? just like the truth of atta is atta anicca dukkha anatta not the real truth (boddhi cita). seperti dibilang manusia memiliki keBuddhaan tetapi mengapa manusia bukan Buddha.
sebuah pertanyaan yg sama yg pernah timbul di diri gua :))
dan gua ketemu jawabannya waktu lagi mandi sambil cuci rambut :))

waktu itu gua nemu jawabannya...
bukankah kl gua berpikir gini terus, gua terus berada dalam "bubbles"? "bubbles" ato "bukan bubbles", "bubbles" warna merah ato biru ato ijo........,  yg bener, ato yg salah, ato .. what ever.....; yg penting gua tau saat ini gua sedang dalam "bubbles" ato gua sedang menghasilkan sebuah "bubbles".
kl gua terus dalam "bubbles" ini, maka akan menjadi penderitaan. karena terus memikirkan "bubbles" tsb :))

abis itu langsung lega... free like a bird.. gak ada beban/penderitaan krn pikiran tsb...... :))

gak tau apakah jawaban ini cocok buat om coedabgf ;D  _/\_


Title: Re: Pikiran
Post by: coedabgf on 13 March 2009, 06:36:08 PM
bro osin...
maukah kita teruskan diskusinya lebih lanjut setelah pernyataan bro?, tapi saya mau bro osin mo menyelidiki kebenaran bukan debat kusir keegoan? sebab klo debat kusir saja yang ada hanya keegoan atta saja, gak mendapatkan apa-apa bahkan sebenarnya mempertebal (mempertunjukan) cangkang atta saja.

semoga mengerti
Title: Re: Pikiran
Post by: hatRed on 13 March 2009, 07:16:52 PM
wew...

coba semuanya sorting dari page pertama lagi...

dari sekian pertanyaan.. dan bahan diskusi.. yg berseliweran...

yg mana aja ya yg udah selesai... ?

belom atu selesai dah ada yg lain...
eh blom yg baru selesai ada lagi yg baru.....

bingung  :??

malah lari larian :-?

aneh...
Title: Re: Pikiran
Post by: wen78 on 13 March 2009, 11:46:07 PM
 [at] coedabgf
bole2 aja, tapi kayanya nanti saja... soalnya kayanya om coedabgf masih ada "utang" jawaban ama yg lain yg blm di lunasin ;D

 [at] hatRed
sorry diskusinya jadi brantakan ;D
Title: Re: Pikiran
Post by: Johsun on 15 March 2009, 10:22:26 AM
Apakah pikiran negatif kita dapat membawa efek negatif bg diri?
Apakah benar pkiran positif dpt membwa efek positif bg diri kt dan sekitar kita?

Misalnya aku takut kena penyakit trtentu,
tpi aku brkata jangan2 bisa kena nih, takut dan takut. . .
Kemudian tak lama ada rasa sakit di daerah tsb walau sekejap.
Apakah ini pengaruh pikiran?
Title: Re: Pikiran
Post by: 7 Tails on 15 March 2009, 10:37:17 AM
Quote
Apakah pikiran negatif kita dapat membawa efek negatif bg diri?
Apakah benar pkiran positif dpt membwa efek positif bg diri kt dan sekitar kita?
kalau kamu pikir kamu jelek, dan semiripnya, efek negatifnya yah seperti kurang percaya diri, kurang pd
kalau kamu berpikir positif yah efeknya kebalikannya

itu cuma hayalan yg menada-ada
ada sebab ada akibat
Title: Re: Pikiran
Post by: Johsun on 15 March 2009, 11:11:52 AM
Misalnya dulunya punya pikiran negatif, aku sempat mencoba brpikir jangan2 pesawat hari ini ada kecelakaan,
dan pada hari itu, hari jumat gak salah, ada 2 pesawat nasional yg entah apa namanya benar ngalami kecelakaan.
waduh aku pikir pikiranku bahaya.

Misalnya, aku mennton acara tv,
mereka sdang bercanda membuat tertawa para pennton di rumah.
Lalu aku senang mereka bisa canda, tpi aku punya pikiran berkata jangan2 mereka jadi gak bisa canda atau lidahnya salah ngomg,
eh trnyata mereka (para pembawa acara tv) tiba2 gagap dan gugup gak bisa canda.
Dmikian juga dngan para pembawa berita, kadang mereka tiba2  jadi gagap dan salah ngomg kelabakan, entah pengaruh pikiranku atau gak nih?
Title: Re: Pikiran
Post by: Johsun on 15 March 2009, 11:14:14 AM
Misalnya dulunya punya pikiran negatif, aku sempat mencoba brpikir jangan2 pesawat hari ini ada kecelakaan,
dan pada hari itu, hari jumat gak salah, ada 2 pesawat nasional yg entah apa namanya benar ngalami kecelakaan.
waduh aku pikir pikiranku bahaya.

Misalnya, aku mennton acara tv,
mereka sdang bercanda membuat tertawa para pennton di rumah.
Lalu aku senang mereka bisa canda, tpi aku punya pikiran berkata jangan2 mereka jadi gak bisa canda atau lidahnya salah ngomg,
eh trnyata mereka (para pembawa acara tv) tiba2 gagap dan gugup gak bisa canda.
Dmikian juga dngan para pembawa berita, kadang mereka tiba2  jadi gagap dan salah ngomg kelabakan, entah pengaruh pikiranku atau gak nih?
Title: Re: Pikiran
Post by: 7 Tails on 15 March 2009, 11:21:48 AM
Misalnya dulunya punya pikiran negatif, aku sempat mencoba brpikir jangan2 pesawat hari ini ada kecelakaan,
dan pada hari itu, hari jumat gak salah, ada 2 pesawat nasional yg entah apa namanya benar ngalami kecelakaan.
waduh aku pikir pikiranku bahaya.

Misalnya, aku mennton acara tv,
mereka sdang bercanda membuat tertawa para pennton di rumah.
Lalu aku senang mereka bisa canda, tpi aku punya pikiran berkata jangan2 mereka jadi gak bisa canda atau lidahnya salah ngomg,
eh trnyata mereka (para pembawa acara tv) tiba2 gagap dan gugup gak bisa canda.
Dmikian juga dngan para pembawa berita, kadang mereka tiba2  jadi gagap dan salah ngomg kelabakan, entah pengaruh pikiranku atau gak nih?


coba dipikir dengan akal sehat.. berpikir normal, apa ada kaitanya?
seperti yg saya sebut diatas, ada sebab ada akibatnya
tidak mungkin, misalnya saya berpikir ingin minum, tapi tidak mau bergerak sama sekali kan
Title: Re: Pikiran
Post by: Johsun on 15 March 2009, 11:39:08 AM
Seorang anak yg gw sayangi, krna takut sangat takut dia sakit, entah mengapa ia yang baik2 kemarin tiba2 muntah semalam?
Aku harap ibunya yg juga saudariku segera bawa anak itu segera pulang ke kampungnya.
Aku takut anak itu entar bisa sakit gara2 sugesti pikiran negatifku sndiri,

apakah memang gelombang pikiran ku ini memang berbahaya?

Aku jd takut. . .
Hanya do'alah yang kuharapkan agar Allah menangkal gelombang pikiran negatifku agar bayi itu tidak dapat gangguan, dan harap Allah melindungi anak tsb.
Title: Re: Pikiran
Post by: 7 Tails on 15 March 2009, 11:45:27 AM
Seorang anak yg gw sayangi, krna takut sangat takut dia sakit, entah mengapa ia yang baik2 kemarin tiba2 muntah semalam?
Aku harap ibunya yg juga saudariku segera bawa anak itu segera pulang ke kampungnya.
Aku takut anak itu entar bisa sakit gara2 sugesti pikiran negatifku sndiri,


kenapa tidak dibawa kedokter saja? ilmu dan fasilitas kedokteran dikota lebih cangih loh.. tidak seperti dikampung


apakah memang gelombang pikiran ku ini memang berbahaya?

yah berbahaya untuk diri sendiri ;D

Aku jd takut. . .
Hanya do'alah yang kuharapkan agar Allah menangkal gelombang pikiran negatifku agar bayi itu tidak dapat gangguan, dan harap Allah melindungi anak tsb.


semogah saja _/\_
Title: Re: Pikiran
Post by: Johsun on 15 March 2009, 11:52:45 AM
Pikiran2 negatif kayak gini sudah lama ku alami, saat msh sbgai umat maitreya.Sring ku dngar cramah , bhwa anak bayi itu adalah buddha,klo bayi suka sama kita tandanya kita ini orng baik, kalo gak suka brarti kita ini jahat.Maka aku jdi segan pd bayi.Suatu hari, anak bayi paman lahir.
Bebrapa hari kmudian, aku pergi lhat bayi itu dlm kamar , ia sdang sendiri dan tidur.Entah dngan pikiran yg gmana, aku memandangnya dngan rasa enggan dan takut, dan berpikir ini adalah roh buddha didalamnya, aku berpkir dmikian.
Title: Re: Pikiran
Post by: Johsun on 15 March 2009, 11:56:14 AM
Entah kenapa, 2 tahun kmudian, gw dpat kbr bhwa anaknya tak dpt berbicara, dan kurang normal.Aku jd trauma, jangan2 gara2 gw.
Dan aku sdih semalam anak yg lain yg kusayang mengalami muntah. Jangan2 gara2 pikiran ku lagi.Oh tidak, tidak.Maka, aku sangat brharap ada yang namanya 'Tuhan' untk melindunginya dr gangguan pikiran negatifku, jadi aku sangat harap pd sebuah do'a.Apakah benar2 semua ini krna pengaruh pikiran negatif?
Title: Re: Pikiran
Post by: 7 Tails on 15 March 2009, 12:10:04 PM

saya melihat masalahnya memang bukan diluar bro joshun..
tapi selalu didalam..
kenapa tidak mencoba berpikir positif kalau bergitu?

mulai lah hari dengan sebuah senyum :)
Title: Re: Pikiran
Post by: Johsun on 15 March 2009, 12:12:30 PM
Kini sbgai umat muslim, aku tidak ingn lg brfikir anak bayi adalah buddha.Yang buat aku berfikir aneh tentang seorang bayi. Ceramah aneh ajaran maitreya ini membuat gw enggan mendekati seorang bayi. Pdahal sebelum sbgai umat maitreya, gw paling seneng yg namanya bayi atau anak2. Gara2 ajaran aneh ini, membuat aku mrasa merugi. Kini, aku gak mau lagi mengenal anak kecil bayi itu adalah buddha, dasar aneh ajrn maitreya. Semoga bekas2 kesialan tsb segera lenyap dr pkiranku.
Title: Re: Pikiran
Post by: Johsun on 15 March 2009, 12:16:09 PM
Semoga pikiran2 negatif ini berubah beralih menjadi lebih ke arah positif. Thanks yu bro 7 telah memberi tanggapan.
Title: Re: Pikiran
Post by: 7 Tails on 15 March 2009, 12:19:01 PM
Buddha adalah seorang yg mencapai kesempurnaan pencerahan. dan ini juga tidak jauh berbeda dengan MLDD
jangan salahkan anak kecil itu ^:)^ kasihan gak tahu apa2 ^:)^
Title: Re: Pikiran
Post by: Johsun on 15 March 2009, 12:30:31 PM
Aku salahkan sesalkan bencikan ajaran miletatao (yg mengatakan bayi adalah buddha), bukan salahkan anak2 bayi.
Title: Re: Pikiran
Post by: wen78 on 15 March 2009, 12:46:31 PM
Pikiran2 negatif kayak gini sudah lama ku alami, saat msh sbgai umat maitreya.Sring ku dngar cramah , bhwa anak bayi itu adalah buddha,klo bayi suka sama kita tandanya kita ini orng baik, kalo gak suka brarti kita ini jahat.Maka aku jdi segan pd bayi.Suatu hari, anak bayi paman lahir.
Bebrapa hari kmudian, aku pergi lhat bayi itu dlm kamar , ia sdang sendiri dan tidur.Entah dngan pikiran yg gmana, aku memandangnya dngan rasa enggan dan takut, dan berpikir ini adalah roh buddha didalamnya, aku berpkir dmikian.

Entah kenapa, 2 tahun kmudian, gw dpat kbr bhwa anaknya tak dpt berbicara, dan kurang normal.Aku jd trauma, jangan2 gara2 gw.
Dan aku sdih semalam anak yg lain yg kusayang mengalami muntah. Jangan2 gara2 pikiran ku lagi.Oh tidak, tidak.Maka, aku sangat brharap ada yang namanya 'Tuhan' untk melindunginya dr gangguan pikiran negatifku, jadi aku sangat harap pd sebuah do'a.Apakah benar2 semua ini krna pengaruh pikiran negatif?
Kini sbgai umat muslim, aku tidak ingn lg brfikir anak bayi adalah buddha.Yang buat aku berfikir aneh tentang seorang bayi. Ceramah aneh ajaran maitreya ini membuat gw enggan mendekati seorang bayi. Pdahal sebelum sbgai umat maitreya, gw paling seneng yg namanya bayi atau anak2. Gara2 ajaran aneh ini, membuat aku mrasa merugi. Kini, aku gak mau lagi mengenal anak kecil bayi itu adalah buddha, dasar aneh ajrn maitreya. Semoga bekas2 kesialan tsb segera lenyap dr pkiranku.

saya ingin ikut berpendapat,
sdr Johsun, ajaran maitreya tidaklah se-aneh yg seperti yg anda gambarkan dan tidak mengajarkan seperti yg anda gambarkan. "keanehan" ajaran maitreya lebih banyak pada penekanannya dan prakteknya. tetapi inti sari-nya secara garis besarnya tetaplah sama.
jika sdr Johsun tidak keberatan, sdr Johsun mendapatkan ajaran maitreya dari siapa ato di mana?

mengenai efek yg dihasilkan oleh pikiran sdr Johsun, mungkin sdr Johsun bisa langsung konsultasi pada orang2 dunia metafisika tanpa menghubungkannya dengan agama ato kepercayaan.
kekuatan pikiran memang mampu hingga seperti yg anda gambarkan. telekinesis(pada object) ato telepathy(pada pikiran).

bayi adalah Buddha memiliki arti yg lain. bayi memiliki pikiran dan perasaan yg masih pure ato murni yg masih belum terikat dengan hal2 keduniawian(uang, ego, ingin menang sendiri, ingin menjadi terbaik,... dll). sehingga dikatakan bayi adalah Buddha.  dan Buddha itu sendiri ada dimana saja.

*note, saya tidak membela maitreya ato ajaran mana-pun. hanya saja sewaktu saya mempelajari ajaran maitreya tidaklah seperti yg anda gambarkan. dan segala ajaran Buddha dari aliran mana-pun, tidak bisa di telan bulat begitu saja. akan selalu memiliki makna dibaliknya. karena tidak ada kata yg tepat untuk mendefinikannya karena keterbatasan kata itu sendiri dan keterbatasan dari orang itu sendiri(kurangnya pengertian/pemahaman). dan saya sendiri bukan dari aliran maitreya .

 _/\_
Title: Re: Pikiran
Post by: johan3000 on 15 March 2009, 01:49:09 PM
jelas pikiran dpt merubah kejadian....
  (ahli pembalap lebih mudah melewatin kecelakaan mobil,
    karna kecepatan reaksi dan pengalaman setirnya)
   dan lebih aman di jalan naik mobil dari pada naik sepeda.
   dan lebih aman naik mobil besar dari pada naik mobil kecil ringan dijalan.
   dan lebih aman tidak berada dijalan...

kejadian jelas dpt merubah pikiran...
   melihat org mati tertabrak... malamnya ngak bisa tidur...

adakah yg tau bagaimana pikiran membengkokkan sebuah sendok asli?

thanks!

Title: Re: Pikiran
Post by: Johsun on 15 March 2009, 07:43:32 PM
Mario teguh live in metro tv.
Title: Re: Pikiran
Post by: Dhamma Sukkha on 15 March 2009, 08:09:42 PM
[at] osin
hahaha... w baru aja pinjam buku dari perpus yang ada tentang telekinesis...
kebetulan amat yaa :)) :)) :))
jelas pikiran dpt merubah kejadian....
  (ahli pembalap lebih mudah melewatin kecelakaan mobil,
    karena kecepatan reaksi dan pengalaman setirnya)
   dan lebih aman di jalan naik mobil dari pada naik sepeda.
   dan lebih aman naik mobil besar dari pada naik mobil kecil ringan dijalan.
   dan lebih aman tidak berada dijalan...

kejadian jelas dpt merubah pikiran...
   melihat org mati tertabrak... malamnya ngak bisa tidur...

adakah yg tau bagaimana pikiran membengkokkan sebuah sendok asli?

thanks!


Bro sacengg :)) :)) :))
w rasa koko w tauu :)) :)) :))
soalnya dianya pernah nunjukin ke wnya :)) :)) :))
kk w bilang, inilah kehebatan kekuatan pikirann :)) :)) :)) :))
tapi w gak tau itu benar ato palsu :)) :)) :))
waktu w coba liat sendok terus menerus sendoknya gak mau bengkok2 :)) :)) :))

Metta Cittena,
Citta _/\_
Title: Re: Pikiran
Post by: Dhamma Sukkha on 15 March 2009, 09:12:53 PM
Misalnya dulunya punya pikiran negatif, aku sempat mencoba berpikir jangan2 pesawat hari ini ada kecelakaan,
dan pada hari itu, hari jumat gak salah, ada 2 pesawat nasional yg entah apa namanya benar ngalami kecelakaan.
waduh aku pikir pikiranku bahaya.

Misalnya, aku menonton acara tv,
mereka sedang bercanda membuat tertawa para penonton di rumah.
Lalu aku senang mereka bisa canda, tapi aku punya pikiran berkata jangan2 mereka jadi gak bisa canda atau lidahnya salah ngomong,
eh ternyata mereka (para pembawa acara tv) tiba2 gagap dan gugup gak bisa canda.
Demikian juga dengan para pembawa berita, kadang mereka tiba2  jadi gagap dan salah ngomong kelabakan, entah pengaruh pikiranku atau gak nih?

terkadang bisa saja terjadi hal yang sangat tepat tersebut... ;D ;D ;D
tapi, karena kita berpikir bahwasannya itu karena pikiran kita jadinya ya, jadi seperti apa yang selalu kita pikirkan itu akan jadi kenyataan deh... ;D ;D ;D
Padahal hal tersebut hanya bener2 bertepatan saja... ;D ;D ;D ;D
tetapi karena kita berpikir, hal tersebut karena pikiran kita, maka jadi terlihat seperti begitu...
Objek itu netral(pinjam kata2nya yoo popo ;D ) ini hanyalah suatu persepsi... ;D ;D ;D

Pikiran2 negatif kayak gini sudah lama ku alami, saat msh sebagai umat maitreya.Sering ku dengar ceramah , bahwa anak bayi itu adalah buddha,klo bayi suka sama kita tandanya kita ini orang baik, kalo gak suka berarti kita ini jahat.Maka aku jadi segan pd bayi.Suatu hari, anak bayi paman lahir.
Bebrapa hari kemudian, aku pergi lihat bayi itu dlm kamar , ia sedang sendiri dan tidur.Entah dngan pikiran yg gimana, aku memandangnya dengan rasa enggan dan takut, dan berpikir ini adalah roh buddha didalamnya, aku berpikir demikian.
Anda hanyalah terlalu memikirkan hal tersebut( hal tersebut terlalu mempengaruhi pikirna anda)
ya jadinya, bro joh jadi enggan dan takut deh kalau melihat bayi...
bro matahari joh, napa harus takut sama bayi tersebut? Apakah karena bro matahari joh merasa diri bro orang jahat, makanya bro jadi takut setiap melihat bayi? atau hanya karena perasaan takut kalau bayi tersebut tidak menyukai bro joh, dan hal itu berarti bro joh bukan orang yang baik?
Hal tersebut hanyalah karena pikiran bro joh yang terlalu memikirkan sesuatu hal tersebut, atau dengan kata lain, terlalu terpengaruh oleh sesuatu hal tersebut...
sehingga jadi selalu memikirkan kejadian tersebut, walaupun hal tersebut sesungguhnya hanyalah kebetulan saja...
Kalau bro matahari joh merasa pikiran tersebut dapat benar2 menjadi seperti apa yang bro joh pikirkan,
Kenapa tidak dicoba untuk memikirkan hal2 yang baik saja? bukannya lebih berguna? :D :D :D
Coba pikirin lho... hal yang baik2....\ ;D /
Ntar klo jadi kenyataan kan bagus.... ;D ;D ;D
misalnya: pasti suatu saat nanti semua makhluk akan berbahagiaa\<^0^>/<= gitu coba lho... :D :D :D
 kan bagus klo jadi kenyataan, ya kan? :D :D :D
Berpikirlah selalu terhadap setiap hal dengan positif, jangan hanya negatifnya saja... ;D ;D ;D ;D

Seorang anak yg gw sayangi, karena sangat takut dia sakit, entah mengapa ia yang baik2 kemarin tiba2 muntah semalam?
Aku harap ibunya yg juga saudariku segera bawa anak itu segera pulang ke kampungnya.
Aku takut anak itu entar bisa sakit gara2 sugesti pikiran negatifku sendiri,

apakah memang gelombang pikiran ku ini memang berbahaya?

Aku jd takut. . .
Hanya do'alah yang kuharapkan agar Allah menangkal gelombang pikiran negatifku agar bayi itu tidak dapat gangguan, dan harap Allah melindungi anak tsb.

bro matahari joh, bisa aja bukan hanya pikiran bro joh yang membuat anak tersebut jadi sakit betulan...
bisa aja karena tindakan dari pemikiran brojoh jugalah yang dapat mengakibatkan anak kesayangan bro joh tersebut sakit...
tindakan dari pemikiran bro joh yang terlalu mengkhawatirkan kesehatan anak tersebut membuatnya jadi sakit beneran...
misalnya karena pikiran yang terlalu mengkhawatirkan anak tersebut sakit, jadinya terlalu antipati terhadap segala hal yang dapat membuat seseorang sakit, tapi malahan karena terlalu khawatir/antipati, jadinya sakit beneran deh...
seperti cerita ini:
Ada seseorang yang sangat takut terhadap penyakit,
jadinya dirinya antipati terhadap segala hal, ia menjaga segala kebersihan, pokoknya ia mencegah segala hal, yang dapat menyebabkan dirinya terserang virus...
Jadinya, suatu hari ketika ia terkena suatu virus yang ringan saja, tetapi karena dirinya tidak pernah terkena virus yang lemah sekalipun, malah akhirnya jadi gak kebal, sama virus yang sangat ringan pun... dan akhirnya orang tersebut meninggal deh, hanya dikarenakan virus yang sangat ringan tersebut...
Demikian juga dengan anak yang sangat disayangi bro matahari bro joh tersebut... ;D ;D ;D
bisa aja karena kekhawatiran bro joh tersebut, jadinya karena antipati tersebut, anak tersebut jadi malahan sakit deh... ;D ;D ;D

Ataupun karena kekuatan pikiran kita yang membuat kamma anak tersebut sakit...
seperti yang pernah w post sebelumnya, karena pikiran orang yang akan meninggal tersebut terlalu berpikir yang negatif, jadinya mendorong kamma buruknya untuk berbuah, dan menekan kamma baiknya untuk tidak berbuah... Jadinya, padahal orang tersebut selalu berbuat baik, tapi ia sewaktu akan meninggal berpikir tentang ketakutannya akan perbuatan jahat yang pernah diperbuatnya... Jadinya menyebabkan Kamma buruknya yang lebih cepat berbuah, dan menghambat kamma baiknya untuk berbuah...
^ Klo bro matahari joh ada baca postingan w yang sebelumnya pasti tau cerita ini...
Jadi bisa saja, karena pikiran negatif bro joh, membuat apa yang bro joh paling khawatirkan jadi kenyataan...(maksudnya, karena pikiran yang terlalu berpikir negatif, sehingga menyebabkan kamma buruk bro joh lebih cepat untuk berbuah...<mungkin ada hubungannya dengan mano kamma(kamma yang diperbuat oleh pikiran> kali ya^^), jadinya bener2 kenyataan deh, anak kesayangan bro joh jadi sakit...

Saya sarankan bro joh jangan terlalu berpikir mengenai suatu hal...(<=bisa dibilang terlalu terpengaruh akan suatu kejadian^^), maksud saya, bro joh terlalu memikirkan suatu kejadian yang padahal hanya kebetulan saja, jadinya seperti bukan kebetulan deh(maksudnya jadi seperti apa yang dipikirkan bakal jadi kenyataan<padahal hal itu hanya persepsi bro joh saja..>)...Jangan terlalu berpikir yang negatif.... ntar sewaktu meninggal(maaf ^:)^ ), bro joh mikir yang negatif2 mulu kayak mana? Ntar jadi menghambat kamma baik bro joh utk berbuah lhoo, malah jadi mempercepat kamma buruk utk lbh cepat berbuah lhoo,<= Perkataan wnya ini jangan terlalu dipikirkan ya bro... ^-^ ^-^ ^-^ ^-^ , ntar pulanya bro jadi terlalu memikirkan perkataan wnya bakal jadi kenyataan... ^-^ ^-^ ^-^ <=just kidding ya broo :P :P :P

Let's to thinks positive thinking 8) 8) 8) 8)

Kalau ada kata2 wnya yang kurang berkenan di hati pembaca, atau ada yang salah, mohon dikoreksi dan dimaafkan ya all... ^:)^ ^:)^ ^:)^ ^:)^ ^:)^ ^:)^ ^:)^

dan juga mohon dimaklumi susunan kalimat bhs inggris wnya klo salah... :-[ :-[ :-[ :-[ :-[

Metta Cittena,
Citta _/\_




Title: Re: Pikiran
Post by: johan3000 on 15 March 2009, 10:58:29 PM
Siapakah yg mau memberikan training membengkokkan
sendok ?.... tapi dgn cacatan tidak menyentuhnya...
(atau kalau terpaksa, hanya boleh sentuh bagian ujungnya saja)

lagi menunggu!..
Title: Re: Pikiran
Post by: ENCARTA on 15 March 2009, 11:07:35 PM
emang film the matrix :hammer:

kalau sendok bengkok kayaknya trik sulap deh..
Title: Re: Pikiran
Post by: Mr. Bagus on 16 March 2009, 12:29:07 AM
saya bisa membengkokkan sendok tanpa menyentuhnya!
hanya dengan pikiran.

begini caranya: tekadkan pikiran untuk membengkokkan sendok makan kita (apalagi kalo sendoknya ternyata mahal !, harus lebih tekad lagi)
kemudian pikiran bekerjasama dengan mulut/lidah untuk menyuruh atau memerintah seseorang untuk membengkokkannya dengan alat, beres deh. tanpa saya sentuh, sendok itu jadi bengkok. hehehe.. joke. joke! maaf, jangan sewot ya :P
waduh rasanya saya bakal dikeroyok rame2 nih..
waaa
(http://www.msnpro.com/emoticons/octopus/injury.gif)
Title: Re: Pikiran
Post by: ENCARTA on 16 March 2009, 12:33:51 AM
saya bisa membengkokkan sendok tanpa menyentuhnya!
hanya dengan pikiran.

begini caranya: tekadkan pikiran untuk membengkokkan sendok makan kita (apalagi kalo sendoknya ternyata mahal !, harus lebih tekad lagi)
kemudian pikiran bekerjasama dengan mulut/lidah untuk menyuruh atau memerintah seseorang untuk membengkokkannya dengan alat, beres deh. tanpa saya sentuh, sendok itu jadi bengkok. hehehe.. joke. joke! maaf, jangan sewot ya :P
waduh rasanya saya bakal dikeroyok rame2 nih..
waaa
(http://www.msnpro.com/emoticons/octopus/injury.gif)

bakar >:D >:D

hati2 yg umum alias normal saja aye kagak ngerti apalagi yg pake delusi2 an :hammer:
Title: Re: Pikiran
Post by: Mr. Bagus on 16 March 2009, 12:35:01 AM
bused pusing neh...  8-} bahasanya pada tingkat tinggi semua....

 ^:)^ harap terjemahkan ke bahasa rakyat jelata... ^:)^
huff.. ternyata bukan saya saja yg pusing, bro. Ada temennya neh :D
ada 2 kemungkinan:
1. Orangnya pintar bicara namun tidak pintar menyampaikan.
2. Pendengarnya/pembacanya tidak pintar menyimak alias xxxxx.
(http://www.msnpro.com/emoticons/octopus/puzzle.gif)
Title: Re: Pikiran
Post by: Mr. Bagus on 16 March 2009, 12:40:32 AM
saya bisa membengkokkan sendok tanpa menyentuhnya!
hanya dengan pikiran.

begini caranya: tekadkan pikiran untuk membengkokkan sendok makan kita (apalagi kalo sendoknya ternyata mahal !, harus lebih tekad lagi)
kemudian pikiran bekerjasama dengan mulut/lidah untuk menyuruh atau memerintah seseorang untuk membengkokkannya dengan alat, beres deh. tanpa saya sentuh, sendok itu jadi bengkok. hehehe.. joke. joke! maaf, jangan sewot ya :P
waduh rasanya saya bakal dikeroyok rame2 nih..
waaa
(http://www.msnpro.com/emoticons/octopus/injury.gif)

bakar >:D >:D

hati2 yg umum alias normal saja aye kagak ngerti apalagi yg pake delusi2 an :hammer:
halo bro, ketemu lagi :D
setelah dipikir2.. ada trik lainnya nih. persis seperti yang bro encarta bilang sebelumnya
pegang ujung sendoknya dengan alat. kemudian bakar dengan suhu extreme! niscaya sendoknya akan bengkok sendiri.. paling parah sih bakal meleleh, hahaha
(http://www.msnpro.com/emoticons/octopus/angry.gif)
bakarnya pakai api saja ya.. jangan pakai pikiran (kemarahan) takutnya saudara2 yang lain ikut terbakar juga, kikikik
Title: Re: Pikiran
Post by: Johsun on 16 March 2009, 08:33:48 AM
Thangkiu citta devi yang smart, apa yg engkau katakan sesuai dngan apa yg ku pikirkan.
Kekuatan hati vs kekuatan pikiran?Mana yg lebih kuat, ternyata ada artikel yg mengatakan kekuatan hati lebih kuat dibanding pikiran.
Namun, entah apa yg dinamakan kekuatan hati?
Title: Re: Pikiran
Post by: g.citra on 16 March 2009, 08:39:17 AM
Semangat...